aku dan istriku menunggu di ruangan tunggu di sebuah klinik bersalin, klinik ini sudah yang kesekian kali nya kami datangi, perasaanku tidak enak jantung berdebar debar menunggu hasil tes yang kami jalani, ya kami melakukan tes kesuburan, dari hasil yang pernah kami lakukan sebelumnya hasilnya sama istriku tidak bisa melahirkan seorang anak
kulirik wajah istriku sepertinya dia sudah tau hasil tes kali ini
"sayang kamu kok bengong gitu sih"
"nggak papa kok mas, aku sudah yakin hasilnya pasti akan sama saja " kulihat istriku berlinang air mata tapi dia mencoba untuk tetap tersenyum
dan nama kamipun di panggil dokter, kami memasuki ruangan nya, dengan hati yang deg degan aku menunggu hasil tes kali ini berharap ada keajaiban
"pak aryan dan bu naura saya minta maaf hasil tes tidak seperti yang kita harapkan, bu naura tidak bisa mengandung dan melahirkan" dokter memberikan selembar kertas hasil pemeriksaan naura
ku genggam erat tangan naura berharap dia bisa tenang, tapi dia pergi tanpa kata ku lihat ada kekecewaan dan kepasrahan dalam dirinya, aku berusaha mengejarnya dan memeluknya
"nggak apa kok sayang, kita masih bisa adopsi anak, kamu jangan sedih ya aku akan selalu mencintaimu" ku peluk erat istriku
"ayo kita pulang kamu jangan sedih biar aku yang bicara kepada kakek" aku masih mencoba menenangkan kan naura
sesampai kami di depan pintu, ku lirik sekilas naura yang tampak begitu kacau, dia ragu ragu membuka handel pintu
"kamu tenang aja, semua akan baik baik aja sayang" ku genggam erat tangan istriku
perlahan tapi pasti kami melangkah dalam rumah, ku lihat semua keluarga sudah berkumpul di ruangan keluarga, meraka pasti menunggu hasil tes kesuburan naura
"aryan... naura kalian kesini" walaupun suara kakek memanggil kami dengan lembut tapi bagi kamu sama seperti guntur yang menggelegar
aku dan naura bergabung di antara mereka, kami saling menggenggam tangan satu sama lain, aku bisa merasakan naura berkeringat, tangannya sudah basah
"bagaimana dengan tes yang kalian lakukan? jika masih sama seperti kemarin berarti kalian sudah siap bukan? seperti janji kalian tempo hari kepada kakek, jika hasilnya masih sama makan aryan akan menikah lagi, bukan kah begitu naura? naura menjawab dengan anggukan
" kamu bagaimana Arya? kakek tidak mau mendengar penolakan di antara kalian, ingat!! kakek sudah bersabar selama 10 tahun untuk menimang cucu, tapi sampai sekarang istrimu masih belum juga hamil, cuma kamu penerus keluarga kita aryan, kamu anak tunggal kakek mau cucu dari darah daging mu, bukan anak adopsi ingat kata kata kakek, kakek akan menunggu jawaban kalian besok pagi, kita akan kembali berkumpul di ruangan ini besok pagi jam 9,kalian boleh pergi"aku dan naura kembali ke kamar sedangkan mama dan papa entah pergi kemana
aku tau sifat kakek sangatlah keras, jika kakek berkata iya makas semua harus iya dan begitu juga sebaliknya
kulihat istriku menangis di sisi tempat tidur,tidak ada lagi yang bisa ku lakukan, aku dilema antara seorang anak dan hati seorang istri
"naura sayang... jangan menangis terus, nanti kamu sakit, aku akan mencoba menolak keinginan kakek besok pagi, "
"apa... menolak kata kamu hah, sepertinya kamu belum terlalu mengenal kakek mu ya walaupun kamu adalah cucunya" aku tau naura sangat terpukul sehingga dia bisa berkata sedemikian rupa padaku
