PENULIS : AYYURIC
IG : @ayyu_ric
jangan lupa follow yaa...
Youtube : pangayuhchanel
jangan lupa subscriber dan like-share
MARI KITA BERHALU
SEMOGA NOVEL YANG AKU TULIS BISA MENGHIBUR KALIAN.
BAB REVISI
Di kamar VIP rumah sakit dijakarta seorang,
laki - laki berusia 60tahun yang tengah berbaring lemah bernama
Pak Wijaya, sedang sakit,semakin hari sakitnya semakin parah mengingat usia yang sudah tua.
begitu juga Istrinya setiap hari setia menunggu setiap saat di samping pak wijaya.
pak wijaya hanya memiliki anak tunggal yang
berusia 29 tahun bernama Erlangga Wijaya.
Erlangga adalah seorang CEO penerus perusahan yang sebelumnya dipegang oleh sang ayah, karna pak wijaya sudah tua dan sakit sakitan beliau menyerahkan perusahaanya pada putranya.
pak wijaya juga memiliki sahabat yang begitu dekat, Pak Wisnu adalah sahabat pak Wijaya yang sangat akrab, mereka berteman sangat baik sudah puluhan tahun.
begitupun ketika ada sebuah masalah mereka selalu saling membantu satu sama lain.
pak Wijaya adalah seorang Pebisnis yang sangat sukses, cabang perusahaannya ada dimana-mana bahkan juga luar negeri sedangkan pak Wisnu adalah seorang pengusaha kecil,Pak Wisnu memiliki 2 orang anak perempuan yang bernama ANFESHA AULIA yang berusiaa 23 tahun dan Audi Aulia berusia 18 tahun.
Pak Wijaya dan Pak Wisnu kembali bertemu ketika pak Wisnu menjenguk pak Wijaya yang sedang terbaring sakit,karna mendengar kabar sahabatnya sakit pak Wisnu segera berbegas kesana.
seminggu kemudian pak Wisnu baru datang dengan istrinya yang bernama Bu Rianti untuk menjenguk pak Wijaya di rumah sakit,karena beberapa hari lalu pak Wisnu sangat sibuk dan baru bisa menyempatkan datang untuk menemui sahabatnya tersebut,jarak dari rumah pak Wisnu ke rumah sakit menempuh waktu kurang lebih 1 jam.
setelah sampai dirumah sakit pak Wisnu dan pak Wijaya ngobrol-ngobrol di dalam ruangan, istri pak Wisnu dan istri pak Wijaya juga asik mengobrol didalam ruangan tersebut.
"Maaf Pak Wijaya saya baru bisa menjenguk anda hari ini." ucap pak Wisnu pada pak Wijaya meminta maaf.
"Tidak apa - apa Pak Wisnu,saya sangat terima kasih sudah dijenguk kemari," jawab Pak Wijaya dengan tersenyum.
"Bagaimana keadaan Pak Wijaya?" tanya pak Wisnu pada sahabatnya tersebut.
"saya rasa cukup baik keadaan saya pak Wisnu,"ucap pak wijaya dengan pesimis.
"baiklah semoga anda kembali membaik Pak,anda harus sehat kembali,"kata pak Wisnu memberi semangat.
"Pak Wisnu, bukankah hubungan kita sudah sangat dekat seperti keluarga,bahkan sudah seperti saudara kandung,"saut p.Wijaya.
"saya berharap hubungan kita bisa jadi hubungan seperti saudara yang sesungguhnya,"imbuh pak Wijaya pada sahabatnya tersebut.
"Pak Wijaya saya berharap juga demikian, kita bisa jadi keluarga yang sesungguhnya,tapi saya masih belum paham dengan omongan pak Wijaya,"tanya pak Wisnu pada sahabatnya.
"begini pak Wisnu,saya berharap kita bisa menjadi keluarga yang sesungguhnya,saya ingin menikahkan anak laki - laki saya dengan putri Pak Wisnu Anfesha,saya yakin Anfesha bisa menjadi pendamping Erlangga dengan baik,"ucap P.Wijaya.
