NovelToon NovelToon

Temporary Wife

Anya POV 1

"Pernikahan kita tinggal 2 bulan lagi Radit !."

Aku membentaknya ,karna aku sudah tidak habis pikir dengan jalan pikirannya.

"Sayang.. kita akan tetap menikah ,aku akan pulang nanti dihari bahagia kita." Radit menggenggam tanganku erat terlihat meyakinkan.

"Lalu setelah menikah apa kita harus berjauhan?" Aku sangat sedih ,air mataku hampir menetes. Aku anak tunggal ,dirumah aku sudah merasa kesepian karna tak punya saudara ,hanya ada Bunda yang selalu menemani. Dan setelah menikah ,aku dan Radit akan menempati rumah baru yang sudah dibeli oleh Radit.

"Aku hanya berada di Singapore sayang ,jarak yang dekat bukan? Aku akan sering pulang dan kamu bisa liburan kesana ,semau kamu." Radit mencium tanganku ,kata-katanya sangat lembut.

Dia terlihat sangat mencintaiku ,aku pun sangat mencintainya. Sudah 3 tahun kami bersama dalam suka dan duka.

"Kenapa mendadak sekali kamu ingin melanjutkan study disana ?kenapa tidak dari dulu ,saat kita belum merencanakan pernikahan?." Aku melepaskan genggaman tanganku dengannya ,perlahan aku usap sudut mataku yang mulai basah.

"Aku ingin seperti Kak Reyhan ,dia sudah punya perusahaan sendiri. Aku iri dengannya ,dia pandai berbisnis ,dia selalu dibanggakan Mama dan Papa." Mata Radit terlihat memerah ,aku tidak sanggup melihat kesedihan yang amat terpancar. Aku tau sedikit tentang Kakaknya Radit yang bernama Reyhan, dia lelaki yang sudah sukses diusianya yang sekarang menginjak 30 tahun. Bukan isapan jempol semata ,karna dia sudah berbisnis mulai dari jaman dia kuliah dulu.

"Tapi kamu kan bisa belajar dari Kak Reyhan ,tidak perlu kamu study diluar negri." Aku membujuknya agar ia tidak berangkat ke Singapore.

Radit menggelengkan kepala.

"Bagaimana kalau kita tinggal di Singapore saja? Jadi kita tidak akan berjauhan setelah menikah."

"Aku tidak bisa Radit ,kau tau sendiri ,aku baru saja membuka bisnis butikku 2 bulan ini ,masih banyak yang harus aku urus."

"Baiklah ,kau memikirkan bisnis butikmu ,aku juga mau menggapai impianku untuk mempunyai perusahaan sendiri. Jadi tidak ada yang salah bukan? Kita masih memikirkan kepentingan kita masing-masing ,tidak ada yang mau mengalah."

"Kenapa kamu bicara seperti itu Radit ,iya ini juga impianku ingin memiliki butik , bukannya ini juga berkat bantuanmu juga? Aku tidak bisa meninggalkan bisnis butikku ,terlalu dini untuk aku mempercayakan bisnisku kepada bawahanku."

"Baiklah ,bagaimana kita tunda saja pernikahan kita untuk 1 tahun kedepan. Aku akan menyelesaikan studyku secepatnya."

Deg. Aku kaget dengan perkataan Radit ,dia ingin membatalkan pernikahan ini?

"Bagaimana bisa Radit ,kita sudah mengurus semuanya hampir 70% ,kau tidak bisa seenaknya memutuskan sepihak. Orang tuaku pasti akan kecewa dan juga Orang tuamu."

Radit tiba-tiba memelukku ,dan berkata.

"Aku sangat mencintaimu Anya ,aku ingin menjamin masa depanmu tidak kekurangan satu apapun ,aku tidak bisa bergantung dengan perusahaan Papa terus ,aku malu."

Dia melepaskan pelukannya dan mengusap pipiku lembut. Aku hanya bisa menatapnya dengan kebingungan.

"Sayang ,tolong mengerti. Aku memang ingin cepat menikahimu ,tapi melihat 1 bulan yang lalu Papa sangat membanggakan Kak Reyhan ,aku menjadi iri." Dia memelukku kembali dan aku hanya bisa diam.

**

Hari ini adalah hari yang seharusnya ditunggu-tunggu oleh semua perempuan manapun. Menikah adalah impian semua orang ,apalagi bisa menikah dengan orang yang dicintainya.

