NovelToon NovelToon

Ku Ingin Selamanya

Prolog

Sebelum membaca kenalkan.. Ini adalah kisah nyata aku yang awal berkenalan dengan sang suami. Hanya nama saya sedikit samarkan agar tak mengandung unsur yang tak baik.

Ayunda Lestari gadis tomboy yang super cuek dengan penampilan dan jutek terhadap cowok. Ayunda tak ingin pacaran karena dia belum menemukan kriteria cowok idaman seperti apa dan bagaimana. Suatu hari sahabatnya Geri menitipkan sebuah salam dari teman cowoknya yang selesai bermain bola di lapangan dekat rumah.

"Ayunda, ada salam dari Rio. " Kata Geri yang masuk ke dalam gang yang menuju rumahnya.

Rumah Geri dan Ayunda yang berdekatan karena Ayunda dan Geri bersahabat sejak kecil, mereka satu sekolah dasar dan persahabatan mereka kian terasa hingga dewasa.

"Rio, siapa? Yang mana orangnya? Dari kemarin cuma titip salam terus. " Jawab Ayunda yang memukul kepalanya.

" Rio temanku main bola. Dia tadinya naksir sama mba Anti. Tapi aku bilang kalo mba Anti sudah tunangan. " Kata Geri.

"Terus, dia malah nitip salam buat kamu. " Imbuh Geri.

Ayunda hanya diam duduk di teras rumahnya dengan sejuta pertanyaan yang ada di kepalanya.

"Rio, hmmm yang mana orangnya? Orangnya saja aku gak tau tapi udah titip -titip salam. " Gumam Ayunda.

Malam hari Ayunda kumpul bersama teman cewek dan cowoknya di rumah Nina. Ayunda bicara berdua dengan Nina yang diantara teman yang lain hanya Nina yang bisa bersikap dewasa.

"Tadi Geri sore bilang ada yang titip salam buat aku, Rio Satrio namanya. Aku gak tau orangnya yang mana, Nin. " Kata Ayunda pada Nina yang sedang duduk memandang langit.

"Kamu tanya aja sama Geri yang namanya Rio yang mana orangnya. " Ujar Nina yang melirik Ayunda.

"Iya deh nanti besok kalo Geri main bola lagi aku coba cari tau yang mana orangnya. " Kata Ayunda.

"Sudah malam aku pulang dulu ya, hei kalian mau pada balik gak. Sudah malam nih. " Teriak Ayunda pada teman-temannya yang asik ketawa ketiwi.

Keesokan harinya seperti biasa di sore hari Ayunda bersihkan sampah sampah di halaman. Ayunda melihat di depan lapangan bola banyak yang sedang bermain bola. Tapi dia gak tau yang mana namanya Satrio.

Selesai bermain bola menjelang maghrib Geri lewat tapi dia gak bilang ada titipan salam. Apakah sudah cape tuh orang titip salam terus?

Lalu Abdul kakaknya Sinta mendekati Ayunda yang sedang duduk sendiri diteras rumah.

"Ayunda, ada salam dari Rio. " Kata Abdul.

"Tunggu, yang mana orangnya. Aku mau mau tau yang mana orangnya, Dul. " Kata Ayunda yang berlari menuju Abdul.

"Orangnya sudah pulang. Cuma tadi bilang salam buat Ayunda katanya. " Ujar Abdul.

"Ck.. Aku ingin tau yang mana orangnya soalnya di titip salam terus. Kaya lebaran aja salam-salaman terus. " Kata Ayunda yang memonyongkan bibirnya.

Abdul menggelengkan kepalanya melihat tingkah Ayunda yang kebingungan mencari Satrio.

Ayunda di buat bingung oleh yang namanya Satrio laki-laki misterius yang setiap sore menitipkan salam untuknya. Ayunda yang terkenal jutek sama cowok bahkan cuek dengan penampilan nya tak ada bedanya.

