NovelToon NovelToon

My Salvador

Eps.1 Tertusuk

...Hy!Saya Nathan, pemilik rumah ini....

...Terimakasih kalian sudah meluangkan waktu untuk mampir dikediaman saya. Maka ,mulai dari sekarang .Bersiaplah untuk memulai perjalanan menemani masa-masa sekolah ku........

Enam Tahun setelah kelulusan. Ada hari di mana pemuda berpakaian serba Hitam ,berdiri seorang diri di tengah derasnya hujan yang mengguyur daerah ini. Angin kencang ,Guntur yang bergemuruh menggelegar, seakan akan menghancurkan bumi dan seisinya .Tidak membuat pemuda ini enggan meninggalkan tempat nya berdiri .

Pakaian yang sudah basah akan air hujan. Tidak mengalihkan pandangan atensi sepasang manik suram yang terbelenggu dalam duka, gusar dari tempat nya .

Iya."Pemuda ini tengah berdiri di depan empat makam. Empat makam keluarganya. Keluarga yang baru saja merayakan, merasakan kebahagiaan, kegembiraan. Harus lenyap dalam sehari. Semua tawa itu hilang, tangisan kebahagiaan itu hilang."

Hari itu. Iya, di hari itu. Nathan kehilangan empat orang sekaligus dalam semalam .Dalam semalam semua kebahagiaan yang baru saja keluarga rasakan harus terenggut oleh kematian.

Hujan .Saksi di bawah derasnya hujan ini .Nathan yang masih setia berdiri di tempat yang sama .Menumpahkan semua kesedihan nya .Menumpahkan air matanya tanpa ada Isak tangis .

Dalam hati yang sudah hancur ini .Nathan menangis dalam diam .Sangat sulit untuknya menerima rasa sakit yang teramat dalam ini .Kenyataan pahit yang memaksanya untuk melihat empat orang dalam keluarga meregang nyawa dalam semalam .

Sangat tidak mudah untuk dirinya menerima ataupun mengikhlaskan semuanya .Membuat Nathan benar-benar di posisi titik terendah dalam hidup nya .

Apa langkah selanjutnya yang akan di lakukan pemuda ini .Setelah semua yang terjadi.

...Next...

...+++++...

Tahun sebelum kejadian .Dua puluh tiga tahun berlalu ,bersama dengan kenangan-kenangan kebahagian yang tidak akan pernah kembali lagi .Karna di tahun ini semua sudah berubah begitu juga dengan cara hidupku .

Sejak lulus SMA .Aku sudah mulai membagi banyak waktuku untuk mengurus perusahaan dan berkuliah, untuk mencukupi kebutuhan adik ku.

Setelah kematian kakekku beberapa bulan yang lalu. Aku berubah menjadi multitalenta dalam segala hal sebagai peran orang tertua di keluarga. Seperti ibu sekaligus ayah, dan kakak untuk adikku .Manjadi kakak yang baik tentunya ,agar dia tidak sampai merasa kesepian atau kekurangan kasih sayang.

Entahlah ,kupikir tahun-tahun itu adalah tahun-tahun terberat untukku .Sebelum aku menjadi seperti sekarang ,menjadi wanita mandiri yang selalu berusaha untuk menjadi wanita kuat dan multitalenta dalam segala bidang .

Di tahun ini aku memutuskan untuk pindah ke Seoul , menetap di sana bersama adikku untuk menjalani lebaran hidup baru di sana.

++++++++++++

+++++++++

Dear!! Like Nathan .

Sebelum berangkat ke Seoul .

Nathan Salvador. Nama panjang ku, biasa di panggil Than dan Nathan oleh teman-temanku. Saya anak SMP Persatuan Bangsa ,di kota S itu tempat tinggal ku .

Hari ini, hari-hari terakhir ku di sekolah SMP ini .Oleh karena itu, hari ini saya berangkat lebih awal dari hari biasanya, untuk menepati janji saya teman-teman saya.

"NAT!!!". Teriak seseorang yang memanggil namanya .Nathan langsung menengok ke arah sumber suara dengan mengerutkan keningnya.

Orang itu langsung merangkul bahu Nathan."Nanti jadi makan-makan Nat. Lu teraktir ."

*Lee Jovan Do, teman sekelas Nathan .Jovan adalah anak tunggal sultan pemilik pengusaha mobil tersukses di kota S .Jovan juga tipe anak yang sangat care kepada teman-temannya dan juga anak yang paling pelupa, jika soal uang.

Kenapa di sebut pelupa? Jadi seperti ini ceritanya.

Saat masih kelas 6 SD ,ia pernah meninggalkan uang 10jt di kedai sederhana dekat tepi jalan yang tidak terlalu jauh dari perbatasan daerah lain. Uang itu hilang, karna Jovan terlalu asik makan dan mengobrol dengan teman-temannya di warung dekat jalan itu. Saya tidak terlalu tahu kenapa ia bisa membawa uang sebanyak itu, tapi yang namanya anak sultan. Jovan hanya di marahi orang tuanya beberapa jam, selesai itu berjalan seperti biasa kembali. Kedua orang tuanya juga tidak pernah membahas soal uang itu lagi. Kata dia waktu cerita ke gue.*

Nathan membalas."Iya." Dengan wajah malas ia merotasi manik hitam lekat nya.".....Mana Yudha dan Kevin ?". Lanjutnya bertanya.

"Hem." Saut Yudha berjalan dengan santai, lemot, lelet, malesnya. Semacam manusia yang kekurangan nutrisi gizi baik. Hhhh...yasudh jangan bercanda...lanjut...

*Yudha Kurniawan, anak pertama dari tiga bersaudara.Yudha adalah tipe anak yang mandiri sejak kecil ,ia sudah mulai memenuhi kebutuhannya sendiri sejak ia masih duduk di bangku sekolah dasar kelas 3 SD dengan hasil kerja kerasnya sebagai montir mobil.Yang ia kelola bersama paman nya .*

Memasang bola mata jengkalnya ."Kenapa mata lu ?".Tanya Jovan .

Membenarkan tas ransel yang ia bawa ."Biasa."Balasnya enteng.

"Lu kerja tidak kenal waktu, Yud." Saut Nathan.

Dengan berjalan bersamaan berangkat ke sekolah, mereka bertiga saling bertukar obrolan .

"Nanggung kalau di tinggal tidur.Tinggal satu mobil saja tadi malam ."Balas Yudha .

"Terserah lu ,Yud." Balas Nathan memutar malas manik hitam lekat nya.

"Kayak ada yang kurang ,tapi apa?". Saut Jovan melihat-lihat sekitar mencari sesuatu yang menurutnya tertinggal .

"Iya kayak ada yang kurang ." Balas Nathan ikut mencari .

"Kevin tidak ada ." Saut jawab rasa penasaran Nathan dan Jovan .

