Assalamu'alaikum
Sebelum membaca jangan lupa berdoa, baca secukupnya jangan lupa beristirahat, makan, dan beraktifitas lainnya. Ambil sisi positif dari cerita novel ini. Maaf apabila ada typo maklum author masih dalam proses belajar. Selamat membaca, semoga bermanfaat.
Follow akun media sosial author :
Fb : Marbella
IG : Andropist_1603
Terimakasih
Zara berdiri didepan jendela kamarnya. Dia sedang memikirkan sesuatu. Leo yang masuk ke kamarnya menghampiri Zara. Dia memeluk tubuh Zara dari belakang dan mencium pipinya. Zara langsung tersenyum dengan kecupan dari Leo dipipinya.
"Ma kau memikirkan putri kita ya?"tanya Leo.
"Iya Pa, pasti dia sekarang sudah besar dan tumbuh jadi gadis remaja, aku rindu padanya" ucap Zara.
"Tak terasa sudah 17 tahun kita kehilangannya, bahkan sampai sekarang kita belum bisa menemukannya"ucap Leo.
"Apa kita bisa bertemu dengannya ya Pa?"tanya Zara.
"Pasti, Allah pasti akan mempertemukan lagi kita dengannya"ucap Leo.
Setelah lulus kuliah Zara melahirkan dua bayi kembar, satu laki-laki dan satu perempuan. Tapi bayi perempuannya dibawa kabur oleh Mirna.
Dulu Mirna adalah seorang wanita hamil yang ditolong Leo dan Zara. Kehamilannya seusia dengan Zara, sama-sama hamil tua. Suami telah meninggal karena kecelakaan. Dia hidup sebatang kara. Disaat melahirkan, bayi Mirna meninggal, dia tak terima bayinya telah tiada, hingga dia mengambil bayi perempuannya Zara.
Setelah itu Leo dan Zara tak pernah menemukan anaknya sampai sekarang.
"Ma ayo sarapan dibawah"ucap Leo.
"Ya Pa"ucap Zara.
Kini Leo dan Zara berusia 39 tahun. Mereka memiliki tiga anak. Anak pertamanya kembar laki-laki dan perempuan, dan anak keduanya perempuan. Raka Ariendra adalah anak laki-laki Leo, dan Marwa Claudya anak perempuan Leo yang kedua. Jika tidak hilang putri pertama Leo bernama Clara Aurellia. Raka berusia tujuh belas tahun kelas 2 SMA sementara Marwa berusia 15 tahun Kelas 3 SMP.
Leo dan Zara berserta Marwa sarapan diruang makan. Raka yang sudah mengenakan seragam sekolah turun dari tangga. Dia menghampiri Leo dan Zara kemudian mencium tangan keduanya.
"Raka sarapan dulu nak"ucap Zara.
"Gak Ma, aku gak laper"ucap Raka singkat.
"Raka sarapan dipagi hari itu penting biar kau bertenaga dan bisa berpikir dengan baik"ucap Leo.
"Raka berangkat dulu Pa, Ma"ucap Raka.
Raka berbalik dan berjalan meninggalkan ruang makan.
"Raka gak pernah berubah, dia gak pernah mau sarapan dirumah, susah mengajaknya bicara" ucap Leo.
"Raka itu tertutup anaknya Pa, kalau istilah anak sekarang cool"ucap Zara.
"Kalau melihat Raka yang tidak mau sarapan setiap hari jadi inget saat aku seusianya, dulu aku juga gak pernah sarapan, mungkin ini gambaran yang Allah mau tunjukkan padaku, apa kita tanam akan kita panen akhirnya"ucap Leo.
"Sabar ya Pa"ucap Zara.
"Udah Pa, gak usah dipikirin Kak Raka, dia sok cool, dulu tuh sampai bikin temenku nangis cuma pengen kenalan aja pelitnya minta ampun"ucap Marwa.
Raka memiliki sifat yang dingin, tertutup dan cuek, berbeda dengan Marwa yang supel, cerewet dan ramah pada siapa saja.
*************
Leo berangkat ke perusahaan miliknya. Kini perusahaan milik Leo sangat besar. Bahkan menjadi perusahaan desain arsitektur terbesar dinegaranya. Leo bahkan memiliki ribuan karyawan. Dia juga memiliki bisnis dibidang lain seperti memiliki dealer mobil, swalayan, salon, rumah produksi film(PH) dan rumah sakit.
Leo masuk ke dalam perusahaan, semua karyawan menyapanya bukan karena dia Bos tapi karena Leo dikenal sebagai atasan yang baik dan patut jadi contoh. Leo masuk ke ruangan kerjanya lalu duduk dikursi kerjanya sambil memeriksa pekerjaan. Sekretaris Beti menyusulnya masuk keruangan kerja Leo.
"Pagi Bos"ucap Sekretaris Beti.
"Pagi"ucap Leo.
"Bos ada seorang penulis yang ingin bertemu dengan Anda"ucap Sekretaris Beti.
