NovelToon NovelToon

Hot Daddy

Awal

Nara gadis cantik berusia 18 tahun harus rela menjadi tulang punggung untuk keluarganya. Ia hanya lulusan SMP sehingga Nara sudah terbiasa mencari nafkah untuk Ibunya yang kini hanya sebagai penjual gorengan di kampungnya. Sudah dua tahun ini Nara tidak bisa bekerja di karenakan harus merawat Ibunya yang tidak baik-baik saja. Nara rela menggantikan Ibunya berjualan gorengan setiap pagi keliling kampung.

Sudah hampir sore Nara masih berkeliling, jualan sampingannya selain jualan gorengan yaitu keliling berjualan kopi. Nara mengayuh sepeda setiap jam sembilan pagi sampai sore hari, tiba-tiba Nara di kejutkan dengan seorang Ibu paruh baya yang datang secara mendadak kerumahnya ia adalah Bu Sukma.

Bu Sukma mencari Nara untuk mempekerjakan dirinya di salah satu rumah pengusaha terkenal. Sudah dua Minggu Nara mencari pekerjaan di kota Jakarta lewat teman-temannya tapi hasilnya nihil. Mungkin hari ini dia lagi beruntung di cari oleh Bu Sukma untuk menjadi baby sitter di Jakarta.

Bu Yatmi pun menyuguhi minuman air putih kepada Ibu Sukma. Hanya itu suguhannya mengingat mereka tidak punya apa-apa lagi.

"Neng, ini ada Bu Sukma dari tadi sudah nungguin Kamu pulang," ujar Bu Yatmi.

Dengan nafasnya yang masih terengah Nara kaget bercampur senang. Akhirnya ia mendapatkan pekerjaan juga, tapi ada rasa sedih di hatinya Nara harus meninggalkan Ibunya sendiri di rumahnya. Bu Sukma sudah sangat terkenal, seorang wanita yang selalu membantu mencarikan pekerjaan untuk orang di kampungnya. Kalau misal Bu Sukma sudah ada di rumah orang itu, berarti dia memberikan pekerjaan untuk orang tersebut.

"Ta-pi, Ibu di sini sendirian, siapa yang akan merawat ibu juga membantu ibu lagi," sahut Nara sambil duduk diam.

"Neng, tidak masalah asal kamu bisa bekerja dengan tenang di sana. Ibu sudah terbiasa dari dulu juga dagang sana-sini, semoga saja majikan kamu ini baik sama kamu," seru Ibu Yatmi memberi semangat untuk Putrinya.

"Nara, ini kesempatan kamu untuk bekerja biar masa depan kamu cerah untuk membahagiakan Ibu kamu di sini. Setiap bulan kamu bisa kirim uang juga bisa menghubunginya lewat ponsel," ucap Ibu Sukma.

Nara tampak berpikir, ini adalah kesempatan emasnya untuk membahagiakan Ibunya lagi seperti dulu ia sering mengirim uang dari hasil kerja di luar kota.

"Ibu di sini sehat-sehat yah Bu, pokoknya Nara janji akan terus mengabdi kepada Ibu dalam hal apapun," Seru Nara.

Ibu Sukma dan Bu Yatmi pun tersenyum bersamaan. Besok pagi Nara harus sudah bersiap untuk di antar Bu Sukma ke Jakarta, rasa bahagia ada di hati Ibu Yatmi. Selama ini dia merasa kasian kepada Putrinya yang sering menjadi tulang punggungnya. Merawatnya dengan sangat baik, semenjak Ayah'nya meninggal Nara giat mencari pekerjaan sampai rela berjualan gorengan tiap pagi juga berjualan kopi keliling.

malam telah tiba.

Malam ini Nara tampak duduk termenung memandangi langit hitam berhiasan cahaya bulan juga bintang yang bersinar. Ibu Yatmi duduk sambil membawakan secangkir teh manis untuk Putrinya. Setiap malam Nara hanya bisa berdiam diri sendiri di depan rumahnya.

"Neng, minumlah dulu, semoga kamu sehat dan baik-baik saja di sana. Jangan lupa jaga kesehatan kamu, Ibu di sini baik-baik saja asal Neng juga di sana betah," ucap Ibu Yatmi mengusap rambut yang tergerai panjang menjuntai. Nara melirik sekilas ke arah Ibunya, lalu ia pun memeluknya dengan sangat erat. Tetesan air matanya mengalir begitu saja tidak dapat di bayangkan Nara akan meninggalkan Ibunya lagi seperti dulu lagi.

BERSAMBUNG.

