Helviana Pradipta,, seorang gadis cantik berusia 20 tahun. Ia merupakan Putri semata wayang Anton dan Mega dari keluarga Pradipta. Papanya seorang pebisnis sukses yang kaya raya,hingga suatu saat ada masalah hingga perusahaan ayahnya jatuh bangkrut dan membuatnya terpaksa harus bekerja demi membantu orang tuanya.
Raka Mahendra,,seorang duda keren yang mempunyai seorang putri cantik kesayangannya yang bernama Tarisa putri Mahendra yang berusia 3 tahun. Istrinya meninggal saat insiden kecelakaan 1 tahun lalu. Ia merupakan CEO dari perusahaan terbesar di Indonesia.
Simak kisahnya🤗semoga suka.
Di dalam sebuah rumah mewah,Viana duduk di ruang tengah bersama sang bunda tercintanya sambil mengobrol membicarakan cafe yang akan di buka besok malam. Sesaat setelah itu Anton baru pulang dari kantor dengan wajah lelah menghampiri anak dan istrinya.
"Bagaimana pah kerjasama dengan perusahaan Mahendra?" tanya Mega setelah suaminya duduk di depannya.
"Sangat lancar mah bahkan papa mendapatkan untung besar dalam kerjasama ini" ujar Anton.
"Baiklah kalo begitu papa istirahat saja dulu" ucap Mega menyuruh suaminya beristirahat.
"Apa kau tak ingin belajar bisnis Vian?" tanya Anton pada Viana karena sejak tadi hanya sibuk dengan ponselnya.
"Sudah aku katakan aku tak ingin terjun dalam bisnis pa" bantah Viana pada sang papa.Anton hanya bisa menghembuskan nafas beratnya dengan kasar.
Saat di kamar
"halo sayang,,kau sedang apa?" tanya seseorang dari balik telepon.
"Huftt..Aku sedang memikirkan papa yang menyuruhku belajar dalam dunia bisnis" jelas Viana kepada Vano yang merupakan pacar dari Viana.
"Apa kau tak ingin melanjutkan bisnis papamu?" tanya Vano
"Jujur aku ingin membantu,,tapi aku sama sekali tak berminat untuk bisnis Vano".
"Baiklah terserah kau saja" pasrah Vano
Tak berselang lama sang Mama masuk kedalam kamarnya
"Sayang apa Mama bisa bicara sebentar"pinta Mega pada putrinya
"Ada apa ma?" tanya Viana.
"Apa kau tak ingin melanjutkan bisnis papamu?" Mega berbicara langsung pada intinya.
"Sudah aku bilang aku tak suka bisnis ma"tolak Viana
"Apa kau tak kasihan pada papamu yang semakin tua dan tidak ada yang membantu mengatasi perusahaan?" ujar Mega dengan sedikit memelas agar putrinya mau belajar. Viana diam tak menjawab dia bingung harus bagaimana,,lalu mamanya keluar dari kamarnya.
Pagi menjelang
Sementara di rumah mewah milik Raka Mahendra sedang melaksanakan sarapan paginya hanya berdua dengan putri kesayangannya yang manis itu.
"Daddy aku mau anggulnya" kata manis Risa
"Baiklah sayang akan Daddy ambilkan"
"Apakah besok Daddy sibuk?" tanya Risa dengan hati-hati karena takut Daddynya marah.
"Iya sayang besok Daddy ada rapat penting,, memangnya ada apa?" tanya Raka.
"Aku ingin pelgi ke taman bersama Daddy" ucap Risa dengan wajah menunduk.
"Emm..besok minta temani Mbak Ayu aja ya,, soalnya Daddy ada rapat"jelas Raka tak dengan berat hati.Ayu adalah baby sister yang di pekerjakan Raka 1 bulan yang lalu,, tetapi sikap ayu berubah centil jika di hadapan Raka membuat Raka menjadi tak nyaman.
"Iya" jawab Risa dengan mode cueknya
"Baiklah jika kau sudah selesai sarapan ayo berangkat sekolah"ajak Raka kepada putrinya. Risa tak menjawab hanya berdiri dan mengambil tas lalu pergi ke mobil.
Setalah mengantar Risa, Raka melanjutkan perjalanan menuju ke perusahaannya dengan kecepatan tinggi karena waktu Rapat akan segera di mulai.saat Raka melihat jam di tangannya tiba-tiba ada seseorang yang menyebrang jalan dan seketika Raka mengerem mendadak membuat kepalanya terbentur stang.
Raka keluar mobil dan ingin memaki orang tersebut
"Apa kau tak tau cara menyebrang?" emosi Raka meluap.
