NovelToon NovelToon

OSHUN

Awal Kisah

Sejak dahulu kaum Dewa dan kaum Mogui sudah berperang. Kaisar Agung memimpin Suku Langit dan 80 tentara Dewa lainnya untuk bertempur dengan suku Mogui.

Mereka saling membunuh untuk menghentikan konflik agar seluruh Alam Semesta aman dan damai. Ia menjadi pemimpin langit dan bumi, dan semua makhluk tunduk padanya. Dialah Sang Kaisar Agung Ouranos, atau yang dikenal juga sebagai Kaisar Ou.

Pertempuran besar itu diawali oleh kedatangan seorang Putri yang bernama Bia. Ia melakukan pemberontakan pada para leluhur, dengan maksud agar segera menjadikannya sebagai pemimpin Agung Alam Semesta, karena pada saat itu belum ada yang menjadi pemimpin.

Namun permintaan tersebut ditolak oleh ketujuh leluhur setiap suku.

Karena Bia tidak terima, Ia pun mengerahkan seluruh kekuatannya demi mendapatkan posisi itu. Namun, seorang anak saat itu menghentikannya, hingga membuatnya merasa sangat malu.

Anak itulah yang kita kenal sebagai Kaisar Ouranos. Setelah kejadian itu telah lama berlalu, Bia kembali memberontak untuk yang kedua kalinya. Pemberontakan itu terjadi setelah Kaisar Ou diangkat menjadi pemimpin Agung.

"548 Tahun sepertinya sudah sangat cukup untukmu memimpin Alam Semesta ini Ouranos! Biarkan aku yang mengambil alih ...!!" Ucap wanita berambut hitam legam itu dengan lantangnya.

Matanya tampak merah padam. Manik matanya besar, dilengkapi dengan sorot mata yang tajam, sehingga sangat terlihat jelas keinginan membunuh yang teramat dalam darinya. Aura yang dipancarkan wanita itu penuh dengan aura kebengisan yang sangat gelap.

Sambil mengacungkan pedang besar dengan guratan merah menyala miliknya, ia menyeringai tipis. Kemudian, dengan sigap Bia melancarkan serangannya bertubi-tubi pada Kaisar Ou.

Tetapi semua serangan itu dapat dihindari Kaisar dengan sangat mudah.

"Ini sungguh tidak adil, kenapa harus kau yang jadi Kaisar Agung!! Aku ... aku Bia, lebih layak daripada kau Ouranoss!!" Teriak Bia sambil menggeram layaknya seekor serigala kelaparan yang bertemu mangsanya.

Ia seperti sedang kerasukan puluhan iblis. Iblis yang dirasuki puluhan iblis, sepertinya begitu penggambaran yang cocok untuknya.

Bia terus menyerang Kaisar Ou dengan jurus- jurus andalannya, begitu pun dengan Kaisar Ou yang dengan tenang menangkis dan membalas serangan Bia.

Jika diamati pertarungan antara kaisar Ou dengan Bia, sungguh luar biasa hebatnya. Beruntung Kaisar Ouranos sedari awal tanggap untuk memancing Bia agar bertarung di dimensi miliknya. Jika tidak, maka alam suku Langit akan rata dan ludes dalam sekejap.

"Apa kau cemburu Bia?" Tanya Kaisar Ou dengan suara berat dan tenang seakan memiliki daya untuk menghipnotis lawan bicaranya.

Tetapi Bia hanya membisu sambil menunjukkan ekspresi geram dan kesal, sebagai tanggapannya terhadap ucapan Dewa tampan itu. Lalu Kaisar Ouranos kembali melanjutkan perkataannya,

"Makhluk yang pencemburu adalah salah satu bukti ketidak-layakannya menjadi pemimpin Agung , karena ia akan merasa segalanya tidak adil baginya. Bagaimana mungkin seorang pemimpin selalu merasa tidak adil? Lalu bagaimana jika nanti makhluk lain yang bergantung padanya akan mengadu, dan meminta perlindungan? Siapa yang akan mengadili dan diadili?" Ucap Kaisar Ou yang tetap dalam keadaan tenang namun membara dari dalam.

"Dasar Kaisar yang sombong!! Rasakan ini...!!!"

Bia berencana akan melancarkan serangan besarnya, yang sengaja Ia keluarkan dengan harapan dapat mengenai tubuh Kaisar. Dilemparkannya pedang besar yang sangat tajam dari tangannya itu.

