Lana Park seorang wanita muda dengan paras ayu nan mempesona, ia masih sangat belia, gadis itu masih berusia dua puluh enam tahun. Wajahnya cantik, hidungnya mancung dan terlihat begitu rupawan. Bibirnya tipis dengan warna merah muda merona meski tidak dipoles lipstik. Badannya tinggi ramping dengan rambut panjang kecoklatan yang membuat dirinya semakin terlihat anggun.
Saat ini Lana bekerja untuk Jung Noah sebagai sekretarisnya, lelaki tampan yang usianya hanya terpaut dua tahun darinya. Noah begitu pria itu kerap disapa, adalah seorang eksekutif muda yang tengah ditatar untuk melanjutkan estafet kepemimpinan dalam kerajaan bisnis keluarganya.
Lana dan Noah adalah sahabat karib, keduanya menjalin pertemanan semenjak gadis cantik itu melanjutkan studinya di jenjang sekolah menengah atas. Bukan hanya Noah dan Lana, tetapi dalam lingkup persahabatan mereka masih terdapat seorang pria tampan yang kesehariannya adalah tampil dilayar kaca mengisi berbagai macam acara.
Dia adalah Ryu Kim, seorang aktor muda berbakat yang memiliki banyak keahlian. Bukan hanya berlakon tetapi ia juga terampil dalam bermusik, ia memiliki suara merdu juga sangat piawai saat memainkan piano.
Ketiganya menjalin persahabatan yang begitu dekat dan jelas terasa ketulusannya disana. Lana berasal dari keluarga biasa dan sederhana , akan tetapi ia begitu cerdas dan memiliki pemikiran yang sangat terbuka. Sehingga Noah begitu tertarik membawa Lana masuk kedalam dunianya, dan ia menjadikan perempuan itu sebagai orang yang paling ia percaya.
Lana memang gadis pemalu namun sebenarnya ia cukup periang jika sudah mengenalnya lebih dalam, sementara Noah lelaki tampan dengan pembawaan yang hangat dan menyenangkan. Lalu Ryu dengan wajah tampannya ia akan mudah membuat siapa saja terpesona ketika melihatnya, namun jujur saja ia sedikit pemarah. Kombinasi persahabatan yang begitu sempurna bagi ketiganya, Noah begitu menyanyangi Lana juga Ryu. Ia seperti seorang kakak lelaki yang akan siap menjaga kedua adik nya, meski ia disibukkan dengan segudang pekerjaannya.
“ Lan, jangan lupa pesan tempat untuk makan malam kita bertiga “ kata Noah saat keduanya baru saja keluar dari ruang rapat.
“ Baik Pak “ Jawab Lana dengan begitu sopan.
“ haha Pak? Kenapa tidak memanggil ku paman saja? “ Noah tertawa pelan seraya melirik kearah Lana yang kini tengah berusaha membuka pintu elevator. Namun Lana hanya mencibikkan bibirnya sebagai tanda bahwa ia kurang setuju.
Kedua orang itu segera masuk kedalam elevator saat pintu besi terbuka. Didalam sana sudah terisi oleh beberapa orang yang secara serentak menundukkan kepala penuh hormat ketikaNoah dan Lana menyusul masuk kedalam bilik besi itu.
“ Silahkan Pak “ ucap Lana lagi, saat elevator berhenti dilantai delapan dan pintu terbuka.
Pria berambut hitam tebal itu segera keluar dan berjalan dengan agak cepat untuk dapat mencapai ruangannya. Lana masih mengekor lelaki itu dan berusaha mengikuti ritme langkah kakinya yang dua kali lebih lebar darinya.
“ Lan, jadi kamu pesan tempat dimana? “ tanya Noah tepat disaat Lana membuka kan pintu ruangan untuk Direkturnya itu.
“ Le Petite Prince Pak, pukul tujuh malam “ masih dengan begitu sopan Lana menjawab pertanyaan Noah.
“ Ryu datang bukan? Lalu apakah kamu sudah mendapat izin dari Jason untuk pergi bersama kami? “ sambung Noah lagi, dengan nada bicara yang sinis.
