I Ha/Lo U
Wrong
Finola memandang Arzan diatas panggung yang sedang memberi arahan kepada semua siswa-siswi baru sebagai ketua OSIS. Tak terhitung sudah berapa kali pria itu tersenyum memamerkan ketampanannya. Tapi Finola tau itu semua hanyalah kebohongan belaka. Dia menghela nafas kala para siswi berbisik memuji ketua OSIS mereka.
Finola Tansy
/Menatap name tag yang tergantung di leher siswi itu/
Finola Tansy
/Tersenyum manis/
Finola Tansy
Ngobrolnga nanti saja, ya? Nanti bakal ada jam istirahat kok
Finola Tansy
*Berisik banget sih lo*
Siswi baru itu mengangguk
Arzan Xavier
/Menatap ke arah Finola/
Finola Tansy
*Apaan sih, gaje bat lo*
Arzan Xavier
Baiklah, saya sudahi arahan seputar kegiatan kita. Saya harap semuanya dapat mematuhi peraturan di sekolah ini. Sekian saya Arzan Xavier mengucapkan selamat datang di SMA Putra bangsa
Suara tepukan tangan bergemuruh memenuhi seisi ruangan. Arzan menuruni panggung kemudian tersenyum kepada teman dekatnya kemudian memberikan arahan kepada anggota OSIS lainnya.
Setelah pembagian kelompok selesai, seluruh siswa akan diajak berkeliling sekolah persatu kelompok, Finola yang berjalan dibelakang sembari memandu para siswa berulang kali mendengar beberapa siswi berbisik karena Arzan.
Seakan lelah dengan itu, Finola hanya menghela nafas berat. Tak ada artinya melarang mereka diam saat kegiatan berlangsung.
Pukul 12.17, Finola dan Melody duduk di pojokan kantin sembari menikmati siomay dan teh manis dingin mereka.
Melody yang sedari tadi mengoceh tanpa henti membahas hal-hal yang random, tiba-tiba terdiam kala Arzan berdiri di belakang Finola bersama seorang temannya.
Melody Kavita
/Menunjuk ke arah Finola/
Finola Tansy
Kenapa sih Mel?
Melody Kavita
Dibelakang lo
Finola Tansy
Haa? /berbalik badan/
Finola kaget sampai tersedak siomay yang baru dia kunyah. Arzan yang masih menatap puas kearah Finola, melarang temannya memberikan tisu kepada gadis itu.
Suara khas Arzan benar-benar membuat Melody terpelongo. Dia mengabaikan Finola yang sedang membersihkan dirinya dengan kesal.
Finola Tansy
Sopan kaya gitu?
Finola Tansy
Ngeliatin orang makan diam-diam
Arzan Xavier
/Memutar matanya/
Arzan Xavier
Gue mau nagih permintaan maaf lo
Finola Tansy
/Bangkit dari tempat duduknya/
Finola Tansy
Lo gila? Jelas-jelas yang salah elo!
Seketika suara tinggi Finola terdengar seisi kantin, membuat semua pandangan tertuju padanya. Finola tersentak, kecemasan menghantuinya. Tetapi Arzan dan Devian tampak puas dengan kejadian itu.
Finola Tansy
Ayo pergi, Melody
Melody Kavita
/Bangkit dari duduknya/
Melody Kavita
/Mengikuti Finola keluar dari kantin/
Finola Tansy
/Mengambil tas dari loker/
Finola Tansy
Emng gue salah apa sih, Mel
Finola Tansy
Kejadian itu kan bukan karena gue, bukan gue juga yang mau, kenapa semua pada nyalahin gue sih
Finola Tansy
/Berusaha menahan air matanya/
Finola sebenarnya gadis yang emosional, tapi juga seorang gadis yang sensitif. Berpura-pura kuat di depan semua orang agar tidak membuat mereka khawatir.
Melody Kavita
/Memeluk Finola/
Melody Kavita
Gue tau kok, lo ga salah.
Melody Kavita
/Menepuk punggung Finola/
Finola Tansy
Gue kan juga udah bilang ke mereka kebenarannya, Mel...
Tangisan Finola pecah, dia semakin mempererat pelukannya. Dadanya sakit seperti dipukul dengan benda yang tumpul.
Melody yang prihatin melihat keadaan Finola hanya bisa menjadi tempat sandarannya menangis.