Namun ,itu hanya berpihak pada mereka yang beruntung. Ya ,aku tidak seberuntung mereka. Aku terpaksa harus menikah dengan lelaki yang sama sekali aku belum pernah mengenalnya. Ini aku lakukan untuk menjaga nama baik keluargaku. Tidak lucu bukan ,jika pernikahan anak semata wayang harus batal apalagi melihat umurku untuk seorang wanita sudahlah cukup matang.

"Cantik banget sih anak Bunda yang satu ini." Bunda mengagetkan aku disaat aku sedang melamun, ditepuklah pundakku dari arah belakang.

"Ih Bunda ngagetin Anya aja ,ya iya lah anak Bunda yang satu ini memang cantik, emang siapa lagi anak Bunda yang cantik?." Kataku cemberut.

"Hmm..gak ada."

Aku dan Bunda pun tertawa bersama.

Namun tiba-tiba Bunda menghentikan tawanya seketika lalu menatapku seakan ada sesuatu yang ingin dikatakan.

"Anya.. apa kamu bahagia, Nak?"

Bunda menanyakan apa yang tidak seharusnya ditanyakan ,bukankah seorang Ibu akan paham bagaimana perasaan anaknya. Ikatan batin seorang Ibu dan Anak kan kuat.

Aku terdiam dan teringat akan hari itu ,dimana Radit yang sangat aku cintai ,yang akan menjadi suamiku hari ini malah memilih pergi meninggalkan aku. Dia lebih memilih melanjutkan study di negri orang dan dia berkata akan memulai bisnis disana. Padahal waktu itu dia sempat mengalah dan memilih untuk tetap tinggal di Indonesia setelah perdebatan 2 bulan yang lalu.

"Radit... tunggu Radit...."

30 menit yang lalu aku menerima pesan dari Radit bahwa dia akan terbang ke Singapore pagi ini. Padahal seminggu lagi kita akan menikah.

Aku langsung melajukan mobilku untuk segera menuju ke Bandara. Dari kejauhan aku melihat penampilan seorang pria yang sangat mirip dengan Radit ,memakai celana jeans biru dengan kemeja biru mudanya dan topi hitam. Aku sekeras mungkin memanggilnya.

Pria itu menoleh ke arah belakang ,tepat dugaanku ,dia memang Radit. Rasanya aku ingin memakinya ,ingin memukulnya ,namun sungguh saat menatap matanya aku dibuat diam seribu bahasa.

"Sayang ,kenapa kau kesini?"

Radit memelukku ,erat sangat erat.

Aku menangis dipelukannya ,Radit yang menyadari langsung melepaskan pelukannya dan menatapku.

"Sayang.. jangan menangis ,aku mohon ,mengertilah."

Dengan suara yang lirih aku memohon "Jangan pergi..."

Namun kenyataannya ,dia tetap memilih pergi mengejar impiannya.

"Mamih.... Mamih cantik banget." suara anak kecil yang menggemaskan membuat hatiku terhibur sedikit. Dia Qila ,anak angkat dari Reyhan. Aku tidak tahu persis alasan dibalik Kakaknya Radit itu mengadopsi anak ,namun yang sedikit aku tau, bahwa Qila anak yatim piatu. Orang tuanya sudah meninggal karena kecelakaan.

"Qila juga cantik banget sih ,yang dandanin siapa sayang?." tanyaku gemas sambil mencubit pipinya. Aku sangat suka dengan anak kecil apalagi aku gak pernah ngrasain punya adik ,memiliki anak sebelum hamil bisa juga buat latihan menjadi seorang Ibu.

"Omah yang dandanin Qila ,Mih."

Entah kenapa anak ini sudah sangat akrab denganku ,padahal kita baru bertemu beberapa hari yang lalu saat pertemuan kedua belah keluarga yang membahas pernikahan aku dengan Reyhan.

SAHHHHH.....

Begitu teriakan dari orang-orang yang menghadiri acara pernikahan aku dan Reyhan. Mulai hari ini aku sudah menjadi istri Reyhan. Kalau dilihat-lihat ,sebenarnya Reyhan ini lebih tampan dari Radit. Badannya yang tinggi ,kekar dan wajahnya yang terlihat dewasa namun sangat rupawan. Aku masih heran ,kenapa Reyhan mau menikahiku.

