NovelToon NovelToon

Tante ...I Love You

Pertemuan

Bremmm...bremmm....Aku melajukan Motorku dengan kecepatan sedang menuju sekolahku terlihat didepan traffic light berpindah kewarna kuning tanda bahwa aku harus mengurangi kecepatanku dan berhenti diwarna merah.

Aku melepaskan tanganku dari pegangan motor lalu kuangkat dan aku meregangkan

badanku kekanan dan kekiri, mataku terhenti pada sosok wanita didalam angkutan umum, wanita yang anggun, cantik, dan berhijab, sekilas matanya menatap mataku dan seketika itu pula jantungku berdetak kencang, mataku masih menatapnya hingga angkot yang membawanya berlalu meninggalkanku

tin...tinn...tinnn......

sontak aku kaget ternyata lampu sudah berpindah di warna hijau, aku kemabali melajukan motorku kearah sekolahku, dengan pikiran penuh wajah wanita itu.

Aku memarkirkan motorku ditempat biasanya, memang tempat khusus buat ku dan tidak ada yang berani menempatinya karena secara aku adalah anak dari pemilik yayasan sekaligus pendiri sekolahku ini jadi bebas mo ngelakuin apa aj, tapi tenang aku bukanlah tipe orang yang seenak jidatnya memanfaatin kekayaan dan kekuasaan orang tuaku.

Seperti biasa perjalananku dari parkiran ke kelas selalu disambut dengan jejeran siswi disekolahku yang pastinya cantik cantik. Akupun juga bukan tipe orang yang pemilih dalam memilih teman aku berteman dengan siapapun tanpa melihat status namun tetap saja justru mereka yang membatasi diri terhadapku.

"Ayy....kok tumben kamu datengnya siang" Lian secara tiba tiba menggandengku dan berjalan sambil bergelayutan manja padaku.

"Heemmm" jawabku sambil berjalan kekelas

Sesampainya dikelas aku meletakkan tasku diatas meja dan langsung menjatuhkan tubuhku keatas kursi, belum 5 menit aku duduk sudah banyak fans fansku yang datang dengan membawa hadiah dan mekanan buatku, tapi teman temanku yang menghabiskannya merekapun tau itu danbtidak ada satupun dari mereka yang marah dan menyerah.

teng...teng...teng

Bel pertama sudah berbunyi tandanya masuk kelas, tak lama Bu Ina kepala sekolah masuk kedalam kelasku suasana menjadi riuhb akrena biasanya kalo bu Ina yang masuk menggantikan guru mata pelajaran pasti sudah sangat membosankan dari cara menfajarnya yng kolot dan tidak bisa diikuti anak jaman sekarang

plak...plak.

"Be quite please"

"Attention"

"Kalian jangan ribut, saya disini tidak untuk menggantikan guru yang yangvsedang ijin..."

yeeee..hore..yesss

Masih banyak lagi kata kata yang keluar dari mulut teman teman. Bu ina hanya tersenyum melihat respon dari yang lain sedangkan aku hanya diam karena buatku siapapun yang mengajar tidk akan berpengaruh untukku.

"Oke..stopp" ucap bu Ina sambil melebarkan telpak tangannya kearah kami.

"Saya mau memperkenalkan guru sementara yang menggantikan bu Sinta yang sedang cuti Hamil" semua mendadak diam dan melihat kearah pintu, lalu keluar sesosok wanita dengan dibalut gamis syar'i, dia berjalan perlahan sambil melihat kearah kami dengan tersenyum. Aku terperangah melihatnya

"Diii...aaa"

"Kenapa lo bro, kayak orang ketemu setan aj lo..." Randy sahabatku bertanya padaku setelah melihat reaksiku yang mendadak kaget melihat guru baru itu

"Ran... dia Ran, dia cewek yang gua lihat tadi diangkot" kini senyuman yang mengembang diwajahku, aku merasa bahwa dia adalah jodohku, aku memang dikenal playboy, gonta ganti pacar. Banyak memang siswi disbekolah ini yang suka dan rela menjadi pacarku walaupun cuma jadi pacar cadangan.