Ke Jakarta

"Ibu, Nara pasti sangat kangen pada Ibu di sana. Jaga kesehatan ibu, maafin Nara belum bisa membahagiakan Ibu," isak tangis Nara dalam pelukan Ibunya. Bu Yatmi mengelus kepalanya dengan sangat lembut, setelah itu ia pun segera melonggarkan pelukannya.

Bu Yatmi mengusap air mata Putrinya yang kini sedang menangis tersedu.

"Cup sayang, Ibu sangat bahagia mempunyai Putri sepertimu. Ibu sangat sayang sama kamu, semoga kamu murah rezekinya dan di sayang oleh majikanmu di sana," sahut Ibu Yatmi mengusap air mata Nara. Mereka pun masuk ke dalam untuk tidur karena sudah larut malam, mengingat besok Nara harus segera berangkat.

Pagi hari.

Tas kumel Nara sudah di isi oleh semua pakaian yang dia bawa dari rumahnya. Tidak lupa juga Nara menyelipkan photo kedua orangtuanya ke dalam tas. Ibu Sukma sudah datang menjemputnya untuk segera pergi, pagi ini jam enam Nara mulai keluar rumahnya meninggalkan banyak kenangan. Ia di gandeng oleh Ibu Yatmi sambil terus mengusap kepalanya lembut. Air mata mulai pecah mereka pun berpelukan melepaskan rindu yang akan terjadi kepada mereka berdua nantinya.

Mobil hitam Avanza yang akan mengantarkan Nara ke rumah Bos barunya. Ibu Sukma hanya sebatas mengantarkan saja Nara habis itu dia akan pulang lagi ke kampung. Ibu Yatmi pun memberikan amplop coklat untuk Ibu Nara.

"Bu ini ada sedikit uang, jangan menolaknya karena ini pemberian Bos Nara. Dia sudah tahu bahwa Nara akan pergi meninggalkan Ibu seorang diri. Mohon di terima ini hanya tanda terima kasih karena Bos besar sangat bersyukur telah menemukan baby sister untuk anaknya," terang Ibu Sukma

"Ya Allah, terima kasih banyak semoga Nara betah di sana," sahut Ibu Yatmi bersalam dengan Bu Sukma.

Ibu Yatmi sujud syukur, baru kali ini Nara punya calon majikan sangat perhatian dengan kondisi calon pengasuh anaknya. Nara pun pergi melambaikan tangannya sambil masuk ke dalam mobil.

Di sepanjang jalan Nara hanya duduk diam memikirkan Ibunya. Baru beberapa jam di jalan, Nara sangat sedih mengingat kesehariannya dengan Ibu Yatmi, kini dia harus rela berpisah lagi dengannya.

"Nara, sebentar lagi kita sampai tujuan, Bos kamu seorang Pria pengusaha kaya raya. Namun, terkenal dengan sikap dinginnya, kamu kerja baik-baik di sana yah. Aren pasti senang di asuh olehmu," seru Ibu Sukma memberi sedikit penjelasan pada Nara.

Nara hanya mengangguk sambil terus memeluk tas kumelnya. Tidak bisa di bayangkan Nara akan bekerja di rumah besar nan mewah. Ia harus mulai jaga sikapnya sebagai pengasuh Nara harus bisa membujuk dan mengajak seorang anak bermain dengannya.

Mobil Avanza hitam itu berhenti di sebuah rumah mewah. Tinggi besar juga pagar mewahnya menjulang tinggi. Nara turun matanya tidak bisa berkedip begitu indah rumah yang kini akan ia tempati setiap harinya.

"Nara, ini rumah majikan kamu, sebentar lagi Bos besar akan datang ke sini. Kamu harus nunduk juga tidak boleh membantah apa yang dia mau kamu harus turuti. Nanti juga kamu terbiasa sama sikap dingin Bos mu ini," ujar Ibu Sukma mengajak Nara masuk ke dalam rumah bak istana itu.

Kini Nara sudah berada di dalam rumah tersebut di temani Bu Sukma sambil menunggu Bos besar datang mereka duduk dan segera di suguhi cemilan juga minuman oleh asisten rumah. Terdengar bunyi sepatu dari pintu masuk membuyarkan pikiran Nara. Tiba-tiba saja seorang anak kecil dari atas tangga berteriak memanggil namanya.

"Daddy," pekik Aren sumringah setelah tahu bahwa yang datang adalah Daddy-nya. Nara hanya bisa menunduk belum bisa menegakan kepalanya melihat siapa Bos-nya yang sekarang. Wangi parfum menyengat wangi di hidung Nara.

Aren segera menuruni anak tangga bersama satu asisten rumah tangganya. Ia segera berlari setelah mendarat sempurna di lantai bawah memeluk Daddy-nya.

"Daddy," pekik Aren kembali.