Mama ,Papa Reyhan dan juga Ayah Bundaku memberi ucapan selamat kepada kita berdua. Aku melihat senyuman yang mengembang diwajah Mama dan Papa namun tidak melihat senyuman yang sama dikedua wajah Ayah dan Bunda ,aku tahu bahwa mereka sangat mencemaskan keadaanku.

.

.

.

Anya POV 2

Saat ini aku berada di Apartemen milik Reyhan ,setelah selesainya resepsi ,Reyhan mengajakku untuk pulang ke Apartemennya tentu saja bersama Qila si gadis cantik yang mungil.

"Mih.. Qila mau susu coklat." Gadis kecil ini menggoyangkan sedikit bajuku seperti anak yang sedang merengek.

"Baiklah Mamih akan buatin Qila susu coklat ,terus nanti langsung bobo ya sayang." Kataku lembut sambil mengusap puncak kepalanya.

"Iya Mamih." jawab Qila dengan semangatnya.

"Biar saya aja Bu ,Bu Anya kan pasti capek habis acara." Mbak Ratna yang menjadi baby sitter tiba-tiba menghentikan aktivitasku yang sedang menuang susu bubuk kedalam gelas.

"Tidak usah Mbak ,gak apa-apa. Mbak Ratna istirahat aja pasti capek juga kan? Nemenin si Qila yang gak bisa diem tadi di acara." Kataku memerintah Mbak Ratna untuk beristirahat.

Mbak Ratna masih berdiam diri disampingku ,mungkin dia merasa tidak enak.

"Qila.. belum tidur sayang?" Kak Reyhan yang terlihat habis mandi langsung menghampiri Qila. Terlihat rambutnya yang masih setengah basah menambah kesan menawan dimataku.

"Qila lagi nungguin susu buatan Mamih ,Pih."

Selesai juga aku membuat susu coklat buat Qila ,namun aku malu untuk menghampiri Qila. Karna saat ini Qila sedang duduk bersebelahan dengan Kak Reyhan. Hanya tersedia tempat duduk yang kosong didepan mereka berdua.

"Nih... susunya sayang ,nanti dihabisin terus bobo ya sama Mbak Ratna, Mamih mau mandi dulu." Saat aku akan balik badan ,Qila memanggilku.

"Mamih... cium Qila dulu dong."

Hah....

Aku kaget ,bukan karna aku tidak pernah mencium Qila ,namun jarak Qila dan Kak Reyhan sangat dekat ,jika aku mencondongkan badanku ke depan sedikit saja tentu akan dekat pula dengan Kak Reyhan. Karna tidak ada posisi yang bisa dijangkau kecuali dari depan. Karna meja makan ini terbentur tembok dari arah kiri ,sedangkan Qila berada dipojok tembok.

"Mamih buruan ,cium Qila dulu."

Aku pun mulai mencondongkan badanku untuk mencium kening Qila. Sekilas aku melihat Kak Reyhan sedikit memundurkan badannya.

"Selamat malam ya sayang." satu kecupan mendarat dikening Qila. Dan aku ingin buru-buru masuk ke kamar karna aku sangat canggung jika harus lama-lama berhadapan dengan Kak Reyhan. Saat aku berpacaran dengan Radit ,aku sama sekali belum pernah bertemu dengan Kak Reyhan. Saat datang kerumah Radit pun ,tidak pernah ketemu Kak Reyhan karna dia tinggal di Apartemen ini.

"Mamih... kok Papih gak dicium." Aku yang hampir mencapai pintu kamar seketika berhenti ,aku dan Kak Reyhan tanpa sengaja saling memandang satu sama lain.

Keheningan pun cukup terjeda beberapa detik.

"Kan Papih tidurnya sama Mamih ,ciumnya nanti aja dikamar."

Jawaban Kak Reyhan membuatku tak bisa berkata apapun ,aku pun langsung masuk kamar.

Drrtt .. Drrtt. .

Ponsel yang aku letakan diatas nakas ,mengalihkan perhatianku.

Ada banyak pesan dari Radit dan juga panggilan tak terjawab. Aku memang mengabaikannya dari tadi pagi.

Sayang.. bales pesanku

Sayang ,kau harus tau ,aku masih sangat mencintaimu

Setelah aku kembali nanti ,kamu akan jadi milikku lagi

Aku pastikan Kak Reyhan hanya melindungimu ,karna kalian tidak saling mencintai bukan? Kau mencintaiku ,dan Kak Reyhan juga mencintai Calista , cinta pertamanya. Calista juga sama sepertiku ,dia sedang mengejar karirnya di Prancis ,suatu saat dia akan kembali. Kau baik-baik disitu dengan Kak Reyhan ,anggap saja dia seperti Kakakmu sendiri. Kau paham kan Sayang??