"Hei tuan? apa kau sudah tidak sadar? ini sedang lampu merah dan waktunya untuk menyebrang lalu kenapa kau malah ngebut dan ingin menabrakku?" emosi wanita itu yang bukan lain adalah Viana,,ia ingin menyebrangkan anak kecil tetapi malah dia yang akan di tabrak.
"Haishh sudahlah sana minggir" usir Raka pada Viana
"Hei apa kau tak tau aturan ha??kau harus tanggung jawab" ucap Viana lagi
"Mimpi saja" ejek Raka
"Dasar pria gila" emosi Viana meledak.
Pagi itu setelah Viana yang hampir di tabrak oleh Raka,ia langsung bergegas menuju ke cafe untuk melakukan persiapan pembukaan cafe nanti malam.
Saat sudah sampai terlihat banyak orang sedang mendekorasi cafe tersebut untuk acara nanti.
Viana yang baru datang langsung di sambut oleh asistennya di depan cafe tersebut.
Setelah memastikan semua persiapan sudah sempurna,Viana memutuskan untuk pulang.Sebelum pulang ia mampir ke apartemen pacarnya yang tak jauh dari cafenya
Saat sampai di loby Viana melihat sekelebat bayangan seperti Vano tetapi bersama seorang wanita.
Viana tak ingin berburuk sangka pada kekasihnya dan memilih memutuskan untuk masuk ke apartemen Vano.
Saat akan membuka pintu,telinga Viana mendengar suara seorang wanita di dalam apartment Vano.
Tangan Viana bergetar saat membuka pintu dan disitu matanya terbelalak melihat Vano yang sedang bermain dengan seorang wanita.
Viana tersenyum dan tepuk tangan dengan sangat keras sehingga mengejutkan Vano.
"Jadi seperti ini kelakuanmu Vano?"
"Maaf telah mengganggu kalian, silahkan di lanjutkan kegiatan panas yang kalian lakukan" ucap Viana menahan air matanya,,lalu ia bergegas keluar dari kamar itu.
"Viana" kaget Vano yang masih di atas ranjang.
"Sial" ujar Vano lagi dan dia bergegas turun dari ranjang ingin mengejar Viana
"Hei sayang kau mau kemana" ucap wanita tadi
"Pergi dari sini" perintah Vano pada wanita itu yang bernama Jessy
"Kau keterlaluan" ucap manja Jessy
Vano memijat kepalanya yang terasa pusing memikirkan Viana yang melihatnya melakukan tadi.
Sementara Viana mengemudi mobilnya sambil menangis pilu mengingat kekasihnya yang berselingkuh.
"Mengapa Vano tega menyakiti hatiku" ucap Viana di tengah tangisannya
"Sudahlah setidaknya aku sudah mengerti jika dia pria bajingan" Viana mencoba menghibur dirinya sendiri
Setelah sampai rumah Viana melihat papa dan mamanya sedang duduk di sofa ruang tengah dengan wajah menunduk.
"Pa tumben jam segini udah pulang?" tanya Viana yang melihat papanya sudah di rumah padahal masih jam 2 siang
"Nakk.."panggil Mega
"Mama kenapa?" tanya Viana yang melihat mamanya menangis
"Vian ada masalah besar yang menimpa perusahaan Papa" ujar Anton
"Ada masalah apa Pa?"tanya Viana penasaran
"Perusahaan Papa di tuduh melakukan penggelapan dana"jelas Anton dengan wajah pilu
"Kok bisa Pa?"
"Apa memang yang melakukannya?" tanya viana pada papanya
"Tidak nak,papapun tak tahu menahu tentang hal ini" jelas Anton
"Lalu bagaimana bisa mereka menuduh Papa melakukan itu" tanya Viana dengan suara nyaring
"Mereka memiliki bukti bahwa perusahaan papa yang melakukannya"
"Aku ke kamar dulu Pa Ma" pamit Viana pada papa dan mamanya
Di dalam kamar Viana duduk di lantai menangis mengingat perselingkuhan Vano dan kasus papanya yang membuat kepalanya pusing.
"(Mengapa semuanya seperti ini)"batin Viana dengan air mata yang masih mengalir
Rencana membuka cafe yang sudah sempurna akhirnya ia batalkan karena kondisi hati maupun fisiknya sedang buruk.
