NovelToon NovelToon

Bayi Ceo Tampan

di jebak pria brengsek

Hallo semuanya! terima kasih banyak yang sudah mau baca novel ini.Semoga kalian suka.

Tolong berikan like dan komen.

Haappy reading

.........

Panas......

Sekujur tubuhku terasa panas bagaikan sedang dipanggang di atas bara api.

Candice Cheng dengan kepala yang pusing dan pandangan yang kabur pergi menggenggam tangan seseorang.

Candice Cheng ingin meminta pertolongan, di dekat hidungnya tercium aroma seorang lelaki yang pekat, terhembus ke dirinya, mulut mungilnya yang terbuka sedikit telah disumpal dengan paksa.

Instingnya mengatakan untuk melakukan perlawanan, tapi, sang pria tidak memberikannya kesempatan sama sekali, tubuhnya mendekat, memisahkan kedua kelopak bibirnya, menelan seluruh dirinya.

Reaksi menolak ciuman dari seorang pria asing dan melakukan perlawanan yang seharusnya dilakukan......

Tapi, kenapa tubuhnya malah penuh dengan gairah?

Sedetik kemudian, terasa sebuah rasa sakit bagaikan telah robek dari bagian bawah tubuh......

Sebuah rasa yang begitu sakit menyerangnya......

Di pagi hari.

Cahaya matahari yang berwarna keemasan menembus kaca jendela menyinari tirai jendela yang megah, menerangi seluruh hiasan dan perabotan ruangan......

Terdapat baju yang berserakan di atas karpet putih, dan samar-samar terkandung suatu aroma khas sehabis percintaan yang panas di udara.

Di atas ranjang, terlihat sesosok tubuh wanita yang ramping dengan selimut yang tidak menutupi seluruh bagian tubuhnya.

Sebuah wajah oval yang indah, dengan paras yang menawan, kulit putih bagaikan salju, dan rambut hitam pekat yang menutupi bahunya, samar-samar bisa terlihat sebuah bekas merah akibat sentuhan yang kasar.

Bagaikan bunga cherry sedang bermekaran di sekujur tubuhnya.

Di tengah kepulasan tidurnya, secara perlahan, Candice Cheng mendengar suara terbukanya pintu yang kuat, meskipun dirinya sangat tidak ingin membukakan mata, tapi, pikirannya tetap memaksa dirinya untuk bangun.

Candice Cheng membukakan matanya.

Di luar pintu yang megah, terlihat wajah Andreas Lu suaminya yang begitu galak dan mengerikan, dan disampingnya juga terdapat ibu mertua dan adik iparnya dengan ekspresi yang sangat kaget.

"Andreas......" Candice Cheng menggosok-gosok matanya, ketika pandangan matanya terjatuh pada seprei ranjang, selimut, lantai, dan seluruh ruangan, pikiran Candice Cheng sempat hampa untuk sejenak.

Ini bukanlah kamarnya, di mana ini?

"Andreas...... Di mana ini?" Candice Cheng bertanya terhadap seorang pria yang berdiri di samping pintu dengan ekspresi wajah yang murung.

Andreas Lu tertawa dingin sejenak, wajah yang tampan penuh dengan kesinisan, bertanya dengan keras, "Kamu masih punya muka untuk menanyakanku ini di mana, seharunya kamulah yang katakan, dengan pria prostitusi mana kamu menginap semalam!"

Pria prostitusi?

Candice menyipitkan matanya, dengan teliti mengingat apa yang telah terjadi semalam, tapi dia sudah tidak mengingat apapun lagi, memori terakhir yaitu telah meminum sedikit bir dengan Debby di sebuah caffee.

Tepat pada saat ini, terlihat adik iparnya Angie Lu dan ibu mertuanya Sherry Chen masuk ke dalam dari belakang Andreas Lu, sang ibu berkata terhadap putri disampingnya, "Angie, fotolah dengan baik, foto dengan jelas penampilan kakak iparmu yang telah bersetubuh dengan pria lain."

Bersetubuh dengan pria lain? Kepala Candice C seketika hampir meledak.

