"Naila, buatkan aku kopi."
Perintah Keanu Armani Putra, seorang Duda berusia 28 tahun kepada salah seorang pelayannya yang bernama Naila. Keanu merupakan Owner, sekaligus CEO dari Perusahaan Putra Group yang bergerak dalam bidang tekstil terbesar di kota XX.
"Baik, Tuan," sahut Naila.
Naila segera beranjak dan langsung menuju dapur untuk membuatkan minuman favorit majikannya itu. Segelas kopi manis di sore hari sehabis pulang bekerja, itulah kebiasaan Keanu.
Keanu merupakan lelaki blasteran Indo-Eropa, Mami nya asli Indo sedangkan Daddy nya berasal dari kota Paris, Perancis. Wajahnya begitu tampan dengan mata indah berwarna abu-abu persis seperti sang Daddy.
Walaupun Keanu memiliki wajah tampan dan kekayaan yang berlimpah, namun kisah cintanya tidak semulus kehidupannya. Istrinya meninggal setelah melahirkan anak pertama mereka dan yang lebih menyedihkan lagi, sehari setelah sang Ibu meninggal, bayinya pun mengikuti jejak sang bunda.
Setelah selesai membuatkan kopi favorit Tuan Keanu, Naila segera membawa gelas kopi itu kepadanya. Biasanya setelah pulang bekerja, Tuan Keanu tidak langsung naik ke lantai atas, dimana kamar mewahnya berada. Tetapi dia lebih memilih bersantai didepan rumahnya sambil memandangi berbagai macam tanaman hijau yang menghiasi halaman rumahnya.
"Ini kopinya, Tuan." Naila meletakkan gelas kopi milik Keanu keatas meja disamping tempat duduknya.
Keanu sempat menatap Naila sejenak. Namun, setelah itu ia segera mengalihkan pandangannya ke gelas kopi kesukaannya.
"Terimakasih Nai," sahut Keanu.
Naila membungkuk hormat kepada majikannya itu kemudian ia segera kembali ke dapur.
Naila tidak sendiri, masih ada Bi Iyem yang merupakan Pelayan Senior di kediaman Keanu. Dialah orang yang berperan penting dalam kehidupan Naila, yang mengajaknya bekerja ditempat ini untuk menemaninya melayani Tuan Keanu.
Tepat dihari ini, genap tiga bulan Naila bekerja dirumah Tuan Keanu. Itu artinya sudah tiga bulan pula Ibunya kembali ke pangkuan Sang Pencipta. Ya, ketika Naila terpuruk setelah kehilangan sosok Ibu, Bi Iyem datang kepadanya dan menawarkan pekerjaan sebagai pelayan dirumah Tuan Keanu.
Selain ingin membantu Naila bangkit dari keterpurukannya, Bi Iyem juga tahu bahwa gadis itu butuh pekerjaan untuk sekedar bertahan hidup. Tak ada lagi sanak saudara yang bisa Naila jadikan sandaran hidup selain dirinya sendiri.
Ya, di usianya yang begitu muda yakni 16 tahun, Naila harus berjuang sendiri untuk melanjutkan hidupnya. Ketika teman-temannya masih bersekolah dan bermain, Naila harus berjibaku mencari uang hanya untuk mengisi perutnya yang kosong.
***
Setelah beberapa jam Naila pun terlelap, tiba-tiba saja ia terbangun karena mendengar suara ribut-ribut diluar. Naila membuka matanya dan menajamkan pendengarannya. Mencoba mencari tahu suara berisik apa yang telah membangunkannya malam ini.
Naila melangkah keluar dari kamar sempit itu dan mulai mengedarkan pandangannya ke segenap sudut ruangan sambil mengendap-endap. Ketika melewati kamar Bi Iyem, ternyata Wanita paruh baya itu masih tertidur nyenyak tanpa terganggu dari suara berisik yang membuat Naila terbangun dari tidurnya.
