Hari-hari yang di lalui oleh Varo dan Rhea di Inggris sebagai pengantin baru sangatlah menyenangkan menurut mereka, pasalnya bisa di katakan Varo dan Rhea selalu menjaga komunikasi dengan baik dan bisa menempatkan diri sebagai pasangan suami istri yang semestinya. seluruh teman kampus mereka juga sudah tahu kalau mereka sudah menikah.

Tepat sebulan umur pernikahan mereka belum ada tanda-tanda Rhea berbadan dua, Rhea pun merasa sedikit lebih lega karena dia bisa melanjutkan pendidikannya dengan tenang. Varo pun juga tidak memaksa istrinya harus cepat-cepat hamil dan dia juga tidak mau juga menundanya. Kata Varo jalani aja, kalau Tuhan memang sudah percaya sama kita untuk memiliki momongan, aku akan menerimanya dengan tangan terbuka dan berusaha menjadi ayah baik untuk anak kita nantinya.

Malam ini Varo dan Rhea sedang berpelukan di atas tempat tidur, mereka baru saja menyelesaikan ritual suami istri yang hampir setiap hari mereka lakukan. Varo merasa candu dengan tubuh istrinya.

" Apa kamu tidak bosan melakukan nya setiap hari?" tanya Rhea kepada suaminya,pasalnya Varo tidak bisa melihat Rhea dalam keadaan santai, pasti Varo akan selalu minta jatah mau itu pagi,siang, sore, lalu malam sudah pasti.

" Tentu saja tidak sayang, atau jangan-jangan kamu yang bosan melayani suami tampan mu ini,"

" Tidak juga," Rhea sangat gugup mendengar pertanyaan dari suaminya, awalnya memang dia sering tidak bersemangat, tapi saat Varo sudah memberikan sentuhan pada titik-titik tertentu pada tubuhnya, Rhea pasti akan mengikuti permainan suaminya, bahkan bisa lebih ganas lagi.

" Kenapa mukamu memerah sayang, apa kamu ingin lagi?"

" Udah, Varo apaan sih," Rhea membalikan badannya karena dia merasa malu di goda oleh suaminya.

Varo memeluk Rhea dari belakang dan menggigit leher istrinya karena gemas.

" Apa ayahmu tidak pernah menelponmu?"

" Tidak, aku sudah berusaha menghubunginya tapi tetap ayah tidak mau mengangkatnya. mungkin ayah sedang sibuk," ada nada kecewa setiap kali Rhea bercerita tentang ayahnya, pasalnya selama ayahnya menikah lagi, atahntla tidak pernah perduli terhadap dirinya lagi.

" Jangan pernah merasa sendiri mulai sekarang, aku akan selalu ada di sampingmu. Bukan kah keluargaku juga keluargamu sekarang? bahkan mommy sangat sering menghubungimu dari pada aku,"

" Aku sangat bahagia sekali karena keluargamu sudah sangat baik dan mau menerimaku. Makasih suamiku, sudah memberikan aku keluarga yang sangat menyayangiku," Rhea membalikan badannya lagi dan memeluk suaminya.

" Tidak ada kata terimakasih dalam keluarga, sudah menjadi kewajiban ku sekarang untuk membahagiakanmu. tidurlah ini sudah larut malam, " Varo mengecup kening istrinya dan mereka tertidur dengan lelap.

***************

Keesokan paginya Rhea bangun terlebih dahulu dan menyiapkan sarapan untuk mereka berdua. hari ini mereka ada jam kuliah pagi. setelah makanan semua terhidang di meja makan, Rhea kembali ke kamarnya untuk membangunkan sang suami.

" Sayang, bangun ini udah pagi,kita ada kuliah pagi sekarang,"

" Iya, aku bangun sekarang," Varo bangun dari tidurnya dan langsung menyambar bibir tipis istrinya.

" Morning kiss sayang,"

" Sempet-sempetnya,"

Rhea menunggu suaminya di meja makan. setengah jam kemudian Varo sudah siap dengan pakaian casualnya dan tas ransel nya.

" Selamat pagi istriku," Varo mengecup pipi sang istri dan langsung duduk di depan istrinya.

mereka sarapan dengan sangat lahap, Varo akui memang masakan istrinya yang paling lezat.

di bulan ke empat pernikahan mereka ternyata Tuhan menitipkan malaikat kecil di perut Rhea, yang masih berumur sangat muda.tentu saja Varo menyambut suka cita berita tersebut. Varo segera menghubungi seluruh keluarganya yang ada di Indonesia.

