Happy Reading 😊
Pagi itu Lula telah mempersiapkan baju untuk suaminya Danish Alvares di atas ranjang, meskipun dia tahu kalau suaminya itu tidak akan pernah memakai baju yang dia pilih tapi Lula selama ini masih terus saja melakukan hal itu.
Suara gemericik di kamar mandi menandakan bahwa suaminya masih belum selesai membersihkan diri.
Lula menatap ke arah foto pernikahannya yang terpajang di atas ranjang mereka, ada rasa sakit di hatinya saat mengingat bagaimana perlakuan Danish setelah mereka menikah.
Bahkan foto itu Lula sendiri yang memasangnya, Danish tidak pernah berkomentar apapun, pria itu selama ini hanya mengacuhkan Lula.
Meskipun mereka berdua tidur di kamar yang sama, yaitu kamar utama di rumah pemberian sang Papa mertua, Danish tidak pernah mau tidur bersama Lula
Dua bulan pernikahan mereka Lula baru menyadari bahwa ternyata suami yang sangat di cintainya itu sama sekali tidak menyukainya.
Awal mula Danish mengajak Lula menikah gadis itu tentu merasa sangat bahagia, tapi ternyata Danish hanya memanfaatkan nya, Danish menikahi Lula hanya untuk mendapatkan harta warisan dari sang Papa yang bernama Arnold.
Danish yang saat itu masih mempunyai rasa terhadap istri dari kakaknya yang bernama Stela, tidak pernah memikirkan perasaan Lula, pria itu hanya ingin cepat bisa mendapatkan hak warisannya itu.
Lula masih terus bersabar menghadapi Danish, dia berharap suatu saat nanti Danish akan membuka hatinya untuknya.
Ceklek.
Pintu kamar mandi terbuka, Danish keluar dari dalam kamar mandi hanya menggunakan handuk yang melilit di pinggangnya.
Lula memalingkan wajahnya ketika melihat dada telanjang Danish yang begitu sempurna itu, meskipun sudah menikah Lula juga tidak pernah mendapat sentuhan dari sang suami.
Danish bahkan sangat jarang pulang ke rumah, pria itu sering menginap di kantornya karena memang Danish sengaja menghindari istrinya itu.
Danish menatap baju yang tergeletak di atas tempat tidur sekilas lalu dia berjalan menuju ke arah lemari, benar dugaan Lula, suaminya itu tidak akan memakai baju pilihan nya.
"Aku akan keluar," ucap Lula.
Gadis itu tahu bahwa Danish akan memakai baju jadi dia memutuskan untuk keluar dari kamar.
Danish tidak menjawab dan langsung mengambil kemeja yang ada di lemari kemudian memakai nya.
Entah apa yang di pikirkan pria itu, dia memang tidak menyukai Lula sama sekali, bahkan Danish tidak ingin berdekatan dengan istri pilihannya itu.
Pria itu mendesah kasar, Danish masih memikirkan Stela sang kakak ipar, entah kenapa sangat sulit melupakan perasaan nya itu terhadap istri dari kakaknya sendiri yang bernama David.
Bahkan setelah menikah dengan Lula, Danish ingin segera melepaskan istrinya itu setelah mendapatkan apa yang dia inginkan.
Danish paham bahwa Lula gadis yang baik, tapi dia tidak mempunyai perasaan apapun terhadap istrinya itu.
Lula berada di dapur dan memanggang roti untuk sarapan suaminya, gadis itu menatap kosong ke depan, memikirkan pernikahan yang baru seusia jagung itu.
Lelah, mungkin itu yang dirasakan Lula saat ini, mencintai sendiri itu sangat menyakitkan.
Danish sudah siap berangkat ke kantor, pria itu menuruni anak tangga dan melihat sang istri menyambutnya dengan senyuman di bibirnya.
"Danish, aku sudah membuatkan sarapan untukmu, roti panggang isi daging kesukaanmu" ucap Lula.