Naila terus melangkah dengan perlahan sambil mendengarkan suara berat seorang laki-laki yang berteriak di ruang utama. Setibanya disana, Naila kembali membulatkan matanya ketika mendapati Majikannya, Tuan Keanu tengah mabuk sambil meracaw di ruangan itu.
Dia terlihat sangat kacau padahal tadi sore lelaki itu masih baik-baik saja. Entah ada apa gerangan, tak ada yang tahu. Selama tiga bulan Naila bekerja disana, tidak pernah sekalipun ia melihat Tuan Keanu menyentuh minuman memabukkan itu. Tapi sekarang minuman itu bahkan masih menempel di tangannya.
Sambil meracaw, Tuan Keanu terus meneguk minumannya. Naila tidak tega melihat kondisi Tuan Keanu dan ia memberanikan diri untuk menghampirinya.
"T-tuan Keanu," sapa Naila.
Tuan Keanu menoleh sambil menyeringai kepadanya. Dia memperhatikan tubuh Naila dari ujung kepala hingga ujung kaki. Kemudian tergelak, entah apa yang lucu dari penampilan Naila malam ini.
Padahal pakaian yang Naila kenakan masih sama seperti biasanya dan Tuan Keanu juga sudah sering melihat Naila mengenakan pakaian favorit Emak-emak itu. Mungkin karena efek dari minuman memabukkan yang ia tenggak, Naila jadi terlihat lucu dimata Tuan Keanu.
"Hai, kamu! Bantu aku ke kamar. Aku ingin segera tidur," ucapnya sambil menyeringai.
"Baik, Tuan!" sahut Naila.
Naila segera menghampiri Tuan Keanu dan membantunya berjalan menuju kamarnya. Dengan susah payah, Naila menaiki anak tangga sambil menahan tubuh besar Tuan Keanu agar tidak jatuh. Lelaki itu bahkan tidak sanggup berdiri dengan benar apalagi berjalan sendiri.
Dengan penuh perjuangan, akhirnya Naila sampai didepan pintu kamar Tuan Keanu. Naila membuka pintu kamar itu sambil menahan tubuh besar Majikannya itu. Setelah pintunya terbuka, Naila menuntun Tuan Keanu ke tempat tidur. Namun, tanpa ia duga Tuan Keanu berbalik kemudian mengunci pintu kamarnya.
"T-tuan?!"
Naila panik karena Tuan Keanu tiba-tiba saja mengunci pintu kamarnya. Tetapi Naila masih berpikir positif kepada Tuan Keanu bahwa lelaki itu tidak akan tega berbuat macam-macam kepadanya.
Namun sepertinya Naila salah, Tuan Keanu tiba-tiba saja melepaskan seluruh pakaiannya hingga ia benar-benar polos. Naila menutup kedua matanya ketika harus dihadapkan dengan pemandangan yang tak seharusnya ia lihat dan hal itu merupakan kesempatan Tuan Keanu melancarkan aksinya.
Dia menyeret tubuh Naila dan melempar nya keatas tempat tidur. Naila sontak terkejut ketika mendapat serangan brutal dari Majikannya itu.Gadis itu tidak berdaya melawan Tuan Keanu, hingga akhirnya Naila hanya bisa menangis sambil memohon-mohon belas kasihan darinya.
"Tuan, ampuni aku! Jangan lakukan ini kepadaku, Tuan. Aku mohon ..." tangis Naila pecah sambil memohon belas kasihan agar Tuan Keanu tidak melakukan hal aneh kepadanya.
Namun, usahanya ternyata sia-sia, pengaruh minuman itu benar-benar membutakan mata hati Tuan Keanu hingga tak ada sedikitpun rasa iba kepada Naila.
Tuan Keanu menyeringai sambil menarik paksa pakaian yang sedang Naila kenakan hingga akhirnya Naila sama sepertinya, bertubuh polos tanpa sehelai benang.