"Tapi..pak Wijaya,saya tidak tau Anfesha mau atau tidak untuk saya nikahkan dengan anak pak Wijaya, sepertinya dia masih ingin bekerja dan dia tidak akan mau menikah muda," balas pak Wisnu.
"Saya mohon Pak..!"saya ingin menjalin hubungan keluarga dengan Pak Wisnu,saya sangat ingin segera menimang cucu di usia yang tua ini,saya ingin masa masa tua saya bisa bermain dengan cucu-cucu saya,saya sudah memimpikan moment tersebut,mohon bujuk putri pak Wisnu agar mau menikah.,"ujar Pak Wijaya memohon.
"lya Pak, akan saya bicarakan dengan anak
perempuan saya dulu,semoga Anfesha mau menyetujuinya," balas pak Wisnu mengiyakan permintaan pak Wijaya.
beberapa hari kemudian setelah perbincangan mereka di rumah sakit pak Wisnu dan istrinya pamit untuk pulang.
Sesampainya di rumah,Pak Wisnu dan istrinya kembali membicarakan masalah perjodohan sang anak sedangkan dirumah sakit Pak Wijaya dan Istrinya mendiskusikan perbincangannya kembali dengan istrinya.
"Mami setuju kan kalau Papi menjodohkan Erlangga dengan putri Pak Wisnu," tanya pak Wijaya pada istrinya.
"Mami hanya bisa mengikuti keinginan Papi,tapi mami tidak tau Erlangga mau atau tidak papi jodohkan dengan anak sahabat papi,"saut istri p.Wijaya.
"kalau masalah itu papi yang akan mengurusnya mi,papi yakin Erlangga pasti akan menerimanya,meskipun papi tau dia adalah anak yang tidak muda untuk dibujuk.
sedangkan dirumah pak Wisnu
pak wisnu dan istrinya juga mendiskusikan perjodohan antara putri dan putra sahabatnya.
"ma...apakah kamu setuju jika aku menerima permintaan perjodohan ini untuk Anfesha,"guman pak Wisnu pada sang istri.
Tentu saja istrinya menolak,anak gadisnya masih bekerja dan tidak ingin menikah muda apalagi dijodohkan,masa depannya masih panjang tidak mungkin dia membiarkan anaknya menikah muda.
"Ma, pak Wijaya sudah banyak membantu kita,Mari kita penuhi keinginan beliau,"bujuk pak Wisnu pada istrinya.
"Tapi Pa, Anfesha masih muda dan dia masih ingin mengerjar impiannya,Apa papa tega merenggut masa depan Anfesha?" ucap bu Rianti pada suaminya.
"Pokoknya papa akan tetap menjodohkannya,
Anfesha harus menikah dengan anak pak Wijaya Titik!"ucap Pak Wisnu tegas lalu berdiri meninggalkan istrinya di ruang makan sendirian.
pak Wisnu kemudian menelpon Anfesha yang masih bekerja dirumah sakit, beliau menekan tombol panggilan untuk sang anak yang belum pulang,Anfesha adalah seorang dokter dirumah sakit dijakarta,dirumah sakit anfesha yang mendengar bunyi panggilan segera mengangkat panggilan dari sang ayah.
"hallo..ada apa paa? tanya Anfesha.
"Anfesha bisakah kamu segera pulang setelah pekerjaanmu selesai,papa ingin menyampaikan sesuatu padamu,"pinta pak Wisnu pada anak gadisnya.
"baik paa..setengah jam lagi Anfesha selesai dan akan segera sampai rumah,"saut Anfesha.
"semoga perjalan pulang nanti sampai dengan selamat anakku,"pak Wisnu kemudian menutup panggilan tersebut.
dirumah sakit Anfesha masih bertanya tanya dengan dirinya sendiri,kenapa tiba tiba papanya menelpon,karna jarang sekali pak wisnu menelpon putrinya dikala tidak ada urusan yang sangat mendesak.