Indonesia rumah perkebunan

" wah wah wah ternyata nggak lama kakakku akan menjadi seorang kakek,"

" tentu saja kakek yang tampan. apa bedanya sama dirimu Bima, aku akan di panggil kakek dan kamu pun juga sama karena Varo adalah keponakanmu,"

" aku sudah tidak sabar menunggu cucuku lahir," Indira hatinya sangat berbunga-bunga mendengar berita bahagia yang di sampaikan putranya tadi malam" kita bersiap-siap terbang ke Inggris sekarang juga,"

semua orang melongo mendengar perintah dari Indira. pasalnya Inggris sangatlah jauh, tentu saja akan membutuhkan banyak persiapan. apalagi mereka akan membawa anak-anak yang tidak sedikit.

" kenapa kalian bengong, ayo cepat bersiap-siap,"

" sayang apa kamu tidak bercanda?"

" kapan aku bercanda, ayo cepat kalian persiapkan diri kalian. sore ini kita akan terbang ke Inggris,"

akhirnya mau tak mau mereka mengikuti perintah dari ratu rumah perkebunan tersebut. setelah anak-anak semua pulang dari sekolahnya masing-masing, mereka segera bersiap untuk menaiki jet pribadi mereka.

" kayaknya kita harus membeli jet yang lebih bagus lagi, nanti kita akan punya banyak cucu, tentu saja jet ini tidak akan muat. tidak lama lagi anak Varo akan lahir mungkin nanti farel akan.menyisul kakaknya,"

" mom, jangan mengada-ada, aku tidak akan menikah muda seperti Abang Varo,"

".apa kamu tidak mau masih terlihat tampan saat memiliki cucu nanti, lihat mom dan dad, kami masih sangat muda sudah memiliki cucu. tentu saja kami bisa melihat cicit kami nanti,"

semua orang geleng-geleng kepala mendengar ocehan Indira. dia memang sangat menyukai anak-anak nya menikah muda. makan dia akan cepat memiliki cucu yang banyak. maka rumahnya akan tambah rame lagi.

subuh pesawat mereka sudah mendarat di bandara Inggris dan langsung saja menuju ke kediaman anaknya. tidak ada yang mengabari Varo tentang kedatangan mereka, karena semuanya serba mendadak. setengah jam perjalanan mereka telah sampai di apartemen yang di tinggali Varo dan istrinya. suasana apartemen masih sepi karena penghuninya masih terbuai di alam mimpi.

" melan bawa istirahat anak-anak di kamar, kalian juga anak-anak, istirahatlah dulu. mama ayo Dira antar kekamar mama," sedangkan Arfan dan Bima istirahat di ruang keluarga saja, tanggung masuk kamar kata mereka karena ini sudah mau pagi, lagian tadi sepanjang perjalanan kerjaan mereka hanya tidur dan sekali-sekali bermain bersama anak-anak. Indira memutuskan untuk memasak ke dapur di bantu oleh tiga art, ya memang Indira memutuskan untuk membawa tiga orang untuk membantu pekerjaan menantunya, agar menantunya tidak capek-capek bekerja dan hanya fokus untuk kuliah dan kehamilannya saja. pukul enam pagi Rhea keluar dari kamarnya bermaksud untuk membuat sarapan pagi, tapi alangkah kagetnya dia melihat ayah mertuanya dan paman dari suaminya.sedang tidur di sofa, dan saat dia terus ke dapur dia juga melihat ibu mertuanya sedang memasak dengan beberapa pelayan.

" mom, kapan mom sampai? kenapa tidak membangunkan Rhea,"

" eh sayang kamu sudah bangun? duduk saja di situ," Indira menghampiri menantunya dengan membawakan.susu ibu hamil dan sepotong roti yang berukuran lumayan besar.

" mom Rhea bisa sendiri," Rhea merasa tidak enak kepada mertuanya karena harus melayani dirinya.

" tidak, mulai sekarang kamu tidak boleh lagi masuk ke dapur ini. mommy sudah membawakan tiga pelayan untukmu,"

" apa itu tidak berlebihan mommy?"

" tidak ada yang berlebihan sayang, semua demi kebaikanmu dan calon anakmu. jadi kamu harus menuruti semua perkataan mom. ok,"

" iya mom,"

Indira meninggalkan Rhea yang sedang melahap sarapan paginya dan langsung membantu ketiga pelayan itu untuk memasak sarapan pagi untuk mereka semua. tentu saja mereka memasak dalam porsi yang banyak karena mengingat anak-anak mereka ada banyak belum di tambah dengan orang tuanya.

pukul tujuh pagi Varo keluar dari kamarnya, dan diapun sama kagetnya dengan istrinya tadi. dia melihat.daddy dan papanya sedang tidur sedangkan mommy nya sedang menata makanan di meja makan.

" mommy," Varo memeluk sang mommy dari belakang. dia sangat merindukan mommy nya. akhirnya hari ini dia bisa memeluk langsung mommynya.

plak plak

" AW AW AW," Varo melepaskan pelukannya dan melihat siapa yang memukul kepalanya menggunakan koran.