"Kemana dia?". Balas bersamaan Jovan dan Nathan .

"Mana gue tahu, lebih baik cepat jalan, masuk kelas dan tidur ." Balas Yudha yang sudah tak sanggup menahan beratnya barbel yang terpasang di atas matanya.(Hhhhh).

+++

Sesaat kemudian akhirnya tibalah mereka bertiga di depan gerbang sekolah .Mereka segera melanjutkan masuk kedalam sekolah tak terkecuali Yudha yang mendahului Jovan dan Nathan .

"Than, kita cuma geledah bersih ,kenapa harus ikut masuk?". Tanya Jovan. Di sambung dengan suara setan menggoda."....Lebih enakkan bolos, langsung makan-makan."Lanjutnya.

"Lubang sampah lu. Pikiran lu makanan terus."Balas ketus Nathan mengerutkan keningnya .

Setibanya di depan kelas."Sepi sekali ini kelas, buset udah molor saja tuh kebo ."Ucap Nathan."...Ikut bobok aahh." Nathan yang ikut mengatur posisi tidurnya .

"Kalian n**jir, kebo semua ." Balas Jovan yang kesal. Akhirnya Jovan duduk di salah satu kursi, ia mainkan layar ponselnya untuk memulai fokus bermain game .

++++++

Sesaat setelah beberapa menit. Tiba-tiba pintu kelas terbuka paksa dengan sangat keras .

Berakkkk .......

Jovan langsung memalingkan wajahnya ke arah pintu dengan bola mata jengkalnya .

Yudha yang awalnya tertidur pulas langsung terbangun dengan sorot mata memerah membelak lebar, khas orang bangun tidur melihat ke arah pintu kelas yang terbuka lebar .

Dan itu berbanding terbalik dengan Nathan yang masih terhanyut ke dalam mimpinya. Nathan hanya membuka matanya sekilas sebelum berlanjut ke alam mimpinya kembali.

"Kalian aku tunggu di aula tidak datang-datang, ku pikir belum sampai. Ternyata kalian sudah molor disini. Aku capek breng**sek di bawah angkat-angkat kursi."Oceh Kevin yang menggebu-gebu, seperti seorang emak-emak yang menegur anak nya .

*Kevin Lintang Pramono, murid yang paling cerdas, pintar, dan terlalu aktif di sekolah. Bagaimana tidak, ia adalah keturunan dari dua orang yang cukup ber lQ. Bisa di sebut IQ pintar. Ayah Kevin adalah seorang kepala sekolah dari sekolah SMA yang terkenal dengan murid-muridnya yang pintar-pintar. Begitu juga ibunya yang seorang dosen MTK terbaik di kampus yang cukup besar dan dikagumi di kota S .*

"Kita ke bawah Vin ."Ajak Jovan merangkul bahu Kevin.

Melihat sekilas Nathan dan Yudha yang masih bergeming di posisi yang sama."Ayo Than ,Yud ." Ajaknya .

"Hemm, sepertinya Nathan tidak akan bangun."Saut Yudha membenarkan rambutnya berantakan, lebih tepatnya di acak-acak bukan di rapikan.

Kevin langsung datang ke meja Nathan dan langsung menggebrak meja yang di buat tidur Nathan, dengan disusul suara keras lantangnya yang menggema."WOOOYY KEBO BANGUN!!".

"Buset suara Kevin menggema."Bisik Yudha kepada Jovan.

Kevin yang masih bisa mendengar ucapan Yudha ."Tutup mulut mu."Tegasnya dengan mengepalkan tangannya .

Memasang wajah muram berkeringat berbidik ngeri ."Buset santuy! Baby gue kaget nanti".Ujar Jovan .

"Than bangun ,kita di tunggu di bawah."Kata Kevin sedikit lebih tenang bersabar .

"Baiklah ,Yuk ."Suara khas orang bangun tidur .

Mereka berempat melangkah turun ke bawah untuk segera bergabung dengan yang lain di aula .

Seharian mereka habis bantu-membantu di sekolah. Sore harinya mereka pulang. Karna sudah terlalu sore, juga memang sudah waktunya pulang.Terutama Yudha yang harus segera kembali ke bengkel. Yang membuat acara makan-makan bersama pun tertunda .

Di perjalan pulang Jovan berpisah dengan Kevin dan Nathan karna ia harus menjemput adik angkat nya di rumah Neneknya. Sedangkan Kevin juga ikut berpisah dengan Nathan karna ia harus membeli sesuatu untuk besok .

Nathan pun berjalan sendirian di trotoar perjalan kaki. Hari juga sudah mulai gelap. Namun ia tetap berjalan santai ke arah rumahnya yang masih cukup jauh .

Sampai akhir tiba-tiba benda pipih di kantung celana panjangnya berdering. Ia ambil ponselnya yang ada didalam saku celana. Lalu menggeser gagang telfon yang bergetar-getar di layar ponselnya .

Tersambung.

*Kamu dimana Nathan ?".

*Masih di jalan pulang, kak. Bentar lagi sampai ."

*Kakak jemput, kebetulan kakak sudah pulang kerja ."

*Baiklah, sekalian makan di luar kak."

*Ya ,tunggu di sana ."

*Di jalan mana kamu?".

*Di bawah jembatan pejalan kaki biasa. "

*Tunggu di sana ."

Panggilan berakhir .

Nathan duduk di tepi trotoar yang tidak terlalu jauh dari jalan raya. Akan tetapi tiba-tiba .

Berukk.....Ada seseorang memukul kepalanya dengan sangat keras. Membuat Nathan langsung tersungkur meringis menahan sakit luar biasa di kepalanya. Dengan sekuat tenaga Nathan berusaha untuk tetap terjaga, agar ia bisa melihat seseorang pria itu ."Kau!!".Ujarnya membulatkan bola matanya melihat sayup-sayup pria pembawa balok kayu besar ini .

Darah segar mengalir membasahi keningnya. Sedangkan orang itu berjalan mendekat dan menusuk perut Nathan dengan pisau yang pria ini bawa .

Nathan langsung tersungkur tidak berdaya di sana, dengan darah segar yang terus mengalir deras dari perut maupun kepalanya.

Seragam sekolah yang awalnya bersih, kini sudah memerah terkena bercak noda darah segar nya.

Sementara itu. Pria tadi yang panik langsung melempar pisau tadi sembarangan dan langsung berlari dari sana meninggalkan Nathan yang sedang sekarat .

+++++++

"Pak-pak berhenti pak." Suruh Kak Riska yang langsung beranjak turun dari dalam mobil .

Riska langsung berlari mendekati seseorang yang bersimbah darah atas trotoar yang menarik atensi penglihatan nya. Dengan seluruh tubuh bergetar takut hebat. Riska membalikan badan seseorang itu .