Suara pintu itu berbunyi. Finola cepat-cepat menyeka air matanya dengan sapu tangan. Tapi tetap saja tak berhasil menyembunyikan matanya yang memerah.
Finola Tansy
/Meraih tas dan menggandeng tangan Melody/
Finola membuka pintu, dua pria berdiri disana menunggu mereka keluar. Itu Arzan dan Devian.
Arzan menatap wajah Finola dingin, mengikuti kemana gadis itu berjalan hingga bayangannya menghilang di ujung anak tangga.
Arzan Xavier
*Matanya memerah*
Devian Tarez
/Menepuk bahu Arzan/
Author (Fla)
HAI! FLA MAU KASIH TAU NIH TENTANG TANDA BACA YANG FLA GUNAIN
/../ Kalau tanda ini berarti cast sedang bertindak atau melakukan sesuatu
*..* Tanda ini cast sedang berbicara di dalam hati
OKE, Fla cuma mau kasih tau itu kok, biar kalian ga bingung. HAPPY READING♡
He
Finola menaruh tasnya disamping tempat duduknya, dia meraih gitar concert miliknya yang sengaja dia letak di ruang musik. Ini salah satu tempat favoritnya setelah pulang sekolah, sebelum latihan bela diri, karate dimulai.
Melody tidak satu ekstrakulikuler dengannya. Melody lebih memilih bergabung dengan Club menari ketimbang seni bela diri.
Finola memetik kunci Am kemudian F dan C. Dan terbentuk sebuah lantunan lagu stay by BlackPink.
Dari luar ruangan, Devian yang tengah mengenakan baju basket bernomor punggung 3 berhenti tepat di depan ruang Club musik. Dia kaget, dia sangat mengenal suara itu. Dia sering mendengar dari channel YouTube "Sweetberry". Bola basket yang semula dia pegang jatuh, membuat Finola menghentikan permainannya.
Finola Tansy
Siapa disana?
Devian Tarez
/Kabur karena panik/
Finola Tansy
*Duh.. siapa sih?*
Finola Tansy
/Meraih ransel dan meninggalkan ruangan/
Finola Tansy
/Menoleh ke kanan dan ke kiri/
Finola Tansy
Gaada orang, aneh banget
Finola berjalan menyusuri koridor sembari mengedarkan pandangannya. Banyak orang yang patut dia curigai, tapi jalanan di koridor sangat sepi.
Finola khawatir dirinya akan dikenal, makanya tidak ada yang tau bahwa dia adalah pemilik channel Youtube "Sweetberry" itu.
Finola Tansy
/Mengikat sabuk hijau dan mengucir rambut/
Finola Tansy
Semoga gue ga telat
Setelah selesai mengenakan karategi nya, Finola berlari ke aula, tempat latihan berlangsung. Sesampai disana, ternyata mereka telah mempelajari jurus kata dan tentu saja Finola terlambat.
Finola mendatangi Senpai mereka (guru karate) dan membungkukkan badannya. Kemudian dia memberikan alasan atas keterlambatannya. Pelatih itu mengangguk dan berpesan agar tidak telay lagi ke depannya.
Finola Tansy
Hai!
•(Baik!)
Finola berjalan ke sisi belakang dan melakukan pemanasan seorang diri sebelum bergabung dengan yang lainnya.
Arzan Xavier
Senpai, maaf telat. Saya habis latihan basket.
Finola Tansy
/Membelalakkan matanya kaget/
Finola Tansy
*Anjir, kenapa dia lagi?*
Arzan Xavier, pria itu baru seminggu bergabung dengan ekskul karate saat Finola izin karena sakit.
Arzan berjalan kearah Finola dan melakukan pemanasan di sebelahnya. Sebisa mungkin Finola tenang berhadapan dengan musuh barunya. Aura berat yang pria itu pancarkan, membuat Finola ingin cepat-cepat menjauh darinya.
Arzan Xavier
/Melirik kearah Finola/
Finola Tansy
Apaan sih lo?
Finola Tansy
Sumpah, gila kali lo
Finola Tansy
/Pergi bergabung dengan yang lainnya/
Finola tengah menyisir rambutnya di depan meja riasnya. Dirinya baru saja selesai membersihkan diri. Kakinya terasa pegal akibat latihan yang cukup serius karen sebentar lagi ujian kenaikan sabuk diadakan.
Rani (Bunda)
Nola, makan malam, nak!