Sayang... angkat telfonku

Sayang ,aku tidak berbohong ,aku akan membahagiakanmu nanti

Sayang ,aku harap kamu tidak marah denganku

Omong kosong!

Aku membanting ponselku ke atas kasur.

Aku marah ,aku kesal ,tidak tahu perasaan apalagi yang harus aku utarakan saat ini.

Radit ,dia tega meninggalkan aku.

Dia mempermalukan aku.

Aku seperti wanita yang menyedihkan.

Harus mengorbankan cintaku dan menikah dengan pria yang sama sekali belum aku kenal.

Aku memang egois ,aku tidak mau tinggal di Singapore. Bukan hanya karna butikku ,tapi juga karna aku tidak bisa meninggalkan kedua orang tuaku. Mereka pasti sangat sedih harus berjauhan denganku ,apalagi antar negara.

Aku sudah memberikan kebebasan pada Radit ,jika kita setelah menikah harus LDR. Namun dia terlalu terburu-buru untuk terbang ke Singapore dengan alasan dia mendapat salah satu celah bisnis yang akan dia kembangkan disana bersama beberapa rekan kerjanya. Dia tidak bisa pulang ke Indonesia untuk menikahiku ,karna jadwalnya bentrok dengan hari dimana kita menikah.

Calista...

Wanita itu yang Kak Reyhan cintai? lalu kenapa dia mau menikahiku ,bukankah jika Calista tau wanita itu akan marah?

Ini pernikahan ,bukan sekedar menjadi pacar boongan yang bisa seenaknya berpisah.

Aku termenung dibawah guyuran shower yang membasahi bajuku. Acara pernikahanku bisa dikatakan sederhana dan tamu yang datang pun hanya sebatas kalangan keluarga.

Aku pun tidak merasa terlalu lelah karna tamunya juga sedikit. Hatiku perih saat menyadari nasibku sekarang entah akan bagaimana. Akankah aku bahagia dengan pernikahan ini ? Kita tidak saling mencintai. Tapi aku tidak mungkin menganggap pernikahan ini hanya angin lalu. Pernikahanku ini sah dimata agama dan negara. Aku harus mempertahankan pernikahanku ,aku tidak boleh merusak pernikahan yang hanya aku inginkan sekali seumur hidup.

"Anya ,kamu udah selesai mandi?" Kak Reyhan tiba-tiba masuk ke dalam kamar. Dia menghampiriku lalu duduk di atas sofa kecil yang berada didalam kamar.

"Iya sudah Kak." jawabku.

"Kakak akan tidur dikamar sebelah setiap Qila sudah tertidur ,Mbak Ratna dan Bi Nah sudah Kakak kasih tau tentang pernikahan kita. Kamu bisa menggunakan kamar ini semaumu ,hanya saja barang Kakak sengaja diletakkan disini untuk berjaga-jaga."

Entah kenapa rasanya begitu sakit ,saat aku yang sudah menjadi seorang istri namun tidak bisa menjalankan kewajibanku.

"Kak Rey ,apa terpaksa dengan pernikahan ini?." Aku memberanikan bertanya karna sudah tidak tahan akan segala macam pertanyaan yang ada diotakku ,aku sungguh penasaran.

"Maksudmu?."

Aku melihat wajah Kak Rey tidak seramah tadi ,dia seperti tidak suka dengan pertanyaanku.

"Kata Radit ,Kak Rey sudah mempunyai kekasih. Bagaimana kalau dia tahu dan akan marah akan hal ini?."kataku lagi.

Kak Rey terlihat menghela nafas dan berjalan mendekatiku.

"Biar itu jadi urusanku."

Singkat ,padat dan dingin. Jawabannya membuatku merasa tidak enak sudah mencampuri urusannya. Ah ,tidak seharusnya aku bertanya seperti itu ,aku tidak ada hak untuk mengetahuinya.

Dasar bodoh.

Dengan perasaan yang tidak karuan ,aku mencoba untuk memejamkan mataku. Setelah beberapa saat Kak Rey keluar dari kamar dan memerintahkan aku untuk segera tidur. Cukup lama untuk aku terlelap karna ponselku terus berbunyi. Iya ,siapa lagi kalau bukan Radit yang terus menggangguku.