"mas kamu tau tidak, bukan keinginanku menjadi wanita mandul, ini bukan inginku aku juga ingin punya anak mas, kamu harus tau itu" naura melempar semua peralatan make up nya
"maafkan mas sayang ini semua juga bukan keinginan mas, mas tidak mau berpisah denganmu mas tak ingin menyakiti hatimu, maafkan mas naura sayang maaf maaf maaf" ku peluk tubuh istriku yang saat itu dia duduk di lantai
tak terasa setelah pertengkaran kecil tadi malam aku dan naura ketiduran, kami masih berpelukan seperti tadi malam
****
matahari pagi menyilaukan mata, angin segar memasuki sudut ruangan kamar kami, kami berdua bangun masih di posisi yang sama
tok tok tok
"mas aryan mbak naura di panggil kakek di suruh keruangan keluarga sekarang, semua sudah kumpul mas" itu suara nek sumbi pembantu di rumah kami yang sudah bekerja semenjak aku masih kecil
"baik nek kami segera kesana dalam waktu lima menit"aku dan naura bersiap ke ruang keluarga, kami sudah pasrah dengan keadaan ini
aku dan naura duduk di kursi, kursi sebelah kakek dan tepat di depan kami ada mama dan papa
" sudah kakek putuskan besok lusa aryan akan menikah dengan anak cucu sahabat kakek, dia gadis cantik, pintar dan sangat menghormati orang tua"nanti malam kalian jangan pergi kemana mana kakek sudah mengundang mereka sekeluarga"
"tapi kek apakah tidak ada cara lain lagi kek, kasihan naura kek" aku meminta setengah memohon pada kakek
"oh ada, tentu saja ada kakek tidak akan memberatkan kalian" aku sudah mulai lega mendengar jawaban kakek setidak nya aku tidak mau poligami,
"tapi ada syaratnya, si naura harus hamil dan punya anak, terus kakek punya cucu, maka kamu tidak akan poligami dan naura tidak di madu, apa kalian setuju? jawaban kakek membuat jantungku berhenti berdetak beberapa menit kulihat naura meneteskan air mata,
naura berlari kedalam kamar kulihat dia menyeka pipinya, pastilah dia menangis, ku putuskan tidak mengganggu dia hari ini, ku ambil kunci mobil aku ingin ketenangan hari ini, pikiranku kacau
aku menghabiskan waktuku seharian di pinggir danau, tempat dimana aku dan naura pertama bertemu dulu, tempat dimana kita selalu mengunjungi setiap akhir pekan, tak terasa waktu sudah menunjukan jam lima sore, pastilah gadis itu sebentar lagi akan datang,
aku teringat istriku di rumah, pasti dia sangat sedih dan tidak bisa membayangkan kalau dirinya akan dimadu
"sebelum malam aku harus menemui naura, maafkan mas naura sayang, mas tak berdaya" air mata ku jatuh
***
aku, mama, papa dan kakek sudah betapa di meja makan, menunggu gadis yang akan di jodohkan denganku, aku sama sekali tidak tertarik dengan acara ini, naura tidak mau ku ajak untuk turun, jangankan untuk tersenyum bicara pun sepertinya naura enggan
tidak lama tamu yang ditunggu datang juga, aku tidak bicara sepatah katapun hanya mama papa dan kakek yang bicara dengan gadis itu
"wah cucu pak wiluyo sangat cantik, apakah sudah lulus kuliah nak? kata kakek dengan senyum ramah kepada gadis asing itu
gadis itu tersenyum manis pada kakek
" anak manis nama kamu siapa? sekarang giliran mama yang bertanya
"anya tante"
"bu Ratih punya anak cantik kok di umpetin sih"
mereka tertawa bersama
tretengggg ku dengar ada suara kaca pecah di lantai atas, kami semua bergegas melihat apa yang terjadi, aku berlari sekencang mungkin memastikan istriku baik baik saja
kami semua berlari ke arah suara pecahan kaca,hanya ada pecahan kaca seperti nya sebuah gelas, tapi tidak ada siapa siapa disini, dimana naura?
