Amarah Jhonatan Wijaya Pratama benar-benar memuncak ketika mendengar kabar anak smata wayangnya Bruno Wijaya Pratama bersama Istrinya telah meninggalkan kepulauan tempat Ia dibesarkan. Hubungan yang tak pernah di restui oleh Sang Ibunda membuat Bruno memilih meninggalkan kediamannya bersama Wanita pujaan hatinya Aprilia Dewi
Halo Lukas, kenapa? "Jhonatan
Tuan tolong pulang sekarang, Tuan mudah dan istrinya telah kabur dari rumah lewat trowong bawah tanah. "Lukas
Astaga,, anak itu..baiklah saya pulang sekarang Lukas, Saya akan menelfon pengawal yang berjaga di perbatasan untuk menahan Bruno. "Jhonatan.
Jhonatan Langsung bergegas pulang, dia tahu ini pasti kelakuan istrinya Shofia Wijaya yang tidak pernah merestui Bruno menikah dengan Aprilia Seorang anak yatim piatu. Selama perjalanan Jhonatan terlihat gusar, dia tidak habis pikir entah sampai kapan istrinya itu mementingkan Derajat dan golongan dari pada kebahagiaan anaknya.
Sementara itu di perbatasan Pulau
Sayang ini dimana? apakah ini masih Pulau Flores?. "Aprilia
Iya sayang, tapi ini di perbatasannya, kita jalan sebentar lagi akan tiba di pulau Bima. di sini tidak ada penjaganya, dan yang mengetahui tembusan trowongan ini hanya saya dan Ayah, kata Bruno.
Sayang apa sebaiknya kita pulang saja? saya takut kalau sampai Ayah tau kalau kita kabur. dia juga pasti marah dengan kita. lagian cepat atau lambat Ibu juga pasti merestui kita sayang...Aprilia membuang nafasnya dengan kasar, dia yakin ini keputusan yang salah, mengingat siapa keluarga Jhonatan Wijaya Pratama, percuma saja mereka lari jauh-jauh toh Jhonatan pasti melakukan berbagai cara untuk menemukan mereka.
Sayang lihat aku, mau sampai kapan kita begini? kita sudah 2 tahun menikah, dan Ibu selalu bersikap semena-menanya dengan kamu, Saya sayang sama Ibu itu makanya saya memilih pergi dari pada saya harus bertentangan dengan ibu setiap harinya. Saya tidak mau kamu menderita, kita harus memulainya dari 0, asalkan kamu tetap di samping saya selamanya..Bruno menggenggam tangan Aprilia mengisyaratkan jangan khawatir kita pasti bisa melewatinya.
Aprilia mengangguk.. Dia percaya sepenuhnya sama suami tercinta, laki-laki yang selalu menguatkanya, yang mampu membangkitkannya ketika dia tidak mampu bertahan hidup sebatang kara. "trima kasih sayang" sambil memeluk suaminya.
Mereka Berjalan di pesisir pantai hingga tiba di sebuah desa kecil, Matahari perlahan tenggelam langit mulai gelap, mereka terus berjalan hingga bertemu dengan seorang nelayan yang siap bertolak ke pulau Bima. Mereka memohon Kepada nelayan itu untuk ikut menumpang bersamanya, dengan senang hati sang nelayan mengizinkannya karena kebetulan nelayan hanya sendiri di perahu itu.
Kemana pasangan itu pergi?
akankah mereka bahagia?
ikuti terus cerita unfadeh ini yah guys🙏
Jhonatan memasuki Mansion dengan buru-buru, kesabarannya suda di ambang batas dia benar-benar marah dengan tingkah istrinya.
"Dimana ibu? ..dengan nada tinggi penuh penekan dia bertanya dengan pelayan di rumahnya
"Ibu di kamar Tuan..jawab pelayan dengan gugup melihat raut marah Tuan besarnya itu.
Jhonatan meletakan tas kerjanya sembarangan di sofa ruang tamu. Tanpa permisi dia langsung mendorong pintu dengan sekuat tenaga, pintu terbuka dan tampak sang istri dengan muka datarnya duduk santai di pinggir ranjang. Jhonatan menjatuhkan dirinya di sofa, memandang istri penuh amarah.
