NovelToon NovelToon

SUAMIKU TUAN MUDA LUMPUH

Awal Mula

Xi Keanu .. Adalah pria berusia 30 tahun dan merupakan putra tunggal dalam keluarga Xi. Selain tampan dan mapan, dia juga berkuasa.

Semua kekayaan keluarga Xi ada di bawah kekuasaannya. Ibu Keanu meninggal dalam sebuah kecelakaan tunggal 15 tahun yang lalu, kecelakaan yang membuat Keanu menjadi cacat dan lumpuh.

Keanu memiliki seorang ibu tiri dan dua saudara tiri. Mereka adalah Penny Xi dan Dante Xi.

Ibu dan anak itu tidak pernah menyukai Keanu dan selalu menghalakan segala macam cara untuk menyingkirkannya.

Tapi sayangnya tak satupun dari usaha mereka ada yang berhasil.

Dibalik semua kelebihan yang dia miliki. Tentu masih banyak kekurangan pada diri Keanu. Dia di kenal sebagai pria dengan tempramen yang sangat buruk, dingin dan kejam.

Dan satu kekurangan fatal yang Keanu miliki, bahwa dia adalah seorang pria cacat dan lumpuh. Dunia tidak bisa mengingkari hal itu.

Selama 15 tahun Keanu berusaha mencari siapa dalang di balik insiden kecelakaan yang menimpa dirinya dan sang ibu.

Insiden itu membuat Keanu kehilangan ibu kandungnya dan membuatnya menjadi pria cacat. Tapi sayangnya semua itu tidaklah semudah membalikan telapak tangan.

-

Ellena adalah putri angkat dalam keluarga Su. Sebagai putri angkat, tentu saja Ellena selalu mendapatkan perlakuan buruk dari ibu dan saudari angkatnya.

Namun sayangnya Ellena bukanlah gadis lemah yang membiarkan dirinya selalu ditindas dan diperlakukan dengan semena-mena oleh mereka.

Ellena selalu melawan dan tak membiarkan siapapun menindas dirinya.

Dan suatu ketika, sebuah mimpi buruk datang dalam hidupnya.

Di mana dirinya dipaksa menikahi seorang Tuan Muda dari keluarga kaya raya namun cacat. Ellena adalah pengantin pengganti, karena Dellia menolak untuk dinikahkan dengan Keanu. Alasannya karena dia tidak ingin memiliki suami yang cacat.

Kecelakaan yang dia alami 15 tahun yang lalu membuatnya lumpuh dan buta pada salah satu matanya.

Ellena di paksa menikahi Keanu dengan dalih balas budi.

Ellena mencoba menentangnya namun dia tidak memiliki daya, karena Keanu memilih dirinya dibandingkan Dellia dengan alasan yang tidak bisa Ellena pahami sama sekali.

Dan yang menjadi pertanyaannya. Apakah Tuan Muda itu benar-benar cacat???

-

"ELLENA SU!! CEPAT BANGUN!!!"

Suara itu menggema dan memenuhi hampir di seluruh penjuru ruangan. Dengan malas dan sedikit tak berminat. Ellena segera bangun dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang terasa lengket semua.

"ELLENA SU!! CEPAT TURUN, AKU TAU KAU TIDAK TULI, CEPAT TURUN SEKARANG ATAU AKU AKAN MENYERETMU!!"

Ellena menutup telinganya dari serangan yang hendak memecahkan gendang telinganya. Ellena tak habis pikir, kenapa Dellia selalu berteriak.. Padahal mereka tidak tinggal di dalam hutan.

Setelah mandi dan mengganti pakaiannya Ellena segera turun dan menghampiri tiga orang yang sedang menunggunya di meja makan.

"Dasar gadis pemalas, apa kau memang sengaja ingin membuat kami bertiga kelaparan karena menunggumu!!" kedatangan Ellena langsung di sambut sinis oleh Dellia.

Ellena hanya memutar jengah matanya kemudian mendaratkan pantatnya di samping Dellia. "Kau terlalu berisik, Nona Muda. Sebaiknya berhenti berteriak jika kau tidak ingin pita suaramu sampai rusak," ujar Ellena tak kalah sinis.

"Sialan kau, berani sekali kau menyumpahiku!!" marah Dellia. Dan lagi-lagi Ellena hanya memutar jengah matanya.