"Emangnya kenapa sm tu cewek?lo kenal?"

Randy bertanya kembali padaku

"Ni cewek punya gua ya, jangan ada dari kalian yang godain dia, kalo g berhadapan sama gua, bilang sama yang lain" Aku memberikan ancaman pada Randy, dan aku merasa sangat bahagia Bisa melihatnya kembali.

"Woi bro, ingat umurnya dia guru kita, dah tuwir kali, kalo gua sih kagak doyan" ucap Randy sambil mengangkat bahunya dan menggeleng gelengkan kepalanya.

"Terserah lo mo bilang apa yang penting gua dah jatuh cinta sama dia, dan pegang omongan lo ya..jangan sampe lo ikut jatuh cinta sama dia" sambil terus memandang wajah guru baru itu

"Okeee...karena perkenalannya sudah selesain jadi saya tinggal dulu ya, ingat jangan ada yang jahil ya" suara bu Ina mengagetkanku dan membuyarkan pandanganku yang sedari tadi mengarah padanya lalu bu Ina meninggalkan kelas kami dan dia pun memulai pelajarannya

"Sudah siap adek adek menerima pelajaran hari ini" ucapnya memulai pelajaran, aku angkat tangan sambil memanggilnya

"Bu..."

"Iya ada apa" jawabnya dengan lemah lembut yang membuatku makib terpesona

"Kok ibu dh mulai aj sih kan belum kenalan saya juga kan mau kenal ibu" semua menyorakiku dan dia hanya tersenyum

"Duh kenapa senyuman itu malah bikin gua makin suka ya sama dia" aku topang wajahku dengan kedua tanganku

"Berarti kamu tadi tidak menyimak perkenalan saya" kembali satu kelas menyorakiku

huuuu...tidur kali bu hukum aja...

Dia hanya tertawa kecil dan suaranya yang lembut dapat menenangkan suasana

"Ok be quite please" tanpa menunggu waktu lama semua terdiam seperti tersihir oleh suaranya.

"Baik ..akan saya ulang ya perkenalan tadi"

"Nama saya Rayya Nafisah bushra, kalian boleh memanggil saya Bu Rayya atau biar terlihat lebih muda panggil saya Kak Rayya,bseperti yang kalian tau saya disini hanyalah guru bantu yang menggantikan bu Sinta, gimana sudah cukup perkenalannya" serentak menjawab "cukup bu..."

"Kamu ...siapa nama kamu?" oh my god dia memanggilku ...dug dug dug ...duh kenapa jantungku ini kok, semakin berdebar kencang, kulihat dia mendekati mejaku

"Bagaimana masih ada pertanyaan lagi dari kamu?, atau tidak mendengarkan lagi perkenalan saya tadi, heemmm?" bukannya wajah marah tapi senyuman yang dia berikan padaku.

"Saya punya pertanyaan bu, apa ibu mau jawab"

"Tergantung apa pertanyaan dari kamu"

"Ibu...eee saya panggil kak Rayya saja supaya lebih akrab" dia mengangguk dan masih dengan senyuman khasnya

"Apa kak Rayya sudah punya pacar? kak Rayya mau gak jadi pacarku?" kulihatkan muka you diwajahku, semua tertawa kecuali Randy yang diam karena kaget dengan keberanianku menembak guru itu.

"ok...ok...langsung saja buka halaman 59 " akhirnya kegiatan belajar mengajar pun berlangsung, aku masih terpesona, kuakui hari ini aku gak menyimak pelajaran, aku hanya memperhatikan setiap gerak geriknya.

Become a Stalker

Jam pelajaran pertama selesai, Rayyapun meninggalkan kelas, sekeluarnya dia dari kelas Afnan mengikutinya hingga dia memasuki ruang guru setelahnya dia kembali kekelas.