"Sampai kapan kamu bisa menerima Aprilia di rumah ini, bukankah anak kita bahagia bersamanya?..jhonatan berusaha mengontrol emosinya
"Sampai kapan pun saya tidak sudi punya menantu yang tidak jelas bibit, bebet, bobotnya. saya tidak rela darah wijaya pratama lahir dari perempuan rendah seperti itu, saya suda memberi pilihan kepadanya untuk meninggalkan Bruno dengan tips yang banyak, tapi dengan sok jual mahalnya dia menolak uang itu. dia pikir saya tidak baca gimiknya yang mau menguasai kekayaan wijaya pratama..Shofiana dengan kata-kata yang pedasnya membalas ucapan suaminya.
"Hahaha...dan dengan pikiran sempitmu itu kamu memberi penilaian kepada orang hanya karna latar blakangnya, ingat shof!!JWP group adalah perusahan besar dengan berbagai bidang, apakah kamu pernah berpikir dengan cara apa aprilia menguasai kekayaan Wijaya Pratama group? dan kalau dia bisa menguasainya.. kekayaan itu dia kemanakan, toh dia hanya memiliki bruno dan kita..Jhonatan tetap berusaha meyakinkan istrinya.
"Justru karna kemiskinannya itu makanya dia bersifat tamak dengan harta, kamu lihat sekarang anak kita, semenjak kenal perempuan tak berpendidikan itu dia berani membanta ibunya sendiri, itu yang kau suruh supaya saya menerimanya?? sadar pa kita hanya di kelabuhi wanita miskin itu"....shofiana masi pada pendirianya membentang pernikahan anaknya.
"tapi kamu sadarkan? dengan sifat egoismu itu Bruno memilih kabur dari rumah..anak itu tidak bisa hidup tenang tanpa istrinya, dan dia tidak rela istrinya diperlakukan tidak wajar oleh ibuny sendiri...Jhonatan menyandarkan tubuhnya ke sofa.
"haha...itu tidak mungkin, bukankah memasuki pulau kita ini hanya ada akses khusus? semuanya dijaga ketat..dia di ruang kerjamu bersama istri miskinnya itu, saya suda enek lihatnya"....shofiana dengan melipat kedua tanganya di depan dada menatap sinis ke arah suaminya yang masih sandaran di sofa. dia berpikir keras untuk meyakinkan suaminya untuk memisahkan anaknya dari istri yang tidak pernah sekalipun shofia mengakuinya. dia tidak pernah tau di ruangan kerja suaminya itu memiliki pintu yang langsung terhubung ke trowong bawah tanah dan tembus ke perbatasan pulau flores. yang mengetahui tempat itu hanya Jhonatan dan bruno, trowongan itu dibuat semenjak Jhonatan membangun mansion itu, sebelum menikah sofiana.
"Mereka kabur lewat trowongan di ruangan kerja saya, kamu tahu bawahan saya sudah menunggu di permukaan trowongan semenjak sejam yang lalu, tetapi Bruno dan istrinya belum keluar, atau mungkin mereka suda pergi jauh? karna saya mengetahui prihal ini 2 jam yang lalu"..
Jhonatan hendak melepaskan sepatunya tetapi dikejutkan oleh teriakan histeris istrinya.
"aghhkkk..apalagi rahasia yang kamu sembunyikan dari saya,? kenapa saya baru tahu sekarang mengenai trowongan itu? dan anak itu...ini pasti karna kemauan wanita sialan itu...suruh semua bawahan mu pa, seret wanita itu!! saya sudah peringatkan kamu sebelumnya..wanita itu mau menguasai keluarga wijaya..tunggu kamu miskin"...shofia membuang semua bantal dan selimut di kamar itu, dia benar-benar marah dengan tingkah suaminya yang bertingkah santai tanpa merasa bersalah menyembunyikan prihal trowongan itu.
"Tanpa kamu minta pun saya sudah menyuruh bawahan saya untuk mencari mereka, tetapi karena kamu masih menyalakan aprilia dan mau menyertnya saya akan menelfon bawahan saya untuk menghentikan pencarian, kamu pikir Bruno mau pulang kalau kamu masih egois, dia memilih pergi dan bahagia bersama istrinya dari pada berada di rumah ini..seharusnya kamu sadar dari dulu shofia anak kita bahagia dengan aprilia"...Jhonatan mengambil Hp di atas meja hendak menelfon bawahanya, tetapi ditahan istrinya.