Pedang itu dilempar dengan kecepatan kilat mengarah langsung ke tubuh Sang Kaisar. Dengan mata jeli dan timing yang tepat, Kaisar dapat menghindarinya lalu menangkap pedang itu dengan jari-jemari kokohnya.

Melihat serangannya yang sama sekali tak mempan, Bia semakin geram. Ia mulai mengeluarkan sihirnya. Sihir hitam yang sepertinya akan berkekuatan sangat dahsyat.

Karena terlalu fokus pada serangan yang akan dikeluarkannya, Bia tidak sadar bahwa Kaisar telah menyediakan suatu perangkap di satu titik di tempat itu.

Dengan insting tajamnya, Kaisar Ou tahu Bia benar-benar akan terjebak di dalamnya karena sudah termakan emosi gelap dalam dirinya.

.

.

Dengan cahaya berwarna Ungu yang mengitari sosoknya, Kaisar Ouranos mulai mengeluarkan hembusan angin yang kencang dari telapak tangan yang dibukanya ke arah Bia.

Kemudian, hanya dengan satu jentikan jari kokohnya itu ...

Trekk...

Tepat sasaran, timing yang bagus, semuanya sempurna. Serangan sepele yang begitu singkat.

Bia masih dalam emosi gelapnya, masih sibuk bertahan dan membaca mantra, sampai-sampai tidak sadar angin kencang itu telah mendorongnga ke perangkap yang dibuat Kaisar Ou.

Tring... Tring... Tring...

Terdengar suara bunyian nyaring yang sangat bising. Suara itu mirip bunyi lonceng kecil yang tak kunjung berhenti.

Kemudian, muncul cahaya yang sangat terang yang datangnya entah darimana, menyelimuti tubuh Bia yang telah terjebak dalam simbol jebakan yang dibuat Kaisar tadi.

Dari simbol lingkaran yang diinjak Bia bersamaan dengan datangnya cahaya, keluarlah sesuatu yang sangat mirip dengan akar pohon. Akar pohon itu berwarna emas yang berkilau. Kemudian dengan cepat akar itu melilit tubuh wanita itu hingga tak bisa bergerak lagi.

Bia terkejut dan berteriak kesakitan, ia mulai merutuki Kaisar Ouranos dalam hatinya. Sihir hitam yang sebelumnya dipanggil oleh wanita itu, perlahan menghilang dihisap oleh akar pohon yang melilitnya.

Setelah menghisap habis mantra gelap itu, akar pohon tampak berubah warna menjadi emas yang kehilangan kilaunya, sehingga tampak gelap.

Nama akar pohon itu adalah Akar pohon yggdrasil.

(Yggdrasil adalah pohon kehidupan, pohon raksasa yang sangat besar dan keramat yang menghubungkan sembilan dunia dalam kosmologi Nordik. Kadangkala disebut Mímameiðr atau Lérað.)

Sihir yang dikuasai dan dikeluarkan oleh Kaisar Ou barusan adalah salah satu sihir yang sangat Agung, dan hanya bisa dikuasai oleh Dewa-Dewi yang memiliki kemampuan tingkat tinggi saja.

Dan satu-satunya orang yang bisa dan layak adalah Kaisar Agung Ouranos sendiri. Mustahil untuk lolos dari sihir kutukan ini, kecuali Kaisar Ou sendiri yang melepasnya, itupun butuh proses selama 300 tahun.

"Terlalu tergesa gesa dalam bertarung dan tidak mengamati lawan dengan baik. Kau terlalu bersemangat bertarung denganku hingga mengabaikan unsur terpenting dalam bertarung, yaitu ketenangan . Bagaimana jika kau berperang demi melindungi rakyatmu nantinya? Pasti akan berakhir seperti ini. Bagaimana? Kau masih menganggap dirimu layak? Aku bersedia memberi posisiku seandinya kau memang layak." Ucap pria berwajah tampan itu dengan sindirannya yang tajam.

Degg...

Perkataan Kaisar Ou barusan terasa seperti menikam jantung Bia, sehingga membuatnya semakin geram dan semakin membencinya. Karena tidak tahan, wanita itu berkali-kali mencoba mengeluarkan sihirnya.

Namun semakin mencoba untuk mengeluarkan kekuatan, Ia malah semakin lemah karena akar pohon yang meliliti tubuhnya itu menyerap energi besar yang jahat dari dirinya.

"Karena perbuatanmu ini sudah berulang kali kau lakukan, aku terpaksa melakukan ini padamu. Kau akan kukirim ke dimensi dimana siapapun takkan mungkin bisa menemukanmu." Ucap pria berbaju jirah itu dengan aura dingin yang mulai terasa mencekam.