"Ada hal penting yang harus kami sampaikan padamu, sebaiknya kau tidak usah kemana-kemana setelah ini,"

Sontak Ellena mengangkat wajahnya dan menatap Ibu angkatnya itu penasaran. "Soal apa?"

"Kita akan membahasnya setelah sarapan." Sahut Tuan Su menimpali.

Dan selanjutnya hanya suara dentingan sendok dan garpu yang saling bersentuhan yang terdengar memecah dalam keheningan. Tak ada sepatah kata pun yang keluar dari bibir Ellena, Dellia, Tuan serta Nyonya Su. Mereka menyantap sarapannya dengan tenang.

-

"Apa maksud, Ayah?:

Ellena langsung berdiri setelah mendengar apa yang baru saja di sampaikan oleh Tuan Su. Dengan tegas Tuan Su meminta supaya dia mau menggantikan Dellia menikahi tuan muda dari keluarga Xi.

"Keluarga kita memiliki hutang yang sangat besar pada keluarga Xi. Dan kami ingin supaya kau menggantikan Dellia untuk menikah dengan Tuan Muda Xi!!"

"Aku tidak mau!" Ellena menyela cepat. "Kenapa harus aku? Kenapa bukan, Dellia saja? Bukankah dia juga itu menikamti uang-uang itu?"

"Aku tidak mau dan aku tidak sudi menikahi pria cacat seperti dia. Dia memang sangat tampan dan juga kaya raya, tapi sayangnya dia cacat. Dan aku tidak mau punya suami cacat, itulah kenapa aku meminta pada Ibu dan Ayah supaya kau saja yang menikah dengan tuan muda Keanu,"

"KAU SUDAH GILA!!" teriak Ellena di depan wajah Delia. "Lagipula ku masih terlalu muda, dan aku belum siap untuk menikah apalagi membina rumah tangga!!"

"Berhentilah menjadi anak yang tidak tau balas budi, Ellena Su!!" bentak Dellia dengan suara meninggi. "Bagus orang tuaku memunggutmu dari jalanan pada saat itu, jika tidak pasti sekarang kau hanya tinggal tulang belulang saja!!"

"Lagipula aku tidak pernah meminta kalian untuk mengadopsiku dan menjadikanku sebagai bagian dari keluarga Su. Dan asal kalian tau saja, memiliki keluarga seperti kalian sama saja dengan mimpi buruk!!"

"ELLENA SU!!"

Plakkk...!!

Sarah berdiri dan langsung menampar Ellena dengan keras. Saking kerasnya tamparan itu sampai-sampai membuat wajah Ellena menoleh ke samping. Ellena tertawa sinis.

"Beginilah kalian, selalu saja bersikap seenaknya dan tidak pernah memikirkan bagaimana perasaanku. Di mata kalian aku hanyalah sebuah boneka yang selalu bisa kalian atur sesuka hati kalian. Tapi satu hal yang harus kalian tau, aku juga manusia dan aku memiliki perasaan. Jadi berhentilah memanfaatkan diriku!!" teriak Ellena dengan suara meninggi.

Ellena menyambar tasnya dan pergi begitu saja. Dia terlalu muak dengan semuanya. Dia muak dengan takdir kejam yang selalu tak berpihak padanya.

Ellena berlari sambil sesekali menyeka air mata yang membasahi pipinya. Dia merasa buruk, sangat buruk dan teramat buruk.

Ellena berlari dan terus berlari, dan karena tak terlalu memperhatikan jalan, hampir saja dia mengalami kecelakaan jika saja tidak ada seseorang yang lebih dulu menarik lengannya hingga Ellena bisa terbebas dari maut yang nyaris saja merenggut nyawanya.

Tubuh keduanya sama-sama tersungkur di trotoar jalan. Orang yang menolongnya langsung membantu Ellena untuk duduk. "Kau tidak apa-apa?" tanya orang itu memastikan. Suaranya terdengar dingin dan terlewat datar.

Sontak saja Ellena mengangkat wajahnya dan iris coklatnya langsung bersiborok dengan sepasang mutiara abu-abu pria penolongnya. Ellena mengangguk. "Ya, aku tidak apa-apa, tapi justru kau yang tidak baik-baik saja, Tuan." jawab Ellena saat melihat cairan merah segar yang mengalir dari kening orang tersebut.