"oke,, kalau memang itu yang membuat Bruno kembali saya tidak menyalakan aprilia, jangan membatalkan pencarian. saya tidak mau bruno pergi pa, saya berjanji mencoba menerima wanita itu" dengan mengepalkan tanganya shofia berusaha tenang, dadanya memburuh dalam hati dia benar-benar marah dengan aprilia, tetapi demi putra semata wayangnya dia berusaha menahan amarahnya..
"Bagus, coba kalau dari dulu kamu begini pasti semua ini tidak akan terjadi..kata jhonatan dan meletakan kembali HP nya...tiba-tiba Handphone berdering, dia menekan tombol hijau pada handphonenya..panggilan terhubung.
"Halo, marko bagaimana?" jhonatan
"Halo bos..mereka suda keluar dari trowongan dan informasi dari pengawal..tadi sore beberapa orang melihat sepasang suami istri jalan di sekitar sini"..jawaban dari telfon.
"semoga saja mereka belum jauh, suruh yang lain langsung ke Bima malam ini, siapa tau mereka mereka suda duluan naik kapal ke bima, karna ini sudah malam kalian tetap di desa itu tetap mencari, utus saja 5 atau 6 orang yang ke bima"...Jhonatan mulai gusar.
"Itu dia kewalahannya boss semua kapal dan perahu yang ada di desa ini suda pada berlayar semua..dan pulangnya palingan jam 04.00 subuh, apakah kami tetap menunggu boss?"..tanya marko
"Astaga..bagaimana ini?? di Bima tidak menerima jet mendarat dadakan, palingan kalau kita minta sekarang mereka izinnya besok pagi..pulanglah marko sisakan 5 pengawal di desa itu..suruh yang lain pulang karna besok pagi kalian langsung ke Bima"..sambungan telfon terputus..jhonatan mengela nafasnya, mengusap kasar wajahnya, dia juga tidak rela anaknya jauh-jauh dari dirinya.
"Bagaimana pa? apa mereka sudah ketemu?"..shofia gusar melihat raut wajah suaminya dia takut terjadi apa-apa dengan putranya.
"Mereka suda tidak ada di desa perbatasan pulau ini..kata pengawal mereka tadi sore sempat di sana di lihat oleh warga desa..besok yang lain langsung ke bima, karna yang dekat dengan pulau kita hanya bima, pasti mereka kesana". Jhonatan berdiri meninggalkan istrinya yang dilanda kegelisaan, dia berjalan ke kamar mandi, membasuh wajahnya dan menggantikan pakyan kerjanya dengan baju tidur..dia keluar kamar mandi melihat istrinya yang mondar-mandir di kamar.
"Udah jangan terlalu khawatir, mereka tidak bisa kemana-mana..yakinlah besok mereka pasti pulang, ayo makan saya suda lapar" jhonatan keluar kamar menuju meja makan..
"Iya pa duluan, nanti saya nyusul"..shofiana berusaha tersenyum..dalam hati dia mengumpat.."Oke aprilia untuk sekarang saya mengalah, tunggu apa yang saya lakukan kalau kau kembali, untung semenjak menikah saya memaksa wanita itu memakai alat kontrasepsi, yah walaupun hanya berlaku 3-5 tahun itu lumayan, biar suaminya mengira dia mandul..lalu melepasnya hahaha" kekhawatiran shofiana pun menghilang dia tersenyum penuh kemenangan.
Di tempat lain(Bhima)
"Pak berapa lama identitas kita selesai di gantikan" tanya bruno kepada pengurus identitas di tempat itu.
"Cuma sejam saja pak, sabar ya!!silahkan tunggu di luar, kalau suda kelar saya langsung panggil bapak lagi!!!"...dengan ramahnya sang pengurus mempersilahkan Bruno untuk meninggalkan ruangan itu..
Disinilah bruno bersama istrinya..dia menggantikan identitasnya bersama sang istri..dia akan meninggalkan tempat itu dengan identitas yang baru.
hay readerq♥️ selamat bergabung di cerita unfadeh ku ini😘😘
Selong merupakan sebuah kota yang terletak di lombok timur, kota yang mempunyai berbagai macam wisata itu adalah tempat yang dipilih bruno dan istrinya untuk memulai hidup baru. iyaa,, dengan identitas yang sudah di ganti " Tomi wirawan dan anastasya wirawan nama yang sudah di ganti itu mampu mengelabuhi pencarian sang ayah untuk menemukan mereka kembali..