Kaisar Ouranos kemudian mengayunkan kedua tangannya, membuat gerakan seperti membentuk lingkaran di udara. Ia bermaksud untuk membuka sebuah dimensi gelap dengan kekuatan sihirnya, dan melemparkan wanita tak berdaya itu sebagai hukuman atas perbuatannya.

Kaisar menolak untuk membunuhnya, karena Ia berfikir mungkin dengan apa yang dilakukannya ini Bia dapat menyadari kesalahannya.

Namun, wanita itu tampak tidak takut sedikit pun. Ia malah tertawa nyaring seperti merasa bahwa Sang Kaisar tidak ada apa-apanya.

"Kaisar oh Kaisar.. Bahkan kelembutan hatimu itu menghalangimu untuk membunuhku hari ini. Keputusanmu ini akan jadi penyesalan terbesarmu. Aku pasti akan keluar dari kutukan ini... Dan saat waktu itu sudah tiba, itu akan menjadi hari terakhirmu...!!!" Teriak wanita rapuh itu mengancam Ouranos.

"Baiklah akan kutunggu." Sahut Kaisar Ou menatapnya datar.

"Kau akan merasa lebih sakit dari apa yang kurasakan saat ini, hingga berharap mati ribuan kali!"

"Hosh..hosh... " Helaan nafas Bia membuat kalimatnya terputus.

"Dan... dan keabadianmu itu akan terasa seperti kutukan buatmu!!" Teriak wanita tak berdaya itu sambil terengah-engah dengan wajah yang dibanjiri air mata.

Bukan air mata penyesalan, tetapi air mata kebencian.

Kaisar Ho mendelik, lalu mengalihkan pandangannya dari wajah jahat tak berdaya itu. Kemudian, Ia melempar Bia dengan kekuatan sihirnya ke dalam lubang gelap, yang disebut-sebut merupakan dimensi terdalam di Alam Semesta ini.

Semenjak itu, tidak pernah ada lagi yang melakukan pemberontakan. Semuanya aman dan damai. Semua makhluk semakin mengagung-agungkan nama Kaisar Ou. Dan oleh karena itu pula tidak sedikit Dewi-Dewi cantik yang berusaha mendekati Kaisar Ouranos yang tampan dan elegan.

Sifat cuek , perkataan yang tajam, sekaligus tatapan dingin Kaisar Ouranos pun tidak mampu mematahkan semangat mereka. Karena rumorna, sifat Kaisar sebenarnya sangat lembut.

.

.

.

.

Takk

"Nah, begitulah kisah Kaisar Ouranos saat melawan penguasa suku Mogui." Ucap seorang wanita cantik sambil tersenyum menatap gadis di hadapannya.

Wanita itu tersenyum begitu tulusnya sambil menutup buku cokelat lusuh dengan guratan emas berkilau itu.

"Tapi Bibi, aku punya pertanyaan. Saat pertempuran sengit itu terjadi, siapa yang sempat-sempatnya mengabadikan kisah ini di buku sejarah Alam Semesta yang Bibi pegang itu? Bukankah Kaisar saat itu bertarung empat mata? Aku bingung mengapa kisahnya begitu detail ditulis."

Tanya wanita muda nan cantik jelita di hadapannya itu. Ia duduk manis, matanya membulat besar menatap sang Bibi penasaran.

......***......

Impian

"Tapi Bibi, aku punya pertanyaan. Saat pertempuran sengit itu terjadi, siapa yang sempat-sempatnya mengabadikan kisah ini di buku sejarah Alam Semesta yang Bibi pegang itu? Bukankah Kaisar saat itu bertarung empat mata? Aku bingung mengapa kisahnya begitu detail ditulis."

Tanya wanita muda nan cantik jelita di hadapannya itu. Ia duduk manis, matanya membulat besar menatap sang Bibi penasaran.

Si Bibi yang mendengar pertanyaan itu, kemudian tersenyum lembut sambil mengelus-elus rambut halus Oshun dengan penuh kasih sayang.

"Itu pertanyaan bagus Oshun. Saat itu Kaisar memang bertarung empat mata dengan Bia. Namun, bukan berarti Dewa-Dewa kuat tidak ada bersamanya. Saat itu ada sahabatnya, yaitu Dewa Mantis. Semua buku-buku sejarah Alam Semesta ini sejak beratus ribu tahun yang lalu hingga sekarang telah ditulis secara turun-temurun oleh Suku Langit. Karena Dewa Mantis berasal dari Suku Langit, berarti dialah yang menulisnya. Kisah-kisah di buku ini ditulis dengan apa adanya." Jelas wanita yang membacakan kisah tadi.

