NovelToon NovelToon

Mantanku Hot Daddy

Chapter 1

Ariell_Pov

Hai perkenalkan namaku Ariella Devika usiaku sudah dua puluh enam tahun.

Ini Visualnya Ariella Devika Makatu

Aku terlahir dari pasangan suami istri yang sudah tidak lengkap lagi Almarhum Ayahku bernama Syarief Makatu asli orang Makasar sedangkan nama Ibuku Rahayu widyawati asli orang Jogja.

Semenjak Ayahku tiada lima tahun tahun silam karena peristiwa yang tak terduga, mengakibatkan Ayahku pergi untuk selama lamanya. Aku dan Ibuku terpaksa pindah ke Makasar itu pun atas permintaan dari Nenekku Ibu dari Ayahku.

Sebelum kami pindah selama ini kami menetap di Jogja dari aku belum lahir sampai aku setelah kuliah kemarin.

Pagi ini seperti biasa setiap pagi aku selalu menyempatkan diri untuk berolahraga pagi seperti sekarang ini menikmati bersepeda di dekat pantai mendengar suara burung berkicau, suara angin yang sepoy sepoy bersamaan dengan suara ombak begitu membuat suasana hatiku menjadi tenang.

Dari kejauhan aku lihat ada seorang pria tampan yang juga bersepeda mendekat menghampiriku. Dia adalah teman sekaligus manager di restoran yang aku kelola selama ini.

Tapi dia sering terjun langsung menjadi koki kalau dia sedang tidak banyak kerjaan.

Dia bernama Nando, usianya dua tahun lebih tua dariku, dia adalah pria yang sangat baik selama ini yang pernah aku kenal.

Ini Visualnya Fernando Sayo

"Hai cantik, sudah dari tadi yaa..?" Tanyanya sambil memberikan sebotol minuman dingin padaku.

"Ya, lumayan lah, thanks" Ucapku setelah menerima minuman itu dan menyesapnya perlahan, lalu aku berjalan ke pinggir bibir pantai, di ikuti Nando di sampingku.

"Hari ini orang perwakilan dari Hotel itu jadi test foodnya ?" Tanya Nando lagi seraya berjalan mengikutiku.

"Jadi dong, mereka sudah menghubungi terlebih dahulu, sudah oke kan semua bahan yang di perlukan, oh ya jangan lupa menu terbaru kita yang kamu kenalin kemarin pastiin jadi menu andalan." Kami berjalan sampai ke ujung, aku pun duduk di atas batu besar kaki panjangku langsung aku masukkan ke dalam air yang tengah pasang.

"Beres, semua sudah aku serahkan pada Jojo kemarin, sepertinya sudah oke semua, lamu tenang saja ada babang yang cakep ini yang akan handle semuanya!." Ungkapnya dengan bangga dan sedikit menggoda sambil menaik turunkan kedua alis matanya.

Aku pun hanya menggeleng gelengkan kepala mendengar ucapannya itu. Aku pun tahu sebenarnya maksud dari perkataan yang ia coba sembunyikan itu.

Author_PoV

Nando terus mengamati wajah cantik wanita yang ada di hadapannya ini, masih begitu cantik dan manis menurutnya masih sama seperti dulu.

"Apaan sih, jangan natap Ariell seperti itu lah!!" Seru Ariell sedikit salah tingkah.

Nando hanya tersenyum geli, senang sekali menggoda wanita itu.

Mereka pun mengobrol seputar masakan dan yang lainnya juga sampai matahari sedikit meningga dan mereka memutuskan untuk kembali karena harus pergi ke restoran.

"Ariel sarapan dulu sayang?" Seru Ibu Ayu yang baru selesai menata masakannya di atas meja makan.

"Iya Bu." Ariell yang sudah siap pergi langsung menyahut sambil menarik kursi dan duduk untuk menyantap masakan yang Ibu nya masak.

"Nenek hari ini Ariell tidak bisa mengantarkan Nenek untuk cek up, hari ini ada orang yang akan test food untuk masakan kita." Ujar Ariell setelah selesai menyesap air minumnya.