Lelah saat menangis akhirnya Viana ketiduran dengan posisi bersandar di samping tempat tidurnya
Pagi menjelang
Viana terbangun merasakan kepalanya pusing dan badannya terasa sakit karena tidur sambil duduk
Saat keluar dari kamar mandi,, pintunya di ketuk oleh art dirumahnya
"Non Vian waktunya sarapan,, Tuan dan Nyonya sudah menunggu" ucap art itu
"Ya" jawab Viana
Saat sarapan
"Bagaimana kasusnya pa?" tanya Viana pada Anton
"Setalah ini papa akan mengurusnya dengan Bimo (sekretaris Anton)" jelas papanya
"Baiklah semoga cepat selesai" kata Viana
Saat di tengah sarapan,art mengatakan bahwa di luar ada polisi yang mencari Anton
"Pa" ucap Mega ketakutan
"Tidak papa,,papa akan menjelaskan semuanya pada polisi" ujar Anton menenangkan istrinya.lalu ia pergi menemui polisi tersebut
"Dengan sodara Anton?" tanya polisi
"Ya pak saya sendiri" jawab Anton
"Mari ikut kami ke kantor polisi untuk melakukan penyelidikan tentang kasus penggelapan dana sebesar 300 T" jelas polisi itu
"Tapi suami saya tidak bersalah pak" ucap Mega membela Anton
"Sudahlah Ma, Papa akan menjelaskan semuanya di kantor polisi" Anton sudah pasrah dengan semuanya karena bukti sudah menyatakan bahwa memang perusahaannya yang melakukan penggelapan dana itu tetapi bukan dirinya.
"Baiklah kalau begitu ayo ikut kami" ucap polisi sambil memborgol kedua tangan Anton
"Papa" teriak Mega
Sementara Viana mematung di belakang mamanya melihat papanya di tangkap polisi membuatnya tak karuan
"Viana papamu tak bersalah" ucap Mega dengan air mata mengalir deras di pipinya
"Iya ma Viana mengerti,,tapi Viana bisa apa?"
"Mama tenang ya Papa pasti bisa menyelesaikan semua ini" kata Viana mencoba menghibur Mama nya.
Siang ini Viana sedang berada di kantor polisi menemui papanya yang belum pulang
"Pa" kata Viana melihat papanya memakai seragam tahanan
"Papa kenapa pakai baju ini?"
"Papa tidak bersalah bukan?" rentetan pertanyaan ia luncurkan pada Papa nya yang menunduk.
"Papa memang tak bersalah Vian tapi bukti sudah menyatakan bahwa perusahaan Papa yang melakukannya" jelas Anton
"Tapi setidaknya mereka melakukan penyelidikan tentang orang yang sudah mengambil uang itu" emosi viana tersulut
"Tak ada gunanya lagi Viana,, Papa rasa ada yang sengaja menjebak Papa dalam masalah ini" jelas Anton
Viana terdiam dengan pikiran campur aduk mengenai masalah ini.
"Viana Papa titip Mamamu ya,,jaga dia dengan baik"pesan Anton kepada Viana setelah itu ia pergi meninggalkan Viana yang masih tenggelam dalam pikirannya sendiri.
Viana akhirnya pergi dengan air mata yang mengalir di pipinya.Dengan berat hati ia akan memberi tahu mamanya mengenai ini.
Mohon dukungannya teman"untuk karya pertama saya😊
janngan lupa komen,like dan vote ya
terimakasih
Setelah pergi dari kantor polisi, Viana berencana ingin mengunjungi cafenya yang belum sempat di buka karena terhalang masalah keluarganya.
setelah 15 perjalanan Viana sudah sampai di depan cafe mewah dengan cat bernuansa coklat klasik menambah kesan elegan cafe tersebut.
Viana berdiri di depan pintu masuk menatap ke seluruh ruangan cafe tersebut. Ia merasa sedih saat acara pembukaan cafenya nanti Papanya yang merupakan pemilik asli cafe tersebut namun diatas namakan dirinya tak bisa datang untuk melihatnya.
"Huhft" ia membuang nafas dengan kasar
"Nona" seorang pelayan menyapa Viana, Viana hanya tersenyum
Viana masuk ke dalam ruangannya.Ia duduk di sofa sembari menatap foto keluarga yang berada di meja ruangan tersebut.
"Pa" lirihnya dengan mata yang berkaca-kaca
Saat melihat foto sang Mama Viana teringat wajah Mega yang sangat terluka saat pagi tadi
"Mama" ucapnya lalu ia bergegas pulang ke rumah untuk menemani sang Mama
setelah 30 menit perjalanan Viana sampai di rumah
Ia berlari menuju kamar mamanya dan viana bernafas lega saat Mama nya sedang tidur dengan pulasnya.
Viana masuk dan duduk di sebelah Mama nya. Di tatapnya wajah bidadari yang awet muda itu ada rasa sesak saat melihat mata Mama nya membengkak karena terlalu lama menangis.
Saat Viana hendak keluar kamar, Mega terbangun dan memanggilnya
"Vian" panggil mamanya
Viana berhenti dan menoleh sambil tersenyum
"Mama sudah bangun" seru viana
""Apa kau tak ingin menjelaskan sesuatu pada Mama?" tanya Mega dengan masih menatap sang putri
"Emm.. jelaskan apa ma" Viana mencoba mengelak
"Mama sudah tau semuanya" Mega mencoba menahan air matanya namun tak bisa.
