"sah" setelah kata itu terdengar, Syam langsung tersenyum bahagia. Begitu juga dengan Kirana yang saat ini tengah duduk di sampingnya dengan gaun pernikahan.
"Aku mencintaimu" ucap Syam kemudian mencium kening dan bibir Kirana. Kecupan singkat namun membuat tamu undangan histeris dan wajah Kirana memerah.
Berbeda halnya dengan wanita paruh baya yang berdiri di paling pojok dan tengah memandang sinis mereka saat ini.
"Berbahagialah sekarang, tapi aku yakin itu tidak akan lama" Katanya kemudian berlalu pergi meninggalkan acara tersebut.
***
Malam harinya, acara pernikahan tersebut berakhir. Kirana terlihat lelah sekali.
"Kamu lelah?" Tanya Syam yang saat ini tiba-tiba sudah memeluk Kirana dari belakang.
Kirana langsung mengangguk sambil memanyunkan bibirnya.
Syam tersenyum kemudian mencium leher Kirana.
"Tapi aku tidak lelah" Ucap Syam tepat ditelinga Kirana. Seketika tubuh Kirana meriding. Dia merasakan seperti ada sengatan listrik menjalar ditubuhnya.
Apalagi saat ini, Syam tengah menggigit pelan kuping dan kemudian beralih ke lehernya.
"Hmmmm"Hanya itu yang bisa keluar dari mulut Kirana saat ini.
Syam yang mendengar rintihan Kirana langsung tersenyum. Tangannya dengan perlahan memegang bukit kembar milik Kirana. Meremasnya pelan namun cukup mampu membuat Kirana terbang ke awan.
"Stop" ucap Kirana saat Syam ingin membuka bajunya. Syam terlihat mengangkat satu alis nya bingung. Kemudian menatap Kirana.
"Kita Mandi dulu ya?" Ucap Kirana yang membuat Syam tersenyum.
"Bagaimana kalau kita mandi bersama?" ucap Syam yang membuat pipi Kirana bersemu merah.
"Hmmmm, Aku mandi sendiri saja kak" Kata Kirana kemudian langsung berlari kencang menuju kamar mandi. Meninggalkan Syam yang terdiam tanpa kata saat ini.
"Kau bisa kabur kali ini. Tapi nanti tidak akan ku biarkan lagi" kata Syam dengan senyum khasnya.
Saat selesai mandi, Kirana langsung mencari handuk, namun ternyata dia baru ingat kalau ternyata tidak mengambil handuk karena saking groginya tadi.
"Aduh, bagaimana ini" Kata Kirana sambil terus bolak balik tidak jelas.
"Mana dingin lagi" Katanya sambil menggosok-gosokkan tangannya.
"Aku nggak mungkin mati kedinginan disini kan. Lagipula kak Syam sudah menjadi suamiku sekarang. Aku harus berani" Katanya sambil mengepalkan tangannya kuat.
Dia berjalan perlahan menuju pintu kamar mandi sambil mengendap ngendap perlahan. Dia mencoba mengamati keadaan diluar.
"Ternyata dia tidak ada" Kata Kirana kemudian bernafas lega.
Tanpa pikir panjang, dia langsung berlari menuju lemari baju. Berharap ada handuk disana.
"Apa yang kau lakukan" Kata Syam yang entah kapan masuknya.
Kirana yang saat ini tidak menggunakan apapun langsung syok. Untungnya dia langsung melihat satu handuk di lemari tersebut kemudian menariknya dan membalutkan pada tubuhnya dengan cepat.
"Aku bertanya, apa yang kau lakukan sayang" kata Syam yang saat ini sudah berdiri tepat dibelakang Kirana.
"Aa ku sedang mencari handuk" kata Kirana tanpa berniat membalikkan badannya.
Syam langsung membalikkan tubuh Kirana dan melihat Kirana dari atas hingga bawah.
"Buat apa kau pakai ini? Aku sudah melihat semuanya tadi" ucap Syam kemudian melepaskan handuk yang melilit tubuh Kirana hingga membuat pemiliknya kaget bukan main.
Tanpa pikir panjang, Syam langsung membopong tubuh Kirana, kemudian membawanya ke kasur.
Dia mencium bibir Kirana dengan ganas, hingga membuat Kirana kewalahan. Namun dia bisa mengimbanginya.
"Kau pintar juga sayang" ucap Syam kemudian berpindah menciumi leher Kirana. Hingga membuat Kirana mengerang.
"ngg ghh, Kak ngg ghh" rancu Kirana.
Mendengar suara Kirana, membuat Syam makin menjadi. Dia berpindah ke bawah. Dan selanjutnya adegan dilakukan oleh profesional😂.
-Bersambung-
Syam mengerjap matanya beberapa kali. Tangannya terasa keram karena digunakan sebagai bantal oleh Kirana sejak selesai bergelut semalam.
Mengingat malam pertamanya tadi malam membuat Syam tersenyum bahagia.
Dia melihat wajah polos Kirana yang masih terlelap dengan senyum diwajahnya. Dia sungguh tidak menyangka jika berakhir menikahi gadis kecil yang bertaut jauh dengannya.
"Hmmm"gumam Kirana dengan mata yang masih terpejam. Dia membalikkan tubuhnya hingga membuat Syam mengerucutkan bibirnya.
Dia tidak mau kalah, Dia memeluk Kirana erat dari belakang. Menempelkan tubuhnya dari belakang. Hingga membuat Kirana terbangun.
"A..." Teriak Kirana saat merasakan sesuatu yang mengganjal menyentuh bokongnya.