"Aku...... Aku tidak begitu......" Candice Cheng menggelengkan kepalanya sekuat tenaga, hendak menjelaskannya.

Tapi pada saat ini, ibu mertuanya Sherry Chen berjalan ke samping ranjang, dan menarik rambut panjangnya, lehernya tertarik dan merasa kesakitan, lalu memperlihatkan dada yang terus tertutupi oleh rambut panjang, di leher, terdapat belasan jejak ciuman yang menusuk mata, terpapar dengan jelas.

"Fotolah, foto dengan jelas." Sherry Chen berkata terhadap putrinya.

Angie Lu sambil memfoto dengan antusias, sambil tertawa sinis, "Kakak ipar, betapa bahagianya kamu semalam!"

Candice menundukkan kepala karena merasa sangat sakit, melihat bekas-bekas di dadanya yang entah kapan telah terbentuk, pikirannya telah muncul gambaran yang memalukan, dia mengira itu adalah sebuah mimpi......

Ternyata bukan.

Candice Cheng dengan panik pergi melihat wajah Andreas Lu yang tampan, tapi terlihat wajah sang pria begitu murung, dengan pandangan mata yang dingin dan tajam menatapnya, tatapannya bagaikan sedang menatap setumpuk sampah, "Bagus sekali, Candice Cheng, baru saja menikah selama setengah tahun, kamu bahkan sudah berani untuk berselingkuh, aku tidak peduli dengan siapa kamu melewati hari malam kemarin...... tapi persiapkanlah dirimu baik-baik untuk perceraian!"

Setelah melontarkan perkataan ini, dia tidak lagi sudi untuk melihat Candice Cheng lebih lama dan membalikkan badan pergi meninggalkan tempat.

Raut wajah Candice Cheng, seketika menjadi pucat pasi.

Cerai?

"Tidak, Andreas, dengarkan aku...... bukan seperti itu......" Seluruh tubuh Candice Lu masih tidak mengenakan pakaian, lalu buru-buru menarik selimut menutupi tubuhnya, hendak pergi mengejar.

Tapi pada saat ini, badannya telah di tarik dan dihempaskan ke ranjang dengan kuat oleh sebuah tenaga, yaitu oleh ibu mertuanya Sherry Chen, Candice Cheng dengan kaget menatapnya, "Ma......"

"Kamu tidak berhak memanggilku mama, dasar siluman rubah yang tidak tahu malu, beraninya kamu berselingkuh dengan pria lain di balik punggung putraku, sungguh telah mempermalukan seluruh wajah keluarga kami, aku katakan padamu, keluarga kami tidak akan pernah bisa menerima keberadaan wanita gampangan seperti kamu."

"Ma, aku telah selesai memfotonya." Angie Lu dengan bangga berkata sambil menggenggam ponselnya.

"Candice , di ponselnya Angie telah memiliki bukti atas perselingkuhanmu, kalau kamu sadar diri, segeralah bercerai dengan Andreas Lu, kalau tidak, aku akan mengirimkan fotomu ini kepada pengacara, dan menyatakan perceraian."

Andreas Lu membukakan pintu mobil Porsche, di posisi kursi samping pengemudi, terdapat sesosok orang dengan tubuh yang ramping duduk disana, melihatnya telah masuk ke dalam, bibir merahnya membentuk sebuah lekukan senyuman, "Kak Andreas? Apakah rencananya berhasil?"

Andreas Lu mengulurkan tangan, dan memeluknya, menekan kepala sang gadis, dan menciumnya dengan ganas, sepasang tangan sang gadis mengelilingi leher dia, langsung menciumnya dengan tidak rela untuk berpisah.

Setelah sebuah ciuman panas telah berlalu, Andreas Lu dengan lembut menempelkan keningnya dengan kening sang gadis sambil tersenyum.

"Debby, dalam waktu dekat, aku sudah akan bisa meminangmu."

"Hmm, aku telah menantikan ucapan seperti ini darimu begitu lama."

