Brrruuggg....
Tubuh Alex tersungkur ke lantai saat Kenzie memberinya pukulan keras ke wajah dan tubuh Alex secara bertubi-tubi untuk meluapkan amarahnya.
"Brengsek, beraninya kau menghamili adiku, Zee" Kenzie kembali meraih kerah baju Alex kemudian memberikan satu pukulan keras ke wajah Alex hingga mengeluarkan darah di sudut bibirnya.
"Sayang, aku mohon hentikan!!!" Keiza menahan tangan Kekasihnya, agar ia berhenti memukul adiknya, Alex.
"Kei, dia telah menghamili adikku dan karena dia pula kita batal menikah" ucap Ken dengan penuh amarah, matanya masih menatap Alex dengan tatapan membunuh.
"Iya aku mengerti sayang!!! tapi dengan kamu terus memukulnya, justru akan memperburuk keadaan" ucap Kei, ia menggenggam erat tangan Ken agar Ken tak kembali memukul Alex.
Keributan diluar rumahnya membuat Livia dan Randy, orang tua Alex bergegas menghampiri sumber keributan tersebut. Livia teriak histeris ketika melihat putra bungsunya tergeletak bersimbah darah.
"Alex kamu kenapa?" Livia menangis histeris sambil mengelus wajah putranya.
"Apa yang kamu lakukan Ken? mengapa kamu memukuli calon adik iparmu sendiri?" tanya Livia yang mulai murka dengan apa yang telah di perbuat oleh Ken.
"Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Randy, ia mencoba untuk tetap tenang, pasalnya ia mengetahui jika Ken tidak akan berbuat seperti itu jika Alex tak memulainya.
"Anak tante yang bereksek ini telah menghamili Zee" ucap Kei tanpa menatap kedua orang tua Alex.
"Tidak mungkin, Alex tidak mungkin menghamili Zee" Livia menggelengkan kepalanya "Jangan asal bicara kamu Ken" ucap Livia seakan tak terima dengan apa yang Ken katakan, ia beranjak menghampiri Ken namun Randy mencegahnya.
"Alex apa benar kamu menghamili Zee?" tanya Randy dengan tegas.
Alex hanya terdiam tak maampu menjawab pertanyaan papanya.
"JAWAB ALEX!!!!" Randy menaikan nada bicaranya.
"I-iyaa pah" jawab Alex terbata-bata, tanpa berani menatap mata papanya.
Tangis Livia semakin menjadi-jadi mendengar pengakuan putra bungsunya. Rasa kecewa, marah, malu terhadap keluarga Alexa campur menjadi satu.
Tanpa berbasa-basi Randy langsung menarik paksa putra bungsunya masuk ke dalam rumahnya, Livia pun mengikutinya dari belakang ia sudah tidak bisa lagi membela putra kesayangannya karena kali ini kesalahan putranya benar-benar fatal.
Melihat Alex dan kedua orang tuanya masuk, Ken memutuskan untukmkembali ke kediamannya "Aku pulang dulu Kei" ucap Ken kepada kekasihnya, namun Kei menahan Ken untuk pergi dari kediamannya.
"Biar aku obati dulunlukamu sebentar ya" Kei tak tega melihat tangan Ken yang terluka akbiat memukul Alex terlalu kencang.
Ken menganggukan kepalanya, ia duduk di teras rumah Kei menunggu Kei mengambil kotak P3K.
Tak lama kemudian Kei datang dengan membawa kotak P3K, dengan hati-hati Kei membersihkan kemudian mengobati luka di tangan Ken.
"Awww... pelan-pelan sayang" Ken meringis kesakitan ketika Kei mengobati lukanya.
"Ini sudah pelan-pelan, tahan sebentar sayang" Kei mengobati luka tangan Ken dengan telaten, "Tadi saja terlihat garang, sekarang manja sekali" ledek Kei pada kekasihnya..
"Ini benaran perih sayang!!!" protes Ken.
"Iya, iya. Ini sudah selesai kok, cepat kan?!" setelah mengobati Ken, Kei menatap wajah Ken dalam-dalam ia tidak dapat menyembunyikan kesedihannya karena batalnya rencana pernikahannya dengan pria yang sangat ia cintai.
