Plak!
Plak!
Terdengar sebuah tamparan di sebuah kamar kos.
Sialan!
Brengsek!
Keparat!
Bajingan!
Umpatan-umpatan kasar keluar dari mulut mungil seorang gadis cantik.
"Kenapa? Kenapa? Kamu tega mengkhianati aku? Apa kurangku? Aku sudah menuruti semua kemauanmu?" teriak gadis itu kepada kekasihnya.
Seraya memukul-mukul dada pria tersebut.
"Stop! Hentikan! Diamlah! tenangkan dirimu akan aku jelaskan semuanya," ucap pria itu seraya memegang kedua tangan mungil itu agar berhenti memukulnya.
"Seminggu lagi aku akan menikah, karena dia sudah hamil dua bulan."
"Sialan! Dasar gila! Kamu tega mengkhianati aku?" gadis itu terus memaki-maki pria itu.
"Bukan kamu yang aku khianati tapi Adela," sentak pria tersebut.
"Dialah kekasih pertamaku, sekarang dia sedang mengandung anakku, dan aku akan menikahinya dalam minggu ini, aku sudah didesak oleh orang tua Adel dan orang tuaku,untuk segera menikah sebelum perutnya membesar. "
"Jadi selama ini kamu menduakan aku? Punya kekasih selain aku, brengsek ya kamu!" ucap gadis itu nyalang.
"Dan lebih sialnya lagi kamu menghamilinya," imbuh gadis itu.
"Maafkan aku, aku tidak bermaksud menyakiti kamu, aku mencintai kamu dan Adel," ucap Pria itu melemah.
Hati Nashita terluka tapi tidak berdarah, dia tidak habis pikir mengapa pria yang dicintainya itu tega melakukan semua itu.
"Farhan! Mulai saat ini kita putus! Kita tidak ada hubungan apa-apa lagi," bentak Nashita sembari menangis tersedu-sedu.
"Tidak! Jangan tinggalin aku, aku masih membutuhkanmu, aku masih cinta sama kamu, aku janji setelah aku menikahi Adel aku akan kembali kepadamu, aku ingin kita tetap bersama," ucap Farhan sambil memeluk Nashita dan menghujami wajah Nashita dengan ciuman, dengan harapan Nashita tidak meninggalkannya.
" Dasar gila! Sorry ya, aku tidak berselera dengan pria beristri, " sentak Nashita mendorong kasar tubuh Farhan.
Farhan tidak mau kalah, Farhan mengunci tubuh Nashita, dia tidak ingin kehilangan gadis cantik yang kini sedang dipeluknya.
Nashita berusaha memberontak sekuat tenaga, untuk saat ini Nashita merasa jijik dipeluk oleh Farhan.
"Lepasin enggak!" Bentak Nashita.
"Enggak! Sebelum kamu berjanji tidak akan pergi dariku, kalau tidak aku akan memperkosa kamu agar kamu hamil dan jadi istri keduaku," ancam Farhan.
Sungguh Nashita sangat emosi mendengar perkataan Farhan yang seenak jidatnya ingin menjadikan dirinya sebagai istri kedua.
" Enak saja,! " bentak Nashita sembari berusaha mendorong tubuh Farhan sekuat tenaga, dan akhirnya Nashita berhasil melepaskan diri, dia berlari keluar dari kamar kosnya Farhan. Dia segera mengendarai motor Maticnya menjauh dari tempat itu.
Farhan terjungkal ke atas kasur, "Sial.! umpatnya.
Farhan berusaha bangun untuk mengejar Nashita, tapi gagal Nashita sudah menghilang.
Sedangkan Nashita dengan perasaan yang campur aduk, melajukan motor Maticnya dengan kencang, dia menyesal telah bertemu laki-laki berengsek itu.
Nashita memberhentikan motor Maticnya di sebuah Taman.
Setelah memarkirkannya, Nashita memasuki area taman tersebut. Kemudian dia duduk disebuah bangku taman, dia termenung seorang diri.
Dia teringat Farhan yang sudah menghianatinya.
Air mata yang dari tadi ditahannya akhirnya mengalir juga.
Nashita terisak sendirian ditaman itu, untung saja taman tersebut dalam kondisi sepi tidak ada orang lain, selain dirinya.
Nashita sangat mencintai Farhan, dia tidak menyangka Farhan memiliki kekasih selain dirinya.
Dia pikir Farhan adalah lelaki yang baik tapi nyatanya pria itu sangat berengsek.
Tiba-tiba ada seorang laki-laki duduk di sampingnya menyodorkan sebuah saputangan berwarna hitam.
Nashita menoleh pada pria berwajah tampan itu, "Kamu?" tanya Nashita heran.
Bab 1
"Kamu? Ngapain disini?" tanya Nashita heran melihat pria tampan dan imut yang duduk di sampingnya itu.
"Dari tadi aku mengikuti kamu, aku khawatir sama kamu," ucap pria itu sembari menghapus air mata Nashita menggunakan sapu tangan miliknya.
