NovelToon NovelToon

JiHan (Janji Dan Penghianatan)

Sinopsis

Alice Anatasya adalah seorang gadis cantik berusia 20 tahun. Meski dia harus tinggal dan tumbuh di sebuah Panti Asuhan karena kehilangan memori ingatannya saat dia masih kecil. Namun dia tetap dapat tumbuh dan besar menjadi pribadi yang cerdas dan ceria. Karena dia selalu dikelilingi oleh orang-orang yang selalu menyayanginya dengan tulus.

Di saat yang berbahaya, dia di pertemukan dengan seorang pria yang tampan yang dapat menyelamatkan hidupnya dari bahaya. Meski dia harus menggunakan identitas palsunya untuk melindungi jati dirinya kepada sang pria sebagai salah seorang agen rahasia.

Pernyataan cinta mendadak dari sang sahabat sekaligus rekan kerjanya serta pernyataan cinta dari pria yang sebelumnya pernah menolongnya.

Akankah dia berani memulai percintaan? Bisakah dia menghalangi rasa cinta itu agar tidak datang kepadanya? Ataukah dia akan lebih memilih pekerjaan yang dia cintainya? Atau dia lebih memilih untuk mencari tahu identitas aslinya yang sebenarnya dan penyebab dari hilangnya ingatannya.

Beranikah dia mengalami kenyataan demi kenyataan meski mungkin kenyataan itu pahit dan menyakitkan baginya? Sanggupkah dia menghadapi semuanya? Lalu bagaimana kisah akhirnya dengan kebohongan demi kebohongan yang dia buat?.

Zhao Liying Cast Alice Anatasya (20 tahun) Agen Rahasia.

Michele Morrone Cast Antonius Hadi Jaya (30 tahun) Dokter Spesialis Anak.

James Reid Cast Galih Adiwarman (25 tahun) Kepala Tim IT.

Zhang Han Cast Juna Aguera (30 tahun) Kepala TIM Keamanan.

Theo James Cast Roy Adiputra (28 tahun) Pemilik Departemen Keamanan.

Youming Huang Cast Paul (35 tahun).

Nadine Lustre Cast Maya (25 tahun).

Penasaran? Ayo baca dan cari tahu kisahnya.

***

Hai semua.. Ini adalah novel pertama ku dengan judul JiHan (Janji dan Penghianatan). Mungkin masih banyak sekali kekurangan namun aku tetap berharap kalian masih mau untuk mampir dan membaca karya sederhana aku ini.

Semoga kalian menyukainya..

^^^Penulis : Via^^^

❤❤❤

Satu hari yang sial

“Horeee.. Kita akan pergi ke taman hiburan.. Ayah ibu apakah nanti aku boleh bermain semua wahana permainan di sana nanti? ” Tanya seorang anak kecil yang berada di kursi belakang yang di apit oleh kedua orang dewasa.

Anak kecil yang sangat cantik dengan bola mata yang hitam dan bulat, hidung mancung, bibir mungil, rambut di kuncir dua dengan di beri jepit berbentuk strowberi berwarna merah terang dan berponi manis yang menghiasi wajahnya, wajahnya terlihat begitu bahagia.

“Tentu saja sayang, kamu bisa bermain sepuas mu karena hari ini ibu dan ayah akan menemanimu seharian penuh.” Jawab sang ibu yang berada di sisi kiri sang anak sambil mencuil hidung mancung sang anak kesayangan.

“Benarkah itu Ayah?” Tanyanya lagi memastikan perkataan ibunya kepada sang ayah.

“Tentu sayang.. Hari ini adalah hari ulang tahunmu yang ke-10, jadi hari ini ayah dan ibu akan menemanimu sepanjang hari tanpa diganggu oleh perkerjaan kami, hari ini adalah hari untuk putri tercinta kami untuk bermain sepuasnya.” Jawab sang ayah yang duduk di sisi kanan sang anak, dia mencium pipi kanan anaknya yang tampak gembul itu.

“Horeeee…. Aku menyangi kalian Ayah, Ibu.” Katanya sambil memeluk keduanya, ayah dan ibunya pun membungkukkan badannya untuk memeluk dan mencium putri tercinta mereka.

