NovelToon NovelToon

Unboxing

1. Ting!

⚠️⚠️⚠️ Hai buat kamu yang baru bergabung di novel ini, salam kenal dari dionesia bukan Indonesia yaa..🤭

Meskipun karya ini sudah tamat mohon tetap kasih like, komentar,vote dan hadiah lainnya ya teman-temin. Dan jangan lupa masukkan ke favorite kalian yaa.. Makasih banyak🤗🤗

🔔Happy reading....🎉

*

*

*

*

Suara kecupan terdengar berkali-kali mengecup bibir Sandra. Tangan yang bergerak masuk kedalam bajunya meraba dua gundukan yang masih tertutup oleh bra.

Leon menurunkan bibirnya perlahan sambil memainkan lidahnya dileher Sandra hingga tulang selangkanya. Sementara tangan yang awalnya bergerak masuk kedalam baju telah berhasil melepas satu persatu kancing atasan yang Sandra kenakan.

Dalam hitungan detik jari tangan Leon masuk ke dalam bra dan mulai menari memainkan gundukkan yang sudah mengeras. Tubuh Sandra sontak menggelinjang saat Leon mengulum gundukan sental berwarna merah kecoklatan dan mengisapnya kuat. Sandra yang baru pertama kali merasakan dengan spontan meremas pundak Leon menahan gejolak ditubuhnya. Ia juga menggigit bibir bawahnya menahan *******.

Leon mengecup lembut belahan dada Sandra. Ia meneruskan kecupannya sampai ke leher Sandra.

"San....". Desis Leon mengangkat wajahnya melihat ke Sandra.

Leon mendekatkan wajahnya dan mempertemukan bibirnya dengan bibir Sandra. Ia pun mengecapnya dengan mata terpejam dengan m*lu**t bibir yang sedikit menganga. Sandra pun membalas dengan membenamkan lidahnya kedalam mulut Leon.

Ketika keduanya saling memagut dengan tubuh yang saling bergesekan dan tangan yang saling meraba , hape Sandra yang terletak tepat disebelah keduanya berdering.

Mendengar itu Leon dengan sigap melepas ciumannya. Ia bangkit dari atas tubuh Sandra dan menyandarkan tubuhnya di punggung sofa.

Demikian sebaliknya dengan Sandra yang juga bangkit duduk dan meraih hape miliknya yang masih berdering. Ia menghela nafas melihat panggilan suara dilayar hapenya.

"Frans?" Tanya Leon melirik ke Sandra. Sandra pun membalas dengan anggukan pelan.

"Kenapa gak diangkat?" Tanya Leon meraih hape ditangan Sandra. Panggilan itu pun berakhir ketika Leon hendak mengangkat panggilan.

Leon mengangkat wajahnya melihat ke Sandra yang juga melihat kearahnya. Ia tersenyum nakal mendapati baju Sandra yang masih terbuka memperlihatkan bra pink berenda menutupi dada yang baru saja ia eksekusi.

"Mau lagi gak?" Goda Leon diakhiri dengan kecupan lembut di pipi Sandra.

"Kak Leon masih mau lagi." Jawab Sandra dengan polosnya. Leon berusaha menahan senyum bahagia sambil mengkancing baju Sandra yang terbuka olehnya.

Keduanya kembali terdiam dan saling memandang satu sama lain membuat Leon menyatukan kembali bibir mereka dan menarik Sandra kedalam pangkuannya.

Ciuman liar pun memanas membuat Sandra kewalahan menghadapi Leon yang seperti hewan buas meraup bibir hingga mengulum lidahnya.

Suara dering hape Sandra dari orang yang sama berhasil menghentikan keganasan Leon. Sambil menarik nafas pelan usai terlepas dari Leon sambil meraih panggilan.

"Kenapa lama banget angkatnya?" Seru Frans dengan nada penekanan. "Anj---" umpat Leon terpotong oleh jari Sandra yang spontan menempel dibibirnya Leon.

"Halo?" Panggil Frans.

"Aku lagi dijalan kak." Sahut Sandra sambil menarik pelan bibirnya menjauh dari bibir Leon.

"Oh gitu. Kalau sudah sampai pencet belnya."

"Ya." Sahut Sandra mengakhiri panggilannya dengan Frans. Sorotan mata Leon menatap tajam membuat suasana diantara keduanya menjadi dingin. Dengan sigap Sandra langsung memeluk Leon erat. Ia melingkarkan tanganya dipundak cowok itu.