"Sebentar lagi akan ada rapat, aku akan sarapan di kantor," jawab Danish melenggang pergi dari hadapan Lula.
Gadis itu memegang dadanya yang terasa sesak, dia seperti tidak di anggap oleh Danish.
"Kenapa kamu menikahiku Danish, kalau kamu hanya akan memperlakukan ku seperti ini, tidak pernah di anggap sebagai istri," batin Lula.
Gadis itu segera menghapus air matanya, dia berjalan ke arah meja makan dan duduk di sana. Impian mempunyai rumah tangga bahagia seperti akan sangat sulit.
Lula mengambil roti panggang isi daging itu dan memasukan ke mulutnya, hari-harinya sudah seperti itu sejak awal pernikahan.
"Kamu harus kuat Lula, aku yakin semuanya akan indah pada waktunya," gumam gadis itu tersenyum.
Kemudian dia memakan rotinya dengan sangat lahap, Lula tidak ingin berfikiran negatif, dia harus tetap semangat menghadapi ujian hidup ini.
Bersambung ....
Hai akak reader tercinta, ini novel baru aku ya tentang cerita Danish dan Lula. Bagaimana kisah mereka selanjutnya, jangan lupa di favorit kan karena novel ini slow update. Terima kasih 🥰🥰🥰🥰
Happy Reading 😔
Lula telah selesai memasak makan siang untuk Danish, gadis itu ingin berusaha merubah perasaan suaminya itu agar bisa sedikit memandang ke arahnya.
"Akhirnya selesai dan siap untuk di bawa," ucap Lula merapikan kotak bekal dan memasukan nya ke dalam paper bag.
Lula ingin mengantar kan makan siang untuk Danish ke perusahaan Alvares GROUP, dengan harapan bisa meluluhkan hati suaminya itu.
Kata orang dari lidah turun ke hati, dari makanan lezat yang biasa kita makan akan menumbuhkan benih-benih cinta di hatinya.
Tidak muluk harapan Lula, gadis itu hanya ingin Danish bisa menganggap dirinya sebagai seorang istri. Meskipun belum bisa mencintai tapi kalau Danish mau menerima Lula dan menganggapnya istri bisa di pastikan perasaan cinta itu akan tumbuh dengan sendirinya berjalan seiring waktu.
"Sebaiknya aku memberitahu Danish dulu kalau aku akan datang ke kantor agar dia bisa menungguku," gumam Lula.
Gadis itu mengambil ponselnya dan mengetik pesan kepada sang suami. Setelah itu Lula pergi ke garasi untuk mengambil mobil yang memang di sediakan Danish untuknya.
##
Danish saat ini berada di ruang kerja barunya, sudah dua bulan pria itu menempatinya, cabang perusahaan Alvares GROUP yang berada di Washington DC menjadi miliknya sekarang.
Pria itu mengingat bagaimana dia bersusah payah berusaha untuk mendapatkan setengah saham milik Papanya yang telah di berikan kepada sang kakak yang bernama David Alvares.
Danish yang saat itu memang tidak pernah benar dalam pekerjaannya harus mendapatkan tantangan dari David, kakaknya itu menyuruh Danish bekerja menjadi bawahan dan hanya menjadi wakil manajer marketing.
Tapi dengan kesungguhan nya dalam bekerja, pria itu akhirnya berhasil dan mendapatkan jabatan yang lebih layak.
Persaingan antar Danish dan David begitu terlihat ketika Danish menjabat sebagai wakil CEO, apalagi Danish begitu mencintai istri dari David yaitu Stela.
Tentu saja Danish akhirnya menyerah akan perasaannya saat mengetahui bahwa Stela telah hamil. Namun sebulan kemudian papa Arnold ingin memberikan perusahaan cabang Alvares GROUP yang berada di Washington DC kepada Danish dengan satu syarat yaitu sebuah pernikahan.