"Nathan ,Na-Nathan bangun. Dik Bangun!!".Ucapnya dengan air mata yang mengalir dengan derasnya .

"K-ka ka-kak ." Ucapnya lirih .

Menggenggam erat telapak tangan kakaknya."Nathan akan baik-baik ,Nat...janji."

Sedikit meninggikan nada bicaranya."PAK-PAK ,bantu saya bawa adik saya ke rumah sakit pak ." Ucapnya kepada supirnya .Pak Supir langsung membantu majikannya tanpa harus menjawab lagi .

Riska langsung berangkat ke rumah sakit ,untuk segera menyelamatkan nyawa adik satu-satunya.

Setibanya di rumah sakit. Nathan langsung di bawah ke ruang UGD ,dan di bawah kembali ke ruang operasi untuk segera menghentikan pendarahan dari luka yang di miliki Nathan .

Riska menunggu di depan ruang operasi dengan perasaan yang campur aduk ,memperhatikan lampu ruang operasi yang masih menyalah merah.

Riska begitu khawatir dengan keadaan adiknya. Satu-satunya keluarga yang masih ada bersamanya. Setelah wafatnya mendiang kedua orang tuanya beberapa tahun lalu. Ia berduka kembali dengan wafatnya mendiang kakeknya. Yang masih hitungan bulan kepergian nya. Membuat Riska tidak akan sanggup lagi, jika harus melihat seseorang yang dekat dengannya pergi meninggalkan nya. Untuk sekian kali lagi .

Eps.2 Penangkapan

Sesaat kemudian Panji datang ke ruang tunggu operasi. Panji langsung berlari secepat mungkin ke sana, untuk segera menemui Riska.

"Riska." Serunya .

"Bagaimana keadaan Nathan ?".

Riska yang masih terduduk khawatir di kursi panjang."Entah! Dokter belum keluar dari ruang operasi. Nathan juga banyak mengeluarkan darah tadi!". Ucapnya menunduk masam.

Geram mendengar itu."Saya akan pastikan, saya akan menemukan orang itu ."Ucap Panji mengepalkan kuat kedua tangannya .

*Panji Kazuya. Laki-laki berumur 30 tahun yang paling dekat dengan almarhum kakek Riska. Yang kini menjadi anak buah kepercayaan cucunya. Panji juga seorang pengusaha kecil yang bernaung di bawah perusahaan milik keluarga Salvador ,ia juga memiliki restoran yang cukup terkenal di kota S .*

Bersamaan dengan itu salah satu perawat di sana menghampiri Riska dengan membawa papan petunjuk pembayaran." Selamat malam ,dengan keluarga Nathan Salvador ."

"Iya ." Balas Panji .

"Pembayaran tuan Nathan bisa segera di urus di kasir pembayaran nona tuan ." Kata perawat itu .

"Selesai operasi saya akan segera mengurus pembayaran ." Balas Riska .

"Baiklah nona ,tuan saya permisi .Selamat malam ."Perawat itu berlalu pergi .

Riska kembali terdiam sesaat ."Panji ,bisa kamu cari barang bukit di tempat Nathan tertusuk ."Kata Riska membuka keheningan .

"Saya akan membantu kamu ,saya akan cari orang yang berani menyerang adik kamu. Sampai ketemu ." Kata Panji dengan tegas .

"Nathan tertusuk di bawah jembatan pejalan kaki ,di jalan R ."Beri tahu Riska.

Panji mengangguk ringan."Saya permisi ,semoga Nathan baik-baik saja. Kamu fokus saja dengan adik kamu, saya akan mencari pelaku penusukan nya."Kata Panji beranjak pergi ."Nathan tidak akan semudah pergi meninggalkan kamu."Lanjutnya lirih berlalu pergi .

Panji berlalu pergi dari sana meninggalkan Riska sendirian menunggu kabar baik dari dalam ruang operasi .

++++++++++

Panji yang sudah ada di luar rumah sakit langsung telfon seseorang terdekatnya untuk ikut membantunya .

Selesai mengakhiri panggilan telfonnya Panji langsung tancap gas ke lokasi tertusuk nya Nathan .

Kembali ke Riska .

Setelah menunggu berjam-jam akhir lampu ruang operasi padam .Salah satu dokter keluar dari dalam ruang operasi .

Berdebar-debar. Riska yang semakin khawatir bercampur aduk dengan semua hal-hal negatif yang bermunculan.

Namun kekhawatiran itu reda setelah dokter berkata ."Semua operasi berjalan lancar ,hanya saja tuan Nathan mengalami koma ."

"Syukurlah."Batin Riska .

"Kapan Nathan bisa siuman dari komanya ?".Tanyanya .

"Tidak akan lama, saya akan terus pantau perkembangan kesehatan nya agar tuan Nathan lekas siuman." Kata Dokter itu .

Walaupun belum bisa melihat adiknya siuman. Riska bisa bernafas lega karna adiknya baik-baik saja. Riska akan tetap berdoa agar adiknya cepat siuman .

"Terimakasih Dokter sudah menyelamatkan nyawa adik saya ." Kata Riska tersenyum tipis .

"Sama-sama nona ."

+++++++++++

+++++++

Ke esok kan paginya ,Riska masih setia menemani adiknya di kamar inap tempat Nathan di rawat .Iya ,selesai operasi tadi malam .Nathan langsung di pindahkan ke kamar inap pasien .

Tok...Tok....

"Masuk saja ." Ucap Riska .

"Saya bawakan sarapan pagi, Ris."

"...kamu makan ya. Saya tidak ingin melihat kamu sakit."Kata Gichel yang menaruh kotak makan di atas meja dekat Sova. Riska hanya terdiam tak bergeming dari tempat duduk di kursi dekat ranjang rumah sakit adiknya berbaring koma .

*Ghaziyah Gichel Fathiya. Sahabat dekat Riska yang miliki paras cantik bak model. Tidak hanya cantik, Gichel juga wanita karir yang cerdas ,dan mandiri. Gichel juga perempuan yang sangat pemberani dan tegas dalam pendiriannya ,itu semua tidak lain karna tuntunan hidupnya sejak kecil yang memaksanya untuk selalu hidup mandiri. Untuk memenuhi kebutuhan ibu dan adik laki-laki satu-satunya. Mengganti posisi almarhum Ayah nya .*

Gichel yang melihat itu ,melangkah mendekat ."Ayo, Ris. Adik mu akan marah, jika nanti dia siuman dan melihat kamu sakit. Dia akan memarahi ku nanti ,karna tidak bisa menjaga kamu dengan baik selama dia sakit."Tuturnya agar Riska mau makan pagi .

Gichel adalah sahabat perempuan Riska yang bekerja di salah satu kantor yang Riska pegang saat ini .

Dengan raut wajah dinginnya ,ia menjawab ."Saya akan makan nanti ."

