Namaku Cecillia Denada Pradana Putri tunggal dari Papa Pradana dan Mama Finada. Sekarang aku sedang menempuh studi S1 ku di salah satu universitas negeri di Jakarta. Mungkin kalau kalian tau apa jurusan yang aku ambil pasti banyak di antara kalian akan kaget, ya aku mengambil jurusan Teknik Elektro dan sekarang aku masih duduk di semester 5.
Diluar dari masalah sebagai Mahasiswa pastinya setaip orang juga memiliki masalah percintaan, namun lain hal nya denganku. Bahkan karena selama ini aku tak tertarik dengan percintaan membuat banyak teman ku ingin menjodohkan diriku dengan saudaranya, banyak juga yang ingin mendekatiku namun aku sudah Lelah dengan cinta-cintaan. Bukan tanpa alasan aku tidak tertarik dengan kehidupan percintaan yang sangat di nikmati masa-masanya oleh banyak orang, melainkan karena rasa sayang dan cintaku masih tinggal di orang yang ada di masalalu ku. Jika dikatakan belum move on mungkin bisa jadi, namun selama ini aku bahkan sudah tidak mengingatnya sama sekali. Aku pernah suka dengan seseorang yang aku sendiri berpikir bahwa tidak mungkin aku mendapatkan orang itu, semua usaha ku lakukan dan semua perhatian ku curahkan akan tetapi hasilnya nihil.
Dia lah Abraham Bagas Gautama, yang biasa dipanggil Aham. Anak tunggal dari sahabat kedua orang tuaku, om Gautama dan Tante Isma .Awal mula aku menyukainya sejak aku duduk di bangku kelas 1 SMP, dia adalah kakak kelasku sekaligus sahabat dari sepupuku. Mereka bersahabat 5 orang , ada kakak sepupuku yaitu kak Bima, kak Aham, kak Riko, kak Tino dan kak Rindi. Mereka sering bermain Bersama di rumah kak Bima sehingga aku sering kali melihat kak Aham diam-diam karena rumah ku dan kak Bima bersebelahan.
Hubungan kami lambat laun lebih dari sekedar kakak kelas dan adik kelas selain bermain di rumah kak Bima, kak Aham juga akan bermain ke rumahku. Namun ada suatu kejadian yang membuatku dan dirinya memilih untuk berpisah yaitu fitnah yang dibuat oleh kak Rindi sahabatnya, hubungan kami semakin renggang dan sampai pada saat kak aham berkata "jangan temui aku lagi" itulah kata-kata yang dia ucapkan saat terakhir kali kami bertemu..
..........
Sejak lulus dari SMP, aku sama sekali tidak pernah bertemu dengannya. Aku tahu bahwa mereka ber 5 masih satu sekolah, bahkan aku beberapa kali berkunjung ke sekolahnya untuk menjenguk kak Bima karena memang sekolahnya mengharuskan siswanya tinggal di asrama. Namun tidak pernah sekalipun aku bertemu dalam artian berbincang walaupun sekadar menyapa dengan kak Aham, aku beberapa kali berpapasan namun respons kak Aham seperti tidak menganggap ku ada. dari situ aku berpikir bahwa aku harus melupakan kak Aham dan memulai kehidupan percintaan ku yang baru...
Mereka ber 5 melanjutkan pendidikannya di SMA Taruna, aku sempat berpikir untuk mengikuti mereka namun aku mengurungkan niatku karena ucapan kak aham terhadapku.
..........
flashback ons.........
.
.
Hari ini aku, Mama, Papa, Om Andre dan Tante Dila (kedua orang tua kak Bima) menjenguk kak Bima di asramanya, setiap orang tua diberikan jadwal kunjungan yang berkala untuk melihat putra putrinya. Kami sampai di sana tepat pukul 9 pagi, untuk kami yang tinggal di Jakarta harus menempuh perjalanan sekitar 7 jam untuk sampai di SMA kakak sepupuku itu..
