NovelToon NovelToon

Kelabu Diujung Rindu

eps 01

Langit sudah terlihat mendung, kaki lyra tetap terus berjalan seiring suara petir yang samar-samar mulai terdengar, gadis bertubuh mungil itu berjalan sedikit cepat karena takut kehujanan dijalan sebelum tiba dirumahnya.

Ya, dia lyra, gadis berusia 20 tahun, tak terlalu cantik namun masih enak dipandang, dia anak yang manis, dan berambut pendek lurus berwarna hitam. Lyra saat ini tengah berjalan hendak pulang kerumah setelah seharian mencari pekerjaan, namun belum juga mendapat kan tempat pekerjaan.

Dia sedikit putus asa hari ini, badannya sudah lelah berjalan kesana kemari keluar dari satu toko ke toko lain untuk melamar pekerjaan, dia tak menuntut mau pekerjaan yang bagus, setidaknya dia bisa bekerja dan menghasilkan uang untuk dirinya sendiri.

Dia seorang anak dari keluarga yang sederhana, ibunya seorang buruh cuci di rumah tetangga dekat rumah mereka, sedangkan ayah lyra bekerja sebagai kuli bangunan, itupun tidak selalu mendapatkan pekerjaan, hanya menunggu mandor memanggil jika memang sudah ada pekerjaan bangunan nantinya.

Lyra mempunyai seorang adik perempuan yang selisih satu tahun darinya, namanya lisa. Lisa gadis yang cantik, berbeda dengan lyra, tak terlalu cantik tapi manis. Lisa saat ini bekerja di toko pakaian milik temannya saat sekolah dulu.

Tak ada satupun dari mereka yang melanjutkan kuliah, karena terbatas oleh biaya. Tapi mereka tak pernah mengeluh dan membenci akan keadaan mereka sekarang, malah hal itu membuat mereka semakin termkotivasi untuk bekerja mencari uang dan sedikit meringankan beban orang tua, sungguh mereka anak yang berbakti.

Lyra telah sampai dirumah saat rintik-rintik hujan sudah mulai turun

"Assalammu'alaikum bu.." ucap lyra masuk kedalam rumah dan merapikan sepatu yang telah dia pakai

"Wa'alaikumsalam, dah pulang nak? Duh untung udah pulang nak, tuh diluar udah mulai ujan" jawab ibu lyra

"Iya bu.. tadi di jalan aku tergesa-gesa sekali, takut banget keujanan dijalan, karena aku ga punya payung"

"Ya udah, kamu mandi dulu, habis itu makan ya. Adikmu udah istirahat dikamar"

"Oh, lisa dah pulang, bagus deh, jadi dia nggak terjebak hujan kayak kemaren"

"Iya nak, ya udah, ibuk siapin makan malam buat kamu dulu ya"

"Iya bu"..

Lyra menuju kamar mandi dia melepaskan semua pakaiannya dia tak sabar ingin segera melepas penat dan rasa gerah ditubuhnya

"Hah, sungguh hari yang melelahkan, kenapa susah banget nyari pekerjaan akhir-akhir ini ya, kakiku sampai pegel"

Lyra menggerutu sendiri ketika mandi, tak lama lyra pun selesai dengan mandinya dan sudah berpakaian, ia menghampiri ibunya untuk makan malam

"Yang lain udah makan semua bu?" Tanya lyra

"Udah nak, tinggal lyra lagi yang belum makan, makan yang kenyang ya sayang, kamu pasti capek banget hari ini"

"Iya bu, aku capek banget, mana pekerjaan belum dapet lagi, aku malam ini harus cepet istirahat agar besok lebih semangat lagi untuk mencari pekerjaan"

"Iya nak, makan yang banyak ya, kemudian langsung istirahat"

"Iya bu, makasih ya"

Ibu lyra tersenyum, dia sungguh menyayangi anak-anaknya. Tak tega hatinya melihat anaknya harus ikut membantu bekerja sedangkan teman seusianya sibuk dengan kuliah, tapi apa hendak dikata, dia tak punya uang untuk membiayai mereka kuliah, dapat uang untuk membeli makan sehari-hari saja mereka sudah sangat bersyukur.

lyra telah selesai dengan makan malam nya, sekarang dia akan membereskan sedikit kamarnya lalu menyiapkan kembali beberapa berkas yang akan dia bawa besok untuk melamar pekerjaan.