Ayunda yang fokus nonton TV namanya di panggil ketika teman-temannya datang menjemputnya. Ayunda langsung matikan TV dan langsung keluar menemui teman-temannya.

"Bagaimana sudah tau orangnya yang mana? " Tanya Nina yang duduk di teras rumah Ayunda.

"Hmm. " Ayunda mengangkat kedua bahunya.

"Siapa? Ada yang suka sama Ayunda ya. " Tanya Fitri yang menggoda Ayunda.

"Cieee.. " Sorak teman yang lain.

Ayunda dan ke empat sahabatnya sudah sejak lama bersahabat bahkan sewaktu mereka masih sekolah. Walaupun usia mereka berbeda dan sekolah mereka tak sama. Persahabatan sejak kecil tak membuat mereka pisah. Di tambah teman-teman cowok yang selalu bersama sama seolah ada yang melindungi karena ada cowok yang setia dengan persahabatan dengan beberapa cewek.

"Tau tuh Geri gak kasih tau yang mana orangnya. " Kata Ayunda yang melotot pada Geri.

" Aku cuma sampaikan salam saja, Yunda. " Kata Geri.

"Kemarin dia nitipin salam lewat Abdul, kakakmu, Ta. " Kata Ayunda.

" Terus apa hubungannya denganku? " Tanya Sinta dengan polosnya.

"Hadeuuh, ini anak polos bener ya. " Kata Ayunda yang menepuk jidatnya.

" Lagian Sinta kan masih anak-anak mana ngerti dia. " Kata Dini.

" Coba kamu selidiki lagi yang mana orangnya bagaimana orang nya? Kamu harus lebih detail lagi jika besok dia titip salam lewat Abdul atau Geri. " Kata Nina.

" Hmm. " Ayunda hanya berdehem saja mendengar nasehat sahabat nya itu.

Setiap sore hari Ayunda masih di titipkan salam. Ayunda tidak tau mana dan bagaimana yang namanya Satrio itu. Laki-laki misterius yang sudah membuat Ayunda kebingungan setengah mati.

Seperti biasa Ayunda duduk menghadap ke arah lapangan bola. Ya rumah Ayunda pinggir jalan depannya sebuah alun alun yang di gunakan untuk bermain bola setiap minggu pagi dan sore hari. Ramai sekali apalagi hari minggu banyak yang berolahraga dan banyak yang jualan makanan.

"Ayunda, biasa ada salam dari Rio. " Kata Abdul yang berjalan untuk pulang.

"Yang mana sih orangnya, Dul. Dari kemarin salam-salaman terus kaya lebaran. " Ujar Ayunda.

"Orangnya udah pulang, Yunda. Besok lagi katanya dia mau langsung nemuin kamu. Dia laki-laki gentleman tau. " Kata Abdul yang ketawa.

" Dasar orang aneh. Titip salam kaya lebaran aja. Tau ah aku tunggu yang mana orangnya malah udah pulang. Dasar orang aneh. " Gumam Ayunda.

Malam harinya Ayunda sengaja tidak main bertemu dengan teman-temannya. Apa benar yang di bilang Abdul Satrio akan main kerumah Ayunda?

" Yunda, main gak? " Teriak Fitri dari luar.

" Aku gak main dulu, Fit. Lagi gak enak badan. " Kata Ayunda.

"Hmmm. Kamu sakit? " Tanya Fitri yang memegang dahi Ayunda.

" Gak cuma gak enak badan aja. " Jawab Ayunda.

"Mama papa kamu ada? "

"Ada mereka sedang nonton TV. Kenapa memangnya, Fit? "

"Oh, tidak apa hanya tanya aja. Tumben banget kamu gak main. Gak biasanya kamu bilang gak enak badan. " Kata Fitri.

" Ih,, nih anak di bilang aku gak enak badan ngeyel gak percaya. " Kata Ayunda yang kesal dengan sahabatnya yang satu ini.