"Kak Leon jangan marah." Bisik Sandra ."Kalau marah pelukannya jadi dingin. Rasanya kayak Sandra masuk dalam kulkas." ucap Sandra menyindir Leon.

Leon mendorong bahu Sandra pelan untuk menjangkau pandanganya melihat ke wajah gadisnya itu. "Nggak nginap kan?" Tanya Leon dengan alis yang bertaut.

"Ngak kok." Jawab Sandra Bangkit berdiri dari pangkuan Leon. "Kalau urusannya dah kelar. Aku langsung pulang." Jelas Sandra Meraih paper bag yang terletak di meja.

Mendengar penjelasan itu senyum kecil merekah diwajahnya sambil melihat Sandra yang perlahan menghilang melangkah ke luar dari apartemennya.

Beberapa menit kemudian Sandra sudah berada didepan pintu apartemen lain. Ia berdiri menunggu seorang dari dalam membuka pintu akan kedatangannya.

Pintu terbuka seorang Pria dengan tubuh yang hanya dibalut oleh handuk ditemani oleh wanita berdiri disampingnya

"Sendirian?" tanya Frans.

"Iya kak." Jawab Sandra memberikan paper bag ditangannya.

"Mau tidur disini gak?" Tanya Frans menerima pemberian Sandra sekaligus menawarkan gadis itu tinggal bersama ia dan wanita disebelahnya. "Udah malam juga dan seperti yang Lo lihat Gue gak bisa antar." Lanjut Frans melirik sebentar ke wanita yang berdiri disampingnya.

"Ngak usah Kak." Melihat ke wanita yang memeluk tubuh Frans sambil merengek untuk segera masuk meniggalkan gadis SMA didepan mereka. "Masih ada taksi kok kak jam segini." Ucap Sandra tidak ingin mengganggu.

"O-Okey." Ucap Frans menyanggupi jawaban Sandra dengan pandangan curiga menutup pintu.

Sandra yang hendak berbalik melangkah ke arah lift, tiba-tiba merasakan dada bidang Leon menempel di punggungnya.

"Dia nyentuh Lo gak tadi?" Bisik Leon tepat ditelinga Sandra dengan tangan yang melingkar di pinggang.

"Nggak Kak." Mengelus punggung tangan Leon.

Leon membalik tubuh Sandra membuat dirinya dapat melihat jelas wajah gadis itu dan memberinya kecupan.

"Aku masih kangen." Ucap Leon meminta Sandra untuk tidak pergi. Sandra yang menangkap maksud ucapan Leon langsung mengulurkan tangannya untuk digendong.

"Bayi besarku." Bisik Leon mengangkatnya membuat kedua kaki indah itu melingkar disepanjang pinggang dengan tangan memeluk pundak Leon dengan erat.

Sampai dikamar Leon membaringkan Sandra di ranjangnya. Menarik selimut menutupi tubuh gadisnya itu. Ketika Ia membaringkan tubuhnya disamping Sandra suara panggilan masuk berdering.

"Frans lagi." Ucap Leon memberikan ponselnya ke Sandra.

"Kak..." Desis Sandra.

"Angkat aja." Ucap Leon diakhiri kecupan lembut di puncak kepala Sandra.

Sandra lalu mengaktifkan speaker hape membuat Leon yang merebahkan tubuh disampingnya tersenyum.

"Udah dimana?"

"Taksi kak." Jawab Sandra sambil mengusap lembut bibir bawah Leon yang terbelah seksi dengan telunjuknya.

"Oh gitu.Ya Udah salam buat Tante dan Om."

"Ya." Menutup telpon dan melemparnya jauh kemudian mendekap masuk kedalam pelukan Leon.

****

Leon dan Sandra baru saja meresmikan hubungan layaknya sepasang kekasih. Bukan suatu yang mudah bagi Leon untuk jujur akan perasaannya pada gadis yang usinya bertaut 10 tahun lebih muda darinya. Banyak hal yang harus ia pertimbangkan hingga akhirnya memutuskan untuk menerima resiko dimasa depan. Terlebih Sandra yang masih berada di bangku sekolah dan dirinya yang merupakan wajah perusahaan yang segala gerak-geriknya dipantau oleh pihak-pihak lawan.

Pertemuan yang tidak disengaja dengan Sandra bahkan berniat melibatkan Sandra dalam misi balas dendamnya pada Sahabat dan pacarnya yang menghianatinya.

Tiga bulan yang lalu, Leon membatalkan penerbangannya ke Bali. Ia memilih check in di hotel terdekat untuk istirahat sejenak dari aktifitasnya yang padat.