Setelah mengatakannya, Debby memegang wajahnya yang tampan, dan mengambil inisiatif untuk mendekatkan diri kearahnya menciumnya.

cerai tanpa membawa pergi apapun

Hallo semuanya! terima kasih banyak yang sudah mau baca novel ini.Semoga kalian suka.

Tolong berikan like dan komen.

Haappy reading

.........

Di atas ranjang, Candice Cheng dengan wajah yang pucat, dan air mata yang membuat pandangannya kabur, bekas ciuman di tubuhnya, ditambah dengan rasa sakit bagaikan terobek yang timbul akibat bergerak, membuatnya merasa takut dan tidak tenang, apa yang telah terjadi semalam sebenarnya, dia sama sekali tidak mengingat apapun.

Memungut baju yang berada di lantai, dan berjalan menuju kamar mandi, sambil menangis penuh kesakitan, sambil dengan sekuat tenaga membersihkan aroma yang merupakan milik pria lain di tubuhnya.

Sore hari, Candice ))dengan jiwa yang melayang-layang kembali ke villa, di ruang tamu yang begitu terang, Andreas Lu duduk disana bagaikan sesosok iblis, di balik bola mata yang hitam, terdapat gambaran badai dashyat, sedang memandangnya, seakan-akan sedetik kemudian akan segera menyerbu dan membuatnya mati.

Seluruh kejadian yang dia alami hari ini, merupakan sebuah pukulan mematikan bagi Candice Cheng, dia tahu, pernjelasan apapun tidak akan berguna lagi.

Candice Cheng melihat suaminya yang duduk di sofa, menarik sebuah nafas yang panjang,

"Andreas, aku setuju untuk bercerai, tapi, aku ingin meminta kembali saham perusahaan 10% dari papaku, sisa 5% sahamnya, anggap saja merupakan tebusan dariku."

Setelah Andreas Lu mendengarnya, raut wajahnya yang tampan seketika berubah, dirinya baru saja menempati posisi sebagai CEO di Lu's Corp. dengan stabil, tapi kalau dia menarik kembali saham perusahaan sebanyak 10%, maka, kedudukannya akan menjadi kritis, bahkan akan berakibat turun dari posisi sebagai seorang CEO.

Andreas Lu dengan wajah yang dingin berjalan mendekat, dan tertawa sinis, "Candice, ada hak apa kamu meminta kembali sahamnya dariku? Kamu telah mengkhianatiku, dan telah memakaikan sebuah topi hijau yang begitu tinggi terhadapku (Sebuah istilah yang berarti telah menyelingkuhinya), dan ingin membereskanku dengan hanya mengandalkan saham perusahaan sebesar 5%?"

"Saham sebesar 5%, jika di setarakan dengan nilai uang, setidaknya telah bernilai sebesar 1 Triliun, apakah kamu masih belum merasa cukup dengan tebusan sebesar 1 Triliun?"

Candice Cheng membantahnya dengan tegas, itu merupakan saham yang dimiliki oleh papanya saat sebelum meninggal, Candice Cheng tidak mungkin menyerahkannya dengan begitu saja kepada keluarga Lu.

Wajah Andreas Lu terlihat begitu sinis, dia berjalan mendekat, dan mencekik lehernya Candice Cheng, "Candice, dengarkanlah aku baik-baik, jangan harap kamu bisa mengambil sepersen pun saham perusahaan, dan kamu juga harus menceraikan pernikahan ini mau tidak mau, kalau kamu ingin membuat permasalahannya berujung ke pengadilan, kuperingatkan kamu, kamu hanya akan mati dengan mengenaskan.

Candice Cheng melototkan matanya lebar-lebar, nafasnya menjadi sesak, tapi hatinya merasa lebih sakit akan wajah yang berada di hadapannya ini, kelembutan yang dulu ada telah menghilang, yang tersisa hanyalah sebuah ambisi mengejar keuntungan, tapi saham papanya......

"Andreas...... itu adalah milik papaku...... kembalikan padaku." Candice Cheng mengatakannya dengan suara yang serak.

