NovelToon NovelToon

My Love My Cute Husband

1

***Tap jempol 👍 kalian sebelum atau setelah membaca tiap bab ya.

Novel ini sudah END alias tamat.

Jangan lupa juga tinggalkan komentar kalian, agar novel ini semakin berkembang ya 😉😍😘***

🍁🍁🍁

Angin malam berhembus membuat hawa tengah malam lebih terasa dingin. Zalina berdiri di belakang mahasiswa yang tengah mengikuti ospek di lapangan Basket.

Zalina Salim adalah salah satu panitia ospek jurusannya, jurusan pendidikan.

Zalina duduk di pinggir lapang. Menggosok terus kedua telapak tangannya untuk sekedar menghangatkan tangannya. Sesekali dia menempelkan kedua telapak tangannya ke pipinya "Hangat..." Zalin berkata pada dirinya sendiri. Tiba-tiba Hendri teman sekelas Zalin yang kebetulan juga panitia mengampiri Zalin "Mau aku angetin? hug" Hendri menawarkan sambil merentangkan tangannya. "Heh! No! Enak saja! pergi sana! huuuus!" Zalin mengusir Hendri sambil mengibas ngibaskan tangannya.

Hendri sangat suka menggoda Zalin. Setelah Hendri tahu kalau Zalin masih sangat polos pikirannya.

________________________________________

Flash Back On

Saat pertemuan awal perkuliahan semester 2, salah satu dosen mewawancarai setiap mahasiswa secara berkelompok. Kebetulan Zalin dengan Hendri satu kelompok saat di wawancara.

"Pertemuan awal saya ingin tahu tentang kalian. Saya akan mewawancarai kalian secara berkelompok dengan acak. Semuanya nanti keluar dan saya akan memanggil nama-nama untuk masuk ke dalam" Dosen menjelaskan peraturan.

"iya pak!" Jawab mahasiswa serempak.

Setelah itu para mahasiswa pun keluar ruangan dan hanya menyisakan dosennya di dalam ruangan. Dosen berjalan ke arah pintu dan menyebut satu persatu mahasiswa yang akan di wawancarai, setelah selesai menyebutkan dosen menutup pintu.

Nanti akan ditanya apa ya? . Batin Zalin

🍁🍁🍁

15 menit kemudian, 7 orang yang masuk tadi keluar dan langsung di serbu pertanyaan mahasiswa yang ada di luar

"Gimana-gimana ditanya apa?"

"Susah ga pertanyaannya?"

"Ih ko aku jadi takut ya?"

Mahasiswa yang baru keluar ruangan malah senyam-senyum saja tidak memberikan jawaban yang sangat diharapkan.

Dosen kembali berdiri di pintu dan kali ini nama Zalina Salim masuk ke dalam daftar Mahasiswa yang akan diwawancara.

Zalin masuk bersama 6 mahasiswa lainnya termasuk Hendri. 7 mahasiswa duduk membentuk setengah lingkaran dengan pusat lingkaran adalah dosen. Tidak banyak berbasa-basi, dosen pun melemparkan satu pertanyaan untuk semua mahasiswa,

"Pertanyaan yang saya akan berikan gampang!" Dosen menatap mata mahasiswanya satu persatu.

"Apakah kamu pernah menonton bl*e f*lm? film dewasa, ya semacam itulah. Kalian mengerti kan?" Dosen tersenyum. Hampir semua mahasiswa terlihat tersenyum kecuali Zalina.

Dosen mulai menunjuk mahasiswa satu persatu dan menanyakan jawaban

"Kamu?"

"Pernah" Jawab mahasiswa 1

"Kamu?"

"Pernah pa" Jawab mahasiswa 2

"Kamu?"

"Pernah" jawab mahasiswa 3

"Kamu?"

"pernah" jawab mahasiswa 4

"Kamu?"

"Pernah pak" jawab mahasiswa 5

"Kamu?"

"Pernah" Jawab mahasiswa 6

"Kamu Hendri?"

"Pernah pak"

"Kamu, Zalina?"

"Belum pernah"

semua Mahasiswa yang ada di ruangan itu menatap Zalina.