"Gue batal pergi." Leon mendengus pada seorang yang sedang berbicara dengannya lewat sambungan telpon. "Dah dulu Gue tutup..Bye." balas Leon yang akhirnya menutup telpon memasuki lift.

Andai keberangkatan ke Bali tidak batal mungkin dirinya sudah berada di Bali menemani Jesika kekasihnya ke pesta pernikahan. Tapi Jesika tiba-tiba menolak Leon untuk ikut bersamanya dengan alasan ia tidak ingin merepotkannya.

Dengan langkah yang berat Leon keluar dari lift untuk mencari kamarnya. Namun hal yang sama terulang kembali. Leon melihat Frans dan Jesika berciuman didepan pintu kamarnya.

Membuat Leon yang hendak melemparkan tinjuan saat itu juga harus terhenti ketika seorang gadis yang masih lengkap dengan seragam sekolah bersembunyi dibalik tembok menutup mulutnya dengan paper bag dalam pelukannya.

"Sial!" Umpat Leon dalam hati meraih tangan gadis itu. "Ikut gue!" ujarnya dingin menyeret gadis itu masuk kedalam lift.

Di dalam lift Leon menatap dengan sorotan tajam seolah akan memakan gadis itu untuk menggantikan melampiaskan amarahnya.

"Udah berapa lama Lo disana?" Tanya Leon masih dengan sorotan tajam.

"B-Ba-Baru." Jawab gadis itu dengan mata terbelalak mendapati sorotan tajam mata Leon mengarah padanya. "K-Kak." Sambungnya dengan menundukkan wajahnya.

"Ngapain Lo disana?"

"Ngantar ini." Jawabnya menunjukkan paper bag.

"Untuk siapa?" Tanya Leon.

"Kak Frans." Jawabnya masih menundukkan wajah ketakutan. Namun jawabannya malah membuat Leon tersenyum sinis.

"Lo kenal sama Frans?" Tanya Leon mendekat pada gadis itu yang menjawabnya hanya dengan anggukkan kepala.

"Lo siapanya Frans?" Tanya Leon semakin dekat.

"Tunangan." Jawabnya. "Eh bu-bukan!" Sambung gadis itu lagi dengan gagap membuat Leon menyeringai. "Calon." Ucapnya masih menunduk. "Ya masih calon."

Tunangan ataupun masih Calon tunangan bukanlah suatu hal yang harus dicari tahu Leon akan kebenarannya. Baginya sudah cukup mengetahui bahwa gadis didepannya sekarang sudah pasti adalah aset masa depan Frans.

"Wanita yang akan menjadi istrinya dimasa depan." Gumam Leon dalam memperhatikan gadis yang menjadi jembatan untuk balas dendam pada Frans yang sudah dua kali menodai wanitanya.

"Nama Lo siapa?" Tanya Leon mengangkat dagu gadis itu. "Cantik." Ujar Leon tersenyum nakal. "Gue baru tahu Frans punya harta sebagus ini." Gumam Leon dalam hati penuh kemenangan.

"S-Sandra Kak." Jawab Sandra membuat Leon menyeringai dengan punggung jari tangannya mengelus pipi Sandra.

"Sandra ya." Gumam Leon dalam hati.

"Sekali merengkuh dayung dua tiga pulau terlampaui." Ujar Leon melepas tangannya dari wajah Sandra. "Pernah dengar pepatah itu gak?" Tanya Leon membuat Sandra bingung melongo.

Ting! Suara pintu lif terbuka.

🍁🍁🍁

Mampir juga di karya Author dionesia yang lainnya denganjudul Bukan Suami Pengganti,

2. Gue Mau!

Leon,Frans,dan Gio pertama kali bertemu ketika ketiganya tinggal disebuah kompleks perumahan saat berada bangku TK. Bisnis yang dijalankan masing-masing keluarga berkembang hingga menuntut ketigannya untuk tidak tinggal dilingkungan yang sama lagi. Meski begitu pertemanan mereka tetap terjalin bahkan mereka lulus dari universitas ternama yang sama.

Leonardo Sanjaya atau Leon anak dari pemilik Nusantara Group Davidson Sanjaya. Nusantara Group bergerak di bidang interior & manufacturing. Dikenal ambisius dalam pekerjaan Leon kini dipercayakan David menjadi Wakil Presdir di perusahaan. Tampan,Pintar dan ambisius membuat siapapun wanita kagum. Sifatnya yang cuek dan dingin membuat para wanita itu berlomba-lomba menaklukan kulkas 4 pintu itu.