"Hn, hanya luka kecil saja." Lantas dia mengulurkan tangannya dan membantu Ellena untuk berdiri. "Perkenalkan, Nona. Namaku Steven Xiao," pria itu 'Steven' mengangkat tangannya dan memperkenalkan dirinya pada Ellena.

Ellena tak langsung menerima uluran tangan pria itu dan hanya menatapnya datar. Gadis itu mendesah berat. Ellena mengangkat tangan kanannya dan kemudian membalas jabatan Steven. "Aku Ellena Su," jawab Ellena memperkenalkan diri.

"Nama yang cantik, secantik orangnya. Semoga di kemudian hari kita bisa bertemu lagi," Stevan menepuk bahu Ellena dan pergi begitu saja.

"Tuan, tunggu!!" seru Ellena dan menghentikan langkah Steven. Steven menoleh dan mendapati Ellena menghampirinya. "Gunakan saputangan ini untuk menekan lukanya supaya darahnya cepat berhenti. Atau perlu aku membawamu ke klinik?"

Pria itu menggeleng. "Hanya luka kecil saja, tidak perlu di pikirkan," jawabnya. "Aku pergi," Steven beranjak dan meninggalkan Ellena begitu saja.

Pria bernama Steven itu terlihat menyeringai di tengah langkahnya. Steven mengeluarkan ponselnya dan segera menghubungi seseorang. "Rencana di ubah, pastikan semua berjalan seperti yang aku inginkan!!" kemudian dia memutuskan sambungan telfonnya dan memasukkan kembali ponsel itu ke dalam saku celananya.

Steven segera menaiki sebuah motor besarnya yang terparkir tak jauh dari tempat di mana dia meninggalkan Ellena.

Ellena menoleh dan menatap punggung pemuda itu yang semakin menjauh dengan tatapan yang sulit di jelaskan.

Dan sosok itu tidak lagi terjangkau oleh mata coklatnya saat motor besar yang Steven kemudikan melesat cepat menuju keramaian.

Ellena mendesah berat. Gadis itu menghentikan sebuah Taxi, dia harus segera pergi ke toko sebelum Shifanya mengomelinya.

-

Bersambung.

Penolakan Ellena

"Keluarga kita memiliki hutang yang sangat besar pada keluarga Xi. Dan kami ingin supaya kau menggantikan, Delia untuk menikahi tuan muda pertama dalam keluarga itu!!"

Air mata Ellena jatuh semakin deras mengingat kata-kata ibu angkatnya. Dirinya yang masih muda dipaksa untuk menikahi seorang Tuan Muda dari keluarga kaya hanya demi melunasi hutang dan balas budi?

Bukankah itu terlalu kejam untuknya?

Usia Ellena baru saja menginjak 24 tahun pada bulan depan. Dan dia sudah harus menikah dan membina sebuah hubungan intim dengan orang asing. Bukankah itu sangat menyedihkan dan terlalu kejam untuk dia.

Ellena masih ingin menikmati masa mudanya. Dia tidak ingin menikah dengan terburu-buru, dan itulah kenapa dia menolak pinangan kekasihnya dua tahun yang lalu. Ellena masih ingin mewujudkan mimpinya. Tapi semua berjalan tak sesuai apa yang dia angan-angankan.

Ellena yang biasanya terlihat kuat dalam menghadapi masalah, hari ini justru tampak sangat rapuh. Senyum hangat yang biasanya menghiasi bibirnya pudar dan digantikan oleh wajah muram.

Shifanya selaku sahabat Ellena hanya bisa memicingkan matanya dan menatap bingung pada sahabatnya tersebut.

Pasalnya semenjak tiba dan sampai pertengahan hari dia terus menekuk wajahnya dan menangis. Shifanya sudah mencoba bertanya namun Ellena tetap tidak mau menjawab dan memilih untuk bungkam.

"Sampai kapan kau akan terus menangis dan membuat pelanggan kita kabur karena ketakutan, Ellena Su?" Geram Shifanya yang sedikit kesal pada sikap sahabatnya itu.

"Diamlah, Shifanya Kim. Apa kau tidak tau jika saat ini aku sedang berduka?" Ellena mengangkat wajahnya dan menatap kesal sahabatnya tersebut.