Ya, wanita itu adalah Bibi kandung dari Dewi Oshun.

"Oo ... Eum ... Apa Kaisar Ou itu pernah mengunjungi alam lain selain alam Suku Langit? Misalnya datang ke alam Zoi ini?"

Oshun bertanya dengan sangat antusias.

"Hmm .... biar ku ingat-ingat dulu." Ucap Bibinya sambil menopang dagu dengan kedua tangan.

Ia sedang mencoba mengingat-ingat memori lamanya.

"Ya, pernah. Tapi itu sudah sangat lamaaa sekali. Saat itu Bibi masih kecil, dan Kaisar Ou waktu itu baru akan dinobatkan menjadi kaisar Agung. Kalau tidak salah, waktu itu Ia datang hanya untuk melihat-lihat saja ke lembah ini. Waktu itu beliau pernah membantu Bibi saat hampir terlempar ke alam manusia loh." Jelas Bibi Oshun yang tanpa sadar memperlihatkan senyuman tipis saat menceritakannya.

"Oo ... Seperti apa rupa Kaisar Ou, Bibi? Apa Beliau memang orang yang sangat tampan?" Tanya Oshun yang tiba-tiba mendongakkan kepalanya, sehingga membuat Bibinya sedikit kaget dan spontan menghentikan elusan tangannya.

Mendengar pertanyaan yang dirasa cukup menggelikan itu ,wanita itu pun tersenyum sambil menggeleng-geleng kecil.

"Kan waktu itu Bibi masih kecil, Bibi tidak terlalu memperhatikan yang seperti itu. Sudah sudah, Kau pergilah belajar ke tempat kakek Ri, kau harus berbenah untuk bisa menjadi pemimpin agung suku Zoi nanti." Kata Bibinya berusaha mengelak karena arah pembicaraannya dirasa sudah mengarah pada hal yang tidak penting untuk dibahas.

"Sa-satu pertanyaan lagi Bi, Mmm ... kenapa saat itu Kaisar tidak langsung membunuh Nenek Bia saja? Kalau hanya dikutuk kan memungkinkan dia bisa lolos lagi."

Dewi kecil itu kemudian bangkit dari duduknya. Menunggu jawaban dari bibinya, ia lalu berjalan perlahan mundur ke arah pintu keluar ruangan itu, namun sesekali langkahnya terhenti.

Ia melakukan itu agar sekiranya mendapat jawaban, ia akan langsung terbang dan pergi ke tempat belajar.

Bibinya menghela napas pelan.

"Anak nakal sepertimu memang tidak tau apa-apa ya. Di Alam Semesta ini ada hal yang tidak boleh dilakukan. Segalanya memiliki konsekuensi, sekuat apa pun Kaisar ia tidak dapat menghindari konsekuensinya loh. Tugas seorang Kaisar Agung itu sangat berat, ia tentu harus menjaga keseimbangan di Alam Semesta ini. Kejahatan dan kebaikan harus seimbang, karena mereka diciptakan beriringan oleh Sang Pencipta." Jelas Bibinya.

Wanita yang dipanggil Bibi itu kemudian juga ikut berdiri, lalu berjalan menghampiri Oshun.

Ia menggapai tangan gadis dihadapannya itu dan menuntunnya keluar ruangan, seolah ingin menyuruh Oshun segera pergi dari tempat itu

Menanggapi isyarat yang diberikan Bibinya, Oshun pun segera pergi meninggalkan ruangan itu dengan seberkas senyuman manis yang diperlihatkannya.

.

.

.

Hari ini memang jadwalnya untuk mengikuti pembelajaran. Seorang Dewa dan Dewi yang terlahir dengan kekuatan asli sukunya, bukan berarti tidak membutuhkan pendidikan. Semua wajib mengikutinya, apalagi seorang calon Dewi Agung seperti Oshun.

Semua pewaris tahta kelima alam memang wajib mengikuti pendidikan Dewa Dewi di Lembah pengetahuan tempat Kakek Ri, seorang Dewa tua yang menguasai seluruh teori dan ilmu pengetahuan sihir.

Hari ini Oshun akan pergi ke tempat itu.

Tempat pendidikan itu letaknya berada di lembah pemurnian. Tempat itu memiliki suasana belajar yang terbuka, sehingga yang belajar di sana dapat menyatu dengan energi alam.