"Udah jangan menangis lagi Nash, kamu jelek! "ucap pria tersebut seraya terkekeh.
" Ish, kamu itu ya, makasih ya, " ujar Nashita pada pria itu.
" Aku kan sudah bilang dari awal jangan terlalu percaya sama Farhan, dia itu brengsek, " ucap pria itu geram.
"Gitu-gitu juga Farhan teman kamu, Rend," ucap Nashita
"Teman sih, teman tapi aku gak suka kelakuannya yang suka mempermainkan wanita, apalagi dia sudah menyakitimu, ingin ku hajar saja wajahnya sampai babak belur," ucap Rendy dengan nada marah.
"Nashita tersenyum kecut, Aku tidak menyangka dia menduakanku dan sekarang kekasih yang lainnya tengah hamil," lirih Nashita dengan tatapan nanarnya dan matanya mulai mengembun kembali.
"Udah jangan menangis lagi, enggak pantes laki-laki seperti dia ditangisi."
"Pintaku jangan pernah dekat - dekat dia lagi," ucap Randy sembari mengusap kedua ujung mata luar Nashita dengan ibu jarinya.
"Kamu cantik! Baik! Aku yakin kamu akan mendapatkan penggantinya yang lebih
baik," ujar Rendy menyemangati Nashita.
"Rend, boleh nggak aku pinjam bahumu?"
"Sangat boleh!" jawab Rendy dengan cepat.
Rendy adalah teman yang selalu ada untuk Nashita, Rendy selalu ada kapanpun Nashita butuh.
Rendy, Nashita dan Farhan mereka saling mengenal dua tahun yang lalu, mereka bekerja menjadi pelayan di restoran yang sama.
Rendy juga sebenarnya menyukai Nashita, tapi sayang keduluan oleh Farhan.
Nashita juga mengetahui kalau Rendy menyukainya, tapi Nashita lebih memilih Farhan dengan alasan umur Rendy terlalu muda untuknya. Rendy lebih muda dua tahun dari Nashita.
Walaupun pernah ditolak oleh gadis cantik di hadapannya ini yang kini sedang bersandar di bahunya, Rendy tetap baik dan memperhatikan Nashita.
Rendy menjadikan Nashita sebagai temanya walaupun jauh di lubuk hati yang paling dalam ia menyimpan rapat - rapat rasa cinta itu.
"Pulang yuk" ! ajak Rendy.
"Enggak ah, males!" tolak Nashita.
"Tapi udah sore loh," ujar Rendy
"Tapi aku males kalau harus pulang ke kosan, aku gak mau bertemu Farhan brengsek! Apa aku pindah kosan aja ya?" ucap Nashita seraya menyandarkan Punggungnya di sandaran bangku taman.
"Nggak apa-apa jika kamu mau pindah kos, nanti aku bantu carikan," ucap Rendy.
Memang kosan Nashita saat ini satu lingkungan dengan Farhan , letaknya lebih dekat ke tempat kerja, kecuali Rendy memilih ngekos jauh dari mereka ketimbang setiap hari cemburu, melihat Nashita dan Farhan yang terkadang berbagi kamar kos.
" Nash, pulang ke kosan aku aja yuk!" ajak Rendi pada Nashita.
Nashita menoleh kepada Rendy dan mengangguk.
Nashita pikir lebih baik pulang ke kosan Rendy daripada pulang ke kosannya sendiri, dia malas kalau harus bertemu Farhan. Dia juga tidak mungkin harus tidur di jalanan, di Jakarta dia tidak memiliki sanak saudara.
Rendy dan Nashita pun beranjak dari taman tersebut, mereka mengendarai motor masing - masing menuju kosannya Rendy.
Tak berapa lama pun mereka telah sampai ke kosan Rendy.
Rendy membukakan pintu dan mempersilahkan Nashita masuk.
Tanpa ragu Nashita masuk ke dalam kamar kosan Rendy.
Dia langsung merebahkan tubuhnya di kasur milik Rendy, Rendy hanya menggelengkan kepala melihat tingkah Nashita.
Tanpa pengawasan dari orang tua Nashita menjadi gadis yang bebas, bergaul dengan siapa saja. Jika orang tuanya tahu anak gadisnya sering keluar masuk kosan laki - laki, tentunya akan murka. Bisa-bisa digantung di jemuran kayak dendeng ikan.
Nashita Elvira gadis yang cantik, ceria dan bebas.
Bab 2
Nashita merebahkan tubuhnya di kasur Rendy, "Ah nyamannya," seru Nashita seraya memejamkan matanya.
Rendy mengukir senyum, "Nash aku senang kamu berada di kamarku,jarang - jarang kamu main ke tempatku, " kata Rendy dalam hati.
Lalu dia mendekati Nashita yang sedang berbaring di kasurnya.
Ditatapnya wajah cantik Nashita yang sedang memejamkan matanya, "Kamu cantik Nash meskipun sedang kusut kayak gitu," ujar Rendy dalam hati seraya mendekatkan wajahnya agar bisa melihat Nashita lebih dekat.