Danish harus menikah terlebih dahulu apabila ingin mendapatkan warisan perusahaan itu. Akhirnya dia mendapat sebuah ide, Lula yang pada saat itu begitu mengagumi Danish di jadikannya korban umpan pernikahan.
Dengan sangat lugas pria itu melamar Lula dan ingin segera menikahi nya. Tentu saja hal itu disambut Lula dengan perasaan yang bahagia.
Pernikahan mereka di lakukan sederhana, hanya ada keluarga dekat saja tanpa mengundang teman maupun kolega penting dari Danish dan Papanya.
Lula selalu menampilkan senyuman di wajahnya saat Danish sudah mengucapkan janji suci itu. Berbalik dengan Danish, pria itu hanya menatap datar wajah istrinya, tidak ada ciuman bibir, hanya sebuah pelukan hangat yang di berikan kepada istrinya waktu itu.
Danish bukannya tidak punya hati, dia tahu bahwa sebenarnya menjadikan Lula korban bukanlah hal yang benar. Lula gadis yang baik menurut Danish, tapi pria itu tidak memiliki perasaan apapun terhadap Lula, Danish tidak mencintai Lula sama sekali.
Ceklek!! suara pintu ruangan terbuka membuyarkan lamunan Danish akan flashback kehidupannya.
Masuk seorang wanita cantik bertubuh semampai dengan senyuman manis di bibirnya. "Danish, sebentar lagi jam istirahat makan siang, apakah kamu mau makan di luar bersamaku?' ucap wanita itu yang tidak lain adalah sekretaris nya.
"Baiklah, aku juga belum makan sejak tadi pagi, Fanny, bisakah kamu menjadwalkan ulang jadwal ku ke London, aku rasa harus secepatnya mengadakan kerja sama itu, jadi kalau bisa di percepat hari keberangkatan ku," ucap Danish.
"Memangnya bisa membuat janji baru dengan Presdir dari R.A Group, secara diakan orang besar," jawab Fanny berdiri dan berjalan mendekat ke arah Danish.
"Tentu saja bisa, pasti tuan Alven mau mengatur janji baru untuk bertemu denganku, pria itu adalah kakak kandungnya Stela," jawab Danish.
"Maksudnya Stela istri dari kakakmu itu?"
"Hemm, benar, aku akan membuat perusahaan ini lebih maju apabila kita bisa bekerja sama dengan perusahaan di luar negeri itu," jawab Danish.
Fanny tiba-tiba duduk di depan Danish sambil mengalungkan tangan ke lehernya.
"Aku menginginkan mu Danish," ucap Fanny terus terang.
Danish memalingkan mukanya saat Fanny mencium nya.
"Sebentar lagi, bersabarlah," jawab Danish membuat Fanny mendengus kesal.
Lula yang saat itu sudah tiba di depan kantor sang suami memutuskan untuk masuk begitu saja. Gadis itu memasuki lift dan memencet angka 13, tempat di mana CEO berada.
Ting.
Lula keluar dari dalam lift dan langsung menuju ke ruangan suaminya itu.
Saat tiba di depan pintu CEO Lula di tahan masuk oleh seseorang.
"Maaf nona Lula, tuan Danish sedang tidak bisa di ganggu," ucap seorang pria yang bertag name Franklin itu.
"Tapi aku membawa kan makan siang untuk suamiku," jawab Lula mengangkat paper bag-nya.
"Tapi Nona," belum selesai Franklin menjawab Lula langsung meremas dadanya yang tiba-tiba terasa sakit itu.
Lula mendengar suara desah*n seorang wanita dari dalam ruangan suaminya. Gadis itu paham apa yang telah terjadi di dalam ruangan itu. Ternyata Danish selama ini telah berselingkuh darinya.
Air matanya lolos begitu saja saat mendengar suara suaminya yang sepertinya sangat menikmati permainan mereka itu.