“Sepertinya non Adel sangat senang ya hari ini?” Tanya seorang pria yang duduk di bangku depan kemudi.

Nama ku Adeliana Fransisca Baskoro, aku anak tunggal dari pemilik perusahaan property dan stasiun media terbesar di kota ini. Ayah ku bernama Frans Baskoro dan ibu ku Amelia Putri. Aku merupakan putri paling terpandang dan kaya raya di kota ini. Aku bahkan memiliki taman bermain atas namaku, hadiah ulang tahun dari ayah ku tahun lalu. Meski terkadang aku merasa kesepian karena ayah dan ibuku yang selalu berpergian mengurus pertemuan ke berbagai kota maupun ke luar negeri. Aku selalu mendapatkan curahan kasih sayang dan perhatian dari mereka meski melalui teknologi jika mereka berada di luar kota atau luar negeri selain itu mereka juga selalu mengetahui perkembangan apa saja yang aku lakukan karena mereka menghadirkan pak Ahmad di sisi ku, dan tentu saja selain para pekerja dan baby sisterku. Pak Ahmad adalah sopir sekaligus bodyguard ku di sekolah dan di luar rumah.

“Tentu pak Ahmad, aku sangat bahagia.. Beberapa minggu ini ayah dan ibu selalu sibuk mereka pulang ketika aku tidur dan berangkat sebelum aku bangun, sekarang seharian aku akan bermain sepuasnya bersama mereka.” Balasnya dengan riang sambil kembali memeluk lengan kedua orang tuanya.

“Iya iya maafkan ayah dan ibu ya sayang.” Balas sang ayah dan ibu bersamaan kemudian mereka memeluk anak kesayangannya itu.

“Tentu ayah ibu, aku tau kalian sibuk juga untuk kebaikan ku, sekarang waktunya bersenag-senang. Pak Ahmad ayo ngebut.. Aku sudah tidak sabar.. Hehehe.” Ucapnya sambil memperlihatkan gigi putih yang tersusun rapi.

“Baik.. Baik.. Non.” Jawab pak Ahmad dengan tertawa juga.

Mobil melaju dengan kecepatan sedang, pak Ahmad tidak mengindahkan permintaan nona mudanya karena dia tau nona kecilnya hanya bergurau memintanya untuk mengencangkan kecepatan mobil mereka.

Di jalanan berlawanan arah terlihat sebuah mobil sport melaju dengan kecepatan tinggi kemudian mobil itu oleng dan terlihat kehilangan kendali. Mobil itu masuk kejalur mobil berlawanan, mobil itu masih dengan kecepatan tinggi seperti ingin menabrakan diri kearah mobil yang mereka tumpangi.

“Awas…….” Teriak bersamaan dari bangku belakang penumpang.

***🌷🌷🌷***

10 Tahun kemudian

“Ahh sial.. Mereka mulai mengejar, aku harus pergi sekarang juga.” Seorang gadis terburu-buru keluar melewati pintu darurat dan menutupnya dengan pelan-pelan, lalu dia menyadari sesuatu.

“Ohh sial aku lupa ini lantai 15, astaga aku harap aku tidak akan mati kelelahan.” Gerutunya.

“Yaa.. Kau akan baik-baik saja, kau wanita gila ingat. Tidak akan mungkin kau akan mati hanya karena ini saja.” Seseorang menimpali ucapan gadis itu dalam earpiece yang dia gunakan yang tersembunyi rapi oleh tatanan rambut hitam panjang lurus yang tergerai indah.

“Ohh.. kau benar-benar menyebalkan. Ocehan mu tak membantu sama sekali.” Balas gadis itu dengan kesal lalu merapihkan rambutnya hingga membentuk sebuah cepolan di atas kepalanya. Kemudian dia berlari menuruni anak tangga dengan cepat.