Uang yang cukup mereka sediakan mampu membeli sebuah rumah kecil dengan memiliki 2 kamar tidur, ruang tamu, ruang makan dan dapur..Sang suami mencari pekerjaan untuk bertahan hidup..dengan modal penempuan pendidikan sampai S2 membuat bruno yang sudah diganti menjadi tomi itu mendapat posisi manajer marketing di perusahaan cemerlang pratama kota selong. tanpa mereka sadari nama Pratama di ujung perusahaan itu merupakan perusahaan milik sang ayah..Sedangkan sang istri yang pandai memasak membuka usaha warung makan kecil di rumahnya..Membuat pendopo kecil di depan rumah dengan, 2 meja kecil beserta kursinya dan satu steling yang menjejerkan berbagai menu makanannya.
Dengan wajah cerahnya sang suami pulang kerumah, memanggil istri tercintanya yang sedang berkutat menata berbagai makanan jualanya di steling yang diletakan di depan rumahnya itu
"hy,, anastasya ku..bagaimana hari ini rame?"..Bruno terkekeh mengingatkan kembali usaha mereka membiasakan memanggil nama baru itu.
"Sore Thom, Puji Tuhan hari ini lumayan rame, tau sendirikan gimana ibu titin tetangga kita sebagai ketua ibu-ibu sosialita komplex ini? dia yang bantu promosi dengan teman-temannya..terus kamu gimana apa hari ini ada kabar baik tentang lamaran pekerjaan mu?"..anastasya mencuci tangannya menghampiri sang suami, mencium punggung tangannya...tomi mengangguk dan membalas mengecup kening istrinya..
"Iya sayang, saya diterima bekerja di Cemerlang pratama sebagai manajer marketing,...ayo masuk saya lapar"...tomi merangkul pundak istrinya
"Sykurlah..akhirnya kamu diterima kerja juga tom..saya senang sekali...ayo duduk dulu saya siapkan dulu makannya..kamu mau lauk apa?"..anastasya mengambil makan dan sayur untuk suaminya..
"Tempe kayanya enak sayang..kamu suda terbiasa yah makanan pedas ala-ala lombok hhaha"..tomi menyodorkan piring makanya ketika tasya mengambil tempe untuknya.
"kamu kan tau tom posisi kita di mana?..lombok yang terkenal makannya pada pedas-pedas, jadi kita juga harus menyesuaikan, tapi di warung banyak yang minta menyediakan makanan khas folres loh, mereka ketagihan ketika kemarin saya memberi mereka mencoba makanan khas kita..hehe"...anastasya duduk di sebalah suaminya mulai menyuapkan makan ke mulutnya.
"Iya sayang, tempat ini unik, makanan khasnya pada pedas-pedas sesuai nama tempatnya lombok...syukur kalau banyak yang minat makanan khas kita juga sayang,, kamu siap saja di warung muda-mudahan laris terus"...tomi menghabiskan makanannya meneguk segelas air, lalu membantu sang istri membersihkan meja makan..aktivitas singkat yang sering dilakukannya itu, membuat istrinya tersenyum sambil geleng-geleng kepala..dari dulu tomi selalu membantu istrinya membereskan meja makan ketika selesai makan, anastasya selalu melarangnya tapi dia tak memperdulihkannya, namun itu membuat sang ibu justru menyudutkan menantunya itu, karena menurut ibunya anaknya tidak wajar melakukan itu. tapi dengan keras kepala anaknya itu mengabaikan setiap kata-kata pedas sang ibunya.
mengingat sang mertua membuat anastasya menghentikan aktifitasnya.
"Sayang, ibu sama ayah gimana kabarnya ya? saya kangen mereka"..tasya menoleh kearah suaminya yang mengantarkan piring bekas makanan mereka ke wastafel.
"nanti kita bahas, bereskan cuci piring mu, saya tunggu di ruang tamu..atau mau saya bantu?"..tawar tomi kepada istrinya.
"kamu tunggu saja de ruang tamu..ini tidak banyak, nanti saya susul"..tasya melanjutkan mencuci piring kotor bekas makanan mereka.
