NovelToon NovelToon

Aku Dimadu Saat Hamil Anak Ke Tiga

Bab 1. Menangis dikesunyian malam

Aku masih tersedu-sedu dalam tangis ku, sungguh tak habis pikir. Suami yang ku percayai sepenuh hati mengkhianati pernikahan kami. Apa dia melupakan perjuangan kami dari awal menikah hingga hampir tujuh tahun ini.

Aku warna, Ibu dari dua putra dan sekarang aku lagi hamil anak ke tiga. Aku berharap anak ketiga ini perempuan. Bukanya ku membedakan antara anak lelaki dan perempuan. Tapi dengan lahirnya seorang putri aku berharap suamiku mas Arsya berubah dan kembali setia seperti dulu lagi.

"ma, kok papa sekarang jarang di rumah mah, papa juga sering pulang malam, itupun papa cuma pergi mandi lalu papah pergi lagi" tanya anak pertama ku Akbar

"Papa lagi sibuk nak, papa lagi banyak kerjaan, cari rezeki untuk kita" Jawabku tenang dengan senyum.

"Cari duit untuk jalan-jalan lagi kan mah" jawab Akbar dengan ceriah

"iya nak, doakan papa ya sayang" imbuh ku..

"Amminn Ya Allah" ucap Akbar sambil mengusap tangan ke mukanya

Akbar tahun ini sudah menginjak enam tahun, tentu dia sudah pintar dan tahu papanya jarang di rumah, dan mungkin juga sering mendengar perdebatan kami. Berbeda dengan putra keduaku Attar yang masih berumur 1,5 tahun. Ya aku hamil anak ke tiga disaat Attar berumur 7 bulanan. kalau kata orang tua , ini namanya rejeki yang tidak di pintak, ya kebobolan itu lah bahasanya sekarang.

Semenjak hamil tiga bulan, ada perubahan dalam diri suamiku, tapi aku tetap positif thinking.Aku selalu berpikir mungkin karena aku lagi hamil, jadi bawaannya sensitif. Ya ,aku takut menduga-duga, aku takut dugaan ku menjadi kenyataan. Suami ku sering pulang malam, dan sering keluar malam. Bukanya aku tidak menanyakan kemana dan untuk apa.karena jawabannya selalu sama ada kerjaan lembur dari kantor atau bos nya menelfon akan selalu ada alasan.

Apa yang harus kulakukan di saat aku hamil dan menjaga dua orang putra kami. Hingga pada hamil ke delapan bulan. Ada pesan masuk ke aplikasi berwarna hijau. Ku lihat nomor baru dan pastinya tidak tersimpan di handphone ku.

"Hallo, Assalamualaikum warna, aku Kaka Yuli , masih ingatkah" itu pesan dari pengirim nomor yang tak ku kenal

"Yuli mana, maaf kak aku lupa" balas ku

"ini kak Yuli ,yang kerja di kantin kantor pak Akbar na" balas kak Yuli

"oo kak Yuli, apa kabar kak, sudah lama tidak berjumpa dan ngobrol kita kak" jawab ku.

Aku baru ingat Kak Yuli penjual kantin tempat suami ku kerja, kakanya baik dan perhatian,tapi ada apa kenapa kak Yuli tiba-tiba hubungi aku, rasa kuatir melandaku. Kenapa suami ku, apa dia baik-baik saja. Ku lihat lagi aplikasi hijau ternyata ada balasan dari kak yuli.

"Kaka baik na, na Kaka mau kasih kamu info yang tidak baik, tapi Kaka harap kamu sabar dan kuat menerima ini " balas kak Yuli

"kenapa kak, apa suamiku baik -baik saja kak" jawabku panik

"suami mu baik-baik saja na, tapi , aduh Kaka tidak tega bilang ke kamu na" balas kak Yuli buat aku gregetan sungguh

"kenapa kak? kasih tau aja kak, InshaAllah aku kuat menerima apapun itu "jawabku, kenapa instingku kak Yuli akan bilang kalau suami ku akan selingkuh.

"Na , suami kamu selingkuh, dan sudah nikah sirih na, sabar ya na" aku terjatuh, hatiku hancur, tangis ku pecah, aku lupa ada dua putra ku sedang melihatku menangis, sungguh hatiku hancur. Apa dia lupa apa yang sudah aku korban kan untuk bersamanya, melahirkan anak-anak dan merawatnya. Apa dia lupa aku rela merantau bersama dia ke kota dan jauh dari kedua orang tuaku. Apa dia lupa aku relakan karir ku demi membina rumah tangga bahagia dengan dia. Aku meraung , aku tak sadar anak-anak ku juga ikut menangis.