"Huft," Shifanya mendesah berat. "Baiklah, aku tidak akan menghalangimu kau bebas menangis dengan sepuas hatimu. Tapi dengan begini kau malah menunjukkan pada mereka jika kau memang lemah," tuturnya.

Ellena sudah menceritakan semuanya pada Shifanya tentang rencana gila dari keluarganya yang ingin menikahkannya dengan seorang Tuan Muda untuk melunasi hutang. Dan Shinya tidak bisa berbuat apa-apa selain berusaha menguatkan sahabatnya tersebut.

"Permisi, Nona,"

Perhatian keduanya teralihkan. Shifanya terlihat bangkit dari duduknya ketika seorang pria lengkap dengan setelan jasnya datang ke toko bunganya. "Ya, Tuan. Ada yang bisa saya bantu?" Tanya perempuan itu ramah.

"Saya datang untuk bertemu dengan nona, Su. Apakah dia ada di sini? Tuan Muda saya ingin bertemu dan berbicara empat mata dengannya,"

Sontak saja Ellena mengakat wajahnya. Gadis itu beranjak dari duduknya dan kemudian menghampiri Shifanya serta pria berambut klimis dan berkacamata tersebut.

"Kebetulan sekali aku memang ingin bertemu dengan Tuan Mudamu, kalau begitu pertemukan aku dengannya!!"

"Mari, Nona. Tuan Muda sudah menunggu Anda di dalam mobil,"

.

.

"Bagaimana jika aku menolaknya!!"

"Itu artinya kau harus melunasi semua hutang keluarga Su sebesar 1 milyar won beserta bunganya padaku." Keanu menyeringai.

"Keluarga Su tidak ada hubungannya denganku. Yang memiliki masalah denganmu adalah mereka bukan aku. Jadi jangan libatkan aku dalam masalah ini!!"

"Berhentilah menjadi anak tak tau diri!! Bukankah keluarga itu yang sudah membesarkanmu dan mengurusmu selama ini? Jadi melakukan sedikit pengorbanan aku rasa tidak ada ruginya!!"

Ellena mendesah berat. "Sepertinya berbicara dengan orang sepertimu hanya membuang banyak waktuku saja. Urusan kita berakhir sampai di sini, anggap saja aku tidak pernah bertemu denganmu!!"

Keanu menahan pergelangan tangan Ellena dan menatapnya dingin. "Kau pikir bisa semudah itu pergi dariku? Mereka sudah menjualmu padaku, itu artinya kau adalah milikku!!"

Ellena menyentak tangan Keanu dan melepaskannya secara paksa. "Aku bukan boneka mereka. Dan aku tidak sudi jika harus menikah denganmu!! Lagipula aku sudah memiliki kekasih dan hanya dengannya aku akan menikah!!" jawab Ellena dengan tegas.

"Oh, jadi kau lebih memilih melihatnya mati?" Keanu menyeringai.

"Apa maksudmu?"

"Aku akan membunuhnya!!"

"Dan aku tidak akan membiarkannya!! Aku tidak akan membiarkanmu menyentuh apalagi mengusik kehidupannya, tidak akan pernah Xi Keanu!!" balas Ellena menegaskan.

Keanu menarik lengan Ellena dengan kasar hingga perempuan itu jatuh berlutut di depannya "Ahhh," Ellena meringis karena jambakan Keanu pada rambutnya. Wajahnya mendongak karena jambakan yang terlalu keras.

"Kau sudah terlalu banyak menguji kesabaranku, Ellena Su. Dan kau harus mendapatkan hukumannya." Keanu mengeluarkan sebuah belati lipat dari dalam saku jasnya dan mengarahkan pada leher Ellena.

Keanu memberikan sedikit tekanan pada belati tersebut hingga cairan merah segar tampak pada mata pisau yang tampak berkilauan di bawah sinar lampu.

Ellena meringis menahan perih. "Kau pikir aku peduli!! Dari pada kau harus memperlakukanku seperti ini. Lebih baik kau langsung membunuhku saja!!" bentak Ellena tepat di depan wajah Keanu.

"Aaahhh," Ellena menjerit dan refleks memegangi pipi kanannya yang baru saja di lukai oleh Keanu. Darah segar tampak keluar dari sela-sela jarinya. "DASAR MANUSIA KEJAM DAN TIDAK BERPERASAAN!!" teriak Ellena penuh emosi.