Naila masih menangis sambil menutupi area pribadinya agar tidak terlihat oleh lelaki yang bukan pasangan halalnya itu. Naila kembali menghiba agar lelaki itu bersedia melepaskannya.
"Tuan, aku mohon! Jangan lakukan itu!" pinta Naila lagi.
Namun percuma, bukannya rasa kasihan yang ia dapat, Tuan Keanu malah semakin bernafsu menguasai tubuh mungilnya. Tubuhnya di hempas dengan sangat kasar dan lelaki itu terus mencoba mencumbui nya tanpa peduli isak tangis dan permohonan Naila.
Setelah beberapa saat, lelaki itu berhasil menguasai tubuh Naila. Kini, Naila bukanlah seorang gadis perawan, kesuciannya sudah diambil paksa oleh lelaki yang bukan siapa-siapa nya. Setelah puas, lelaki itu jatuh disamping Naila dengan nafas yang terengah-engah.
Perlahan Naila beringsut dan menjatuhkan diri dari tempat tidur Tuan Keanu. Naila meraih pakaiannya yang sudah hancur akibat ditarik paksa oleh lelaki itu. Daripada tidak berpakaian sama sekali, akhirnya Naila kembali mengenakan dasternya yang sudah robek disana-sini.
Sedangkan Tuan Keanu, ia sudah terlelap diatas tempat tidur empuknya. Lelaki yang selama ini Naila puja-puja karena sosok nya yang begitu baik dan ramah, ternyata tega menodai dan menghancurkan masa depannya.
"Aku benci kamu, Tuan Keanu!" hardik Naila sambil terisak.
...***...
Naila bangkit kemudian menghampiri pintu kamar Tuan Keanu, berharap bisa keluar dari ruangan yang seperti neraka itu baginya. Naila meraih gagang pintu dan mencoba membuka pintunya namun tidak bisa. Naila tidak menemukan dimana Tuan Keanu menyembunyikan kunci pintu kamarnya.
Hingga akhirnya Naila menyerah dan memilih untuk duduk dan bersandar di daun pintu. Detik berganti menit dan menit pun berganti jam dan akhirnya tanpa dia sadari, Naila pun tertidur sambil bersandar disana.
Air matanya masih mengalir bahkan saat ia tertidur pun, kristal bening itu masih terlihat mengucur dari sudut matanya. Naila tidak sadar, ia sudah tertidur di lantai yang begitu dingin tanpa alas apapun. Akibat rasa dingin yang menyerang tubuhnya, Naila menggigil dan membuatnya terbangun dari tidurnya.
Naila memeluk tubuhnya dan kembali bersandar di daun pintu sambil memperhatikan lelaki kejam yang sudah merenggut kesuciannya. Tuan Keanu masih tertidur dengan lelapnya, tanpa menyadari ada sosok gadis malang yang tengah terperangkap didalam kamarnya.
Pagi pun menjelang, Naila masih bersandar di daun pintu dengan wajah memucat. Gadis itu demam dan suhu badannya meningkat dari suhu normal. Tiba-tiba alarm milik Tuan Keanu berdering sehingga membuat sang empunya menggeliat diatas tempat tidur.
Perlahan Tuan Keanu membuka matanya. Lelaki itu mengerjap-ngerjapkan matanya kemudian bangkit dan duduk di tepi tempat tidurnya. Tuan Ken mengedarkan pandangannya hingga akhirnya tatapan nya tertuju kepada gadis berwajah pucat dengan mata sembab yang masih bersandar di daun pintu.
"Naila?!" seru Tuan Keanu.
Keanu mengambil kimono tidurnya dari dalam lemari pakaian untuk menutupi tubuh polosnya, kemudian ia menghampiri Naila yang masih menggigil. Lelaki itu berjongkok dan mensejajarkan dirinya dengan gadis malang tersebut. Keanu memperhatikan keadaan Naila dengan seksama. Tiba-tiba ingatannya tentang kejadian tadi malam samar-samar melintas di kepalanya.