Lantainya bukan langsung dari rerumputan hijau lembah itu, namun dibuat dari batu yang lebih tinggi permukaannya dari pada daerah di sekitarnya.

Lantai yang terbuat dari batu itu ukurannya luas dan berbentuk persegi panjang. Setiap murid yang mengikuti pembelajaran dapat duduk langsung di atas lantai, dan di hadapannya tersedia meja batu dengan permukaan datar, untuk belajar.

Di muka barisan meja-meja batu itu, ada semacam panggung yang terbuat dari batu juga, ukurannya juga lumayan besar sebagai tempat pengajar saat menjelaskan materi.

"Lihat, itu si anak nakal Oshun Zoi! Dia terlambat lagi." Kata salah seorang murid laki-laki yang mengenakan pakaian serba putih di tempat itu.

"Meskipun jahil dan penuh kecerobohan, kalau dilihat-lihat dia cantik sekali ya." Kata yang seorang lagi sambil tersenyum miring.

Mereka yang mendengar ucapan pria barusan spontan mengangguk sependapat.

Gadis itu begitu gemulai, dan tampak indah ketika dilihat dari jauh. Kulit putihnya seakan memantulkan cahaya matahari yang terik.

Dan ketika sudah mendekat seperti sekarang ini, terpancar aura yang membuat hati bergetar. Matanya sangat lentik dan besar, hidungnya mancung dan menantang, bibirnya tipis dan merah alami, juga pipinya yang merah merona, membuatnya terlihat sempurna.

Hah, dia cantik sekali. Batin pria lainnya yang juga berada ditempat itu.

"Apa lihat-lihat? Belum pernah lihat orang terlambat?" Tanya Oshun dengan polosnya.

"B-bukan. Lagian tak ada yang pernah melihatmu tak terlambat kok." Jawab pria itu pada Oshun.

"Hehehe ... Cleon, kau ini terlalu jujur, kutebak kau nanti akan menjadi pewaris tahta suku perbintangan yang terjujur yang pernah ada." Kekeh pemuda suku duyung.

Oshun memang sangat akrab dengan siapa saja. Sifat jahil dan supelnya membuat namanya sangat dikenal, tetapi parasnya yang sangat cantik membuatnya lebih eksis di beberapa daerah besar.

Oshun bahkan pernah disanding-sandingkan kecantikannya dengan Dewi Bulan yang juga terkenal rupawan.

Tok Tok Tok ...

Terdengar suara semacam ketukan tongkat kayu pada meja.

"Hei, cukup basa-basinya! Kalian ke sini mau belajar atau mau bergosip?!" Sindir seorang Kakek tua yang tiba tiba muncul.

Melihat Sang Guru telah hadir, seketika 15 murid di tempat itu terdiam dan duduk rapi di tempatnya masing-masing.

"Para pewaris tertua kelima alam besar maju ke depan dan perkenalkan diri kalian. Ini hari pertama kalian masuk kelasku kan?" Ucap guru tua yang bernama Ri itu.

Guru Ri memerintahkan agar kelima pewaris tertua dari setiap suku maju untuk memperkenalkan dirinya. Pewaris tertua berarti pewaris utama yang akan menjadi pemimpin Agung di sukunya masing masing.

Sementara sisanya merupakan saudara atau saudari yang akan menjadi pewaris cadangan.

Dewa dari suku Perbintangan, suku Duyung, suku Bulan, suku Dimian, dan Dewi dari suku Zoi pun maju ke depan untuk memperkenalkan diri mereka masing-masing.

"Halo semua, namaku Cleon dari suku perbintangan. Aku sudah berumur 35.000 tahun, mungkin yang paling muda di sini. Terimakasih." Ucap pria bertampang lembut dengan pakaiannya yang serba putih itu.

"Hihihi." Terdengar samar-samar tawa kecil.

"Heh, Emang ada yang lucu?" Bisik Cleon pada Oshun yang tertawa kecil, dan dibalas dengan gelengan kecil dari Oshun.

"Selanjutnya."

"Ehekkm, perkenalkan aku adalah Sebasta dari suku duyung. Terimakasih."

Semua murid kembali bertepuk tangan sebagai bentuk respon baik mereka untuk para pewaris besar. Untuk belajar di lembah pemurnian ini, Sebasta harus menyesuaikan dirinya. Mengingat tempat hidupnya bukanlah di daratan.

"Namaku Damaresh, dari suku Bulan. Senang bertemu kalian semua." Pungkasnya dengan singkat, padat, dan jelas. Dan jangan lupakan ekspresi datarnya itu.