Fransroso Wardana atau Frans juga berada diposisi Wakil Direktur di Perusahaan Konsultan sang Ayah yakini Fandy Wardana. Frans yang juga memiliki pesonanya sendiri dan memiliki sisi kebalikan dari Leon. Kehangatan dan ramah tamahnya menarik wanita masuk ke pelukannya. Banyak yang masuk namun tidak ada satupun dari mereka membuat Frans betah berlama-lama.

Dan yang terakhir ada Giorgino Saputra atau Gio. Ia seorang dokter ahli bedah disalah satu Rumah sakit di singapur . Pesona pria dengan jas putih ini tidak kalah dari kedua sahabatnya. Lesung pipi yang Gio miliki membuat diri populer dikalangan perawat cantik dan pasiennya. Terlalu banyak menghabiskan waktu dimeja operasi membuat Gio belum sekalipun pacaran. Ia pun diminta oleh Ayahnya untuk bekerja dirumah sakit swasta milik Kakeknya.

Pagi-pagi sekali setibanya di Jakarta Gio mengirim pesan pada sahabatnya untuk makan malam dalam rangka merayakan kepulangannya ke tanah air.

Leon terbangun mendengar suara notif pesan dari Gio. Ia menutup pesan dari sahabatnya dan kembali terbaring disamping Sandra. Saat akan memejamkan mata suara panggilan masuk membuat Leon berdecak kesal bangkit duduk.

'Mau apalagi sih nih anak.' gumam Leon melihat panggilan masuk dari Gio.

"Udah baca Gue. Apalagi?" Suara Leon menjawab panggilan Gio.

"Galak amat sibos." Suara Gio.

"Lo juga ada-ada aja nelpon orang sepagi ini." Balas Leon menyibak selimut ditubuhnya.

"Gue ajak Frans. Lo bakalan datang kan'." suara Gio mengabaikan keluhan Gio.

"Frans." Ucap Leon bangkit dari ranjang dengan menapakkan kakinya ke lantai. Ia menarik napas panjang membuka pintu yang mengarah ke balkon kamarnya.

"Ia." Suara Gio pelan menangkap sinyal Leon yang sebentar lagi melontarkan alasan menolak untuk tidak datang.

"Ah gitu. Gimana ya?"

"Gimana apanya?" Tanya Gio balik.

"Tiba-tiba gue gak bisa." Jawab Leon menatap Sandra yang menggeliat dibawah selimut yang menutupi tubuhnya.

"Damai itu indah. Seindah cinta gue ke Lo berdua." Bujuk Gio meyakinkan meskipun Ia tahu Leon akan mencari berbagai alasan untuk menolak bertemu dengan Frans selama itu bukan mengenai perkerjaan.

Sudah 5 tahun setelah ketiganya lulus dari kampus bergengsi di Jakarta. Lima tahun sudah perang dingin antara Leon dan Frans. Di usia yang menginjak 28 tahun ini masih saja Gio sebagai penengah belum bisa mendamaikan kedua sahabatnya itu.

Kampret!" Umpat Leon membuat Gio tergelak kencang.

"Gue yakin banget Lo berdua pasti sudah kangen beli k*nd*m berdua." Ledek Gio yang selalu menarik Leon pada momen ketika keduanya tak dapat dipisahkan.

"******!" Umpat Leon yang tidak bisa menyangkal kedekatannya dengan Frans sebelumnya.

"Ayolah,kali ini please!" Pinta Gio memohon.

"Iya,Terserah Lo. Dan gue bakal bawa Jesika."

"Buset! Lo mau hancurin makan malam romantis kita bertiga?"

"Menurut Lo!"

"Asal Lo berdua datang gue udah senang. Gue cabut ya." Melangkah ke pintu. "Jangan lupa nyalon buat entar malam."

B*ngk*!Umpat Leon.

Ponsel Leon kembali berbunyi. Telpon dari Sandra.

"Apa?" Tanya Leon

"Kak Frans aja aku makan malam." Mengernyit. Dia ngajak Sandra juga. Batin Leon

"Urusannya sama gue apa?" Memutar kursinya menghadap dinding kaca dibelakang meja kerjanya.

"Aku boleh ikut gak?"

"Terserah Lo mau ikut atau nggak." Tersenyum memandang langit Jakarta. "Kenapa malah nanya gue." Melipat bibirnya menahan senyum.

"Benaran terserah aku kak?"

"Iya."

"Hm...kalau aku ikut teru---"

"----Pulang sekolah temui aku di depan mall dekat kantor."

"Tapi Aku mau persiapan buat ma----"

"----Iya,Gue tahu. Gue tunggu."