"Ya sudah aku pergi kerumah Nina dulu ya. " Kata Fitri.

"Sudah sana... sana. " Ujar Ayunda yang mendorong tubuh Fitri. dan Fitri pun pergi sambil tersenyum melihat sahabatnya yang kocak.

" Huft.. Akhirnya pergi juga tuh anak. Terus katanya mau datang kok lama banget ya. Jangan- jangan Abdul bohong Satrio mau maen kerumah aku. " Gumam Ayunda yang melirik jam dan keluar rumah.

Ayunda masih menunggu kedatangan Satrio yang sore tadi Abdul bilang kalo Satrio akan main ke rumah Ayunda. Ayunda menunggu hingga malam pukul 9 dan sepertinya gak akan datang.

" Hmmm... Abdul bohong aja. Awas aja kalo besok ketemu. " Kata Ayunda yang marah dan kesal dengan Abdul.

Episode 1

Semalam Ayunda tak tidur memikirkan Satrio yang katanya akan main kerumah Ayunda. Ayunda masih di buat bingung oleh Satrio.

Ayunda yang terkenal cewek tomboy, cuek dan jutek tiba-tiba ada yang menaruh hati padanya. Padahal gak pernah ketemu sama yang namanya Satrio.

Sore harinya Ayunda menanti Geri atau Abdul menitipkan salam untuknya dari Satrio. Tapi ternyata tidak ada. Apa sudah bosan titip salam buat aku?

Malam hari nya Ayunda sedang nonton TV sinetron kesukaannya. Ayah ibunya sedang istirahat dikamar dan adiknya sedang main. Begitu juga kakak laki-lakinya.

"Assalamu'alaikum. " Terdengar suara seorang laki-laki di balik pintu.

"Wa'alaikumsalam. " Ayunda heran siapa yang datang. Gak pernah ada yang datang laki-laki mencari nya. Kalopun itu teman-temannya pasti gak pake acara salam segala.

Di buka nya pintu itu. Terlihat sosok laki-laki yang tinggi, berambut ikal, memakai sweater hijau dan celana cargo.

"Kenalkan nama saya Satrio. " Kata laki-laki itu dengan mengulurkan tangannya.

"Ayunda. " Gak habis pikir Ayunda bertemu langsung dengan yang namanya Satrio. Selama ini hanya menitip salam lewat teman-teman cowoknya.

"Aku boleh duduk gak? " Tanya Rio yang menatap Ayunda.

"Boleh, duduk maaf kalo duduk nya hanya di teras. " Kata Ayunda yang duduk di samping Satrio.

Jantung Ayunda terasa berdetak dengan kencang. Baru pertama ada yang datang menemuinya di rumah seorang laki-laki lagi.

"Kamu kenal aku darimana? " Tanya Ayunda melirik Satrio.

"Aku gak sengaja ngeliat kamu pas kamu lewat sama anak kecil, nonton bola. Kamu suka bola juga? " Satrio yang sok kenal Ayunda.

"Aku suka bola, suka Manchester United, suka balap motor dan aku suka sama David Beckham. " Ayunda yang mulai nyerocos jika sudah di tanya pasti nyerocos gak berhenti.

Satrio tersenyum melihat tingkah Ayunda yang begitu tomboy yang duduk dengan kaki di angkat ke atas kursi dengan cueknya.

"Aku juga suka Manchester United tapi aku sukanya sama Ryan Giggs. Musik kamu suka yang bagaimana? Dangdut? " Tanya Satrio.

"Iihhh... Maaf aku gak suka dangdut ya. " Seloroh Ayunda.

"Aku suka musik keras, Padi band aku suka. Apalagi vokalis Padi Fadly aku suka banget. " Kata Ayunda.

"Aku mah suka nya sama Alam mbah dukun kamu punya gak kasetnya? " Tanya Rio membuat Ayunda bergidik.