Jadi ini suku bulan? Tubuhnya seperti mengeluarkan cahaya biru, pantas saja.

Wajahnya tampan juga ya ternyata. Badannya juga bagus.

Ahh, sadar. Sadarlah Oshun... Batin Oshun dalam hati sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Haii namaku Damian, dari suku Dimian atau yang dikenal dengan suku tanah. Terimakasih guru Ri sudah mau menerimaku." Ucapnya sambil tersenyum lebar. Ia sangat ceria dan bersemangat.

"Ya ya, Selanjutnya." Balas guru Ri dengan ketus, sambil memperhatikan suatu gulungan di mejanya.

"H-halo semua, Namaku Oshun Zoi. Aku dari suku Zoi atau sebut saja suku kehidupan. Senang berkenalan dengan kalian semua." Ucap Oshun dengan tangan mengatup di dadanya.

"Hah.. Siapa yang tidak kenal kamu Oshun?" Tanya guru Ri yang dibalas Oshun dengan senyuman manisnya.

Kemudian kelima Bangsawan itu dipersilahkan untuk turun dan kembali duduk di tempatnya masing-masing.

Sesaat sebelum turun, tiba tiba guru Ri menghentikan langkah Oshun.

"Oshun, apa impianmu?" Tanya Guru Ri penasaran.

Eh? Kenapa tiba-tiba...?

"Eee ... Impianku saat ini hanya satu. Hehehe.. Aku sangat ingin bertemu dengan Kaisar Agung, dia favoritku." Ucap Oshun blak-blakan sambil tersenyum lebar.

Hoo... apa ini semacam pengakuan cinta terbuka? Batin Damian sambil menunjukkan sanyuman khasnya.

"Hmm... Tidak salah sih kalau bermimpi. Dengar aku baik baik. Kalau kemampuanmu tidak berkembang, jangankan bertemu Kaisar, menginjakkan kaki di Istana megahnya pun kau tak akan bisa." Ledek Guru Ri.

.................

*Episode Filler*

...*HIERARKI ALAM SEMESTA DAN AWAL TERBENTUKNYA *...

Di Alam Semesta ini terdapat 7 hierarki yang berada di dimensi yang berbeda.

1. Suku Langit / Dimensi 1 / Kerajaan Langit

Merupakan tingkatan hierarki tertinggi dan termulia di Alam Semesta. Mereka adalah Dewa Dewi yang mengatur perputaran dan keseimbangan Alam Semesta. Generasinya memiliki kekuatan sihir yang hampir semua di atas rata rata. Kaisar Agung Ouranos adalah pemimpinnya saat ini dan merupakan Kaisar Agung di Alam Semesta.

Generasi suku ini memiliki simbol sayap garuda dan pedang perak di dahi mereka, tetapi tidak selalu akan terlihat. Berdasarkan kesepakatan para petinggi suku-suku lain, beberapa Dewa yang dianggap kuat dan berpengalaman akan ditugaskan untuk mengawasi/melindungi setiap alam semesta, sesuai dengan alirannya.

Contohnya Dewa Mantis yang kekuatannya berhubungan dengan perbintangan dan galaksi , maka ia akan mengawasi suku perbintangan. Sesuai dengan namanya "Suku Langit" , berarti suku yang tidak tersentuh. Sangat sulit untuk tinggal dan diakui di tempat ini. Ini adalah tempat impian seluruh Dewa di ketujuh alam.

2. Suku Mogui / Dimensi 2 / Kerajaan Mogui

Merupakan hierarki tertinggi kedua setelah suku langit. Mereka masuk ke dalam hierarki tingkat 2 sebab kaum ini adalah kaum terkuat setelah kaum Dewa. Suku ini adalah tempat pembuangan bagi Dewa atau Dewi yang dihukum akibat perbuatan jahatnya. Namun mereka yang dihukum dapat keluar dari sini ketika memang berhasil menyelesaikan hukumannya.

Artinya, segala yang jahat berkumpul di tempat ini. Dahulu leluhur pemimpin suku Mogui ini berteman baik dengan suku suku lainnya, dan bersedia memberi tempatnya sebagai tempat penghukuman bagi mereka yang berbuat jahat. Namun, pemimpinnya yang bernama Bia terlalu dengki pada Kaisar Ouranos.

Dan akibat kejadian lampau itu, Suku langit dan suku Mogui mulai saling menyimpan rasa curiga dan was-was. Namun, tempat Mogui tetap dijadikan sebagai tempat penghukuman. Pertanyaannya, lalu bagaimana ketika suku Mogui berbuat kesalahan besar? Bagaimana mereka akan dihukum? Jawabannya, mereka akan berhadapan langsung dengan Kaisar Ouranos.