"Sungguh?" Dosen menatap ke arah Zalina dengan Kening berkerut.

"Kamu masih polos ternyata. Kelihatan sih!" Dosen tertawa kecil dan diikuti mahasiswa yang lain dengan tertawa heboh

Zalina hanya tersenyum malu.

Pertanyaan pun berlanjut...

Flash Back Off

__________________________________________

Zalin sama sekali tidak memperdulikan Hendri, Apapun sikapnya.

Para mahasiswa baru mulai berbaris rapi di sebuah lapangan kampus dengan mata yang terlihat masih mengantuk. Mereka memakai baju dengan rapi. Mereka calon pendidik, memakai pakaian rapi harus mulai mereka terapkan.

"Bangun! Bangun! Jangan tidur kalian! Inget kalian MAHASISWA SEKARANG BUKAN SISWA LAGI" bentak Romy seorang panitia Bagian Komdis. Komisi kedisiplinan.

Beberapa mahasiswa memutar matanya jengah. Mereka baru diberi kesempatan tidur jam 00.00 dan pukul 02.00 dini hari harus terbangun dari mimpi indahnya.

Dini hari dijadwalkan untuk kegiatan malam dimana setiap kelompok akan berkeliling pos untuk mempelajari seluk beluk tentang kehidupan kampus terutama jurusan yang akan mereka lalui selama mereka kuliah.

Hawa dingin semakin menusuk kulit. Zalina memeluk dirinya sendiri. Fathia sahabat Zalin berdiri di sebelahnya.

"ngantuk sekali, dingin pula. Aku belum memejamkan mata sedetikpun. Beginilah kalo jadi panitia. Aku ga minum kopi.. Gimana nanti kalo aku ketiduran Fathia?" bisik Zalin kepada sahabat sebelahnya Fathia yang sedang asik memperhatikan arahan Romy di depan para Mahasiswa Baru.

"suuuut" jawab Fathia sambil menempelkan jari telunjuknya ke bibirnya, karena Fathia melihat Hendri mendekati Zalina dari arah belakang.

"Zalin!" Hendri menepuk pundak Zalina dengan keras. "Oh iya! Apa! Apa?" Tanya Zalin spontan karena kaget yang asalnya nadanya terdengar membentak saat melihat yang menepuk pundaknya adalah Hendri dia langsung menormalkan nada bicaranya

"Hahaha" Hendri tertawa karna melihat ekspresi Zalin. "Apaan sih!" Zalin memonyongkan bibirnya "Itu, bimbing kelompok 2 untuk jalan menuju pos pos. Biar kamu ga tidur" ucap Hendri pelan "Ok siap.. Hen!" Zalin tersenyum padahal hatinya merasa kesal karena dia ingin sekali tidur.

Zalin berlalu mendekati kelompok 2 dengan menggosok2 kedua telapak tangannya karena merasa hawanya semakin terasa sangat dingin

"Kelompok 2 berangkat! Kaka di belakang kalian ya!" Zalin menunjukan arah dan Zalin berjalan di paling belakang.

Kelompok 2 hampir sampai di Pos 1.tapi karena masih ada kelompok 1, maka harus menunggu. Zalin berdiri tidak dekat dengan kelompok yang dia bimbing. Dia mulai berdiri dekat kelompok 1 yang sedang di beri pertanyaan di pos 1.

"Hai Zalin!" sapa Lilyana kaka tingkatnya. "Hai.." jawab Zalina sambil menguap, "Jaga sikap! Ada Maba!" Bentak Lilyana tapi masih pelan. Zalin tersenyum, Lilyana pun pergi mendekati alumni yang kebetulan juga ikut hadir di acara ospek.

"Dasar Kaka tingkat nyebelin" gerutu Zalin

Lyliana adalah kaka tingkat Zalin yang pernah menjalin hubungan dengan masa lalu Zalin. Zalin sungguh kesal saat tau si dia malah mengkhianati kata-katanya sendiri.

