NovelToon NovelToon

Moon Fox Bride

1. Kesedihan Rubah

NovelToon
Langit memancarkan kegelapan berpadu sinaran cahaya biru yang datang dari tubuh siluman rubah putih besar yang sedang mengamuk.
Siluman tersebut memporakporandakan desa yang sesaat lalu berada dalam perlindungannya.
Dibutakan amarah dan kesedihan yang dalam, ia tidak segan-segan membunuh warga desa.
Yue Lan
Yue Lan
"Aku menjaga kalian dari segala musibah,.." [Marah yang sangat meluap-luap]
Yue Lan
Yue Lan
"Aku melindungi kalian dari siluman yang datang ke desa ini dengan niat buruk,..."
Yue Lan
Yue Lan
"Ku pikir, kalian. Para penduduk desa adalah orang baik."
Yue Lan
Yue Lan
"Tapi ternyata aku salah!"
Api biru yang menyala semakin jelas terlihat di matanya yang memancarkan amarah
Yue Lan
Yue Lan
"Kalian....-"
Yue Lan
Yue Lan
"Kalian sama saja dengan para manusia keji yang hidup diluar sana!"
Siluman rubah bulan ekor api biru, Yue Lan.
Kemalangan yang menimpa orang dikasihi olenya membuat dia seakan menggila
Yue Lan
Yue Lan
"Suamiku, dia adalah orang yang sangat baik dan banyak membantu kalian."
Yue Lan
Yue Lan
"Tetapi, dimana kalian saat ia sakit? HAH!"
Yue Lan
Yue Lan
"Bahkan disaat ia sakit keras, ia berpikir bagaimana cara agar penyakitnya tidak merepotkan orang lain..."
Yue Lan
Yue Lan
"Tadinya aku tidak akan mempermasalahkan ini mengingat kebaikan suamiku.."
Yue Lan
Yue Lan
"Tapi kalian!"
Yue Lan
Yue Lan
[Mengeluarkan aura pekat menekan yang udara disekitarnya]
Menebar ketakutan, para warga hanya bisa menangisi perbuatan mereka dengan perasaan menyesal
Yue Lan
Yue Lan
"Beraninya kalian!!!!"
Yue Lan
Yue Lan
"Membuat dia dilalap kobaran api bersama rumah kami hanya karena kalian takut penyakitnya akan menular.." [air matanya berderai turun]
Yue Lan tampak menunjukkan keseriusan
Yue Lan
Yue Lan
"Kali ini, akan ku kembalikan segala kemalangan dan kehancuran yang seharusnya menjadi milik kalian!!!"
Sesuai perkataannya, desa makmur itu seketika dibumihanguskan oleh api biru yang panas datang dari tubuhnya
Hanya saja, ia tidak membiarkan anak-anak berdampak akan api tersebut.
Selepas itu, Yue Lan kembali mengeluarkan tangisnya yang pilu
Yue Lan
Yue Lan
"Suamiku yang malang... Hiks, hiks."
Rubah putih besar itu terduduk di tanah dikelilingi abu dan kerusakan
Kehangatan tiba-tiba sampai padanya, tangan seorang anak laki-laki yang entah kapan mendekati dirinya telah menyapu lembut bulunya.
Ia tersentak dan sepertinya hendak naik pitam, tetapi perasaan akan meledak itu surut tatkala dilihatnya sepasang mata jernih anak itu
Sepasang mata jernih yang memandangnya dengan rasa iba dan sedih seolah kepedihan siluman tersebut ikut dirasakannya.
Tapi segera, seorang remaja datang dan menarik anak itu menjauhi dirinya.
Si rubah tadinya berpikiran untuk membunuh gadis remaja itu, sebagaimana gadis itu memiliki tatapan yang dimiliki orang-orang di desa. Tatapan takut dan benci
Tapi itu urung dilakukannya karena sebelum ia sempat menggunakan cakarnya untuk merobek gadis itu, seseorang menggangu dan membuatnya teralihkan.