Choi Jason adalah kekasih Lana, keduanya sudah berpacaran selama kurang lebih tiga tahun. Jason seorang dokter disebuah rumah sakit ternama di pusat kota Seoul, usianya terpaut lima tahun dari Lana.
“ Sudah Pak, dan kebetulan Oppa Jason sedang bertugas malam “ jawab Lana dengan senyuman cantik yang merekah dari kedua sudut bibirnya.
“ Bagus lah, oke apa jadwalku selanjutnya Lan? “ kini Noah meraih kursinya yang berpunggung tinggi itu dan siap melanjutkan pekerjaan nya lagi.
“ Ini Pak, draft konsep iklan mobil keluaran terbaru kita yang akan dirilis di bulan Agustus mendatang dan ini proposal yang akan kita ajukan ke calon Brand Ambassador silahkan Bapak review “ Lana mengulurkan sebuah tablet PC kearah Noah.
Lelaki itu mengamati layar Ipadnya dengan seksama, ia membaca setiap kalimat dengan begitu cermat. Belum sampai Noah menyelesaikan membaca dokumen dari perangkatnya, Lana sudah mengulurkan kembali beberapa map berwarna coklat yang baru saja ia ambil dari meja kaca yang berada tepat diseberang meja kerja Noah.
“ Lalu ini Pak, pembaharuan kontrak dan perpanjangan slot iklan televisi juga pengajuan budget dari tim marketing silahkan Bapak review “ Lana tersenyum pada Noah yang kini memasang wajah kesal padanya.
***
Pukul enam lebih tiga puluh menit terlihat Noah bersama Lana keluar dari gedung kantor menuju basement tempat parkir. Kali ini Noah tidak dijemput oleh supir pribadinya, mengingat hari ini ia dan Lana memiliki janji temu bersama Ryu.
“ Oppa, biar aku saja yang mengemudi “ ujar Lana seraya meraih kunci mobil dari tangan
Noah dan lelaki itu menuruti ucapan sahabat sekaligus sekretarisnya itu.
Mobil melaju dengan kecepatan sedang, namun tidak lama berada dijalanan mereka sudah tiba disebuah restoran khas Italia yang terlihat lengang. Kedua muda – mudi itu segera turun dari atas kuda besi, Lana lantas mengulurkan kunci pada petugas valet parking.
“ Meja sembilan “ ucap Lana pada petugas greeter yang baru saja menyapanya.
Setibanya dimeja yang dipesan oleh Lana, terlihat Ryu yang tengah mengecap caramel machiatto dari cangkir keramik berwarna putih ditangannya. Lelaki tampan itu kegirangan saat melihat kedua sahabatnya menampakkan batang hidungnya. Ia mengulurkan tangannya untuk menyambut sapaan khas ala Noah, dan tangan keduanya terlihat begitu erat saling menggenggam.
“ Wah, sulit sekali mengatur jadwal makan malam bersama mu Oppa “ kata Luna sambil menjatuhkan tubuhnya pada kursi yang berada tepat disamping Ryu.
“ Hahaha, makhlum saja dia artis papan atas “ tukas Noah kemudian.
“ Bukan aku bukan artis papan atas, nyatanya kamu tidak pernah memilihku sebagai brand ambassador perusahaan milikmu itu “ canda Ryu pada Noah.
“ Karena kamu kurang tampan dan tidak cukup mempesona seperti para member Bangtan (BTS) “ gurau Noah pada Ryu.
“ Hahaha, baiklah aku sadar diri. Lalu bagaimana Lana? Kapan rencana mu pensiun bekerja dari Noah? Lalu kekasihmu yang posesif itu, tumben sekali mengizinkanmu pergi bersama kami “ panjang lebar Ryu membuka mulutnya.
“ Aku tidak memiliki rencana pensiun, karena aku akan menyiksa Oppa Noah dengan berbagai macam jadwal yang kubuat hahaha “ Lana kegirangan mengucapkan khayalannya.