Air mata Kei perlahan mulai menetes di wajah cantinya "Ken hiks..." Kei memeluk Ken dengan erat "Jika tidak sama kamu, aku dengan siapa? aku hanya mau kamu, aku hanya mencintaimu Ken. huhu..." tangis Kei dalam pelukan Ken.
"Maafkan aku yang tak bisa menjaga Zee dengan baik" Ken mengelus punggung Kei dengan lembut.
"Ini bukan salahmu dan juga bukan salah Zee, ini semua salah Alex. Dari dulu dia memang sangat brengsek, pasti Zee sudah kemakan oleh rayuan mautnya" ucap Kei.
"Jangan menangis lagi sayang, kamu tidak akan pernah kehilanganku, aku akan selalu ada di sisimu" Ken merangkum wajah Kei kemudian menghapus air matanya.
"Tapi Ken, aku tidak mau menjadi iparmu hiksss...."
"Percayalah Kei, aku akan mencari jalan keluar untuk hubungan kita. Aku pun sangat mencitai dan menginginkanmu Kei" Ken kembali membawa Kei kedalam dekapan hangatnya. "Jangan nangis lagi ya sayang, aku sedih melihatmu sedih" bisik Ken.
Kei menganggukan kepalanya dan berangsur menghentikan tangisnya, setelah Kei agak tenang Ken pun pamit kembali pulang ke kediamannya "Aku pulang ya, sudah malam" ucap Ken.
Kei kembali menganggukan kepalanya, ia mengantar Ken hingga pintu gerbang kediamannya.
"Masuklah sudah malam!" Ken menyalakan sepeda motornya, ia hanya membawa motor karena rumah Kei tidak jauh dengan rumahnya, hanya sekitar dua blok saja.
Kei menuruti perintah Ken untuk masuk ke dalam, di dalam rumah ia melihat Mama dan Papanya sedang habis-habisan memarahi Alex, bahkan Kei melihat Papanya berulang kali menamparnya. Kei tak perduli dengan rintihan Alex, ia memilih untuk naik ke kamarnya dan beristirahat.
Keesokan harinya Livia, Randy dan Alex datang ke rumah orang tua Zee untuk membicarakan pertanggung jawaban Alex terhadap Zee.
Tak ada sambutan hangat dari kedua orang tua Zee untuk Alex dan kedua orang tuanya.
"Alexa, maafkan aku. Maafkan aku yang tak bisa mendidik putra bungsuku dengan baik. Kami datang ke sini untuk bertanggung jawab atas perbuatan yang telah di lakukan Alex kepada Zee" ucap Livia dengan penuh penyesalan.
"Anakku juga bersalah Liv, aku juga merasa gagal dalam mendidik Zee" ucap Alea dengan tatapan kosong, karena belum bisa menerima jika putrinya tengah mengandung anak di luar nikah.
"Tapi jika Alex tidak terus merayu dan mendekati Zee, hal ini tak akan pernah terjadi" ucap Livia.
"Tidak ada jalan lain, kita harus segera menikahkan mereka. Kita terpaksa membatalkan pernikahan Kei dan Ken" ucap Randy
"Om tidak bisa seperti itu, rencana pernikahan aku dan Kei sudah rampung, kita tinggal menunggu hari H nya saja" protes Ken yang secara tak sengaja mendengar semua percakapan kedua orang tuanya dengan orang tua Kei di ruang tamu kediamannya.
"Ken kamu tidak bisa egois, adikmu Zee saat ini tengah mengandung. Janin dalam kandungan Zee membutuhkan legalitas dan tanggung jawab dari ayahnya, mengalahlah demi adikmu" ucap Alexa.
"Apa yang di katakan Mommymu itu benar Ken, kamu dan Kei harus mengalah. Kalian harus membatalkan pernikahan kalian demi adikmu Zee" ucap Nicholas, ayahanda Ken dan Zee.
"Tapi Mom, Dad..."