Bayangan Rayya selalu melintas dipikiran afnan dan itu membuatnya selalu tersenyum sendiri

"Woii bro, dari tadi gua perhatiin lo senyum senyum sendiri, awas kesambet lo" Randy menepuk pundak Afnan

"Apaan sih lo, bikin gua kaget dan ngerusak mood gua" ucap Afan setengah marah

"Yaelah bro gitu aj dah emosi lo, makan yuk dah laper ni gua, anak anak juga dah nunggu tu" ajak Randy, merekapun berjalan menuju kantin ditempat biasanya, disana sudah menunggu Rudi, Fathan, dan Irwan lalu mereka berdua bergabung bersama yang lain

dimeja sudah tersedia makanan yang sudah dipesan oleh Rudi, mereka menghabiskan makanan itu bersama sama, disela itu Irwan berbicara tentang guru baru yaitu Rayya

"Bro..kalian tau gak guru baru, gil** cantik banget, gua kesemsem sama dia" sontak Afnan menggebrak meja

"Gua gak mau.. diantara kalian ada yang godain kak Rayya dia itu milik gua, terutama lo Irwan" semua terkejut dan bingung dengan pernyataan yang barusan dikatakan oleh Afnan kecuali Randy yang tertawa melihatnya.

"Dah, ikutin apa maunya, orang kalo lagi jatuh cinta bahaya , jangan dilawan" ucap Randy namun tidak ada yang berani tertawa karena melihat respone Afnan yang terlihat serius

Akhirnya jam pulang sekolahpun tiba, seperti biasanya Afnan menuju tempat dimana motornya terparkir dan dia melihat Rayya sedang berjalan keluar menuju pintu gerbang, dia bergegas menaiki motor dan menyalakannya lalu dilajukan motor itu kearah Rayya belum, sebelum Afnan tiba Rayya sudah menaiki angkot yang sama saat dia berangkat dengan arah yang berbeda

Afnan mengikuti laju angkot itu dengan tujuan agar dia tau tempat tinggal Rayya, cukup jauh perjalanan yang ditempuhnya lalu terlihat Rayya berhenti didepan sebuah gang yang cukup sempit dan masuk kedalamnya

"Untung aku naik motor jadi bisa lewat sini" gumamnya setelah mengetahui betapa kecilnya gang yang dilalui Rayya

Afnan masih melihat Rayya berjalan kedalam dan jarak dari depan gang kedalam cukup jauh, hingga akhirnya tiba disebuah rumah yang berjejer dengan ukuran 5x6 m ya kurang lebih sebesar itu untuk ukuran kamar Afnan saja tidak ada setengahnya, Afnan semakin trenyuh pada Rayya setelah melihat kondisi rumah Rayya, setelah itu Afnan melajukan motornya kearah rumah.

Tiinnn Tiinnn...

Afnan membunyikan klokson motornya dan tak lama Pak Bagus keluar dan membukakan pagar untukku lalu melajukan motornya hingga tepat didepan pintu rumah.

Bisa dibilang Rumah Afnan sangat luas untuk halamannya saja bisa dijadikan 20 rumah tipe 4t. Afnan berasal dari keluarga kaya karena dia anak dari pemilik yayasan disekolahnya, namun Afnan bukanlah anak yang sombong dan tidak pilih pilih teman, walaupun semua siswa disekolahnya rata rata adalah orang kaya.

Keesokan harinya Afnan berangkat kesekolah lebih pagi dan berhenti didepan gang tempat Rayya berhenti kemaren sengaja dia menunggunya hanya karena ingin melihat wajah Rayya lebih awal dan itu sudah menjadi penambah semangatnya seperti gadget yang baru dicharge.