aku lantas berlari ke kamar kami, aku benar benar takut hal buruk terjadi pada naura,
"naura sayang kamu tidak apa apa kan,
kulihat istriku menangis
" ya mas aku baik kok, bahkan setelah hari ini pasti akan sangat baik bagiku, karena setiap hari aku harus melihat suami yang kucintai bersama wanita lain, kenapa harus aku mas? kenapa harus aku yang berbagi? aku yakin tidak ada seorang wanita yang rela berbagi suami dengan wanita lain mas! naura menangis dalam pelukanku
aku memutuskan tidak akan kembali bergabung dengan keluarga anya di bawah, aku memilih menemani istriku
"naura kamu sabar ya, kasih aku waktu dalam setahun, jika wanita itu sudah melahirkan nanti aku akan menceraikannya, dan itu janjiku padamu, mas janji akan menyelesaikan nya secepat mungkin sayang, mas tidak mau kamu tersiksa terlalu lama"
"kalau begitu kita bercerai saja mas, aku tidak sanggup dimadu mas,aku tidak akan tahan jika setiap malam saat aku sendirian kamu malah berduaan dengan istri muda mu, pernyataan naura membuat aku sangat terkejut mana lah mungkin aku sanggup hidup tanpa ada dirinya,
aku berlutut di kaki naura meminta agar rumah tangga kami tidak berakhir
"sayang mas mohon dengan sangat kamu jangan minta bercerai, tanpamu aku bukanlah siapa siapa,mas minta kamu bersabar hanya untuk satu tahun sayang, setelah itu semua akan kembali membaik seperti sedia kala"
"setahun bukan waktu yang singkat mas,apa aku sanggup bertahan selama itu mas, jangankan satu tahun satu minggu saja aku tak sanggup mas"
"mas mohon sama kamu sayang, bersabarlah mas tidak mau kita bercerai"
"baiklah mas tapi izin kan aku menjadi model, untuk meredakan rasa sakit ini mas, dan mas jangan melarang aku pergi kemana dan dengan siapa kalau mas masih dengan wanita itu"
"baik lah sayang keinginanmu akan mas kabulkan"
sebenarnya sebelum menikah denganku naura adalah seorang model, dan papinya yang mengelola salah satu perusahaan di bidang intertaimen, jadi naura tidak akan susah jika kembali jadi model, setelah menikah aku melarang naura melanjutkan karirnya, karena aku tidak mau kecantikan istriku di kagumi oleh banyak laki laki, tapi kali ini aku pasrah dengan keputusan naura, aku tidak mau kehilangan naura, jadi ini satu satunya pilihan terbaik
aku dan naura memilih untuk istirahat, aku jenuh ku pandangi wajah istriku, aku membayangkan waktu istriku berpose di depan umum, tapi apa boleh buat yang aku akan kulakukan bahkan lebih menyakitkan baginya
***
hari ini adalah hari terakhir sebelum aku poligami, karena besok adalah hari pernikahan ku dengan anya
ku lihat naura masih tidur dengan lelapnya,aku enggan untuk membangunkannya mungkin naura sangat lelah setelah dua hari belakangan
naura sangat tertekan dan terus menangis,
aku menuruni anak tangga karena orang tua dan kakek akan mengajak ku dan keluarga anya pergi ke boutique langganan keluarga kami, untuk memilih baju pengantin,
kami semua berangkat ketempat tujuan di sana kami sudah di tunggu keluarga anya
aku tidak mau masuk ke dalam boutique, aku menyerahkan semuanya kepada mama,
"kalian saja yang pergi kedalam aku mau mencari ada keperluan mendadak, nanti akan ku susul" ini hanya alasan ku, karena aku tidak mau bertemu dengan anya
"ya sudah kalau begitu, nanti mama telpon saat semua sudah selesai" perkataan mama ku jawab dengan anggukan
ku lakukan mobil ke sebuah taman yang tidak jauh dari sana, aku merenungi nasib ku untuk setahun ke depan, apakah aku sanggup berbuat adil, menjaga perasaan dua orang wanita yang menyandang status sebagai istriku bagaimana dengan Naura? apakah dia sanggup setahun ke depan melihat aku dan anya tinggal satu kamar?