" berani sekali kau memeluk istriku sepagi ini, aku saja yang suaminya belum memeluknya. kamu kan sudah punya istri sekarang, kenapa tidak peluk istrimu saja. percuma Daddy menikahkan mu kalau masih memeluk istri orang,"

" Daddy apa-apa an sich, Varo kan meluk mommy nya Varo, kenapa Daddy yang marah. atau dad iri karena Varo hanya meluk mommy saja,"

mereka masih sibuk berdebat sedang orang-orang yang mendengar perdebatan mereka sangat menghibur pagi mereka. siapa yang menyangka kalau mereka ayah dan ini, kalau orang mengira mereka itu kakak adik.

tanpa terasa kandungan Rhea sudah memasuki bulan ke enam. dan tidak lama lagi Farrel akan ke Inggris untuk melanjutkan kuliahnya di universitas yang sama dengan Varo dan Rhea.

" apa kita sudah bisa tahu jenis kelaminnya sayang?" tanya Varo kepada istrinya dengan sangat antusias.

" sudah sayang, apa kamu memang sangat ingin mengetahui jenis kelamin anak kita sayang?"

" tentu saja, biar kita bisa menyiapkan keperluannya. bukan kah bulan depan kita sudah bisa membeli semua perlengkapannya,"

" iya sudah Var, kemana Sam dan JAFF? akhir-akhir ini aku tidak pernah melihatnya,"

" mereka sedang ada keperluan keluarga,"

" kenapa bisa bersamaan?"

" emang selama ini kamu nggak tau kalau mereka adalah saudara sepupu?"

" apa iya, kenapa aku nggak tau. mereka juga tidak pernah mengatakannya padaku,"

" karena kamu nggak pernah bertanya. lusa farel akan tiba di Inggris, kita akan menjemputnya di bandara,"

" benarkah, akhirnya rumah ini akan rame karena adanya farel,"

****************

waktu yang di tunggu pun tiba, Varo dan Rhea pun sudah menunggu kedatangan Farrel. orang yang di tunggu dengan santainya berjalan dengan cool menghampiri kakak dan kakak iparnya.

" Abang, farel kangen bang," mereka berpelukan melepas rindu karena sudah berbulan-bulan mereka tidak bertemu.selesai dengan abangnya farel beralih ke kakak iparnya. " kakak ipar apa calon keponakanku menyusahkan mu?" tanya farel sambil memberikan pelukannya juga kepada kakak iparnya.

" tidak rel, aku sangat menikmati momen ini, ayo kita pulang,. kita lanjutkan lagi pelukannya di rumah," dengan nada yang menggoda ke dua saudara itu.

sesampai di rumah Rhea menyiapkan makanan untuk suami dan adik iparnya. tidak membutuhkan waktu lama semua makanan sudah tersaji semua di meja makan. dan Rhea bersiap untuk memanggil kedua saudara itu.

ke tiga orang tersebut sudah siap di meja makan dan menyantap makanan yang di siapkan oleh Rhea.

" wah, ternyata masakan kakak ipar sangat lezat, pantasan saja Abang sekarang tambah gemuk,"

" enak saja, siapa yang bilang Abang gemuk. badan bagus kayak gini di bilang gemuk,"

" Abang nggak lihat pipi Abang yang cubby itu, coba deh bercermin,"

". sayang, emang benar aku gemuk," tanya Varo kepada istrinya.

" nggak apa-apa gemuk, tapi kamu tetap tampan kok,"

kayaknya aku harus mulai olahraga lagi sekarang, gimana kalau Rhea ninggalin aku kalau badanku seperti bapak-bapak yang perutnya buncit, sedangkan istriku masih kelihatan awet muda

" apa yang kamu fikirkan sayang? kenapa kamu melamun?"

hahahaha pasti Abang lagi mikirin badannya yang aku bilang gemuk tadi. habis kamu aku kerjain bang

" aku tidak lagi mikirin apa-apa kok sayang,"

" buktinya kamu ngelamun tadi, kamu hanya sedang di kerjain Farrel aja biar, tenang aja badanmu masih sama kayak dulu. Farrel kamu percaya,"

mata Varo mendelik ke arah adik laki-lakinya itu, bisa-bisanya dia di kerjain sama Farrel di hari pertama adiknya itu datang.

" hahahaha Abang, wajahmu sangat lucu bang, memang di kamarmu tidak ada cermin untuk kamu melihat bentuk tubuhmu itu, atau memang kepercayaan dirimu sekarang sudah luntur bang,"

" udah diem kamu, selesain makan mu dan beristirahatlah di kamar, besok kamu harus sudah mulai ke kampus kan,"

" iya bang,"

*********

keesokan harinya farel sudah bersiap-siap untuk pergi ke kampus untuk pertama kalinya, dia mengambil jurusan yang sama dengan abangnya, karna sang Daddy yang mau semua anak-anaknya untuk meneruskan semua usaha yang sudah di bangunnya selama ini.

farel sangat bersemangat untuk memulai pelajaraannya karena dia ingat dengan pesan ke dua orang tuanya.