"Sekarang adalah milikku, jangan mimpi untuk merebutnya dari tanganku, Candice, pilihlah salah satu, apakah menandatanganinya dan segera pergi, ataupun...... aku akan membuatmu lenyap dari dunia ini." Andreas Lu dengan kasar membantingnya ke lantai, dengan wajah yang garang, melemparkan sebuah dokumen surat perceraian yang telah selesai dibuat, "Tandatanganilah!"

"Aku tidak mau......" Candice mengatakannya sambil menggigit bibirnya, tidak ingin bercerai tanpa membawa pergi apapun.

"Kalau kamu tidak menandatanganinya, kerugian yang akan kamu alami bukan hanya saham perusahaan sebesar 15% ini saja, juga nama baikmu, dan bahkan nyawamu."

Candice Cheng merasa ketakutan dan tubuhnya merinding, mengangkat kepalanya, melihat pria ini yang dulu pernah bersumpah untuk mencintainya, pada saat ini, hanya bersikap tak berperasaan, licik, dan mengerikan.

Candice Cheng hampir saja kehabisan nafas.

Akhirnya perasaan Candice Cheng telah sangat putus asa, melihat pria ini yang telah dikendalikan oleh iblis untuk mengejar keuntungan, Candice Cheng tahu, jika ingin mengambil kembali hak saham milik ayahnya, mungkin harga yang harus dibayar benar-benar adalah nyawanya.

"Baik, aku akan menandatanganinya." Candice dengan sekuat tenaga menggigit bibirnya, dan menorehkan tandatangannya.

Andreas memegang surat perceraian ini, bagaikan telah mendapatkan kekayaan seumur hidup baginya, dia dengan dingin menyatakan,

"Di surat ini telah menyatakan, kamu telah bercerai tanpa membawa pergi apapun, besok kamu harus pindah, barang selain dirimu, satupun tidak boleh dibawa pergi."

Tangisan Candice Cheng, jatuh setetes demi setetes, darah yang mengalir di tubuhnya pun telah membeku.

Malam hari itu juga, dia pergi membereskan barangnya dan pergi meninggalkan rumah, dan tinggal di hotel, dia pergi menghubungi tantenya yang berada di negara R, tantenya menyuruhnya untuk datang dan tinggal bersamanya.

Candice Cheng pun telah lelah dengan orang-orang dan masalah disini, tapi dia menyadari paspornya masih tertinggal di kediaman keluarga Lu.

Makanya terpaksa memberhentikan sebuah taxi untuk kembali ke kediaman itu, lalu terdengar ada orang yang sedang berbicang-bincang di balik semak, mendengar suaranya, ini merupakan suaranya ibu mertua dia Sherry Chen, dia tersenyum manis terhadap seseorang, "Kali ini, sudah puas bukan?

"Andreas sudah kembali lajang, dan kamu juga tidak perlu bersedih lagi."

Jantung Candice Cheng berdebar kencang, dia tak tertahankan untuk berjalan mendekat ke semak-semak, dan terlihat seorang gadis di hadapan ibu mertuanya, yaitu Debby Shen, dia menganggukkan kepala dengan wajah yang merona karena malu, "Hmm, tante, papaku telah setuju untuk menanamkan sahamnya ke Lu's Corp."

"Terima kasih atas bantuan tante."

"Kenapa masih memanggil tante?"

"Ma......" Debby Shen memanggilnya dengan manis.

"Ah! Sungguh menantuku yang baik, aku sangat menyukaimu."

Wajah Candice Cheng seketika menjadi pucat putih bagaikan kertas, hatinya bagaikan telah ditusuk dengan kuat oleh sebilah pisau yang tajam, sebuah rasa amarah seakan-akan hampir membuatnya meledak.

Begitu banyak masalah sedang dikaitkan bersama, dirinya diajak oleh Debby untuk pergi ke caffee! Baru saja meminum bir tidak sampai dua gelas, kesadarannya malah langsung hilang, setelah bangun, gambaran yang terjadi adalah kejadian tadi pagi di hotel.