saat aku melamun aku teringat Naura, saat aku pergi Naura masih tertidur, aku mengambil HP di kantong celana , aku mencari nama my life ya itu benar, Naura adalah hidupku
📞 halo mas,
📞kamu sudah bangun sayang, maaf tadi mas tidak bangunin kamu, mas tak tega sepertinya kamu tidur sangat nyenyak
📞 nggak apa apa mas, ini aku lagi sarapan, kamu di kantor mas?
📞 umm ng... nggak sayang, mas lagi taman nunggu mama dan papa di lagi di boutique dengan kakek juga anya
📞oh pantas lah kamu tidak bangunin aku, ternyata kamu pergi sama dia, belum juga nikah kamu sudah melupakan aku
sambungan telepon dimatikan Naura di seberang
kucoba menelpon berulang kali tapi tidak terjawab, tingkah Naura membuat aku. merasa sangat bersalah
rrrr rrrrrr
suara HP ku bergetar menandakan ada panggilan masuk, aku tidak melihat siapa yang menelpon, aku berpikir Naura menelpon balik,
📞halo maafkan mas sa. a ay
ternyata yang menelpon mama
📞nak kami sudah siap bisa jemput ke parkiran?
📞baiklah ma, tunggu sebentar aku segera berangkat
aku langsung mematikan telepon aku memilih untuk segera menjemput mereka, aku menggerutu di dalam mobil
tapi apa boleh buat aku tidak bisa menolak keinginan kakek, aku tau Naura sangat tersiksa dengan keputusan kakek
saat aku tiba di parkiran ternyata di sana juga ada anya,
"aryan kamu antar anya pulang ya, kami naik mobil lain aja, keluarga anya sudah pulang duluan, sekalian kalian kenalan"
"tapi ma.. "
" tidak ada tapi tapian, cepat kamu antar anya pulang"sekarang giliran kakek memberi perintah
aku hanya diam dan masuk kedalam mobil dan disusul anya
aku mencoba memulai komunikasi dengan wanita yang ada di sampingku, karena di sepanjang perjalanan kami berdua hanya terdiam bagaikan orang bisu,
"apakah kamu sanggup berbagi suami dengan istri yang sangat kucintai, dan maaf anya hatiku sudah tidak bisa menerima wanita lain selain naura" aku memulai percakapan dengan anya
"maaf mas aku tau kamu sangat berat menerima perjodohan ini, dan aku juga tau sangat berat bagi mbak naura untuk berbagi denganku, tapi aku tidak punya pilihan lain,bukan hanya kalian yang berat menerima perjodohan ini, aku juga sama mas, tapi inilah jalan takdirku harus menikahi seseorang yang sudah beristri, maafkan aku mas yang tidak bisa menolak perjodohan ini"
kulihat anya meneteskan air mata mungkin dia punya alasan tersendiri sama seperti aku dan naura yang tidak bisa menolak perjodohan ini, tapi apa alasannya?
kami sudah sampai di rumah anya, rumah bergaya klasik sedap di pandang mata, dan halaman yang sangat luas
aku mengantar anya sampai di depan pintu,
"terimakasih mas sudah mengantar anya pulang, dan sekali lagi anya minta maaf mas, anya sudah merusak kebahagiaan mas aryan dan mbak naura,anya janji mas setelah anya melahirkan anak mas aryan anya akan menjauh dari kehidupan mas aryan dan mbak naura"
anya kembali meneteskan air mata,
"anya aku punya ide, nanti malam kita ketemuan, tolong telpon nomor aku, dan ini kartu namaku, "
aku pergi meninggalkan kediaman anya, semoga inilah jalan terbaik untuk hubungan kami bertiga
jarum jam sudah menu jukan jam 7 malam,aku sudah bersiap menemui anya untuk melakukan rencana kami,setiap saat aku melirik hp milikku berharap anya akan menelpon ku
terrrrt terrrt hp ku bergetar ternyata anya mengirimkan pesan
📩 aku tunggu di restoran di sebelah klinik di dekat rumahmu
📨 aku segera datang kesana
aku bergegas ke alamat yang dikirim anya,tidak lupa aku bawa sebuah map,untuk ku tanda tangani dan anya
setibanya aku di restoran ku lihat anya sudah duduk di pojokan aku bergegas ke tempat anya
"anya ??
