Sinar matahari merambat masuk melalui jendela yang baru saja dibuka, waktu sudah menunjukkan pukul delapan pagi, tapi sampai saat ini belum ada tanda-tanda dari sang empunya kamar untuk bangun dari tidurnya
"Yak! Karina, sampai kapan kau akan tidur terus hah?"
Terdengar decihan kecil dari seorang gadis yang masih bergelung didalam selimut tebalnya , bukannya bangun gadis itu malah kembali menyamankan diri dan merubah posisinya membelakangi laki-laki tersebut, dan tentu saja hal tersebut membuat laki-laki tadi hampir saja menjatuhkan rahangnya melihat tingkah sahabatnya itu, laki-laki itu naik keranjang lalu mulai melompat diatas ranjang
"Yak,yak,yak....!! apa yang kau lakukan hah? berhenti Daejung yak!"
Dan pekikan dari Karina berhasil menghentikan kegiatan Daejung 'mari membangunkan Karina'
Dan tentu saja dengan berat hati Karina membuka matanya untuk menyesuaikan cahaya pada matanya, setelah mengerjap beberapa kali, gadis itu menatap Daejung dengan tatapan tajam. Bukannya takut Daejung malah menatap karina dengan tatapan menantang
"Wae?" tanya Daejung
Karina mendudukkan dirinya lalu gadis itu melempar sebuah bantal ke arah Daejung, dan beruntung reflek Daejung bagus jadi laki-laki itu dapat menangkap bantal tersebut
"Ck, apa yang kau lakukan hah? apa kau tidak punya pekerjaan lain selain mengangguku?"
"Tentu saja aku kesini untuk membangunkan mu dasar putri tidur, dan kalau kau tanya tentang pekerjaan seharusnya pertanyaan itu aku tujukan padamu. Apa kau tidak punya pekerjaan hah?"
Karina masih diam, gadis itu seperti masih belum seratus persen tersadar dari mimpinya, tapi begitu ia menatap dinding yang ada didepannya, matanya membola melihat jam yang sudah menunjukkan pukul delapan pagi, dan sejurus kemudian suara pekikan terdengar dari kamar bernuansa pastel itu
"Kenapa kau tidak membangunkanku dari tadi Daejung-ssi?"
Mendengar pertanyaan Karina sungguh ingin rasanya Daejung memaki sahabatnya itu, tapi mana dia bisa melakukan hal itu pada Karina, laki-laki itu menarik nafas dalam lalu menghembuskannya dengan pelan
"Oh ya Tuhan Karina , aku sarankan padamu untuk melihat ponselmu dan lihat sudah berapa kali aku menghubungi mu"
Gadis itu mengambil ponselnya yang terletak di atas nakas lalu, setelahnya terdengar gumaman tidak jelas dari gadis itu, ia mulai menggerutu merutuki keteledorannya yang memasang mode getar pada ponselnya,
"Yak! dari pada kau merutuki keteledoranmu itu, lebih baik kau bergegas mandi sebelum Kang gyosunim menceramahimu lagi"
Mendengar nama profesornya disebut segera Karina berlari menuju kamar mandi, dan yang dapat Daejung lakukan adalah terkekeh geli dan menggelengkan kepalanya
"bergegaslah Karina, aku akan membuatkan sandwich telur untuk sarapan"
Setelah mengatakan itu Daejung segera melangkah keluar dari kamar dan berjalan menuju dapur untuk membuatkan sarapan untuk gadis kesayangannya itu
Dan tiga puluh menit kemudian, Karina sudah siap untuk berangkat ke rumah sakit, hari ini gadis itu memakai celana jeans yang membalut kaki jenjangnya, dia memadukannya dengan kemeja putih yang bagian lengannya ia lipat tiga perempat dangan bagian bawah yang ia masukkan, tak lupa sepatu kets hadiah dari Daejung untuk nya bulan lalu, dan jangan lupa rambut panjangnya yang ia kuncir kuda
"Sudah selesai?"