“Bolehkah aku merobek dress ini dan melepaskan atau melemparkan sepatu konyol ini?” Tanyanya kemudian sambil terus berlari tanpa mengurangi kecepatannya meski menggunakan party dress berwarna hitam panjang yang ketat menonjolkan lekuk pinggang dan tubuhnya yang sangat indah serta dengan menggunakan high heels setinggi 12cm, namun dia tampak tidak kesulitan sama sekali dalam menuruni anak tangga dengan berlari bahkan dia melompati beberapa anak tangga sekaligus serta kadang melompati peganggan tangan pada anak tangga itu untuk mempercepat dan mempermudah dia bergerak.

“Ohhh tentu saja.. Kau.. Kau TIDAK boleh melakukannya. Kau tidak ingin di sangka sebagai gadis gila dengan bawahan dress yang compang-camping berlari dengan bertelanjang kaki bukan? Yang ada kau akan langsung tertangkap di sana. Hahaha.” Balas suara laki-laki di sebrang sana lagi dengan suara yang sangat bahagia dan itu terdengar sangat menjengkelkan baginya apalagi langsung terdengar melalui earpiece yang dia gunakan.

“Kau… Kau  benar-benar menyebalkan.” Gadis itu mendengus kesal dan memilih mematikan alat komunikasi berupa earpiece itu dan menyimpannya di dalam clutch yang dia pegang di tangannya.

‘Astaga aku masih di lantai 8.. Benar-benar hari yang sial.’ Rutuknya dalam hati. Gadis itu terus berlari menuruni anak tangga. Sesekali dia melirik ke atas dan menajamkan pendengarannya sejenak hanya untuk memastikan bahwa orang yang mengejarnya masih sangat jauh untuk menjangkaunya.

Kini dia sudah berada di lantai 6 dan dia ingin mencoba keluar dari tangga darurat itu dan menggunakan lift saja, namun sayangnya pintu darurat itu terkunci dan dia pun mencoba untuk membukanya. Beberapa kali dia mencoba membobol pintu keamanan itu namun sayang hasilnya tetap pintu itu tertutup rapat tak bergeming sama sekali.

“Astaga.. Apalagi ini, mana mungkin sebuah pintu darurat saja memerlukan pengamanan seketat ini.. Astaga.. Terserahlah! Sungguh hari yang sangat sial!!” Gerutunya lagi karena dia tidak dapat membobol kode keamanan yang ada pada pintu itu. Dan tidak mungkin dia menghabiskan waktunya di sana hanya untuk membuka paksa pintu darurat konyol itu, karena saat ini dia sedang di buru waktu.

Kemudian dia memutuskan untuk melanjutkan lagi melarikan diri menuruni anak tangga di bawah. Baru beberapa anak tangga dia lewati, dia tidak sengaja tersandung menginjak dress yang dia kenakan karena masih sangat kesal dengan masalah pintu darurat tadi. Sehingga membuat  dia tidak fokus pada pijakan tangga berikutnya yang belum sempat dia pijak dan itu akan mengakibatkan dia terjatuh terjun bebas menuju ke bawah.

‘Aahh.. Sial.. Matilah aku.. Aku pasti akan terjatuh.. Sungguh hari yang benar-benar sial.’ Dia memejamkan matanya sambil menggerutu di dalam hatinya.

Brugghh....

Bersambung.....

Malaikat

‘Aahh.. Sial.. Matilah aku.. Aku pasti akan terjatuh.. Sungguh hari yang benar-benar sial.’ Batin gadis itu, dia memejamkan matanya sambil menggerutu. Tentu saja ini adalah kecerobohannya yang sangat konyol. Bagaimana mungkin dia bisa terjatuh di tangga, sungguh sangat memalukan.

Brugghh..

Ehhhh..

‘Emhh.. Kok tidak sakit ya? Apa aku sudah mati? Tidak mungkinkan?’ Batin gadis itu, dengan perlahan dia sedikit demi sedikit membuka matanya. Di lihatnya seorang pria tampan berada di hadapannya.

Wajah tegas dengan bola mata berwarna cokelat, alis mata hitam lebat membuat kesan mata itu sangat tajam. Belum lagi hidungnya yang mancung serta bibir yang agak tebal. Jangan lupakan juga dengan tambahan sedikit jambang membuat kesan tampan angkuh dan menyeramkan. Gadis itu terpaku pada ketampanan wajah pria itu

yang tampak seperti orang asing yang sangar namun tetap dapat memesona di matanya.