"Aahh ,sekarang Riska. "

"Pliss sekarang."Gichel memohon agar Riska segera sarapan pagi .

"Baiklah! Cerewet."Balasnya beranjak dari tempat duduknya.

Riska mulai membuka kotak makan itu ,untuk segera memakannya."Kamu tidak ke Kantor?".Tanyanya kepada Gichel .

"Iya bentar lagi, nanti kamu sendirian jika saya berangkat sekarang ." Balas Gichel .

"Tidak ,bentar lagi bik Rani datang ke sini ."Balas Riska .

"Kamu tetap ke Kantor?".

"Iya ."

"Hemm ,soal penusukkan .Saya dapat kabar dari Panji ,kalau dia mencurigai seseorang." Kata Gichel yang langsung mendapatkan sorotan mata tajam dari Riska .".....Eh tapi saya tidak tau siapa ."Lanjutnya gugup .

Mengambil tas kerjanya ."Saya berangkat ke kantor duluan, kamu habiskan sarapan kamu. Awas saja jika kamu sakit."Buru-buru Gichel beranjak pergi tanpa menunggu jawaban dari Riska .

+++++++

Selang beberapa waktu. Bik Rani sampai di kamar inap Nathan."Permisi ."Salamnya membuka pintu kamar Nathan .

Yang langsung di sambut oleh Riska yang bersiap pergi ."Bik saya titip Nathan ,saya akan segera kembali. Jika ada apa-apa langsung panggil dokter dan segera telfon saya."Riska yang terburu-buru pergi dari sana .

Bik Rani masuk kedalam menaruh tas yang ia bawa di atas sova. Bik Rani mendekat ke ranjang Nathan berbaring ."Lekas sembuh Den ,kasihan kakak Aden yang sangat mengkhawatirkan keadaan Den Nathan ."

+++++++++

Di tempat Riska .

Selesai keluar dari dalam rumah sakit ,Riska langsung ke parkiran mobil .

"Pak Tedi saya bawa mobil sendiri saja ."Memberikan beberapa lembar uang ."Pak Tedi pulang saja, nanti jika Bik Rani butuh apa-apa pak Tedi tolong bantu. Saya akan pergi sebentar."Pesan Riska tancap gas dari sana setelah mendapatkan kunci mobil dari Pak Tedi supir nya .

Riska berlalu pergi dari rumah sakit, ia langsung pulang ke rumah untuk bebersih diri sebentar sebelum melanjutkan perjalanan aktifitasnya kembali .

Sesaat setelah mandi ,Riska tancap gas kembali untuk pergi ke rumah Panji untuk menanyakan tentang kejadian kemarin malam yang belum terselesaikan.

Setelah menempuh perjalanan yang lumayan jauh akhirnya sampailah Riska di kediaman Panji .Riska langsung beranjak turun untuk segera masuk kedalam rumah Panji .

"Panji." Panggil Riska .

"Riska, ada apa? ." Saut Panji yang keluar dari ruang makan .

"Kamu sudah dapat petunjuk?".

"Sudah, tapi saya tidak akan biarkan kamu ikut menyelidiki. Saya tidak mau kamu terlalu capek dan kehilangan fokus merawat Nathan."Kata Panji panjang lebar .

Riska hanya tersenyum tipis."Orang ini hampir saja merenggut nyawa adik saya."Ucap nya dingin."...Tidak mungkin untuk saya hanya diam melihat."Jelasnya.

Panji yang ingin menjawab terputus kembali dengan perkataan Riska ."Saya tidak suka bantahan ,ataupun di atur orang lain."Ucapnya sebelum berlalu pergi dari sana .

Panji hanya terdiam. Dia tahu, mustahil untuk menentang keinginan atau keputusan Riska. Riska yang keras dengan pendirian nya.

Selesai dari ke diaman Panji. Riska langsung ke kantor untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan .

Sedangkan Panji langsung pergi ke kantor polisi untuk menyelesaikan permasalahan kemarin .

"Selamat pagi ,Panji ."Sapa rekan kerja Panji yang bekerja sebagai salah satu atasan polisi di sana .

"Pagi ."

"Bagaimana ,bukti-bukti kemarin sudah dapat di cari siapa pelakunya?".Panji yang sudah duduk di kursi didepan meja kerja temannya.

"Sudah ,dan semua bukti hampir sesuai dengan seseorang yang kamu curigai kemarin malam."Kata Pak Iyslah kepala polisi di kantor polisi tersebut .

".....Akan tetapi kita masih membutuhkan bukti yang lebih kuat lagi. Kami punya rencana untuk membuktikan itu, jika kamu setuju dengan rencana saya ."

"Saya ikut rencana mu ."

"Salah satu rekan saya sudah tahu di mana biasa dia nongkrong malam-malam .Siang ini anak buah saya sedang mengawasinya ,nanti malam kita tangkap dia sesuai kordinasi dari anak buah saya."

"Saya kembali nanti malam ,saya harap bre**ngsek itu tidak kabur."Kata Panji beranjak dari tempat duduknya .

Selesai dengan perbincangan singkat tadi. Panji berlalu pergi dari sana .Panji harus segera kembali ke restorannya karna ada beberapa meeting dengan beberapa pekerjanya di sana. Selesai dengan itu Panji juga harus ke kantor untuk membantu Riska .

++++++++++

Singkat cerita malam pun tiba. Bik Rani juga baru saja sampai di kamar inap Nathan setelah selesai pulang dari rumah Riska .

"Bibi bawakan makan malam untuk Mbak Riska, sesuai dengan yang mbak Riska mau."Kata Bik Rani .

"Bibi makan saja ,saya akan keluar sebentar ada urusan yang harus saya selesaikan."Pamit Riska berlalu pergi .

"Ta..." Ucapnya terputus melihat kepergian majikannya ."Mbak Riska belum makan sejak tadi siang ."Lanjutnya lirih .

Riska yang sudah sampai di parkiran mobil langsung beranjak masuk ke dalam mobil .Riska langsung mengenakan tas sling bag nya ,lalu menutup tas sling bag yang ia kenakan dengan jaket yang ia bawa tadi .Tidak lupa Riska juga melipat dan menjepit rambut panjang terurainya ,sebelum ia kenakan topi beanie warna hitam miliknya .

Selesai mengenakan semua penyamarannya, Riska menyalahkan mesin mobilnya ."Saya akan pastikan sendiri ,mustahil jika hanya mengandalkan bantuan orang lain."Batinnya menancap gas mobilnya berlalu pergi dari parkiran rumah sakit .

Sejak wafat nya mendiang kakeknya yang di sebabkan oleh penghianat nenek tirinya sendiri yang gila harta ,yang selalu berpura-pura baik didepan Riska ,adiknya ,dan kakeknya hanya untuk memanfaatkan mengambil harta milik Riska dan kakeknya .