Sesampainya di ruang tunggu kami bertemu dengan orang tua kak Aham yang tak lain adalah sahabat orang tua ku, mereka saling bertegur sapa dan mengobrol ringan sampai yang kami tunggu akhirnya datang juga. Kak Aham dan Kak Bima berjalan beriringan , mereka berdua berhenti tepat di depan kami semua kemudian menyalami Papa, Mama, Om Andre, Tante Dila juga kedua orang tua Kak Aham.
Aku berdiri di antara Tante Dila dan Mama, kak Bima seperti biasa memeluk dan mencium keningku karena dia memang sudah aku anggap seperti kakak alasanya kami berdua sama-sama anak semata wayang. Namun ekspresi berbeda ditunjukkan oleh Kak Aham, dia yang bersalaman dengan Tante Dila kemudian langsung bersalaman dengan Mamaku tanpa memedulikan aku yang sedari tadi melihat ke arahnya
"dek, katanya lo nggak jadi ikut?" tanya kak Bima yang berdiri di depanku membuyarkan lamunanku
"jadi dong, aku kangen sama kakak. lama tidak bertemu" ucapku kepada Kak Bima, sesekali aku melirik ke arah Kak Aham yang sedang berbincang dengan Tante Dila
"hilih bilang aja lo kangennya sama teruna di sini, ye kan" ucapan Kak Bima langsung membuat aku bungkam, sedangkan Kak Aham yang mendengar itu bersikap biasa saja
"kamu ini Bim, hobinya godain adek kamu terus" ucap tante Dila
"hehe biasalah ma" jawab Kak Bima
"Mama Nada apa kabar?" tanya Kak Bima kepada mamaku
"kabar baik anak ganteng" jawab mama
setelah kak bima bersalaman dengan mama ku kemudian kepada papaku, kak aham yang menunggu pun langsung berjalan melewatiku dan bersalaman dengan mama ku
"eh aham, gimana kabarnya?" tanya mamaku
"baik Tante, Tante bagaimana?" tanya kak aham
"Tante baik kok" ucap mama
kemudian kak aham berlalu pergi menuju ke arah kedua orangtuanya, mereka berbincang-bincang dan tertawa bersama
Setelah menjemput kak bima dari asramanya, kami mengajaknya untuk makan-makan di sekitar daerah Jawa Tengah. Berhubung sekarang sudah sore dan hari ini adalah hari Sabtu maka masih ada 1 hari yang bisa digunakan untuk jalan-jalan. Tak lupa keluarga kak Aham juga turut bergabung dengan keluarga kami. Di antara keluarga kami, hanya kak bima lah yang mengetahui jika antara aku dan kak aham dahulu pernah dekat. Sehingga tidak ada yang curiga jika kak aham bersikap cuek terhadapku..
..........
sesampainya di restoran yang kami tuju, kami ber 9 memilih untuk makan di private room karena tak jarang saat berkumpul para orang tua akan membicarakan masalah bisnis.
Di Dalam ruangan
kami semua sudah duduk , aku duduk di antara mama dan kak bima sedangkan di depanku ada kak aham yang sibuk dengan ponselnya.
"oh ya, Cecil mau lanjut ke mana nak? " tanya tante Isma yang tak lain adalah mama kak aham
"Cecil mau lanjut di SMA 1 aja tante" jawabku
"bukannya lo udah di terima di sini dek?" tanya kak bima
"iyaa kak" jawabku singkat
"lah bodo, mengapa tidak daftar ulang sih. kan di sini ada gue juga" kata kak bima
"terserah dia sih bim mau sekolah di mana" ucap kak aham yang membuat aku yakin bahwa dia tidak menginginkan ku ada di sini
para orang tua mulai sibuk berbincang-bincang sedangkan aku, kak bima juga kak aham sibuk dengan ponsel masing-masing. sampai kak bima membuka pembicaraan
"cil, lo mengapa dari tadi diem aja?" tanya kak bima
"tidak papa kak, cuma agak nggak enak badan" ucapku
"aku ke kamar mandi dahulu ya kak" ucapku ke kak bima
Aku menyadari jika sedari tadi kak aham merasa tidak nyaman jika aku berada di dekatnya, melalui ekspresi wajahnya sudah terlihat bagaimana dia tidak menginginkan ku di sini. Sepeninggal ku ke toilet , kak aham juga berpamitan ke toilet kepada kak bima. tanpa aku tahu, kak aham menungguku di depan toilet. Aku yang kaget dengan kedatangannya pun langsung bertanya
"kakak ke kamar mandi juga?" tanyaku
dia hanya diam saja, tanpa menjawab dia langsung membawaku ke balkon restoran yang saat itu sepi
"eh kak ngapain di sini?" tanyaku mencoba untuk biasa saja
"jangan pernah lo temuin gue lagi" ucap kak aham penuh penekanan
deg...