"silahkan duduk dulu mas,langsung aja ya mas,mas mau ngomong apa ngajak anya ketemuan,dan apa ide yang mas katakan tadi sore,soalnya aku tidak bisa lama lama mas
"baiklah anya kita langsung saja,kita sama sama tau,pernikahan kita akan banyak pihak yang tersakiti,terutama kita bertiga,karena kita tidak bisa menolak perjodohan ini bagaimana kalau kita kawin kontrak saja,setidaknya ini adalah cara terbaik anya,supaya naura tidak kehilangan kepercayaan padaku
"k.. ka..kawin kontrak? maksudnya apa mas?
"sebelumnya aku minta maaf sama kamu anya,bukan maksud ku mau mempermainkan mu,dan tidak mengerti perasaan mu,tapi maaf sekali aku tidak bisa membagi hati dan cinta ku anya,ku harap kamu bisa mengerti,terus kita kawin kontrak maksud nya,kita tetap nikah tapi sesuai isi dalam surat kontrak ini,kamu boleh lihat isi surat perjanjian ini,jika kamu setuju silahkan tanda tangan"
anya mulai membaca dengan cermat isi dari surat perjanjian itu
"bagaimana anya,apakah kamu setuju?
"iya mas aku setuju,tapi aku boleh menambahkan isi dari surat itu kan mas?
"apa yang kamu inginkan anya?"
"boleh anya pinjam pulpen mas?biar anya yang tulis sendiri"
sementara anya menambahkan isi surat perjanjian,aku memanggil pelayan meminta dua gelas es jeruk
"mas,, minta es jeruk nya satu ya mas,anya kamu mau apa?
"es krim aja mas" ini anak pantas nya jadi adik ku bukanlah istri,masa mintanya es krim sih,pikir ku
"hmmm itu aja dulu ya mas"pelayan itu pun pergi mengambil pesanan kami,tak lama anya menulis isi surat perjanjian itu,aku hanya baca inti surat nya saja ya
anya tidak boleh bersama denganku selagi aku bersama dengan naura
anya tidak boleh meminta hanya boleh menerima jika aku mau atau tidak tidur sekamar dengannya
3.nafkah lahir akan saya penuhi,dan seadil adil sama hal nya dengan istri pertama
tugas membuat kopi sarapan bukan tugas anya,hanya boleh istri pertama
5.tidak ada kata cemburu kepada naura
6.pernikahan kita hanya berjalan sampai anya melahirkan,setelah anak lahir maka kita akan bercerai
7.mas aryan tidak boleh larang anya jalan dengan siapapun,tidak ada yang boleh tau kalau kita suami istri
8.tidak ada aturan atau larangan untuk anya
anya memberikan kertas itu dengan senyuman,kulihat ada sedikit rasa lega terpancar dimata nya,
"permintaan anya cuma 2 saja kok mas nomor 7dan 8 apakah mas sanggup
"yaa aku sanggup kalau begitu kita deal bukan"
anya hanya mengangguk dan senyum padaku tanda setuju,tak lama pelayan pun datang membawa 1 gelas es jeruk dan 1 gelas es krim,aku segera memimun es jeruk
"anya karena urusan kita sudah selesai aku pulang dulu,sampai jumpa besok hari,nikmatilah harimu saat ini karena besok gelarmu sadah menjadi istriku,oh iya es krim mu biar aku yang traktir" perkataanku hanya di jawab dengan senyuman oleh anya,aku berlalu dari hadapan anya
sesampai di rumah aku langsung pergi kekamar menemui naura,aku akan memperlihatkan surat perjanjian ini pada naura,pasti dia akan senang pikirku