Sampai di suatu malam semua itu berhasil di gagalkan oleh kakeknya ,hingga terjadi bertengkar hebat yang di dengar jelas, dan di saksikan langsung oleh Riska. Kakeknya sendiri ,yang tiba-tiba tersungkur di lantai tak sadarkan diri .

Riska langsung berlari mendekati kakeknya ,ia menangis sejadi-jadinya .Akan tetapi bersamaan dengan itu nenek Riska justru meninggalkannya bersama dengan cek uang ber miliaran ditangannya .

Bersama dengan itu kakek Riska ikut pergi untuk selamanya dari hidupnya karna penyakit jantungnya yang tiba-tiba kambuh .

Dari sini lah Riska mulai sulit untuk percaya lagi dengan seseorang bahkan kerabat dekat sendiri .Riska yang sekarang hanya mempercayai adik satu-satunya yang ia punya .

Di sinilah Riska sekarang di depan rumah Panji .Riska menghentikan mobilnya agak berjauhan dari kediaman rumah Panji .

Sebelum mengikuti mobil Panji ,tadi pagi saat Riska ke rumah Panji ia sempat menempelkan alat hippies di mobil Panji .

Jadi Riska hanya perlu mengikuti dari kejauhan ke mana mobil Panji akan pergi .

Panji mulai berlalu pergi dari sana ,sedangkan Riska masih terdiam di dalam mobil memperhatikan kepergian Panji .Serasa sudah jauh hippies yang terpasang mulai berjalan .Riska memperhatikan itu dari petunjuk jalan yang ada di mobilnya .

Riska segera tancap gas untuk segera mengikuti arah hippies yang terpasang di mobil Panji .

Panji mempercepat laju mobilnya agar lekas sampai di tempat yang sudah dikordinasikan oleh teman polisinya tadi .

Sesaat setelah mengemudi sedikit lama sampailah mobil Panji di tempat itu .Panji segera memarkirkan mobilnya ,selesai memarkirkan mobilnya. Panji yang sudah di luar mobil ikut bergabung dengan anggota polisi lainnya yang sebagai dari mereka sudah menyamar hanya tersisa dua polisi yang mengenakan pakaian lengkap polisi .

Mereka menyusun sedikit strategi sebelum berlalu pergi dari tempat parkiran itu .Selain dengan semuanya mereka mulai bubar ketempat bertugas masing-masing .Panji di ikut sertakan bersama dengan temannya yang sudah menyamar untuk menunggu di dekat pelaku .

Akan tetapi belum juga benar-benar mendekat .Riska terlebih dahulu sampai di dekat pelaku .Riska duduk dengan santai di depan pelaku yang sedang menikmati jus pesanannya di depan kedai terbuka itu .

"Riska."Seru kaget si pelaku melihat kedatangan tiba-tiba Riska di hadapannya .

"Dari mana lu kemarin?".Tanyanya .Belum juga mendapatkan jawaban Riska kembali berkata ."Dari bunuh orang."Dengan tatap sinis dan sorot mata tajamnya .

"Kupikir lu tidak akan mengenaliku ,ternyata salah duga."Ucapnya kembali tanpa raut wajah senyuman di sana .

"Seharusnya jika lu ada masalah dengan gue, datang langsung ke gue bukan ke adik gue yang bahkan tidak mengetahui permasalahan lu dengan gue."Jelas tegas Riska .Pria pelaku penusukan itu hanya terdiam dengan ucapan-ucapan yang dikeluarkan dari mulut Riska .

Pelaku ,atau pria penusukkan itu tidak lain dan tidak bukan adalah mantan pacar Riska sendiri yang menyimpan dendam kepada Riska .Seharusnya yang menyimpan dendam adalah Riska bukan dia. Riska lah yang seharusnya dendam dengan mantan pacarnya yang saat ini duduk di depannya .Mantan pacar yang memutuskannya dengan mempermalukannya didepan orang banyak dengan membuka semua keburukan kelebihan Riska didepan orang banyak .

Riska bahkan di siram dengan air jus oleh mantan pacarnya saat itu.

Sedangkan masalah Riska .Riska hanya menampar dan memukul keras mantan pacarnya sebelum ia berlalu pergi dari acara itu dengan gaun basa kuyup karna tumpahan jus .

Kembali ke Riska yang masih menatap mantan pacarnya yang bernama Devan No dengan sorot mata tajamnya ."Jika saya mau, bisa saja saat acara pesta kampus waktu itu .Saya membalas mempermalukan mu lebih dari yang kau lakukan kepada SAYA!".Katanya sopan menaikkan nada suaranya diakhir kalimat .

Deva justru tersenyum miring ."Gue tidak perduli dengan ancam lu ,Nona Riska ."Balasnya tak kalah ketus .

Riska mengepalkan tangannya ,ia segera beranjak dari tempat duduknya .Akan tetapi belum juga selangkah ,Devan dengan santainya berkata ."Adik tidak berguna saja di pertahankan ,lebih baik biarkan dia mati dan kuasai semua harta keluarga mu sendirian."

Riska semakin geram ,kesal ,serasa lava dalam tubuh ini memaksa meronta-ronta keluar sampai memanas di seluruh tubuh .

Tidak sampai di situ ,di depan kedai makan terbuka itu .Devan beranjak dari tempat duduknya yang ada di luar kedai ."Baji**ngan seperti mu lebih pantas menjadi wanita jala**ng ."Hinanya menatap raut wajah kesal Riska yang membalas dengan sorot mata tajamnya .

Tanpa berkata lagi Riska langsung melayangkan pukulan yang sangat keras di wajah Devan .Tidak sampai di situ Devan yang hampir tersungkur oleh tinjuan keras yang dilayangkan Riska ,kembali mendapatkan tendangan kaki menyamping yang di layangkan oleh Riska dengan kerasnya tepat di wajah kanan Devan, sampai dirinya tersungkur .

Semua orang di sana di buat terpanah dengan kejadian didepannya ,tak terkecuali polisi-polisi tadi .

"Apa dia perempuan?".Tanya ragu Pak Iyaslah kepada Panji .

Panji yang mendengar itu langsung memukul kepala polisi tadi ."Bodoh ,kau tidak bisa lihat ."Sindir nya .

"Dia kuat sekali ,jika salah satu dari kita menikah dengannya apa akan baik-baik saja!?". Ucap Pak Iyslah bergidik ngeri .

"Tutup mulut mu dan lihat saja ,jika makin parah kita harus selamatkan pria itu atau dia akan mati konyol di sana ."Balas Panji yang fokus dengan yang ia lihat .

Kembali ke Riska .

Devan merintih kesakitan karna serangan dari Riska. Justru menyungging senyum miring kepada Riska yang menatap dingin.