'Astaga malaikat tampan, apakah benar aku sudah mati dengan cepat sampai tidak merasakan sakit sedikitpun? Dan apakah aku salah lihat? Di depanku ada malaikat tampan.' Tanyanya konyol pada dirinya sendiri.

“Bisa Menyingkir?” Kata pria itu ketus.

“Ahhh.. Ohh.. Ma'af..” Gadis itu baru menyadari bahwa posisi dia saat ini berada di atas tubuh pria itu saat terjatuh tadi.

'Astaga aku sempat berpikir aku bertemu malaikat dan mati tanpa rasa sakit, sungguh sangat konyol pikiranku saat ini.' Batinnya.

“Pantas saja tidak sakit..” Ucap gadis itu pelan namun dia yakin laki-laki  itu dapat mendengarnya dengan jelas. Laki-laki itu hanya diam tak membalas ucapannya dan hanya memberikannya tatapan dinginnya.

Gadis itu kemudian bergeser dari atas tubuh pria itu dan duduk kesamping memberi ruang kepada lelaki itu, laki-laki itu kemudian berdiri dan hendak meninggalkan gadis itu. Namun belum sempat lelaki itu beranjak melangkah pergi dari sana dia mendengar gadis itu mengaduh.

“Aduhh..” Gadis itu merasakan kakinya nyeri saat akan bergerak untuk berdiri.

’Astaga sungguh cerobohnya, bagaimana aku bisa keluar dari sini dengan cepat dan selamat jika berjalan saja aku kesulitan. Astaga....’ Gadis itu menggerutu dalam hati.

Laki-laki yang tadi akan melangkah pergi tiba-tiba membalikan tubuhnya dan kembali melihat gadis yang terduduk berselonjor di depannya kemudian laki-laki itu berjongkok dan menyibakkan rok gadis itu tanpa aba-aba.

“Hei.. Aaahh.. Apa yang kau lakukan?” Gadis itu kaget dengan tingkahlaku lelaki di depannya ini yang tanpa aba-aba membuka roknya.

“Kau terluka.” Katanya sambil memeriksa kaki gadis itu dengan cermat. Wajahnya yang serius terlihat sangat tampan. Kemudian pria itu menoleh pada wajah gadis sang pemilik kaki itu.

“Emhh.. Ahh.. Yaa.. Sepertinya kakiku terkilir.” Jawab gadis itu sambil meringis karena kedapatan memperhatikan laki-laki itu.

'Astaga memalukan sekali.'

“Akan ku panggilkan Ambulans.” Lelaki itu mengambil ponsel di saku jasnya dan mencoba menghubungi Ambulans.

“Tunggu tidak perlu.” Gadis itu dengan cepat menarik lengan lelaki itu merebut ponselnya dan dengan segera mematikan panggilan darurat yang akan tersambung itu.

“Kau terluka.” Ucap lelaki itu.

"Yaa aku tau.. Aku merasakannya tidak perlu kau ucapkan lagi dan tidak perlu kau ingatkan juga." Jawabnya ketus. Lelaki itu menaikkan sebelah alis matanya sambil memandang gadis itu dengan binggung.

“Emhh.. Ahh.. Maksudku.. Aku memiliki trauma dengan rumah sakit. Jadi jangan bawa aku kesana.” Jawabnya asal.

‘Tidak mungkin kan aku di bawa ke rumah sakit hanya gara-gara kaki terkilir. Bisa-bisa aku akan di tertawai makhluk itu selama berbulan-bulan setiap saat berpapasan dengannya nanti.’ Batin gadis itu ngeri membayangkan apa yang akan terjadi nantinya.

“Lalu?” Tanya pria itu sambil menaikan alis matanya.

'Astaga,, Tampan sekali.' Batinnya sambil memandangi lelaki itu.

Sebelum sempat menjawabnya dari kejauhan gadis itu bisa mendengar bahwa para pengejarnya sudah akan memeriksa pintu darurat saat ini, tinggal menunggu beberapa saat pasti dia akan tertangkap jika mengingat kondisi dia seperti saat ini itu tentu akan menghambat pergerakannya untuk melarikan diri dengan cepat.