Tut Tut Tut

****

Sandra berjalan menuju mall di salah satu kawasan elit dijakarta. Dari jarak jauh dia melihat Leon berdiri di pintu utama sambil melambaikan tangan padannya.

"Maaf bos." Mengedipkan satu matanya pada Leon. "Tadi ada sedikit kemacetan di jalan." Membungkukkan sedikit tubuhnya dan mempersilahkan Leon berjalan lebih dulu.

Leon mengernyitkan alisnya melihat Sandra bersikap seolah dirinya atasan dan dia bawahannya. Dengan tersenyum Leon berjalan lebih dulu dan dikuti oleh Sandra dari belakang.

"Masuk." Perintah Leon ketika keduannya sampai diruangan tertutup.

"Selamat datang tuan muda Leon." Empat wanita dengan pakaian casual membungkuk menyambut kedatangan mereka didalam.

Ada apa ini? Batin Sandra melihat seisi ruangan ada banyak gaun yang tergantung. Ada sepatu wanita yang tersusun dirak kaca dan juga cermin besar dan perlengkapan make up didepannya.

"Tunjukkan kemampuan terbaik kalian." Mendorong Sandra sontak keempat wanita itu menangkapnya. "Setelah itu antarkan dia ke alamat ini." Meletakkan kertas kecil diatas meja rias lalu beranjak keluar.

"Tunggu." Ucap Sandra mengikuti Leon keluar. "Ada apa?" Tanya Leon berbalik badan.

"Apa bos ingin menjualku?" Tanya Sandra meraih jari tangan Leon dan menautkan jari tangan itu dengan jari tangannya.

"Bukannya Lo bilang Frans ngajak dinner." Jawab Leon mengeratkan jari mereka yang saling bertautan.

"Iya. Tapi ke---" Sandra menunduk.

"---Gue bantu Lo dandan." Mengangkat dagu Sandra. " Untuk Kak Frans?" Tanya Sandra dengan wajah gak senang.

"Bukanlah." Membuat Sandra masuk kedalam pelukannya. "Lalu buat siapa?" Tanya Sandra mendongak melihat Leon.

Tidak ada jawaban yang keluar dari bibir Leon selain kecupan lembut yang mendarat di bibir Sandra.

Sama seperti waktu dirinya dipaksa masuk ke mobil Leon setelah keduannya melihat Frans dan Jesika didepan kamar hotel. Sore itu, Sandra yang merasakan hawa dingin menakutkan dalam diri Leon hanya bisa diam dan patuh menuruti perintah orang yang baru dia temui. Namun, dalam perjalanan Sandra tidak menyangka bahwa dirinya akan tertidur pules di mobil itu.

Satu jam sudah mobil tiba di basemant Apartemen dan satu jam itu juga Leon memandangi wajah cantik dihadapannya. Ingin rasanya membangunkan gadis itu dengan mengecup bibir atasnya yang tipis dan m*lu**t bibir bawahnya yang lebih tebal.

Belum selesai tergoda oleh bibir Sandra, dia harus menahan gejolak ketika matanya mendapati rok motif kotak-kotak terangkat sedikit keatas hingga memperlihatkan paha putih mulusnya.

Tahan.... Batin Leon. Menghela nafas panjang membuat Sandra terbangun mencium aroma mint dan mendapati sepasang mata menatapnya sangat dekat.

"Kak..." Suara bangun tidur Sandra terdengar manja membuat Leon tak kuasa. "Kita ada dimana?" Tanya Sandra mengambil posisi duduk tegak melepas seatbel lalu melihat keluar jendela.

"Basemant." Jawab Leon menyandarkan tubuhnya pada punggung jok mobil,lalu memejamkan matanya erat-erat.

Sialan! Umpat Leon dalam hati.

Perasaan apa ini? dia hanya anak ingusan jauh berbeda dengan Jesika. Tapi kenapa hasrat ini kuat banget. Teriak Leon dalam hatinya.

"Kak ini sudah jam sepuluh malam." Melihat jam ditangannya. Dan gak ada satupun yang mencariku .batin Sandra melihat ponselnya.

"Lo mau gue antar pulang?" Melipat tangannya didada.

"Nggak Kak. Antar aku kesekolah aja." Sahut suara itu bergetar dengan nada sendu.

"Malam begini di sekolah Lo mau tidur dimana?" Membuka matanya mendengar permintaan yang terdengar ngaco dan konyol.

"Aku bisa tidur di UKS." Jawab Sandra masih menatap layar ponselnya.

