One Night Stand With Duda
Bab 1 : Awal mula
Pras
Baru ke Jakarta kali ini?
Pras hanya menjawab anggukan.
Setelah itu hanya terdengar suara deru mobil yang membelah jalan raya yang sangat padat ini
Tiara Arumi, dia adalah anak sahabat dari Pras yang ingin mengadu nasib di Jakarta
Pras bekerja di sebuah agensi besar yang telah menyebutkan aktor, aktris bahkan penyanyi yang luar biasa.
Ayah Tiara yang bernama Axel menitipkan sementara putrinya pada Pras dan menyuruh mencarikan pekerjaan juga.
Tiara sangat cantik, Pras yakin jika agensinya mau mendebutkan Tiara yang ingin menjadi model atau aktris.
Sesampainya di kantor Agensi.
Pras
Nanti jika bertemu dengan Pak Darsen si pemilik agensi ini bicaralah yang biasa saja!
Pras
Dia tidak suka orang yang penakut.
Tiara melihat gedung agensi Ars yang nampak megah dan membuatnya sangat takjub
Baru kali ini ia melihat gedung yang sangat megah dan mewah.
Pantas saja banyak orang yang ini debut melalui agensi ini.
Helaan nafas terdengar dari Tiara berulang kali. Dalam langkahnya ia berdoa supaya tidak gugup saat menghadapi bos besar dari agensi itu.
Kini mereka sudah sampai di depan lift.
Pras
Jika di suruh ikut audisi dulu maka tunjukan bakatmu!
Pras mengernyitkan dahi saat anak dari sahabatnya itu selalu menjawab singkat entah karena malu atau cuek yang jelas membuat Pras tersenyum sendiri.
Lift terbuka mereka segera masuk dan menuju ke lantai teratas gedung megah itu.
Lift terbuka dan kini Tiara harus siap mental.
Pras
Ini ruangan Pak Darsen.
Tiara
Terima kasih, Om Pras
Tiara keluar dari ruangan bos besar.
Dia mencari keberadaan Pras lalu melihat pria duda tampan itu berjalan ke arahnya.
Tiara
Om Pras, aku di suruh ke ruang audisi dulu.
Pras
Baiklah.
Ayo aku antar!
Mereka masuk ke lift lagi dan turun ke ruang audisi.
Terjadi kecanggungan di dalam apalagi Tiara sangat merasa tidak enak dengan Pras karena sudah merepotkannya
Tiara
Maaf Om Pras jika merepotkan.
Pras
Santai saja, Papamu sudah aku anggap kakak sendiri. Dia dulu juga baik denganku. Makanya aku harus membalas kebaikannya dengan membantumu mencari pekerjaan.
Lift tiba-tiba terjadi guncangan membuat Tiara sangat panik.
Tiara refleks memeluk Pras dengan erat.
Sontak membuat Pras sangat terkejut di peluk oleh bocah seperti Tiara.
Wajah Pras memerah bahkan hampir mirip kepiting rebus.
Tiara yang sadar langsung mendongak menatap Pras yang juga menatapnya.
Mereka berpandangan seolah ada magnet yang membuat mereka saling menatap.
Pras mencoba tenang, ia mengangguk lalu mulai menenangkan jiwa gejolak dudanya yang menggebu-gebu.
Bab 2 : Tinggal bersamaku?
Pras mengantar Tiara ke ruang audisi, Tiara masih saja canggung kejadian tadi di lift.
Baru saja meminta bantuan malah terjadi hal yang memalukan.
Pras
Ti, ini ruang audisinya.
Pras
Harusnya hari ini tidak ada jadwal audisi tapi karena kau anak dari temanku makanya aku meminta para staf untuk mengaudisimu.
Pras
Aku mau kembali bekerja, jika sudah selesai bisa telpon aku.
Tiara
Baik, terima kasih Om Pras.
Pras kembali ke ruangan sang bos membawa setumpuk berkas yang harus di lihat.
Ruangan mewah dan elegan nampak mendominasi di ruangan pendiri Agensi Ars.
Pras meletakan berkas di depan sang bos lalu setelah itu berbaring di sofa dengan santainya.
Dia memang asisten aneh nan somplak dan tidak takut dengan sang bos yang galak.
Darsen
Hanya itu pekerjaanmu?
Darsen
Ngopi, tidur, makan.
Darsen
Pulang saja kau jika tidak niat bekerja!
Pras
Kaki ku pegal naik turun lantai terus.
Pras
5 menit saja aku menyewa sofa empukmu.
Pras
Bos juga dulu sempat bertemu dengannya.
Darsen
Tidak penting juga.
Pras
Cih, ngapain tadi tanya?
Pras
Eh ... cuaca indah ya, Bos?
Darsen berdecih, asisten somplaknya memang seenaknya sendiri.
Pras
Bos, nanti ke diskotik yuk!
Pras
Bosan sekali hidupku.
Pras
Tidak ada yang istimewa.