.

.

.

Anya POV 3

Pernikahan itu hanya sementara ,aku pastikan saat aku pulang nanti kamu akan kembali kepelukanku. Sayang... tolong jawab aku, aku sungguh mencintaimu. Aku sedang berjuang disini ,tolong mengerti.

Aku benar-benar sudah muak atas segala pesan yang Radit kirimkan ke aku. Dia terlalu menganggap remeh suatu hal.

Tutt... Tuttt

Ponselku berbunyi. Tertera nama Radit.

"Iya kenapa?." jawabku ketus.

"Sayang, kau bisa tidak jangan membuatku khawatir. Balas pesanku, jangan diam seperti ini."

"Tolong jangan ganggu aku lagi , sekarang aku sudah berstatus istri orang."Entah dapat jawaban darimana ,tiba-tiba aku berkata demikian.

"Hahaa, iya kamu sudah menjadi istri Kak Rey ,tapi kan cuma sementara sayang..."

"Tidak sementara! Selamanya!." Aku meninggikan suaraku dan langsung aku matikan sambungan telfonku dengan Radit.

Hatiku sakit ,saat Radit berkata aku hanya istri sementara. Dia pikir pernikahan itu ajang main-main. Aku sudah mengikat janji suci dan berjanji kepada Tuhan juga kedua orang tuaku ,untuk menjadi istri yang berbakti. Aku tidak mungkin mengecewakan kedua orang tuaku. Mereka harta yang paling berharga untukku.

**

Bau harum yang menyengat kini memenuhi indera penciumanku ,bau ini berasal dari dapur.

"Pagi Nyonya Anya , perkenalkan saya Bi Nah." pembantu yang bisa dibilang part time ini memperkenalkan diri. Umurnya sekitar 50 tahunan.

"Iya Bi Nah ,saya sudah tau dari Kak Rey. Oh ya Bibi tinggal dimana sih ,kenapa gak tinggal disini." tanyaku penasaran ,karna yang aku tau ,dimana-mana ya pembantu tinggal satu rumah dengan majikan ,tapi Kak Rey waktu itu bilang bahwa pembantunya akan ke Apartemen jam 6 pagi dan pulang menjelang sore.

"Deket kok Nyonya ,dibelakang gedung Apartemen ini. Tinggal jalan kaki muter aja gitu. Hehe."

Bi Nah ini yang aku lihat ,orangnya murah senyum dan gampang tertawa. Hmm ,rasanya aku gak bakal kesepian disini. Ada si kecil Qila ,Mbak Ratna dan Bi Nah. Tapi aku keinget Bunda di rumah ,pasti Bunda kesepian.

Disaat aku sedang membantu Bi Nah memotong sayuran ,tiba-tiba ada sepasang tangan mungil yang melingkar ditubuhku dari arah belakang.

Ah.. Qila memelukku dari belakang. Sungguh aku merasa terharu ,anak sekecil ini sudah merasakan nyamannya dengan seseorang. Aku bukan orang asing lagi untuknya. Aku sekarang adalah Ibunya ,yang ia sebut dengan Mamih.

"Mamih , masak apa sih sama Bi Nah." tanya Qila dengan suara khas anak kecil.

"Masak sayur sayang ,udah mandi kan Qila?." Aku segera mencuci tanganku dan mengajak Qila duduk dimeja makan.

"Sudah Mih ,nih kan udah wangi." Qila menciumi badannya sendiri.

Duh gemesnya..

Qila saat ini memakai dress warna pink selutut dengan motif polkadot ,ada tambahan pita diatas bajunya. Rambutnya dikuncir dua dan poni tengah.

Saat aku masih bercanda ria bersama Qila ,Kak Rey menghampiri kami dimeja makan. Bersamaan Bi Nah dan Mbak Ratna sedang menyiapkan sarapan untuk kami dimeja makan.

"Papih ,nanti aku sama Mamih mau ke Taman. Papih ikut ya.."

Memang tadi aku mengajak Qila untuk ke taman deket Apartemen ini ,aku yang masih cuti dari butik ,tak menyia-nyiakan waktu dan kesempatan ini untuk menghabiskan waktu dengan Qila.

"Hmm ,boleh.. nanti Papih ikut ya." Kak Reyhan tersenyum.