A**kutuh pengen deket pengen pacaran sama orang kesehatan. ya semacam kaya anak akademi perawat atau dokter gitu.. hahaha, gitu kata ka Evan. nyatanya? wek...

Zalin mengingat ngingat kata-kata masa lalunya setelah melihat Lilyana

Dasar... malah pacaran sama kaka tingkatku

Lilyana tidak tau hubungan Zalin dengan Evan karena Evan tidak pernah mempublish hubungannya dengan Zalin.

Kenapa lagi dia pacaran sama Lilyana?

Dari kejauhan dia memperhatikan beberapa kaka tingkat yang bertugas di pos 1.

Dia yakin itu adalah kaka kaka tingkat akhir.

Karena pencahayaan minim, dia menyipitkan matanya dan memfokuskan pandangan ke seseorang yang memakai jasket.

Seorang lelaki dengan tubuh tidak terlalu tinggi. Sama tingginya dengan Zalin 160 cm.

Lelaki itu menggunakan sepatu pantofel berwarna coklat tua, celana jeans yang warnanya kurang jelas, jasket semacam jas jaket warna navy.

Zalin memandangnya secara seksama.

entah mengapa Zalin merasa sangat tertarik sekali dengan lelaki tersebut.

Ko aku ngerasa pernah ngeliat ya? Tapi dimana?

Karena orang itu sangat menarik perhatiannya, dia merasa tidak ingin melepas pandangannya dari lelaki tersebut.

Zalin memutar otaknya entah mengapa rasanya ingin tahu siapa dia

dia dia dia

Sebelumnya Zalin tidak pernah merasakan setertarik dan sepenasaran itu terhadap seorang lelaki. Sebelum-sebelumnya lelaki lah yang tertarik padanya. Sebenarnya Zalin itu orangnya biasa saja, wajahnya biasa saja. kebanyakan sih menyukai Zalin karena Zalin friendly, ramah, ga jutek dan cukup pintar.

Ada saja yang ingin mendekatinya. Tetapi Zalin sungguh sangat sulit untuk membalas perasaan mereka.

Zalin menatap tajam lelaki di daerah yang minim pencahayaan itu, berharap dia akan memandangnya dan dia langsung menyukai Zalin.

siapa dia ya? He is so cute...Aku merasa dia punya magnet yang menarik hatiku.

***

Favoritkan agar tidak ketinggalan info up dari novel ini.

Like di setiap bab nya agar uni semakin rajin up nya.

2

Liburan Semester 1 bulan lagi akan berakhir, Zalina terlihat bermalas-malasan di dalam kamarnya entah mengapa rasanya mood nya selalu buruk setelah melihat wall fb sang masa lalu.

"Nyebelin!" Gerutu Zalin sambil menatap layar Laptop yang sedang ada dihadapannya. Kepala Zalin seketika menelungkup dibawah bantal setelah melihat Poto Evan di halaman wall facebooknya bersama dua orang wanita.

Kenapa aku masih memperhatikanmu sampai detik ini. padahal kamu selalu menunjukkan rasa tidak nyaman ketika bersamaku. menyebalkan?

Flash Back On

Zalin mengenal Evan sejak Zalin masih duduk di bangku SMA. darimana kenalnya? dari facebook.

Saat itu Zalin sedang masa-masanya banyak yang meminta pertemanan, mengirim inbox dan banyak yang mengomentari apapun yang Zalin posting. Kebanyakan dari mereka mendekati Zalin adalah anak SMA seusia Zalin yang berbeda Sekolah dengannya.

Saat itu Evan adalah salah satu yang mengirim permintaan pertemanan di facebook pada Zalin.

Saat SMA Zalin jarang sekali menyeleksi yang meng add dirinya di facebook. Zalin selalu mengkonfirmasi siapun yang meminta pertemanan padanya. Evan selalu mengirim pesan pada Zalin. Tapi Zalin biasa saja, karena yang mengirim pesan padanya bukan hanya Evan. Sampai pada saat Zalin sedang mengerjakan tugas. Evan menawarkan bantuan dan dia bilang di adalah seorang Mahasiswa. Zalin berpikir. Evan berbeda. sampai akhirnya mereka bertemu.