30 menit berlalu dan Afnan lihat Rayya keluar dari gang itu dan tetap dengan kendaraan yang biasa dia tumpangi yaitu angkot, Afnan mengikutinya tepat dibelakang namun tetap diberi jarak

Dimana angkot yang Rayya tumpangi berhenti maka motor yang dikendarai Afnanpun berhenti karena dia tidak ingin kehilangan sosok Rayya dari pandangannya walupun nantinya dia bertemu dengannya disekolah bahkan dikelas

"Entahlah kenapa aku sampai seperti ini, tidak hanya sekali dua kali aku berpacaran dan banyak sudah yang menjadi mantanku bahkan semua seumuran, cantik dan seksi rata rata most wanted di sekolah masing masing namun tidak satupun dari mereka yang membuat hatiku bergetar dan jantungku bedetak kencang, jika dibandingkan dengan Rayya sangatlah bertolak belakang dari segi umur, yang diatasku tapi aku belum tau berapa selisih umurku dengannya, cara berpakaian, bahkan wajah Rayya polos tanpa make up namun terlihat sangat cantik dan anggun dan itu membuat hatiku bergetar dan jantungku berdetak kencang dipertemuan pertama ku yang sangat singkat. Dan aku tidak pernah bertindak sejauh ini bahkan aku rela menjadi stalker baginya." Bathin Afnan yang saat ini sedang bergejolak.

Tepat didepan gerbang sekolah angkot itu berhenti lalu Rayya keluar dari angkot dan membayarnya tak lama angkot itu meninggalkannya, Afnan masih memperhatikan dari kejauhan, dan sekarang dia sudah menyebrang memasuki gerbang sekolah, Afanan tidak langsung masuk kedalamtapi dia menunggu 5 menit setelahnya bar u diamemasuki gerbang sekolah

Jam pertama dimulai dan seperti yang diduga Rayya yang mengajar dikelas Afnan, karena Rayya adalah guru bantu jadi setiap mata pelajaran yang guru matpelnya yang tidak bisa mengajar atau izin Rayyalah yang menggantikannya.

"Assalamualaikum... pagi semua" Sapanya saat memasuki kelas

"Pagi kak Rayya...." serentak kami membalas sapaannya.

"Langsung saja ya, sekarang kalian buka buku Matematika halaman 69 tentang Notasi sigma" semua membuka halaman yang dimaksud.

Semua menyimak apa yang diajarkan olehnya dengan seksama termasuk Afnan, Rayya mempunyai cara mengajar yang berbeda dari guru sebelumnya, cara mengajar yang mudah dipahami dengan bahasa yang dipahami juga untuk semua mirid tapi khusus buat Afnan bukan itu alasannya dia menyimak cara Rayya berbicara memperhatikan gerak geriknya yang jelas Afnan memperhatikan kecantikan dan keanggunan Rayya, untuk masalah pelajaran tidak masalah bagi Afnan jika a

dia tidak memperhatikan, karena Afnan adalah juara umum disekolahnya, itu bukan karena orang tuaku pemilik yayasan ini namun karena dia termasuk anak yang cerdas dengan IQ diatas rata rata ditambah kegiatan les privat setiap jumat sepulang sekolah.

Tak terasa jam pelajaran pertama telah usai dan itu artinya dia harus pergi, rasanya akan lama hari ini jika tak melihat dia.

teng...teng

Jam istirahat sudah tiba, Randy mengajak Afnan kekantin untuk berkumpul bersama yang lain ditempat biasa, saat tiba dikantin dia melihat sosok wanita yang dipuja dan mengarahkan langkah kakinya kearah Rayya tanpa sadar

"Woii bro lo mau kemana" ucap Randy namun Afnan tak mendengarkannya lalu dia duduk tepan didepan Rayya

"Assalamualaikum...kak Rayya" sapanya saat pertama kali duduk, Rayya hanya menjawab dengan senyuman khasnya

"waalaikumussalam..."

"Kak kenalin aku Afnan kelas 11 A" ucapnya sambil menjulurkan tangannya ke Rayya

"Ya saya sudah kenal kamu, kamukan siswa yang tidak memperhatikan saat perkenalan awal saya masuk disekolah ini" jawabnya yang sedikit membut aku malu

"Bukannya aku tidak memperhatikan kak Rayya justru aku perhatikan tiap bagian dari kakak saat bicara didepan dan itu membuatku terpeson dengan kak Rayya" balas Afnan terus terang tapi respone yang didapat dari Rayya tidak seperti yang diharapkan Afnan, Rayya menghentikan aktifitas makannya dan tersenyum lembut pada Afnan, senyuman itu langsung membuat jantung Afnan Berdegup kencang.