DEG!!!
Tuan Keanu berdiri kemudian berpaling dan kini matanya tertuju kepada sebuah noda di seprei tempat tidurnya. Noda berwarna merah itu nampak jelas diatas seprei berwarna putih.
Tuan Keanu menggelengkan kepalanya kemudian mengusap wajahnya dengan kasar. "Tidak, tidak mungkin! Aku tidak mungkin melakukannya!" seru Tuan Keanu sambil mengacak-acak rambutnya.
Kemudian ia kembali memperhatikan Naila yang masih menggigil. Bukannya menolong Naila, Tuan Keanu malah menyalahkan gadis malang itu.
"Pasti kamu sengaja, iya kan?! Kamu sengaja menjebak ku, disaat aku tidak sadarkan diri! Benarkan?! Jawab aku, Naila!" hardik Tuan Keanu.
Perlahan Naila mengangkat kepalanya, kemudian menatap Tuan Keanu yang telah tega merenggut kesucian nya dan sekarang, dengan entengnya Tuan Keanu malah menyalahkan dirinya atas kejadian tadi malam.
"Demi Tuhan! Aku tidak serendah itu, Tuan Keanu! Aku masih punya harga diri, walaupun aku hanya gadis desa yang miskin dan tidak berpendidikan!" sahut Naila terbata-bata sambil menahan rasa dingin di tubuhnya.
Mendengar ucapan Naila, Keanu frustasi. Ia menjatuhkan tubuhnya ke tepi tempat tidurnya sambil menatap dinding dengan tatapan kosong. Ia tidak menyangka karena permasalahannya dengan sang kekasih, malah berbuntut panjang dan membuat Naila ikut menanggung akibatnya.
"Maafkan aku, Nai..."
Ucapan Tuan Keanu terhenti tatkala ia melihat gadis malang itu jatuh pingsan karena sudah tidak sanggup lagi menahan rasa dingin di tubuhnya.
"Naila?!"
Tuan Keanu bergegas menghampiri Naila kemudian meraih tubuh gadis itu. Ia membopong tubuh mungilnya dan meletakkannya keatas tempat tidur.
Tuan Keanu menyentuh kening Naila dan merasakan suhu tubuh Naila begitu panas. Ia segera meraih ponselnya dan menghubungi Dokter pribadinya untuk segera memeriksakan keadaan Naila saat itu.
"Rudy, segera kesini!" perintah Tuan Keanu kepada Dokter Rudy, sahabat sekaligus Dokter pribadinya.
"Baiklah, aku akan segera kesana." sahut Dokter Rudy.
Keanu segera memutuskan panggilannya dan kembali memperhatikan Naila yang masih tergolek lemah diatas tempat tidurnya. Tetapi sebelum Dokter Rudy datang, Keanu sempat mengambil seprei kotornya kemudian meletakkannya kedalam keranjang pakaian kotor.
"Oh Tuhan, apa yang harus aku lakukan?! Pernikahan ku dengan Melisa tinggal beberapa minggu lagi, tetapi aku telah melakukan hal yang tidak senonoh kepada gadis ini!" gumam Keanu sambil mengacak-acak rambutnya.
Ya, Keanu berencana akan menikahi kekasihnya yang bernama Melisa beberapa minggu lagi. Ia dan Melisa sudah dua tahun menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih. Namun baru sekarang mereka berencana untuk melanjutkan hubungan mereka ke jenjang yang lebih serius yaitu pernikahan.
Dan tadi malam Keanu bertengkar hebat dengan Melisa. Karena Melisa meminta Keanu untuk melangsungkan pernikahan mereka secara besar-besaran, namun Keanu menolaknya. Bukan karena persoalan biaya, namun Keanu merasa malu jika harus merayakan pernikahan nya secara mewah, mengingat statusnya sebagai seorang Duda.