Pertemuan pertama dengan Evan.

Zalin merasa Evan tidak suka padanya. berbeda dengan saat di dunia maya facebook.

Dia kaku sekali aslinya, ga asik.

Saat Zalin memperhatikan penampilan Evan saat pertama bertemu.

Daduuuuuh... kita beda! Walaupun dia lelaki ia kayanya memperhatikan sekali penampilan, aku? nggak. aku cuek. aku mau berubah karna dia? no!!!

Saat Zalin bertemu pertama kali dengan Evan hatinya terus menggerutu melihat tingkah Evan yang begitu menyebalkan.

Aku menyesal menyetujui pertemuan ini, aaah aku ingin segera menghindar! kenyataan tak sesuai ekspektasi!

Selesai bertemu dengan Evan, Zalin memikirkan bagaimana caranya agar Evan suka padanya.

Sejak Zalin selalu berhasil membuat lelaki yang dia kagumi suka balik padanya. Tapi sayang lelaki itu selalu terlambat. Salah satunya, Saat duduk di bangku SMP kelas 3 dia menyukai seorang temannya. kepintarannya biasa saja, yang Zalin suka penampilannya. keren! namanya juga Anak SMP seleranya masih biasa saja hanya sebatas suka.

Zalin selalu memperhatikan lelaki itu sampai akhirnya lelaki itu berpacaran dengan adik kelasnya.

"Tunggu saja! nanti kamu bakal suka sama aku!" batin Zalin saat melihat lelaki itu bersama pacarnya bergandengan tangan saat pulang sekolah

2 tahun kemudian

Zalin kelas 2 SMA.

Zalin menerima "inbox" dari orang disukai Zalin dulu. Lelaki itu hampir setiap hari mengirim chat pada Zalin, memberi perhatian. Gejala Suka! Sampai pada akhirnya lelaki itu bilang suka pada Zalin. Sayang seribu sayang. udah terlambat! Zalin sudah ga suka. Dia lebih fokus pada sekolahnya.

Zalin sudah lupa akan perasaan sukanya pada teman SMP nya itu. sudah benar benar lupa terhapus oleh waktu.

Flashback Off

Zalin tersenyum mengingat masa-masa saat dia SMP sampai menolak cinta teman SMP nya tersebut saat Zalin duduk di kelas 2 SMA.

Zalin berpikir akan membuat Evan suka padanya. Zalin akan berusaha cuek dan menyibukan diri sendiri. Entah mengapa Zalin merasa tertarik pada Evan. apa karena Zalin seorang siswa merasa keren kalau punya pacar seorang Mahasiswa?

Zalin mendudukan tubuhnya kembali setelah puas melampiaskan kekesalannya. Tiba-tiba pintu kamar Zalin terbuka, Adik Zalin masuk ke kamar dan langsung mendekati layar laptop di atas kasur.

"What? Masih belum move on! helloooo.... Hahaha" ledek Diandra Adik Zalin yang sekarang duduk di kelas 2 SMA.

"Maen nyelonong aja! Baru pulang de? Bilang Assalamualikum dong!" bentak Zalin

"Assalamualaikum kakaku yang cantik! Jangan ngepoin masa lalu. Biar lah masa lalu itu menjadi masa bodohmu.. Wkwk"

"Ck .. Dasar!! Pergi sana. Ganti baju. Bau!" Zalin segera mendorong tubuh adiknya untuk keluar dari kamarnya. Kalau dibiarkan adiknya akan banyak bicara.

"Yeee.. Gitu amat ka! Inget banyak cowo yang lebih keren dari dia. Apa bagusnya dia? Orang nyebelin masih dikepoin. Buang-buang waktu" Diandra menjulurkan lidahnya setelah itu dia langsung lari ke kamarnya.

Diandra tahu tentang hubungan Zalin dengan kakanya, karena Zalin selalu curhat pada adiknya. Zalina kembali duduk di kasurnya dia memerawang mengingat masa-masa dia menyukai orang itu tanpa alasan yang jelas.