"Ya sudah tidak apa, ada mamak kamu juga nanti yang antar Nenek, besok pun juga tidak apa, sekarang Mandre (Makan)" Jawab si Nenek Diesa.

Ariell hanya menggangguk meng-iyakan dan segera menghabiskan sarapannya.

"Nenek, Bu. Ariell berangkat ke resto dulu ya." Pamit gadis itu sembari mencium pipi Ibu Ayu dan nenek bergantian sebelum pergi.

Tak lama Ariell pun sampai di Resto milik keluarganya, ia berjalan menuju ruangannya meletakkan tas di sofa lalu keluar lagi menuju Dapur mereka.

"Gimana apakah udah siap semua?" Tanyanya pada beberapa Koki yang sedang memasak.

"Tinggal dua menu penutup lagi yang belum keluar Miss" Jawab Ridwan salah satu koki di sana selain Nando.

Karena di sana ada dua Koki, Ridwan dan Jojo, mereka berdua bronies alias brondong manis, Ridwan usia dua puluh dua sedangkan Jojo dua puluh empat.

Sedangkan Nando jangan di tanya lagi, dia memang paling suka berada di dapur, Ariell pun tidak mempermasalahkannya.

"Oke, aku kedepan dulu kalau begitu," Pamit Ariell pada mereka bertiga sambil keluar dapur, Ridwan pun mengacungkan ibu jarinya sebagai jawaban.

...----------------...

Setelah menunggu beberapa jam akhirnya yang mereka tunggu pun datang.

Dua pria dan satu wanita, sepertinya orang yang sangat penting dari Hotel Djandra itu karena mereka di percaya untuk test food masakan yang mereka sudah pesan sebelumnya untuk sebuah acara besar.

"Heeemm wuuah,, ini benar benar sangat deliussszo Rio, gimana menurutmu, tuan Felix gimana? Oke nggak?!" Tanya Gaby pada temannya Rio dan asisten pribadi bos mereka.

"Oke, Sepertinya bos juga akan suka nantinya, kalau saja wanita ular tadi tidak datang, pasti sudah bersama kita mencicipi masakan selezat ini." Ujar Rio yang langsung mendapat tatapan horor dari sang asisten Felix.

"Eheemm, jangan berani membicarakan bos di luar, cepat selesaikan dan kita segera pergi!!." Tegas Felix pada kedua bawahannya ini, mereka pun mengagguk dan langsung mencicipi beberapa makanan dengan cepat takut si asisten tanpa ekpresi itu tambah marah lagi.

Ariell dan ketiga koki nya hanya bisa menahan tawa karena menyaksikan apa yang sedang ketiga orang itu lakukan.

"Terima kasih atas test food yang telah di siapkan ini, kami setuju dengan menu andalan ini, untuk kelanjutannya nanti saya akan krim email pada anda nona," Ucap Felix sambil membungkukkan sedikit badannya dan di ikuti kedua bawahannya tersebut.

Setelah selesai berbasi basi mereka pun pamit meninggalkan resto dengan perut yang berasa sangat penuh karena begitu banyaknya test food yang mereka cicipi tadi.

...----------------...

Ini nih Visual cinta pertamanya Ariell namanya adalah, Bryan Julliando Djandra, usianya dua puluh sembilan tahunan.

Bryan adalah seorang CEO yang memimpin Djandra Group dan saat ini ia sedang mengelola hotel ternama di kota makasar yang hampir colaps sedang di ambang kehancuran akibat salah satu dari orang kepercayaan Papanya telah berkhianat selama ini, dan telah manipulasi keadaan hotel itu.

Bagi seorang Bryan bukan masalah besar untuk mengembalikan ke semula, tapi ia tidak akan segan melakukan tindakan kekerasan jikalau ada orang yang menyentuh apa yang menjadi miliknya.

"Bagaimana Fel.?" Tanya Bryan pada asistennya itu kala Felix baru saja masuk ke dalam ruangannya.

"Sudah beres semua bos, apa Nona Felicya sudah pergi bos?" Tanya Felix karena tidak melihat keberadaan mantan kekasih dari bos nya ini.