Bab 2. Foto suamiku dengan istri sirih nya

"Na , suami kamu selingkuh, dan sudah nikah sirih na, sabar ya na" aku terjatuh, hatiku hancur, tangis ku pecah, aku lupa ada dua putra ku sedang melihatku menangis, sungguh hatiku hancur. Apa dia lupa apa yang sudah aku korban kan untuk bersamanya, melahirkan anak-anak dan merawatnya. Apa dia lupa aku rela merantau bersama dia ke kota dan jauh dari kedua orang tuaku. Apa dia lupa aku relakan karir ku demi membina rumah tangga bahagia dengan dia. Aku meraung , aku tak sadar anak-anak ku juga ikut menangis.

Aku lemah, aku lihat anak-anak juga ikut menangis. Aku peluk dan ku ciumi mereka satu per satu. Aku tanamkan di hati ku, aku tidak boleh lemah demi anak anak ku dan demi janin yang ada di dalam perutku. Aku sekah air mata ku, aku ingin mengadu ke Tuhan sang pemilik dan pembolak hati manusia Allah S.W.T.

Aku mengadu di atas sejadah, kupanjatkan do'a , aku meminta kekuatan dan kesabaran, aku meminta beri aku petunjuk apa yang akan ku lakukan selanjutnya. Aku meminta pertolongan hanya kepada Allah S.W.T .

Setalah aku melaksanakan sholat, ternyata anak-anak sudah tertidur pulas mungkin karena kelelahan menangis. Aku ambil handphone, dan ku klik aplikasi hijau itu. Ternyata masih ada chat dari kak Yuli.

"Kakak tahu kamu hancur na, kaka tahu kamu sedih, ayok bangkit dan kuat demi anak-anak mu na, Kaka yakin kamu bisa" pesan dari kak Yuli

"Kak, aku mau tahu kak, siapa perempuan itu kak, seperti apa dia kak"

"Maaf na, Kaka tidak tahu banyak tentang perempuan itu, yang Kaka tahu dari kantor perempuan tersebut asli orang kota M dan merantau juga kesini na, dan kerja di ka****e , Kaka rasa perempuan tersebut bukan wanita baik-baik na" pesan dari kak Yuli

"Makasih kak, makasih telah memberi tahu aku kak, makasih karena telah peduli sama aku kak" klik terkirim ke kak Yuli

"sama-sama na, cuma itu yang bisa Kaka bantu na, karena kakak juga seorang wanita na, Kaka tidak sanggup melihat wanita lain terluka karena wanita ke tiga " jawaban kak Yuli bikin aku terharu .

Memang aku kenal baik dengan kak Yuli, namun semenjak kami pindah rumah ke rumah sendiri. Semenjak itu kami tidak ada komunikasi lagi karena saya ganti handphone.

"ku klik emot nangis " ku kirim ke kak Yuli.

Disaat seperti ini, Aku rindu almarhum ibu. Beberapa bulan lalu ibu meninggal kan kita semua kerena penyakit hipertensi nya.

Semuanya sudah selesai, anak-anak sudah ku mandikan, makan malam telah tersaji, sudah menjelang magrib mas Arsya belum juga pulang. Akhirnya ku bukak aplikasi hijau, ku klik kontak mas Arsya .

"Mas, sudah dimana? kok belum pulang" klik terkirim centang dua tapi belom di baca akhirnya ku telfon tapi tidak di angkat. Sebenarnya aku tidak sabar mintak penjelasan ke mas Arsya tapi pantang ku bertengkar di via telepon .

"Mas, ada yang ingin ku bicarakan, penting tolong cepat pulang mas" klik terkirim dan centang dua tapi belum di baca.

"Oke sayangku, cinta ku" balasan mas Arsya

Berlinang dan jatuh air mataku membaca balasan Pesan mas Arsya. Apa seperti ini juga mu membalas pesan dari maduku mas?. Apa kau benar-benar melupakan janji kita dulu mas, apa kau lupa janji suci kita dulu mas. Aku berusaha kuat tidak menangis lagi karena tangis ku akan percuma dan hanya memberi efek buruk ke anak-anak ku dan ke kandungan ku.

Tunggu balasan ku mas, sekarang aku memang susah bertindak karena aku lagi hamil tua dan mengasuh dua anak yang lagi aktif-aktifnya. Tunggu sampai lahiran mas, tunggu waktunya.