Flash back On

Zalina sedang duduk diperpustakaan bersama sahabatnya Kikan. Saat itu Zalin sudah kuliah semester 1.

"Cieee yang sekampus sama si dia" Kikan menatap Zalin sambil menaikan kedua alisnya beberapa kali, "Ah biasa aja dia bilang dia sukanya sama orang kesehatan" Zalin memonyongkan bibirnya. "Aku kan calon seorang pendidik. Masa iya aku harus keluar dari sini. Masuk ke Akper atau Akbid gitu? Ini juga baru masuk" Zalin menidurkan kepalanya diatas meja Perpustakaan.

Perpustakaan baru saja buka jadi tidak banyak orang ada di perpustakaan. "Ayolah Za.. Jadilah diri sendiri" Kikan menyemangati

"Ya sudah. Sudah tidak ada harapan lagi" Zalin menegakan tubuhnya dan menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Zalina menjalani kuliahnya seperti biasa, terkadang setelah mengikuti perkuliahan dia mengikuti rapat karena dia mengikuti Himpunan Jurusan dan organisasi yang selingkungan kampusnya.

Ya semacam Kura-Kura, Kuliah Rapat Kuliah Rapat. Yang ga ikut organisasi biasanya jadi Kupu-kupu, Kuliah Pulang Kuliah Pulang. Karena kesibukannya Zalin mulai lupa dengan Evan. Suatu hari Zalin berada di kelas dan sedang ada kuliah yang sangat membutuhkan konsentrasi tinggi, Matematika. Dosen memberi soal dan harus dikerjakan, lumayan menguras pikiran. Zalin berusaha mengerjakannya. suasana di ruangan semakin panas karena hari sudah siang.

Zalin melirik jam dinding "Sudah hampir jam 12. udah mau habis waktunya" Zalin memegang kepalanya prustasi. Sebenarnya Zalin sudah selesai mengerjakan soal. Tetapi, dia ragu akan jawabannya. "Ah sudahlah begini saja!" Zalin memandang kertas jawabannya dan memutar bola matanya "semoga nilainya 100" Zalin tersenyum dan membalikan kertas jawabannya di atas meja.

"WAKTUNYA SELESAI!!" Dosen memberitahu agar mahasiswa berhenti mengerjakan soal.

Satu persatu mahasiswa keluar dari ruangan. Zalin keluar dengan Helen dan Rena. Zalin berjalan paling depan

"Za.. kamu bisa ngisinya ga tadi? " tanya Helen "Ah kamu jangan nanya Zalin. dia mah udah kebukti. IP semester 1 aja gede. kita tunggu semester 2 nanti" Rena menjawab pertanyaan Helen. Sementara Zalin saat temannya bicara tidak memperhatikan. Karena saat keluar pintu ruangan dia melihat seorang lelaki dan perempuan duduk di depan ruangan kelasnya. mata Zalin memperhatikan dengan seksama.

Helmnya? Jaketnya? Sepatunya? Sepertinya aku sering melihat

Zalin berjalan perlahan sambil menatap lelaki itu karena ingin memastikan apa yang dia perkirakan itu benar adanya.

Saat dia melihat wajah lelaki itu

deg....

***

3

deg

saat Zalin melihat lelaki itu

Evan!

Zalin melihat wanita di samping Evan sekilas

Lilyana! Ih dia kan kaka tingkatku!

Saat Zalin melihat Lilyana, Evan melihat Zalin.

Seketika Zalin pergi dengan langkah seribu

Helen dan Rena yang kaget Zalin berjalan dengan cepat menyusul Zalin, "Za!!! tunggu dong. aku pake rok nih!" Rena memanggil Zalin dengan keras, Helen yang curiga atas tindakan Zalin dia melihat lelaki di depan kelasnya.

Evan. batin Helen

Helen dan Rena segera menyusul Zalin ke parkiran. Sementara Zalin sudah sampai di Parkiran menunggu Helen dan Rena.