Yue Lan
Yue Lan
"Lancang!" [Mencari pengganggu tersebut]
Luo Shang
Luo Shang
"Siluman Rubah Bulan Ekor Api Biru. Sudah cukup bagimu untuk menghabisi orang-orang di desa ini."
Yue Lan
Yue Lan
"Ah, ini dia. Jendral langit bersama cecunguknya."
Luo Shang
Luo Shang
Langit menganggap kau berbudi luhur adalah kesalahan, kali ini aku datang bersama pasukan langit untuk menangkap mu."
Yue Lan
Yue Lan
"Pengecut, apa kau akan mengandalkan orang lain untuk menangkap ku." [Menatap remeh]
Luo Shang
Luo Shang
"Kau,..!" [Tersinggung]
Yue Lan
Yue Lan
"Yah, bahkan jika kau datang dengan seluruh dewata yang menempati langit. Kau tidak akan bisa mengalahkan ku."
Luo Shang
Luo Shang
"Lancang! Baiklah, aku sendiri yang turun tangan untuk menaklukan mu."
Awan di langit bergemuruh dan sesekali menurunkan petirnya disepanjang pertarungan hebat mereka.
Jendral pemimpin pasukan langit meskipun kekuatannya sangat tangguh tetapi kelihatannya dia kewalahan menghadapi siluman rubah yang telah meningkat berkali kali lipat kekuatannya setelah memperoleh pemberkatan pilar suci cahaya langit sebelumnya sebagai apresiasi tinggi dari langit atas kebaikannya terdahulu.
Yue Lan
Yue Lan
"Ahahahaha... Pasukan langit, bagaimana perasaaan kalian dipimpin oleh pemimpin lemah sepertinya?"
Yue Lan
Yue Lan
"Kalian juga, seranglah aku. Biar kulihat bagaimana kerjasama kalian untuk menaklukanku!!"
Melihat pertarungan mereka yang mengguncang bumi, beberapa dewata terpaksa turun untuk ikut andil.
?¿
?¿
{Dewa petir; Yi Mengsan} "Siluman jahat, ku perintahkan kau menyerah jika kau tidak ingin bulu halusmu menjadi hitam setelah petir naga emas ku menyambarmu."
?¿
?¿
{Dewa Malam; Meng Lun} "Berhentilah, siluman rubah. Kau sudah kelewatan."
Yue Lan
Yue Lan
"Banyak omong! Kalau mau menyerang, ya.. serang saja." [Tatapan sinis]
?¿
?¿
{Dewa Petir} "Baiklah, biar kuhancurkan kau bersama kesombongan mu itu."
Setelah tiga malam berlalu, pertarungan dahsyat itu tidak menunjukkan tanda-tanda kekalahan di pihak rubah.
Sebaliknya, beberapa dewata yang ikut bergabung semakin bertambah namun biarpun begitu tetap tidak sanggup memecah apalagi menyaingi irama serangannya.
Bahkan, tidak seorang pun dewata berhasil menghancurkan bola pelindung sihir siluman rubah sehingga serangan mereka menjadi sia-sia.
Misterius
Misterius
"Cukup."
Dewata-dewata itu tersentak dan tunduk begitu melihat seseorang yang hebat itu mencampuri urusan mereka.
Para dewata berhenti bertarung, siluman rubah tanggap akan kedatangan sosok yang baru saja datang itu.
Air wajah yang tadinya keras seketika melembut. Ia mengenali penampilan dari sosok itu. Sosok yang selalu berhasil menghipnotis nya dan membuat hatinya ketar ketir di setiap waktu karena-nya. Betapa ia dibuat rindu dengannya.
Yue Lan
Yue Lan
"Suamiku..."
Namun hanya sesaat kemudian telah dipenuhi kebingunan, siluman rubah terdiam tidak percaya dengan penglihatannya.
Yue Lan
Yue Lan
"Feng Fan, mengapa pakaian kekaisaran langit membalut tubuhmu?" [Tatapan sendunya menerawang]
Yue Lan
Yue Lan
"Kaisar langit..?"