"Apaan ganteng-ganteng suka nya dangdutan.Iihh gak banget deh. " Gumam Ayunda yang hampir terdengar oleh Rio.

"Kamu itukan cewek perempuan kan. Jadi kalo duduk yang bener yang rapi jangan kaya cowok duduknya. Nongkrong depan cowoknya lagi gak sopan. " Kata Satrio yang membuat Ayunda merapikan cara duduknya.

" Maaf udah kebiasaan nongkrong sama teman-teman kek gini. " Kata Ayunda yang menampilkan jejeran giginya.

"Besok aku boleh main lagi gak? " Tanya Satrio.

"Boleh asal gak bosen aja kalo aku udah nyerocos. " Ujar Ayunda.

"Gak lah aku suka ngeliat kamu nyerocos. " Kata Satrio.

"Aku pulang dulu ya, Yunda. " Kata Satrio yang tersenyum melihat Ayunda.

"Iya hati-hati ya, Yo. " Ujar Ayunda yang mengantar Satrio ke depan gerbang pintu rumahnya.

Kemudian Nina datang sambil meledek Ayunda.

"Cieeee... Di apelin nih sama yang namanya Satrio. Lumayan lah sesuai kriteria. " Ledek Nina yang datang sambil berdiri di gerbang pintu rumah Ayunda.

"Apaan sih, Nin. Cuma main kenalan gitu kok. " Kata Ayunda yang memonyongkan bibirnya.

" Itu mulut biasa aja kale. " Kata Nina masih meledek sahabatnya.

"Kamu sengaja ngintip ya aku sama Rio ngobrol? "

"Iihh.. Gak deh ngintip orang pacaran orang aku habis dari warung di suruh sama ibu beli telor. " Kata Nina.

" Alasan. " Ujar Ayunda. Nina kemudian menjulurkan lidahnya pada Ayunda yang masih berdiri di gerbang sambil meladeni Nina yang meledek Ayunda.

"Nina, anak-anak yang lain sudah pulang belum? "

" Sudahlah, sekarang jam berapa udah jam 9

" Kata Nina yang duduk di bekas pohon kelapa.

" Kok gak pada nungguin aku seh, Nina. " Tanya Ayunda yang cemberut.

"Lah wong kamu lagi pacaran. Masa nunggu orang pacaran selesai yah keburu malam deh. " Kata Nina.

" Ck. Siapa yang pacaran sih, Nina. Satrio kerumah cuma main dan kenalan. " Kata Ayunda sedikit kesel.

"Sudah ah. Aku pulang nanti ibuku cariin. " Kata Nina yang pulang dan Ayunda masuk menutup gerbang pintu rumahnya.

Di kamar Ayunda masih terbayang wajah Satrio yang memang cakap, tinggi, putih persis keinginan dirinya yang mempunyai seorang cowok yang tinggi.

" Mungkin ini jawaban dari do'a-do'aku selama ini. " Gumam Ayunda yang merebahkan tubuhnya di atas ranjang kamarnya.

"Ayunda, kamu sudah makan belum, Nak? " Tanya mama yang mengetuk pintu kamar Ayunda.

"Sudah, ma. Tadi sebelum masuk kamar Yunda makan kok. " Kata Ayunda yang sedikit berteriak di dalam kamarnya.

"Ya sudah, kamu mau tidur? " Tanya mama lagi.

"Iya ma, Yunda ngantuk. " Kata Ayunda yang mulai menyelimuti tubuhnya dengan selimut dan memejamkan matanya.

Keesokan paginya Ayunda membantu mama nya masak dan mengerjakan pekerjaan rumah. Hari ini Ayunda akan melamar pekerjaan bersama Yulli sahabatnya waktu sekolah dulu.

" Ma, Yunda mau melamar pekerjaan dulu ya sama Yulli. " Kata Ayunda yang mencium punggung tangan mamanya.