"Malam ini tidur di apartemen gue aja gimana?" Melepas shalbet. "Pagi baru gue antar kesekolah."

"Benaran." Menghapus air mata yang tertahan diujung matanya. "Aku boleh tidur ditempat kakak." Meraih ujung pinggang Leon dan mencium aroma maskulin dari tubuh pria itu.

"Boleh." Sahut Leon di jeda. "Tapi---" tangan Sandra tiba-tiba melingkar erat di pinggang Leon

---Sial! Umpat Leon dalam hati terkejut diam seribu bahasa.

"Tapi apa kak?" Mendongak.

"Lo jangan kayak gini juga!" Bahaya. Batin Leon. "Lepasin tangan Lo deh dari pinggang gue." Pinta Leon menatap Sandra yang berubah cemberut dengan bibir bawah yang lebih tebal maju kedepan.

"Kalau Lo gak lepasin." Melingkarkan tangannya dipunggung Sandra. "Gue gak bisa nahan diri." Mendekap tubuh Sandra dan mendekatkan wajahnya. "Untuk----" mengecup bibir Sandra.

"----Bodo! Umpat Leon dalam hati.

Ia m*lu**tnya begitu saja lalu melepas bibir itu."Bibir Lo lembut kenyal kayak anggur." Ujar Leon sedikit memberi jarak diantara wajah mereka.

"Kak..." Suara Sandra terdengar manja."Hmm?" Sahut Leon melihat dirinya terpantul dibola mata Sandra. "Nama kakak Siapa?"

"Leon." Bisiknya ke telinga Sandra. "kak Leon kenapa nyium aku?" Tanya Sandra polos sambil menghirup aroma mint dari nafas Leon yang mengenai wajahnya.

"Gue mau." Meraup bibir Sandra dan m*lu**tnya lagi dan lagi tanpa peringatan.

3. Masih bisa tahan

Pertemuan Leon dan Frans diluar urusan pekerjaan pun terjadi untuk pertama kalinya setelah enam tahun berlalu.

YES! batin Gio.

Makan malam disebuah restoran elit dan mewah. Meja dengan lilin, gelas dengan anggur. Khusus malam ini restoran dipesan untuk mereka.

Gio melirik jam tangannya. Sudah dua puluh menit berlalu Leon,Frans,Jesika dan Gio menikmati hidangan. Dan tamu lain yang harusnya duduk diantara Leon dan Frans belum menampakkan diri.

"Hm..Sandra." lirik Gio sebentar pada Leon yang juga melihat kepadanya saat nama itu disebut. "Lo sudah coba hubungin dia?" Tanya Gio pada Frans lalu kembali fokus memotong steak dipiringnya.

"Sudah." Jawab Frans melihat ke Jesika. "Tapi gak ada balasan." Sambungnya lagi melirik ke Leon yang melihat layar hapenya.

LeonardoSanjaya

Lo udah dimana?🙄

BayiBesar

Bentar lagi sampai kak😁

Leon berdehem sebentar,lalu meletakkan hapenya disamping gelasnya. Ia melirik Frans yang melihat padanya.

"Cewek udah bela-belain dandan cantik." puji Frans melirik sebentar ke Jesika yang melihat kearahnya. "Tapi elo masih saja sibuk dengan urusan yang lain." Sindirnya pada Leon sambil memotong steak yang ada dipiringnya.

"Lo gak takut Jesika pergi kepelukan cowok lain." ucap Frans lagi sebelum memasukan potongan kecil steak kemulutnya.

"Lo mau cewek gue lagi?" Tanya Leon membuat Jesika terbatuk saat meneguk minumannya dan spontan Frans bangkit berdiri memberikan tissue.

Melihat pemandangan itu Gio hanya diam meneguk anggurnya.

"Makasih." Ucap Jesika menerima tissue pemberian Frans. "Ya." Melirik Leon sebentar dan kembali duduk.

"Lo gak pa-pa 'kan." Ujar Leon melihat ke Jesika yang sedang melap bibirnya dan disambut dengan anggukan.

Apa mungkin Leon sudah tahu hubunganku dengan Frans. Batin Jesika melipat bibirnya.

"Lo masih sama aja kayak dulu." Sindir Frans meneguk anggurnya. "Dingin dan Cuek." Meletakkan kembali gelasnya.

"Lo juga masih sama." Balas Leon melihat ke Frans. "Brengsek." Ucapnya dan Kembali melihat steaknya yang sudah terpotong kecil-kecil.

"Kalian ini kenapa sih kayak anak kecil?" Tegur Gio mencoba menjadi penengah meskipun sebenarnya gak pernah berhasil mendamaikan keduannya. "Bisa gak sih kalian sedikit dewasa." Mengunyah steaknya sambil ngomel.