"harus kemana lagi ya aku nyari kerja besok, rasanya hari ini udah kumasuki semua toko, apa jadi tukang buruh cuci kayak ibu aja kali ya"

lyra selalu berpikir ingin bekerja seperti ibuny, tapi ibu nya tak pernah membiarkan lyra bekerja seperti dirinya, karena dia yakin lyra akan dapat pekerjaan yang layak jika dia berusaha sedikit lebih keras lagi.

pagi telah menyapa, mentari masih terlihat malu-malu untuk bersinar, lyra telah selesai membereskan rumah sebelum berangkat pagi ini.

tiap pagi merupakan rutinitas wajib baginya dan lisa untuk membereskan semua pekerjaan rumah, karena mereka tak bisa menolong pada sore harinya karena kecapekan.

ibu mereka sangat maklum akan hal itu, lyra dan lisa merupakan dua adik kakak yang selalu berbagi duka satu sama lain, jarang sekali mereka terlihat bertengkar seperti adik kakak pada umumnya, sungguh persaudaraan yang sungguh manis.

lyra telah keluar dari toko pakaian, ini adalah toko ke tiga hari ini dia datangi, tapi belum ada juga yang mau menerimanya.

lyra duduk termenung di bangku depan toko pakaian yang ia masuki tadi, ia ingin melepaskan penatnya barang sejenak sebelum melanjutkan pencarian kerja selanjutnya, dia sedikit menunduk dan sedikit bersedih, tanpa sadar dia mengangkat kepalanya dan melihat ke arah depan, di seberang jalan tempat ia duduk sekarang, ada toko butiq yang sangat mewah. ingin rasanya dia melamar bekerja disana, tapi... apakah mungkin dirinya yang hanya tamatan SMA bisa melamar pekerjaan disana.

lyra hanya termenung memperhatikan orang yang keluar masuk ke butiq itu. tak lama kemudian dia melihat gadis yang sangat cantik dengan drees selutut keluar dari butiq tersebut, dari arah lain terlihat pria sedang berlari dan tergesa-gesa ke arah wanita cantik itu, dia menabrak wanita itu hingga wanita itu jatuh dan sedikit meraung kesakitan. pria tersebut tersebut seperti tanpa dosa melihat kearah wanita cantik itu kemudian meminta maaf lalu tetap berlari seperti sedang mengejar seseorang.

lyra yang melihat itu langsung berlari menyebrangi jalan untuk menghampiri wanita yang terjatuh itu

"nona, apakah nona baik-baik saja" tanya lyra pada wanita tersebut yang terlihat kesakitan sambil memegang kakinya

"sepertinya kakiku keseleo, dasar pria brengsek! bisa-bisanya dia tidak menolongku setelah dia menabrakku!" geram wanita itu

"tidak apa nona, mungkin dia dalam keadan terdesak yang membuatnya harus terburu-buru" jawab lyra membuat wanita itu berhenti menggerutu

"ah baiklah, bisakah kau menolongku? tolong kau papah aku masuk kedalam, sepertinya aku kesulitan berdiri"

"baik nona, akan ku bantu" lyra langsung memegang tangan kiri wanita tersebut dan menaruhnya di pundak lyra, kemudian dia membantu wanita tersebut masuk kedalam butiq

"risaa...... ayo buka pintu ruanganku" wanita itu menyuruh seorang gadis yang sedang bekerja disana untuk membukakan ruangan yang tak jauh dari ruangan utama butiq ini.

"baik nona" ucap gadis yang bernama risa tersebut.

lyra sedikit berfikir, apakah wanita yang dia tolong ini adalah pemilik butiq ini.

tanpa sadar dari arah belakang mereka telah berdiri seorang pria yang menatap keheranan kearah mereka

"sayang kamu kenapa?" tanya pria tersebut kepada wanita cantik yang terjatuh tadi..

"yaampun, pria ini tampan sekali, t-tapi dia sedikit tidak asing"

bersambung....

hay semuanya, ini novel fiksi terbaru karya saya, saya harap pembaca suka, jika ada yang tidak suka silahkan memberikan komentar kritik yang membangun, terimakasih ❤️

eps 02

Lyra masih tercengang melihat pria yang barusan bicara pada wanita yang sedang ia papah untuk masuk keruangannya.