Devan berusaha bangkit ,ia mengeluarkan pisau lipat yang ada di saku celananya .Dengan menatap sinis ke Riska."Gue sudah berjanji akan membunuh mu dan adikmu ,tapi sayang. Adikmu tidak mati .Maka sekarang giliran mu."Ucapnya lirih diakhir kalimat ia langsung berlari cepat ke arah Riska .

Panji yang melihat itu ikut berlari secepat mungkin ke dekat Riska.Langkahnya kembali terhenti ,ia kembali terpanah dengan apa yang dilakukan Riska .

Riska menarik pergelangan tangan Devan yang membawa pisau lipat keatas .Lalu Riska menarik tangan yang membawa pisau tadi , memelintirnya menariknya kembali dan membanting tubuh Devan .Iya ,Riska mensmekdwon tubuh Devan ,ia membanting tubuh Devan sebegitu kuatnya .

Selesai dengan itu Devan hanya bisa merintih kesakitan merasakan punggungnya yang mati rasa. Riska menarik kerah baju Devan ."Siapa yang menyuruhmu?".Tanyanya .

Devan membalas dengan senyum miringnya ."Munafik lu Riska ,lu bahkan berlagak tidak mengenalnya ."Katanya tersenyum miring .

Riska masih menatap dingin Devan ."Tua bangka!."Riska kembali menarik lebih tinggi lagi kerah baju Devan ."Apa benar tua bangka?".Bentaknya .

Devan tersenyum miring membalas perkataan Riska .Riska kembali melayangkan pukulan keras di wajah Devan sampai Devan terjungkal tidak sadarkan diri di atas tanah .Sebelum Riska berlalu pergi dari sana .

Riska yang masih berpakaian seperti tadi berpapasan dengan Panji ."Ri...."Katanya terhenti saat melihat raut wajah dingin Riska yang berlalu pergi tanpa melihatnya .

"Iys kamu bisa membawa dia tanpa saya? Saya harus mengikuti teman saya tadi ."

"Pergilah ,biar saya yang mengurusnya."Balas Iyslah .

Tanpa berkata-kata Panji langsung berlari ke parkiran mobil .Setibanya di sana ia segera naik kedalam mobil ,menyalahkan mesin mobilnya untuk secepat-cepat nya menyusul Riska yang sudah tersulut amarah.

Eps.3 Tua bangka

Riska yang sudah sampai di depan rumah minimalis, khas desain rumah modern. Riska yang sudah diluar mobil menatap rumah itu dengan dingin ,ia berjalan berlahan masuk ke dalam rumah itu .Setibanya didepan pintu masuk ,Riska menekan tombol pintu masuk rumah itu .

Salah satu pembantu di rumah itu membukakan pintu rumah."Tua bangka ada di rumah?".Tanya Riska dengan sorot mata dinginnya .

"Nyonya sepuh ada di ruang tamu."Balas pembantu itu menundukkan perhatiannya .

Riska langsung memaksa masuk ke dalam rumah ,ia segera berjalan ke ruang tamu .Setibanya di sana ,raut wajah Riska semakin dingin di kalah menatap nenek tirinya masih terduduk santai dengan memilih beberapa berlian dari penjual perhiasan yang ia undang untuk datang ke rumah langsung .

Perhatian yang masih terfokuskan mencoba memang salah satu cincin berlian ditangannya."Sepertinya cucu saya sedang merindukan neneknya."Ucapnya .

"Kenapa kau begitu membenci saya dan adik saya?".Tanya Riska dingin."....Jihh bodohnya saya bertanya seperti ini."Lanjutnya tersenyum miring .

"Memiliki cucu seperti kalian hanya bisa menjadi penghambat untuk ku ." Ucap nenek tiri Riska .

Memperlihatkan tangannya yang sudah penuh dengan cincin berlian."Beban saya untuk menguasai harta yang seharusnya menjadi milik saya sejak dulu."

Riska langsung mempercepat langkahnya ,ia langsung mencengkeram kuat leher nenek tirinya."Tutup mulut busuk mu, tua Bangka!".Geram Riska menatap nenek tirinya dengan tajam .

Riska melepas cengkeraman tangannya ,ia beranjak pergi ."Saya membiarkan mu berkeliaran karna saya masih menghormatimu sebagai nenek saya."Ucap Riska."....Namun jalan salah kan saya, jika saya menganggap mu seperti sampah yang beruntung karena pernah di pungut kakek ku."Berlalu pergi dari sana meninggalkan nenek tirinya yang masih terdiam terpanah .

Riska langsung berlalu pergi keluar dari dalam rumah itu .Di luar rumah Riska bertemu dengan Panji yang baru saja sampai di rumah itu. Panji segera beranjak keluar dari dalam mobil miliknya untuk menghampiri Riska.

"Riska, semua baik-baik saja?". Tanya Panji kepada Riska yang terlihat sangat dingin .

Menatap raut wajah Panji dengan sinis dan dingin."Kamu fokus saja dengan perusahaan tidak perlu mengkhawatirkan diri saya ." Pesan Riska berlalu pergi masuk kedalam mobilnya dan meninggalkan Panji sendirian di sana .

Panji hanya terdiam ,lalu ikut berlalu pergi dari sana meninggalkan pekarangan rumah nenek tiri Riska .

++++

"Riska ,wanita yang sangat tangguh .Sangat sulit untuk saya menguasai harta itu,jika dia masih hidup ."Nenek Riska yang menatap dengan sorot mata tajamnya yang sangat penuh dengan ambisi .

++++++++++

+++++++

Hari sudah menjelang pagi ,Riska yang sudah berpakaian rapi berjalan turun ke lantai bawah rumahnya .Di saat sudah di luar rumah Riska kedatangan tamu teman-teman adiknya .

"Selamat pagi mbak." Sapa Kevin Jovan dan Yudha bersamaan .

"Pagi ."

"Cari adik?".Tanya Riska .

"Iya mbak ,Nathan Nya ada di rumah?".Balas tanya Kevin .

"Nathan sedang sakit , sekarang masih koma di rumah sakit ." Beritahu Riska kepada teman-teman adiknya dengan raut wajah masam.

Teman-teman Nathan saling bertatap satu sama lain. Tatapan kaget mereka perlihatkan. Nathan yang kemarin baik-baik saja, kenapa sekarang jadi koma di rumah rumah sakit .

"Kalau gitu ini ada surat dari sekolah, Mbak. Undangan wali murid besok." Kevin yang memberikan surat itu kepada kakak Nathan .

Riska menerima surat itu."Terimakasih sudah mengantar."

"Nathan di rawat rumah sakit mana, mbak?".Tanya Yudha .

"Rumah sakit Bakti Sakti ."

"Jika kalian ingin menjenguk ke sana ,jangan membawa terlalu banyak teman terlebih dahulu ,karna keadaan Nathan masih belum terlalu membaik."Jelas Riska .

"Iya mbak ,kalau gitu kami permisi."Pamit Kevin dan kedua temannya .