Plakkk...

Satu tamparan keras Keanu daratkan pada pipi kiri Ellena. "Ahhhh," Sekali lagi Keanu menarik rambut gadis itu dengan kasar hingga membuat kepala Ellena tertarik ke atas.

"Xi Keanu, lepaskan!! SAKITT!!"

"Aku tidak akan segan-segan memperlakukanmu lebih buruk dari ini jika kau berani melawanku lagi." Keanu menghempaskan tubuh Ellena hingga gadis itu tersungkur di lantai. "Bawa dia dan jangan biarkan dia keluar kamar sampai resepsi pernikahan selesai di gelar,"

"Baik, Tuan!!"

"Xi Keanu, kau pikir kau siapa bisa mengatur hidupku seenak jidatmu? Yakk!! Lepaskan aku!!" Ellena terus saja berteriak dan meronta ketika asisten Keanu membawanya di atas pundak kanannya.

Pria itu tetap tidak menurunkan Ellena meskipun gadis itu terus berteriak dan memukul punggungnya dengan brutal. Dia seakan tuli dan mengabaikan teriakkan gadis itu.

Ellena di bawa pergi dengan menggunakan mobil lain. Dan dia tidak tau kemana pria itu akan membawanya pergi. Dalam hatinya Ellena terus berdoa semoga iblis-iblis itu tidak membuat buruk hidupnya.

-

Brugg...

Tubuh Ellena di lemparkan begitu saja ke atas tempat tidur. Untungnya kasur itu sangat empuk hingga Ellena tidak merasakan sakit apalagi nyeri pada tubuhnya.

"Nona, sebaiknya Anda patuh dan jangan coba-coba melawan Tuan Muda. Saya tidak bisa menjamin apakah besok pagi Anda masih bisa melihat matahari terbit atau tidak jika membuat Tuan Muda marah,"ujar pria itu memperingatkan.

"Katakan saja pada tuan Mudamu jika aku lebih baik mati dari pada harus menjadi tawanan iblis seperti dia!!" Teriak Ellena meluapkan kemarahannya.

"Saya permisi,"

Pintu kamar itu kembali di tutup dan di kunci dari luar. Alasannya agar Ellena tidak bisa kabur dari sana. Karena jika Ellena sampai kabur bisa-bisa Keanu akan menggantungnya hidup-hidup.

"Aaarrrkkhhh... !!! Kau benar-benar brengsek Keanu Xi!! Kau Iblis, lihat dan tunggu saja bagaimana aku akan menghabisimu!!"

Ellena menjatuhkan tubuhnya pada lantai yang terasa dingin dan keras. Air matanya jatuh dan membasahi wajah cantiknya. Ellena tidak menduga jika hidupnya akan berakhir menyedihkan seperti ini. Terjebak di dalam neraka yang di ciptakan oleh keluarganya sendiri.

"Simon, hiks...." Air mata Ellena jatuh semakin deras. Impiannya untuk membentuk sebuah keluarga dengan kekasihnya kini hanya tinggal angan-angan.

Dan Ellena tidak tau bagaimana harus menjelaskan padanya nanti setelah dia kembali dari luar negeri.

-

Keanu tiba di rumahnya dan melihat beberapa orang asing tengah berbincang dengan ibu dan adik tirinya di ruang keluarga. Suara tawa yang menggema di ruangan itu seketika menghilang karena tatapan Keanu yang mengintimidasi.

"Siapa yang mengijinkanmu memasukkan tamu ke dalam rumah ini?" sinis Keanu sembari menatap tajam pada ibu dan adik tirinya. "Usir mereka sekarang juga atau aku akan meminta pengawal untuk menyeret mereka keluar secara paksa!!" lanjutnya.

"Kakak. Apa-apaan kau ini! Mereka adalah tamu, Ibu. Kenapa kau malah bersikap kurang ajar pada mereka?" Penny langsung berdiri dan melayangkan protesnya pada Keanu.

"Oh, berani melawan kau sekarang? Sudah mulai merasa pintar ya? Kurung Penny di dalam kamarnya dan jangan biarkan dia keluar selama satu bulan, cabut semua fasilitas mewahnya terutama mobil dan ponselnya!!"

"Baik, Tuan Muda!!"