"Please Ken, kali ini saja demi adikmu dan calon keponakanmu yang berada dalam kandungan Zee" pinta Alexa dengan wajah memelas.
'****!!' Ken mengsap wajahnya kasar, ia pergi meninggalkan kediamannya.
Dengan menggunakan sepeda motorny Ken berkendara menuju Ancol Beach, Jakarta Utara untuk menenangkan hati dan pikirannya yang galau karena batalnya rencana pernikahan yang sudah ia susun dengan matang bersama wanita pilihan hatinnya.
Lama ia duduk di pinggir pantai merenungi nasib asmaranya yang di hancurkan oleh calon adik iparnya sendiri.
Suara deburan ombak dan hembusan angin laut yang memberikan sensasi menenangkan, membuat Ken teringat saat ia meresmikan hubungannya dengan Kei.
Flashback on
Saat itu mereka masih sama-sama duduk di kelas sebelas sekolah menengah atas, Ken sangat murka ketika ada kakak kelasnya yang mencoba mendekati Kei.
"Dia milikiku!!" Ken mencium pipi Kei di kantin sekolah, di hadapan semua siswa yang sedang berada di kantin hingga membuat suasana kantin menjadi riuh.
Kemudian Ken menarik tangan Kei dan membawanya pergi menjauh dari dari hadapan Berry, kakak kelas yang mencoba mendekati Kei.
Ken membawa Kei ke belakang sekolah, ia menumpahkan kekesalannya kepada Kei yang mau di dekati oleh pria lain selain dirinya dengan memukul-mukul tembok belakang sekolah.
"Cukup Ken!!!" Kei menahan tangan Ken agar tangan Ken tak terluka.
"Aku minta maaf, aku tidak tahu jika kamu menyukaiku. Aku pikir selama ini kamu hanya menganggapku sahabat atau sekedar kakak adik, karena selama ini kamu tidak pernah mengutarakan persaanmu dan memperjelas hubungan kita" ucap Keo
"Kamu milikku, mulai sekarang jangan pernah dekat dengan pria manapun selain aku. Mengerti!!!" ucap Ken dengan tegas, Ken menatap tajam ke arah Kei sambil perlahan terus mendekatkan wajahnya ke wajah Kei.
Kei pun menganggukan kepalanya, ia terkejut secara tiba-tiba ken mencium bibirnya. Ken dan kei menikmati ciuman pertama mereka, hingga bel masuk menghentikan aktivitas mereka.
"Ayo masuk!" Ken menggandeng tangan Kei masuk ke dalam kelas.
Hubungan mereka berlanjut hingga mereka sama-sama kuliah di Jogja, keduanya bahkan mengambil jurusan yang sama yaitu ekonomi akuntansi.
Ken tinggal di rumah pakliknya yang sudah lama tidak di tempati, namun sebelum di tempati koleh Ken, orang tuan Ken telah merenovasi rumah tersebut agar terlihat lebih modern dan Ken nyaman tinggal di sana.
Sedangkan Kei tinggal di kostan khusus wanita yang lokasinya tidak jauh dari kampusnya.
Meski tinggal berjauhan namun setiap hari Ken selalu menjemput Kei sebelum mereka berangkat ke kampus, seperti biasa Ken menunggu Kei di depan kostannya karena pria tidak di perbolehkan masuk ke dalam kostan tersebut.
"Maaf ya membuatmu menunggu lama" ucap Kei sambil melepaskan rollan rambutnya.
"Setiap hari selalu begini" ucap Ken dengan wajah datar sambil memakaikan helm di kepala Kei.
"Iya, iya aku minta maaf" maafnya hanya sebatas ucapan formalitas saja karena keesoak harinya Kei pasti akan mengulanginya lagi.
"Ken boleh aku lihat tugasmu?" tanya Kei sambil menggigit bibir bawahnya, ia takut Ken marah karena ia lupa membuat tugas.
"Sudah aku buatkan" Ken memberikan paper kepada kei.
"Thank you baby" Kei memeluk Ken.
"Sudah ayo cepat naik, nanti kita terlambat!!" ken menyuruh Kei untuk naik, sambil ia menyalakan motornya.