Pernyataan cinta

Selesai makan Rayya merapikan tempat makan yang dibawanya dan berdiri meninggalkan Afnan yang masih duduk dengan pandangan mata yang tak lepas dari Rayya, mengikuti kemana arah punggung Rayya hingga menghilang.

Dikejauhan sekelompok pemuda masih memperhatikan tingkah Afnan yang sedang dimabuk cinta, dan suara langkah kaki uang berlari kecil menghampiri Afnan

"Haaiii ayyyy.....kamu ngelamunin aku ya" ucapnya seraya dusuk disamping Afnan, namun tiba tiba Afnan menjawab

"Ngapain gua ngelamunin lo mending ngelamunin yayang Ayya..." Afnan langsung pergi dengan memunyunkan bibirnya kedepan, walaupun gitu dia masih terlihat ganteng banget lalu bergabung bersama teman temannya.

Tibalah jam pulang, Afnan masih dengan jiwa stalkernya mengikuti Rayya pulang hingga sampai ke kostannya. Menurut Afnan dengan dia memastikan Rayya sampai kerumah dengan selamat itu hal yang membuatnya bahagia dan tenang saat meninggalkannya pulang.

Dirumah, Afnan memarkirkan motornya digarasi, dia berjalan masuk kerumah, dilihatnya seorangbwanita yang sedang duduk disofa sedang membaca tabloit lalu dihampirinya dan diambil tangannya dan dicium punggung tangan wanita itu

"Assalamualaikum...miii" Hani melihat perubahan tingkah laku Afnan, sebelumnya jangankan untuk mencium punggung tangan mengucapkan salam saja belum tentu dia ucapkan, dan itu membuat Hani senang dan bahagia dengan perubahan ini

Didalam kamar Afnan membaringkan tubuhnya ditempat tidur dia memejamkan matanya namun pikirannya berputar pada Rayya, membayangkan wajahnya, senyumnya, hingga tiap langkahnya.

"Rayya...Rayya... siapa kamu sebenarnya kenapa kamu bisa membuat aku jatuh cinta padamu" Senyuman Afnan mengembang lebar saat ini Rayya adalah vitamin untuknya, dengan melihat Rayya walaupun hanya sebentar itu sudah membuatnya semangat menjalani hari...

****

Haripun berlalu sudah 3 bulan Rayya bekerja disekolah SMA TRIANTARA dibawah naungan yayasan TRIANTARA yang merupakan nama belakang dari keluarga Afnan, dan tak terasa juga selama itu Afna menjadi stalkernya Rayya.

Hari ini Afnan memutuskan untuk mengungkapkan perasaannya pada Rayya, karena dia sudah tidak tahan lagi, setiap hari perasaan yang dirasanya makin besar, rasa ingin memiliki yang juga semakin besar.

Kebingungan yang mendera dihati Afnan kian menguat, selama ini Afnan merasa bahwa dia mencintainya namun banyak yang berkata bahwa dia hanyalah mengagumi sosok Rayya namun Afnan yakin benar tentang perasaannya. Perasaannya pada Rayya adalah rasa cinta dan sayang layaknya 2 sepasang kekasih, saat ini dia sudah tidak menghiraukan apa yang teman temannya kata tentang perbedaan umur yang signifikan yaitu 15 tahun, ada juga yang berkata bahwa itu hanya rasa suka sebagai adek terhadap kakaknya.

Bel jam pertama telah berbunyi, Rayya berjalan memyusuri lorong dari ruang guru menuju ruang kelas XI A..untuk mengisi pelajaran Bahasa Inggris hari ini, diperjalan tadi Rayya berasa sedikit pusing mungkin karena kegiatan Rayya yang lumayan padat.