"Bagus, ck anj**y kenapa kau mencarinya bikin emosi saja, sudah ku bilang jangan kasih dia masuk ke dalam ruanganku. Apa kau sudah mulai bosan hidup Fel..?" Seru Bryan dengan menahan emosinya sedari tadi.

Gara gara ulah asistennya ini dia kecolongan, dan membiarkan gadis ular itu mendekatinya lagi, padahal sudah berkali kali ia menolaknya tapi masih saja ia nekat dan terus menggodanya, dasar wanita uler berbisa umpatnya.

Felix pun mendengar umpatan dari bos nya hanya bisa menunduk dan menelan salivanya dengan susah payah.

Felix tahu betul bahwa sang bos nya ini tidak menyukai Felicya, ia hanya di manfaatkannya saja oleh bosnya sebagai alat untuk mendapatkan info orang yang sudah berani menyentuh miliknya.

Karena masalah itu sudah clear pelakunya pun sudah di tenggelamkan ke dasar samudra.

Padahal Bryan sudah pergi jauh sengaja menghindar dari wanita itu, karena ia sudah mendapatkan apa yang ia mau, apa ia harus menenggelamkannya juga, pikhir Bryan sambil tersenyum devil.

.tbc

Assalamualaikum...Terima kasih sudah mampir untuk membaca Karya amatiran dari ku..

Ini Novel pertamaku yaa, maaf masih banyak belajar. 🙏

minta dukungan like, komentar sama Vote nyaa yaa...

Semoga suka..

Chapter 2

Mobil Ariell memasuki pekarangan rumah ia pun segera memarkirkannya dengan sempurna di garasi samping rumahnya, lalu bergegas turun tidak lupa mengunci mobilnya.

Ia berjalan memasuki rumah lewat pintu samping, dengan sisi tangan kanannya membawa tas belanjaan yang ia beli tadi sebelum pulang dan satu sisi tangan kirinya menenteng tas kesayangannya.

Ia memanggil mbak assisten rumah tangganya untuk membantunya membereskan barang belanjaanya itu, yang langsung segera di terima oleh mba Arti sang assisten.

Waktu menunjukkan pukul lima lebih saat ini, terlalu sore ternyata ia pulang hari ini. terlihat sang Ibu yang tengah memasak di dapur, ia pun menghampiri lalu memeluk Ibunya dari belakang.

"Ibu sedang masak apa, hemm enak kayaknya?" Tanya Ariell indra penciumannya langsung menangkap harum masakan enak.

"Udang saos merah kesukaan kamu, udah sana mandi dulu, Aduuch bau acem tuh.!" Goda Ibu Ayu pada putrinya.

"Hemmm..enak aja masih wangi gini kok, jadi laper, okay kalau begitu Ariell mandi dulu yaa Bu." Pamit Ariell seraya mencium pipi Ayu sebelum melangkah pergi.

Tak berapa lama Ariell sudah kelihatan lebih fresh dan turun ke ruang makan yang sudah ada sang nenek yang menunggunya.

"Waahh, banyak sekali menunya, apa malam ini kita kedatangan tamu Bu, Nek.?" Tanyanya sedikit bingung saat melihat ada ada beberapa menu masakan enak yang terisi hampir memenuhi meja makan yang tidak terlalu besar itu.

"Iyaa,, Ada teman nenek yang mau berkunjung kemari sayang." Jawab sang Nenek seraya tersenyum manis menatap cucu perempuannya.

"Baiklah, kita lihat siapa tamu kita malam ini." Seru Ariell sambil memainkan ponsel miliknya.

Ting Tong

Tak lama terdengar bunyi bel rumah berbunyi, mbak Arti mempersilahkan tamunya itu masuk dan mengantarkan tamu nya untuk langsung menuju ruang meja makan, sesuai perintah sang tuan rumah tadi.

"Malam Nek," Sapa seorang pria muda dangan seorang wanita yang sudah berumur senja yaa seusia nenek Dhisa, dan yang pasti itu adalah temen beliau yang tadi di bicarakan.

Eeh tunggu.

Kok sepertinya aku kenal dengan pria ini, tapi dimana ya?. pikir Ariell sambil terus mengingat ingat kembali memorinya yang hampir penuh.