"em, eotte? bagaimana penampilanku?"
tanya karina dengan memutar tubuhnya, dan Daejung tersenyum untuk itu, ia mendekat pada Karina lalu ia ulurkan tangannya untuk mengusap sayang kepala gadis itu
"seperti biasa kau selalu cantik dan menawan"
"tentu saja, karena aku sahabat Daejung yang paling cantik" seru karina dengan senyum manisnya
Daejung pun terkekeh dan memberikan dua potong sandwich pada karina
"ya,ya,ya....terserah kau saja. sekarang ayo kita berangkat sebelum Kang gyosu semakin marah"
Karina membolakan matanya lalu gadis itu berjalan dengan cepat mendahului Daejung menuju tempat parkir
.
.
.
Siang ini Karina masuk ke Ruang divisinya dengan wajah lesu, gadis itu mendudukkan diri di sofa panjang yang terletak di Ruangan tersebut
"Kenapa dengan wajahmu itu?" tanya Mina salah satu teman dokternya di divisi bedah jantung, dan perlu diketahui Mina adalah senior di divisi Karina
"Dia terkena marah lagi dengan Kang Gyosunim" jawab Chunghee, ia juga salah satu dokter residen disana
"Ck, apa hari ini dia terlambat lagi?" tanya Mina
"Tentu saja, bukankah selama ini memang hanya itu masalahnya" Chunghee kembali angkat suara menjawab Mina
"Yak, kenapa kau bisa terlambat lagi hah? apa kau tidak bosan setiap hari mendapat ceramah pagi dari Kang gyosu " sunggut Mina
Karina bangkit lalu ia menatap Mina
"ini semua salah Daejung, dia terlambat membangunkan ku lagi hari ini"
"yak, Karina kau seharusnya bersyukur karena Daejung dengan sabar menghadapi semua tingkah ajaib mu itu, dan lagi sampai kapan kau akan terus bergantung padanya? beruntung dia bekerja di perusahaannya sendiri, jadi dia tidak mendapatkan teguran dari atasannya"
Karina mencabik kesal pada Mina, tapi kalau di pikir lagi memang betul apa yang dikatakan seniornya itu, akan sampai kapan dia terus bergantung pada Daejung. Karina menghela nafas lelah, gadis itu lalu beranjak dari ruangan itu
"kau mau kemana?" tanya Mina pada Karina
"Kantin, kepalaku semakin berdenyut mendengarkan ucapanmu Eonni" jawab Karina sekenanya
"Yak dasar gadis nakal, aku lebih tua dari mu, aish anak itu" pekik Mina pada juniornya itu
.
.
.
Karina sedang menikmati makan siangnya yang sebenarnya sudah sangat terlambat itu, tadi setelah keluar dari Ruangannya gadis itu tidak langsung menuju Kantin melainkan ia sempat melakukan kunjungan pada beberapa pasien yang ia tangani pasca operasi
Disaat ia menikmati makan siangnya telfonnya berdering, Karina mengambil ponselnya dari saku snelli yang ia kenakan, setelah melihat siapa yang menelfon segera ia mengangkatnya
"apa kau begitu merindukan ku sampai-sampai kau menelfonku em?"
Tanya Karina pada seseorang diseberang sana, sedang orang yang tadi menelfon nya mengulam senyum di wajah tampannya
"ck, kenapa sekarang tingkat kepercayaan dirimu semakin tinggi eoh"
"Itu karena kau yang menularkannya padaku jadi sekarang ke narsisanmu itu menular padaku"
Daejung tergelak tawa disebarang sana
"Jadi...apa yang sedang kau lakukan sekarang Karina gyosunim?"
"Bernafas" jawab karina
Daejung mencabik kesal disebarang sana
"Yak! aku bertanya serius Bee"
Sekarang giliran Karina yang tergelak tawa, gadis itu sungguh sangat senang mengoda Sahabatnya itu
"Nde,nde,nde Sajangnim, jangan marah nanti kau cepat tua kalau selalu marah-marah"
"Itu karena kau yang selalu membuatku marah gadis kecil, sekarang katakan kau sedang apa?"
"Aku sedang menikmati makan siang ku, kau sendiri?"