"Sayang, kok nggak bilang-bilang mau datang kesini" ucap wanita tersebut, jelas terlihat kalau wanita ini sedikit takut dimarahi oleh pria itu.

"Rapat hari ini selesai dengan cepat, jadi aku mau ajak kamu makan siang, kakimu kenapa? Kenapa jalan sampai harus ditolongin?" Ucap pria itu menghampiri istrinya. Sekilas dia melihat kearah lyra lalu kembali fokus kepada istrinya

"Ah enggak, tadi ada orang yang ga sengaja nabrak aku waktu aku baru keluar dari butiq, dia udah minta maaf kok, kebetulan juga ada gadis ini yang baik hati mau nolongin aku masuk kedalam" Wanita itu langsung mengatakan kalau yang menabrak itu minta maaf padanya, kalau tidak, dia pasti akan dimarahi, dan pria itu akan mencari siapapun orang yang menabrak istrinya yang kabur tanpa berniat menolong sedikitpun

"Yaampun, kakimu kayaknya keseleo ini, ayo aku antar berobat"

"Bentar sayang, hai.. makasih ya udah nolongin aku, kenalin nama aku Rani. Nama kamu siapa?" Sapa rani kepada lyra yang tadi memang belum berkenalan

"Iya sama-sama, nama aku Lyra, yaudah kak, lebih baik kakak pergi berobat aja dari pada nanti tambah parah"

"Hehe, untung suamiku juga datang, eh iya. Kenalin dia suamiku, namanya digo" Rani melirik Digo agar suaminya mengulurkan tangan nya untuk bersalaman dengan Lyra

"Digo.."

"Lyra.." (dia pria yang dingin sekali)

"Lyra, berkas apa yang kamu bawa, kamu kerja dimana?"

"Aku belum bekerja, aku sudah dua hari ini nyari kerja belum dapet juga" Lyra sedikit bersedih menceritakannya

"Yaampun, sayang banget gadis sebaik kamu belum dapet kerja, hm.. gimana kalau kamu kerja di butiq aku aja?"

"Serius?" Tanya lyra dengan mata yang berbinar-binar

"Iya serius, besok pagi kamu datang lagi ke toko ku ini, oke" rani tersenyum pada lyra kemudian dia melirik digo, sepertinya suaminya juga setuju dengan idenya, digo menganggukkan kepalanya pada Rani

"Terimakasih banyak nona" Lyra sungguh bahagia, tampak senyum terukir dari bibir mungilnya.

"Kalau begitu saya pamit dulu nona, saya do'akan supaya nona cepat pulih kembali"

"Terimakasih lyra doa' nya"

Lyra kemudian melangkahkan kakinya meninggalkan toko butiq milik Rani dengan perasaan yang bahagia, dia berjalan sambil bersiul-siul, hari ini memang hari keberuntungannya.

Digo Grishham

Digo adalah seorang anak konglomerat di provinsi daerah tempat ia tinggal sekarang, Ia sekarang memegang jabatan sebagai CEO dari perusahan Grishham yang telah lama ayah dan kakek nya rintis sejak dulu.

Digo seorang lelaki yang cukup dingin terhadap orang lain, terutama soal perempuan, tak seperti pimpinan perusahaan lain yang suka sekali bermain dengan banyak wanita, digo sama sekali tak menyukai hal itu, bukan berarti dia memiliki kelainan, melainkan dia memang pandai menahan dirinya dari nafsu dunia.

Dia mengenal Rani semenjak mereka kuliah di universitas yang cukup bergengsi di suatu provinsi.

Mereka sudah mulai akrab ketika menjadi maba. Digo dan Rani memilih jurusan yang berbeda, Digo mengambil jurusan ekonomi sedangkan Rani mengambil jurusan Fashion. Tapi hal itu tidak lantas membuat mereka jarang bertemu. Bahkan digo sering menjemput dan mengantar Rani pulang dari kuliah.

Tak pernah sekalipun terucap kata cinta diantara mereka, baik digo yang memang tak pandai merayu, menggombal atau bersikap romantis kepada wanita. mereka hanya bisa memendam perasaan mereka masing-masing dan menjadi sahabat yang selalu bersama.