"Hai Riell, masih ingat denganku,?" Tanpa di duga si pria langsung menyapa Ariell yang di jawab dengan gelengan kepala oleh gadid itu, Yaa Ampun pikirannya mungkin sudah di penuhi oleh seseorang yang entah jauh di sana.

"Aku Dion, masa kamu lupa, teman kecilmu bermain dulu di pantai, buat rumah-rumahan." Dan tak lama setelah lama mengingat akhirnya Dion mendapat anggukan langsung dari Ariell. Dion pun mendudukkan dirinya di sebelah Ariell.

"Udah inget sekarang,? Tambah tinggi juga kamu ya, kirain masih aja pendek kayak kurcaci kawan nya si cinderela itu, hahaha" Celetuk Dion yang langsung mendapatkan tatapan horor dari Ariell kawan kecilnya dulu.

"Kamu juga tambah tinggi tambah berisi Dion, gak kayak dulu tubuh krempyeng kayak lidi, hahaha" Balas Ariell yang ternyata ingat juga masa kecilnya dulu, yang sempat berkunjung untuk mengunjungi sang nenek di sini walau sebentar lalu tak lama kembali lagi ke Jogja.

"Ayo langsung makan saja Firda dan Dion," Ucap nenek Ariell pada kawannya dan juga teman cucunya.

Mereka pun menikmati makan malam itu dengan di selingi pertanyaan konyol dari Ariell san Dion yang membuat suasana rumah jadi ramai.

"Jadi selama ini kamu tinggal di London Dion, pantesan pas baru aku pindah ke sini aku tak melihatmu beberapa tahun kemarin." Seru Ariell yang kini tengah duduk bersama Dion di kursi ayunan dekat kolam renang yang terletak di halaman belakang rumahnya.

"Ya begitu lah, Papa Mama yang menyuruhku ke sana untuk mengurus perusahaan Papa, sebelum akhirnya aku pulang kemarin karena Oma merengek suruh anterin pulang ke sini, alasannya sudah kangen kampung halamannya." Jawab Dion tersenyum saat mengingat rengekan Oma kesayangannya itu.

"Ya namanya juga nenek nenek pasti kangen lah sama kampungnya tempat beliau berasal, aku pun juga kangen kampung halamanku, tapi tidak ada alasan untuk aku kembali lagi ke sana lagi." Ucap Ariell yang berubah sendu dengan menahan air matanya supaya tak jatuh.

"Aku turut berduka ya atas meniggalnya om Syarief yang sabar, aku benar-benar nggak tahu lho berita itu, Oma juga baru ngomong akhir-akhir ini." Lirih Dion berusaha menguatkan hati kawannya ini.

Berharap kawannya itu tidak sedih lagi, mereka pun melanjutkan mengobrol panjang lebar, sesekali saling menggoda, membuat suasana yang dulu yang pernah ada tercipta kembali.

Setelah Dion dan Omanya berpamitan pulang, kini Ariell, Ibu Ayu dan Oma tengah berada di ruang keluarga. tak lama sang nenek mulai berkata serius.

"Ariell tadi Oma Firda ada cerita ke Nenek kalau kapan hari Papa dan Mamanya Dion itu sempat melihat seorang pria yang sangat mirip dengan Syarief Ayahmu." Seru Nenek pada serius menatap keduanya.

"Kalian tahu sendiri kalau Leo itu dan Ayahnya seperti pohon pinang di belah dua, besar kemungkinan orang itu benar Leo Ayu, nenek begitu yakin," Tambah nenek lagi dengan sedikit berbinar, sementara Ariell dan Ibunya masih sedikit terkejut mendengar berita perihal Abangnya.

"Ya belum tentu juga nek, siapa tahu itu hanya orang yang mirip dengan abang kan, di dunia ini kita mempunyai tujuh kembaran bener kan, jadi jangan terlalu di pikirkan oke, nanti biar Ariell yang cari buktinya." Seru Ariell yang mencoba mengelak agar sang Ibu dan nenek tidak kepikiran.