dengan perlahan aku membuka handel pintu,kulihat naura berdiri di jendela,aku tidak tahu apa yang di pikirkan naura,aku berjalan sepelan mungkin agar naura tidak mengetahui kedatanganku,dengan perlahan aku memeluk pinggangnya dari belakang
"sayaaang,,mikirin apa sih?" ku peluk tubuh istriku dan ku cium kepala nya
"mikirin hari besok mas,apakah aku masih sanggup untuk berdiri,apakah aku sanggup untuk bertahan,apakah senyuman ini akan masih ada setelah kamu menikahinya apakah aku sanggp berbagi suami dengan wanita lain,semua ini sangat berat mas" kali ini naura tidak meneteskan air mata,tapi aku tau dia sangat ketakutan,cemas pasti perasaannya bercampur aduk
"sayang kamu jangan khawatir,hati mas tidak akan berpindah dari kamu,mas hanya mencintaimu,tidak ada yang lain kamu bisa lihat surat ini sayang,mas hanya menjadi suaminya sampai dia melahirkan,setelah itu kami akan bercerai,yakin lah mas tidak akan mungkin mencintainya,dia lebih pantas menjadi adik mas bukan istri,kamu jangan sedih lagi ya"
kulihat naura sedikit bersemangat daripada sebelumnya
"tapi janji ya mas,mas lebih perhatian denganku"
sekarang aku lega naura tidak sekacau yang kemarin,kami menghabiskan waktu malam ini dengan cinta
***
"saya terima nikahnya anya calista binti wiranto dengan mahar seperangkat alat sholat dan satu buah alquran di bayar tunai"
"bagaimana saksi?SAH
SAAAAAH
setelah selesai akad kami pulang,tidak ada pesta tidak ada syukuran,pernikahan aku dan anya adalah pernikahan tertutup hanya dua keluarga dan sedikit kerabat yang tau,aku tidak mau pernikahan aku dan anya diketahui banyak orang
"anya sayang anak bunda yang cantik sekarang kamu sudah jadi seorang istri,kamu harus patuh sama suami,dan anggap lah ibu mertua mu seperti bunda dan ayah"
"baik bunda anya akan selalu ingat nasehat bunda,ayah bunda makasih udah membesarkan anya,tanpa ayah dan bunda anya bukan siapa siapa"
"anak manis tidak boleh menangis,bunda dan ayah pulang dulu ya nak,biarpun kita tidak mengadakan pesta anya jangan sedih ya,yang penting anya bahagia"
"iya bunda,di sayang sama bunda dan ayah adalah anugrah bagi anya,anya tidak butuh apa lagi bun"kulihat anya menangis di pelukan orang tuanya,setelah orang tuanya masuk mobil kami pun berangkat menuju rumah
"aryan ini kakek sudah siapkan dua buah tiket keluar negri,hotel sudah kakek booking,kalian pergilah bulan madu kesana,dan mulailah bersiap karena peaawat akan berangkat jam 8 malam ini"
"tapi kek bagaimana dengan naura?pasti naura sedih kek?"
"kamu jangan pikirkan naura,naura ikut kita liburan juga ke luar kota"
"aku tidak mau pergi tanpa naura kek,kalau naura tidak ikut lebih baik aku tidak pergi kek"
"kamu ini bagaimana sih,kamu dan naura dulu kan juga kakek beri hadiah liburan selama sebulan,dengan anya cuma tiga hari,kakek tidak mau tau pokok nya kamu harus pergi,dan bawa kabar baik bila pulang nanti"
dengan kesal aku pergi ke kamar untuk berkemas dan minta izin ke naura
tapi aku tidak menemukan naura sudah kucari kesetiap ruangan tapi aku tetap tidak menemukannya,hp nya juga tidak aktif
"naura kamu ada dimana?
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!