"Satu lagi, jangan coba-coba untuk mengantarkan makanan atau minuman padanya. Karena dia hanya boleh memakan makanan sisaku saja, jangan coba-coba melawan karena keputusanku mutlak!!" ujar Keanu menegaskan.

"Keanu, apa yang kau lakukan pada Penny? Lepaskan dia atau-"

"Atau apa?" Keanu menyela cepat. "Di sini aku yang berkuasa, dan aku paling tidak suka di tentang!! Atau kau ingin di hukum juga seperti putrimu yang tidak tau sopan santun itu?" Marry menggeleng. "Sebaiknya ikuti aturanku jika kau dan anak-anakmu masih ingin tinggal di sini."

Keanu mendekati ibu tirinya kemudian menarik lengan wanita itu. "Ingat Jang Marry, kartu As-mu ada padaku. Jika kau tidak ingin kedua anakmu sampai tau. Sebaiknya jangan macam-macam padaku!!" Keanu melepaskan cengkramanya dan mendorong Marry hingga wanita itu terhuyung. "Kenapa kalian masih di sini? BUBAR!!!" bentak Keanu dan membuat tamu-tamu Marry kalang kabut. Mereka ketakutan.

Gyutt...

Marry mengepalkan kedua tangannya. Dia pasti akan membalas semua perbuatan Keanu padanya. Dia tidak akan membiarkan pria itu terus-terusan menginjak harga dirinya. Dia akan melenyapkan Keanu dan kemudian menguasai seluruh harta peninggalan mendiang ayahnya.

Keanu melirik pria di belakangnya. "Kita ke kamar," ucapnya.

"Baik, Tuan Muda,"

-

Bersambung.

Bak Burung Dalam Sangkar

"Tuan Muda,"

Keanu menoleh dan melirik datar sosok pria yang berjalan menghampirinya. Pria itu menghampiri Keanu kemudian membungkuk padanya. "Bagaimana hasil dari penyelidikanmu?"

"Seperti yang Anda duga. Mereka memang melakukan penggelapan pada dana perusahaan, Tuan Dante menyuap salah satu dari orang di bagian keuangan. Sedikitnya 50 Milyar Won mengalir ke rekeningnya."

Keanu mendesah berat. "Segera temukan orang itu dan seret dia kehadapanku dalam keadaan hidup-hidup. Satu lagi, blokir semua ATM Jang Marry dan kedua anaknya. Aku tidak ingin mereka memakai uang keluarga Xi lagi,"

"Baik, Tuan Muda,"

"Mengenai Ellena Su, bagaimana dengan gadis itu?"

"Sejak semalam Nona Su menolak untuk makan. Dia tidak menyentuh sedikit pun makanan yang di siapkan oleh pelayan." Tuturnya.

"Begitu ya. Sepertinya aku perlu turun tangan sendiri untuk menangani masalah ini. Kau boleh keluar sekarang,"

"Baik, Tuan Muda."

Tak lama selepas kepergian Evan Nam. Marry mendatangi ruangan Keanu dengan wajah memerah padam. Marry mengepalkan tangannya dan menghampiri Keanu yang hanya menatap datar kedatangannya.

"Ada perlu apa kau menemuiku? Keluarlah, aku sedang sibuk!!"

Brugg...!!

Tiba-tiba Marry menjatuhkan tubuh di depan Keanu dan berlutut. Bukan hanya menjatuhkan tubuhnya saja, namun juga harga dirinya. "Aku mohon lepaskan, Penny. Jangan memberikan hukuman sekeras itu padanya. Aku akan melakukan apapun untukmu asalkan kau mau melepaskan putriku,"

Keanu menaikkan alis kanannya. "Apapun? Apa kau yakin akan melakukan apapun untuku?" Keanu mencoba memastikan.

"Ya, apapun!! Asalkan kau kau melepaskan Penny,"

"Baiklah, aku akan melepaskan Penny. Tapi.... Kau harus melakukan satu hal untukku," Keanu menyeringai.

"Apapun itu, aku pasti akan melakukannya asalkan kau melepaskan dia!!"