Kaisar Langit
Kaisar Langit
"Siluman rubah bulan, kau telah melakukan kejahatan besar, membunuh dan menghancurkan garis kehidupan manusia."
Yue Lan
Yue Lan
"Tidak mungkin. Kau dan dia bukan orang yang sama." [Menyakinkan diri]
Kaisar Langit
Kaisar Langit
"Feng Fan adalah bagian kecil dari roh perwujudan ku yang turun di bumi untuk menjalankan takdir yang sudah seharusnya."
Yue Lan mengerutkan kening, mencoba memahami situasi yang dirasa menamparnya
Yue Lan
Yue Lan
"Jatuh cinta padaku, rasa sakit yang ditanggung bersama, kebersamaan kita selama ini... semuanya hanyalah palsu?" [Tatapan menuntut jawaban]
Kaisar Langit
Kaisar Langit
"Bebaskan dirimu dari perasaan duniawi yang mudah menyesatkanmu dan terima takdir yang sudah ditetapkan langit atas dirimu."
Siluman rubah tercengang, hatinya terasa tercabik cabik.
Baru sesaat lalu, gadis itu menghakimi penduduk desa atas kematian orang yang di kasihinya. Tapi ternyata, dirinya hanya bagian kecil dari sekian banyak pertunjukan yang mengatasnamakan takdir.
Yue Lan
Yue Lan
[tertawa sebentar; menganggap segalanya menjadi konyol]
Beberapa saat kemudian, cara pandang Yue Lan berubah
Tatapan dinginnya, aura kekuatannya yang menekan udara sedari tadi kini bagaikan amukan api yang berlomba-lomba berkobar sampai membuat mahluk hidup disekitarnya menjadi tidak mampu bertahan dan seketika mati
Yue Lan
Yue Lan
"Kau menipu ku!!" [Nada suara histeris]
Luo Shang
Luo Shang
"Lancang!!"
Jendral pasukan langit hendak menyerang lagi, ia tidak dapat mentolerir perkataan kasar siluman itu pada kaisar langit
Tetapi, kaisar langit menahannya sehingga dia pun mengurungkan niatnya
Yue Lan
Yue Lan
"Aku mengerahkan segalanya untukmu, bahkan hidupku. Terluka untukmu tidak jadi masalah buatku, tapi ini.. tidak kusangka diriku hanyalah mainan menyedihkan."
Yue Lan
Yue Lan
"Kaisar langit. Dengarkan!" [Tatapan menantang]
Luo Shang
Luo Shang
"Kau..-"
Yue Lan
Yue Lan
"Aku menentukan takdir ku sendiri. Dan takdir itu tidak lain adalah kau binasa oleh tanganku sendiri."
Dewata yang berada ditempat itu menjadi murka mendengarkan perkataan Yue Lan
Yue Lan
Yue Lan
"Mainan menyedihkan ini baru saja menyatakan perang padamu." [Terdengar tegas;serius]

2. Gadis Polos dan Permintaan

Pertarungan maha dahsyat, kekuatan yang tidak akan pernah mencapai kata berimbang
Bagaimana pun Yue Lan mencoba menyerang Kaisar Langit, dia tidak mampu melukainya
Padahal, sosok pria itu hanya mengerahkan sedikit kekuatannya dalam meladeni Yue Lan bertarung
Rubah itu kini bahkan sampai harus mengubah wujudnya menjadi manusia untuk menghemat energi rohnya yang terbuang cukup banyak
Kaisar Langit
Kaisar Langit
"Pertarungan ini tidak menguntungkan siapapun..,"
Kaisar Langit
Kaisar Langit
"Hentikan saja."
Yue Lan
Yue Lan
"Katakan itu sekali lagi!"
Yue Lan
Yue Lan
"Kau pikir, kau akan aman dariku setelah mengucapkan itu!"
Melihat Yue Lan kelihatannya tidak akan menyerah dalam pertarungan, Kaisar Langit pun terpaksa mengeluarkan kekuatannya dua kali lipat dari sebelumnya
Tombak Cahaya Kekaisaran.