"apa ada yang darurat...ah sudahlah aku akan melanjutkan tugasku kemudian berberes, setelah itu pulang,"Anfesha berbicara sendiri.
Keesokan harinya,saat sarapan pagi bersama pak
Wissnu mengutarakan maksudnya saat menelpon sang anak kemarin malam.
"papa kemarin ada hal apa sampai menelpon Fesha malam-malam dan setelah Fesha sampai rumah papa sudah tidur,"ucap Anfesha.
"Anfesha..!!"bulan ini kamu harus menikah dengan anak teman papa? ucap pak Wisnu pada Anfesha tiba - tiba.
"paa..tapi...aku tidak ingin buru buru menikah,apalagi aku masih ingin bersenang2 dulu, ada impianku yg ingin aku wujudkan paa,aku baru saja menjadi dokter,papa akan menikahkan aku begitu saja apalagi dengan perjodohan,papa bercanda ya?" tanya Anfesha tidak percaya.
"papa kali ini serius nak 2 hari lagi kita diundang makan malam ke rumah keluarga Pak Wijaya,Kamu tahu kan papa tidak suka dibantah,apalagi ditolak."ujar Pak Wisnu tegas pada anaknya.
"Tapi Pa, gimana dengan karir aku sebagai dokter, aku gak mau harus berhenti cuma karna menikah,papa tau kan anfesha tidak muda meraih gelar inipa..." ujar Anfesha.
"Kamu masih bisa bekerja, bahkan
kamu pun juga bisa bersenang-senang Anfesha,menikah tidak seburuk yang kamu bayangkan apalagi anak pak wijaya adalah seoarang yang baik,dia pasti akan bertanggung jawab dan memenui segala yang kamu mau,kamu tidak akan kekurangan apapun,"jawab pak Wisnu.
"Tapi aku masih belum mau menikah pa.. aku
masih ingin bebas,Anfesha selama ini selalu menuruti kata - kata papa,tapi kali ini Anfesha mohon jangan paksa Anfesha untuk menuruti permintaan konyol papa,"saut Anfesha kesal.
"Anfesha mohon Pa. .. jangan jodohkan aku,
Ma.. tolong aku."mohon anfesha pada Mamanya dan mulai sebal.
"Nak..turuti apapapun perkataan papamu, mama tidak bisa mencegah papa untuk menolak perjodohan ini ,kamu tau sendiri kan kalau papa punya keinginan tidak bisa di negoisasi."ucap Bu Rianti pada anak gadisnya.
"mama sudah membujuk papa untuk menolak perjodohan ini tapi papa bersikeras mengabaikan pendapat mama,"imbuh Bu rianti lagi.
...----------------...
JANGAN LUPA TONTON EPISODE SELANJUTNYA YAA..
SEMOGA MENGHIBUR .
Di rumah sakit HARAPAN HATI tempat Anfesha bekerja iya tampak sebal ketika mengingat permintaan papanya untuk menjodohkan dirinya dengan anak sahabat papanya.
hmm menyebalkan sekali papa, anfesha dalam hati.
wulan, Vina, dan manda sahabat Anfesha,
merasakan ada yang aneh dan tidak beres
dengan sikap sahabatnya tersebut.
mereka bertiga berbisik bisik pelan, ada apa sih dengan anfesha gk kayak biasanya deh!! ujar vina kepada wulan dan manda
wulan dan manda menyauti.
tanya langsung aja sama Anfesha dari pada penasaran?"
tapi jangan sekarang nanti aja kalau istirahat.
Saat istirahat biasanya Anfesha yang mengajak mereka
ke kantin duluan, tapi kali ini anfesha tetap di
ruangannya.
wajahnya terlihat murung dan letih."entah apa yang mengganggu perasaan dokter cantik tersebut.