3. Suku Bulan / Dimensi 3 / Kerajaan Altalune

Merupakan suku yang sangat khas. Orang-orangnya akan memancarkan cahaya redup berwarna biru atau putih dari kulit mereka. Terkenal dengan keelokan parasnya. Suku ini termasuk suku yang ditakuti karena kemampuan menghipnotis, dan mengendalikan perasaan siapapun yang dihadapinya.

Suku ini sangat misterius, banyak rahasia yang tidak diketahui dari suku ini. Bahkan Kaisar pun juga tidak mengetahui sebagian besar tentang suku ini. Karena merupakan Dewa yang paling kuat seantero, maka alam ini diawasi langsung oleh Kaisar Ouranos sendiri, mengingat tidak ada yang sanggup mengambil tanggung jawab besar untuk mengawasinya.

Dahulu suku bulan memiliki seorang pemimpin bernama Dewi Chyntia, namun karena kejadian masa lampau menyebabkan Dewi ini harus menghilang selama ratusan ribu tahun dan tidak ada yang tahu kapan ia akan kembali.

4. Suku Kehidupan / Dimensi 4 / Kerajan Zoi

Merupakan suku kecil yang mengendalikan dan menjaga unsur-unsur kehidupan seperti ; tumbuhan , air, dan hewan. Suku ini adalah suku yang menjaga kehidupan di bumi dan diawasi oleh kaum Dewa sendiri. Suku ini sangat erat dengan ilmu pengetahuan.

Memiliki Benda pusaka yang disebut dengan pohon kehidupan. Para Dewi di suku ini terkenal akan kecantikannya. Akan sangat jarang menemukan wanita di dimensi ini. Ada yang menyebutkan bahwa dahulu leluhur mereka mendapat kutukan dari Dewa atau Dewi lain, namun ada juga yang menganggapnya sebagai anugerah dan alasan besar sang Pencipta.

Ada misteri di balik benda pusaka yang disebut pohon kehidupan ini yang bahkan tidak diketahui oleh pemimpinnya, yaitu Dewa Athan Zoi.

5. Suku Perbintangan / Dimensi 5 / Kerajaan Asterix

Merupakan suku yang mahir membaca perbintangan. Suku ini berada di bawah pengawasan suku Langit. Suku ini mengendalikan mimpi, kelahiran, serta kematian seseorang dapat diketahui oleh suku ini.

6. Suku Duyung / Dimensi 6 /  Kerajaan Delmore

Merupakan suku yang mengendalikan kehidupan khusus di dalam Air. Suku ini saling bekerjasama dengan suku kehidupan. Kekuatan suku ini sungguh tidak boleh diragukan. Meski menduduki hierarki tingkat keenam, kaumnya sungguh sangat rendah hati, disegani dan dihormati.

7. Suku Dimian (Tanah) / Diemensi 7 / Kerajaan Reiga

Merupakan tingkatan hierarki terakhir. Kaum mereka sangat membenci suku Mogui, karena suku Mogui yang selalu menghina dan merendahkan mereka. Oleh karena mereka berada di tingkatan paling rendah, mereka selalu disamaratakan dengan manusia yang fana. Sehingga melahirkan sifat keras dan egois kaumnya, namun masih bisa dikendalikan.

.

.

.

Di Alam Semesta, ketujuh hierarki ini memiliki tugas untuk melindungi dan menjaga keseimbangan bumi. Seperti halnya yang telah dipesankan oleh para leluhur mereka, yang dahulu saling bekerja sama untuk menjaga bumi dan segala isinya.

Suku Langit dan Suku Mogui adalah titik utama keseimbangan Alam Semesta yang sudah ada sejak awal, dan tidak bisa dihancurkan. Seperti halnya, jika ada kebaikan maka juga ada kejahatan, jika ada positif maka ada negatif, yin dan yang.

Namun, ratusan tahun akhir-akhir ini suku Mogui lebih menutup diri dan selalu mengelak ketika pertemuan para Dewa diadakan. Sebab mereka ingin memberontak dan tidak terima jika pemimpin Semesta berasal dari Suku Langit.

***

Dahulu Alam Semesta memang tidak dipimpin oleh siapapun, para leluhur setiap suku sepakat untuk sama sama dibawah dan sama sama diatas. Semua adalah pemimpin.

Namun seiring berjalannya waktu, justru rakyat di beberapa suku sudah mulai memberontak dan saling mempertajam kemampuan mereka, dengan harapan kelak dapat menguasai Alam Semesta.