Keanu mengarahkan kursi rodanya menuju nakas disamping tempat tidurnya. Pria itu terlihat mengeluarkan sebuah senjata api yang kemudian dia lemparkan pada Marry. "Ambil senjata itu dan bunuh putramu, maka aku akan melepaskan putrimu. Adil bukan?" Keanu menyeringai semakin lebar melihat perubahan pada ekspresi Marry setelah mendengar perintah gilanya.

Marry membanting pistol itu ke lantai hingga hancur menjadi dua bagian. "XI KEANU!!" teriak Marry penuh emosi.

"HAHAHA...!!" Keanu tertawa keras seperti orang kesurupan. "Aku yakin kau tidak mungkin sanggup melakukannya. Jangan harap aku akan mengeluarkan putrimu apalagi meringankan hukumannya. Bagus aku hanya mengurungnya di dalam kamar, harusnya kau berterimakasih karena aku tidak menghukum putrimu dan memenjarakannya di ruang bawah tanah," tutur Keanu dengan seringai yang sama.

Marry menghampiri Keanu dan menarik pakaiannya. Marry mengeluarkan belati yang sedari tadi dia sembunyikan di dalam saku bajunya. Diam-diam Marry mengeluarkan belati itu dan....

"MATILAH KAU, XI KEANU!!!"

Jlebb...

"Aaaahhhh..."

Bukannya menusuk tubuh Keanu. Belati itu malah menusuk bahu Marry sendiri. Rupanya Keanu sudah menyadarinya dan dia bergerak dengan sigap merebut belati tersebut dan kemudian menusukkan pada bahu ibu tirinya.

Keanu mencengkram rahang Marry yang tampak kesakitan dan menatapnya tajam. "Jika kau masih ingin hidup dan tinggal di rumah ini dengan tenang. Sebaiknya kau tidak banyak berulah dan ikuti aturanku!!" kemudian Keanu mendorong tubuh Marry hingga wanita itu terjerambat ke lantai.

Sambil menahan rasa sakit pada bahu kanannya. Marry bangkit dari posisinya dan pergi begitu saja. Dalam hatinya dia bersumpah akan membunuh Keanu bagaimana pun caranya.

-

Terkurung di dalam sebuah ruangan yang tidak bisa dikatakan biasa-biasa saja, membuat Ellena merasa jika dirinya sudah seperti seekor burung kecil yang berada di dalam sebuah sangkar emas, penuh kemewahan namun hidup dalam tekanan.

Ellena menatap lirih kearah pemandangan di luar jendela, menatap kearah pagar tinggi yang menjulang di sekitar mansion mewah tempatnya berada, pandangan kosong tak bernyawa sangat tergambar jelas di wajah gadis itu.

Pikirannya hanya tertuju kepada kebebasan di luar sana yang sepertinya hanya mimpi belaka, mimpi yang tak ada habisnya. Terkurung di mansion besar ini tanpa Ellena ketahui kapan dia bisa bebas dan merasakan udara luar yang kini hanya tinggal angan-angan.

Air matanya kembali menetes meratapi nasibnya. Ellena tidak tau dosa apa yang telah dia lakukan di masa lalu sampai-sampai Tuhan memberikan cobaan yang begitu berat pada hidupnya.

Ceklek

Ellena dengan cepet menghapus air matanya ketika mendengar suara knop pintu yang di buka, tubuhnya membeku tak berani menenggok kearah belakang, walapun sejujurnya dia tau siapa yang akan datang menghampirinya.

Keanu melihat yang disiapkan oleh pelayan masih utuh dan belum di sentuh sama sekali. Kemudian pandangannya bergulir pada Ellena yang hanya diam mematung di depan jendela kamar yang terbuka.

"Aku tidak akan tanggung jawab jika kau sampai mati di tempat ini," namun Ellena tak merespon ucapan Keanu dan tetap memperhatikan pemandangan di luar jendela, Keanu yang merasa di abaikan oleh Ellena hanya diam dan bergelut dengan pikiranya.

"Aku berbicara padamu, dan sampai kapan kau akan bersikap kurang ajar padaku? Calon suamimu!!"

Ellena hanya melirik singkat dan masih belum bergeming dari tempatnya berdiri maupun menjawab pertanyaan Keanu, mata coklatnya masih terus memandang keluar jendela.

Keanu yang mulai kesal karena di acuhkan oleh Ellena dengan kasar menarik lengan gadis itu dan membalikan tubuh Ellena. Ellena terlonjak kaget dan menatap Kenau dengan mimic wajah shock.