"Hawa makin panas. udah mikir keras. ngeliat pula yang kencan! aaah panas!!!" gerutu Zalin sambil mengatur napasnya karena terlalu cepat berjalan. "Atur napas.. tarik napas, keluarkan.. tarik napas lagi, keluarkan.." Zalin mempraktekan agar nafasnya segera normal

"Ah!!! tapi mukaku tetep panas" Zalin mengibas-ngibaskan kedua telapak tangannya di hadapan mukanya

Helen dan Rena tiba di Parkiran

"Ih Za, ko kamu lari sih?" Dengan polosnya Rena bertanya, "Ada Evan lagi apel depan kelas. Akutuh kaget! makanya aku lari", Helen yang tahu masalah Za tidak berkomentar, "Sungguh? Aku mau liat ke sana lagi ya?" Rena tersenyum pada Zalin. Seketika Helen memandang Rena dan melototinya. "Ih ko kamu gitu sih. aku cuma bercanda. jangan melotot gitu Helen! ntar mata kamu keluar. hahaha" Rena menanggapi sikap Helen, "Hahaha" Zalin tertawa sambil memegang perutnya karna melihat tingkah kedua temannya

Sepertinya Zalin mulai kondusif hatinya. batin Helen

"Markipul... Mari kita Pulang!" Rena mulai memaiki motornya

"Aku ikut siapa nih?" Zalin memandang Rena dan Helen yang sudah menaiki motor mereka masing-masing.

"Naik angkot sono!!" helen menunjukan angkot (Angkutan Kota) dengan dagunya, "Ih tega kamu" Zalin menunduk lesu, "Sini sama aku aja. kita kam searah!" ajak Helen, "oke.. " seketika Zalin ceria dan langsung naik ke motor Helen.

Mereka pulang ke rumah mereka masing-masing.

Setibanya di rumah

Zalin langsung masuk ke kamarnya. dia mengeluarkan Hp dari tas ranselnya

"Aku pengen curhat sama Kikan. Aku chat aja deh. kayanya dia juga udah di rumah" Zalin mulai sibuk mengetik pesan pada Kikan

*Kikan...

aku lagi kesel banget ini

pengen curhat. kamu sibuk ga? ~ Zalina

Engga lagi sibuk. aku lagi nyantai aja sih. baru nyampe rumah, ih ko ga pulang bareng sih? kamu sama helen ya pulangnya? ~ Kikan

iya.. hehe. ma'af. ntar deh kapan-kapan pulang bareng. kamu sih kelasnya beda sama aku ~ Zalina

siap.. iya sih

ayo atuh. katanya mau curhat~Kikan

Kikan. tadi aku ngeliat Evan sama Lilyana lagi berduaan didepan kelasku. kayanya mereka pacaran deh ~Zalina

ihh.. kan Lilyana kaka tingkat kita. sejurusan dong sama kita. ko Evan gitu sih! ~Kikan

kujuga gatau. kalo iya dia pacaran sama Risha ku harus lupain si Evan itu. ucapan dia g Bisa di pegang~ Zalina

"Ah aku suka kamu gitu! tegas! semangat!" ~Kikan

Udah dulu ya.. aku ngantuk kayanya bentar lagi akan tidur. makasih udah selalu setia mendengar curhatanku baby~Zalin

Cuma segitu curhatnya? oke deh.. mimpi indah!!!~ Kikan*

Zalin meletakan Hp nya di atas laci di samping tempat tidurnya.

Flash Back Off

Zalin membaringkan tubuhnya di atas ranjang dikamarnya.

Menerawang, pikirannya kemana mana.

Zalin memandang Langit-langit kamarnya.

"Jam 9 malam" batin Zalin saat melihat jam dinding di kamarnya.

Zalin berusaha memejamkan matanya untuk tidur tetapi sangat sulit sekali.

Zalin mendudukkan tubuhnya dan menarik nafas dalam-dalam dan membuangnya. dia melakukan hal tersebut sampai beberapa kali. sampai hatinya benar-benar bisa tenang.