"maksud kakak apa? aku di sini buat bertemu sama kak bima" tanyaku yang masih mencerna ucapan kak aham
"jangan pernah lo temuin gue, gue tidak mau lihat lo lagi!! gue tau lo minta bima buat ajak gue dan keluarga gue" ucapnya
"jangan pernah lo ngarep gue nerima lo, lo itu lebih buruk dari manusia bermuka dua" sambungnya berlalu pergi
aku yang mendengar kalimat yang dikatakan kak aham hanya terdiam tanpa menjawab satu katapun..
"apa maksudnya kak?" batinku
buliran bening dimataku tak bisa terbendung lagi, aku hanya berpikir sebesar itukah kebenciannya terhadapku karena kesalahpahaman saat itu sampai-sampai pertemuan yang tidak sengaja ini dianggapnya sudah direncanakan
******
******
******
******
******
******
******
******
******
******
******
******
******
jangan lupa vote yaa
mohon dukungannya terhadap karya kui ini 🥰🥰🥰
buliran bening di mata ku tak bisa terbendung lagi, aku hanya berpikir sebesar itukah kebenciannya terhadapku karena kesalahpahaman saat itu sampai-sampai pertemuan yang tidak sengaja ini dianggapnya sudah direncanakan
"meskipun aku begitu sangat mengharapkan kakak waktu itu, kenyataannya sekarang berbeda kak. bahkan alasanku untuk sendiri bukan karena kakak, jadi jangan berfikir yang tidak-tidak" ucap Cecil berusaha menahan air matanya
"terserah apa katamu, yang paling penting jangan ganggu aku" jawab Aham
aku kembali masuk ke dalam kamar mandi karena tidak ingin orang lain melihatku saat menangis
"maafin aku cil, aku harus bersikap kayak gini ke kamu. ini semua demi kebaikan kamu" batin Aham
meskipun apa yang dilakukan Aham hanyalah demi melindungi Cecil semata, namun tentunya hal itu sudah membuat Cecil sakit hati karena ucapan Aham...
setelah beberapa saat mematung di depan toilet, Aham bergegas kembali menuju meja tempat keluarganya berkumpul
"ham, lo tidak papasan sama Cecil? kok dia lama banget ya" tanya kak Bima
"nggak bim kan beda toilet" ucapnya santai
"Cecil kemana emang bim?" tanya mama nada
"tadi pamit ke kamar mandi Mami tapi nggak balik-balik, apa coba aku cek aja ya" jawab kak Bima
Tak lama Cecil kembali ke private room yang kami tempati, Cecil berusaha menutupi kesedihan yang ia alami
mengalihkan perhatian semua orang dengan senyuman ceria nya
"i'am here" ucap Cecil sembari menepuk pundak kakaknya
"idih dari mana lo dek, lama banget sih" gerutu Bima yang menghawatirkan nya
"biasalah kak kalau cewek ke kamar mandi itu ngapain???" Cecil bertanya balik
"Halah dandan lo? mau dandan buat siapa sih??" goda Bima
"buat foto-foto lah, kan mumpung disini spot fotonya bagus-bagus" jawab Cecil
kami memulai makan tanpa suara. Cecil yang sudah selesai dengan acara makannya berpamitan kepada semua yang ada di sana untuk kembali ke mobil karena dia sudah mengantuk, kedua orangtuanya memaklumi hal itu mengingat perjalanan yang mereka tempuh sangatlah panjang..