Jawaban Karina itu membuat Daejung berdecak tak suka
"aku sedang istirahat sebentar sebelum rapat dimulai, kenapa kau baru saja makan siang? bukankah sering ku katakan untuk jangan terlambat makan, kenapa kau bebal sekali dan selalu saja menunda untuk mengisi perutmu, bagaimana kalau asam lambung mu kambuh? Karina aku tau kau itu dokter dan waktu kerjamu tidak menentu tapi setidaknya perhatikan juga kesehatanmu Bee"
Karina tersenyum mendengar Daejung marah-marah diseberang sana, hati Karina menghangat mendengar petuah Daejung, inilah salah satu hal yang membuat Karina begitu menyayangi sahabatnya, laki-laki itu begitu perhatian padanya
"Yak kau mendengarku tidak gadis nakal?"
Dan pekikan Daejung itu nyadarkan Karina dari lamunannya
"Nde Sajangnim, aku mendengar nya dan aku berjanji tidak akan mengulangi nya lagi"
"Bagus, awas saja kalau kau mengulanginya lagi, tidak akan ada lagi stok es krim dalam lemari es mu ingat itu"
"Andwae... aku janji ini yang terakhir"
Dan obrolan merekapun masih berlanjut, sampai terdengar panggilan untuk Karina dan timnya karena seorang pasien jantung akan segera sampai ke IGD, dan setelah menutup panggilan dengan Daejung, Karina bergegas menuju IGD menunggu pasien yang akan segera ia tangani bersama timnya
.
.
.
.
.
TBC
See You Next Chapture...😊
Karina merebahkan dirinya di sofa ia sandarkan punggung lelahnya setelah seharian berjibaku dengan beberapa pasiennya, Karina menganggam satu cup americano, hari ini dia benar-benar lelah tadi siang setelah selesai memeriksa pasien yang baru datang ke IGD, gadis itu langsung mendampingi Kang gyosunim untuk melakukan operasi, Karina beristirahat sebentar, gadis itu memejamkan matanya
dddrrrttt....
Getaran dari ponselnya menganggu tidur Karina, ia mengambil ponsel yang ada di saku, tanpa melihat siapa si penelfon pun dia tau kalau itu pasti Daejung, dan tanpa membuka mata ia menekan tombol hijau disana
"Yeobseyo..."
"kau dimana sekarang?"
"Aku masih di Rumah sakit, kau sudah pulang?"
"Belum, aku baru saja menandatangani dokumen terakhir, mau aku jemput?"
"Aniyo...malam ini aku jaga malam, jadi aku akan pulang besok pagi"
"Arasseo..kalau begitu besok aku akan menjemputmu"
"Em,Aku akan menunggumu"
"Besok aku akan menjemputmu pagi sebelum berangkat ke kantor, kau sudah makan?"
"Aku belum sempat makan, aku baru selesai melakukan operasi, jadi belum sempat untuk makan"
Terdengar helaan nafas berat dari Daejung, dan Karina tau pasti Daejung marah padanya karena dia mengabaikan makannya lagi.
"Aku janji setelah ini aku akan makan, jangan marah eoh....Daejung-ah..."
"Kau memang benar-benar gadis bebal, sekarang kau mau makan apa biar aku antarkan"
"Aku mau pizza dengan co...." belum sempat Karina menyelesaikan pesanannya Daejung sudah memotongnya
"Shireo...tidak ada pizza dan cola malam ini, pertumu kosong dan kau mau makan itu? ck yang benar saja, akan aku belikan samgyetang untukmu"
"Ck, kalau kau mau membelikanku samgyetang, kenapa tadi menawari ku ingin makan apa... dasar aneh"
"sudahlah jangan protes, nanti akan aku kabari kalau sudah sampai"
"Em, hati-hati dijalan"
Daejung hanya membalas dengan deheman, dan setelahnya panggilan mereka terputus. Dan bertepatan dengan itu Chunghee masuk ke ruangan tersebut
"eoh kau belum pulang?" tanya Karina
"Aku baru selesai memeriksa pasien pasca operasi, kau jaga malam ini?"
"em, hari ini aku jaga malam"
"oh...kau sudah makan?"