Kei pun bergegas naik ke motor Ken, dan memeluknya dari belakang. Canda tawa mewarnai di sepanjang perjalanan mereka menuju kampus, saat berhenti di lampu merah Ken memasukan tangan Kei ke saku jaketnya agar tangan Kei tidak terkena sinar matahari yang menyengat.
Kei tersenyum melihat perhatian kecil yang selalu Ken berikan padanya, ia semakin memper erat pelukananya hingga mereka sampai di kampus.
Hari itu ada dua mata kuliah yang mereka jalani, pada mata kuliah kewirausahaan mereka mendapat tugas untuk membuat suatu usaha/bisnis yang nantinya akan di presentasikan.
"Kira-kira enaknya bikin usaha apa ya?" tanya Ken.
"Steak aja Ken, kamu kan pandai membuat steak" Keiza mencoba memberikan ide untuk tugas yang mereka akan kerjakan.
"Boleh" Ken langsung menyetujui ide Kei.
Sepulang kuliah Ken mengajak Kei untuk berbelanja di pasar Beringharjo, mereka membeli semua bahan-bahan yang di perlukan untuk membuat steak.
"Ken jangan lupa beli sayurnya juga" Kei mengingatkan, ia kemudian menggandeng tangan Ken menuju tempat penjual sayur mayur. Kei memilih sayur-sayur segar seperti wortel, jagung dan buncis. Tidak lupa mereka juga membeli bumbu serta tepung yang mereka butuhkan.
Usai berbelanja Ken mengajak Kei untuk langsung mengerjakan tugas mereka di rumahnya, di tengah perjalanan menuju kediamannya tiba-tiba hujan deras mengguyur kota Jogja, Ken pun langsung menepikan motornya untuk berteduh.
Melihat tubuh Kei basah kuyup akibat terkena hujan, Ken langsung membuka jaketnya dan memakaikannya ke tubuh Kei."Maaf ya, mobilku masih di Jakarta" Ken mendekatkan tubuhnya ke tubuh Kei agar Kei tidak kedinginan.
"Tidak apa-apa kok ken, aku suka hujan-hujanan dengamu" ucap Kei sambil tersenyum
"Benarkah?"
Kei menganggukan kepalanya, Ken pun mengajak Kei melanjutkan perjalanan meskipun ujan deras masih mengguyur seluruh wilayah Jojga.
"Kei pegangan yang erat ya" Pinta Ken.
"Iya sayang" Keiza memeluk tubuh Ken dengan erat.
Tiba di rumah Ken, asisten rumah tangga Ken langsung membawakan dua buah handuk untuk Ken dan Kei yang basah kuyup sehabis hujan-hujanan.
"Masuk yuk!" ajak Ken, ia mengajak Kei menuju kamarnya dan menyiapkan air hangat untuk Kei.
"Kamu bilas tubuhmu dengan air hangat agar tidak masuk angin, lalu kamu pakai saja bajuku yang ada di lemari" ucap Ken kemudian ia pergi meninggalkan kamarnya, ia membilas tubuhnya di kamar mandi di dekat dapur.
Usai membersihkan tubuhnya dan mengganti pakaiannnya, ken membuatkan teh hangat untuk Kei dan juga dirinya.
Tak lama kemudian Kei turun menghampiri Ken, Ken menelan ludahnya saat melihat Kei yang mengenakan kaos miliknya tanpa memakai bra sehingga put*ng payuda*anya menjiplak dengan sempurna, di tambah Kei mengenakan hot pants milik Zee yang tertinggal sewaktu Zee liburan ke jogja, membuat kaki jenjang Kei terekspos dengan sempurna.
"Bra ku basah" Kei menutup dadanya dengan kedua tangannya, ia sangat malu dengan tatapan mata Ken.
"Kemarilah di minum tehmu!!" Ken memberikan teh yang ia buat untuk Kei.
"Kamu tidak perlu malu, kan hanya aku yang melihatnya. Lagipula setelah lulus nanti, kita kan akan menikah'' Ken mencium kepala kei, kemudian ia ke dapur merapihkan bahan-bahan yang tadi mereka beli.