"Kamu kenapa sa?" tanya Vina menghampiri meja ruangan anfesha. "Vina kemudian langsung duduk menghadap Anfesha.
wulan dan manda mereka berdua makan siang diluar jadi tidak bisa ngobrol bersama sama.
saa, kamu dengar aku ngmong kan ? tanya vina
dengan mendekatkan wajahnya dekat dengan wajah anfesha
anfesha yang tersadar dari lamunannya sontak kaget dengan wajah vina yg melongo melihat wajahnya .
haaa, anfesha sambil tangannya mengeluss dada karna kaget
"
""papa nyuruh aku menikah," jawab anfesha lirih
"Kenapa tiba - tiba dinikahkan sa? Kamu
Hamil?" tanya Vina penasaran
sssttt pelankan suaramu ,nanti akan jadi rumor yg tidak baik, saut anfesha pada vina.
"Enggak, aku gk hamil,aku juga enggak tahu kenapa papa tiba - tiba
menyuruh aku menikah. Bahkan aku belum tahu siapa
calon suamiku. Wajahnya, usianya, dan pekerjaannya.
Yang aku tahu, aku akan menikah bulan ini.
kamu tau bagaimana bisa aku tiba tiba menikah tanpa ada rasa cinta.
vina pun memeluk anfesha begitu juga Anfesha.
"Sabar sa. Mungkin Om Wisnu menjodohkan kamu ada alasan lain,"
ucap Vina menenangkan hati anfesha.
"aku selalu ada untuk kamu." tambah vina memberikan semangat
sambil tersenyumn.
"Enak kali nikah ada yang nemenin tidur."Hahaha timpal Vina yang membuat Anfesha sebal mendengarkan candaan Vina.
"jam menunjukan pukul 4 sore karna Anfesha shif pagi jadi dia pulang sore hari.
Vina dan Anfesha juga ke 2 temannya yg lain bersiap siap keluar dari ruangan masing2 untuk segera pulang dan menyudahi aktifitasnya dirumah sakit.
lapar nih..!"sebelum pulang mampir dulu yuk ke restoran deket Rumah sakit."ajak Wulan kepada teman2nya.
Mereka berempat pun akhirnya pergi keluar menuju restoran deket rumah sakit bersama sama.
Sesampai di Restoran seperti biasa mereka berempat
memesan makanan dan minuman favorit mereka.
Sambil menunggu pesanan datang tiba - tiba Dave
menghampiri mereka dan duduk di samping Anfesha.
Dave adalah teman mereka berempat dari jaman kuliah sampai mereka jadi mempunyai profesi masing2,Dave berfrofesi sama seperti Anfesha sebagai dokter.
"Hai Sa..!" sapa Dave pada anfesha,,
"hmm iya jawab Anfesha dengan letih.
vina,wulan dan manda iri dengan sapaan Dave hanya untuk anfesha saja.
kok anfesha aja ni yang di sapa kita kayak hantu aja dave..!"ucap vina kemudian cemberut pada dave
ahh iya maaf maaf aku lupa kalau di sini bukan hanya anfesha aja
dave sambil tersenyum.
kalian sudah makan? tanya Dave mengalihkan pembicaraan.
"Sudah..!" dari tadi kita nungguin kamu dave?"jawab vina.
Dave yg sedari tadi memperhatikan Anfesha penasaran karena ini pertama kalinya ia melihat Anfesha seperti ini tidak ceria.
"Mmmm...kamu gpp sa? tanya Dave,
aku... aku agak gk enak badan Dave."jawab Anfesha berbohong.
dia tidak mau mengatakan
yang sebenarnya pada Dave kalau akan dijodohkan oleh papanya. dia tahu Dave dari dulu menyukainya bahkan beberapa kali menyatakan cintanya tapi Anfesha menolak karena hanya menganggap Dave hanya sebagai sahabat tidak lebih.
"Kenapa kamu masuk kerja kalau sakit?"Ayo jangan lama2 disini nanti sakitmu makin parah!" ajak Dave sambil menarik tangan Anfesha.