"Belum, aku baru selesai operasi dan aku menunggu Daejung membelikan makan malam untukku"
Chunghee menghentikan kegiatannya membereskan barang yang akan dia bawa pulang, laki-laki itu duduk disebelah karina, lalu menatap gadis cantik itu, merasa diperhatikan karina menegakkan tubuhnya dan beralih menatap Chunghee
"W-wae? kenapa kau menatapku begitu?" tanya Karina sedikit tergugup
"Aku curiga dengan hubungan kalian, jangan-jangan hubungan kalian lebih dari sekedar sahabat, apa itu benar?" tanya Chunghee dengan penuh selidik
Sontak mata karina membola mendengar pertanyaan dari rekannya itu, reflek dia melempar cup kosong yang tadi ia pegang pada Chunghee
"Yak, apa maksudmu hah? aku dan Daejung kami hanya sahabat tidak lebih, aku menyayanginya seperti kakak ku sendiri, dan kalau kau lupa aku ingatkan lagi kalau Daejung sudah punya kekasih"
"ya,ya,ya...aku ingat itu. Dan kenapa kau marah aku kan hanya bertanya, ah... atau jangan-jangan kau cemburu karena Daejung sudah punya kekasih...iya kan" goda Chunghee dengan menaik turunkan alisnya menggoda Karina
"Yak...kau menyebalkan, akan aku adukan pada Mijin kalau kau selalu menggoda dokter-dokter magang disini"
"Yak, kau curang kalau kau mengadukan ku pada Mijin, aku juga akan mengadukan mu pada Daejung kalau kau sering menonton video...."
Mendengar ancama Chunghee buru-buru karina membekap mulut laki-laki itu
"Oke, aku tidak akan mengadukanmu tapi ingat kau juga harus menutup mulut tentang rahasia itu"
"Shireo...aku akan tutup mulut kalau kau mentraktir ku makan siang selama satu minggu ini"
"Yak, kau mau menguras dompetku hah?"
"Wae? kau keberatan? lagi pula aku yakin uang mu itu masih banyak karena selama ini Daejung yang selalu membelikanmu makan bukan, jadi....bagaimana?" ujar Chunghee
Karina Ingin membantah tapi ketika ia akan mengajukan protesnya, pintu ruangan tersebut tiba-tiba terbuka dan menampilkan sosok Daejung disana, laki-laki itu berdiri dengan menenteng makanan untuk Karina
"Eoh, apa aku menganggu?" tanya Daejung ketika mendapati Karina dan Chunghee duduk di satu sofa dan memandangnya secara bersamaan
"Aniyo, kami hanya sedang membahas suatu kerjasama yang menguntungkan, bukan begitu Karina?" jawab Chunghee dengan wajah menyebalkannya
Karina berdecih mendengar jawaban dari temannya itu,
"Aniyo, sudahlah jangan dengarkan dia, kerjasama yang dia bicarakan itu tidak penting"
"Ah...jadi kerjasama itu tidak penting, oke kalau begitu Daejung dengarkan aku, sebenarnya selama ini Karina..." belum selesai Chunghee menyelesaikan kalimatnya, Karina lagi-lagi membekap mulut laki-laki itu
"Oke, aku akan mentraktirmu satu minggu makan siang. Jadi tetap jaga rahasia itu" bisik Karina dengan menatap Chunghee tajam, sedangkan Chunghee tersenyum menang dan membuat Ok sign dengan tangannya
"Ada apa dengan karina?" tanya Daejung penasaran karena Chunghee tidak melanjutkan ucapannya
"A-ah itu, jadi selama ini Karina selalu menceritakan tentang kebersamaan kalian, dan kau tau aku benar-benar iri dengan persahabatan kalian itu, ah... seandainya saja kalian sepasang kekasih pasti akan banyak orang yang iri, kalian tau? kalian benar-benar serasi untuk menjadi sepasang kekasih, tapi sayangnya hubungan kalian hanya sebatas sahabat" ujar Chunghee
"Ck, harapanmu itu terlalu tinggi Chunghee-ah, kau tau bukan hal itu tidak akan terjadi, aku menyayangi Daejung sebagai sahabat dan begitupun Daejung, benarkan Daejung"
Mendengar jawaban Karina ada sebagian ruang hati Daejung yang terasa nyeri, entahlah ia merasa tidak suka dengan jawaban dari karina
"Ah, ya tentu saja, aku sudah menganggap Karina seperti adikku sendiri, dan lagi pula aku juga sudah mempunyai kekasih"
"Ck, sungguh benar-benar disayangkan" timpal Chunghee lagi
"Sudahlah kenapa kita jadi membahas hal yang tidak penting, lebih baik sekarang kita makan, aku sudah lapar" Ujar Karina dengan santainya
Gadis itu lalu mulai menikmati makan malamnya, dan tanpa menunggu untuk ditawari Chunghee ikut menikmati makanan yang Daejung bawa. Berbeda dengan dua orang itu, Daejung hanya diam dan menatap Karina dengan tatapan sendu entah kenapa, setelah mendengar pernyataan Karina tadi perasaannya tiba-tiba menjadi sakit, seolah ribuan jarum menusuk hatinya, begitu perih seperti ia baru saja ditolak pernyataan cintanya, Karina yang menyadari hal itu menolah pada Daejung
"Kau tidak makan?"