Kevin ,Jovan ,dan Yudha pun berlalu pergi dari sana .Setelah kepergian teman-teman adiknya Riska membuka isi surat tadi .

Tertera pukul 08.30 wali murid akan di mulai dalam surat itu .

Selesai membaca isi surat ,Riska masuk kedalam mobilnya .Riska menyalahkan mesin mobilnya untuk segera berangkat ke rumah sakit .

+++++++

Kevin ,Jovan ,dan Yudha yang dalam perjalanan kembali pulang ke rumah masing-masing .

"Nathan sakit apa?".Buka suara Yudha yang bertanya-tanya .

"Iya ,kenapa tadi kita tidak sekalian tanya ke mbak Riska."Saut Jovan yang juga bertanya-tanya tentang sakitnya Nathan .

"Lebih baik kita menjenguk Nathan ke rumah sakit ,jika ingin tahu keadaannya."Kata Kevin.".....Kita jenguk Nathan jam berapa ?".Lanjutnya bertanya .

"Sekarang saja ,lagian kita tidak sekolah kan."Saran Jovan .

"Kalian berangkat-berangkat ,jenguk orang sakit juga harus membawa sesuatu."Saut Yudha .

"Weh...gue cuma bawa uang 10 Ribu."Ucap Kevin .

"Lu anak orang kaya kemana-mana cuma bawa gocap selembar ."Ledek Jovan .

"Dari pada lu sering lupa tidak bawa."Balas Kevin tak ingin kalah perdebatan .

"Gue lupa karna lu tidak mengingatkan ku."Balas Jovan .

"Bagaimana gue mengingat mu, gue kan bukan ayah mu be**go."Balas ketus Kevin .

"Apa lu bilang ,to**lol!!".Balas Jovan tidak terima .

Yudha yang sembaring tadi melihat dan mendengar pertengkaran itu hanya bisa membuang nafasnya dengan malas dan raut wajah mager nya .Dalam pemikiran Yudha ,dari pada melerai kedua sahabatnya .Yudha memilih duduk di tepi trotoar dari pada harus buang-buang tenaganya melerai pertengkaran berdua sahabatnya .

Yudha yang masih memperhatikan perdebatan itu ."Lihat siapa yang akan capek duluan ."Ucapnya lirih .

+++++++++

Sebelum masuk kedalam kamar inap adiknya ,Riska terlebih dahulu pergi ke kantin rumah sakit untuk membungkus kan sarapan pagi untuk bik Rani .

Selesai membeli satu kotak makan pagi berserta salat buah juga air minum ,Riska segera membayar semuanya .Selesai menyelesaikan pembayaran Riska berlalu pergi masuk ke dalam rumah sakit .

Setibanya di dalam rumah sakit ,Riska langsung membuka pintu kamar inap adiknya ."Bik saya bawakan sarapan buat bibi makan ."Memberikan makan yang ia beli tadi kepada bik Rani yang sedang duduk di sova .

"Terimakasih mbak." Balas Bik Rani tersenyum senang .

"Bik Rani bawa baju ganti?". Tanya Riska yang sudah terduduk di sova .

" Bawa mbak."

"Kalau gitu bibi mandi dulu baru sarapan ,atau cuci muka saja baru makan ." Kata Riska .

Beranjak dari tempat duduknya ."Lebih baik saya mandi dulu mbak ,sebentar ."Balasnya berlalu pergi ke kamar mandi yang ada di kamar inap itu .

Riska pun beranjak dari tempat duduknya ,ia mendekat i adiknya yang masih berbaring koma di ranjang rumah sakit .Riska terduduk di kursi kecil samping tempat tidur adiknya .

Dengan menggenggam telapak tangan adiknya dengan kedua tangannya .Tanpa Riska sadari saat itu juga ia berlinang air mata .

Rasa begitu berat untuknya menjalani hari-hari nya ,tanpa kehadiran keluarga dekatnya sendiri .Iya ,sudah dua hari Nathan koma di rumah sakit .Namun bagi Riska sekarang, waktu dua hari terasa seperti dua tahun untuknya .

Hidup di antara orang-orang asing ,di kelilingi orang asing .Akan tetapi orang-orang asing itu serasa sangat dekat melebihi kedekatan dan ke akrabnya bersama keluarga dekatnya sendiri .

Entah kenapa ,Riska dibuat bingung,bimbang dengan drama dunia ini .

Orang asing seperti keluarga dekat .

Keluarga dekat seperti musuh untuknya .

Jika orang asing menjadi musuh itu wajar ,tapi keluarga dekat menjadi musuh yang paling kita takuti. Apakah itu wajar?.

Itu yang paling sulit dijelaskan.

Mengapa ,Kenapa ,Bagaimana??.

Mengapa harus berpura-pura baik ,jika ingin menjadi musuh?.

Kenapa harus kamu?.

Bagaimana bisa kamu bisa setega ini? Apa kamu tidak memiliki hati, seperti yang kurasakan saat ini?.

Sakit ,hanya satu kalimat yang selalu terucap .

Setelah mendengar suara pintu kamar mandi terbuka ,Riska segera menghapus air matanya .Riska tidak ingin kalau ada orang yang melihatnya menangis ,itu membuatnya terasa sangat lema sebagai perempuan.

"Bik Rani, saya berangkat ke kantor ,nanti siang saya akan kembali lagi ." Pamit Riska mengambil tas miliknya yang tergeletak di atas meja dekat sova .

Sebelum benar-benar pergi Riska kembali mendekat ke adiknya ."Kakak akan kembali nanti siang ."Kata Riska beranjak pergi keluar .

Bik Rani hanya memperhatikan dengan senyum tipis yang terukir di wajah yang mulai menua .

+++++++++

Setibanya di kantor Riska langsung bertemu menemui sekretaris perusahaannya dan juga Panji tangan kanan perusahaannya yang sudah menunggu ke dagangannya di ruang kerja pribadinya .

"Pagi bu ." Sapa sekretarisnya Oh Bento yang biasa di panggil dengan nama Bento.

Riska berlalu tanpa membalas sapaan dari karyawannya.

Panji yang sudah terbiasa dengan sifat Riska yang tidak suka basah-basi langsung saja berkata ke inti pembicaraan pekerjaan."Beberapa hari lagi kamu akan terbang ke Seoul ,ada salah satu meeting penting di bulan depan .Saya sudah atur jadwal ,merubah jadwal meeting bulan depan menjadi hari ini .Meeting nya jam 8 ,semua berkas-berkas yang di butuhkan juga sudah di siapkan oleh Bento .Kamu hanya tinggal mempelajari ,Bento akan membantu mu ."

Beranjak dari tempat duduknya ."Saya akan mempelajari berkas lain untuk bahan meeting saya besok ,nanti saya akan berikan berkas itu kepada kamu ."Kata Panji .