Franklin bisa mengerti perasaan istri dari atasan nya itu yang mendengar langsung suara laknat tersebut.
"Ini untukmu Franklin," ucap Lula menyerahkan paper bagnya kepada asisten Danish tersebut.
Dengan berusaha menguatkan hatinya yang sudah hancur Lula pergi meninggalkan perusahaan itu.
Akankah Lula bertahan atau menyerah dengan pernikahan mereka?
Bersambung.
Aku nyesek nulisnya 😭😭
Maaf bila masih banyak typo 🙏🏻🥰
Happy Reading 😔
Lula melajukan mobilnya ke sebuah tempat, dengan menahan nafas yang masih tersengal akibat menangis sampai sesegukan gadis itu berhenti di sebuah tempat yang di penuhi padang ilalang.
Lula keluar dari dalam mobil dan membantingnya kasar, seolah mengungkapkan kekesalan dan kekecewaan hatinya.
"Hiks, hiks, huaaa!!"
Akhirnya Lula tidak dapat menahan isak tangis yang sedari tadi memenuhi rongga dadanya itu.
"DANISH BODOH, AKU SANGAT MEMBENCIMU, DASAR PRIA TIDAK TAHU MALU!!"
Lula berteriak di tengah padang ilalang itu mengeluarkan semua yang dia simpan selama ini, rasa sakit karena tidak di anggap itu sudah biasa, bahkan Danish tidak mau menyentuhnya juga hal biasa, tapi sekarang apa yang dia lihat, sebuah perselingkuhan yang dilakukan suaminya itu sungguh tidak bisa dia tahan.
Lelah sudah hatinya mempertahankan cinta yang semu itu, tidak ada balasan cinta dari Danish bahkan diapun menerimanya, tapi kalau menyangkut masalah penghianatan dan perselingkuhan Lula sudah tidak tahan.
Gadis itu memukul dadanya berkali-kali menghilang kan rasa sesak yang sedari tadi bercokol di hatinya.
"Sebaiknya ku lepaskan cinta ini, kalau kamu memang tidak bahagia bersamaku Danish," Lula menghapus air matanya denga kasar.
Berusaha menghirup nafasnya perlahan dan menghembuskan nya kembali. Mungkin jalan satu-satunya adalah perceraian.
Sedangkan di perusahaan Alvares.
Franklin masuk ke dalam ruangan CEO itu dengan mata menatap sekeliling, Franklin melihat Fanny yang duduk di sofa dan Danish masih duduk di tempatnya.
Tidak ada baju yang berantakan maupun tanda kissmark di leher mereka. Semuanya masih rapi dan tidak ada tanda bekas percintaan di tempat itu. Asisten pribadi Danish itu memutar bola matanya malas, dia tahu kalau semua itu hanyalah akting bos dan sekretaris nya itu.
"Apa kamu benar-benar melakukan hal ini bos, aku merasa kasihan dengan Lula, suara kalian benar-benar membuat telinga ku panas, apalagi dengan istrimu itu yang mendengar nya langsung, ku rasa dia bisa bunuh diri," ucap Franklin duduk di samping Fanny dan merangkul bahu wanita itu.
"Aku memang sengaja melakukan nya agar Lula bisa menyadari bahwa aku tidak pantas untuknya, biarkan dia menganggap ku telah berselingkuh, pasti tidak akan sulit untuk nya melepaskan ku," jawab Danish memandang ponselnya.
"Bagaimana sayang, aktingku tadi bagus kan?" ucap Fanny pada Franklin.
"Bagus sekali, bahkan seperti nyata seakan kalian memang sedang bercinta saja," jawab Franklin.
Fanny bergelayut manja di dada Franklin, sambil memainkan dasi pria tersebut.
"Cih, kalau mau berpacaran jangan di ruangan ku, cepat pergi keluar," seru Danish.