"Sekarang aku udah mau semester 3, mata kuliah semester ini mulai akan banyak materi yang akan menguras pikiran. aku harus benar-banar semangat kuliah" Zalin mengepalkan tangannya.

tok.. tok.. tok...

terdengar ada seseorang yang mengetuk pintu kamar Zalin

"Iya.. siapa?" Zalin bertanya pada yang mengetuk pintu

"Diandra..." terdengar suara adiknya yang pelan

"Tumben dia ga teriak-teriak kaya biasa" Zalin mulai bangkit dari duduknya

Zalin turun dari ranjangnya dan berjalan menuju pintu.

ceklek

Pintu di buka

Zalin melihat Diandra memangku banyak buku ditangannya.

Dahi zalin berkerut "Di.. ngapain kamu bawa buku sebanyak ini?" Zalin menepuk buku yang tadi Diandra bawa tadi yang sekarang buku itu sudah mendarat di meja belajar Zalin.

"Diandra ada tugas ka" Diandra menunjukan wajah lemas

"Tugas apa?" Zalin penasaran

"Tugas membuat makalah. kan Diadra ga ngerti. takut salah. bantuin ya? yayaya?" Diandra memegang kedua tangan kakanya.

"Hmmm. semalam inikah?" mata Zalin mengarahkan Diandra untuk melihat jam dindingnya

"Hmm.. " Diandra tersenyum pada Zalin sambil menggaruk tekuknya yang tak gatal

"Di.. lupa ada tugas. baru ingat barusan saat temen ngirim pesan" Diandra menunduk lesu takut kakanya tidak bersedia membantunya

Jika tugasnya tidak selesai malam ini. bisa gawat. gurunya killer.

Diadra bergidik ngeri membayangkan kalau dia di hukum berdiri di depan pojok ruangan sepanjang oembelajaran berlangsung

"Memangnya tugasnya dikumpulkan kapan?" Zalin mendudukam tubuhnya diatas rkursi meja belajar

"Besok" Diandra tersenyum pada kakanya. berusaha merajuk

"Gimana? Mau kah bantuin?" Diandra tersenyum melihat wajah Zalin yang menunjukan belum mengantuk itu

"Hmm baiklah.. tapi kamu yang ngetik ya! nanti kamu tanya aja yang kamu ga ngerti" jelas Zalin pada Diandra

Diandra mengangguk patuh

"Ambil kursinya di luar satu lagi buat kamumya Di!" Zalin memerintah Diandra

"ok ka!" Diadra mengecungkan jemopolnya dan berlalu ke luar kamar.

Diadra mengambil kursi di depan kamar Zalin, dan langsung masuk ke kamar Zalin tanpa menutup pintu kamarnya.

saat itu ibu melintas di depan kamar Zalin dan melihat pintu kamarnya terbuka.

ibu melihat anak-anaknya belum tidur.

Ibu memasuki berjalan menuju pintu kamar Zalin.

Saat di ambang pintu, Ibu melihat Diandra sedang mengetik di laptop dan Zalin membuka-buka buku.

"Ehm..." Suara deheman ibu membuat Zalin dan Diandra melihat ke sumber suara, "Eh ibu.. belum tidur?" tanya Zalin, Ibu menghampiri kedua anaknya yang terlihat sedang sibuk, "Belum. kalian masih ngapain jam segini bekum pada tidur?" Ibu memandang anaknya bergantian, "Belum bu. Di.. ada tugas. lupa. hehe... Buat makalah minta bantuan sama kaka, biar cepet. Kaka kan jago bikin makalahnya" Diandra menjelaskan, "Kalo ada maunya saja" Zalin menatap adiknya.

"Yasudah.. cepat selesaikan ya! inget kalau mngerjakan tugas jangan sambil main hp atau main facebook! nanti tugasnya ga beres-beres!" Ibu memberi peringatan, "Iya siap ibu" jawab Zalin dan Diandra kompak, "Bagus.. sekarang ibu ke kamar lagi" Ibu meninggalkan kedua anaknya dan berlalu dari kamar Zalin

Zalin dan Diandra mengerjakan tugas makalahnya sampai jam 11 malam. Karena Diandra sudah mengantuk berat akhirnya dia menginap, tidur di kamar kakanya Zalin.

Mereka berdua tidur karena kelelahan mengerjakan tugas makalah.

***

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!