Semua ini...... ternyata merupakan rencana dari Debby Shen dan ibu mertuanya, yang bertujuan untuk membuatnya bercerai dengan Andreas Lu.

Ternyata, ayahnya Debby Shen berencana untuk menanamkan sahamnya ke Lu's Corp., dan ibu mertuanya ingin segera mengusirnya, untuk mengosongkan posisinya dan memberikannya pada Debby Shen.

Wajah Candice Cheng yang penuh amarah tiba-tiba muncul di hadapan kedua orang itu.

Sherry Chen merasa sangat terkejut, Debby Shen juga kaget, tapi, melihat raut wajah Candice Cheng yang begitu pucat, mereka menduga bahwa semua perkataan mereka tadi telah didengar olehnya, maka kedua orang itu langsung menampakkan wajah asli mereka.

"Kamu masih memiliki muka untuk kembali?" Sherry Chen melihatnya dengan wajah yang merasa kesal terhadapnya.

"Kalian...... kalianlah yang telah mencelakaiku, kenapa kalian harus berbuat seperti ini?" Candice Cheng bertanya dengan suara serak dan mata yang memerah.

Sherry Chen melihatnya tanpa merasa bersalah sama sekali, "Candice, jangan bersikap gila disini lagi."

Debby menyilangkan tangannya di depan dada dan tertawa dingin, "Candice, kamu sungguh bodoh dan menyedihkan, apakah kamu benar-benar mengira kak Andreas menyukaimu? Kamu masih tidak menyadari kenyataan, kamu itu hanya sekedar batu pijakan bagi kak Andreas untuk meraih posisi sebagai CEO Lu's Corp., orang yang dia cintai adalah aku."

"Candice, kamu telah menceraikan pernikahan, surat pun telah ditandatangani, keluarga kami tidak lagi akan menyambut kehadiranmu, keluar." Sherry mengusir.

"Aku kembali untuk mengambil paspor, kembalikanlah pasporku kepadaku." Candice Cheng melototkan matanya lebar-lebar terhadap ibu mertua yang licik ini.

Sherry Chen juga teringat paspornya masih berada disini, dia tertawa sinis sejenak,

"Tunggulah, aku akan segera mengambilkannya, lalu kamu pergilah sejauh mungkin!"

Tentu saja Sherry Chen tidak akan menghalangi kepergiannya menuju luar negeri, sekarang, Candice Cheng merupakan seseorang yang paling tidak ingin dijumpai oleh keluarga Lu, tentu saja sebih baik pergi sejauh mungkin.

Setelah Sherry Chen pegi, Debby Shen sambil menyipitkan matanya berjalan mendekat ke Candice Cheng, "Kak Andreas bersedia menikah denganmu, hanya sekedar karena ayahmu memegang sejumlah saham Lu's Corp., tapi sejujurnya, kamu sama sekali tidak pantas dengannya."

kembali pulang...

Hallo semuanya! terima kasih banyak yang sudah mau baca novel ini.Semoga kalian suka.

Tolong berikan like dan komen.

Haappy reading

.........

Candice melihat wajah ini yang dulu pernah menjadi teman baiknya, sekarang, hanya ada kebohongan, kebencian, kejijikan, dia mengacungkan telapak tangannya hendak menghempaskan sebuah tamparan, tapi reaksi dari Debby Shen pun sangat cepat, langsung menangkap tangannya, "Kamu tidak berhak memukulku, saat ini, aku hanya sedang merebut kembali kebahagiaan dan posisi yang seharusnya menjadi milikku, kedudukan sebagai nyonya Lu telah ditakdirkan untuk menjadi milikku."

"Makanya, semalam...... kejadian semalam merupakan rencana atas kerja sama kalian? Kalian semua...... bahkan termasuk Andreas Lu?" Air mata Candice Cheng telah meluap keluar dari bendungan kelopak mata, hatinya tertusuk sekali lagi dan mulai berlumuran darah.