"Siapa juga yang pacaran bos, kita itu hanya pasangan yang saling membutuhkan dan menguntungkan saja," jawab Franklin tergelak.
Fanny yang mendengar hal itu langsung menarik dasi Franklin hingga lehernya tercekik.
"Aakk sayang lep ... paskan, aku hanya bercanda!"
"Kalau hanya mau keuntungan dariku, baiklah malam ini jangan minta jatah!!" seru Fanny langsung berdiri dan pergi dari ruangan atasannya itu.
Franklin mengusap lehernya dan menggerutu, memang tidak pernah ada kata komitmen si antara mereka berdua. Fanny dan Franklin hanya terbiasa pergi bersama hingga mereka bisa sedekat itu.
"Bos, apa beneran kamu tidak mempunyai perasaan terhadap Lula? sebenarnya dia itu sangat cantik, tapi sayangnya dia tidak bisa berdandan," ucap Franklin yang sudah duduk di hadapan Danish.
"Aku memang tidak mencintai nya, biarkan dia mencari cinta yang lain dan mendapatkan yang lebih baik dariku," jawab Danish.
"Nanti kamu menyesal lo bos, jarang sekali di jaman sekarang itu ada gadis yang masih polos begitu, kalau boleh biar untuk ku saja," ucap Franklin dan mendapatkan tatapan tajam dari Danish.
"Aku tidak akan pernah menyesal, ini sudah menjadi keputusan ku, dan jangan coba-coba untuk mendekati nya, kalau hal itu terjadi akan ku potong gajimu bulan depan sebesar Lima puluh persen!!" tunjuk Danish di depan hidung asistennya itu.
"Ampun bos, aku tidak akan mengganggunya, tapi apakah maksudnya kamu tidak rela bos jika Lula ku dekati? itu artinya kamu menyukai nya bos," ucap Franklin.
"Aku tidak menyukainya, hanya saja aku akan merasa kasihan kalau Lula mendapatkan pria seperti mu," jawab Danish sambil pergi ke arah pinti dan keluar dari ruangan nya itu di ikuti oleh Franklin.
"Aku tahu bos sebenarnya kamu mulai memiliki perasaan terhadap istrimu itu," batin Franklin.
Malam harinya.
Lula masih betah berada di dalam mobilnya yang dia parkir di halaman rumah, gadis itu menunggu Danish yang tidak kunjung pulang.
"Apa mereka sering melakukan hal itu dan menghabiskan malam bersama?" batin Lula.
Gadis itu keluar dari dalam mobil dan akan masuk ke dalam rumah. Tiba-tiba mobil Danish muncul membuat langkah Lula terhenti.
Danish keluar dari dalam mobil dan melihat istrinya itu berdiri tidak jauh darinya.
"Danish aku ingin bicara padamu," ucap Lula.
"Masuklah dulu baru kita bicara di dalam," jawab Danish melangkah masuk ke dalam rumahnya itu.
Tapi tiba-tiba lengannya di tahan oleh Lula.
"Aku hanya ingin mengatakan padamu bahwa aku ingin bercerai darimu, maaf Danish aku sudah lelah dan tidak kuat hidup bersama mu, besok akta cerai akan ku bawakan untuk di tanda tangani, dan mulai malam ini aku akan tidur di rumah bibi ku," ucap Lula menahan sesak di dadanya.
Biarlah dia merasakan sakit saat ini, karena kalau berlama-lama itu akan semakin membuatnya sakit yang lebih parah lagi.
Danish menatap wajah sembab Lula, sebenarnya dia juga merasa tidak tega melihat Lula yang seperti itu, tapi dia memang harus tegas dalam mengambil keputusan hatinya.
"Baiklah Lula, kalau memang kamu sudah tidak mampu bertahan lagi aku akan mengabulkan keinginan mu itu," jawab Danish.
Bersambung...
Ayo kasih bunga donk yang banyak 🙏🏻🙏🏻🙈🙈
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!