Hanya dengan satu jurus itu, seketika Yue Lan mengalami luka yang cukup berat
Cahaya di tangan kaisar membentuk tombak panjang dan secepat kedipan mata sudah menembus bahu gadis tersebut
Gadis itu terkulai lemah diudara dan melesat terjatuh ke atas tanah. Darah yang mengucur dari lukanya menggenangi dirinya.
Kaisar Langit
Kaisar Langit
"Atas perbuatanmu, kau akan menerima hukuman langit."
Yue Lan
Yue Lan
[Memandang dengan mata sendu]
Pertarungan diantara mereka pun berakhir. Kemenangan Kaisar Langit diwarnai suara sorai para dewata, tidak ada lagi perlawanan lainnya dari gadis tersebut.
* * *
Setelah siluman rubah gagal menantang kaisar langit, ia dipaksa tunduk untuk menerima hukuman langit.
Ia dijatuhi hukuman kurungan sepuluh ribu tahun lamanya di menara neraka bagi para siluman jahat, menara Haotian.
NovelToon
Dijaga ketat oleh naga langit yang merupakan hewan spiritual penjaga yang khusus ditempatkan di menara Haotian
Ingatannya dikunci dengan harapkan segala perasaan duniawi; kesedihan, kebencian, dan obsesinya diredam seiring berjalannya waktu.
Gadis tersebut di kurung di salah satu lantai menara. Ditempatkan pada sebuah kurungan yang dikelilingi tanaman bunga salju patah hati.
NovelToon
Setiap kuncup bunga memancarkan sinar yang mengusir kegelapan ditempat itu.
Namun, buruknya dari tanaman itu ialah ia sangat mampu mengeluarkan dingin yang menusuk hingga ke tulang bahkan menekan keras aura api yang dimiliki gadis itu.
Sehingga semampu apapun kemampuannya, ia tetap saja tidak akan pernah bisa melarikan diri dari tempat tersebut
Yue Lan
Yue Lan
[Terbangun dari pingsan]
Yue Lan
Yue Lan
"Ini...,tempat apa ini?"
Dampak bunga salju patah hati, dingin yang luar biasa seketika dirasakannya menggerogoti tubuhnya
Meski begitu, sedingin apapun aura pancaran dari bunga tersebut. Dinginnya tidak akan sampai bisa mematikan seseorang. Membuatnya tersiksa, iya.
Yue Lan
Yue Lan
[Menggigil kedinginan]
Yue Lan
Yue Lan
"Apa yang terjadi? Mengapa aku tiba-tiba dikurung di tempat ini?"
Karena ingatannya dikunci, Yue Lan menjadi kebingungan dengan situasinya.
Ketegangannya mencuat begitu suara erangan kesakitan bersahutan yang datang entah dari mana terdengar olehnya dan membuatnya takut.
Yue Lan
Yue Lan
"Siapapun! Keluarkan aku dari sini. Terlalu dingin, aku tidak bisa menahannya."
Dilalui gadis tersebut, kedinginan terkungkung dalam kesendirian. Tepat sebelum waktu akan menginjak seribu tahun, ia akhirnya memperoleh kunjungan pertamanya
***
NovelToon
Alam dewata, kediaman dewa perang.
Ren Bao
Ren Bao
"Kakek tua, sampai kapan aku harus memperdalam ilmu pedang?"
Ren Bao, penerus dewata. Murid dari dewata perang sedang mendesak gurunya akan suatu persoalan
Tetua Ci Fei
Tetua Ci Fei
"Sampai menurutku kau sudah mahir."
Ren Bao
Ren Bao
"Memangnya kapan aku tidak mahir? Jelas-jelas aku sudah menguasai seluruh ilmu pedang yang kau ajarkan padaku." [sedikit kesal]
Dewata perang, Ci Fei. Laki-laki tua itu melihatnya sebentar, tatapan yang seolah meragukan.
Tetua Ci Fei
Tetua Ci Fei
"Memangnya apa-apa saja ilmu pedang yang sudah ku ajarkan padamu?"