Darsen
Aku sudah ada janji dengan putraku untuk pulang cepat
Pras menghela nafas, rasanya hidup ini sangat membosankan.
Dia mencoba memejamkan mata sebentar tapi malah kebablasan sampai 1 jam dan untungnya sang bos tidak marah.
Suara dering ponsel Pras memecah keheningan ruangan tersebut.
Sambil terpejam tangannya mencoba meraih ponsel yang ada di sampingnya.
Tiara
Om Pras, aku sudah selesai audisi.
Pras
Kau tunggu di lobi lantai 1. Aku akan menyusulmu di sana.
Pras
Bos aku mau mengantar Tiara pulang.
Pras
Aku akan kembali ke sini lagi setelah itu.
Pras
Kau ingin nitip apa, Bos?
Mumpung aku ada di luar.
Darsen
Belikan aku salad buah.
Pras keluar dari ruangan Darsen lalu menuju ke lift.
Setelah lift terbuka, ia segera masuk dan menekan tombol lantai 1.
Sesampainya, ia bisa melihat Tiara sedang menunggu di depan lobi.
Tiara
Mereka akan memberi tahu lewat email jika aku lolos nanti.
Pras
Baiklah, ayo kita pulang!
Tiara
Bolehkah aku tinggal di apartemen Om Pras?
Tiara
Aku perempuan dan takut tinggal sendiri di apartemen yang Papa sewakan untukku selama disini.
Pras memandang wajah Tiara dengan lekat.
Ini adalah pilihan tersulit dalam hidupnya.
Jika ia memperbolehkan Tiara tinggal bersamanya pasti ia tak enak dengan Axel.
Namun jika tidak memperbolehkannya maka Tiara yang belum mengenal Jakarta akan kesulitan.
Bab 3 : Perjalanan
Wajah Tiara terlihat memelas.
Jika tidak di perbolehkan oleh Pras maka ia akan menjadi anak baru yang tidak tahu apa-apa tentang kota besar ini.
Pras
Baiklah, aku punya 2 kamar.
Pras
Kau boleh memakainya 1
Pras
Tapi kau harus bilang dulu pada Papamu!
Pras
Jika dia tidak mengizinkan apa boleh buat, aku tidak bisa berbuat banyak untuk menolakmu tinggal bersamaku.
Tiara
Terima kasih, Om Pras.
Tiara
Aku akan menelpon Papaku dulu.
Tiara mengeluarkan ponsel dari tasnya.
Dia menekan nomor kontak sang papa dan segera menelponnya.
Tiara
Lolos atau tidaknya akan di beritahu lewat email.
Tiara
Aku tidak suka tinggal di apartemen yang Papa sewakan.
Tiara
Bolehkah aku tinggal di apartemen Om Pras?
Axel
Apa yang kau katakan?
Axel
Kita tidak boleh merepotkannya.
Tiara
Pah, aku tidak nyaman tinggal sendirian.
Tiara
Aku takut karena ini kota besar dan aku tidak tahu apa-apa di sini.
Axel
Pras itu orang dewasa dan kau juga sudah besar mana bisa tinggal satu apartemen.
Tiara
Pah, Om Pras 'kan sudah aku anggap Om ku sendiri.
Tiara
Om Pras bisa menjagaku dengan baik
Axel
Apa Pras tidak masalah menampung anak manja sepertimu?
Tiara
Pah, aku 'kan tidak manja.
Tiara
Om Pras bilang boleh kok.
Axel
Baiklah jika begitu.
Papa tutup telpon dulu karena sebentar lagi akan meeting.
Axel
Nanti Papa akan menelpon Pras.
Tiara
Terima kasih, Pah.
Aku sayang Papa.
Tiara tersenyum ke arah Pras.
Pras
Baiklah, satu permasalahan selesai.
Pras
Ayo aku antar ke apartemen dulu!
Tiara masuk mobil Pajero sport milik Pras.
Dalam perjalanan, ia hanya menatap lalu lalang kota metropolitan ini.
Kota ini tak jauh berbeda dari kota asalnya yang menampilkan gedung-gedung tinggi.
Namun suasana terlihat berbeda karena mungkin masih awam bagi Tiara.
Hening lagi dan hanya ada suara deru mobil dan klakson yang berbunyi dari kendaraan lain.
Pras mencoba mengajak berbicara supaya tidak canggung.
Pras
Ti, kenapa tidak lanjut kuliah?
Tiara
Kuliah hanya keinginan Papa ku saja.
Tiara
Aku ingin jadi artis.
Pras
Jadi artis tidak mudah.
Pras
Akan ada pro dan kontra.
Tiara
Aku sudah niat dalam lubuk hatiku terdalam.
Tiara
Apapun masalahnya aku harus tetap menjadi artis.
Pras
Aku suka semangat muda dari mu.
Pras yang tidak sengaja melihat senyumannya berdebar.
Pras segera mengalihkan pandangan dan mengontrol detak jantungnya.
Author
Minta dukungannya dengan memberikan LIKE
Author
DAN FAVORITKAN CERITA INI
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!