" Kamu hati-hati di jalan, jangan main dulu langsung pulang ya. " Ujar mama.

"Iya mah, Yunda langsung pulang kok. " Jawab Ayunda.

Yulli sudah menunggu Ayunda di teras rumahnya. Kemudian mereka langsung berangkat ke tempat yang sedang mencari karyawan. Ayunda dan Yulli sama-sama teman sewaktu sekolah dulu. Mereka sahabatan pas kenal waktu duduk di kelas 2.Ayunda yang jutek dan cuek membuatnya tak banyak punyai teman.

"Yunda, banyak juga ya yang melamar di sini. " Kata Yulli.

"Iya nih, Wie. Mungkin gak kita keterima saingan kita banyak cantik-cantik lagi, Wie. " Ayunda sedikit pesimis melihat banyak yang melamar.

" Gak tau juga nih. Oia kamu mau ikut gak aku sama teman-teman mau hiking ke gunung? " Tanya Yulli.

"Aku gak mungkin boleh loh, Wie. Mama pasti gak kasih aku izin. Pengen seh ikut tapi bingung minta izin sama mamanya, Wie. " Kata Ayunda.

"Yah, sayang banget disana kamu bisa kenal sama temen-temen cowok aku. Aku juga gak sendiri berangkatnya, Yunda. " Kata Yulli.

"Iya tapi bagaimana aku minta izin sama mamanya, Wie? "

" Besok aku kerumah kamu lagi. Tapi kalo memang kamu gak di kasih izin ya sudah kamu gak usah ikut. " Kata Yulli.

" Oke deh, besok keputusannya ya, Wie. Ayo kita pulang kita gak diterima lagi ya, Wie. " Kata Ayunda dan mereka pun tertawa ketika lamaran pekerjaan kali ini gak di terima lagi.

Malam hari Satrio tidak main kerumah Ayunda. Membuat Ayunda senang dia bisa main dengan sahabat-sahabatnya. Ayunda bisa ketawa dan bercanda dengan teman-teman cewek cowoknya.

"Satrio gak main kerumah, Yunda? " Tanya Fitri yang melihat Ayunda asik ketawa dengan Kalif dan Danu.

"Gak, kemarin kan sudah main. Masa mau main lagi bosen tau ketemu terus. " Kata Ayunda.

"Jadi kalian mau hiking ke gunung juga. Kebetulan teman aku juga ada yang ngajakin gitu. Tapi aku gak mungkin boleh deh sama mama. " Kata Ayunda yang ingin ikut hiking ke gunung.

Entah mereka janjian atau bagaimana ternyata ada hubungannya Yulli dan teman-teman aku.

Episode 2

Keesokan hari Ayunda seperti biasa bantuin mama mengerjakan pekerjaan rumah. Dan sore harinya Yulli datang bersama Lutfi. Ayunda kaget ternyata Lutfi teman sewaktu dia SMP dulu pacarnya temannya itu. Apa sekarang Lutfi pacaran sama Yulli?

"Gimana, Yunda? Apa jadi ikut hiking bersama aku? "

"Maaf, Wie. Mama gak mengizinkan aku ikut hiking katanya khawatir aku kan anak perempuan. Jadi maaf ya aku gak ikut. Btw kamu pacaran sama Ufhi? "

"Kita cuma teman kok. " Kata Yulli yang malu malu.

"Oh.. Ya sudah kamu hati-hati ya di jalan. " Kata Ayunda.

Malam harinya Satrio datang lagi ke rumah Ayunda. Dan Ayunda sangat senang. Mungkin Ayunda sudah jatuh cinta pada Satrio

" Yo, kamu sama siapa kerumah aku? " Tanya Ayunda.

"Aku sendirian. Kamu malu gak aku kerumah kamu naik sepeda? "

"Malu? Kenapa harus malu. " Kata Ayunda.

"Aku senang kok kamu jujur. Kita bisa jalan-jalan pake sepeda keliling kota. " Kata Ayunda lagi dengan tersenyum.