Jam pelajaran pertama sudah berakhir tidak seperti biasanya Rayya yang biasanya aktif mengajarkan dengan metode pembelajaran yang Rayya siapkan namun hari ini dia hanya duduk dikursi dan hanya memberikan tugas pada masing masing siswa.

Rayya berjalan keluar dengan sedikit gontai namun di tahan sekuat tenaga dan menahan rasa sakit yang luar biasa dikepalanya, perlahan perlahan dia berjalan sambil menahan senyum dibibirnya Rayya tidak ingin siswanya tahu dan membuat khawatir.

Afnan sedari tadi melihat Rayya dia merasa ada sesuatu yang tidak beres pada diri Rayya

"Ada apa dengannya, wajahnya sangat pucat dan tidak seperti biasanya, ah aku ikuti saja dia" gumam Afnan dengan rasa khawatir

Afnanpun beranjak dari kursinya hendak menyusul Rayya yang berjalan gontai

"Woi kemana lo?" cegah Randy yang tau sebentar lagi guru MatPel Fisika akan memasuki kelas

"Bentar kok, gua khawatir liat Rayya sepertinya dia sakit" ucap Afnan sambil menarik tangan yang tadi ditahan oleh Randy

"Elu ya manggil Rayya Rayya gimanapun dia guru kita bro, sadar itu panggil dia kak Rayya" ditepisnya tangan Randy dan Afnan langsung berlari kearah Rayya berjalan

Saat hendak keluar dari pintu Afnan bertemu dangan guru Fisika yang terkenal killer

"Kamu mau kemana Afnan?" tanya pak supandi

"Ehh mau ke toilet pak" Jawab Afnan dengan terburu buru dan segera meninggalkan kelas, dia berlari menyusuri lorong dari kelasnya menuju ruang guru namun tak dilihatnya sosok yang dicari, Afnanpun semakin panik

"Rayya...Rayya dimana kamu, jangan bikin aku cemas" gumam Afnan drngan nada ditekan

Sudah hampir satu jam Afnan mencari.

Hampir disetiap sudut sekolah sudah dia susuri namun masih belum menemukan sosok yang dicarinya, sejenak dia berhenti untuk mengambil nafas sambil memikirkan tempat yang mungkin dia singgahin, Afnan yakin Rayya belum pulang karena tas dan ponselnya masih dimejanya

Teringat satu tempat dibenak Afnan yang mungkin disinggahi oleh Rayya

'Atapppp..., ya atap" dengan nafas yang masih tersengal sengal Afnan berlari menuju atap.

Sesampainya diatas nafas Afnan makin tersengal namun tidak dirasa olehnya, yang dia pikirkan saat ini adalah keberadaan Rayya. Dialihkan pandangan mata Afnan kekanan dan kekiri dan benar dia ada disana...

Rayya sedang duduk disofa panjang yang memang sengaja Afnan siapkan diatap sekolah, sofa iti diletakkan dipojok sehingga menjadi lokasi yang nyaman tanpa gangguan orang yangblau lalang, sofa yang dia gunakan untuk menyendiri jika Afnan merasa lelah dan menghadapi masalah yaa atap ini adalah tempat persembunyian Afnan dan tidak ada yang berani ketempat ini selain dirinya dan hanya Rayyalah yang tau dan pernah kemari

Flashback

Saat itu Afnan sedang merasa bosan dengan tingkah siswi siswi yang selalu mengejar dan saat itu juga seharian dia belum melihat Rayya, dia merasa tidak semangat dan penat sehingga ingin bersantai ditempat persembunyiannya namun saat sampai diatas dia melihat sosok yang dia cari wanita yg dia cintai walaupun hanya dengan melihatnya. Diurungkan niatnya untuk duduk disinggahsananya dan dia melihat Rayya dari kejauhan yang sedang menangis"