Noah yang tengah sibuk memilih menu hanya tersenyum kecil sembari menggeleng – gelengkan kepalanya pelan. Ia sudah tidak heran lagi dengan sikap Lana, gadis itu benar – benar menjalankan perannya dengan begitu baik. Saat didalam kantor ia akan berlaku penuh integritas melayani Noah sebagai sekretarisnya. Namun jika sedang berkumpul bersama, Lana akan berubah menjadi gadis manja nan menggemaskan juga sebagai sahabat perempuan yang akan dengan terbuka memberikan masukkan ketika diminta.
Bagi Noah, Lana adalah seorang perempuan yang selalu tahu porsi dan tempatnya. Ia begitu berwibawa saat bekerja, ia akan dengan begitu mudah memisahkan perannya sebagai karyawan juga sebagai teman.
Sementara dimata Ryu, Lana adalah perempuan luar biasa yang sudah sepatutnya dikagumi oleh banyak pria. Bukan hanya karena parasnya yang jelita, tetapi juga karena pembawaannya yang begitu anggun dan mempesona. Ia perempuan tangguh, ia benar – benar dapat diandalkan dalam banyak hal.
Lalu bagi Lana, Noah dan Ryu adalah sosok laki – laki yang akan selalu ada baginya, apapun kondisinya mereka yang akan selalu menyediakan bahu baginya. Bahkan Jason sekalipun, kekasihnya itu terasa tidak cukup untuk menggantikan sosok Noah dan Ryu dalam kehidupan Lana.
Cast
Lana Park
(Source : Internet)
Jung Noah
(Source : Internet)
Ryu Kim
(Source : Internet)
Satu porsi pizza berukuran large dengan topping black olive dipadu dengan taburan keju yang melimpah, juga potongan daging sapi dan pinggiran roti yang renyah tersaji diatas meja. Berikut dengan pasta juga lasagna yang tampak begitu menggoda, menguarkan aroma yang gurih menyapa hidung para penikmatnya.
“ Wah “ ucap Lana dengan begitu antusias.
Paras ayunya terlihat begitu kegirangan menyambut kehadiran sajian khas Italia yang begitu menggugah selera makannya. Ryu tersenyum kecil melihat tingkah Lana yang begitu lucu dan menggemaskan dimatanya. Sementara Noah dengan sigap mengambilkan satu potong pizza berukuran besar keatas piring perempuan cantik itu.
“ Terima kasih Oppa “ Lana mengulum senyum.
“ Bulan depan aku akan ke Belanda, apakah kamu akah bergabung dengan ku Noah? “ ucap Ryu disela – sela melahap makanan yang sudah tersaji diatas piringnya.
“ Apakah ada tiket gratis untukku? “ tukas Noah ringan sembari memasukkan pasta kedalam mulutnya.
“ Ck! Disini kamu yang paling kaya mengapa minta tiket gratis padaku? “ Ryu berdecak pelan, memprotes ucapan Noah baru saja.
“ Lana? Bagaimana dengan mu? “ Ryu kini melempar tanya pada Lana yang masih sibuk memotong pizza dengan pisaunya.
“ Hmm? Aku tidak punya uang Oppa “ jawab Lana dengan lugas dan apa adanya.
Serentak Noah dan Ryu tertawa terbahak – bahak melihat wajah Lana yang begitu polos meresponi ajakan Ryu baru saja. Namun perempuan itu tidak bergeming, ia masih saja meneruskan kesibukannya, memotong pizza, memasukkan kedalam mulut mungilnya dan mengunyahnya perlahan.
“ Oppa, lalu apakah benar kabar itu? Bahwa kamu mengencani Lee Rachel? “ tanya Lana tiba – tiba pada Ryu.
“ Hahaha kamu masih percaya dengan gosip – gosip seperti itu Lan? “ Ryu menyanggah pertanyaan Lana baru saja.
“ Jika kamu percaya berita – berita itu artinya kamu belum mengenal Ryu, bagaimana mungkin dia mengencani Lee Rachel? Dia mengencani banyak perempuan Lana “ goda Noah pada Ryu.
“ Hahaha benar, Oppa tidak bisa hanya dengan satu wanita “ Lana menimpali perkataan Noah.