"ma pa, om tante saya permisi mau ke mobil dahulu. karena capai banget" kataku sembari meminta kunci mobil ke papanya
"oke, hati-hati ya nak" ucap papa dana
"aku ikut dek, aku juga capai banget" ucap kak bima mengikuti ku
sesampainya di mobil, aku mulai memejamkan mata. namun kak bima tiba-tiba bertanya kepadaku
"lo ada masalah lagi sama aham?"tanyanya kepadaku
"nggak ada kak, emangnya kenapa sih tiba-tiba tanya kayak gitu?" tanyaku tanpa membuka mata
"gue tau, kalian berdua balik dari kamar mandi tadi ekspresi lo beda dek. meskipun lo ketawa-ketawa tapi ketawa lo tu beda dari sebelumnya" jawab Bima
"udahlah kak jangan menduga-duga deh, nggak ada apa-apa juga kok. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan sobat, karena sekarang aku capai mau tidur jadi jangan berisik ya wahai kakakku yang ganteng" ucapku santai meskipun sebenarnya aku menahan untuk tidak menangis
kami berada di sana hanya 2 hari, mengingat papa mama om serta tante yang hanya free di hari Sabtu dan minggu saja. setelah hari di mana kak aham berkata seperti itu terhadapku, aku tidak pernah lagi iku menjenguk kak bima di Jawa Tengah. setiap ditanya apa alasannya, aku selalu ber alasan sedang tidak enak badan atau sedang ada acara.
flashback off.......
................
Setelah menempuh pendidikannya di SMA taruna, kak Bima dan kak Aham pun masih kompak melanjutkan pendidikan yang sama yakni sama-sama masuk Akademi Militer dan hari ini adalah hari di mana kak bima juga kak aham yang sudah sama-sama menyelesaikan pendidikannya merayakan kelulusan...
Disisi lain, aku ingin sekali hadir untuk mengucapkan selamat kepada kakakku. Namun aku juga takut jika harus dipertemukan dengan kak aham yang bahkan apa yang ia ucapkan masih terngiang di telingaku sampai saat ini, aku hanya bisa memberikan ucapan selamat kepada kakakku melalui telefon (meskipun aku dimarahi, namun demi tidak bertemu dengan orang yang membenciku. aku rela)...
mereka di tempatkan di tempat yang sama dan tentunya masih dengan satu geng mereka dulu yakni kak Tino dan kak Riko..
................
di rumah keluarga Pradana
................
"mami, Cecil nya mana?" tanya kak Bima yang suara nya terdengar sampai kamarku yang ada di lantai 2
"di atas Bim" jawab mamaku
tanpa ba bi bu, kak Bima langsung membuka pintu kamarku
"dekkkk, lama nggak ketemu kita. kenapa sih lo nggak mau dateng ke acara kemarin" tanya Bima
"males, lagian acara siang-siang panas" jawab Cecil
"ya kalo malem nggak kelihatan neng" ucap Bima
"eh cil, lo semester berapa sekarang?" tanya kak bima
"semester 4 kak" jawabku sambil memainkan ponsel
"oh, gimana udah punya pacar belum?" sambungnya
"tidak kepikiran" ucapku
"udahlah cil, kalau lo masih suka sama aham temuin dia, jelasin kalau yang waktu itu bukan kesalahan lo. gue tau lo tidak bohong, tetapi memang aham mudah terhasut sama si rindi itu" ucapnya
"udahlah kak, aku udah lupa kok" jawabku singkat
"hmm" kak bima menarik napas panjang
"oh ya, besok ada sosialisasi kan di kampus lo sama abang-abang tentara yang ganteng-ganteng" tanyanya
"kok kakak tau?"
