NovelToon NovelToon

Obsesi Sang CEO

pengenalan tokoh

selamat datang dicerita pertama ku.

yang suka cerita ceo ceo mari merapat dan pantengin terus cerita nya!!

Happy reading...

Perkenalan Tokoh:

-Arabella Clarissa

Gadis muda yang memiliki paras menawan dan segar, di lengkapi mata inda dan lesung pipi yang menambah keindahan dari seorang Arabella Clarissa.

Selain wajah yang sempurna,dia juga memiliki postur tubuh yang bagus seperti model internasional,dengan tinggi yang pas di kalangan wanita,dan berisi di bagian tertentu menambah kesan sempurna. Siapa yang tak kagum melihatnya? bahkan pria terang terangan mengutarakan isi hatinya. Namun ia bukanlah tipekal gadis yang mudah di dekati.

Walaupun dia sempurna dalam hal fisik,namun tidak dalam materi. Abel terlahir dari keluarga yang sederhana,dia anak tunggal dari pasangan Teo Dan Vanny.

Mungkin kehidupan Abel sangat memprihatinkan. Saat usianya menginjak 16 tahun kedua orang tua nya pergi meninggalkannya untuk selamanya.Orang tua Abel meninggal karna kecelakaan saat mereka akan kembali kerumah setelah pergi merantau,tentu berita itu sangat menyakitkan bagi Abel.

Namun Abel bukan anak yang manja,di usia belia,dia harus banting tulang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,dia melakukan part time sehabis sekolah.

Jika kalian bertanya bagaimana dia masih bisa melanjutkam sekolah? Itu berkat kepintaran yang di miliki Abel. Dia memiliki segudang prestasi di sekolah,baik itu akademik,olahraga,maupun tarik suara. Berkat Abel, nama sekolahnya menjadi harum. Oleh karna itu pihak sekolah memberinya Beasiswa untuk melanjutkan pendidikannya.

-Leon Sebastian Xylander

Seorang pria tampan dewasa penuh dengan karisma, selain itu ia juga seorang Ceo dari perusahan Xylander serta satu satunya penerus dari keluarga Xylander.

Memiliki wajah rupawan bak Dewa Yunani,di tambah porsi tubuh yang di gilai banyak wanita, Namun wajah itu jarang sekali tersenyum bahkan tidak ada kesan hangat saat ia bicara.

Di balik wajah tampan,tubuh bagus,dan pastinya kaya raya tak membuat sang Ceo mau segera menikah dan itu tentu itu ada alasannya.

Ia pernah menyukai seorang wanita,dia memberikan semua kebutuhan sang wanita,namun apa yang dia dapat? sang wanita bermain api di belakangnnya. Dia berselingkuh dengan rekan bisnis Leon. Dan itu ia ketahui setelah memata matai sang wanita,hingga kebenaran itu membawanya ke sebuah hotel di mana dua sejoli itu sedang memadu cinta.

Sejak saat itu,Leon seakan akan tidak perduli tentang cinta atau apapun yang berbau wanita,dia bahkan tidak segan segan melukai wanita yang selalu menganggunya. Bagaimana tidak? pria tampan dan Kaya raya,wanita manapun pasti dengan senang hati menerimanya dan mengejarnya,tapi Leon seakan jijik dan tak perduli.

Peran Tambahan :

-Hans Afrion

Sekertaris serta tangan kanan dari CEO Leon Sebastian Xylander.

-Jenifer Horison

Sahabat pemeran utama wanita Arabella Clarissa.

-Andreas Grediant

Teman satu sekolah pemeran utama wanita Arabella Clarissa.

-Arjun Harryell

Teman sekelas pemeran utama wanita Arabella Clarissa

-Karina Casandra

Antagonis.

Halo readers tercinta (●´з`)♡

Ini karya pertama author, semoga kalian enjoy di cerita ini (´∀`)♡

Tinggalkan jejak ya guys...(♥ω♥*)

Like, komen, vote.

Terimakasih(´∀`)♡

episode-1

Dua tahun sudah Abel menjalani hidup seorang diri tanpa bantuan keluarga dan saudara,namun Abel beruntung masih punya sahabat yang baik dan selalu ada untuk nya, siapa lagi jika bukan Jeje.

