Akhirnya Anita sampai di bandara Soekarno-Hatta setelah menempuh perjalanan 1 jam lebih dari Surabaya senyum terus mengembang dibibirnya karena akan bertemu kekasih hati yang tak lain adalah Bramantyo seorang Direktur di perusahaan terbesar di Kota Jakarta.
Anita menyetop taksi menuju ke apartemen Bram.
"Ke apartemen xxx ya pak!"kata Anita.
"Siap neng,berangkat" balas Supir taksi.
Dua puluh menit kemudian taksi yang membawa Anita sampai di apartemen Bram.
"Terimakasih pak,ini ongkosnya kembaliannya ambil aja ya pak" kata Anita.
"Wah beneran ini? terimakasih neng"kata Supir taksi.
"Sama-sama pak" balas Anita
Anita pun bergegas masuk ke apartemen dan masuk ke dalam lift jari lentiknya menekan angka lima belas setelah beberapa menit anita sampai.
TING
Anita segera keluar dari lift dan segera menuju apartemen sang kekasih. Setelah didepan pintu anita ingin menekan bell tapi diurungkan karena ingin memberi kejutan dan Anita pun menekan kode keamanan di pintu tersebut.
CEKLEK
Anita membuka pintu dan masuk kedalam yang dirasakan adalah sepi sunyi dan melajutkan langkahnya ke kamar Bram akan tetapi sayup sayup Anita mendengar suara aneh.
Anita berhenti didepan pintu kamar Bram sambil menajamkan pendengarannya
suara aneh itu semakin terdengar.
Semakin penasaran anita pun membuka pintu kamar tersebut.
CEKLEK
Betapa terkejutnya Anita melihat pamandangan live didepan matanya.
"MASSSSSSS" teriak Anita yang membuat kedua orang tersebut kalang kabut.
"Sayang ini gak seperti kamu lihat" ucap Bram ketakutan.
"Aku bisa jelasin" ucapanya lagi.
Anita menatap nanar kekasih hatinya yg 10 tahun ini menemaninya walaupun harus menjalin hubungan jarak jauh.
"Apa salahku?kenapa kamu tega mas?" lirih Anita.
"Maaf sayang,aku khilaf"ucap Bram menunduk tanpa berani melihat Anita.
"Khilaf kamu bilang? hahhhh mana ada orang khilaf tapi menikmati" teriak Anita
"10 tahun mas kita menjalin hubungan ini aku sabar menunggumu untuk menikahiku tapi apa yang aku dapatkan hanyalah penghianatan dan kekecewaan" ucap Anita terisak.
" Maaf sayang,maafin aku" ucap Bram melangkah ingin memeluk Anita.
"Jangan sentuh aku dengan tangan kotormu itu baj**ngan" teriak Anita sambil menepis tangan Bram.
"Kamu jahat mas,kamu tega sama aku hiks hiks" isak Anita.
Diatas tempat tidur sepasang mata tersenyum sinis melihat pertengkaran Bram dan Anita.
" Udah deh sayang,lepasin aja wanita kolot dan kuno ini"ucap Siska enteng yg tak lain adalah partner Bram.
"Diam kamu Siska" bentak Bram.
" Tapi..." ucap Siska terpotong.
" Kau hanyalah wanita murahan jadi kau tak berhak menghina kekasihku Anita" ucap Bram tegas.
Anita yang mendengar ucapan Bram hanya menggeleng kepala dan terus terisak.
Sedangkan siska mengepalkan tangannya dan menatap anita sinis penuh kebencian.
" Apa kau bilang ??? tapi kau juga yang merebut kesucianku!"teriak Siska tak terima disebut wanita murahan.
"STOPP, aku akhiri semua ini Bram aku membencimu dan jangan pernah temui aku lagi" ucap Anita.
"Sayang aku sangat mencintaimu"balas Bram.
"Tapi sekarang aku membencimu" ucap Anita dingin.
Anita pun tak sanggup lagi berada disitu dan langsung melangkah pergi tapi tangannya cekal Bram.
"Please sayang jangan tinggalkan aku" mohon Bram.
"LEPASS" ucap Anita dingin.
"Enggak sayang"
" Udah Bram lepasin Anita,masih ada aku yang selalu ada untuk kamu" Siska.
"Diam kamu" Bram menatap nyalang Siska.
Anita pun melepas tangan Bram dari tangannya dan berlari secepat mungkin dan menyetop taksi.
Berencana kembali lagi ke Surabaya.
"Bandara pak" ucap Anita ke supir taksi.
"Siap mbk" ucap supir taksi.
Beberapa saat kemudian Anita sudah si dalam pesawat penerbangan ke Surabaya. Duduk termenung memikirkan nasibnya,air matanya terus mengalir di pipi mulusnya dan penampilan yang kacau matanya sembab hidungnya merah dan muka terlihat sendu.