"Ah...Aniyo aku sudah makan tadi, jadi kalian nikmati saja makan malamnya" bohong Daejung, karena sedari tadi laki-laki itu belum makan, ia berniat untuk makan malam bersama Karina, tapi sekarang ***** makannya tiba-tiba saja menghilang, menguap entah kemana
Setelah selasai dengan makan malamnya karina menyandarkan punggungnya,
"ah...aku kenyang sekali, gomawo Daejung-ah"
"Ne, sakarang aku pulang dulu, besok pagi aku akan menjemputmu. Ingat beristirahatlah kalau ada waktu, jangan terlalu memforsir dirimu, kau bisa sakit nanti" ujar Daejung
"Nde Sajangnim" balas Karina dengan senyum manisnya
Daejung tersenyum, laki-laki itu menyematkan satu usapan sayang pada kepala Karina
"Kalau begitu aku pulang dulu"
"Nde...hati-hati di jalan, ingat jangan mengebut, aku tidak mau merawatmu kalau kau sakit. Aku tidak suka itu, jadi berhati-hatilah"
Daejung tersenyum, laki-laki itu tidak tersinggung dengan ucapan Karina karena ia tau maksud dari ucapan gadis cantik itu, ia usap kepala karina
"Em, aku akan hati-hati...aku pulang dulu, aku menyayangimu"
Karina berdehem sambil menganggukkan kepala, dan setelahnya Daejung keluar dari ruangan tersebut untuk pulang.
"Yak, kenapa kau berkata seperti hah? bagaimana kalau Daejung merasa sakit hati" ujar Chunghee
"Hal itu tidak akan terjadi, lagi pula aku berkata seperti itu karena aku mengkhawatirkannya, dan aku tidak ingin terjadi suatu hal yang buruk pada Daejung, jadi aku memintanya untuk berhati-hati" bela Karina
"Ck, bentuk perhatian kalian benar-benar aneh, aku bingung memahaminya"
"Kalau begitu tidak usah memahaminya, dan biarkan kami saja yang tau, ah sudahlah aku akan memeriksa pasien dulu, ingat kalau kau pulang nanti jangan lupa bereskan tempat makanan itu, jangan sampai besok pagi Mina Eonni menceramahi kita karena ruangan kotor"
Setelah mengatakan itu, Karina pergi keluar untuk memeriksa kondisi pasiennya, sedangkan Chunghee menggerutu sambil membereskan tempat makan yang ia dan Karina gunakan
.
.
.
TBC
See You Next Chapture....😊
Pagi ini Daejung sudah berada di depan Rumah sakit untuk menjemput Karina, sesekali ia menoleh kearah pintu menunggu seorang wanita yang ia sayangi keluar dari sana, saat ia menunggu tiba-tiba ponselnya berdering dan nama Hye in tertera disana, Daejung menarik nafas lalu membuangnya pelan, setelah itu dia mengangkat panggilan tersebut
"Yeobseyo"
"Morning changiya....eodiseo?" tanya Hye in pada kekasihnya itu
"Aku sedang berada di Rumah sakit, menunggu Karina pulang , ada apa?"
"Ck, kenapa kau menjemputnya? apa dia tidak bisa pulang sendiri?"