Ryu hanya memicingkan matanya sembari mengerucutkan bibir nya yang merona itu menanggapi godaan teman – temannya. Memang, dikalangan selebitas Ryu memang dikenal memiliki banyak teman dekat perempuan. Bahkan diawal ia memulai karirnya, Ryu sempat digosipkan memiliki hubungan khusus dengan Lana. Tetapi agensi kompak menyangkal gosip tersebut dan berusaha menutupi identitas diri Lana, karena pada dasarnya mereka memang hanya bersahabat.
“ Lalu Noah, siapa teman kencan buta mu kali ini? “ kini bergantian Ryu melempar tanya pada pria tampan yang berada disamping Lana itu.
“ Hmm, tidak ada. Berkencan akan sangat merepotkan “ Noah menjawab singkat.
“ Jika dia seperti ini biasanya yang menjadi teman kencannya adalah perempuan yang ia tidak suka Oppa “ Lana berbisik pada Ryu.
“ Haha aku bisa mendengar perkataanmu Lana! “ Noah tertawa saat mendengar ucapan Lana baru saja. Lagi – lagi ketiga nya tertawa, bahkan hanya dengan obrolan – obrolan sederhana saja muda – mudi itu tampak begitu bahagia.
Kring.. kring..kring..
Ponsel Lana yang berada diatas meja terlihat bergetar – getar pelan, layarnya juga berkedip – kedip redup. Tampak nama Jason terpampang pada tampilan depan telepon genggam milik Lana itu. Sedikit terburu – buru Lana mengunyah makanan yang masih ada didalam mulutnya, ia meneguk dengan cepat mojito didepannya.
Secepat kilat ia menyambar ponsel yang masih saja meraung – raung menunggu jawaban pemiliknya. Lana mengatur nafasnya sejenak, kemudian kali ini ia benar – benar menjawab panggilan telepon yang tengah masuk.
“ Halo Oppa “ sapa Lana pada pria diseberang sana.
“ Kamu masih diluar? Mau sampai pukul berapa kamu keluyuran? “ bukan sapaan lembut yang Lana dengar dari Jason saat itu. Justru nada bicara yang tinggi serta ucapan yang kurang menyenangkan keluar dari mulut Jason.
“ Oppa, ini masih pukul delapan malam dan aku belum menghabiskan makananku “ Lana memberikan pembelaan.
“ Kamu ingin menjadi perempuan liar? Bepergian dengan dua lelaki lain saja sudah membuatmu terlihat seperti perempuan murahan! Pulang sekarang! “ ucapan Jason yang keras terasa menusuk hati dan telinga Lana.
“ Iya Oppa, aku pulang “ jawab Lana sesaat setelah ia menghela nafasnya singkat, ia berusaha mengelola emosinya supaya Noah dan Ryu tidak melihat kesedihannya.
Lana meletakkan kembali telepon genggamnya keatas meja setelah Jason memutuskan panggilannya terlebih dulu. Kesedihan merayap dan memenuhi seluruh hati Lana, Jason sudah terlalu sering melontarkan ucapan – ucapan kasar padanya. Namun ia tidak berani menceritakan keburukan kekasihnya itu pada Noah maupun Ryu, ia takut jika kedua sahabatnya itu memintanya berpisah dari Jason.
Hati Lana sudah penuh dan utuh diisi oleh Jason, Lana seperti orang yang sudah kehilangan kecintaannya pada dirinya sendiri. Bagi Lana Jason adalah segalanya, pria yang sangat berarti. Terlebih pria itu telah berhasil mengambil hati kedua orang tuanya, lelaki seperti Jason lebih masuk akal bagi kedua orang tua Lana jika dibandingkan dengan Noah dan Ryu.
Profesi Jason masih dapat diterima secara logika oleh Lana dan orang tuanya, tidak seperti Noah dan Ryu yang begitu jelas terlihat kesenjangannya. Keduanya terlahir dengan sendok emas ditangannya, sementara Lana? Bahkan sendok perak pun ia tidak punya. Sehingga sekuat hati Lana berusaha menahan kesedihan yang terlampau sering datang menyapanya, karena Lana tidak ingin mengecewakan kedua orang tuanya yang juga sudah menaruh hati pada Jason.