"Penulis? siapa?"tanya Leo.
"Namanya Suratman Bos"ucap Sekretaris Beti.
Suratman seorang penulis berusia 42 tahun. Selama hidupnya dia terus menulis berbagai novel tapi tak satupun diterbitkan oleh penerbit. Dia bahkan sudah putus asa, hanya Leo harapan terakhirnya sebelum dia benar-benar berhenti jadi penulis.
"Ada keperluan apa dia ingin bertemu denganku?" tanya Zara.
"Saya tidak tahu Bos tapi dia bukan penulis terkenal Bos bahkan saya saja tidak mengenalnya"ucap Sekretaris Beti.
"Oke, suruh dia masuk ke ruanganku"ucap Leo.
"Baik Bos"ucap Sekretaris Beti.
Sekretaris Beti keluar dari ruangan Leo. Dia memanggil penulis itu dan mengantarnya ke ruangan Leo.
"Bos ini orangnya"ucap Sekretaris Beti.
"Sekretaris Beti kau bisa kembali ke ruanganmu" ucap Leo.
"Baik Bos"ucap Sekretaris Beti.
Sekretaris Beti keluar dari ruangan Leo. Suratman hanya diam berdiri didepan pintu.
"Silahkan duduk Pak"ucap Leo pada lelaki didepannya yang terlihat lebih tua dari Leo.
"Baik Bos"ucap Pak Suratman.
Suratman duduk dikursi depan meja kerja Leo.
"Ada keperluan apa bapak ingin bertemu dengan saya?"tanya Leo.
"Begini Bos, saya ingin menulis perjalanan hidup Anda yang saya pikir sangat menginspirasi banyak orang dalam sebuah novel"ucap Pak Suratman.
"Gimana ya Pak? saya belum tertarik perjalanan hidup saya ditulis dalam sebuah novel"ucap Leo.
"Anda adalah harapan terakhir saya. Selama 25 tahun saya menulis novel tapi tak satupun ada penerbit yang mau menerbitkan novel saya. Mau mengeluarkan uang untuk menerbitkan sendiri tapi saya tidak mampu secara finansial. Saya pikir bila saya menulis perjalanan hidup Anda pasti penerbit mau menerimanya, siapa yang tidak mengenal Anda"ucap Pak Suratman.
Leo langsung iba dan tersentuh hatinya. Mungkin tidak ada salahnya bila memberi kesempatan pada orang lain.
"Oke Pak, saya setuju. Mulai besok jam 3 sore Anda datang ke perusahaan saya setiap hari. Karena hanya dijam itu saya sedikit longgar waktunya"ucap Leo.
"Terimakasih Bos"ucap Pak Suratman.
Pak Suratman sampai menghampiri Leo yang sedang duduk dikursi. Dia berlutut dan menyalami tangan Leo.
"Sekali lagi terimakasih Bos, saya sudah putus asa untuk menulis lagi, tapi Anda memberi saya harapan"ucap Pak Suratman.
"Iya Pak"ucap Leo.
Leo membantu Pak Suratman berdiri kembali.
Pak Suratman begitu bahagia karena Leo mau perjalanan hidupnya ditulis dalam sebuah Novel.
Setelah itu Pak Suratman keluar dari ruangan kerja Leo. Sekretaris Beti masuk ke ruangan Leo membawa beberapa berkas.
"Bos saya membawa beberapa berkas yang harus Anda tanda tangani"ucap Sekretaris Beti.
"Taruh dimeja"ucap Leo.
"Baik Bos"ucap Sekretaris Beti.
Sekretaris Beti meletakkan berkas-berkas itu dimeja.
"Bos penulis tadi kenapa ingin bertemu Bos? sorry Bos kepo"ucap Sekretaris Beti.
"Dia ingin menulis perjalanan hidupku dalam sebuah Novel"ucap Leo.
"Kok Bos mau, bapak itukan bukan penulis terkenal. Harusnya yang menulis perjalanan hidup Bos itu penulis terkenal"ucap Sekretaris Beti.
"Sekretaris Beti, penulis yang tidak terkenal bukan berarti dia tidak mampu atau tidak berkualitas. Tidak ada salahnya kita memberi kesempatan pada orang lain, mungkin itu sangat berarti untuk hidupnya. Lagi pula, ini kali pertamanya menulis novel dari kisah nyata"ucap Leo.
"Bos benar-benar baik, selalu melihat sesuatu dari sisi positif. Ini yang bikin saya betah kerja sama Bos, is the best deh Bos"ucap Sekretaris Beti.
Leo hanya tersenyum dengan ucapan Sekretaris Beti.
"Oh...,sampai lupa Bos, Anda dijadwalkan bertemu dengan Presdir Rehan sore ini di Restoran Kenanga"ucap Sekretaris Beti.
"Presdir Rehan dari Perusahaan Bright Light Group itu ya?"tanya Leo.
"Iya Bos, Predir termuda dan tertampan Bos, aduh kalau ngelihatnya meleleh"ucap Sekretaris Beti.