"Kau sangat gemas," ujar Sean. Suara itu membuat Nara sedikit takut karena nadanya cukup dingin namun terkesan punya kasih sayang.

Tiba

Hari ini kali pertama Nara mendengar suara yang sangat terdengar dingin di hadapannya. Jantung Nara berdegup kencang dia sangat takut bila nanti bekerja di rumah ini ia tidak bisa meluluhkan hati anaknya untuk dia asuh.

"Kalian sudah lama menunggu saya?" Tanya Sean kepada Bu Sukma.

"Tidak, Tuan. Perkenalkan ini Nara yang akan menjadi pengasuh Aren," sahut Bu Sukma mengenalkan sosok Nara kepadanya.

Kepala Nara masih menunduk kebawah belum bisa melihat majikannya. Aren segera berlari mendekati Nara yang sedang duduk kaku di sofa. Tampaknya Aren tertarik pada Nara sehingga ia sangat senang melihat Nara datang. Tidak seperti biasanya Aren segera mendekati pengasuh barunya.

"Kau sangat cantik," seru Aren berdiri di hadapan Nara. Seketika juga Nara memberanikan dirinya melihat ke arah bocah cilik itu. Ia tersenyum sambil mengusap kepalanya.

"Siapa namamu?" Tanya Nara lembut.

"Aren," sahut Aren.

Dia berlari kembali ke arah Sean yang sedang duduk menumpangkan kakinya di atas sofa sambil terus melihat ke arah Nara dengan tatapan dingin. Dia merasa heran karena Aren langsung tertarik pada Nara yang baru saja datang dari kampung. Wajah Nara segera menunduk lagi setelah tahu Sean terus menatap ke arahnya.

"Ya ampun, tatapannya menusuk relung hati, apa aku melakukan kesalahan kepada anaknya," gerutu Nara.

Setelah perkenalan usai, Sean berinisiatip pergi ke kantornya lagi karena masih banyak pekerjaan yang menunggunya di sana. Nara segera di arahkan menuju kamarnya yang akan dia tempati selama di rumah ini. Aren mengikuti kemana langkah Nara berjalan. Sepertinya anak itu sudah klop pada Nara gadis cantik yang berasal dari kampung ini berhasil memikat hati anak bos besarnya.

"Aren harus tidur siang, besok Nara akan menggantikan bibi menjaga Den Aren," ujar sang asisten rumah. Aren tampak berpikir setelah itu ia mengangguk dan berbalik arah menuju kamarnya. Nara hanya bisa tersenyum, melihat tingkah Aren yang sangat lucu juga sudah mengerti apa yang di katakan pengasuhnya.

"Nara, Ibu rasa sudah saatnya Ibu pulang, jaga kesehatan dan semoga kamu betah di rumah ini," pamit Ibu Sukma.

Nara pun tersenyum dan mengucapkan terima kasih kepada Bu Sukma karena telah memberi pekerjaan untuknya. Setelah itu ia pun mengantar Bu Sukma keluar gerbang. Mulai sekarang dirinya sudah sah menjadi pengasuh Aren. Bocah kecil yang sangat lucu siapa saja akan suka padanya. Mata, bibir hidung wajah tampak persis seperti Daddy-nya yaitu Sean.

"Hati-hati Bu di jalannya, titip salam buat Ibu di rumah bahwa Nara sudah mulai bekerja," seru Nara memeluk Bu Sukma.

"Semoga kamu betah di sini Nara, Ibu Pamit," sahut Bu Sukma melepaskan pelukannya dan segera masuk ke dalam mobilnya.

Nara pun segera masuk untuk kembali ke kamarnya, ia berjalan kaku karena baru pertama kali Nara mendapat pekerjaan di rumah mewah seperti rumah Sean. Rumah majikan sebelumnya hanya rumah biasa, ia sangat takut memecahkan guci yang terlihat mewah besar juga mahal. Nara tetap lurus berjalan ke arah kamar yang kini akan ia tempati selama ia bekerja di rumah Sean. Nara membuka pintunya secara perlahan, ia mengedarkan pandangannya kesetiap penjuru kamar. Kasur empuk walaupun terlihat sangat mahal, Sean sengaja membuat kamar pengasuh anaknya terlihat bagus luas juga nyaman. Agar mereka betah tinggal di sini. Seorang asisten mengetuk pintu, Nara segera membalikan badannya untuk membuka pintu kamar, terlihat asisten rumah dengan tersenyum manis ramah kepada Nara memberitahukan bahwa mulai besok Nara harus sigap mengasuh Aren. Untuk hari ini dia istirahat dulu karena mengingat cukup lama di perjalanannya menuju kota Jakarta.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!