"Kei, tolong catat bahan-bahannya dengan detail ya" pinta Ken.
"Sebentar, aku ambil kertas dulu ya Ken" tak lama kemudian Keiza datang membawa buku dan pulpen.
Ken yang membuat steaknya sedangkan Kei yang mencatat semuanya dengan detail mulai dari bahan, ukuran, hingga cara membuat. Hal tersebut untuk mempermudah perhitungan harga pokok penjualan perporsinya.
"Udah pas belum kuahnya?" Ken menyuapi kei.
"Kurang lada sama garam Ken"
Ken pun menambahkan kembali sedikit lada dan garam ke kuah steak yang ia buat, kemudian ia kembali menyuapi Kei.
"Udah pas, enak banget Ken" ucap Keiza.
"Kamu kenapa Ken?" tanya Kei, ia merasa Ken sejak tadi terus memandanginya.
Tanpa aba-aba Ken mencium bibir manis Kei, tak hanya mencium bibir Kei, tangan Ken masuk kedalam kaos yang di kenakan Kei dan meraba dada Kei dengan lembut.
Alih-alih menolak perbuatan Ken, Kei justru memperdalam ciuman Ken, ia membiarkan tangan Ken menjelajah setiap inci tubuhnya, memainkan kedua puncak dadanya.
"Aku ingin tubuhmu, apa kamu akan memberikannya untukku?" tanya Ken, ia masih terus meremas dada Kei.
Kei menganggukan kepalanya, ia mempersilahkan Ken untuk memiliki tubuhnya.
"Haha... Aku hanya bercanda sayang, tugas kita masih banyak" Ken mengeluarkan tangannya dari pakaian Kei, kemudian ia fokus pada tugasnya.
Ken memplating steak buatannya kemudian memotret steak tersebut untuk bahan promosi.
"Gimana?" Ken memperlihatkan hasil jepretannya kepada Kei.
"Yang ini agak sedikit miring sayang" Kei mengatur posis steaknya agar Ken mudah memotretnya.
Ken yang mulai iseng malah memotret Kei "Kamu cantik sekali, biarpun setiap hari bertemu denganmu aku tidak pernah bosan"
Kei menutup wajahnya yang memerah karena pujian dari Ken.
Usai mengambil gambar steak, mereka menikmati steak tersebut sambil membuat rencana pemasarannya.
Dalam hal ini Kei banyak memberikan ide, jika penjualannya menggunakan booth semi container, kemudian Kei memberikan beberapa contoh desain banner yang ia buat.
Malam kian larut, Ken meminta Kei untuk menginap karena di luar masih hujan deras, Kei pun menuruti permintaan Ken.
Ken mengantar Kei ke kamarnya, kemudian ia menyelimuti tubuh Kei dengan selimut Manchester United miliknya.
"Good night" ucap Ken.
Saat Ken hendak keluar dari kamarnya tiba-tiba lampu padam dan bunyi petir menggelegar.
"Ken aku takut" ucap Kei ketakutan.
Ken kembali mendekat ke arah Kei kemudian memeluknya dengan erat, hingga Kei tertidur lelap dalam pelukannya.
Keesokan harinya Kei bangun lebih dulu dari Ken, ia melihat Ken tidur di sampingnya. Kei menelusuri wajah tampan Ken dengan jari jemarinyanya.
"Pria tampanku" ucapnya lembut.
Seketika kei terkejut ketika ken tiba-tiba membuka matanya "Kamu ngapain Kei?" tanya Ken sambil tersenyum melihat kekasihnya salah tingkah.
"Kamu mengagetkanku saja" Kei bersembunyi di balik selimut.
"Mengapa di tutup? aku sudah melihatmu sepanjang malam" Ken menarik selimut yang menutup wajah Kei.
"Aku malu Ken, aku belum cuci muka" Kei mempertahankan selimutnya namun Ken menariknya dan membuang sembarang sehingga Kei menutup wajahnya dengan telapak tangannya.