"Benar, aku dan kak Andreas telah saling jatuh cinta dari dulu, dan saling berhubungan satu sama lain secara diam-diam, kecelakaan mobilnya itu adalah palsu, akulah yang setiap saat memenuhi kebutuhan nalurinya, tapi, kamu telah menandatangani suratnya, jadi memangnya apa yang akan terjadi kalau kamu mengetahuinya?"

Tubuh Candice Cheng sempoyongan ke belakang selama dua langkah, meskipun wajahnya hanya sekedar pucat, tapi, di dalam tubuhnya, darah telah berlumuran bagaikan aliran sungai, suaminya, setiap malam terus tidur di tempatnya? Di hari-hari saat Andreas pergi ke luar kota, dan ketidak pulangannya ke rumah dengan menggunakan ribuan alasan, semuanya karena wanita ini? Rasa sakit yang begitu parah menyerangnya, dan merasa sangat sesak nafas.

"Siapa pria itu? Siapa pria bajingan yang kalian suruh semalam?" Candice Cheng membuka mata yang tergenang air mata lebar-lebar melihatnya, berteriak histeris.

Debby Shen mulai merasa kesal melihatnya, "Siapa pria yang melakukannya semalam tidaklah penting, yang penting adalah, kamu semalam memang telah disetubuhi oleh seorang pria."

"Katakan padaku siapa dia!" Cepat katakan padaku siapa......" Candice Cheng bagaikan telah menjadi gila menanyakan dengan berteriak.

Debby Shen merasa kesal dan memalingkan wajah, "Semalam kami telah mengatur seorang prostitusi pria untukmu, tapi pria itu malah berkata, ada seorang pria lain yang telah duluan menggendongmu memasuki kamar, pria yang kupilih itu pulang karena tidak ingin melakukannya secara tiga pemain, makanya, tidak ada yang tahu apakah pria yang bersetubuh denganmu merupakan seseorang yang jelek, tua, gemuk ataupun kurus."

"Aku tidak percaya, aku bisa saja pergi memeriksa kamera pengintai." Sekujur tubuh Candice Cheng menjadi gemetaran karena penuh dengan amarah.

"Sayang sekali, kamera pengintai hotel itu semalam telah rusak." Debby Shen tertawa dengan senang, karena hotel itu merupakan milik Lu's Corp.

Wajah Candice Cheng semakin pucat pasi, rencana mereka semua ini, telah direncanakan tanpa ada kesalahan apapun.

Tepat pada saat ini, Sherry Chen telah datang membawakan paspor, dan melemparkannya ke hadapannya, "Ambillah, dan segera menghilang."

Candice Cheng menggenggam paspornya dengan erat, dia melototi semua wajah mereka, walaupun tetap merasa tidak mampu menerimanya dan kesakitan, tapi, dia hanya bisa merasakan kekesalan, kesal sampai membuatnya merasa jika terus melihat mereka ataupun tetap berada disini, dirinya akan mati sesak nafas.

"Aku membenci kalian, membenci kalian semua orang." Air mata Candice Cheng mengalir deras bagaikan hujan, sosok tubuh yang mungil membalikkan tubuhnya dengan penuh rasa putus asa dan pergi.

Melihat kepergian sosok bayangan Candice Cheng, Sherry Chen dan Debby Shen saling bertatapan, akhirnya, telah berhasil mengusir wanita ini.

Akhirnya candice cheng memutuskan ke luar negeri....

.....

EMPAT TAHUN KEMUDIAN.....

Di bandara.

Sebuah gadis yang masih muda memegang spanduk penjemputan di bandara.

Di atas spanduk tertulis "Candice Cheng, Kepala Desainer" dengan tulisan yang besar, sepasang mata sang gadis dengan gelisah pergi mencari orang yang ingin dijemputnya di tengah kerumunan orang.

Pandangan matanya hanya tefokus pada para wanita yang berbusana anggun.

Dan pada saat ini, di tengah kerumunan, terlihat sosok seseorang yang berpakaian santai sedang berjalan mendorong troli, di atas troli terdapat dua buah koper besar, ada seorang anak laki-laki dengan baju jeans biru, celana pendek abu-abu, dan sepatu olahraga warna cream duduk diatas kopernya.