Rani pun tak jauh beda dari sikap Digo, dia wanita yang cukup pemalu untuk menyampaikan bagaimana perasaan yang sebenarnya kepada Digo, Dia terlalu gengsi untuk mengungkapkan nya duluan.

4 tahun telah berlalu, ketika mereka sama-sama telah wisuda dan mendapat gelar sarjana. Rani dan Digo terpisah karena mengejar masa depan yang lebih baik lagi.

Digo melanjutkan studi nya ke jerman agar dia benar-benar mampu mewarisi dan bekerja di perusahaan milik ayahnya

Sedangkan Rani pergi ke paris untuk belajar merancang busana dari para desaigner terkenal. Itu semua berkat Digo yang mengenalkan dia pada perancang busana terkenal disana, sehingga Rani tidak memiliki kendala selama belajar disana.

2 tahun lamanya rani belajar di paris, dia kembali ke Indonesia dan mulai memberanikan diri untuk membuka toko butiq milik dirinya sendiri.

Dengan bekal ilmu yang ia miliki. Busana yang ia rancang lambat laun bisa di terima di masyarakat dan membuat toko butiq nya menjadi salah satu butiq yang terkenal di kota tersebut.

Setelah setahun Rani merintis karir nya, Ia mendapatkan kabar bahwa Digo telah menyelesaikan studinya di jerman dan sudah pulang ke Indonesia. Digo sekarang sedang belajar beberapa pekerjaan di perusahaan Grishham yang harus ia pahami dengan baik sebelum ia menerima jabatan yang akan ayahnya berikan kepadanya.

Digo dan Rani masih memiliki perasaan cinta satu sama lain, Digo tidak pernah memikirkan wanita lain selain Rani, jadi ia langsung melamar rani dan Menikahinya tepat setelah ia di berikan tanggung jawab menjadi CEO di perusahaan Grishham.

Rani dan Digo pergi ke tempat pijat tradisional untuk mengobati kaki Rani yang keseleo.

Rani memang suka berobat yang tradisional dari pada harus ke rumah sakit atau ke klinik dokter, dia sedikit malas meminum pil terus.

Digo yang telah lama mengenal Rani pun cukup paham dengan kebiasaan Rani dan apa saja yang Rani sukai.

"Sayang, kenapa orang yang menabrak mu tidak menolong mu?" digo sedikit gusar akan hal itu. sekarang mereka didalam mobil menuju pulang kerumah mereka. Digo menyetir sendiri hari ini

"dia lagi buru-buru banget, jadi aku biarkan aja pergi, lagi pula tadi ada lyra yang menolongku" Rani memberikan senyum termanisnya kepada Digo, dia tak mau laki-laki itu marah

"yasudah, kita pulang aja ya, kamu ga usah kemana-mana dulu hari ini, istirahat aja dirumah sampai bener-bener sembuh. aku ga mau kamu kenapa-kenapa lagi" Digo selalu memberikan perhatian dan cinta yang lebih kepada Rani, Sehingga Rani selalu merasa wanita paling beruntung saat ini memiliki suami yang sangat sayang padanya.

"ia sayang" Rani mengecup tangan kiri Digo yang sejak tadi memegang tangan kanan Rani

mereka telah sampai di rumah mewah milik Digo dan Rani, Rumah ini merupakan kado pernikahan mereka yang di berikan oleh ayahnya Digo.

setelah memastikan Rani masuk kedalam kamar dan beristirahat, ia mendatangi asisten dirumahnya agar mereka menjaga dan merawat Rani, karena dia harus kembali ke kantor untuk menyelesaikan beberapa tugas yang memang belum selesai.

bersambung....

hai semuanya. tolong dukung author ya.

dengan cara like dan vote. terima kasih ☺️

eps 03

Pagi ini Lyra telah siap untuk bekerja, hari ini merupakan hari pertama ia bekerja di toko butiq tempat wanita cantik yang ia tolong kemarin. benar kata orang, jangan pernah sungkan untuk menolong orang lain, karena bisa jadi orang lain pun akan menolong kita juga.

"cantik banget sayang, ayok sarapan dulu" ibu lyra kagum melihat penampilan anaknya pagi ini.