Para tetua/leluhur setiap suku tentu merasa sedih dan tidak ingin terjadi hal yang lebih buruk lagi. Maka para leluhur memutuskan untuk menunjuk seorang pemimpin Semesta yang kuat, tangguh, dan dalam dirinya dipenuhi oleh nilai-nilai kebajikan.

Hal itu dilakukan agar tidak ada lagi yang berusaha merebut kekuasaan Alam Semesta, jika telah ditemukan sosok pemimpin yang tak terbatas dalam segala aspek.

Awalnya mustahil, karena tidak juga menemukan sosok yang sempurna sebagai pemimpin Semesta. Penyelidikan dilakukan selama ratusan tahun dengan segala beban pemberontakan yang semakin hebatnya. Belum lagi, adanya pertikaian antar para leluhur yang sempat membuat kekacauan.

Sampai pada suatu saat terjadi pemberontakan besar-besaran, yang saat itu dipimpin oleh Putri Bia dari suku Mogui. Mereka melakukan penyerangan, bermaksud agar Bia dapat menjadi penguasa Alam Semesta.

Pada awalnya Bia adalah salah seorang yang sempat dicalonkan. Namun, leluhur suku perbintangan melihat mimpi yang buruk bagi Semesta jika dipimpin oleh Putri Bia. Maka, karena merasa dikhianati, Bia pun memilih untuk memberontak.

Setelah pertarungan yang cukup panjang dan melelahkan, akhirnya datanglah seorang anak yang sepertinya berusia sedikit lebih muda dari Bia.

Awalnya semua orang di tempat itu berfikir kalau anak laki-laki itu berasal dari suku Mogui juga, karena ia memiliki aura hitam dan tajam, sehingga membuat siapapun yang melihatnya merasa takut saat itu.

Namun siapa sangka, ternyata terdapat lambang sayap garuda dan pedang perak yang tiba-tiba terpancar di dahinya. Itu artinya, anak laki-laki itu berasal dari Suku Langit.

Yang membuat anak laki-laki itu menarik adalah kekuatan sihirnya yang memiliki beragam warna. Berbeda dengan Suku Langit yang pada umumnya, sihir atau kekuatan mereka memancarkan cahaya dengan warna putih atau ungu.

Selain itu, cara bicara dan gaya bertarungnya sungguh sangat anggun dan tenang, padahal Ia adalah seorang Dewa muda.

Kata-kata yang bijaksana dan pandangan yang luas mengenai kehidupan sungguh menakjubkan, sehingga membuat para tetua/leluhur setiap suku yakin bahwa dialah yang selama ini mereka cari.

Pertarungan luar biasa kala itu pun berakhir dengan kekalahan Putri Bia dan pasukan pemberontak lainnya. Mereka pergi dari arena pertarungan dengan malu.

Para leluhur kemudian semakin tertarik dengan anak laki-laki itu, dan mencoba untuk mencari tahu latar belakangnya.

Ternyata, setelah dicari tahu, namanya adalah Ouranos. Tidak banyak yang mengenalnya, karena sejak ia dilahirkan, ia terus dibawa mengembara menyusuri Alam Semesta bersama guru yang tidak diketahui identitasnya.

.

.

Karena sudah yakin akan pilihan mereka, maka para leluhur suku pun mengangkat Ouranos menjadi Kaisar Agung Alam Semesta.

Upacara besar nan megah dilaksanakan di seluruh bagian Alam Semesta. Ada yang berbahagia karenanya, dan ada pula yang iri dan bersedih.

Semenjak diangkatnya seorang pemimpin Agung Alam Semesta, maka dibentuklah hierarki ini dengan harapan dan tujuan agar tidak ada lagi yang namanya pemberontakan.

Tetapi, 548 tahun kemudian Bia kembali memberontak untuk yang kedua kalinya. Kali ini dia bermaksud menjatuhkan Kaisar Ouranos.

Namun Bia malah berakhir dengan dikutuk dan dibuang ke dimensi tergelap.

Kaisar yakin bahwa ini adalah pemberontakan terakhir yang terjadi, lalu Kaisar Ou semakin memperketat penjagaan dengan mengawasi setiap suku oleh para Dewa-Dewi Suku Langit.

Dari saat itu hingga kini, kepemimpinan Kaisar Agung Ouranos sungguh sangat luar biasa.

Berkat kebijaksanaannya, kini Alam Semesta sudah damai dan tenteram kembali seperti sedia kala.

......................

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!