Di pagi yang cerah ini, nampak seorang gadis cantik sudah siap untuk berangkat kesekolah. Ia adalah Abel,Abel bangun sangat pagi untuk membersihkan rumah, rumah peninggalan ayah dan ibunya. Syukurlah ayah dan ibunya tidak meninggalkan hutang saat mereka pergi sehingga Abel tidak perlu esktra banting tulang untuk membayar hutang hutang tersebut.

Ia mengenakan seragam SMA nya dengan rapi, tak lupa ia juga menggerai rambutnya hari ini. Ia terkadang risih ketika banyak pemuda yang selalu memperhatikan lehernya, Namun digerai atau tidak Abel tetap terlihat sangat cantik.

Sebelum berangkat sekolah, tak lupa ia menyempatkan diri minum segelas air. Ia selalu berusaha tersenyum menjalani harinya, bohong jika Abel tak merindukan kedua orang tua nya, bayang bayang kasih sayang mereka selalu saja terlihat di setiap sudut rumah.

.

.

.

.

Abel pergi kesekolah dengan berjalan kaki, jarak sekolah dengan rumah Abel lumayan jauh. Terkadang Abel juga merasa lelah tapi mau bagaimana lagi? daripada uang nya habis untuk ongkos transportasi lebih baik di gunakan untuk keperluan lain,pikir Abel.

Disinilah ia sekarang, di depan gerbang sekolah yang hanya ditempati oleh kalangan atas namun dia berhasil masuk kesana berkat prestasi yang ia toreh, SMA Pranata Jaya.

Celingak celinguk dia mencari seseorang saat berjalan menuju ruang kelasnya.

"Jeje dimana yah? Biasanya dia datang pagi? "gumam Abel.

Dia terus berjalan,hingga tepukan di pundaknya menghentikan langkahnya.

"Mencari Jeje? "Sapa suara yang terdengar hangat di telinga, siapa lagi kalau bukan Arjun orang nya.

Abel menoleh kebelakang dan mendapatkan pria tampan jakung sedang bersenyum dengan senyuman khas nya yang menawan.

"Eh? Arjun?"ucap Abel

"Iya Jun, aku sedang mencari Jeje. Kamu tau dia dimana?"tanya abel.

"Jeje belum datang, mungkin sebentar lagi. Lagipula ini masih awal"ucap Arjun yang tak lepas dari senyuman nya yang hangat.

"Oh, kamu tumben sekali datang awal? biasanya juga sedikit siangan?"tanya Abel yang sudah tau kebiasaan Arjun,yah mereka satu kelas,hal itu juga yang membuat hidup Arjun selalu merasa manis karna sekelas dengan gadis yang ia sukai. Namun dia belum berani mengatakannya, karna ia takut persahabatan mereka akan rusak. Itu sebab nya Arjun memendam nya dulu sebelum nanti waktu yang pas dia akan mengatakannya.

"Memangnya tidak boleh datang awal? Aku mau mengajak mu sarapan di kantin" jelas Arjun.

"Emm..maaf yah Jun, aku menunggu Jeje saja nanti"ucap Abel pelan agar Arjun tidak merasa tersinggung.

"Astaga Bell, sekali sekali kamu harus mau, kebetulan Jeje belum ada, mau yah please..."bujuk Arjun dengan wajah penuh harap.

Jika saja ada siswi lain yang melihat, maka mereka akan langsung pingsan,tapi tidak dengan Abel.

Abel juga kasihan melihat Arjun,dia sudah datang pagi pagi hanya untuk mengajaknya sarapan bersama dan kebetulan tadi Abel tidak sarapan di rumah,hanya minum saja.

"Mau ya Bell? aku traktir kok"sambung Arjun.

"Emm, yasudah aku mau"ucap Abel sembari memperlihatkan senyuman nya yang bisa membuat siapa pun terpana.

"Astaga..sampai kapan Aku harus memendam perasaan ini?"batin Arjun.

Mereka pun beriringan berjalan menuju kantin,banyak pasang mata melihat mereka, ada yang kagum dengan paras mereka berdua,ada juga yang iri sambil terang terangan menunjukan ekspresi tidak sukanya.