"gak apa2 Dave! Aku hanya perlu duduk disini menikmati suasana ini sudah cukup membuatku segar. " tolak Anfesha
sambil melepaskan tangannya dari tarikan tangan Dave.
"oke. Aku akan menemanimu disini..!" aku tidak ingin terjadi
apa - apa denganmu ." ucap Dave duduk disebelah Anfesha.
anfesha pun tersenyum menoleh ke arah dave.
DITEMPAT LAIN
Setelah bertemu klien Sore ini Erlangga menjenguk
papanya yang masih berada di rumah sakit.
Setiap wanita yang berpapasan dengannya entah itu perawat,
dokter, atau anggota keluarga pasien langsung jatuh
cinta dengan ketampanan dan kegagahan tubuh Erlangga.
Erlangga ke rumah sakit masih menggunakan kemeja
dengan setelan jas warna Navy dan dasi melilit di
lehernya.
rumah sakit tempat papinya dirawat adalah rumah sakit milik keluarga wijaya, WIJAYA HOSPITAL rumah sakit ini sangat elite.
setelah sampai di ruangan papinya Erlangga segera membuka pintu dan masuk kemudian duduk di samping papinya.
"Bagaimana keadaan Papi?" tanya Erlangga menatap wajah papinya.
"jauh lebih baik,. Papi ingin meminta sesuatu padamu Nak..!! Oh iya, kamu tahu sahabat papi yang bernama
pak Wisnu kan?" tanya pak Wijaya pada putranya.
"lya. Kenapa, Pi?" tanya Erlangga.
"Papi berniat menikahkan kamu sama putri pak Wisnu.
Papi ingin menjalin hubungan keluarga dengan
beliau" papi sudah tidak muda lagi Erlangga papi sangat menginginkan cucu dari kamu,"ucap pak Wijaya
pada putranya.
"Tidak bisa Pii, aku tidak bisa mengabulkan keinginan papi,
aku sudah punya Prili?" tolak Erlangga.
"lya, papi tahu, tapi papi sudah meminta pak Wisnu
untuk menikahkan anaknya dan kamu bulan ini lang, jawab pak Wijaya pada putranya.
"Enggak bisa Pi..!" Erlangga bilang tidak ya tidak."Lagi pula
mengurus pernikahan itu butuh waktu tidak bisa
hitungan hari apalagi dengan secepat itu harus bulan ini."balas Erlangga.
"papi tidak mau tau..!!"bulan ini bisa tidak bisa kamu harus menikahi putri dari sahabat papi.
papi tidak mau jawaban tidak."kalau kamu menolak semua warisan papi tidak akan jatuh padamu." ancam pak Wijaya.
Ayolah lang..!!" kabulkan permohonan papi untuk kali ini"
ucap pak Wijaya memohon.
tiba-tiba suasana hening beberapa detik
"Erlangga akan memikirkannya lagi Pi..!!" Erlangga harus
kembali ke perusahaan sekarang.
Beristirahatlah semoga cepat sembuh Pi.." Erlangga bergegas berdiri kemudian keluar dari ruang VIP tempat papinya dirawat.
HAI JANGAN LUPA TETAP SETIA MENUNGGU
JANGAN LUPA YAA TETAP SABAR MENUNGGU EPISODE SELANJUTNYA YAA !!
SALAM MANIS DARIKU BUAT KALIAN SEMUA YANG SEDANG MEMBACA NOVELKU.
SEMOGA KALIAN DILIMPAHKAN KESEHATAN DAN REJEKI YANG LEBIH OLEH ALLAH...
DAN JANGAN LUPA TINGGALKAN KOMENTAR YANG BAIK UNTUK KARYAKU.
TERIMAKASIH SUDAH SANGAT SABAR MEMBACA NOVELKU JIKA ADA YANG KURANG KALIAN BISA BERKOMENTAR UNTUK KEMAJUAN NOVEL INI.