Ia tak peduli dengan tatapan disekitarnya ada yang mentap aneh dan ada yang merasa iba,yang dia fikirkan adalah bagaimna kehidupan kedepannya adakah yang mau dengannya yang usianya sudah tak muda lagi? Waktunya ia habiskan untuk menunggu Bram lelaki brengsek yang telah menghianatinya
sakit sungguh sakit tapi tak berdarah.
"Mengapa rasanya sakit sekali" isak Anita.
"Dan disini juga sesak sekali" memukul mukul dadanya sendiri sambil terus menangis.
Setelah hampir dua jam perjalanan menuju Surabaya akhirnya Anita sampai di depan rumahnya.
Rumah minimalis tetapi asri yang dihuni dia dan ibunya ( Diana) seorang single parent dan ayahnya (pak Samsul) sudah meninggal dunia 5 tahun yang lalu karena penyakit komplikasi.
Berjalan perlahan memasuki rumah
"Assallamuallaikum ibu,Nita pulang" Salam Anita ketika memasuki rumah.
"Waallaikumus sallam" jawab Diana dari dapur karena Diana sedang memasak,berjalan kedepan dan melihat putri kesayangannya itu masih berdiri dan menundukan kepala.
"Lohh Nita kok sudah pulang,katanya mau di Jakarta satu minggu? apa nak Bram ikut?" tanya Diana antusias sambil melihat kedepan tapi nihil orang yang diharapkannya itu tidak ada padahal Diana rindu dengan bram yang sudah di anggap anaknya sendiri.
Mendapat pertanyaaan dari ibunya lidahnya kelu dan tak terasa air mata yang sudah ditahannya dari tadi menetes begitu saja.
Membuat Diana pun kaget bercampur bingung.
"Kamu kenapa nak? Kenapa menangis? Apakah ada yang menyakitimu nak?? " tanya Diana lagi.
Anita menjawab dengan gelengan kepala dan itu semakin membuat Diana bingung.
"Ayo duduk dulu nak,ceritakan sama ibu jangan bikin ibu takut" ucap Diana sambil menuntun anaknya untuk duduk di sofa ruang tamu.
Melihat putrinya tetap diam Diana mengusap kepala Anita lembut dan memeluknya. Diana tau kalau putrinya sedang tidak baik baik saja.
"Ceritakan keluh kesahmu kepada ibu nak" ucap Diana sambil menepuk punggung putrinya yang terisak kecil karena menahan tangisnya.
Anita melepaskan pelukkan ibunya dan melihat wajah ibunya yang terlihat sangat cemas.
Menarik nafas dalam dan menghembuskan perhalan dan Anita pun menceritakan semua yang dialaminya secara detail dan seketika itu tangis Anita pecahh.
"Hiks hiks hiks apa salahku bu? Hingga aku disakiti seperti ini? S-epuluh tahun aku menunggunya untuk siap menikahiku tapi ternyata hiks hikss" isak Anita tak mampu melanjutkan ucapnya.
Diana pun tercengang mendengar semuanya dan tak menyangka lelaki yang sudah sudah berpacaran dengan putrinya selama sepuluh tahun lamanya dibalas dengan penghianatan.
Sebelumnya Diana sangat berharap kepada Bram menjadi menantunya tapi harapan tinggalah harapan semua sudah sirna dan meninggalkan luka yang teramat dalam.
"Sudah sayang jangan menangis,ibu tau kamu sakit hati tapi mungkin ini takdir dari-NYA jika kalian tidak berjodoh,lebih baik mengetahui sekarang dari pada nanti jika kamu jadi istrinya itu akan lebih menyakitkan" ucap Diana menenangkan putrinya yang terus menangis.
"Sudah nak lupakan Bram,jalanmu masih panjang" ucap Diana sambil mengelus punggung putrinya.
Mendengar nasihat ibunya Anita pun menghapus air matanya dan melepas pelukan ibunya.
"Ibu benar aku harus melupakan Bram lelaki baj**ngan itu" ucap Anita
'Aku yakin aku bisa melupakan dia walaupun akan sulit tapi akan aku coba'. Batin Anita
"Harusnya tadi aku hajar baj**gan itu dan aku tendang itunya". Kesal Anita.
Melihat anaknya yang termenung Diana merasa iba dan air mata yang dari tadi ditahan pun mengalir juga tapi dengan cepat Diana menghapusnya.
"Ya sudah nak sudah pukul 22:10 WIB kamu mandi dulu biar putri ibu ini tambah cantik" ucap Diana sambil menoel hidung mancung Anita dan membuatnya tersenyum.
"Nah gitu donk senyum kan tambah cantik jadinya".
"Ya udah ibu mau nyiapin makan malam buat kamu dulu ya ,pasti belum makan kan?" ucap Diana sambil beranjak dari duduknya.