Setelah sampai keduanya lantas mencari tempat duduk untuk sarapan bersama. Sepanjang perjalan menuju kantin,senyum tak pernah luput dari seorang Arjun.

"Bell? kamu mau pesan apa?"tanya Arjun.

"Samakan saja"Jawab Abel ramah.

"Yasudah aku pesan dulu yah"terang Arjun sembari pergi memesan makanan.

"Iya" jawab Abel sembari tersenyum.

Tanpa mereka berdua sadari ada sepasang mata yang terus memperhatikan mereka sejak awal. Nampak rasa tak senang di wajahnya,bahkan tangannya sudah mengepal dan siap untuk memukul. Dia adalah Rey yang sudah terbakar sejak awal,namun tetap diam di tempat sebelum dia melakukan sesuatu.

"Shitt,si breng*sek itu! berani berani nya dia mendekatin Abel, tunggu saja waktu nya nanti"gumam nya dengan tatapan yang tak lepas dari Abel dan Arjun.

.

.

.

Di lain tempat, seorang pria tampan sedang berjalan menuju ruangannya, sepanjang perjalanan banyak yang mata tak lepas memperhatikannya,terlebih lagi para karyawan wanita.

"Astaga,Tuan Leon tampan sekali"

"Beruntungnya aku bisa melihat pria setampan nya"

"Aku ingin menikah denganmu Tuan Leon"

Kira kira seperti itulah bisik bisik karyawan wanita kepada atasannya tersebut.

Dia memasuki lift khusus Ceo yang diikuti oleh sekertarisnya Hans di belakang.

Dia menuju lantai paling atas di perusahaan raksasanya tersebut, karna disitulah ruangannya berada. Saat di lift,Leon membuka pembicaraan.

"Apa jadwal hari ini?"tanya nya tanpa menoleh ke lawan bicara.

Hans yang sudah faham langsung menjelaskan jadwal yang harus di hadiri oleh sang atasan.

"Jam 10 nanti ada meeting dengan klien dari singapura, Jam 1 nanti ada pertemuan dengan Tuan Gilbert untuk urusan kerja sama di cafe Printiar, dan ...."jelas Hans

"Hmm"Leon berdehem.

"Untung atasan"batin Hans.

.

.

.

.

Jam pulang sekolah telah tiba, semua siswa maupun siswi sudah siap untuk pulang kerumah mereka masing masing, begitu juga dengan Abel dan Jeje.

"Bell, kamu mau diantar pulang? kebetulan aku bawa mobil sendiri"Tawar Jeje.

"Tidak usah, aku bisa pulang sendiri kok Je"ucap Abel yang merasa tidak enak dengan Jeje. Bisa bisa dia disangka memanfaatkan Jeje oleh siswa lain, terutama Karina.

"Astaga Bell, Aku tau kamu merasa tidak enak dengan ku. Santai saja Bell, siapa peduli dengan mereka? lagipula kamu harus kerja juga, nanti kamu bisa telat" jelas Jeje.

"Yasudah, aku mau" jawab Abel setuju.

"Oke, sekarang kita keparkiran yah"balas Jeje.

Mereka berdua pun beriringan berjalan menuju parkiran sekolah, saat melewati koridor terdengar suara di belakang memanggil.

"Mau pulang?"terdengar pertanyaan dengan nada dingin daru arah belakang.

Seketika mereka berdua memutar badan dan melihat ke sumber suara.

Dan terpampanglah sosok pria tampan,tinggi,dan yang pastinya digilai siswi di sekolah dan di idolai juga oleh Jeje pastinya, namun tidak dengan Abel.

"Eh Rey, iya kita mau pulang"jawab Jeje dengan tersenyum manis.

Bersambung...

hallo readers tercinta author...

gimana nih awal awal ceritanya? akan ada hal yang menarik di episode episode lainnya, soo nantikan terus kelanjutan cerita author.

jangan lupa tinggalkan jejak :

like, komen, vote (´ε` )♡

Love you all and thanks more (・´з`・)

Episode-2

Seketika mereka berdua memutar badan dan melihat ke sumber suara. Terpampanglah sosok pria tampan,tinggi,dan yang pastinya digilai siswi di sekolah dan di idolai juga oleh Jeje pastinya, namun tidak dengan Abel.