"Kamu tetap cantik dalam keadaan apa pun sayang" Ken menyingkirkan tangan Kei kemudian ia mendekatkan wajah ke wajah Kei, memberikan kecupan manisnya di bibir Kei.
"Besiaplah, hari ini kita mau ke percetakan dan mencari booth container" Ken beralih mencium kepala Kei, kemudian meninggalkan kamarnya.
Sesaat Kei tersenyum dengan perlakuan manis Ken kemudian ia beranjak dari tempat tidurnya menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, saat selesai mandi ia baru ingat lupa membawa handuk.
'Astaga aku lupa mengambil handuk' gumam Keiza.
Dengan tubuh yang masih basah Keiza keluar dari kamar mandi.
Ceklek...
Ken membuka pintu kamarnya, kemudian masuk ke dalam. Ken melihat tubuh polos Keiza tanpa sehelai benang pun keluar dari kamar mandi.
Sesaat Ken menikmati pemandangan indah di depan matanya, kemudian ia mengambil handuk di lemarinya dan menghanduki tubuh kekasihnya, Keiza hanya terdiam membiarkan Ken mengelap tubuhnya yang basah.
"Ini bajumu yang kemarin sudah bersih"
"Terima kasih ya sayang" ucap Kei.
Ken menganggukan kepalanya kemudian keluar dari kamarnya, ia menunggu Kei sarapan di ruang makannya.
Usai sarapan ken dan kei bersiap mencari booth container dan mencetak banner, sebelum berangkat Ken memakaikan Kei hoodie agar Kei tidak kepanasan, tidak lupa juga ia memakaikan Kei helm di kepalanya agar aman.
"Thank you baby" Kei mengecup bibir Ken kemudian ia duduk di belakang Ken dan memeluknya.
Tiga hari kemudian setelah booth dan banner siap, Ken dan Kei memulai usahanya. Mereka berjualan tidak jauh dari kampus, sehingga tidak mengganggu jam mata kuliah lainnya yang tetap mereka harus ikuti.
Semula mereka hanya mematok laba 35% dari modal yang mereka keluarkan, namun seiring banyakanya permintaan yang masuk mereka berdua pun menambah jumlah porsi penjulannya sehingga laba yang di dapatkan pun lebih banyak.
"Ken, bagaimana jika usaha ini kita teruskan saja. Aku pikir usaha ini cukup menjanjikan" ucap Kei.
"Tapi kita tidak punya waktu banyak sayang."
"Kita bisa bayar orang untuk menunggu boothnya dengan begitu kita tetap bisa kuliah, lagi pula jika kita membayar orang untuk menjaganya maka waktu penjualannya lebih lama dan jumlah porsinya bisa lebih banyak, dan kita bisa juga mengurangi angaka pengangguran. Ya walaupun hanya satu atau dua orang hahaha... Bagaimana?"
Setelah berfikir akhirnya Ken pun setuju dengan usulan yang di berikan kekasihnya, sebagai modal awal usaha mereka, keduanya patungan dari uang tabungan pribadi mereka berdua.
"Kita rintis bersama ya sayang" ucap Ken.
Kei tersenyum menganggukan kepalanya, ia percaya jika usaha yang di jalani bersama kekasihnya ini bisa menjanjikan untuk masa depan mereka berdua.
Tiba di hari mereka presentasi mereka berdua mampu mempresentasikan usahanya dengan baik dan mereka juga mampu menjawab pertanyaan yang datang baik dari dosen maupun dari teman-temannya dengan detail sehingga mereka berdua mendapatkan nilai sempurna.
Hampir satu bulan sekali mereka berinovasi dengan menambah menu baru. Dengan seluruh tabungan yang mereka punya, mereka menambah modal usaha mereka untuk menambah beberapa booth yang mereka taruh di wilayah lain seperti di wilayah Sleman, Bantul dan Kulon Progo.
Siapa sangka berawal dari tugas kuliah, kini usaha tersebut menjamur, mereka memiliki ratusan booth yang tersebar di seluruh Pulau Jawa dan Sumatera, dengan omset ratusan juta perbulan mereka bisa membeli unit apartement dan sebuah mobil.