“ Kenapa Lan? “ Noah menelisik perubahan wajah Lana yang kini menjadi sedikit murung.
“ Dia meminta mu pulang? Ini masih terlalu awal Lan, habiskan dahulu makan malam mu “ Ryu menyahut.
“ Tidak ada Oppa, Oppa Jason hanya memastikan ku sudah makan malam atau belum “ bohong Lana pada kedua sahabatnya.
Noah mengangguk saja mengiyakan perkataan Lana baru saja, ketiganya kembali melanjutkan makan malamnya diselingi dengan perbincangan ringan yang mengundang tawa. Hingga sejenak Lana bisa melupakan rasa sedihnya, sejenak ia bisa merasakan bahagia dikelilingi pria – pria berhati lembut seperti Noah dan Ryu.
Tidak terasa waktu berlalu dan hari kian larut, sementara Lana masih belum beranjak dari tempat nya semula. Gelak tawa dan riang canda semakin terdengar membahana memenuhi hati ketiga pemuda yang masih terhanyut dalam bincang – bincang malamnya. Lana melupakan perintah Jason untuk segera pulang kerumahnya. Ponsel yang tadinya begitu sunyi tergeletak diatas meja kembali menyuarakan nadanya, lagi – lagi nama Jason yang terpampang disana.
Melihat Jason kembali menelponnya sekelebat Lana meraih ponsel tersebut dari atas meja dan segera berjalan menjauhi Noah juga Ryu, agar ia bisa leluasa menjawab panggilan yang tengah masuk itu. Sedikit bergetar suara Lana terdengar menyapa Jason.
“ Iya Oppa? “ dengan hati – hati Lana berucap.
“ Apakah kamu bodoh?! Aku tahu kamu masih diluar! Aku sudah mengatakan bahwa kamu harus segera pulang! Tetapi kamu lebih memilih kedua pria itu dibanding aku kekasihmu? Tapi aku mengerti, wajar saja mereka jauh memiliki segalanya, begitu bukan?! “ tanpa jeda Jason meluapkan kekesalannya.
“ Oppa, maaf kan aku. Kami masih berbincang – bincang, dan tentu saja bukan seperti itu konsep hubungan kami, kami hanya berteman Oppa “ Lana berusaha menjelaskan.
“ Pulang sekarang atau kita putus? “ Jason mulai mengancam Lana.
“ Baik Oppa, aku pulang “ perempuan itu benar – benar menyerah, ia kalah dan ia memutuskan untuk segera pulang. Ia tidak ingin membuat Jason semakin marah terhadapnya.
Cast
Choi Jason
(Source : Internet)
Sore itu Lana tengah mengemas seluruh berkas – berkas diatas mejanya, hari ini ia memiliki kesempatan pulang lebih awal. Noah memiliki janji temu dan makan malam bersama kedua orang tua dan adik perempuannya di kediaman Ayahnya. Hati Lana begitu bahagia, karena akhrinya setelah sekian lama ia bisa memeluk hangatnya cahaya matahari di pertengahan musim panas kali ini.
Suasana hati Lana begitu baik hari itu, sehingga ia mumutuskan untuk memberikan kejutan bagi Jason. Ia berniat mengunjungi apartemen Jason dan akan menyiapkan makan malam kesukaan kekasihnya itu. Lana tahu pasti bahwa Jason akan sangat bahagia melihat kehadirannya yang tiba – tiba. Karena memang sangat jarang sekali Lana bisa berkunjung ke tempat tinggal Jason. Makhlum saja jam kerja Lana harus menyesuaikan dengan jadwal Noah atasannya.
Sebelum menuju ke apartemen Jason, Lana menyempatkan diri membeli berbagai macam bahan – bahan memasak di supermarket. Seperti daging sapi, dangmyeon (soun Korea), wortel, jamur, daun bawang juga paprika. Ia berencana membuat japchae untuk Jason, lelaki itu memang begitu gemar dengan soun yang dimasak bersama dengan aneka sayuran juga daging.