"ya tau lah, gue dan aham yang ngisi acara" jawabnya
aku hanya ber oh ria, bagaimana bisa aku datang ke sosialisasi itu. bagaimana jika aku tak sengaja berpapasan dengan kak aham? hanya itu yang berputar di kepala ku
kak bima berpamitan untuk pulang karena dia ada janji dengan teman-temannya untuk nongkrong. dan aku memilih untuk tidur karena jam sudah menunjukkan pukul 20.00
................
pagi harinya
................
di meja makan
"Cecil belum bangun ma?" tanya papa dana
"udah kali pa, katanya ada sosialisasi pagi kok" ucap mama nada
"mama udah bilang ke Cecil soal pembahasan kita beberapa hari lalu?" tanya papa dana
"belum pa, aku bingung ngomongnya. takut kecewain Cecil" jawab mama nada
"yaudah nanti kita ngomong bersama ya" ucap papa dana diangguki mama nada
"lah panjang umur ini anak" sambungnya
"pagi pa ma" kataku sambil memeluk mereka bergantian
"pagi sayang" jawab mereka bersamaan
"oh ya, kamu masuk jam berapa?" tanya papa dana
"emm, jam 9 mengapa pa?" tanyaku
"ada yang ingin kami bicarakan sama kamu cil" ucap mama nada
"apa ma?"
"ini masalah perjodohan kamu dengan anak sahabat papa, jangan khawatir kamu sendiri bahkan sudah mengenal dia dengan baik dan sudah bertemu dengan dia" kata papa dana
"siapa pa?"
"Abraham Bagas Gautama, kamu masih ingat kan Aham sahabat nya Bima. anaknya Om Tama dan Tante Isma, yang waktu itu makan bersama sama kita waktu di Jawa Tengah" kata mama nada
aku yang mendengar nama kak aham disebut sangat terkejut bagaikan ada petir di pagi hari namun tanpa hujan, pasalnya bagaimana bisa kami dijodohkan sedangkan hubungan kami tidak baik-baik saja. Jika obsesi ku terhadap kak Aham masih sama seperti dulu mungkin aku sudah berjingkrak-jingkrak sekarang namun kali ini berbeda
"kamu kenapa cil kok jadi bengong gini?" tanya mama nada
"eh, tidak papa ma" jawabku
"rencananya besok dia mau bertemu sama kamu di cafe aestetic dekat kampus kamu" ucap papa dana yang membuatku tambah kaget
"emm baik pa" jawabku
"papa dan mama tau kamu anak yang berbakti cil, jadi tolong berikan kabar baik setelah pertemuan kalian besok yaa" ucap mama nada
"pasti pa ma" ucapku meyakinkan mereka berdua
"aku pamit ke kampus dahulu ya pa ma, titi udah nunggu di luar" ucapku sambil bersalaman kepada keduanya
disisi lain aku berpikir, bagaimana aku bisa memberikan kabar baik kepada kedua orang tuaku? bagaimana jika kak aham menolak perjodohan ini? aku hanya bisa berdoa supaya keputusan yang ku ambil ini adalah keputusan yang terbaik.
rasanya aku ingin sekali tidak pergi ke pertemuan dengan kak aham, namun aku tidak ingin orang tua ku kecewa
"lo mengapa cil, dari tadi ngelamun mulu?" tanya titi
"gue bingung ti, gue dijodohin sama orang tua gue. dan besok gue harus bertemu sama dia" kataku
"lah terus masalah nya di mana? lo kan emang udah pasrah soal jodoh. lo yang bilang sendiri kan?" kata titi
"masalahnya ini beda, lo tau siapa yang dijodohin sama gue?" kataku
"ya tidak tau lah, siapa emang?" tanya titi
................
................
................
................
................
................
................
................
jangan lupa vote yaaa
"eh apa, kak aham? kakak kelas kita dahulu?" tanya titi
"ya" jawabku
"kok bisa? lah katanya dia tidak mau lagi bertemu sama lo. la ini mengapa tiba-tiba ngajak bertemu?" kata titi
"gue takut kalau dia nolak perjodohan ini, kalau dia nolak ya wajar aja sih dia tidak suka sama gue. tetapi gue takut bikin orang tua gue kecewa" jawabku sambil menunduk
mereka pun sampai di kampus. seperti biasa Cecil dan titi duduk bersebelahan saat menghadiri sosialisasi. mereka berdua terkesan acuh dengan acara tersebut lantaran menurut mereka acaranya tidak menarik, sampai ada sebuah games yang diberikan oleh MC kepada peserta sosialisasi. games itu seperti bergilir penghapus, saat lagu yang dinyanyikan habis maka si pemegang terkahir diminta untuk maju kedepan dan saat itulah Cecil harus maju karena dia pemegang terakhir.