****

Afnan melangkahkan kakinya perlahan menuju sofa yang diduduki oleh Rayya masih dengan nafas yang terengah engah sambil melihat wanita pujaannya yang sedang meluapkan air matanya disana tanpa rasa ragu dan dia tidak bisa menahan perasaannya Afnan langsung duduk disamping Rayya dan langsung memeluknya erat, Rayya yang kaget meronta ingin dilepaskannya pelukan itu namun semakin dia berusaha melepas semakin erat pelukan Afnan padanya

"Biarkan seperti ini sebentar saja, kumohon" ucap Afnan sambil mengusap kepala Rayya

"Kumohon jangan menangis sendirian, itu bisa membuat ku gila, menangislah dalam dekapanku Rayya" tambah Afnan dan sontak Rayya melebarkan matanya kaget mendengarkan apa yang dikatakan muridnya itu, lalu melepaskan diri dari pelukan Afnan.

"Apa yang kamu lakukan bagaimana kamu Bisa ada disini?" tanya Rayya pada Afnan

"Aku yang seharusnya bertanya Rayya" Afnan melihat Rayya semakin membulatkan matanya yang ditujukan padaku

"Panggil Saya kak Rayya? dan apa maksud pertanyaanmu?" tanya Rayya pada Afnan sambil menjauhkan duduknya 30cm dari semula

"Ya darimana kamu tau tempat ini, ini adalah tempat persembunyianku, disinilah aku melepas beban yang kurasa, juga semua lelahku" ucap Afnan dengan pandangan yang tak lepas padaku

"Dan aku akan memanggilmu Rayya disaat kita sedang berdua"

"Tolong jaga sikapmu, aku adalah gurumu dan usia kita terpaut jauh jadi sepantasnya kamu memanggilku Kakak" sanggah Rayya yang merasa tidak suka dengan panggilan yang dilontarkan padanya

"Terserah apa yang kamu bilang, dan aku tidak peduli dengan perbedaan umur kita yang jelas aku sudah jatuh cinta padamu"

Ucap Afnan yang mbuat Rayya kaget dan berdiri

"Jangan bercanda kamu, dan hargai aku sebagai gurumu anggap percakapan ini tidak pernah ada" Rayya melangkahkan kaki menuju pintu lalu disusul oleh Afnan dan didorongnya perlahan Rayya hingga bersandar pada tembok, jantung Rayya berdetak ketakutan dengan apa yang dilakukan Afnan, sedangkan Afnan santai melihat Rayya memberikan senyuman lembut untuk Rayya dipeluknya pinggang Rayya dengan satu tangan dan satu tangan lagi memegang dagu Rayya dan menempelkan bibirnya perlahan dibibir Rayya dan semakin lama semakin dalam dan bertahan hanya 1menit

Rayya hanya terdiam kaget mendapatkan perlakuan itu disatu sisi ada rasa nyaman yang didapat dari ciuman itu sejenak dia menutup matanya lalu tersadar dan mendorong tubuh Afnan menjauh darinya. Rayya menutup bibirnya dengan tangannya dan terlihat butiran air mata menetes dari sudut matanya Afnan langsung meghapus airmata itu namun ditepisnya tangan Afnan oleh Rayya,

"Apa yang kamu lakukan, sungguh tidak beradab kamu memperlakukan ku seperti ini" suara Rayya mulai serak karena tangisan yang ia tahan

"Sudah kubilang aku mencintaimu" balas Afnan

"Ingat kamu adalah muridku tidak seharusnya kita melakukan hal ini"

"Tapi kamu menikmati ciuman itu, dan itu aku anggap kamu menerima cintaku" kini tangan Afnan mengunciku hingga aku terpojok

Aku tidak pernah menerima pernyataan cintamu, aku hanya melihatmu sebagai muridku tidak lebih" Rayya melepaskan diri dari Afnan dan berlari meninggalkan Afnan sendiri

"Ingat sekarang kamu adalah kekasihku, jadi jangan pernah berpikir bisa lepas dariku" teriaknya saat Rayya meninggalkannya

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!