“Emmh bisakah kita pergi meninggalkan tempat ini? Tetapi jangan kerumah sakit kumohon. Aku benar-benar tidak ingin kerumah sakit.” Ucap gadis itu memelas. Laki-laki itu hanya diam dan mengernyitkan dahinya.

“Awh.. Aduh..” Rintih gadis itu berpura-pura mencoba bangkit berdiri.

“Baiklah ikut aku.” Lelaki itu membantu sang gadis berdiri dan membantunya berjalan menaiki beberapa anak tangga.

“Kita akan ke mana? Kau tidak bermaksud akan membawaku naik hingga tangga lantai atas bukan? Benarkan?” Tanya gadis itu.

“Astagaaa.. Serius yang ada kaki ku akan patah dan lepas jika kita terus naik ke lantai atas.” Ucapnya lagi dengan ngeri.

'Ohh tidak, bisa-bisa kita bertemu dengan orang yang mengejarku.. Mati aku..’ Batin gadis itu. Laki-laki itu hanya diam tak menjawab perkataan apapun yang gadis itu lontarkan.

Saat sampai pada pintu tangga lantai 6 dia berhenti dan melepaskan pegangannya pada gadis itu. Kemudian dia mengeluarkan sebuah kartu kunci pintu dan menempelkannya ke alat sensor, alat sensor itu merespon dan meminta sidik jari, laki-laki itu menempelkan ibu jarinya pada alat sensor tersebut dan kemudian alat itu merespon lagi dan meminta sensor iris mata, laki-laki itu mendekatkan wajahnya di sana agar iris matanya terlihat.

Kemudian tidak lama terdengar bunyi “Klik” tanda pintu sudah tidak terkunci lagi.

'Astaga ternyata buka pintu darurat saja seribet itu, pantas saja aku tidak bisa membukanya dari tadi. Aku harus lebih rajin belajar dengan makhluk itu sepertinya.' Batin gadis itu.

Laki-laki itu masih terdiam di sana tidak membukakan pintu dan hanya diam mengerutkan dahinya di depan pintu itu. Padahal jelas-jelas pintu itu sudah tidak terkunci lagi.

Blamm... Terdengar suara pintu tertutup dari kejauhan.

"Di sini tidak ada!!" Suara itu terdengar dari jauh oleh gadis itu.

“Di sini tidak ada!!! Cepat cari di setiap lantai lain!!! Cepat temukan gadis itu di setiap lorong!!! Bagaimanapun caranya kalian harus menemukannya!” Gadis itu mendengar samar suara berisik dan langkah kaki yang dia yakini dari lantai 15 yang iya lewati tadi.

Beberapa orang lari turun kebawah kemudian keluar menuju pintu lantai 14 untuk menyusuri di lorong itu. Sisanya lari turun untuk menyusuri setiap pintu keluar tangga darurat ini dan menuju lorong-lorong itu untuk menyisir area agar segera menemukan gadis itu. Ada juga yang mencoba naik keatas menyusuri setiap tangga darurat. Ini adalah gedung dengan 20 lantai tentu saja memerlukan waktu untuk menyusuri setiap lorong dan sudut-sudut bangunan ini.

‘Astaga mereka mulai mencari di setiap pintu keluar tangga darurat, dan mengapa laki-laki ini malah bengong di sini.’ Batin gadis itu.

“Ahhh..” Rintihan gadis itu pelan namun dapat mebuat laki-laki itu tersadar dari lamunannya dan mulai memegang handle pintu di depannya dan segera membukakannya untuk gadis itu.

Gadis itu di bantu untuk berjalan masuk, kemudian laki-laki itu menutup pintu. Terdengar “Klik”  pelan tanda pintu sudah terkunci kembali. Laki-laki itu menuntun gadis itu menyusuri koridor yang gelap minim akan pencahayaan.

‘Apa ini rumah hantu?'

'Di sini sangat gelap.' Batin gadis itu lagi.

Bersambung....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!