Dengan langkah gontai Cecil maju kedepan, para peserta lain bersorak meriah karena memang Cecil salah satu primadona di kampus itu.
"oke, karena sudah ada perwakilan cewek dari kampus ini. maka saatnya kita mainkan lagi games nya untuk mendapatkan perwakilan cowok dari abang-abang TNI ... musik mulai" ucap MC
saat musik habis, tanpa Cecil ketahui yang harus berdiri di depan bersamanya adalah orang yang sudah dia hindari selama ini. karena Cecil terus menunduk, dia tidak tahu bahwa aham lah yang maju ke depan.
"oke karena sudah ada 1 pasang di depan sini, maka kita mulai permainannya" ucap MC disambut tepuk tangan oleh semuanya
"untuk abangnya, bisa memperkenalkan diri"
"Perkenalkan saya Abraham Bagas Gautama, biasa dipanggil Aham. Pangkat Letnan Dua" ucap aham tegas
Cecil yang mendengar nama itu pun langsung melihat ke arah aham, yang pandangannya masih lurus ke depan. Kemudian Cecil melihat ke arah depan yang ternyata ada Bima yang sedang senyum-senyum menatap ke arahnya dan Aham
"aduh kenapa bisa sih" gumamnya
"untuk kakaknya yang cantik jelita bisa mulai perkenalan" ucap MC
"baik, perkenalkan nama saya Cecillia Denada Pradana, biasa dipanggil Cecil. Saya mahasiswa TE semester 4" ucapku mantap
"terimakasih kakak-kakak"
"oh iya saya dapat bisikan dari panitia, katanya kakak cantik ini adalah salah satu primadona di kampus kita lohh"
ucap MC yang mendapat sambutan tepuk tangan
"sebelum masuk ke permainan selanjutnya, ada pertanyaan untuk Abang TNI dan kakak cantik yaa. "
"untuk kakak cantik, apa kakak punya pacar?" sambung MC
"tidak" jawabku singkat
"untuk Abang TNI, apa Abang punya pacar?" tanya MC
"siap tidak" ucap kak aham membuyarkan lamunanku
"masak sih dia tidak punya pacar?" batinku namun berusaha tetap santai
permainan pun di teruskan, di sini karena kami sama-sama tidak punya pasangan maka kami seperti dijebak untuk saling mengungkapkan perasaan. seperti memberitahukan first impression kami saat bertemu..
hmm andaikan mereka semua tahu kalau aku mengenal sosok tinggi tegap yang ada di sampingku ini
tanpa aku sadari, dibarisan para audiens ada seseorang yang tengah merasa kesal terhadapku karena berdiri di samping kak aham. siapa lagi kalau bukan rindi, dia memang tidak mengikuti jejak kak aham namun memilih untuk kuliah dan mengambil jurusan informatika di kampus yang sama denganku
"awas aja lo cil, gue bakal bikin perhitungan" gumam rindi
setelah acara perjodohan tidak jelas itu selesai, kami diminta untuk kembali ke tempat duduk karena akan ada materi yang di sampaikan dari abang-abang TNI itu.