Di tengah kerumunan orang, bentuk tubuh sang wanita terlihat begitu ramping dan indah, dengan rambut yang disanggul di belakang kepala, terlihat sederhana, wajah yang bersih, dengan paras yang menawan, kulitnya bagaikan sebuah produk kelas tinggi, sungguh membuat orang sangat iri.

Lalu melihat kembali anak laki-laki yang duduk di atas koper, meskipun hanya berumur sekitar 3 atau 4 tahun, malah telah memiliki penampilan yang sangat menarik perhatian dalam pandangan pertama.

Dengan kepala yang penuh dengan rambut hitam pendek, poni rambut yang tipis menutupi keningnya yang berisi, di bawah alis mata yang tajam, terdapat sepasang bola mata yang sangat memukau bagaikan permata hitam, dibawah hidung mungilnya yang runcing, terdapat sebuah bibir yang tipis dan lembut, ditambah dengan kulit yang putih sehat, bagaikan seorang model cilik yang keluar dari halaman utama dimajalah.

Para anak-anak perempuan yang berlalu lalang, pasti terpukau ketika melihat sang anak laki-laki ini, sungguh terlalu menawan,

Sungguh ingin menculiknya pergi.

"Mommy, tante itu datang untuk menjemput kita."

Candice tersenyum, meskipun anaknya masih kecil, tapi dia sudah mengenal banyak kata.

Dia menarik nafas sejenak, tidak disangka, setelah berpisah selama 4 tahun, dia akhirnya kembali ke kota ini lagi.

Untung saja, bakatnya dalam menggambar dari kecil telah membantunya mendapatkan sebuah pekerjaan yang dia sukai, setelah berusaha selama ini, seketika langsung berada di posisi kepala desainer.

Tiga tahun lalu, baru saja melahirkan anaknya, dia langsung menjadi seorang desainer perhiasan, karyanya sering mendapat penghargaan di luar negeri, dan dengan pemindahan pusat perusahaan, membuatnya juga ikut berpindah.

Candice Cheng sama sekali tidak menyangka, tempat yang terakhir diputuskan oleh perusahaan, merupakan kota yang pernah membuatnya terluka parah bersimbah darah ini.

Dia awalnya ingin mengundurkan diri, dan memilih pekerjaan lain, tapi, 4 tahun telah berlalu, kebenciannya telah mulai mereda, Candice Cheng berpikir, mengapa dirinya harus melepaskan pekerjaan yang didapatkan setelah bekerja keras selama 3 tahun ini demi memori sampah di masa lalu? Dirinya telah kehilangan segalanya akibat mereka, dan dia tidak ingin memulai sesuatu dari nol lagi karena mereka.

Makanya, dia memilih kembali.

"Dimana Desainer Cheng? Apakah jadwal penerbangannya bukan ini?" Seorang asisten perempuan bergumam sendiri.

Dan tepat pada saat ini, sebuah suara yang lembut terdengar dari sampingnya, "Akulah orang yang ingin kamu jemput."

Sang gadis memalingkan kepala, terlihat seorang gadis yang seumuran dengannya sedang menatapnya, dia langsung tercengang melihat Candice Cheng, "Kamu adalah Nona Candice Cheng?"

"Kenapa? Tidak mirip?" Candice Cheng tersenyum, dia telah menduduki posisi sebagai kepala desainer dengan usia yang baru berumur 24 tahun, memang sangat membuat orang merasa sulit untuk percaya, tapi, pekerjaannya ini, bukanlah pengaruh dari umur yang semakin tua akan semakin bagus, apalagi, semuanya mengandalkan kemampuan sendiri.

"Maaf, maaf, namaku Vera Tang, aku adalah orang yang datang untuk menjemputmu,

"Desainer Cheng, ini adalah adikmu bukan! Sungguh imut!"

Sang anak kecil langsung cemberut membantahnya, "Aku bukanlah adiknya Mommy! Melainkan merupakan buah hatinya Mommy."

Mommy?

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!