"Aku kira kamu malu. Kan cowok kalo ngapelin ceweknya pake motor, mobil atau yang lain. Ini mah kamu di apelin cowoknya pake sepeda. " Kata Satrio yang menatap Ayunda.

"Motor, mobil udah biasa. Tapi sepeda itu baru luar biasa. " Kata Ayunda yang tersenyum.

"Aku tuh bukan cewek yang suka sama cowok yang suka pamer padahal barang yang dia punya bukan miliknya sendiri. Motornya bagus tapi masih kredit. " Kata Ayunda yang sontak membuat Satrio tertawa.

"Bener juga katamu, Yunda. Mereka masih membawa nama orang tuanya. " Ujar Satrio yang menipali kata-kata Ayunda.

"Jadi mending pake sepeda tapi punya sendiri dan gak kredit. Hahahha.. " Ayunda yang ketawa membuat Satrio tersenyum melihat gadis pujaannya tertawa.

Sewaktu asik ngobrol lalu Nina datang bersama fitri. Mereka lalu meledek sahabatnya yang tengah di apelin oleh seorang cowok.

"Cieeeee.... Di apelin terus ya. Enak nih berduaan terus. " Ledek Nina dan Fitri yang tertawa.

"Apaan sih kalian rese. " Kata Ayunda yang marah di ledek sahabatnya.

"Rio, hati-hati ya sama Ayunda. Dia itu galak loh kalo sama cowok. " Ujar Nina dan Fitri yang lari kabur takut Ayunda marah.

"Emang kamu galak ya kalo sama cowok? " Tanya Satrio.

"Aku emang galak dan jutek kalo sama cowok yang gak aku kenal. " Kata Ayunda menuangkan minuman untuknya.

"Sama aku kok gak? Apa aku ganteng jadi kamu gak jutek sama aku? "

"Iihhh... Ge-er kamu. Kamu aja kepedean datang kerumah langsung kenalin diri gitu. " Kata Ayunda yang cemberut kesal.

"Aku takut keduluan orang lain yang mau dekat sama kamu. " Bisik Satrio membuat Ayunda merinding.

"Apaan sih, sana jauh-jauh. Kalo orang pacaran itu yang ketiga setan. " Kata Ayunda yang mendorong badan Satrio.

"Setan apa ketan? Hahahaha.. " Satrio yang ketawa membuat Ayunda makin kesel.

"Jadi kita pacaran nih ceritanya. Kamu mau jadi pacar aku, Yunda? "

"Ya terserah aja deh. " Jawab Ayunda yang menundukkan kepalanya karena malu.

Jantung Ayunda tak bisa berhenti dan terus berdegup kencang. Tak pernah Ayunda merasakan detak jantungnya berdegup dengan kencang seperti ini. Dulu waktu suka sama A Heri gak seperti ini. Ups... Ayunda hampir lupa apa kabarnya Aa Heri ya? Laki-laki yang memporak porandakan hati Ayunda sewaktu masih duduk di bangku SMA.

"Ayunda. " Panggil Satrio dengan lembut.

"Kamu mau gak jadi pacar aku? " Tanya Satrio lagi yang memegang tangan Ayunda. Jantung Ayunda makin gak beraturan detaknya.

"Ya sudah kita pacaran. "

"Besok hari minggu pagi kita joging yuk. " Ajak Satrio yang menatap intens Ayunda.

"Boleh, tapi habis shubuh ya jangan pagi-pagi banget. Kaya orang mau ke pasar aja pagi-pagi. " Kata Ayunda.

"Kamu itu lucu kaya anak kecil. Emang usiamu berapa sih? "

"Apaan sih kamu, Yo. Aku masih umur 19 tahun tau. " Kata Ayunda yang mencubit pinggang Satrio.

"Aduh... Sakit Yunda. " Kata Satrio yang mengusap pinggangnya.