Finola Tansy
/Berdecak kesal/
Finola Tansy
/Meletakkan sisir lalu menghampiri Ibunya yang sudah duduk di meja makan/
Nola menempati kursi, mengambil makan malamnya dikemudian menyantapnya dalam diam.
Anggota keluarga Finola ada tiga orang, Ibunya, Kakaknya dan dirinya. Ayahnya telah meninggal ketika menjalankan tugas 3 tahun yang lalu di perbatasan negara.
Tak heran, jika Finola menggemari bela diri. Kakaknya tengah bekerja di perusahaan swasta sejak tahun lalu, direkomendasikan oleh teman mendiang Ayahnya. Usia mereka yang terpaut 5 tahun, bukan berarti mereka selalu akur.
Ibunya yang adalah seorang dokter umum membuatnya jarang pulang dan mengurus anaknya. Sebenarnya ingin sekali dia berhenti dari pekerjaannya, tapi tidak mungkin uang mengalir begitu saja kedalam tabungannya.
Rani (Bunda)
/Mencari kontak Arthur, kakak Finola/
Rani (Bunda)
Arthur kenapa belum pulang, ya?
Finola Tansy
/Menaikkan bahu/
Rani (Bunda)
📞 : Arthur? Halo?
Rani (Bunda)
📞: Segera ya, lagi makan malam Nola
Rani (Bunda)
📞: Iya... Hati-hati ya, nak
Rani (Bunda)
/Meletakkan ponselnya kembali/
Rani (Bunda)
Kakakmu masih dikantor, kenapa lama sekali ya?..
Finola terdiam tidak menjawab apa yang dikatakan Rani. Dia fokus kepada makanan yang ada di depannya dan ingin segera cepat-cepat pergi dari ruang makan. Dia tidak mau berbasa-basi dengan Bundanya, tidak untuk sekarang.
Author (Fla)
Halo, Fla disini! Tentang audionya, Fla minta maaf jika suaranya kurang memuaskan. Fla hanya sebatas penyanyi kamar mandi, tapi PD walau suara pas-pasan ಥ_ಥ Kalau kalian kurang suka, kalian bisa skip audio di chapter selanjutnya kok.
Author (Fla)
Happy Reading, Flavers<3
Problem
Finola meletakkan bekal makan siangnya kedalam tas ransel berwarna dongker. Lalu meraih kunci sepeda motor matic-nya.
Finola Tansy
/Berjalan menuju halaman depan/
Finola Tansy
/Menoleh ke sumber suara/
Finola Tansy
Gak usah, Kak
Arthur
Tapi ntar ada polisi loh?
Finola Tansy
Kak, aku udah punya SIM, jadi please aku bukan bocah SMP lagi
Finola berbalik meninggalkan Arthur yang tengah berdiri dengan setelan jas hitam dengan dasi coklat yang tersemat dari balik jasnya. Menatap langkah demi langkah, sampai bayangan Finola hilang dari balik pintu.
Finola Tansy
/Mengangkat telepon dari Melody/
Finola Tansy
📞: Apa? Lo serius?
Finola Tansy
📞: Gapapa.. balik sekolah nanti gue bawain bubur ayam.
Finola Tansy
📞: Oke, jangan lupa minum obat. •Odaijini
•(Cepat sembuh)
Finola Tansy
Melody sakit, terpaksa gue sendirian hari ini...
Finola mengomel sepanjang perjalanan menuju kelas. Bukan seorang introvet, tapi gosip jelek tentangnya menjadi dampak buruk bagi kehidupan sosialnya. Hingga temannya hanya tersisa Melody seorang.
Finola Tansy
/Memasuki kelas dan duduk dibangkunya/
Finola Tansy
/Memasang earphone di kedua telinganya dan membaca manga Kimetsu No Yaiba/
Menyadari Finola telah datang, para siswa menatapnya sambil berbisik-bisik buruk tentangnya. Finola merasa tersudut, seakan tak ada lagi tempat untuknya di sekolah itu. Mereka beranggapan, sangat tidak masuk akal jika pindah sekolah karena "masalah itu", padahal itu bukan kesalahannya.
Finola Tansy
Yang ngeliatin gue, sini gue gaduhin
Finola Tansy
/Menatap siswi itu sinis/
Finola Tansy
Jangan sampe gue datang didepan muka lo!