Ren Bao
Ren Bao
""Ilmu mata pedang ilahi, cahaya pedang penggerak bumi, tarian kilau pedang, ilmu pedang penghapusan suci..." [Seperti sedang menghafal keras]
Tetua Ci Fei
Tetua Ci Fei
"Hanya itu?"
Ren Bao
Ren Bao
"......pokoknya aku sudah menguasai seluruhnya." [terdengar sedikit gugup]
Tetua Ci Fei yang tadinya menikmati waktu luangnya dengan meminum teh bunga, menghentikan kegiatannya
Tetua Ci Fei
Tetua Ci Fei
"Ren Bao,..." [Merangkul bahu murid yang hanya dimiliki satu-satunya]
Tetua Ci Fei
Tetua Ci Fei
"Memangnya ilmu apa yang kau harapkan dariku? Guru mu ini seorang dewata perang. Sebagai muridku, aku tentu saja mengajarkanmu ilmu sesuai gelar kedewaanku."
Ren Bao
Ren Bao
"Kau kan berteman baik dengan dewata lainnya. Minta mereka mengajariku."
Tetua Ci Fei
Tetua Ci Fei
"Anak nakal..." [Tersinggung]
Tetua Ci Fei
Tetua Ci Fei
"Kau ini, mengapa kau tidak bisa menunjukkan rasa syukurmu?"
Tetua Ci Fei
Tetua Ci Fei
"Kau beruntung aku yang bijaksana ini adalah guru mu, jika dewata lainnya menjadi diriku dan mendengar ucapan itu dari mu. Kau pasti akan langsung dibuang ke dunia manusia."
Ren Bao
Ren Bao
"Aku percaya diri mengatakan ini karena kau adalah guru ku." [Berucap asal]
Tetua Ci Fei
Tetua Ci Fei
"Kau!...," [Menghela napas; menahan diri dari kekesalan]
Takut tetua Ci Fei akan mempermasalahkannya, ia pun segera meluruskan perkataannya sesaat lalu
Ren Bao
Ren Bao
"Maksudku... Kakek tua, bukankah kau sendiri yang bilang aku harus menjadi dewata yang lebih hebat dari mu."
Tetua Ci Fei
Tetua Ci Fei
"Aku tahu, aku ingat betul perkataan ku itu."
Ren Bao memelas ke arahnya, anak muda itu membuat dewa perang pasrah saja.
Bagaimana pun, dia adalah muridnya. Dan lagi niatnya baik untuk meningkatkan kemampuan diri.
Tetua Ci Fei
Tetua Ci Fei
"Baiklah, aku akan memperkenalkan mu pada dewata lainnya tapi ada syarat yang harus kau penuhi."

3. Perlawanan Pertama Ren Bao

-episode sebelumnya; perbincangan dewata dengan seorang muridnya-
Tetua Ci Fei
Tetua Ci Fei
"Baiklah, aku akan memperkenalkan mu pada dewata lainnya tapi ada syarat yang harus kau penuhi."
Ren Bao
Ren Bao
"Apapun itu, aku melakukannya." [bersemangat]
Tetua Ci Fei
Tetua Ci Fei
"Kau harus turun ke bumi untuk menangkap satu siluman jahat beraura gelap yang cukup kental dan memenjarakannya di menara Haotian."
Mendengar itu, kepercayaan diri Ren Bao sedikit menurun. Menangkap siluman jahat ber-aura kental di pertarungan pertama diluar pelatihan dewata, tingkat kesulitan tinggi.
Siluman jahat ber-aura kental adalah siluman berusia diatas ribuan tahun yang berpengalaman dan tidak segampang itu bagi dewata kecil sepertinya bisa menaklukannya
Tetua Ci Fei
Tetua Ci Fei
"Aku harus menekankan pada mereka bahwa kau penerus dewata yang kuat, dengan begitu kau bisa dipertimbangkan untuk berguru pada dewata lainnya." [Merasa iba; mengerti kesulitan muridnya]
Ren Bao
Ren Bao
"Kakek tua. Kukira syaratnya akan serumit apa." [Bersikap sombong; demi menjaga kepercayaan diri agar tidak turun drastis]
Tetua Ci Fei
Tetua Ci Fei
"Eh, anak nakal. Kau jangan menggampangkan hal ini."