"Awas suamimu denger"ucap Leo meledek.
"Hanya kagum tak bisa memiliki, indah dimata jauh dihati Bos"ucap Sekretaris Beti.
Leo hanya tersenyum dengan tingkah Sekretaris Beti. Setelah itu Sekretaris Beti keluar dari ruangan kerja Leo.
*************
Rehan Darien adalah CEO dari Perusahaan Bright Light Group. Umurnya sekitar 25 tahun. Baru tiga tahun dia memimpin perusahaan milik ayahnya.
Dari dulu Perusahaan Bright Light Group selalu bersebrangan dengan Perusahaan Sun Leo Group. Tapi kini Rehan ingin mengajak kerja sama perusahaan Leo untuk sebuah proyek besar.
Rehan menunggu kedatangan Leo di ruang VIP di Restoran Kenanga. Dia memainkan handphonenya untuk mengusir rasa jenuhnya. Dia bahkan sudah memesan banyak camilan dan minuman. Sekretarisnya bernama Yuda Prayoga.
"Presdir, Bos Leo belum juga datang, apa mau dicancel saja pertemuan kita?"tanya Yuda.
"Tidak perlu, aku dengar Bos Leo orang yang tepat waktu dan bisa dipercaya jadi tunggu saja" ucap Rehan.
Tak lama Leo dan Sekretaris Beti masuk ke ruang VIP direstoran itu. Mereka menghampiri Rehan dan Yuda.
"Assalamu'allaikum"ucap Leo.
"Silahkan duduk"ucap Rehan.
"Anda belum membalas salam saya"ucap Leo.
"Bos Leo, saya adalah orang yang tidak percaya adanya Tuhan, jadi saya tidak suka hal-hal semacam itu"ucap Rehan.
Leo hanya tersenyum dan duduk berhadapan dengan Rehan.
"Begini Bos Leo tentang kerja sama yang saya ajukan sebelumnya apa Anda tertarik?"tanya Rehan.
"Saya sudah mempelajari berkas kerja sama yang Anda ajukan, saya tertarik tapi apa Anda yakin bekerja sama dengan perusahaan saya. Anda tahu dari dulu perusahaan Anda sangat bersebrangan dengan perusahaan saya"ucap Leo.
"Itu dulu saat ayah saya memimpin tapi sekarang sayalah yang memimpin, jadi semuanya saya yang menentukan"ucap Rehan.
"Baik kalau begitu, saya setuju untuk bekerja sama dengan perusahaan Anda"ucap Leo.
Leo dan Rehan akhirnya bekerjasama. Mereka menandatangani kontrak kerja sama diantara mereka. Kemudian Leo dan Rehan bersalaman sebagai tanda kerja sama dimulai.
Setelah bertemu dengan Leo, Rehan pergi meninggalkan restoran itu. Dia naik mobilnya bersama Yuda. Diperjalanan mereka mengobrol.
"Presdir, Anda yakin bekerjasama dengan Bos Leo, kalau Bos besar tahu bisa marah besar pada Anda" ucap Yuda.
"Papa gak perlu tahu, lagi pula Papakan sudah pensiun juga dari perusahaan. Yuda, sembunyikan semua informasi tentang kerjasama ini, hanya pejabat inti diperusahaan kita yang boleh tahu kerjasama ini. Itupun beri mereka tekanan agar tiap buka mulut pada Papaku"ucap Rehan.
"Baik Bos"ucap Yuda.
Rehan tidak ingin kerjasamanya dengan Leo diketahui ayahnya. Dia tahu ayahnya tidak menyukai Leo.
Setelah bertemu dengan Leo di Restoran Kenanga, Rehan hendak menemui Kirana Larasati seorang artis remaja yang sedang bermain di sinetron Pacar SMA. Dari dulu Rehan menyukai Kirana. Dia sering mengirim berbagai barang untuk Kirana ke lokasi syutingnya tapi Kirana tak pernah mau menerimanya. Rehan tak pernah menyerah, dia terus berusaha. Apapun dilakukan demi menaklukkan hati Kirana.
Didalam mobil dia berbincang dengan Sekretaris Yuda.
"Yuda, mampir dulu ditoko bunga, aku ingin membelikan Kirana bunga mawar merah"ucap Rehan.
"Baik Presdir"ucap Sekretaris Yuda.
"Yuda, kau sudah mencari tahu dimana Kirana tinggal?"tanya Rehan.
"Sudah Presdir, Kirana tinggal di Perumahan Permata Indah bersama kedua orangtuanya"ucap Sekretaris Yuda.
"Apa dia punya teman dekat atau sahabat?"tanya Rehan.
"Dia punya sahabat bernama Cinta Mutiara. Tapi entah kenapa tiba-tiba mereka memutuskan persahabatannya. Setelah kejadian itu Kirana jadi menghindari Cinta. Padahal mereka sudah bersahabat sejak SD"ucap Sekretaris Yuda.