"Hye in-ah jebal, aku sedang tidak ingin berdebat pagi ini"
"aku juga tidak ingin berdebat denganmu, tapi kenapa kau selalu mendahulukan gadis itu dari pada aku kekasihmu sendiri Daejung, semalam aku memintamu untuk mengantarku dan kau menolaknya, jadi ini alasannya, karena gadis itu kau menolakku? Wae Daejung-ah? Wae?" ujar Hye in dengan pekikan di ujung kalimatnya
Daejung memejamkan mata sambil memijit pangkal hidungnya, selalu seperti ini setiap kali mereka melakukan obrolan dan terdapat nama Karina disana, Hye in selalu tersulut emosi, Daejung tau Hye in cemburu pada sahabatnya itu, tapi mau bagaimana lagi, dia tidak mungkin meninggalkan Karina begitu saja
pernah sekali waktu Hye in memberikan Daejung pilihan untuk memilih antara dirinya atau Karina, dan tentu saja Daejung memilih Karina, dan setelahnya hubungan Daejung dan Hye in berakhir, tapi beberapa bulan setelahnya Hye in mendatangi Daejung dan meminta untuk kembali bersama, gadis itu juga mengatakan tidak akan mencampuri urusan Daejung dengan Karina, tapi nyatanya setelah mereka kembali bersama Hye in tidak menepati janjinya itu
"Daejung!!" pekik Hye in di ujing sana
Dan sontak Daejung membuka mata, dia membuang nafasnya kasar dan laki-laki itu kembali menoleh kearah pintu, dia tersenyum ketika mendapati Karina sudah berdiri disana
"Hye in-ah aku tutup dulu telfonya, aku akan menghubungimu lagi nanti"
Tanpa menghiraukan pekikan emosi dari Hye in, Daejung mematikan sambungan telefon, laki-laki itu lalu keluar dari mobil dan melambaikan tangannya pada Karina.
Karina baru saja keluar dari Rumah sakit, gadis itu merenggangkan otot-otot tubuhnya yang terasa kaku, ketika ia melihat kedepan, gadis itu melihat Daejung disana sedang melambaikan tangannya, Karina tersenyum dan gadis itu segera berlari untuk menghampiri Daejung setelah jarak mereka semakin dekat Daejung merentangkan kedua tangannya, dan...hap sekejap mata Karina sudah berada dipelukan Daejung, Daejung tersenyum dan mengerakkan tubuh Karina kekanan-kiri, setelahnya dia usap lembut kepala Karina
"Bagaimana jaga malammu? melelahkan?" tanya Daejung
"Em, lumayan tadi malam ada seorang pasien kecelakaan, dan aku harus melakukan operasi"
"lalu bagaimana keadaan pasien itu sekarang?"
"Kami berhasil menolongnya, dan kami hanya perlu memantau keadaanya saja"
"Syukurlah...Chukae, kau sudah hebat kau melakukannya dengan baik"
Karina tersenyum mendengar kata-kata Daejung, laki-laki itu selalu bisa membuatnya merasa bahwa dirinya berguna dan membuat Karina merasa selalu dihargai, dia bersyukur karena Tuhan dengan begitu baiknya memberikan Daejung sebagai sahabatnya
Daejung melepas pelukannya pada Karina
"Ayo masuk mobil,aku akan mengantarmu pulang, setelahnya aku akan berangkat"
Karina mengangguk dan tersenyum begitu manis, mereka pun masuk kedalam mobil dan sepersekian detik kemudian mobil itu melaju meninggalkan Rumah sakit
Dan tanpa mereka sadari, sedari tadi seorang gadis mengamati mereka dari dalam mobil, gadis itu meremat stir mobilnya, wajah gadis itu memerah menahan marah, gadis itu adalah Hye in yang sedari tadi mengikuti Daejung sedari laki-laki itu keluar dari Apartemen sampai didepan Rumah sakit, gadis itu tadi sengaja menelfon Daejung untuk mengetahui apakah laki-laki itu jujur padanya atau tidak.
.
.
.
Siang ini Karina menikmati harinya dengan bersantai didepan televisi, ia menikmati acara televisi ditemani satu box pizza dan cola tentu saja
ddrrttt....