"Heheee belum bu" cengir Anita sambil berjalan ke kamarnya.
Didalam kamar Anita menatap nanar foto dirinya dan Bram yang tengah berpelukan mesra.
'Kamu tega Bram' batin Anita.
"Aku akan melupakanmu" ucap Anita sambil mengambil foto dan barang barang pemberian Bram dan memasukannya ke kardus setelah selesai dia bergegas mandi.
Setelah selesai mandi Anita memakai kaos oblong dan hotpant kebanggaanya.
Tok tok tok
Bunyi ketokan pintu.
"Nit ayo buruan makan" panggil Diana
"Iya bentar Bu," sahut Anita sambil berjalan keluar kamar dan berjalan keruang makan.
Sampai di meja makan Diana sudah duduk dan disusul Anita.
"Sepertinya enak ini Bu rendang dagingnya" ucap Anita sambil nasi dan teman temannya di isikan kepiringnya.
"Lho iya donk masakan Ibu gitu" ucap Diana membanggakan diri.
"Ibu gak makan?" tanya Anita ke Ibunya yang hanya duduk sambil melihatnya makan.
"Ibu udah makan tadi nak" jawab Diana dengan memperhatikan putrinya makan dengan lahap.
"Hemmm Ibu masakannya emang paling the best" puji Anita.
"Nita nambah lagi ya Bu laper banget soalnya".
"Apa menangis membuatmu kelaparan nak" tanya Diana.
Anita yang mendapat pertanyaan dari Ibunya itu pun hanya mengangguk sambil makan dengan lahap. Setelah selesai makan dan mencuci piring,kini Anita dan Diana nonton televisi bersama.
"Bu,diumur Anita yang 35 tahun ini apa ada yang masih mau denganku" tanya Anita.
''Pasti banyak yang mau lah nak,kamu itu cantik putih mulus dan body mu itu juga sexy kayak Ibu"jawab ibu dengn bercanda.
"Ihh ibuu" rengek Anita.
"Emang benar kok,lha wong Gen mu itu dari ibu yang cantik dan bohay ini" jawab Diana tergelak.
Pada dasarnya emang iya Diana itu keturunan dari ayahnya warga Negara Amerika dan ibunya asli Surabaya,maka dari itu Diana walau usia sudah 52 tahun pun masih tetap cantik dan kecantikannya munurun ke anaknya Anita yang berwajah kebulean,sedangkan suaminya Diana berkulit eksotis dan berbadan gempal.
"Ibu mah,tapikan Ibu tau sendiri Anita sudah gak muda lagi dan bisa disebut PERWAN TUA" lirih Anita.
"Nak jodoh maut itu rahasia Allah,jangan Ineskur gitu donk" sahut Diana.
"Bukan Ineskur Bu tapi Insecure" ralat Anita.
"Hehehe maklum lidah Ibu kaku".
"Jangan dipikirkan Nak,pasti Allah sekarang sedang mempersiapkan jodoh yang terbaik buat kamu,semua kejadian yang kamu alami pasti ada hikmahnya Nak jadi jangan merasa ineskur ya" nasehat Diana.
"Iya bu,aminnn" sahut Anita.
"Ya udah Bu,aku tidur dulu ya udah tengah malam" pamit Anita menuju kamarnya.
"Iya Ibu juga dah ngantukk " sahut Diana juga memasuki kamarnya.
Setelah sampai kamar Anita merebahkan tubuhnya dan menatap langit-langit kamarnya.
'Jujur aku masih mencintainya walaupun akan sulit melupakannya akan aku coba' batin Anita.
"Aku tak boleh menangisi lelaki brengsek seperti dia,cukup kali ini aja disakiti aku tidak mau jatuh cinta lagi" ucap Anita menarik nafas dalam dan menghembuskannya perlahan.
"Air mata sialann kenapa tidak mau berhenti" isak Anita.
Hiks hikss hikss
Rasa sakit hati dan kecewa semua bercampur jadi satu membuat dadanya terasa sesak
terlalu banyak menangis membuat dirinya lelah dan terlelap dalam tidurnya.
*****
Dibelahan bumi lainnya.
"Stoppp ,ini menyakitiku tolong lepaskan aku" mohon wanita itu.
"Tidak akan aku lepaskan,karena kaulah yang membuat dia pergi dari hidup ku" geram lelaki itu yang tak lain adalah Bram.
"Ampun Bram,ini sangat sakit" mohon Siska lagi.
"Hiks hikss " tangis Siska.
Hanya bisa menangis dan pasrah sudah memohon berkali kali untuk menghentikannya akan tetapi Bram seakan tidak mendengarkan permohonannya.
Bram tak peduli karena dia sangat marah dengan Siska dan inilah hukuman yang pantas untuk orang seperti Siska.
Sakit sangat sakit mungkin ini karma untuknya yang kata orang 'Karma di bayar tunai'.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!