"Cari tahu tentang Cinta, aku harus bisa mendekati Kirana dengan mengorek informasi dari Cinta"ucap Rehan.
"Baik Presdir"ucap Sekretaris Yuda.
Rehan turun dari mobil didepan toko bunga. Dia membeli seikat bunga mawar untuk Kirana. Setelah itu Rehan kembali ke dalam mobil.
Dia ingin pergi ke lokasi syuting didaerah Sekar Sari. Sampai dilokasi syuting itu Rehan turun dari mobilnya, dia membawa seikat bunga dan berjalan masuk ke lokasi syuting. Dia menunggu Kirana sampai selesai syuting. Matanya terus memandang Kirana yang sedang berakting bersama lawan mainnya. Rehan tersenyum saat Kirana melihat ke arahnya. Tak peduli Kirana acuh dan cuek padanya. Rehan tetap suka pada Kirana. Ketika syuting itu selesai Rehan langsung menghampiri Kirana yang sedang berdiri bersama managernya.
"Kirana, aku membawakan bunga untukmu, semoga kau suka"ucap Rehan.
"Sudah berapa kali saya bilang Pak, jangan lagi memberikan saya barang atau sesuatu hal dan tolong jangan temui saya lagi ke lokasi syuting" ucap Kirana.
"Pak?....tua amat"batin Rehan.
"Kirana aku hanya ingin membuatmu senang, tidak bermaksud membuatmu tak nyaman. Beri aku kesempatan untuk menjadi pacarmu"ucap Rehan.
"Ini untuk sekian kalinya saya menolak Anda, sepertinya Anda tak paham kata-kata saya"ucap Kirana.
"Kirana paling tidak terimalah bunga ini"ucap Rehan sambil menyodorkan bunga itu pada Kirana.
Kirana mengambil bunga yang diberikan Rehan dan melemparnya ke tempat sampah.
"Sekarang Anda paham, jadi pergilah"ucap Kirana.
"Aku tidak akan menyerah"ucap Rehan.
Rehan meninggalkan lokasi syuting itu setelah bicara pada Kirana. Dia langsung masuk ke mobilnya. Sekretaris Yuda menanyakan hasil pertemuannya dengan Kirana.
"Presdir gimana? berhasilkah mendekati Kirana?" tanya Sekretaris Yuda.
"Yuda kenapa begitu sulit mendekati Kirana? padahal kurang apa aku coba?" tanya Rehan.
"Itu karena dia masih remaja Presdir, pikirannya masih labil, dia belum memikirkan kriteria pasangan ideal. Biasanya masih suka cinlok dengan teman sekolahnya"ucap Sekretaris Yuda.
"Masa aku dibilang Pak, padahal umurku masih 25an, memang aku kelihatan tua ya?"tanya Rehan.
"Tidak Presdir, bahkan banyak wanita yang mengantri ingin jadi pacar Anda,mungkin itu penolakan secara halus, dia memberi jarak antara dirinya dan Anda itu sebabnya memanggil Pak" ucap Sekretaris Yuda.
"Bagaimana caraku bisa mendekatinya?"ucap Rehan bicara sendirian.
"Semalam saya menontron drama korea Presdir, tentang seorang lelaki yang menyamar jadi wanita untuk mendekati wanita yang disukainya, dramanya bagus deh Presdir"ucap Sekretaris Yuda.
"Ide bagus Yuda, kau memang pintar"ucap Rehan.
"Presdir, tadi itu saya cerita bukan memberi ide" ucap Sekretaris Yuda.
"Sama saja, itu masuk akal untuk aku coba"ucap Rehan.
Rehan berpikir ide itu boleh dicoba olehnya. Dia ingin mendekati Karina tanpa membuatnya tak nyaman.
***********
Cinta mengendarai sepedanya mengantarkan sarapan pagi untuk para pelanggannya. Setiap pagi dia memasak nasi dan berbagai lauk pauk untuk sarapan pagi. Semenjak ayahnya meninggal saat dia masih SMP kelas 3 dan ibunya koma, sejak saat itu dia mandiri. Cinta sekolah di SMA Best Star Shool, sekolah untuk orang-orang kaya, Cinta bisa masuk ke sekolah itu karena jalur beasiswa. Cinta satu-satunya siswa yang berasal dari keluarga miskin dikelasnya. Tapi Cinta tak pernah putus asa, dia yakin suatu hari nanti bisa sukses dan menunjukkan pada semua orang bahwa kesuksesan bisa diraih siapa saja meskipun dia berasal dari keluarga miskin. Cinta mengantarkan setiap bungkus nasi dari satu rumah ke rumah lain hampir setiap pagi hari sebelum dia bersiap ke sekolah. Dia mengayuh sepeda miliknya tak sengaja sebuah mobil mewah menyerempetnya, Cinta jatuh ke jalan hingga nasi bungkusnya juga berjatuhan dijalan.
Bruuuuuuug................
"Aw............."ucap Cinta kesakitan saat jatuh.
Mobil itu berhenti, seseorang keluar dari mobil itu dan menghampiri Cinta.