"Baiklah Ariell istirahat dulu yaa Nek, Bu. Good night" Lanjut Ariell sambil melangkah untuk masuk ke dalam kamarnya.

Sejenak ia memandangi langit langit kamar sebelum ia memejamkan kedua matanya. rasa kantuk pun datang perlahan.

...----------------...

"Halo Son apa yang sedang kau kerjakan?" Tanya Seorang pria dewasa yang tidak lain adalah Bryan si Hot Daddy.

Ia baru saja pulang dan mendapati putranya itu sedang berada di ruang keluarga dengan di temani bibi Sum assisten yang biasa membersihkan Apartemennya.

"Hallo Dad, lihat Ken gambar apa, apakah kelak Ken kalau sudah dewasa bisa membuat robot seperti ini Dad,?" Tanya Kenzie sambil memperlihatkan beberapa gambar robot pada sang Daddy.

"Tentu saja boy, putra Daddy pasti bisa, pokoknya harus rajin belajar, baiklah lanjutkan lagi, Daddy akan mandi sebentar setelah itu kita makan malam tunggu Dad oke," Seru Bryan pada putra semata wayangnya itu, dan mendapat anggukkan kepala dati Ken kecil sebagai jawabannya.

Semenjak kepergian Istrinya beberapa tahun silam, Bryan merawat dan mengasuh sendiri putranya itu walaupun masih di bantu oleh mbak atau Mamanya juga.

Bryan sangat menikmati itu, walau tidak di pungkiri rasa kesepian oleh sosok seorang wanita di sampingnya juga sangat mempengaruhi sisi lain dari seorang Ayah.

Tapi ia tidak begitu terlalu mencari sosok wanita yang bisa menggantikan mantan istrinya, Mama dari putranya itu. Toh hatinya sudah terikat oleh seseorang berharap masih bisa bertemu kembali.

Setelah acara makan malam selesai mereka masuk ke dalam kamar, gosok gigi terlebih dahulu lalu bercengkrama sebentar sebelum tidur.

Ken tidak bisa jauh dari Daddynya, jadi putranya itu akan ia ajak serta kemana pun ia pergi kalau di rasa tempatnya yang akan dituju itu aman, dan tidak akan mengajaknya kalau sangat berbahaya.

*Ini visual Putra ganteng dari Hot Daddy kita Bryan

namanya Arjuna McKenzie Djandra usia tiga tahun lebih.

Uuhh ganteng sekali..Daddy sama Son nya ini, bener-bener the Real Hot Daddy.

.tbc

Jangan lupa minta like dan komentar dari kalian yaa...biar tambah semangat lagi Author nulisnya...Terima Kasih.

Mohon dukungan dari semuanya yaa,, juga hadiah🌷🌷🌷🌷🌷

Chapter 3

Pagi hari pun tiba sang surya mulai menampakkan sinar nya menerobos masuk lewat celah celah jendela yang tertutup kain Gorden tipis.

Ariell pun mulai terjaga sambil mengeliatkan tubuhnya yang di rasa pegal semua.

Ariell melirik sekilas jam di atas nakas samping ranjangnya yang sudah menunjukkan pukul enam lewat, dengan malas ia pun terpaksa bangun bergegas ke kamar mandinya.

Setelah menuntaskan anggilan alamnya dan membasuh muka ia pun keluar dengan wajah yang terasa segar, ia keluar kamar menuruni anak tangga menuju dapur, untuk menyapa Ibu dan neneknya.

"Pagi Bu, Nek" Sapa Ariell yang langsung duduk mengambil sarapan pengganjal perut, mengambil dua potong roti bakar yang ia beri selai nanas kesukaannya dan mulai melahapnaya.

Seperti biasa setelah menyesap segelas susu coklat hangat kesukaannya ia pun segera bangkit dari duduknya untuk menjalankan aktifitasnya yaitu olah raga pagi dengan persepedah.

"Hati hati sayang," seru Ibu Ayu yang sudah mengerti dengan kebiasaan putrinya itu.

"Oke Buu, Ariell jalan dulu." pamitnya yang langsung menggoes sepedanya ke arah pantai.

...----------------...