acara berjalan sangat lambat menurutku karena di sana aku harus melihat orang yang tidak seharusnya aku lihat
"gimana ini, tetapi bukan salahku juga kalau aku bertemu sama dia" batin Cecil
"lo mengapa lagi cil? udahlah itu bukan kesalahan lo kok" ucap titi yang berjalan di sampingku
"iya sih ti, tetapi gue takut. lo lihat reaksi dia waktu di depan tadi? kayak gue itu tidak ada tau nggak" ucapku kesal namun titi tetap memberi nasihat yang positif untukku
sampai kami sudah berada di parkiran, tanpa kami sadari ada seseorang yang berdiri di belakangku
dia dengan sengaja menarik rambutku, hingga aku terjatuh
"aww" pekik ku
"gimana rasanya? enak tidak" kata rindi
"kakak ngapain sih? apa salahnya si cecil" tanya titi
"lo tidak usah ikut-ikutan deh, urusan gue cuma sama ini anak" ucap rindi
"bangun lo" ucap rindi menarik tanganku, kemudian menamparku
"apasih kak" tanyaku , sambil memegang pipiku yang sakit karena tamparannya
"lo masih berani-beraninya ya deketin aham, gue udah bilang jangan muncul lagi di deket aham. atau gue bakalan bikin dia makin benci sama lo, lo sengaja kan minta ke panitia supaya bisa maju ke depan sama Aham " ucap rindi
Cecil yang mendapat kalimat itu hanya diam saja sambil menunduk, tanpa mereka sadari ada bima yang dari tadi mendengar semua kalimat yang di ucapkan rindi dan juga melihat bagaimana rindi bersikap kasar kepada sepupunya itu
sepeninggal rindi, Cecil pun tak kuasa menahan tangisnya
"apa sih salah gue ti? gue udah menjauh in kak aham dari dahulu. walaupun gue udah menjauh tetapi tetep aja kak aham makin benci sama gue. terus sekarang gue tidak sengaja bertemu kak aham, dan dia mau fitnah gue di depan kak aham lagi" ucapku mencurahkan semuanya di depan titi
"udah udah, lo harus kuat. masa seorang cecillia Denada Pradana tidak berani sama cewe kayak kak rindi sih, bahkan kalau lo mau ya. lo bisa beli asetnya si rindi pake uang orang tua lo " ucap titi menguatkan ku
Titi memanglah sahabat yang sangat pengertian, dia sudah berteman dengan cecil' sejak bangku SMP jadi dia tau semua kisah tentang Cecil dan aham kakak kelasnya. bahkan dia juga berusaha membujuk aham untuk percaya, namun semua usahanya sia-sia
selain titi, ada juga bima yang selalu mendukung cecil. saat mendengar cecil dan aham yang akan di jodohkan, bima sempat protes dengan alasan jika aham bukanlah tipe cecil namun karena janji kedua orang tua cecil juga aham, mereka harus tetap melaksanakan perjodohan itu
kini titi juga bima hanya bisa berdoa untuk kebaikan adik dan juga sahabatnya itu
................
karena cecil dan titi tidak ada jam kuliah lagi, maka mereka memutuskan untuk langsung pulang saja. sesampainya di rumah cecil, titi langsung berpamitan pulang karena dia ingin memberikan waktu cecil untuk sendiri dahulu
namun saat masuk ke dalam rumah, di dalam ada beberapa orang yang tidak ada asing bagi Cecil
mereka adalah Tante Isma dan Om Tama yang tak lain adalah papa dan mama dari aham
"eh udah pulang sayang" sambut mama nada
"emm udah ma" jawabku
"apa kabar Cecil?" tanya om Tama
"eh baik, om, Tante" jawabku sambil menyalami mereka berdua
"buruan ganti baju sama bersih-bersih dahulu gih, kami tunggu di sini ya" ucap papa dan aku hanya menuruti saja
aku pun memutuskan untuk langsung naik ke atas untuk membersihkan diri
"kenapa ya kok mereka ada di sini? mending aku buru-buru aja deh. aku udah kepo duluan" gumam ku
aku turun mengenakan baju santaiku
"maaf kalau nunggu lama" ucapku sambil berjalan ke arah mereka berempat
"oh nggak papa sayang" ucap tante Isma
"sini sayang, duduk deket mama" ucap mama ku
akhirnya aku menurut saja
"jadi kita disini buat bahas acara pertunangan kamu sama aham cil" kata tante Isma
......................
......................
......................
......................
......................
......................
......................
......................
......................
......................
......................
......................
jangan lupa vote yaaa
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!