"Asiiikkk.... akhirnya Qila bisa bermain dengan Mamih dan Papih." Terlihat kebahagiaan yang sangat terpancar dimata Qila ,aku tahu bahwa anak ini rindu akan kasih sayang orang tua yang lengkap.

**

"Mamih.. Mamih.. tangkap aku..." Qila berlari kesana kemari ,menghindari tangkapan aku. Aku sengaja berlari lambat agar terkesan aku sulit menangkapnya. Namun ,ini cukup melelahkan.

Terlihat Kak Rey yang dengan santainya duduk diatas bangku taman ,sibuk menikmati salad yang kami bawa dari Apartemen.

Kami hanya ke taman bertiga. Mbak Ratna sengaja tidak ikut karna permintaan dari Kak Rey.

"Papih ,ayo kejar Mamih ,tuh gantian... Ayo.." Qila terlihat menarik-narik baju Kak Rey ,aku yang berdiri cukup jauh tidak bisa mendengar apa percakapan mereka. Aku sedang mengatur nafasku yang tersengal-sengal. Aku heran dengan anak kecil yang memang tidak ada capeknya untuk bermain.

"Awas Mamih .. Papih mau ngejar Mamih .. Mamih lari...." terdengar teriakan Qila yang menyuruhku untuk berlari , terlihat Kak Rey berlari menuju arahku.

Aku dengan reflek lari.

"Kak Rey ,kau kenapa mengejarku." disela-sela aku berlari ,aku memarahi Kak Rey.

"Kau berhenti saja ,biar cepat aku tangkap dan selesai deh."

Aku pun menurut, aku langsung berhenti.

Dug..

Kak Rey menabrakku dari belakang. Tangannya melingkar kebadanku ,membuatku terkejut. Ini seperti orang yang sedang memeluk dari arah belakang. Jantungku tiba-tiba berdetak cepat.

Ini mungkin karna aku berhentinya secara tiba-tiba ,Kak Rey tidak bisa mengerem berlarinya.

"Eh Maaf ,Kakak gak sengaja."

Kak Rey langsung melepaskan tangannya. Aku tidak menjawab apapun ,aku langsung berlari menghampiri Qila. Aku masih terkejut atas apa yang terjadi barusan.

Aku langsung meneguk air mineral yang kami beli tadi. Tenggorokanku seakan baru hidup setelah meminum air mineral ini. Rasa kering yang teramat sangat dan juga rasa canggung yang luar biasa sampai aku tidak bisa membedakannya.

Aku melihat ke arah Kak Rey ,yang duduk disebelah kanan Qila. Dengan posisi Qila berada ditengah-tengah kami.

Dengan gaya menawan seorang pria dewasa ,Kak Rey meneguk minuman berwarna itu ,dengan menyisakan tetesan air yang terlihat ada disekitar bibirnya.

Aku menatap kesembarang arah ,saat Kak Rey memergokiku sedang memandangnya.

Memalukan.

"Sayang.. pulang yuk. Mamih udah capek ,kita makan siang dan bobo." Ajakku lembut ,berharap Qila mau menurutiku. Karna Qila dari tadi ingin bermain terus dan terus. Padahal cuaca hari ini sangatlah panas.

"Oke Mih ,tapi Qila pingin digendong."

Aduh.. anak ini benar-benar banyak maunya. Aku semakin gemas dibuatnya.

Kak Rey dengan sigap ,menggendong Qila. Saat kita memasuki Apartemen ,banyak sekali orang-orang yang melihat ke arah kami. Samar-samar aku dengar mereka membicarakan kami.

*Serasi banget ya

Iya ganteng dan cantik

Anaknya lucu*

Andai ini memang kenyataan ,aku sungguh pasti bahagia.

Ah. . ini memang kenyataan Anya. Tapi hubungan suami istri antara kau dan Kak Rey yang tidak nyata.

"Anya.. Ayo"

Kak Rey memanggil namaku. Tidak terasa ,bahwa aku tertinggal jauh dibelakang mereka yang saat ini sudah mau memasuki lift.

"Mamih... buruan." Gadis kecil itupun memanggilku juga. Aku segera berlari menghampiri mereka.

Setelah makan siang bersama ,aku pun masuk ke dalam kamar. Sedangkan Qila bersama Mbak Ratna.

Aku termenung ,mencerna kata-kata Radit ,bahwa pernikahan ini hanya sementara dan aku juga istri sementara. Kak Rey akan kembali kepelukan pacarnya saat sudah pulang dari Prancis.

.

.

.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!