*Diruang tamu*
"Tasya kita sudah tekat untuk mengawal semuanya di sini, kita pasti pulang tapi ini beluma waktunya, saya tau ibu belum sepenuhnya menerima kamu kita sudah berusaha selama 2 tahun membujuknya untuk menerima kamu sebagai istri saya, tapi hasilnya masih samakan? apalagi sekarang cuma sebulan kita pergi dari rumah, ibu itu pendendam pasti dia menyalakan kamu atas kejadian ini, jadi tetaplah seperti ini di sini, ketika kita sudah mempunyai anak kita pulang mengabari orang tua ku...jika ibu masih menolaknya toh kita tinggal pulang lagi ke sini iya kan?"...tomi meyakinkan istrinya dan menggenggam tangannya..
ketika sang suami menyebut anak, tasya mulai piluh dia bingung untuk mengatakan yang sebenarnya kepada sang suami..dia bertekat untuk jujur kepada tomi apalgi mereka jauh dari mertuanya itu jadi tidak apa-apa kalau dia mengatakan sekarang kepada tomi, batin tasya.
"Thom,, maaf sebelumnya tapi saya berharap kamu tidak marah sama saya"...tasya membuang kasar nafasnya berusaha untuk tetap tenang..tomi mengerutkan dahi melihat tingkah istrinya, dia yakin pasti ada hal penting yang di sembunyikan sang istri..Dia berusaha tetap tenang menunggu istrinya melanjutkan pembicaraanya.
"Maaf selama ini saya menutupi ini dari kamu,, setelah menikah 2 tahun yang lalu saya memaki alat kontarasepsi untuk menundah kehamilan, saya memiliki alasan mengapa saya melakukanya sayang, kamu jangan marah yah!!?"..tasya menunduk menunggu reaksi suaminya itu.
"Bukan memiliki alasan namanya kalau ibu yang meminta itu, kamu lebih memilih takut dengan ibu dari pada memiliki anak dari saya, yang pasti tidak ada alasan apapun dari ibu untuk memisahkan kita jika kita memiliki buah hati"...nadah suara tomi melemah dia benar-benar kecewa dengan istrinya yang tidak mau jujur tentang hal itu dari awal, namun mengingat kerasnya sang ibu menolak pernikahan mereka membuat dia sadar, sang istri juga pasti tertekan saat itu...dia menyandarkan tubuhnya ke sofa, sang istri masih menunduk, walaupun dia tidak mengatakan dia melakukan itu karna perintah sang mertua, karena dia takut tomi semakin benci kepada ibunya, tapi tak disangka sang suami sudah menebaknya..tomi melirik kearah istrinya, dia mengangkat tanganya dan mengisyaratkan kepada istrinya untuk mendekat, tasya pun menurut walaupun hatinya tidak tenang..tomi memeluk pinggang istrinya dari samping.
"Sandar di bahu saya.., sekarang saya butuh ketenangan.. walaupun sedikit kecewa sama kamu tapi saya tau kamu juga tertekan dengan semua itu..toh alat itu bisa dilepas kan?"...tomi mencium puncuk kepala istrinya dan menghirup aroma rambut sang istri.
"Kita Ke puskesmas saja dulu besok untuk bertanya kepada perawat, soalnya alat kontrasepsi yang saya gunakan itu berjangka 3-5 tahun, apa bisa di lepaskan memang sebelum mencapai 3 tahun"..tasya membalas memeluk suaminya.
"Baiklah, yah walaupun tunggu sampai 3 tahun juga tidak apa-apa lagian tinggal beberapa bulan lagi kita genap 3 tahun menikah, saya juga tidak mau kamu kenapa-napa kalau melepaskan alat itu sebelum waktunya...kita juga bisa mengumpulkan uang selama bebarpa bulan ini ke depan sebelum kamu hamil"...tomi mengusap perut rata sang istri..
"Trima kasih sayang atas pengertianya"...tasya mencium pipi suaminya berkali-kali...tomi tersenyum, dia gemes melihat tingkah laku istrinya.
"haha,, jangan menggoda saya tasya..ayo tidur saya besok mulai kerja"..tomi mencubit hidung istrinya, dan tiba-tiba menggendongnya kemar..tasya kaget dan kemudian tertawa karena di gendong dadakan oleh suaminya..
reader ku ini masih tahap awal yach..jangan bosan dengan cerita unfadeh ini...salam kenal dari author😘🙏
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!