Karina menoleh melihat ponselnya bergetar mendandakan sebuah pesan masuk, gadis itu mengernyit ketika mendapati nomor baru tertera disana, karena penasaran segera ia buka pesan tersebut, dan ternyata pesan itu dari Hye in yang memintanya untuk bertemu disebuah Cafe, Karina penasaran kenapa tiba-tiba kekasih sahabatnya itu meminta untuk bertemu, tak ingin semakin penasaran Karina pun pergi ke kamarnya untuk bersiap menemui Hye in
Dua puluh menit waktu yang Karina butuhkan untuk sampai di Cafe tersebut, begitu sampai gadis itu menoleh kekanan-kiri untuk mencari keberadaan Hye in. Setelah netranya menangkap sosok Hye in, Karina segera menghampiri dan duduk di kursi yang terdapat di depan Hye in
"Apa kau menunggu lama?" tanya Karina
"Hampir sepuluh menit, tapi tak apa aku memakluminya, mau pesan sesuatu dulu?" tanya Hye in
"Aku sudah memesannya tadi setelah masuk. Jadi Hye in-ssi apa ada hal yang ingin kau sampaikan padaku? kenapa tiba-tiba kau memintaku untuk bertemu"
Satu sudut bibir Hye in terangkat, gadis itu lalu membenarkan duduknya dan menatap Karina tepat pada mata gadis itu
"Wah, ternyata kau gadis yang tidak suka basa-basi, baiklah kalau begitu dengarkan ini baik-baik karena aku tidak suka mengulang perkataanku. TINGGALKAN DAEJUNG, dia milikku, dan aku tidak suka melihat apa yang menjadi milikku disentuh orang lain, jadi menjauhlah dari Daejung" ujar Hye in dengan penuh penekanan
Karina hanya tersenyum remeh, dia tau sekarang kenapa wanita itu tiba-tiba mengajak untuk bertemu
"Shireo, aku tidak akan pernah menjauh dari Daejung karena sedari dulu kami sudah bersama, bahkan sedari kecil pun kami sudah bersama, jadi bukankah seharusnya kau yang harus menjauh dari Daejung, karena kalau kau mengatakan dia itu milikmu itu salah besar karena selama ini dia milikku"
Hye in mengepalkan tangannya hingga kukunya memutih, ia benar-benar dibuat geram dengan Karina, sedangkan Karina gadis itu tersenyum penuh kemenangan, dia berniat untuk pergi dari hadapan Hye in sebelum Hye in kembali berucap
"Dasar gadis tidak tau malu"
Sontak Karina menoleh, dengan kernyitan tergambar di dahinya
"Apa maksudmu?"
Hye in tersenyum remeh, ia lipat kedua tangannya didepan dada
"Kau gadis tidak tau malu, apakah selama ini kau tidak merasa kalau kau itu menyusahkan Daejung? hey...sadarlah Karina kau itu selama ini hanya membuat Daejung kesusahan,apa kau tidak pernah berpikir bagaimana reportnya Daejung yang selama ini harus mengantar jemputmu? dia bahkan harus mendapat amarah dari ayahnya karena selalu datang terlambat ke Kantor, kalau kau memang sahabatnya seharusnya kau itu bisa memahaminya, jangan terus-menerus dia yang memahamimu, bahkan dia sampai tidak memiliki waktu berdua denganku hanya karena dia selalu menuruti semua kemauan konyolmu itu"
Karina merasa tertohok mendengar penuturan Hye in, matanya memanas dan kalau dia tidak segera pergi dari sana dia yakin pasti sebentar lagi pasti air matanya akan jatuh, dia pun beranjak dari sana, tapi sebelum dia benar-benar pergi, dia menatap Hye in dengan tajam, gadis itu lalu membungkukkan badan dan berbisik tepat di telinga Hye in
"Aku memang menyusahkannya dengan segala kelakuan konyolku, tapi Hye in-ssi... setidaknya aku tidak sepertimu yang hanya memanfaatkan kekayaan Daejung"
Setelah mengatakan itu Karina benar-benar pergi dari sana, meninggalkan Hye in yang sedang tersulut emosi
.
.
.
TBC
See You Next Chapture...😊
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!