Sementara Gio menyerocos dengan berbagai wejangan Leon teralihkan oleh kedatangan gadis kecilnya yang tersenyum padanya. Tubuh Sandra yang dibalut gaun berwarna navy memancarkan pesona dikulitnya yang putih dan serasi dengan warna jas dan celana yang dikenakan Leon. Sandra lagi-lagi memberikan senyumnya saat berjala kearahnya dari balik punggung Frans.

"Kak maaf." menarik kursi."Aku kejebak macet di jalan." Suara Sandra dari belakang lalu duduk diantara Leon dan Frans.

"Oh manisnya." Sahut Gio melirik Leon dan Frans secara bergantian.

Kenapa dua bocah brengsek ini selalu terjebak pada wanita yang sama. Batin Gio tak tahan melihatnya.

"Sandra,kamu suka steak juga 'kan?" Tanya Frans yang didahului Leon dengan menggantikan piring yang ada didepan Sandra dengan piring steaknya miliknya yang sudah ia potong-potong kecil sejak tadi. "Makannya pelan-pelan." Ucapnya dengan nada dingin.

Sikap Leon membuat Gio tercengang dan Jesika menahan kesal dengan tangan mengepal erat diatas meja.

"Leon." Panggil Frans menyandarkan tubuhnya dipunggung kursi. "Lo ngapain?" Tanya Frans.

"Gue sedang latihan." Memanggil pelayan dengan menjentik jarinya mengabaikan pandangan kesal Frans padanya. "Jadi Hangat dan perhatian." Melirik sebentar Sandra yang mengabaikan mereka dan memilih menikmati potongan steaknya. "Kayak elo." Melihat ke Frans.

"Gue mau lemon tea hangatnya satu." Pinta Leon pada pelayan yang menghampirinya.

"Sandra,steaknya enak ya?" Tanya Gio berusaha mengalihkan topik untuk memisahkan tatapan tajam Leon dan Frans yang saling beradu.

"Hm..Enak kak." Jawab Sandra. "Makasih ya kak." Memakan steaknya sambil tersenyum pada Gio yang juga mendapatkan tatapan tajam dari kedua sahabatnya itu.

"Apa Lo berdua?" Ucap Gio dengan gerakan bibir tanpa mengeluarkan suara.

"Lemon tea hangatnya,Tuan."

"Gue gak mau minum itu Leon." Ujar Jesika melihat Leon menerimanya dari pelayan.

"Gue tahu." Melihat ke Jesika. "Ini buat adik kecil disamping gue." Memberikan pada Sandra yang sudah menghabiskan setengah steaknya.

"Makasih kak." Meminumnya.

Dia hanya anak kecil aku tidak perlu mengambil hati. Batin Jesika memakan steaknya dengan raut wajah kesal terlihat jelas oleh Frans yang memperhatikannya.

Kekesalan berlarut tenggelam oleh melodi yang dimainkan oleh pianis menemani semua menikmati makan malam hingga akhir.

Dan tiba saatnya untuk Leon harus merelakan Sandra pulang bersama dengan Frans. Sementara Dia harus mengantar Jesika dan juga Gio yang hobi banget jadi obat nyamuk dari dulu.

****

Setelah menurunkan Jesika di Apartemennya Leon memutar setir berbelok mengantar Gio yang sekarang sudah duduk disebelahnya.

Melaju dengan kecepatan rata-rata di jalan raya yang masih saja ramai.

"Sandra benaran cantik ya." Ucap Gio Membuka percakapan dengan Leon. "Persis dengan apa ya Lo gambarin kalau cerita sama gue." Melirik Leon memutar setirnya.

"Dia lebih cantik kalau lagi berduaan di Apartemen gue." Ucap Leon.

"Tapi Lo belum tidurin dia kan?" Tanya membuat Leon menghela nafas panjang mengingat saat pertama kali menggodanya.

Malam itu Sandra yang pasrah saja ketika Leon m*lu**t bibirnya di dalam mobil. Namun harus terhenti karna posisi kepala Sandra yang tidak mendukung untuk memperpanjang lebih lama. Hampir saja kepala gadis itu kejedot pada setir yang menghalanginya.

Keduanya pun turun dari mobil dan berjalan ke arah Lift seolah tidak ada yang terjadi. Leon hanya bisa tersenyum nakal sepanjang langkahnya menuju apartemen.

Ah! Lembut dan kenyal. Tebakan gue emang gak salah. Batin Leon membuka pintu.