Setelah turun di salah satu halte bis terdekat, Lana melangkahkan kakinya menuju bangunan cukup megah yang tidak begitu jauh dari jalan raya. Ia kemudian masuk melalui salah satu pintu kaca dan langsung menuju flat rumah Jason. Setibanya disana, ia langsung membuka pintu otomatis dengan nomor sandi yang Lana juga tahu.
Tit.. tit..tit..titiri..
Suara pintu terbuka dan Lana segera masuk.
“ Ah, Oppa sudah pulang? Apakah ada tamu? “ gumam Lana dengan pelan saat melihat sepasang sepatu milik Jason dan juga sepasang sepatu lain yang ukurannya lebih mungil tergeletak tepat didepan pintu masuk.
Lana langsung menuju ke ruang tamu ia meninggalkan tas selempangnya disana, namun ia tidak mendapati kekasihnya dan rumah tetap lengang. Ia memutuskan ke dapur untuk meletakkan seluruh barang belanjaannya disana. Ia menelisik setiap sudut ruangan namun tidak terlihat dan tidak terdengar suara Jason.
Sekilas Lana melirik kearah kamar Jason yang tertutup rapat dengan pelan ia mengetuk pintu namun tetap tidak ada jawaban. Sedikit keraguan Lana meraih pegangan pintu dan mendorongnya pelan, ia kemudian masuk kedalam kamar yang didominasi dengan warna cokelat itu. Ini adalah kali pertama Lana memberanikan diri masuk kedalam ruangan pribadi milik Jason.
Tempat tidur Jason terlihat sangat berantakan, selimut dan bantal berhamburan dilantai, bahkan sepreinya sebagian terlepas. Samar – samar Lana mendengar gemericik air dari kamar mandi, juga suara Jason dengan seorang perempuan yang tengah bergurau didalam sana. Sekerjap perasaan yang tidak menentu menyergap kedalam sanubari Lana.
Dalam benaknya sudah dipenuhi dengan berbagai macam pikiran kotor dan hal gila tentang Jason, sedikit gemetar ia meraih selimut yang berhamburan disana. Lalu benar saja, dibawah selimut tersimpan beberapa potong baju perempuan berikut dengan pakaian dalamnya. Seketika dada Lana terasa nyeri luar biasa, seolah sebuah sembilu tengah menghujam tepat didalam ulu hatinya.
Sedikit gontai ia berjalan mendekati pintu kamar mandi dan berusaha untuk mengetuknya perlahan, tangannya benar – benar bergetar dengan hebat namun ia berusaha menguatkan dirinya.
Tok.. tok.. tok.. Lana mulai menggerakkan tangannya.
“ Oppa, apakah kamu didalam sana? “ suara Lana lirih terbata memanggil kekasihnya.
Tiba – tiba suara pancuran air yang sedari tadi bergemerick mendadak berhenti, gelak tawa menggoda dari keduanya dalam sana tiba – tiba berubah menjadi sebuah kesunyian. Sementara Lana masih terpaku di muka pintu dengan prasangkanya.
“ Oppa, aku tahu kamu sedang didalam. Keluarlah Oppa “ seraya meneteskan air mata Lana masih memanggil Jason.
Beberapa saat Lana masih terdiam, menunggu seseorang didalam kamar mandi membuka pintu yang berada tepat dihadapannya. Hatinya benar – benar hancur saat itu juga, tangisnya tidak sanggup ia bendung. Lana menangis sejadi – jadinya.
Ceklek!
Pintu kamar mandi terbuka, menyembul dari sana Jason yang basah kuyup dari ujung rambut hingga kakinya. Ia keluar dari dalam kamar mandi dengan bertelanjang dada dan hanya membungkus bagian bawah tubuhnya dengan handuk mandi berwarna hitam. Lana tidak kuasa berkata – kata, hanya cucuran air matanya saja yang berbicara.
“ Oppa, dengan siapa Oppa melakukannya? “ dengan tergagap Lana melempar tanya.