Melisa sangat marah dan mengancam Keanu. Jika Keanu tidak mengabulkan keinginannya, maka Melisa akan meninggalkannya. Keanu frustasi dan akhirnya ia memilih menghabiskan malamnya dengan minum-minuman keras. Hingga akhirnya Naila lah yang menjadi korban dari pertikaian sepasang kekasih itu.
Tidak berselang lama, Dokter Rudy pun tiba. Ia segera menuju kamar Keanu.
"Syukurlah, sekarang periksa gadis ini! Tiba-tiba saja dia pingsan." ucap Keanu kepada Dokter Rudy.
Dokter Rudy memeriksa keadaan Naila dengan seksama. Dan setelah itu, Dokter Rudy memberikan beberapa macam obat untuk Naila.
"Ini obatnya, diminum tiga kali sehari dengan jeda waktu delapan jam. Dia hanya demam saja, setelah meminum obat ini, dia pasti sembuh." sahut Dokter Rudy.
"Oh, syukurlah! Aku sangat mengkhawatirkan nya." ucap Keanu lagi.
"Memangnya dia siapa? Kekasih gelap mu?" goda Rudy sambil memperhatikan Naila yang masih tidak sadarkan diri diatas tempat tidur sahabatnya itu.
"B-bukan! Dia Pelayan baruku. Entah apa sebabnya, tiba-tiba saja dia pingsan." sahut Keanu terbata-bata.
Tidak semudah itu Keanu membohongi Dokter Rudy. Apalagi Dokter Rudy melihat pakaian Naila yang robek disana-sini dan sahabatnya itu hanya menggunakan kimono tidur untuk menutupi tubuh polosnya.
"Ya, sudah! Aku permisi dulu. Ada pasien yang harus aku tangani di Rumah Sakit hari ini." ucap Dokter Rudy sambil menepuk pundak Keanu
Dokter Rudy pun pamit dan melangkah keluar dari kamar Keanu. Kini tinggal Keanu dan Naila didalam kamar itu. Keanu terus memperhatikan Naila sambil memikirkan langkah apa yang akan ia ambil untuk gadis yang tergolek lemah ini.
Perlahan, Naila mulai sadar. Ia kembali shok ketika melihat Tuan Keanu yang berdiri disampingnya. Ia kembali teringat akan kejadian yang menimpanya tadi malam. Dan tak terasa airmata Naila pun kembali jatuh.
"Naila, aku berjanji akan mempertanggung jawabkan perbuatan ku kepadamu. Kamu tenang saja, aku akan menikahi mu." ucap Tuan Keanu kemudian berlalu. Ia segera menuju kamar mandinya dan mulai melakukan ritual paginya.
Kini tinggal Naila yang masih terisak diatas tempat tidur majikannya. Lelaki yang telah tega menghancurkan masa depannya.
...***...
Perlahan Naila keluar dari kamar Tuan Keanu. Ia melangkah gontai menuju dapur dimana kamarnya berada. Sambil menyeka air matanya, Naila meneruskan langkahnya hingga melewati Bi Iyem yang sedang mengerjakan pekerjaan rutinnya.
"Naila... kamu darimana saja, Nak?!" sapa Bi Iyem. Bi Iyem meletakkan pisau dapur yang sedang ia pegang keatas meja kemudian menghampiri Naila yang terlihat lemah.
Bi Iyem meletakkan tangannya ke kening Naila untuk merasakan suhu tubuh Naila sekarang. Bi Iyem membulatkan matanya ketika menyadari kalau suhu tubuh Naila diatas suhu normal.
"Naila, kamu sedang sakit! Sebaiknya istirahat saja, ya!" ajak Bi Iyem seraya menuntun Naila menuju kamarnya. Dia begitu mencemaskan keadaan gadis malang itu.
"Naila baik-baik saja, Bi." sahut Naila seraya menepis tangan Bi Iyem dengan lembut.