"Baiklah Ma, hemmm nanti Felix yang jemput, sudah ya Bryan tutup dulu itu si Kenzie sepertinya sudah selesai mandinya oke," Bryan memutus panggilannya dan meletakkan ponselnya kembali di atas nakas.ia berjalan masuk ke dalam kamar mandi.

"Dad, lihat Ken sudah besar dan sudah bisa mandi sendiri, sebaiknya Daddy mandi juga." tegur Kenzie pada sang Daddy.

"Baiklah Daddy akan mandi setelah mengering kan rambutmu, ganti bajumu yang Dad siapkan di atas ranjang lalu kita sarapan di bawah." ucapnya beranjak lalu menanggalkan bawahan piyamanya dan masuk di bawah guyuran shower hangat.

Tak butuh waktu lama Ayah dan Anak itu pun sudah rapi dengan setelan yang pas menambah persen ketampanan kedua pria beda usia itu, karena hari ini Bryan akan mengajsk putranya itu jalan jalan suapaya tidak jenuh di apartement yang mereka huni.

Mereka segera memasuki mobil dan mobil pun meluncur ke tempat tujuan yang mereka akan tuju.

...----------------...

Dion: Riell sudah siap belum, sebentar lagi aku ke situ jemput oke.

Anda: Oke, ini lagi siap-siap.

Rencananya hari ini mereka akan pergi nonton karena permintaan Dion, sebelum Dion kembali ke London ia ingin menghabiskan waktunya bersama kawan masa kecil ini, karena harus kembali segera ke London mengurus bisnisnya.

Setelah setengah jam perjalanan mereka tiba di sebuah Mall besar yang berada di tengah Kota makasar.

Mereka pun bergegas turun dari mobil setelah memarkir mobilnya lalu masuk ke dalam melalui lift yang berada di basement menuju lantai paling atas area bioskop dan Food court.

Terlihat mall sedang ramai di padati para pengunjung di karenakan hati ini hari weekend.

Dari arah samping di dekat pintu masuk terlihat anak kecil yang sedang berlari kecil yang tak lain adalah Kenzie karena asyiknya bergurau bersama sang Daddy ia tak melihat di sekitarnya.

Tiba tiba ia menabrak seseorang dan jatuh tersungkur ke lantai.

Bruukk.." Aaww" Rintih Kenzie

"Halo adek tidak apa-apa?." tanya Ariell yang langsung membantu Kenzie berdiri dan mengusap pada bagian tubuh nya yang terasa sakit.

Kenzie kecil menabrak Dion yang tubuhnya besar kekar hampir menyamai tubuh sang Daddy.

"Sorry boy Maafkan Uncle yaa, tidak melihat tadi ada kamu, kamu siapa namanya jagoan,?" tanya Dion sedikit membungkukkan badannya untuk menjajarkan tinggi badannya dengan Kenzie.

Belum sempat Ken menjawab terdengar suara berat dari arah belakang mereka.

"Ken kamu baik-baik saja? sudah Dad bilang kan tadi jangan lari-lari." seru Bryan langsung mengecek keadaan putranya.

"Ken tidak apa-apa Dad." jawab Kenzie yang memang tidak terluka sama sekali.

Terlihat Ariell yang begitu terkejut setelah melihat siapa orang yang tengah berada di hadapannya saat ini, saking kagetnya ia langsung berdiri, dan memegang dadanya yang bergerumuh terasa bergetar hebat.

Buukk

Tas yang di bawa Ariell pun jatuh ke lantai dan mengagetkan kedua pria itu. yang langsung menangkup situasi.

Dua pasang mata saling mengunci beberapa menit, hingga suara bocah kecil menyadarkan keduanya.

Bukan hanya Ariell yang begitu terkejut, Bryan pun tak kalah terkejutnya. ia langsung mengambilkan tas dan memberikannya pada sang pemilik.

Dan disinilah mereka berdua duduk saling berhadapan sekarang berada di dalam restoran jepang.

Terlihat Ariell yang masih diam duduk sambil menstabilkan kondisi jantungnya yang masih bergerumuh hebat karena tiba-tiba bertemu dengan cinta pertamanya di sini, mantan terindah yang pernah ia rasakan dulu.