Leon kemudian menatap heran pada Sandra ketika keduanya berada didalam apartemen. Reaksi Sandra tidak seperti yang ditunjukan oleh cewek-cewek yang dia pernah bawa masuk ke apartemennya.

Leon menunggu Sandra melontarkan.Uwahh! Respon takjub akan apartemen dan segala isinya yang mewah.

"Kakak gak kesepian." Berdiri disampingnya.

Bukan uwahh?!Tapi malah kesepian. Batin Leon mengeryit.

"Hidup sendiri di apartemen sebesar ini." Ucap Sandra melihat sekeliling full dengan perabotan mewah.

Bukan kah harusnya yang keluar "Pengen deh punya apartemen kayak kamu ini." Batin Leon bergumam menirukan cara cewek-cewek biasanya. Namun kenyataannya Sandra gadis yang baru dia temui malah mengatakan sebaliknya.

"Enak tahu tinggal sendiri!" melepas jasnya dan melemparnya ke atas Sofa."Lo bisa melakukan apa yang Lo mau." Tambah Leon berjalan menuju kamar dekat ruang tamu. "Lo tidur di kamar ini." membuka pintu kamar.

Sandra langsung masuk kekamar dan mengabaikan begitu apa yang dikatakan Leon.

"Di lemari ada pakai aja yang bisa Lo pakai." ucap Leon spontan Sandra berlari dan membuka lemari yang pria itu maksud." Lo bisa pakai bu---"

"---Uwaahh!"Potong Sandra takjub melihat isi lemari. "Kakak melihara berapa banyak wanita disini?" Tanyanya.

Ini anak sebenarnya kagum apa lagi ngejek gue .Batin Leon

"Gak usah banyak nanya. Pakai aja buat ganti."

"Oke." Mengancungkan ibu jarinya ke Leon.

"Kalau lapar atau haus lihat kekulkas."

"Kakak mau kemana?" Menghampiri Leon

"Mau tidur."Jawabnya. "Kamar gue diatas." Menutup pintu dan pergi meninggalkan Sandra.

Setelah mandi dan berganti baju tidur Sandra berguling di ranjang dengan selimut yang membungkus tubuhnya.

Gak bisa tidur. Batin Sandra terduduk diranjang. Ia menurunkan kakinya menyentuh lantai dan berjalan dengan balutan selimut menapaki anak tangga menuju kamar Leon.

"Kak.." Membuka pintu."Sandra gak bisa tidur." Masuk kedalam.

Kak Leon dimana.batin Sandra melihat tidak ada orang diranjang yang besar itu.

"Lo mau tidur sama gue." Ujar Leon berdiri di belakangnya.

Sandra pun berbalik badan. "Iyaa." jawab Sandra polos melihat Leon berdiri mengenakan piyama.

"Oke." Leon langsung mengangkat tubuh Sandra yang dibalut selimut dan membawanya ke atas ranjang.

Salahkan calon istri Lo Frans yang datang sendiri ke kamar gue. Batin Leon yang menarik Sandra dalam rencana balas dendam pada sahabatnya itu.

Leon berdiri pada kedua lututnya diantara tubuh Sandra yang terbaring dihadapannya. Lalu membuka kancing bajunya satu persatu. "Kakak mau ngapain?"tanya Sandra. "Making Love" melempar bajunya kelantai.

"Gak mau." tolak Sandra bangkit duduk diranjang.

"Kenapa?" Mengambil posisi duduk juga. "Bukannya Lo yang bilang mau tidur sama gue." Ucap Leon memandang wajah Sandra.

"I-Iya." Menunduk menghindar dari tatapan tajam Leon. "Ta-Tapikan maksud Sandra itu bobo." Masih dengan posisi yang sama.

"Dikamus gue tidur bareng itu ya ngelakuin." Mendekatkan dirinya pada Sandra. "ngelakui itu." bisik Leon. "Kamu pahamkan?" Menangkup sisi wajah Sandra.

"Aku gak mau." tolak Sandra.

"Kenapa?" Tanya Leon.

"Levelnya terlalu tinggi." Jawab Sandra membuat Leon melipat bibirnya menahan senyum.

"Gue boleh meluk Lo gak?" Tanya Leon

"Eh?"

"Level meluk kan gak tinggi." ucap Leon.

Gemas banget sih ini bocah. Batin Leon yang melupakan niat balas dendamnya.

"Tapi efeknya tinggi loh Kak."

"Gue masih bisa nahan." Menarik Sandra masuk kepelukanya begitu saja.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!