Dari hasil usaha tersebut mereka juga dapat mempersiapkan acara pernikahan yang rencananya akan di gelar pekan depan, semua persiapannya sudah 95% siap, namun sayangnya harus batal begitu saja, lantaran Zee tengah mengandung anak Alex sehingga Zee dan Alex harus segera menikah.
Dalam adat/mitos yang mereka anut tidak pernankan Ken menikahi Kei, jika Alex telah menikah dengan Zee karena akan ada salah satu pasangan yang kalah, sehingga mau tidak mau Ken dan Kei harus mengalah untuk membatalkan pernikahan mereka. Baik orang tua Ken maupun Kei meminta keduanya untuk mencari pasangan lain, namun bagi Ken dan Kei tidak semudah itu.
Masih jelas tergambar di ingatan Ken saat dirinya melamar Kei, saat itu Ken dan Kei baru saja di nyatakan lulus skripsi, mereka berdua sedang di kerja dateline lantaran skripsi mereka berdua lulus dengan revisi.
"Kei, maukah kamu menikah denganku?" Ken menyodorkan cincin emas di hadapan Kei.
Kei langsung melirik ke arah Ken dengan wajah yang nampak kesal dengan kekasihnya.
"Ken tidak bisakah kamu melamarku di tempat yang romantis atau di saat yang tepat?"
"Ya sudah jika kamu tidak mau menikah denganku" Ken memasukan lagi cincinnya kedalam kantong celananya.
"Bukan tidak mau, tapi aku ingin wedding proposalmu sedikit romantis meskipun kamu tahu aku pasti akan menerimanya"
Ken tak menjawab penyataan Kei, ia kembali menatap laptopnya mengerjakan revisi skripsinya.
"Iya aku mau menikah denganmu" Kei mengambil cincinnya dari celana Ken kemudian ia memakaikan sendiri di jarinya, Ken tersenyum lebar memandangi wajah Kei yang masih cemberut.
"Mengapa melihatku seperti itu Ken? ayo kerjakan skripsi kita" ucap Kei yang masih kesal dengan ketidak romantisan Ken.
"Punyaku sudah selesai, sini aku bantu punyamu." Ken mengambil laptop Kei kemudian membantunya hingga selesai.
Flashback off
Drrrtt... drrrrtt... drrrrtt..
Getaran handphonenya membuyarkan lamunan Ken, ia mengambil handphonenya di saku celanannya kemudian mengangkatnya.
"Hallo Tante" ucap Ken kepada Livia.
"APA?!!! Di rumah sakit mana tante? Ken akan segera ke sana"
Mendengar kabar jika Kei masuk ke rumah sakit akibat percobaan bunuh diri, Ken sangat panik, Ia langsung berlari ke parkiran dan menyalakan motornya.
Ken memacu kendaraannya dengan kecepatan tinggi agar ia cepat sampai ke rumah sakit.
Sesampainya di rumah sakit ia menuju pusat informasi menanyakakan kamar rawat inap Kei, setelah mendapatkan informasi lengkap Kei berlari menuju kamar rawat inap Kei.
Begitu tiba di depan ruang rawat inap kei, tiba-tiba pintu terbuka.
"Kei ada di dalam, kamu masuklah" ucap Randy.
"Terima kasih Om" Ken pun langsung mendekat ke arah Kei yang terbaring lemah karena ia kehilangan banyak darah.
"Kei..." Ken membelai wajah Kei dengan lembut.
Perlahan Kei membuka matanya, ia melihat keadaan sekelilingnya.
"Kei kenapa kamu berbuat seperti ini?" tanya Ken, dengan wajah yang sangat sedih.
"Please jangan berbuat seperti ini lagi, aku tidak ingin kehilangan kamu sayang" Ken mengecup kening Kei.
"Aku tahu ini berat untukmu, aku pun merasakan hal yang sama. Kita lewatin semuanya sama-sama ya."
Kei hanya bisa menangis di pelukan Ken, Ken mengelus punggung Kei dengan lembut menenangkan hati kekasihnya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!