"......Mohon bantuannya Bento ." Lanjutnya berlalu pergi .

Panji berlalu pergi berpindah tempat ke ruangan pribadinya sendiri .Sedangkan Bento mulai menjelaskan bahan meeting hari ini kepada Riska .

Riska memperhatikan apa yang di jelaskan oleh Bento dengan baik .Sampai saatnya tiba untuk meeting di mulai .Riska dan Bento segera masuk kedalam ruang meeting yang di sana sudah di tunggu oleh beberapa kelayen ceo dari perusahaan lain .

Beberapa jam meeting berlalu ,sampai saatnya yang di tunggu-tunggu selesainya meeting itu dengan hasil yang sangat memuaskan .Selesai menyelesaikan meeting. Panji yang baru saja selesai menyelesaikan berkasnya menghampiri Riska yang ingin masuk ke dalam ruang kerja pribadinya .

Memberikan hasil berkas kerjanya ."Berkasnya ."

Selesai menerima berkas itu, tanpa berkata-kata Riska langsung berlalu pergi masuk ke dalam ruang kerja pribadinya .

Bento yang heran dengan sikap bosnya hari ini ,membuka suara ."Kenapa dengan bu Riska?".

"Sudah cepat lanjut kerjamu ,beberapa menit lagi kamu ikut saya meeting."Kata Panji berlalu pergi meninggalkan Bento .

"Punya dua atasan sifatnya misterius dua-duanya."Oceh Bento berlalu pergi melanjutkan pekerjaannya .

++++++++

Yudha yang melihat perkelahian kedua sahabatnya sudah sedikit merendah."Kita iuran 10rb untuk beli buah saja."Sarannya .

"Baiklah."Balas Jovan mengambil uangnya di dalam saku celananya .

Begitu juga Kevin .Setelah semua uang terkumpul 30rb di tangan Yudha .Yudha pun mengajak kedua temannya ke toko buah untuk membeli beberapa buah .

Setibanya di toko buah mereka bertiga membuang nafasnya dengan sabar ."Aahh ,uang kita tidak cukup ."Ucap Kevin melihat harga buah-buahan di toko itu .

Penjaga toko buah yang melihat ke tiga orang tadi pun melangkah menghampirinya ."Mau beli buah apa mas?".Tanya Paman penjual buah .

"Mau beli buah untuk teman kami yang sedang sakit. Tapi sepertinya uang kami tidak cukup paman."Kata Yudha .

"Kalian punya uang berapa?".Tanya Paman penjual buah .

Yudha mengeluarkan uang iuran tadi ,lalu ia menambahkan lagi uang 20rb kedalam uang iuran tadi .Kevin dan Jovan yang melihat itu ikut menambahkan uang iuran tadi .Kevin menambah 10rb dan Jovan menambah 5rb.

Yudha menghitung semua uang tadi dan menunjukannya kepada paman penjual buah."Cuma 65rb paman."

"Yasudah ,berikan uang itu ke saya .Saya akan menggemaskan parselt buah untuk kalian."Kata Paman penjual buah tadi .

Memberikan uang tadi kepada paman penjual buah."Terimakasih paman ,teman kami pasti sangat senang."Ucap Yudha .

Selesai menerima uang tadi ,paman penjual buah mulai menggemaskan parselt buah."Sama-sama."Balasnya yang fokus mengambil beberapa macam buah .

Sesaat kemudian setelah menunggu sedikit lama ,akhirnya parselt buah pesanan mereka bertiga telah siap .Paman penjual toko memberikan parselt buah yang sudah ia kemas dengan rapi kepada Kevin .

Kevin menerima parselt buah itu."Terimakasih paman ,kami permisi."Ucap mereka bersamaan sebelum berlalu pergi .

"Ternyata di jaman sekarang masih ada remaja yang mengerti sopan satun.Ku pikir sudah punah."Ucap Paman tadi melanjutkan merapikan buah-buahan yang ia jual .

Yudha ,Kevin ,dan Jovan langsung melanjutkan langkah mereka untuk segera berangkat ke rumah sakit Bakti sakti .

Setibanya di sana ,mereka bertiga langsung melangkah masuk .Terlebih dahulu mereka ke tempat pembayaran untuk menayangkan dimana kamar inap Nathan .Setelah mengetahui kamar inap Nathan .Yudha ,Kevin ,dan Jovan pun langsung melanjutkan langkah mereka bertiga untuk segera sampai di kamar inap Nathan .

Mereka bertiga menaiki live untuk ke lantai tiga rumah sakit ,setibanya di lantai tiga mereka kembali berjalan di lorong rumah sakit untuk mencari keberadaan kamar inap Nathan .

Setelah menemukannya, Kevin mendahului membuka pintu kamar inap Nathan."Permisi ,selamat siang."Salamnya .

"Siang."Saut Bik Rani melihat siapa yang datang berkunjung .

"Teman Den Nathan ,mari masuk."Bik Rani yang mempersilakan untuk masuk kedalam .

Kevin yang melihat sahabatnya masih terbaring koma pun membuat mata berkaca-kaca .Jovan yang melihat itu langsung menyenggol pelan bahu Kevin."Kasih Vin buahnya ."Ucapnya .

Secepatnya Kevin menghapus air matanya ."Bik Rani ada sedikit bawahan dari kami ,mohon di terima bik ."Kata Kevin memberikan pastel buah tadi ke pada bik Rani .

Bik Rani menerima buah itu dengan senang hati ."Mari duduk dulu ."Bik Rani yang mempersilakan agar mereka bertiga duduk sejenak di sova .

"Tidak perlu bik ,kami langsung pulang saja ."Tolak Yudha dengan sopan .

Dengan perhatian ke Nathan yang terbaring koma."Semoga lekas sembuh, Nathan. Kami akan datang lagi ke sini lain waktu."Kata Yudha .

"Besok akan ada wisuda di sekolah ,kamu lekas bangun. Kami akan menunggu kamu di sekolah besok."Kata Kevin kembali berkaca-kaca .

"Semoga lekas membaik ,sehat Than."Kata Jovan .

"Kami permisi bik ,selamat Siang."Pamit mereka bertiga berlalu pergi dari sana .

Mereka bertiga berlalu pergi ,di lantai luar kamar tanpa sengaja mereka berpapasan dengan Riska ,kakak Nathan .

"Sudah mau pulang?".Kata Riska.

"Iya mbak,lain waktu kami akan kembali lagi."Kata Yudha .

"Baiklah ,hati-hati di jalan."Pesan Riska .

"Iya mbak."Balas Yudha berlalu pergi bersama kedua sahabatnya .

Melihat kepergian teman dekat adiknya."Syukurlah adikku memilik teman seperti kalian ."Batin Riska tersenyum tipis .

Dengan senyum tipisnya Riska pun masuk ke dalam kamar inap adiknya .

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!