"iya buk, mbak lyra cantik banget, mbak nanti pulang kerjanya jam berapa?" tanya lisa pada lyra

"duh belum tau dek, kemaren mbak lupa nanya jam kerja nya gimana, saking semangatnya, hehe" begitulah lyra, lupa semuanya ketika dia dapat tawaran kerja kemarin

Lisa dan buk lastri hanya senyum-senyum saja dengan tingkah lyra, lyra pun menikmati sarapan nya pagi ini dengan hati yang bahagia.

"Pagi mbak Risa" sapa Lyra dengan sangat ramah dan senyumnya yang mengembang

"Pagi juga Lyra, duh cantik banget kamu. udah siap kerja nih?" tanya Risa pada lyra yang terlalu bersemangat pagi ini

"iya dong mbak" jawab Lyra tanpa ragu

"ya udah, kita bersihin dulu ruangannya sebelum kita open, nanti kalau udah open kita hanya boleh fokus pada costumer saja, kalau sepi ga boleh bengong ya, kerjakan yang patut di kerjakan tanpa di perintah, misal ngerapihin gantungan baju dan koleksi lain yg ada di manekin kalau nampak kusut atau berantakan" Risa menjelaskan dengan penuh wibawa sebagai senior di butiq tersebut

"baik mbak, mohon bimbingan nya ya, kalau saya salah ga papa tegur aja"

"baik"

Risa dan Lyra pun mulai membersihkan ruangan butiq tersebut sebelum benar-benar open, karena kebersihan dan kenyamanan untuk costumer adalah nomor satu di butiq ini.

setelah dirasa semuah sudah beres, Risa lalu mengajarkan Lyra untuk menempatkan tulisan open di pintu masuk

Tak lama kemudian Rani pun datang ke butiq, tidak seperti wanita kaya kebanyakan, yang datang suka-suka hati mereka karena menurut mereka, mereka bos-nya jadi bisa datang kapan saja.

Rani orang yang sangat disiplin dengan waktu, dia tidak betah jika harus berdiam diri saja dirumah tanpa melakukan pekerjaan yang ia sukai, kali ini ia ditemani digo, karena kakinya belum benar-benar sembuh karena insiden kemarin.

"pagi mbak Rani, duh, kakinya belum sembuh ya mbak" tanya Lyra ketika dia melihat Rani masuk ke butiq sambil di gandeng Digo suaminya.

"Belum nih ra, makanya males diem dirumah. maunya kesini biar bisa gerak terus, kalo diem aja takutnya ntar jadi kaku"

"iya mba, bagusnya emang gitu, jangan di diemin, tapi tetap hati-hati juga" lyra menjawab dengan sangat sopan.

"sayang, aku ke berangkat ke kantor dulu, soalnya ada meeting pagi ini" sela digo saat Rani dan lyra sedang berbincang

"oh iya sayang, hati-hati ya nyetir nya" Rani berbicara sangat lembut, hal itu lah yang sangat disukai oleh digo dari dirinya.

setelah Digo pergi Rani mulai melihat Risa yang sibuk mengajari lya beberapa pekerjaan di butiq, senang rasanya ia melihat lyra, karena gadis tersebut bisa cepat menyesuaikan diri dengan pekerjaan barunya.

Sudah dua bulan lyra bekerja di butiq tempat Rani, dan lyra sangat kerasan bekerja disana, selain bos nya yang baik, risa teman kerja nya juga tidak kalah baik, tapj suatu insiden terjadi hari itu, ya mobil yang di tumpangi digo dan Rani mengalami kecelakaan, yang membuat keduanya harus di larikan ke rumah sakit. Digo hanya mengalami lecet sedikit di muka lengan dan kakinya, tapi berbeda dengan rani, di mengalami patah tulang ekor dan harus berlapang dada menerima kenyataan bahwa dirinya di vonis lumpuh oleh dokter.

Rani dirawat selama seminggu di rumah sakit kemudian di bawa pulang ke rumah untuk di rawat di rumah saja, setelah insiden kecelakaan itu, Lyra di perintah untuk menolong merawat Rani di rumah, karena rani memang sangat cocok dengan Lyra. dan lyra pun tak menolak untuk bekerja merawat Rani di rumahnya

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!