"Nona kau punya mata tidak? kalau gak bisa naik sepeda gak usah nabrak mobil orang"ucap Rehan.
"Hah, gak salah? mobil Anda yang menyerempet sepeda saya, kok malah seakan korban, ada ngaco ya"ucap Cinta.
"Hei gadis kecil aku masih berbaik hati padamu, bisa saja aku menuntutmu karena membuat mobil mahalku lecet"ucap Rehan.
"Sungguh dunia ini memang terbalik, korban jadi dituntut dan pelaku malah minta ganti rugi, dasar Tuan yang sombong"ucap Cinta.
"Kau bilang apa tadi gadis kecil?"tanya Rehan.
"Tuan yang sombong, kurang keras"ucap Cinta.
"Aku bisa membuat hidupmu hancur sehancur-hancurnya gadis kecil, jangan macam-macam denganku"ucap Rehan.
"Heh, kau kira aku takut padamu, kau hanya sembunyi dibalik hartamu. Jika kau gembel paling kau hanya bisa menangis dan merengek" ucap Cinta.
"Kau berani juga"ucap Rehan.
"Seharus aku yang menuntutmu Tuan yang sombong, kau membuat nasi bungkusku berjatuhan dijalan, kau memang setan merah yang berwujud manusia, lihat saja aku mengutukmu"ucap Cinta.
Rehan langsung duduk didepan Cinta yang sedang duduk sambil memegang kakinya yang lecet.
"Sepertinya mulutmu itu pedas juga ya gadis kecil"ucap Rehan sambil memegang pipi Cinta dengan kedua tangannya.
"Ehm.........lepaskan tanganmu"ucap Cinta.
Rehan mendekati wajah Cinta dan mencium bibirnya. Dengan seketika Cinta menendang ke arah bagian penting Rehan.
"Aw..............sialan kau gadis kecil"ucap Rehan.
Cinta langsung berdiri setelah menendang Rehan sampai terjatuh dan kesakitan.
"Seenaknya mencium orang, rasain sakitkan. Semoga aja gak bisa dipakai lagi ya ha....ha......"ucap Cinta.
"Kau......"ucap Rehan marah sambil memegang bagian terpentingnya.
"Bye...bye....Tuan yang sombong"ucap Cinta.
"Hei, kau......gadis kecil"ucap Rehan berteriak memanggilnya.
Cinta cuek dengan ucapan Rehan, dia memasukkan nasi bungkusnya ke keranjang dan naik ke sepeda lagi lalu meninggalkan tempat itu.
"Sialan, gadis kecil lihat saja saat aku bertemu denganmu lagi, akan ku buat kau menyesal"ucap Rehan berteriak pada Cinta.
"Masa bodo, aku gak takut"ucap Cinta sambil mengayuh sepedanya semakin menjauh dari tempat itu.
Rehan berjalan tertatih kesakitan karena bagian terpentingnya ditendang Cinta. Dia kesal sekali dengan gadis kecil itu. Rehan kembali masuk ke mobilnya.
"Siapa gadis kecil itu, sakit rasanya. Ke kantor gak yah"ucap Rehan.
"Bos, berangkat ke Perusahaan?"tanya Pak Joni supirnya.
"Ke rumah sakit aja"ucap Rehan.
Mobil Rehan melaju ke rumah sakit. Dia ingin berobat untuk bagian terpentingnya yang ditendang Cinta tadi.
***********
Cinta mengantarkan nasi bungkus itu ke setiap orang yang sudah memesannya. Orang-orang itu sudah berlangganan dengan Cinta sejak satu tahun ini.
"Bu ini sarapannya, dua bungkus ya?"tanya Cinta.
"Iya, tapi kok siangan ya"ucap Bu Murni.
"Maaf ya Bu, tadi Cinta ada sedikit masalah, tapi besok tidak akan seperti ini lagi"ucap Cinta.
"Yaudah, gak papa deh kalau gitu, tapi besok jangan diulangi lagi, tar anak dan suamiku kesiangan nungguin sarapan buatanmu"ucap Bu Murni.
"Baik Bu, makasih ya Bu"ucap Cinta.
"Iya"ucap Bu Murni.
Cinta tidak enak sedikit kesiangan mengantarkan nasi bungkus itu untuk para pelanggannya padahal mereka sudah satu tahun ini berlangganan padanya.
"Ini semua karena Tuan yang sombong itu, sudah mengambil ciuman pertamaku, merugikanku lagi, kakiku sampai lecet juga. Dia itu mimpi burukku. Semoga ke depannya aku tak pernah bertemu dengannya lagi"ucap Cinta.
Selesai mengantarkan semua nasi bungkusnya, dia kembali ke asramanya untuk bersiap berangkat ke sekolah. Cinta duduk di kelas 2 SMA, dia selalu bersemangat dan ceria meskipun hidupnya tidak mudah dan harus hidup sebatang kara semenjak ayahnya meninggal dan ibunya koma. Cinta tidak memiliki teman dikelasnya karena dia miskin. Semua temannya anak orang kaya. Tapi Cinta tetap percaya diri dan berusaha sebaik mungkin untuk bersekolah.