DUKUNGAN KALIAN ADALAH MOTIFASI KU..🌹🌹🌹🌹🌹
setelah kepergian Erlangga dari ruang VIP
pak Wijaya segera menelepon pak Wisnu untuk menanyakan bagaimana
kelanjutan dari pernikahan anak mereka.
"Bagaimana, Pak? Apa Anfesha setuju dengan
rencana kita?" tanya pak Wijaya.
"Tentu saja, Pak. Semuanya beres.
kita hanya perlu mengatur tanggal berapa mereka menikah, jawab pak Wisnu dengan percaya diri.
"Terima kasih, Pak. Saya sangat bahagia
mendengarnya" balas pak Wijaya dengan perasaan
lega.
"Sama sama Pak akhirnya impian kita untuk menjadi keluarga benar2 akan terwujud kata pak Wisnu.
Saya juga bahagia bisa menjadi bagian dari keluarga Pak Wijaya."Jangan banyak pikiran semoga cepat sembuh." ucap pak Wisnu.
Setelah menyelesaikan pembicaraan dan menutup
sambungan teleponnya, pak wisnu segera menelepon
Anfesha. la akan menyuruh putrinya untuk mengambil cuti agar bisa melaksanakan pernikahannya.
halo!! anfesha.
iya halo paa ada apa papa menelpon?tanya Anfesha.
papa hanya ingin mengatakan jika keluarga kita tidak perlu berkunjung untuk makan malam ke rumah sahabat papa pak Wijaya.
karna barusan papa sudah mengobrol melalui tlp kalau pak Wijaya masih belum pulang dari rumah sakit ,balas pak Wisnu
berarti perjodohan ini dibatalkan guman anfesha dalam hati tidak menyauti panggilan tlp yang sedang berlangsung itu.
halo anfesha apa kamu mendengarkan papa."tanya Wisnu pada putrinya.
ahhh iya paa."anfesha tersadar dari lamunannya.
berarti anfesha tidak harus menikah dan dijodohkan kalau gitu."tanya anfesha.
kalau itu masih tetep nak bulan ini kamu harus menikah dengan putra pak Wijaya setelah pak wijaya dibolehkan keluar dari rumah sakit."jawab Wisnu.
ahhh ternyata papa masih sangat tidak bersahabat,guman anfesha.kemudian langsung mematikan tlp tiba2.
Di perusahaan, Erlangga tidak bisa berkonsentrasi. la
memikirkan permintaan papinya terus menerus.
Di sisi lain ia juga memikirkan perasaan Prili
kekasihnya.
"Apa yang harus aku lakukan? Aku bahkan tidak tahu
anak Om Wisnu seperti apa dan berapa usianya?"
gumam Erlangga di dalam ruangannya.
Tidak berapa lama kemudian, Prili masuk ke dalam
ruangan Erlangga tanpa mengetuk pintu seperti biasanya
karena Erlangga membebaskannya keluar masuk
kantornya. Prili melihat keanehan pada wajah Erlangga.
"Ada apa, hany?" tanya Prili menghampiri Erlangga sambil berdiri di
belakang erlangga yang duduk di kursi lalu memeluk leher
Erlangga dari belakang.
"Papi sekarang ada dirumah sakit, jawab Erlangga tanpa
memandang ke arah prili.
"Mmm maaf, aku belum bisa menjenguknya. Akhir -
akhir ini aku sangat sibuk," balas Prili sok prihatin.
Bukankah itu semakin bagus kalau ia cepat mati?guman prili dalam hatinya.
Maka tidak ada lagi yang menghalangiku menikah."prili pun tersenyum licik.
Memang selama ini pak Wijaya belum menyetujui hubungan erlangga dengan prili.
Papi erlangga merasa prili bukanlah wanita
yang cocok untuk putranya.
"Tidak apa - apa, Hany. Ada apa kamu ke sini?" tanya
Erlangga sambil menarik tangan Prili hingga kini Prili
duduk di pangkuannya.