"Sangat tidak sopan mendiamkan orang yang sedang berbicara padamu, Nona Su!!" Keanu memandang lurus manik coklat Ellena yang tampak bergetar melihat sorot tajam dan penuh intimidasi milik pria itu. Aura kehidupan seperti tak ada di dalam mata coklatnya.

"Aku tau kau tidak bisu dan tidak tuli. Jadi bicaralah dan jangan diam saja seperti orang bodoh!!"

Ellena menatap langsung ke dalam manik hitam itu dengan nyalang, kemarahan yang di pendamnya dari semalam langsung keluar dari tubuhnya ketika Keanu membentaknya.

"MENURUTMU BAGAIMANA TUAN XI YANG TERHORMAT? APAKAH DIRIMU AKAN DIAM DAN PASRAH KETIKA KAU DI KURUNG DAN DI REBUT SEMUA KEBAHAGIAANMU!!" bentak Ellena dengan penuh emosi.

Keanu menarik kasar lengan Ellena hingga gadis itu jatuh di dalam pelukannya. Kedua tangannya bertumpuh pada dada bidang Keanu yang tersembunyi di balik kemeja hitamnya. "Ahhh,"dan rintihan keluar dari bibir tipis Ellena karena tarikan Keanu pada rambutnya.

Keanu menempelkan wajahnya pada sisi wajah Ellena dan membisikkan sesuatu. "Jaga batasanmu jika kau masih ingin hidup dengan tenang di sini. Karena jika aku marah dan lepas kendali, aku tidak berani menjamin nyawamu masih bisa menyatu dengan tubuhmu," ujarnya dan membuat mata Ellena membelalak sempurna.

Keanu mecengkram rahangnya dengan kasar."Kau itu milikku, Ingat itu." Ucap Kenau dengan penuh penekanan.

Dengan cepat Ellena menepis tangan Keanu dan melepaskan tangan pria itu dari rahangnya. Ellena dan mulai beranjak pergi dari kamar, namun suara Kenau menghentikannya.

"Selangkah lagi kau keluar dari kamar ini, aku tidak akan main-main untuk berbuat kasar padamu, Ellena Su!!" Nada suara Kenau yang penuh penekanan dan dalam sontak membuat kaki Ellena terhenti, Ellena menunduk dalam.

Gadis itu menyeka air matanya. "Aku tidak peduli, daripada kau menyiksaku seperti ini lebih baik kau langsung membunuhku saja. Karena itu lebih baik bagiku,"

"Oh, jadi itu yang kau inginkan? Baiklah, sesuai permintaanmu Nona!!" Keanu menyeringai tajam.

Pria itu mengeluarkan senjata api dari balik jas yang dipakainya dan mengarahkan pada vas bunga di samping kanan Ellena. Keanu menarik pelatuknya dan...

Dorr...

"Aaahhh," Ellena menjerit dan langsung menjatuhkan tubuhnya ke lantai.

Kedua kakinya gemetar membayangkan jika peluru itu sampai menembus kepalanya. Ellena tidak tau bagaimana nasibnya, mungkin saja dia hanya tinggal nama pada saat ini.

Kemudian dia menoleh dan mendapati Keanu tengah menyeringai penuh kemenangan padanya. "Itu hanya sebuah peringatan kecil untukmu, aku tidak akan segan-segan meledakkan kepalamu jika kau berani membantahku dan mengabaikanku lagi,"

"Sebenarnya apa yang kau ingin dariku? Aku benar-benar tidak ada hubungannya dengan masalahmu dengan keluarga Su, jadi jangan pernah libatkan aku dalam masalah kaliab!! Lagipula yang seharusnya kau nikahi adalah Dellia, bukan aku!!" tegas Ellena.

"Sekarang itu tidaklah penting lagi bagiku. Kau ada hubungannya atau tidak dengan mereka, faktanya kita kau adalah milikku. Untuk itu mulai detik ini kau harus melayaniku sebagai calon sumimu!!"

"Aku tidak sudi!!"

"Itu artinya kau lebih memilih mati!!"

"XI KEANU!! KAU MEMANG IBLIS, AKU MEMBENCIMU!!" teriak Ellena meluapkan kemarahannya

"Hn, aku tau!!"

-

Bersambung.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!