Cinta berangkat kesekolahnya, dengan senyuman yang terpancar diwajahnya dia mengayuh sepeda miliknya. Sampai disekolah Cinta memarkirkan sepedanya diantara deretan motor dan mobil mewah. Siska, Disa, dan Rena turun dari mobil dan melihat Cinta sedang memarkirkan sepedanya miliknya. Mereka langsung menghampiri Cinta.
"Aduh ngerusak pemandangan aja tuh rongsokan" ucap Siska pada Cinta.
"Ucapanmu juga merusak gendang telingaku, padahal masih pagi kok udah kaya petasan"ucap Cinta.
"Hei gembel, gak seharusnya kau sekolah disini" ucap Rena.
"Gak ada peraturan gembel sepertiku gak boleh sekolah disini, lalu kalian mau apa?"tanya Cinta.
"Lo itu gak pantes ada disini mendingan keluar sana bikin jijik gue ngelihatnya"ucap Disa.
Mereka bertiga mengeroyok Cinta, Rena menarik rambut Cinta, Disa memegang tangan Cinta dan Siska mengambil tas milik Cinta lalu melemparnya sampai dikaki Raka yang baru masuk ke area sekolah itu.
"Eh Raka maaf"ucap Siska.
"Kalau mau ribut dilapangan"ucap Raka.
Raka mengambil tas milik Cinta lalu dia melemparnya ke arah Cinta.
Bruuuuuuuug.............
Raka langsung berjalan melewati mereka tanpa berkata apapun lagi.
"Kirain mau menolongku, memang manusia es dari dulu begitu"batin Cinta.
Karena Siska, Rena dan Disa bengong melihat Raka melewati mereka, Cinta lansung melawan mereka dengan mendorong mereka bertiga.
Bruuuug.................
"Aw..............."ucap Mereka bertiga.
"Makan tuh halu"ucap Cinta.
Cinta mengambil tas miliknya lalu meninggalkan mereka bertiga.
"Hei gembel awas aja nanti dikelas"ucap Siska.
Cinta tidak mendengarkan ucapan Siska. Dia sudah sering dibulli teman-teman dikelasnya karena dia miskin. Bahkan tak ada yang mau berteman dengannya.
Cinta masuk ke kelas, semua teman tak ada satupun yang menyapanya. Mereka cuek dan tidak peduli padanya. Cinta meletakkan tas miliknya dimejanya dan mengambil buku Bahasa Indonesia karena belum bel masuk, Cinta keluar dari kelas untuk membaca bukunya dibawah pohon depan kelasnya. Raja berjalan menghampiri Cinta dan mengambil buku miliknya.
"Raja....Raja jangan usil deh, aku mau ulangan Bahasa Indonesia"ucap Cinta.
"Aku kasih asal temenin aku makan siang tar di cafe sekolah"ucap Raja.
"Gak mau, di cafe sekolah harga makanannya mahal, aku tak mampu membayarnya"ucap Cinta.
"Aku gak mau tahu, kalau mau bukumu temani aku makan"ucap Raja.
Raja berlari menjauh dari Cinta sambil membawa buku miliknya.
"Raja tunggu, kembalikan bukuku"ucap Cinta.
"Ayo sini ambil bukumu kalau bisa"ucap Raja sambil berlari.
"Raja jangan membuatku kesal"ucap Cinta sambil mengejar Raja.
Cinta terus mengejar Raja sampai akhirnya tak sengaja menabrak Raka.
Dug............
Cinta hampir terjatuh dan ditangkap Raka dalam pelukannya. Mereka saling menatap satu sama lain.
"Mau sampai kapan kalian bengong"ucap Raja.
"Eh........apa?"tanya Cinta kaget dengan pertanyaan Raja.
Seketika Raka melepas pelukannya dan Cinta jadi terjatuh ke lantai.
Bruuuuuuuug..............
"Aw................"ucap Cinta saat terjatuh.
Raka tak bicara apapun dan meninggalkan Cinta yang terjatuh dilantai. Melihat itu Raja menghampiri Cinta yang terjatuh dilantai.
"Sudah jangan dipikirkan Raka memang tampan tapi cool susah mendekatinya, nanti ku bantu mendekatinya"ucap Raja.
"Siapa juga yang mendekati manusia es seperti dia, bisa naik darah setiap hari"ucap Cinta.
"Kau masih mau bukumu ya?"tanya Raja.
"Oya kemarikan bukuku"ucap Cinta.
"Kalau mau bukumu temani aku makan istirahat siang ini di cafe sekolah"ucap Raja.
"Di cafe sekolah harga makanannya mahal mana mungkin aku mampu membelinya"ucap Cinta.
"Kalau begitu jangan harap bukumu kembali"ucap Raja.
"Baiklah, tapi aku hanya menemanimu ya"ucap Cinta.