“ Lana, itu tidak penting sekarang Lana “ Jason meraih kedua pundak Lana, tetapi perempuan itu menepisnya.
“ Lalu apa yang penting sekarang?! “ Lana berteriak dengan histeris, kemudian ia kembali terisak.
“ Lana maafkan aku “ ucap Jason dengan penuh penyesalan.
“ Kenapa kamu begitu tega melakukan ini padaku Oppa! “ Lana masih menangis dan memukul – mukul dada Jason dengan tenaga yang masih sedikit tersisa dari tubuhnya.
“ Apa kekurangan ku Oppa? Aku selalu menuruti apapun yang keluar dari mulutmu! Tetapi mengapa kamu tega melakukan hal seperti ini padaku Oppa?! “ sambung Lana meluapkan segala emosinya.
“ Maafkan aku Lana, maafkan aku “ hanya itu yang terucap dari mulut Jason.
“ Jadi apakah ini alasanmu selama ini? Melontarkan kata – kata buruk dan kasar tiap aku tidak mendengarkan perkataan mu? Apakah ini alasannya?! “ amarah Lana masih belum usai.
“ Betapa bodohnya aku bisa mencintai lelaki seperti mu! Kita akhiri saja hubungan ini, aku sudah tidak sanggup bertahan menghadapi manusia seperti mu “ ucap Lana tanpa berpikir panjang.
Perempuan yang masih belum reda tangisnya itu segera keluar dari dalam kamar, ia meraih kembali tas selempangnya yang tadi ia letakkan diatas sofa ruang tamu. Sayup – sayup langkah kaki Jason terdengar mengejar Lana dan ia meraih pergelangan tangan wanita itu dengan sedikit kasar.
“ Lana! Bagaimana bisa kamu memutuskan hubungan kita secara sepihak? Aku tidak akan pernah mau berpisah darimu! “ terdengar nada yang sedikit meninggi dari ucapan Jason baru saja.
“ Hah! Lalu mengapa kamu melakukan hal serendah ini?! Membawa perempuan yang aku tidak tahu dia siapa bermain – main diatas tempat tidurmu! “ sergah Lana sama emosinya.
“ Lalu kamu pikir karena apa aku melakukan ini Lana?! “ bentak Jason pada Lana.
“ Karena kamu tidak pernah punya waktu untukku! Kamu tidak pernah mau melakukan itu bersamaku! Sepanjang waktumu hanya kamu habiskan bersama Noah dan pekerjaanmu! Kamu tidak pernah sedikitpun memperhatikanku Lana! “ ucap Jason seraya menunjuk – nujuk wajah Lana dengan jarinya.
Sejenak Lana menghitung perlahan didalam hatinya, mulai angka satu hingga sepuluh. Kemudian ia menarik nafasnya dalam – dalam meski itu terasa berat dan ia menghembuskannya perlahan. Ia berusaha meredam segala perasaan yang berkecamuk menjadi satu didalam dadanya.
“ Iya, aku memang tidak memiliki banyak waktu untuk mu, aku tidak menuruti satu permintaan mu itu dan aku mengakui itu. Lalu kebetulan saat ini dengan mata kepalaku sendiri aku sudah melihatmu menemukan seseorang yang memiliki banyak waktu luang dan bersedia memberikan apa yang Oppa inginkan, jadi sekarang aku berhenti “ dengan tegar Lana menjawab cercaan Jason yang penuh dengan emosi.
“ Aku pergi “ ucap Lana seraya menghapus bekas – bekas air mata di pipinya kemudian keluar dari kediaman Jason.
Lana berjalan dengan gontai, ia terlihat begitu tegar dihadapan Jason namun jujur saja hatinya begitu hancur hingga berkeping – keping. Ia sudah remuk redam, ia tidak memiliki apapun yang tersisa untuk dirinya sendiri. Seluruh hatinya sudah ia berikan pada pria itu, tetapi Jason justru menghancurkannya. Sesenggukkan Lana menumpahkan tangisnya disepanjang jalan, ia benar – benar kehilangan. Patah hatinya begitu hebat dan sangat menyakitkan.
(Source : Internet)
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!