Finola Tansy
*Dia nanya ke gue? Gila, cari masalah aja ni anak dari kemaren*
Finola Tansy
/Beranjak dari tempat duduknya seraya membanting komiknya/
Finola Tansy
/Berjalan mendekati siswi itu/
Finola Tansy
Siapa nama lo? /Melirik bet nama di seragam lawannya/
Seluruh siswa di dalam ruangan hanya diam menonton apa yang akan terjadi diantara mereka. Sangat disayangkan jika momen ini dibatalkan, bukan?
Finola Tansy
Lo tau kan nasib kakel yang udah gangguin gue? Lo mau gue buat kaya gitu?
Finola Tansy
Lo tau, gue "psikopat" dan lo sama para sampah lo masih mau gangguin gue? Mikir dong!
/Menunjuk kepala Fanny dengan telunjuk/
Siswi
Ga-jangan sok hebat lo!
Siswi
Pake nyalahin kakel segala, padahal lo yang centil!
Finola Tansy
Sialan /berguman/
Sebuah tamparan mendarat di pipi Fanny. Semua orang tercengang melihatnya. Sang empu tampak kesakitan seraya memegang pipi kirinya yang memerah itu.
Finola Tansy
Gue kasih peringatan terakhir buat lo, jangan- macem- macem- sama- gue!
Finola Tansy
/Kembali duduk di kursinya/
Finola Tansy
Sumpah bikin kesel mulu, gabisa apa ga bikin gue marah sehariiiii aja
Finola kembali mengomel sambil menyantap makan siangnya di taman belakang sekolah, sendirian.
Sementara itu, Arzan yang tengah mengobrol dengan Devian hendak menuju ke taman belakang karena ingin menghisap sebatang rokok. Ya, walau bukan pecandu, paling tidak seminggu sekali dia akan menghisap tembakau itu di tempat yang tidak diketahui banyak orang.
Arzan Xavier
Gak ada orang, kan?
Devian Tarez
Dari tadi gue liat sih gaada
Arzan Xavier
Bener gak? Kalo kita ketauan bisa mampus
Finola yang mendengar percakapan itu, cepat-cepat menghabiskan makanannya. Dia kenal betul dengan suara kedua pria itu, dan dia tak ingin lagi berurusan dengan mereka.
Arzan Xavier
Pinjem korek dong
Devian Tarez
Nih, ribet amat lo
Finola Tansy
*Ngapain disini?*
Finola Tansy
*Mck, mending pergi deh gue*
Arzan Xavier
Sebat dulu, baru rapat
Finola Tansy
*Sebat? Dia ngerokok?*
Finola Tansy
*Makin ruyem masalah gue...*
Finola beranjak dari tempat duduknya dan membawa kotak bekalnya. Jantungnya berdebar kencang bukan karena takut tapi karena dia sangat tidak ingin ada masalah lagi dengan Ketos itu. Terlebih lagi jika mereka terciduk sedang merokok oleh Finola. Ntah apa yang akan terjadi selanjutnya.
Finola Tansy
/Berjalan dengan perlahan dan memalingkan wajahnya ke samping/
Arzan yang menyadari adanya gerak-gerik segera menyembunyikan batang rokoknya ke belakang.
Arzan Xavier
Woi ada orang, Dev!
Devian Tarez
Eh, bukannya itu ade kelas, ya?
Finola Tansy
/Menoleh kearah Arzan sambil terus berjalan/
Arzan Xavier
/Beranjak dari duduk/
Devian Tarez
Ar, udah /Menahan Arzan/
Devian Tarez
/Mendatangi Finola/
Arzan Xavier
Maksud lo apa?
Arzan Xavier
Gausah pura-pura tuli deh lo
Arzan Xavier
Maksud lo apa datang kesini? Mau mergokin kita?
Finola Tansy
Gila kali lo! Gue kesini cuma makan bekal gue, geer banget, lo kira gue ngikutin lo
Finola Tansy
Gausah belagu dah lo, sok suci banget padahal aslinya muka dua juga
Arzan Xavier
Lo! Arghh, dengar ya. Jangan sampe berita ini bocor ke seluruh sekolah, kalo 'ngga habis lo gue buat
Finola Tansy
Kenapa? takut lo kena asingkan juga
Finola Tansy
Banci! /Berjalan meninggalkan Arzan/
Arzan Xavier
Look? so f*cking crazy!
Author (Fla)
Hi Fla disini~!
Author (Fla)
Jangan lupa like, komen, dan vote ya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!