"Nah gitu dong Cantik"ucap Raja.
"Raja dibajumu ada ulet tuh"ucap Cinta.
"Lha iya nih ulet sejak kapan berduaan dibajuku, eh ini bukan tempat kalian ngerumpi bro, hengkang gak atau gue gusur paksa"ucap Raja.
"Lah malah cium-ciuman nih ulet, serasa taman bunga buat pacaran apa, hei kalian nyadar dong ini baju gue"ucap Raja.
"Udah buruan buang tar ngerayap kemana-mana" ucap Cinta.
"Duo ulet udahan mesumnya, sorry acara romeo dan julietnya diudahin ya, semoga setelah jadi kupu-kupu cinta kalian bersatu lagi, jangan sampai ke injek orang ya, gue gak jamin kalian bersatu lagi" ucap Raja.
"Buruan buang jangan kelamaan ceramahnya, tar bulunya kemana-mana, gatel loh"ucap Cinta.
"Gue paham lagi enak-enak bercinta diganggu pasti tidak nyaman, tapi kalian tinggal dilahan ilegal, jadi gue harus gusur kalian, baik-baik disana ya, jaga cinta kalian jangan sampai selingkuh, banyak pelakor dan pebinor"ucap Raja.
"Raja kamu lagi baca dongeng ulet bulu bercinta dibaju Lo ya"ucap Cinta.
"Eh iya, kelamaan dongengnya"ucap Raja.
Raja mengambil ulet bulu itu dengan tangannya.
"Raja itu ulet bulu, tanganmu pasti gatal setelah memegangnya"ucap Cinta.
"Eh...eh.....iya gatel nih tiba-tiba"ucap Raja.
"Aduh gatelnya merambak ke seluruh tubuhku, gimana nih?"tanya Raja.
"Udah bel Raja, aku kembali ke kelas lagi ya" ucap Cinta sambil menarik bukunya dari tangan Raja.
"Cinta gimana ini?"tanya Raja yang sedang kegatelan.
"Itu karma buatmu yang suka usil sama orang" ucap Cinta sambil berjalan menuju kelasnya.
Cinta kembali ke kelasnya, dia duduk sendirian tak ada teman yang mau satu bangku dengannya.
Pelajaran Biologipun dimulai, Bu Sari mengajar dikelas itu. Setelah hampir jam pelajarannya selesai Bu Sari meminta muridnya untuk membuat kelompok sendiri-sendiri untuk tugas praktek pengamatan tumbuhan air.
"Anak-anak Ibu ingin kalian secara mandiri membuat kelompok minimal dua orang untuk praket pengamatan tumbuhan air, besok hari senin kita akan prakteknya oke"ucap Ibu Sari.
"Baik Bu guru"ucap Semua siswa.
Setelah berbicara Bu Sari keluar dari kelas itu. Semua teman sekelas Cinta sibuk membuat kelompok, tak seorangpun mau satu kelompok dengan Cinta.
"Sepertinya aku akan praktek sendirian"ucap Cinta.
Tiba-tiba Raka berjalan menghampiri meja Cinta lalu melempar bukunya ke mejanya.
Praaaaaak...............
Suara buku itu saat mendarat dimeja Cinta.
"Aku satu kelompok denganmu"ucap Raka.
Cinta kaget tak percaya Raka mau satu kelompok dengannya.
"Kau benar mau satu kelompok denganku?"tanya Cinta.
Raka tak bicara apapun, dia langsung duduk disamping Cinta.
"Mulai hari ini aku duduk bersamamu"ucap Raka.
Cinta semakin kaget lagi saat Raka mau duduk satu bangku dengannya.
"Hah, gak salah"ucap Cinta.
Raka tak bicara apapun dia langsung berbaring dimeja membelakangi Cinta.
"Aneh, dasar manusia es"batin Cinta.
Cinta merasa Raka aneh, kadang baik kadang menyebalkan. Selama satu kelas dengan Raka tak pernah sekalipun Cinta berkomunikasi dengan Raka. Cinta tahu Raka itu pendiam dan menutup diri jadi dia tak pernah mau bicara pada Raka. Percuma bila diajak bicara juga tidak akan menjawab.
"Siska lihat Si gembel duduk satu bangku dengan Raka"ucap Disa.
"Sialan udah tadi pagi ngeselin sekarang tambah bikin kesel"ucap Siska.
"Udah nanti kita bales dia"ucap Rena.
Siska sangat kesal melihat Raka satu bangku dengan Cinta. Dia sudah lama suka sama Raka tapi tak pernah dihiraukannya. Bahkan Raka tak pernah sekalipun bicara padanya.
**************
Leo sedang kunjungan ke Rumah Sakit Health Is Important, rumah sakit miliknya yang sudah memiliki cabang diberbagai kota. Leo bersama Direktur rumah sakit itu berkeliling sambil mengecek kekurangan yang akan ditambahi ke depannya. Tak sengaja Leo bertemu seorang lelaki yang menggendong istrinya yang sakit sedang mengurus pendaftaran untuk istrinya.