Deg!
Seketika jantung Rendy berdetak kencang dia terperanjat saat Nashita membuka matanya, dan mata indah berbulu lentik itu, menatap dirinya dengan heran.
Rendy merasa dirinya sebagai pencuri yang sedang tertangkap basah.
"Ada apa?" tanya Nashita heran melihat Rendy tergagap.
"Eh, anu, aku kira kamu tertidur," ucap Rendy gugup.
Nashita mendudukkan dirinya di kasur, "Aku mandi aja dulu deh!" ucap Nashita seraya turun dari tempat tidur.
"Pinjam handuknya!" seru Nashita pada Rendy.
"Ah, Iya! tunggu sebentar, aku ambilkan!" ucap Rendy seraya beranjak menuju lemari untuk mencari handuk. Setelah menemukannya kemudian Rendy memberikannya pada Nashita.
Nashita bergegas ke kamar mandi. Sedangkan Rendy mengusap dadanya," Hupfh… kenapa aku selalu gugup ya, kalau berada di dekatnya."
"Rend…! panggil Nashita dari dalam kamar Mandi.
" Ya!" jawab Rendy seraya menoleh ke arah pintu kamar Mandi.
" Boleh gak aku pinjam kaos kamu? Bajuku jatuh barusan, " tanya Nashita dari dalam kamar mandi.
" Iya, sebentar ya, aku ambilkan! " Rendy bergegas mencari kaos miliknya di dalam lemari, setelah mendapatkannya ia menyerahkannya pada Nashita.
"Nash!" panggil Rendy.
"Ini kaosnya," ucap Rendy seraya menatap pintu kamar mandi.
"Mana?" tanya Nashita seraya menjulurkan tangannya.
Rendy terdiam melihat tangan putih, mulus agak basah sehingga nampak bulir - bulir air itu menetes.
Jantungnya berdesir hanya dengan melihat tangan Nashita.
Pikiran kotornya berkelana kemana-mana. Tiba-tiba tangan putih mulus itu menariknya kedalam kamar mandi.
Rendy terperanjat menyaksikan pemandangan indah di depannya.
"Mama.. mau.. apa kamu?" tanya Randy tergagap saat, tubuh polos Nashita yang masih basah itu mendekati dirinya.
Jantung Rendy berdegup kencang, saat Nashita menatap nakal pada dirinya.
Nashita menggodanya, Rendy sudah tidak tahan lagi. Dia pun mendekap tubuh polos itu.
Randy! Randy! panggil Nashita.
"Ah, iya Nash"
"Ngapain kamu berdiri disitu? Dan ngapain juga senyum - senyum sendiri?" tanya Nashita heran melihat tingkah Randy.
Nashita sudah selesai mandi dan sudah mengenakan kaos hitam milik Rendy.
"Hah!" Tidak! Rendy tergagap,
"Ish! ada apa denganku suka memikirkan hal-hal kotor," umpat Rendy dalam hati. Kemudian dia beranjak dari tempat itu menuju dapur.
"Kamu lapar?" tanya Rendy kepada Nashita yang sedang duduk di tepi ranjang sembari menyisir rambut hitamnya yang panjang.
"He'em" Nashita menganggukan kepalanya.
"Mau makan apa?" Mie instan atau nasi goreng?" tanya Rendy sambil membuka kulkas dan melihat-lihat di dalamnya.
" Emang kamu bisa bikin nasi goreng,? " tanya Nashita.
" Bisalah! kamarilah!" ucap Rendy melambaikan tangannya agar Nashita mendekat.
Rendy menyuruh Nashita duduk, "Kamu nonton aja ya. "
Rendy pun mempersiapkan bahan-bahan untuk membuat nasi goreng.
Rendy melarang Nashita untuk membantunya, Rendy memerintah Nashita jadi penonton saja.
Nashita tidak menyangka jika Rendy sangat ahli dalam memasak, Rendy nampak seperti chef-chef di restoran. Rendy begitu mahir dalam meracik bumbu.
Nashita sangat kagum melihat Rendy yang begitu mahir, cara masak Rendy tidak biasa, tidak seperti dirinya yang asal cemplung.
"Nasi goreng sosis ala Chef Rendy sudah siap! " seru Rendy lalu meletakan dua piring nasi goreng tersebut di meja makan.
Selain pintar memasaknya, ternyata Randy pintar juga dalam proses plating.
Sehingga nasi goreng tersebut nampak menarik dan menggiurkan.
Nashita sudah tidak sabar lagi, dia ingin segera mencicipinya.
"Hemmm… Enak banget! Maknyus! Top markotop rasanya kayak nasi goreng di restoran bintang lima," seru Nashita sambil mengangkat kedua ibu jarinya.
Rendy sangat senang dipuji oleh pujaan hatinya itu.
Mereka berdua pun memakan nasi gorengnya dengan lahap.
Babang Rendy yang baik hati dan imut.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!