"Tentu saja aku merindukanmu Sudah satu minggu kita tidak
bertemu,Apa kamu tidak merindukanku?" tanya prili
dengan manja.
"Tentu saja, Sayang aku juga merindukanmu.
Sudah sore ayo pulang."ajak Erlangga sambil menurunkan Prili dari pangkuannya,lalu menggandeng tangannya ke luar ruang kantornya.
DITEMPAT lain
Anfesha yang sudah pulang bekerja belum sempat istirahat Mamanya mengajaknya memilih
kebaya untuk persiapan pernikahannya . Anfesha
hanya bisa pasrah. Papanya orang yang berwatak
keras. Semua perintahnya tidak bisa dibantah.
Kalaupun dibantah, ia akan mengatai Anfesha anak
durhaka, tidak berbakti pada orang tua.
Anfesha memandangi kebaya
putih yang menggantung di sudut kamarnya itu. la
tersenyum getir lalu sebal dan memejamkan
matanya.
"Sebentar lagi aku akan menikah. Aku tidak tahu
hidupku akan bahagia atau lebih buruk dari sekarang.
Aku tidak pernah membayangkan hidupku akan
berakhir seperti ini. Dulu aku membayangkan ketika
aku akan menikah dengan laki - laki yang
aku cintai dan mencintaiku, tapi sekarang semua
hanyalah angan - angan semata semua karna perjodohan konyol ini guman Anfesha sendiri. Dave maafkan aku.
Penantianmu selama ini sia - sia,' gumam anfesha.
2 Minggu kemudian.....
bu Rianti mengetuk pintu kamar
Anfesha, tapi tidak ada sahutan dari Putrinya, Bu Rianti
pun membuka pintu kamar putri nya yang memang tidak
dikunci. la mendapati Anfesha sedang menangis di meja
dalam kamarnya. Bu Rianti pun mendekatinya.
"Sabar, Nak," ucap Bu Rianti sambil mengelus rambut putrinya.
Ma, aku enggak mau menikah. Tolong aku,"
mohon anfesha sambil menangis tersedu - sedu.
"Mama tidak bisa berbuat apa - apa, Nak. Kamu tahu papa kan?
penata riasmu sudah datang kamu harus segera dandan dan kita akan berangkat ke gedung pernikahan kamu nak. Ayo cepat mandi " tukas bu rianti lalu keluar dari dalam
kamar putrinya.
Anfesha pun bergegas mandi dan memakai kebayanya
dan siap untuk di rias karna perias sudah menunggunya dari tadi.
setelah persiapan semua selesai keluarga anfesha segera menuju gedung pernikahan 💒 menggunakan mobil khusus pengantin.
beberapa jam kemudian anfesha dan kedua orangtuanya sudah sampai di gedung tersebut.
anfesha pun berusaha menenangkan perasaannya dan
berusaha untuk lapang dada menerima pernikahan
ini. la menghirup napas dalam - dalam lalu
menghembuskannya lewat mulut dengan kasar.
anfesha pun berjalan digandeng papa dan mamanya dan juga diikuti adik perempuannya anfesha memakai balutan gaun warna putih panjang dan tak lupa ditangan anfesha memegang rangkaian bunga kecil yg melengkapi kecantikannya hari ini.
pak Wisnu mengantar putrinya untuk duduk di kursi depan pak penghulu,namun..satu jam pak penghulu menunggu Pak Wijaya pun mulai gelisah,la mencoba menelepon Erlangga tapi
ponselnya tidak bisa dihubungi. Akhirnya ia menelepon
Bimo sekretaris erlangga.
"Di mana Erlangga?" tanya pak Wijaya.
"Sedang rapat bersama klien Pak." jawab Bimo.
"Cepat suruh dia datang ke gedung pernikahan..!!Kalau tidak!katakan padanya jangan pernah menemuiku lag." ucap pak Wijaya.
tapi pak.. "ucap Bimo terputus.