Bab 3. Kejujuran

Tunggu balasan ku mas, sekarang aku memang susah bertindak karena aku lagi hamil tua dan mengasuh dua anak yang lagi aktif-aktifnya. Tunggu sampai lahiran mas, tunggu waktunya.

Akhirnya yang di tunggu pun sampai, seperti tanpa dosa mas Arsya berlenggok lenggok masuk dalam rumah.

"kenapa mata mu dek, kok sembab kayak habis kenak tonjok aja hahahah " ujar mas Arsya ketika masuk dalam rumah

"Aku ingin bicara mas, tapi tolong jawab dengan jujur tidak usah bertele tele, jawab iya atau tidak saja" ucapku lantang dan tegas.

"kenapa " tanya mas Arsya sambil mengerutkan kening.

"Kamu hianati pernikahan kita mas" tanyaku dengan tegas berusaha air mata tidak jatuh.

"Apaan sich dek, sensitif banget hamil sekarang, main tuduh aja, pulang kerja bukannya di layani eh malah di tuduh-tuduh" jawab mas Arsya..

Aku diam sejenak, aku lupa, aku belum ada bukti perselingkuhan mas Arsya, walaupun hati ku membenarkan mas Arsya berhianat tapi tidak mungkin aku bilang ke mas Arsya kak Yuli yang kasih tahu, takutnya yang kenak nanti kak Yuli. Akhirnya untuk kali ini aku pura-pura percaya karena kurangnya bukti.

"Oke mas, aku percaya tapi ingat ya mas, sekali saja hianati pernikahan kita, mas tahu kan apa yang akan saya lakukan, saya tidak akan takut hidup menjanda dengan tiga anak" ucapku lantang dan berlalu meninggalkan mas Arsya yang duduk di kursi tamu.

Saya baru sadar, semenjak berapa bulan ini, kami selalu kekurangan, saya kira karena pandemi mas Arsya selalu bilang fee dari perusahaan cuma dapat setengah itu pun di undur-undur.

Kandungan ku sudah masuk delapan bulan, tapi hingga sekarang belum pernah di USG karena mas Arsya selalu bilang tidak ada duit ketika ku ajak. Alhasil di waktu posyandu lah saya periksa kandungan, itupun tidak tiap bulan karen pandemi covid 19 ini.

Aku ambil hp, aku klik aplikasi hijau, dan aku tekan nama kak Yuli.

"Assalamualaikum kak, maaf mengganggu kak, boleh warna mintak Tolong lagi kak" klik terkirim tapi baru centang satu.

Aku ingin mendapatkan bukti perselingkuhan mas Arsya, cuma kak Yuli yang ku kenal, orang tempat kerja mas Arsya di kantor.

Sepertinya mas Arsya mau mandi, kesempatan ku untuk bukak hp mas Arsya. Pintu kamar mandi tertutup, aku langsung bergegas ambil HP. Terkunci dan pakai kata sandi atau sidik jari. Satu pun tanggal atau hari bersejarah dalam pernikahan kami tidak ada satu pun yang cocok. Mulai dari tanggal nikah, sampai tanggal lahir anak-anak serta tanggal lahir kami.

Aku meletakkan kembali hp mas Arsya, sebelum dia selesai mandi. Aku harus bersikap seperti biasa saja supaya dia tidak curiga. Tunggu nanti malam ketika dia tertidur pulas baru aku beraksi.

Mas Arsya keluar dari kamar mandi, memakai baju yang rapi dan semprot minyak wangi.

"ngak makan mas" basa basi ku ke mas Arsya

"ngak selera makan, malas di tuduh tuduh " jawab mas Arsya

"bukan nya aku ..."

"Aku mau keluar, janjian sama bos, ada proyek besar besok " mas Arsya memotong bicara ku..

"ohhh silakan, ngak ada yang larang tuh " jawabku sambil bermain dengan Attar putra ke dua ku.

Sudah ku duga kamu akan keluar mas, Syukur aku sudah bertindak dengan cepat, maaf untuk kali ini mas, ban motormu ku kempeskan, anggap saja ada paku yang kau injak tadi. Motor bocor, kamu tidak akan bisa keluar mas, mau pesan gojek atau g**b mana bisa mas malam-malam begini.

oh iya aku lupa cerita, rumah kami berada di perumahan yang agak jauh kedalam, ibarat nya masih melalui hutan dan g**b dan sejenisnya tidak akan berani masuk. Selamat menikmati mas suami ku.

"Mas pergi dulu ya dek, daa assalamualaikum" senyum mas Arsya sangat manis, kita tunggu berapa detik senyum manis berubah kecut.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!