Bi Iyem menautkan kedua alisnya, "Baik-baik saja, apanya?! Suhu tubuh mu sedang tinggi, Naila." bantah Bi Iyem.
Dengan sedikit paksaan, Naila pun dengan terpaksa membiarkan Bi Iyem menuntunnya menuju kamar.
"Hati-hati jalannya, Nak!" ucap Bi Iyem karena beberapa kali Naila hampir terjatuh karena kepalanya masih terasa berat.
Setibanya dikamar, Bi Iyem segera merebahkan tubuh Naila yang masih lemah keatas tempat tidurnya. Bi Iyem memperhatikan kondisi Naila saat itu. Ia kebingungan, apalagi setelah melihat pakaian Naila yang terlihat compang-camping.
"Sebenarnya apa yang terjadi pada Naila? Kenapa perasaan ku tidak enak seperti ini?" batin Bi Iyem.
Naila langsung memejamkan matanya dan mencoba menenangkan pikirannya yang sedang kacau. Apalagi jika ia ingat kejadian tadi malam, dimana Tuan Keanu mengambil kesucian nya secara brutal.
"Naila... Bibi tinggal dulu ya! Nanti ketika pekerjaan Bibi sudah selesai, Bibi pasti menjenguk Naila lagi kesini." ucap Bi Iyem lagi.
"Terimakasih banyak, Bi." sahut Naila.
Bi Iyem pun segera keluar dari kamar Naila dan kembali melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda. Kini tinggal Naila sendirian di kamarnya dan entah mengapa ketika ia sendirian seperti sekarang, kejadian tadi malam semakin jelas terlintas di pikiran Naila. Dan hal itu membuatnya kembali merasakan kesedihan yang begitu dalam.
Tak berselang lama, pintu kamar Naila dibuka oleh seseorang dari luar. Naila masih memejamkan matanya dan ia mengira yang telah membuka pintu kamarnya adalah Bi Iyem.
"Bi?!"
Naila membuka matanya dan betapa terkejutnya ia ketika melihat sosok Tuan Keanu berdiri didepan tempat tidurnya. Tuan Keanu menatap tajam kearah Naila yang kini mncoba bangkit dan bersandar di dinding kamarnya.
"Naila, ini obat mu. Minumlah..."
Tuan Keanu menyerahkan obat yang tadi diberikan oleh Dokter Rudy kepada Naila. Naila masih trauma akibat kejadian tadi malam membuatnya takut untuk mendekati Tuan Keanu. Bahkan ia takut untuk mempercayai perkataan majikannya itu.
"Aku tidak mau, Tuan pasti ingin melakukan hal yang tidak senonoh lagi padaku!" sahut Naila dengan tubuh bergetar karena ketakutan.
Keanu menghembuskan nafas berat. "Tidak, Naila. Aku berani bersumpah! Aku tidak akan pernah melakukan hal itu lagi padamu. Aku hanya memberikan obat ini untukmu. Tadi malam kamu demam dan suhu badan mu sangat tinggi, hingga aku harus memanggil Dokter untukmu. Dan tentang kejadian itu, aku benar-benar tidak tahu, Naila. Aku tidak sadar ketika melakukannya, Maafkan aku..." ucap Tuan Keanu.
Naila tidak menjawab sedikitpun, ia bahkan tidak berani menatap Tuan Keanu yang masih berdiri di hadapannya. Ia terus menundukkan kepalanya sambil meremas-remas ujung bajunya lusuhnya.
"Aku akan menikahi mu, Naila. Aku sudah meminta Assisten ku mengurus pernikahan kita dan pernikahan kita akan dilaksanakan besok malam. Aku harap kamu bisa memaafkan aku setelah ini, Naila. Kejadian ini tidak pernah ku inginkan dan benar-benar tidak disengaja." sambung Tuan Keanu.
Naila sangat terkejut, ia mengangkat kepalanya untuk menatap Tuan Keanu. "Menikah? Besok malam?" tanya Naila kebingungan.