"Mba biayanya sebesar ini, apa bisa dibayarnya dicicil, kebetulan saya tidak memiliki uang sebanyak itu"ucap Tono.
"Tidak bisa mas"ucap Admin.
"Istri saya harus segera diobati dan dirawat, saya mohon Mba"ucap Tono.
"Maaf Mas saya hanya admin, ini sudah sesuai peraturan dirumah sakit ini"ucap Admin.
"Tapi mba gimana dengan istri saya, dia sudah demam tinggi dari semalam, bahkan sekarang pingsan"ucap Tono.
Mendengar itu Leo teringat masa lalunya saat bersama Zara, dia dulu juga hampir sama seperti lelaki itu. Leo langsung menghampiri lelaki itu.
"Assalamu'allaikum"ucap Leo.
"Waalaikumsallam"ucap Tono dan semua admin dikonter pendaftaran.
"Ada yang bisa saya bantu Mas?"tanya Leo.
"Begini Pak, istri saya harus dirawat inap, tapi uang saya tidak cukup, saya minta pembayarannya dicicil karena saya tidak mampu membayar semuanya sekaligus untuk uang mukanya. Istri saya sudah demam tinggi dan sekarang pingsan, saya takut terjadi sesuatu padanya"ucap Tono.
"Kalau begitu mari ikut saya"ucap Leo.
Tono mengikuti Leo sampai ke ruangan rawat inap. Dia bingung kenapa istrinya tiba-tiba langsung diberi perawatan padahal dia belum membayar seperakpun.
"Mas saya pergi dulu, semoga istri mas cepat sembuh ya. Untuk biaya tidak usah dipikirkan, Mas hanya tinggal minta keterangan surat tidak mampu dari RT RW, dan bayar semampunya saja"ucap Leo.
"Terimakasih Pak, maaf kalau boleh tahu bapak siapa?"tanya Tono.
"Saya hanya pengunjung yang kebetulan lewat dan kebetulan saya mengenal pemilik rumah sakit ini jadi keluhan Mas akan segera saya sampaikan"ucap Leo.
"Sekali lagi terimakasih Pak"ucap Tono.
"Sama-sama"ucap Leo sambil tersenyum.
Leo meninggalkan ruang rawat inap itu. Dia menemui Direktur rumah sakitnya diruangan kerjanya. Direkturnya bernama Johan. Leo dan Johan duduk di sofa ruangan itu.
"Pak Johan bukannya sebelumnya saya minta untuk adanya pemisahan konter pendaftaran untuk orang yang mampu dan orang yang tidak mampu. Agar orang yang tidak mampu mendapatkan keringanan untuk berobat"ucap Leo.
"Maaf Bos, saya pikir itu akan membuat rumah sakit kita terkesan kumuh dan tidak berkelas" ucap Johan.
"Kalau begitu orang miskin mati saja tidak perlu berobat karena tak mampu membayarnya"ucap Leo.
"Tapi Bos, ini akan menurunkan kualitas dari sudut pandang orang kaya, nanti akan berjejer orang miskin yang berobat disini. Rumah sakit dipenuhi mereka jadi orang kaya yang berobat tak nyaman" ucap Johan.
"Begini saja, kita akan membangun konter pendaftaran untuk orang tak mampu disamping rumah sakit, saya lihat masih ada lahan kosong disamping rumah sakit ini. Jadi mereka bisa diarahkan untuk daftar disana. Kita buat ruangan untuk rawat inap khusus untuk mereka yang tak mampu. Soal biaya, rumah sakit kita memiliki keuntungan cukup besar, saya ingin menzakatkan 25% dari keuntungan itu untuk biaya berobat orang yang tak mampu, jadi mereka bisa tetap berobat dirumah sakit ini semampunya"ucap Leo.
"Bos sayang sekali jika mengeluarkan uang sebanyak itu cuma-cuma"ucap Johan.
"Johan hidup kita didunia tak selamanya, harta tidak akan dibawa mati, hanya harta yang kita gunakan dijalan kebaikan yang akan menemani kita nantinya, lagi pula umur saya sudah 39 tahun, jika umur manusia rata-rata hidup didunia 60 tahun, jadi umur saya tinggal 21 tahun lagi itupun kalau umur saya mencapai 60 tahun jika tidak, misalkan besok saya meninggal, terus bekal apa yang sudah saya persiapkan. Mungkin hanya penyesalan yang akan saya rasakan"ucap Leo.
"Saya jadi malu dengan Anda, saya yang hanya seorang Direktur sudah sombong dan kikir, tapi Anda seorang Bos memiliki hati seluas itu bahkan Anda tidak pernah menunjukkan kalau Anda Bos didepan semua karyawan. Anda selalu santun dan ramah pada siapapun, saya jadi malu"ucap Johan.
Leo hanya tersenyum, Johan bangga memiliki Bos yang baik hati seperti Leo, yang selalu peduli pada siapapun dan tidak pernah sombong meski dia seorang Bos.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!