"Apa kabar Ariell, long time no see," sapa Bryan yang mulai mencairkan suasana yang tegang sedari tadi.

"I-iya baik," jawab Ariell dengan sedikit gugup.

"Ck" terlihat Bryan berdecak pelan dengan suara sedikit mengejek, tak di sangka akan bertemu dengan mantan kekasihnya itu di kota ini. melihat tampilan yang menajubkan dari sang mantan yang begitu jauh berbeda dari tampilannya terdahulu, rambut hitam lurus panjang se-pinggang, pakaian yang faminim dan terlihat dewasa.

Tidak seperti dulu yang selalu memakai kaos tshirt di padukan dengan jaket levis dan celana panjang levis, sungguh perubahan yang 180%.

Bahkan sudah bertahun-tahun lamanya mereka lost kontak selama ini, tanpa tau kabar dari masing-masing setelah Bryan kembali ke ibukota waktu itu.

Tapi mereka masih sedikit canggung dengan pertemuan yang tiba-tiba ini.

Dion yang belum mengenal Bryan sebelumnya memberikan waktu kepada mereka berdua. entah melepas rindu atau yang lainnya Dion sendiri tidak tahu.

"Jadi aunty dan uncle teman Daddy,?" tanya Kenzie pada Dion karena melihat sang Daddy mengenal kedua orang dewasa tadi.

Mereka berdua akhirnya pergi ke TimeZone arena bermain anak. bersebelahan dengan area food court, dan mereka tengah bermain mencoba memasukkan bola ke dalam ring.

"Sepertinya aunty yang mengenal Daddymu, uncle belum pernah bertemu sebelumnya." jawab Dion yang mengajarkan Ken cara memainkan permainan itu.

"Jadi dia adalah putramu,?" tanya Ariell sedikit sesak di dada ternyata benar mantannya itu sudah menikah bahkan sudah mempunyai seorang putra yang begitu tampan menurutnya.

"Ya dia adalah putraku, Kenzie. Kau sudah lama tinggal di kota ini?" tanya Bryan mencoba mengalihkan pertanyaan seputar rumah tangganya yang seorang hot Daddy.

"Setelah wisuda aku pindah kesini, hampir lima tahunan." jawab Ariell sambil memainkan batang sedotan di dalam jus orange pesanannya yang sesekali menyesapnya sedikit demi untuk membasahi kerongkongan yang terasa kering.

Tampaknya mereka masih terasa canggung, tak tahu harus berbicara apa lagi, yang satu memikirkan kesalahannya dulu, yang satunya mencoba mengurangi rasa sesak itu.

Tak lama Kenzie dan Dion menghampiri keduanya, setelah terlihat letih bermain beberapa permainan.

"haii, jagoan Daddy, sudah lelah bermain yaa.?" tanya Bryan sambil mengangkat tubuh Ken supaya bisa duduk di pangkuannya.

"Sudah Dad, apa kita bisa pulang sekarang, Ken sangat letih dan tubuh Ken terasa sudah lengket Dad." rengek Ken mengajak pulang.

"Baiklah sepertinya Putraku sudah sangat kelelahan sekali, kalau begitu kami pamit dulu. senang bertemu kembali denganmu Ariell, lain waktu kita bisa bertemu kembali." ucap Bryan sambil memberikan kartu namanya pada Ariell yang di terima dengan ragu-ragu.

Sebelum keluar dari restoran tak lupa Bryan membayar pesanan mereka yang mereka pesan tadi.

"Tadi itu kawan kamu,?" tanya Dion setelah kepergian Bryan dan putranya.

"Iyaa, kawan di Jogja dulu." jawab Ariell sedikit berdusta, sambil berjalan keluar Restoran.

Mereka pun akhirnya menghabiskan seharian menonton jalan-jalan lalu kembali pulang.

Ini nih Daddy Bryan dan Kenzie waktu jalan jalan tadi.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

.tbc

terima kasih sudah mau mampir membaca novel dari kami.jangan lupa like dan comment biar tambah semangat authorr nulisnya..kasih vote nya juga boleh loch..!!

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!