Tuan Keanu mengangguk pelan, "Ya, Naila. Besok malam kita akan menikah. Dan berhubung usia mu yang masih dibawah umur, pernikahan kita hanya bisa dilaksanakan secara siri." sahut Keanu.
Naila yang masih polos, ia bahkan tidak tahu apa itu menikah secara siri. Tapi keadaan mendesaknya untuk menerima kenyataan bahwa dirinya akan dinikahi oleh majikannya.
"Lalu, setelah kita menikah, apa yang harus aku lakukan, Tuan?" tanya Naila dengan polosnya
Tuan Keanu menatap gadis malang yang sangat polos itu. Ia menghela nafas berat, "Kamu akan tetap bekerja seperti biasanya, seperti tak pernah terjadi apapun diantara kita. Kamu tetap tidur di kamarmu, begitupula aku. Aku akan tidur dikamar ku sendiri dan tenang saja, Naila. Aku tidak akan mengganggu dirimu lagi. Setelah pernikahan ini hidup mu adalah tanggung jawabku. Jadi kamu tidak perlu lagi memikirkan kebutuhanmu, semuanya aku yang tanggung." sahut Tuan Keanu.
Naila yang sangat polos itu bahagia ketika mendengar Tuan Keanu menjanjikan hal itu kepadanya. Ia tidak pernah membayangkan bagaimana kehidupannya nanti, yang ia pikirkan hanya bisa melanjutkan hidupnya kembali, itu saja.
"Bagaimana, Naila?" tanya Tuan Keanu lagi.
Perlahan Naila pun mengangguk kan kepalanya dengan perlahan, "Baiklah, Tuan. Aku setuju." sahut Naila.
Setelah mendengar persetujuan dari Naila, Tuan Keanu pun segera keluar dari kamar gadis malang itu. Ia kembali melakukan aktivitas paginya seperti biasanya. Sarapan kemudian berangkat kerja. Sedangkan Naila segera meraih obat yang diberikan oleh Tuan Keanu dan meminumnya. Karena saat ini kesehatan Naila belum sepenuhnya pulih, kepalanya pun masih sangat sakit.
***
Beberapa jam kemudian, di kantor Keanu.
"Sayang, bagaimana?!" tanya seorang wanita cantik berusia 21 tahun, sambil meletakkan bokongnya di pangkuan Tuan Keanu.
Keanu benar-benar dilema, besok malam ia akan segera menikahi Naila, dan sekarang kekasihnya juga meminta Keanu untuk mewujudkan keinginannya sekaligus keinginan Ayahnya. Menikah dengan acara besar-besaran.
Melisa terus menggoda Keanu, dan sekarang ia melingkar kan tangannya ke leher Keanu sambil mengecupi wajah tampan nya.
"Baiklah, Melisa. Apapun untukmu." sahut Keanu. Keanu membalas pelukan Melisa dengan melingkar kan tangannya ke pinggang Melisa yang seksi.
"Begitu donk, Sayang! Ayah pasti senang mendengarnya. Akhirnya keinginan Ayah untuk menikahkan anak semata wayangnya secara besar-besaran akan segera terwujud." ucap Melisa.
Tiba-tiba Melisa memperhatikan raut wajah Keanu yang nampak kusut. Tidak biasanya wajah tampan kekasihnya itu terlihat tidak bersemangat. Melisa meletakkan kedua tangannya ke pipi Keanu,
"Sayang, kamu kenapa? Apa kamu tidak bahagia menyambut hari pernikahan kita?! Atau... kamu memang kamu tidak menginginkan pernikahan ini?!" tanya Melisa penuh keheranan,
"Bukan seperti itu, Melisa. Aku bahagia dengan pernikahan kita dan aku juga sangat menginginkan pernikahan ini. Aku hanya lelah. Sejak kemarin pekerjaan ku menumpuk dan aku harus mengerjakan semuanya." sahut Keanu.
...***...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!