Tetua Ci Fei
Tetua Ci Fei
"Menangkap siluman jahat beraura kecil saja akan sulit bagimu. Apalagi yang memiliki aura cukup kuat..."
Tetua Ci Fei
Tetua Ci Fei
"...Kau juga harus membuat mereka mengikutimu setelah tahu mereka akan dipenjara di menara Haotian. Perjalanan mu pasti tidak akan berjalan mulus." [Menerka-nerka]
Ren Bao
Ren Bao
"Tenang saja, guru. Aku pasti tidak akan mengecewakan mu. Percayalah."
Tetua Ci Fei
Tetua Ci Fei
"Baiklah, bagaimanapun kau sudah melewati pelatihan dalam waktu yang cukup lama. Anggap saja aku mendukung mu dengan mempertaruhkan harga diriku dihadapan pada dewata lainnya."
***
Sesuai janjinya, Ren Bao turun ke bumi demi memenuhi persyaratan tetua dewata, Ci Fei.
Sebelum itu, Tetua Ci Fei memberinya petunjuk akan lokasi-lokasi munculnya aura siluman jahat yang mengganggu kedamaian di bumi
Salah satunya, kota Xiang Ze.
NovelToon
Ren Bao
Ren Bao
"Apa benar ada siluman jahat di kota ini?"
Ren Bao
Ren Bao
"Kelihatannya kota ini baik-baik saja." [Mata menerawang]
Ren Bao
Ren Bao
"Apa mungkin muncul di siang hari saat terik matahari panas begini?" [Meragukan pemikiran sendiri]
Ren Bao memutuskan sementara berhenti dari pencariannya dan singgah di sebuah kedai makan yang cukup ramai
Segera saja, laki-laki itu mengambil tempat yang tidak ditempati oleh orang lain secara acak
Ren Bao
Ren Bao
"Sepertinya mereka menyajikan makanan yang enak." [Tertarik]
Disaat sedang duduk bersantai, sekelebat aura gelap tiba-tiba mengelilingi udara di kedai makan tempatnya hendak makan
Ren Bao
Ren Bao
"Aura siluman yang pekat."
Penduduk
Penduduk
"Aaaaa! Siluman! Ada siluman!"
Beberapa orang terlihat berlari terbirit-birit keluar dari ruang dapur kedai
Kedai menjadi kacau setelahnya, semua orang yang berada di dalam kedai meninggalkan bangunan tersebut kecuali satu orang
Siluman jahat yang dimaksud pun menampakkan dirinya, terlihat gemuk dan mata yang penuh hasrat
NovelToon
Ren Bao
Ren Bao
"Siluman iblis, Tao Tian!?" [terkejut]
Ren Bao tidak mengira akan se-sial ini dalam menjalankan tugasnya.
Siluman iblis yang muncul karena kerakusan hati manusia, Tao tian. Siluman ini hanya ada kepala karena konon saking rakusnya dia sampai memakan tubuhnya sendiri.
Iblis Tao Tian
Iblis Tao Tian
"Makan. Makan, Makan...." [Tampak menggila]
Iblis Tao Tian
Iblis Tao Tian
"Akan kulahap semuanya yang terlihat di pandanganku." [cekikikan]
Iblis Tao Tian
Iblis Tao Tian
[Memakan makanan di setiap meja dalam waktu sekejap]
Ren Bao
Ren Bao
"Kenapa bisa ada dia disini?" [Menggerutu]
Iblis Tao Tian
Iblis Tao Tian
[Mulai memakan meja dan kursi]
Mendadak siluman tersebut berhenti, menarik kewaspadaan Ren Bao yang berdiri di tempat
Iblis Tao Tian
Iblis Tao Tian
[Menoleh ke arah pemuda yang mengacungkan pedang padanya]
Sepertinya, untuk sesaat siluman tersebut sedang mengendus
Iblis Tao Tian
Iblis Tao Tian
"....bau dewata" [tersenyum menyeringai]
Ren Bao
Ren Bao
"Kau benar, aku dewata."