"Eh Rey, iya kita mau pulang"jawab Jeje dengan tersenyum manis.

"Kamu pulang menggunakan apa?"tanya Rey tanpa ekspresi.

"A...aku pulang menggunakan mobil, Rey"Jawab Jeje dengan wajah yang semringah.

"Bukan kamu,tapi teman mu"jelas Rey yang langsung membuat Jeje dan Abel saling bertatapan.

"Huft,aku pikir aku yang ditanya"batin Jeje kecewa.

"Aku pulang dengan Jeje" jawab Abel tanpa menatap Rey.

"Kamu pulang dengan ku saja"ucap Rey dengan nada dingin yang menusuk tulang.

"Dan kamu, kamu bisa pulang sendirikan?"tanya Rey pada tepat di depan wajah Jeje.

Jeje yang ditatap seketika membeku dan pipinya terasa panas karna salah tingkah.

"Astaga..Pangeran ku menatap ku sedekat ini, oh my god!!"batin Jeje yang bersorak gembira.

"Tidak bisa! aku pulang dengan Jeje saja"bantah Abel.

"Eh?..kamu apa apaan sih Bell, kamu pulang sama Rey saja, kasian tau dia"Ucap Jeje yang tersenyum malu pada Rey.

"Tidak usah, aku pulang jalan kaki saja"tolak Abel.

"Kamu harus pulang dengan ku, ayo!"ujar Rey sembari menarik tangan Abel menuju mobil sport-nya di parkiran sekolah.

"Eh? lepaskan aku! Je..!! tolongin aku" teriak Abel sambil meronta minta di lepaskan,sementara Jeje hanya berdiri dan terus tersenyum menatap kepergian sahabatnya itu.

"Tidak apa apa hari ini Rey pulang dengan Abel,Ini adalah peluang pertamaku,tadi saja sudah di tatap dengan jarak yang begitu dekat oleh Rey,sumpah! aku akan tidur nyenyak malam ini"batin Jeje.

"Eh kamu, lepaskan aku! aku tidak mau pulang denganmu, lepaskan"teriak Abel sepanjang perjalanan menuju parkiran. Namun Rey seakan tuli,baginya teriakan Abel bagaikan Alunan musik yang sedap di dengar oleh telinga.

"Diam! kamu harus pulang dengan ku titik!" ucap Rey dengan nada tegas. Siapa pun yang mendengarnya pasti akan takut,tapi tidak dengan Abel. Dia sudah terbiasa mendengar ucapan yang tidak enak dari Karin dan para awaknya.

Saat tiba di depan mobil, Rey segera membuka pintunya dan memasukan Abel kedalam dan dengan cepat Rey memutar mobil untuk masuk,agar Abel tidak keluar.

"Kamu apa apaan sih!? Aku tidak mau kenapa di paksa?"bentak Abel dengan marah.

"Diam! awas saja kamu berisik,disini sudah sepi, aku bisa melakukan apapun denganmu, sekarang diam!"ancam Rey dan seketika Abel terdiam, Abel sudah dewasa ia sangat mengerti apa yang di katakan Rey tadi.

"Bagus! duduk diam disitu"tutur Rey.

Abel sama sekali tidak menjawab,ia bahkan memalingkan wajahnya ke luar jendela tanpa mau melihat atau melirik Rey. sedangkan Rey, dia selalu saja melirik Abel,entah apa yang ia pikirkan sekarang.

"Pertama kali dan akan menjadi kebiasaan"batin Rey ambigu.

"Kita makan siang dulu" tutur Rey memecah keheningan.

"Tidak perlu,aku harus segera pulang,aku akan pergi bekerja" tolak Abel.

"Tidak ada penolakan, kamu harus mau"tekan Rey memaksa.

Sudah cukup,hilang sudah kesabaran Abel. Sekarang ia sudah siap meledak.

"Maksud kamu apa?! Kamu dengan seenaknya memaksa ku untuk pulang bersama mu, lalu kamu juga memaksaku untuk makan siang! mau kamu apa hah?"Abel meluapkan amarahnya.

citt

Rey mengerem mobil mendadak,Ia langsung menatap Abel dengan tatapan yang tajam.

Saat ini perasaan Abel tak menentu,antara marah,takut,dan waspada.