"Rasain sakit. Habisnya kamu ngeledekin aku terus. " Kata Ayunda yang cemberut.

Satrio begitu senang hingga dia terus memegang tangan Ayunda dan meremasnya. Ayunda yang tak mengerti rasa apakah ini, masih dengan detak jantung yang berdegup kencang dan tak beraturan.

Satrio memandangi wajah Ayunda dengan senyuman yang membuat Ayunda makin salah tingkah.

"Kemarin aku bilang apa. Kalo perempuan itu harus duduk yang rapi dan jangan nongkrong. Aku sekarang pacar kamu jadi kamu harus nurutin aku. Ngerti. " Kata Satrio yang sedikit tegas.

"Iya... Iya... Jangan pake marah bisakan. " Ujar Ayunda yang langsung merapikan cara duduknya.

"Ayunda.... Kamu jangan mikir yang tidak tidak. Aku hanya ingin merubah kebiasaan kamu yang gak pantas di lihat oleh laki-laki ataupun orang lain. " Kata Satrio.

"Emangnya harus ya, aku berubah jadi seperti yang kamu mau? "

"Bukan buat aku tapi buat kamu sendiri

Nanti kamu kan akan ketemu banyak orang. Seperti kamu melamar pekerjaan dan disana kamu banyak ketemu sama orang. " Kata Satrio yang memegang tangan Ayunda yang masih terdiam.

"Iya makasih, Yo. Kamu udah baik sama aku. Aku memang slengean karena pergaulan dengan teman-teman yang slengean juga. Aku tak memikirkan penampilan ataupun. Yang penting aku enjoy sama teman-teman. " Ujar Ayunda.

"Aku juga slengean, tapi aku gak mau pacar aku di jelekin sama orang karena sikapnya yang slengean. Kamu bisa jadi diri kamu sendiri dan gak perlu karena aku kamu berubah. " Kata Satrio.

Sungguh Satrio membuat Ayunda tertarik kedewasaan Satrio membuat benteng hati dan juteknya seorang Ayunda hancur sudah. Satrio sudah membuat pertahanan hati Ayunda roboh.

Sikap Satrio membuat Ayunda makin mengenal Satrio. Laki-laki satu-satunya yang sudah mampu melawan juteknya Ayunda. Ayunda pun mulai mengikuti aturan-aturan yang Satrio berikan. Ayunda senang sekali karena Satrio memberikannya nasehat dan wejangan seperti seorang kaka pada adiknya.

Usia Satrio dan Ayunda berbeda 2 tahun wajar jika Satrio lebih dewasa dari Ayunda yang masih terlihat seperti anak-anak. Ayunda makin suka kalo Satrio datang kerumah hanya sekedar ngobrol dan bercanda saja. Satrio laki-laki yang humoris dan nyambung kalo ngobrol.

" Ayunda besok jadi kita joging pagi ke alun-alun kota ya. " Kata Satrio yang siap-siap akan pulang.

"Alun-alun kota. Jauh, Yo. Memang tidak apa? "

"Aku mah tidak apa yang penting sama kamu. " Satrio tersenyum.

"Apaan sih... Gak mempan gombalannya. " Kata Ayunda cemberut.

" Besok pagi aku kerumah kamu ya, Yunda. " Kata Satrio yang berdiri mau pulang.

"Aku pulang ya, Yunda. " Kata Satrio yang menatap Ayunda.

"Iya hati-hati ya pulangnya. " Ujar Ayunda.

Ayunda dan Satrio berpisah karena waktu sudah malam. Rasanya pengen terus sama Satrio Ayunda merasa jam begitu cepat dan malam berlalu. Satrio pulang dengan jalan kaki dan Ayunda masuk sambil senyum-senyum. Gak sabar jadinya tun besok pagi. Joging dengan pacar. Pikir Ayunda sambil tersenyum di depan cermin.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!