Belum sempat Bimo melanjutkan kata - katanya pak
Wijaya sudah memutuskan sambungan teleponnya.
Di gedung pernikahan
"Bagaimana Pak? Ini jadi apa tidak akad nikahnya?"tanya pak penghulu.
"Tolong tunggu satu jam lagi ya Pak."pinta pak Wijaya memohon.
Pak penghulu pun menyetujuinya.
Semoga laki - laki itu tidak datang dan pernikahan ini dibatalkan
guman Anfesha dalam hatinya.
sementara itu di perusahaan." erlangga sedang rapat tiba - tiba Bimo masuk lalu membisikkan sesuatu di telinga Erlangga, Erlangga pun mengangguk mengerti.
Papi benar - benar serius dengan ucapannya? Batin
Erlangga."la pun memanggil asistennya si Romi untuk
melanjutkan rapatnya.
Setelah Erlangga pamit undur diri dari rapat ia segera
melajukan mobilnya ke gedung pernikahan dengan kecepatan
penuh."kali ini Erlangga ingin menyetir sendri tanpa sopir yang biasannya selalu siaga kemanapun dia pergi.
Setengah jam berlalu Erlangga belum juga menunjukkan
batang hidungnya Anfesha pun semakin senang hatinya
berbunga - bunga la menunggu sambil memainkan ponsel di tangannya.
Sudah 50 menit berlalu dan belum ada tanda
tanda kedatangan Erlangga senyum Anfesha pun semakin
mengembang la izin untuk ke toilet sebentar karena
sedari tadi ia menahan keinginannya untuk buang air
kecil lantaran terlalu gugup.
Saat Anfesha akan ke toilet ia merasa bahwa jumlah
orang di ruangan itu bertambah,tapi la tak mengurungkan niatnya untuk pergi kemudian dia berdiri dari tempat duduknya dan kemudian berjalan menuju toilet.
sebelum memasuki toilet anfesha pun tertegun
di depan pintu toilet ia mendengar laki - laki itu
memohon pada pak Wijaya supaya membatalkan pernikahan ini.
"Pi..Erlangga gk bisa melakukan pernikahan ini Pi.."
Pernikahan bukan hal untuk main main."ucap Erlangga.
"Siapa yang main - main Lang? Cepat lakukan
pernikahan ini sekarang atau pergi dan jangan pernah
temui papi lagi sekalipun kamu anak kandung papi.
" ucap pak Wijaya seraya menatap tajam Erlangga.
Erlangga pun tampak berpikir sejenak lalu menuruti semua keinginan papinya.
"Baiklah kalau itu bisa membuat Papi senang aku
akan menikah sekarang" ucap Erlangga tiba - tiba. la
pun bergegas mengambil wudu ke toilet
melewati anfesha yang sedari tadi berdiri di sana.
anfesha lalu beranjak dari depan toilet dan kembali ke ruang pernikahan dan duduk ditempatnya.
Setelah berwudu Erlangga duduk di depan pak
penghulu,sebelum akad nikah dimulai pak penghulu
menanyakan maharnya.
Erlangga pun mengeluarkan uang dari
dompetnya 20 lembar uang 100 ribuan sejumlah
2 juta rupiah. Setelah itu pak penghulu dan erlangga
berjabat tangan dan memulai akad nikah.
Kata "sah" pun terdengar dari semua orang yang hadir
di dalam ruangan itu,kemudian mereka bertukar cincin."
setelah itu Anfesha hanya bisa menunduk dan
memejamkan matanya.
Tubuhnya merasa gemetar Mama Anfesha yang melihat Anfesha melamun dan kemudian mama anfesha menyuruhnya mencium punggung tangan Erlangga.
Pak Wijaya dan istrinya merasa lega dan bahagia,dia pun berpelukan dengan pak Wisnu.
HAI JANGAN BOSEN YA DENGAN KARYAKU
DAN TUNGGU EPISODE SELANJUTNYA....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!