Ren Bao
Ren Bao
"Sebaiknya kau bersiap-siap karena dewata ini akan membuat menara Haotian menjadi rumah baru mu."
Iblis Tao Tian
Iblis Tao Tian
"Ahahahaha... dewata kecil seperti mu memangnya bisa apa padaku?" [menertawakan]
Ren Bao
Ren Bao
"Kau!.." [Tersinggung]
Ren Bao
Ren Bao
"Dewata kecil? Yang benar adalah penerus dewata!" [tersulut emosi]
Ren Bao
Ren Bao
"Kau menanyakan aku bisa apa...Ya, bisa menaklukanmu tentu saja!"
Ren Bao
Ren Bao
NovelToon
Ren Bao memulai serangan pertama sebagai pembukaan dalam pertarungan mereka
Tarian kilau pedang. Pedang miliknya mengeluarkan cahaya menyilaukan. Seketika menggandakan pedangnya.
Kemudian, mereka terbang di atas siluman tersebut seperti menari di udara. Yang setelah itu, menghujam targetnya. Tetapi pedang sesungguhnya akan memberikan damage tersakit.
Tetapi, diakhir eksekusi. Kekuatan besar itu justru terpental dan menghancurkan seluruh bangunan kedai tersebut
Ren Bao
Ren Bao
[Terkejut]
Iblis Tao Tian
Iblis Tao Tian
"Penerus dewata, cih. Serangan lemah begini mengapa masih dikeluarkan?"
Ren Bao
Ren Bao
"Baiklah, biar kulihat bagaimana kau menahan yang satu ini." [Tersulut emosi]
Ren Bao menjadi lebih serius, dia mulai jurus pedang lainnya.
Gugus pedang bintang. Suasana seketika berasa di angkasa yang hampa, kemudian beberapa titik putih muncul di tubuh siluman sebagaimana mengunci target.
Kemudian, titik cahaya itu tersusun dalam suatu bentuk mengikuti gugusan bintang tertentu. Dan diakhir, pedang akan muncul dari titik cahaya tersebut.
Seperti benih yang sudah tertanam dalam tanah lalu bertumbuh. Akan terasa sangat menyakitkan, sebab pedang muncul dari dalam lurus menembus keluar
Dan setelah itu, arah mata pedang akan berbalik menghujam
Iblis Tao Tian
Iblis Tao Tian
[Mengerang kesakitan]
Ren Bao
Ren Bao
"Yang ku keluarkan adalah salah satu dari tiga rasi bintang terbesar di langit. Di bumi, manusia menyebutnya bintang 'Beruang besar.'"
NovelToon
Beruang besar juga disebut Ursa Major. Rasi bintang terbesar di langit utara dan termasuk rasi bintang terbesar ke-3 di langit. 
Bintang-bintang yang paling terang pada Ursa Major membentuk asterisme biduk, suatu pola bintang yang paling dikenal di langit. Asterisme biduk terdiri dari empat bintang membentuk kotak dan beberapa bintang lain yang bentuknya menyerupai ekor.
Iblis Tao Tian
Iblis Tao Tian
"Cukup bermainnya."
Meskipun lukanya tidak menutup dengan sempurna, tetapi kini siluman iblis itu tampak baik-baik saja
Ren Bao
Ren Bao
[Memandang dengan tatapan tidak percaya]
Ren Bao
Ren Bao
"Kau!..."
Ren Bao
Ren Bao
"Apa kesakitanmu sejak tadi itu hanya pura-pura?"
Iblis Tao Tian
Iblis Tao Tian
"Tidak juga, memang sakit rasanya."
Iblis Tao Tian
Iblis Tao Tian
"....sakit, seolah digigit seekor semut. Hahaha." [tertawa meledek]
Iblis Tao Tian
Iblis Tao Tian
"Kali ini, biar kutunjukkan padamu rasa sakit sesungguhnya itu seperti apa."

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!