"Kenapa dia mengerem?"batin Abel.

"Ada apa?Kenapa melihatku?"tanya Abel yang gugup tapi berusaha tetap normal.

"Jadilah kekasihku"jawab Rey to the point.

Mata Abel melotot setelah mendengar ucapan Rey, seketika hening di dalam mobil itu.

"apa apaan ini?"batin Abel.

"Kenapa diam?Jadilah kekasihku"lanjut Rey.

"Kamu jangan bercanda,aku tidak suka"ujar Abel memalingkan wajahnya.

"Aku tidak bercanda, aku menyukaimu" jelas Rey sembari menggenggam tangan Abel.

"Aku menyukaimu sudah sejak lama dan aku ingin kamu menjadi kekasih ku"lanjut Rey.

glekk

"Aku tidak menyukainya, aku tidak bisa menjadi kekasihnya"batin Abel.

"Maaf Rey, aku tidak bisa..dari awal aku tidak pernah menyukaimu, aku tidak bisa menerima mu" jelas Abel sembari menarik tangannya yang di genggam oleh Rey.

"Tapi aku mencintai mu, aku tidak suka kamu dekat dan akrab dengan si breng*sek Arjun itu"ujar Rey.

"Jangan libatkan Arjun, kamu jangan egois Rey! walaupun kamu memaksa, kamu tetap tidak akan bisa menepati hati ku"jelas Abel.

"Kenapa? kamu menyukai Arjun? maka dari itu kamu tidak bisa menerima ku?"tanya Rey selidik dengan nada dingin.

"Aku tidak menyukainya dan tidak juga menyukai siapapun"jawab Abel datar.

"Aku turun disini saja, terima kasih tumpangannya"lanjut Abel hendak turun dari mobil.

"Jangan! aku akan mengantar mu sampai ke rumah" ujar Rey sembari menyalakan kembali mobilnya.

Hening, tiada lagi percakapan dan hanya ada rasa canggung dan kecewa yang memenuhi mobil sport mewah tersebut.

sakit

itulah yang dirasakan Rey sekarang, tapi ia bukanlah pemuda yang mudah menyerah. Abel mengatakan bahwa belum ada yang menepati hatinya dan itu adalah keuntungan bagi Rey, dia akan terus berjuang untuk mendapatkan hati Abel.

"Belum berhasil Rey. tidak apa apa ,masih banyak waktu untuk menepati hatinya"batin Rey menyemangati dirinya sendiri.

Sekarang mobil sudah berhenti di depan rumah sederhana milik Abel. Abel segera membuka sabuk pengamannya untuk turun, namun sebelum turun ia menyempatkan diri mengucapkan terima kasih dan permintaan maaf kepada Rey.

"Terima kasih Rey atas tumpangannya dan sekali lagi aku minta maaf"ujar Abel sembari menunduk.

"Tidak perlu meminta maaf. Namanya juga hati, tidak bisa dipaksakan.Tapi ingat, aku akan terus berusaha untuk mengisinya" tutur Rey sembari memperlihatkan senyumannya yang langka. Abel tidak menjawab, ia langsung turun dari mobil.

"Aku pulang"Ujar Rey.

"Iya"jawab Abel

Mobil Rey pun melaju meninggalkan pekarangan rumah Abel.

Abel segera memasuki rumah dan segera menguncinya.

"Huft, melelahkan sekali..aku harus bersiap untuk berangkat bekerja"gumam Abel.

Ia segera membersihkan diri dan memakai seragam kerjanya. Abel bekerja di cafe sebagai pelayan. Dia sudah bekerja setahun disana, sikapnya yang ramah dan sopan membuat para pekerja di sana menyukainya.

.

.

.

"Tuan, Ini berkas yang anda minta dari perusahaan yang akan bekerja sama dengan perusahaan kita" jelas Hans.

"Hm, kamu bisa pergi"balas Leon.

"Baik tuan,permisi"ucap hans sembari meninggalkan ruangan sang atasan.

Bersambung...

anyeong readers tercinta, pantengin terus cerita author karena akan banyak adegan yang menarik dan pastinya tidak akan membosankan untuk dibaca.

jangan lupa tinggalkan jejak:

like,komen,vote(・´з`・)

terimakasih all thanks more full hehe..

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!