"Mama.." lirih Viana dengan tangan bergetar
"Maafkan Viana yang tak bisa membantu papa" Viana berhambur ke dalam pelukan sang Mama dengan Isak tangis yang memilukan
"Ini bukan salahmu sayang" ucap Mega yang tak kalah pilu dengan putrinya.Mereka berdua larut dalam kisah memilukan yang terjadi pada kelurga mereka..
saat Viana sedang memberi tahu mamanya tentang pesan papanya,,pintu kamar Mega di ketuk oleh art di rumah mereka
"Biar Vian yang buka ma" ucap Vian saat mamanya akan berdiri.
Mega hanya mengangguk.
"Ada apa bik?" tanya Viana pada bik Asih
"Anu non" ucap bik Asih dengan panik
"Anu apa bik? bibik kenapa panik gini?"tanya Viana
"Diluar ada polisi" jawab bik Asih
"Polisi?"
"Ada apa lagi" Viana turun dari tangga dan menemui 2 polisi yang berdiri di depan pintu masuk.
"Ada yang bisa saya bantu pak?" tanya Viana dengan hati berdebar
"Begini nona.. Sebagai pertanggungjawaban dari dana 300 T yang di gelapkan oleh papa anda,,kami akan menyita perusahaan Pradipta untuk sebagai ganti rugi pihak lain" jelas pak polisi langsung pada intinya
"Apa?" teriak Mega dari atas tangga dan dengan sangat terkejutnya dia sampai jatuh dan terguling dari atas tangga.
"Mamaaaaaaaaa" teriak Viana
"Ma bangun ma" Viana menggoyang-goyangkan bahu sang Mama namun Mega sudah tak sadarkan diri dengan pelipis yang berdarah
"Pak tolong bantu saya bawa mama kerumah sakit" mohon Viana pada 2 polisi yang berdiri mematung
"Baik nona"
setelah 20 menit akhirnya Viana sampai di rumah sakit dan mamanya langsung di larikan ke UGD.
"Mamaaa" saat ingin masuk menemani sang mama seorang perawat menahannya
"Mohon tunggu di luar nona,,dokter akan menangani pasien" ucap perawat dan menutup pintu.
Viana duduk di kursi tunggu dengan air mata yang masih mengalir deras.
Sementara di sisi lain
Risa yang jatuh dari perosotan menangis dengan kencangnya karena melihat lututnya berdarah.
Sementara ayu langsung menghubungi tuannya untuk memberi tahu bahwa Risa di bawa ke rumah sakit karena jatuh.
"Ada apa?" tanya Raka dingin
"Nona Risa jatuh dari mainan Tuan dan lututnya berdarah dan sekarang di bawa ke rumah sakit" jelas ayu dengan wajah pias karena ketakutan.
"Apa? baiklah aku kesana sekarang"
10 menit saja Raka sudah sampai di rumah sakit anaknya di rawat
"Risa" panggil Raka pada putrinya
"Daddyyy" rengek Risa kesakitan
"Kenapa kau ceroboh sekali" Raka malah memarahi putrinya karena ceroboh
"Emm.. Daddy kenapa malah memalahiku?" ucap Risa menunduk
"Bukan seperti itu,, Daddy hanya khawatir padamu" jelas Raka tak ingin membuat putrinya sedih
"Apakah obatnya sudah di tebus?" tanya Raka pada ayu yang berdiri di samping ranjang.
"Belum tuan" lirih Ayu
"Kauu" Raka menahan emosi nya kepada Ayu karena ada Risa
"Sayang kau disini dulu ya,, Daddy akan menebus obatnya dulu"
"Baik Daddy " jawab Risa
setelah itu Raka keluar dari ruangan Risa,Ia berjalan menuju apotik di rumah sakit iti.Tatapi saat melewati ruang UGD ia melihat wanita melamun.
Seketika ingatannya berputar pada kejadian kemarin pagi saat di lampu merah.
Raka segera membuang pikirannya yang menurutnya tidak penting dan melanjutkan rencana menebus obat untuk putrinya.
30 menit sudah Viana menunggu dokter keluar dari kamar UGD akhirnya dokter pun keluar.
"Dokter bagaimana keadaan mama saya?"tanya Viana yang mencemaskan keadaan mamanya
"Ada sedikit benturan yang mengakibatkan pendarahan di kepala nyonya Mega nona, tapi kami sudah berhasil menanganinya"penjelasan dokter pada Viana
"Baiklah dokter terimakasih"
"Apakah saya sudah boleh masuk?" tanya Viana
"silahkan,,tetapi anda tidak boleh mengganggu ketenangan pasien"
"Baik dok" jawab Viana
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!