Dengan setengah tersadar dia bangun dan langsung berdiri dari tidurnya. Syam terdiam sesaat sambil memegang dadanya.
"Aw" Teriak Kirana saat merasakan sakit di selangkangannya.
Syam yang melihat Kirana langsung bangun mendekatinya.
"A..." Teriak Kirana kembali sambil menutup matanya.
..."Kak Syam ngapain? dan itu apa?" Tanya Kirana sambil menutup matanya dan menunjuk ke arah bawah....
^^^Syam tergelak melihat reaksi Kirana.^^^
^^^"Bukannya kau sudah melihatnya tadi malam" Kata Syam kemudian bergerak mendekati Kirana berniat membantunya.^^^
"Kak Syam jangan mendekat, aku takut" Kata Kirana sambil menutup matanya.
Syam tersenyum sambil menggeleng pelan. Dengan cepat dia membopong Kirana dan membaringkannya di kasur lagi. Yang membuat Kirana langsung berteriak saking kagetnya.
"Hmmmm" gumam Kirana saat Syam mencium bibirnya dan ******* nya dengan penuh damba.
"Jangan teriak lagi sayang. Kau hobi sekali teriak-teriak" Kata Syam kemudian mengecup hidung Kirana lembut.
"Dan kau takut dengan ini?" Tanya Syam sambil menunjuk juniornya.
Kirana langsung mengangguk yang membuat Syam gemas.
"Bukannya tadi malam kau menyukainya?" ucap Syam dengan nada khasnya.
"Tidak" Kata Kirana kemudian menutup wajahnya karena malu.
"Haha, ternyata istriku masih polos sekali" Kata Syam kemudian menarik tangan Kirana yang menutupi wajahnya.
Dia menggenggam erat tangan Kirana sambil menatap Kirana dengan intens.
"Kamu harus biasa melihatnya sayang. Karena sekarang kita sudah suami istri" Kata Syam sambil mengelus pipi Kirana dan menuntun tangannya memegang juniornya.
Kirana sedikit kaget, namun dia tidak ingin membuat Syam kecewa jadi dia menurut saja.
"Pegang lah, hmmm" Kata Syam saat Kirana memegang dan memijitnya pelan.
"Bagaimana rasanya?, hmm" Tanya Syam sambil menahan nikmat dari setiap sentuhan yang tangan Kirana.
"Tidak terlalu buruk, tapi ini kenapa semakin keras kak?" Tanya Kirana dengan polosnya.
Tanpa menjawab pertanyaan Kirana. Syam langsung ****** bibir Kirana. Mengekspos setiap tubuh Kirana.
"Hm mm" Hanya itu yang bisa keluar dari mulut Kirana.
Mendengar desahan Kirana, membuat Syam semakin menjadi. Dia bergerak turun mengecup leher Kirana, terus kebawah. Hingga...
"Kru kkk"
"Kau lapar?"Tanya Syam saat mendengar suara perut Kirana. Kirana langsung mengangguk dan membuat Syam tersenyum.
"Sebentar ya sayang, kita selesaikan ini saja" Kata Syam kemudian mengecup kening Kirana dan mempercepat gerakannya.
"Aw, sakit kak" rintih Kirana saat Syam berusaha memasukkan miliknya.
"Pelan-pelan ya sayang" Kata Syam kemudian mencium bibir Kirana kembali, berharap bisa menghilangkan rasa sakitnya.
"hmmm" hanya itu yang bisa keluar dari mulut Kirana.
***
Syam yang melihat Kirana kesusahan berjalan langsung membopongnya ke meja makan. Setelah selesai bergelut tadi, mereka langsung mandi, kemudian disinilah Kirana sekarang.
Dimeja makan, duduk menopang dagu sambil melihat Syam yang sedang telaten memasak untuknya.
"Sejak kapan kak Syam bisa masak?" Tanya Kirana.
"Sejak mama pergi" Kata Syam sambil mencicipi hasil masakannya.
"Maaf" Kata Kirana sambil tertunduk.
"Hey, baby. Kenapa kau minta maaf? aku sudah melupakan masa laluku. Buat apa juga aku bersedih karena masa lalu" Kata Syam sambil membawa beberapa makanan untuk Kirana ke meja makan.
"Sekarang makanlah, kau perlu mengisi tenaga untuk beberapa ronde lagi" Kata Syam dengan senyum penuh arti.
"ronde?" Tanya Kirana bingung.
"Sudah, makanlah" ucap Syam sambil mengacak rambut Kirana gemas.
-Bersambung-
Disisi lain, Jenny terlihat tengah menyusun rencana dengan Ardi dan beberapa orang berwajah sangar.
"Aku tidak ingin ini rencana ini gagal. Aku sudah membayar mahal untuk ini" Kata Jenny pada Ardi.
"Tenang saja. Aku yakin rencana kita akan berhasil" kata Ardi dengan senyum liciknya.
***
"Aw" rin tih Kirana saat merasakan sakit dibagian bawahnya.
Bagaimana tidak, mereka sudah melakukannya lebih dari 5x sehabis makan tadi.
"Kau baik-baik saja?" Tanya Syam yang terlihat begitu khawatir.
"Menurutmu? kau memang benar-benar om-om mesum" ucap Kirana pelan. Karena memang beberapa kali dia meminta istirahat, namun Syam memohon, jadi mau tidak mau sebagai istri yang baik dia harus melakukannya.
"Apa kau bilang tadi?" Tanya Syam.
"Kau om-om mesum" Kata Kirana setengah berteriak di telinga Syam.
"Hey, aku bisa mendengar mu. Maafkan aku, aku khilaf. Aku sudah menunggu ini lama. Ya jadi karena kita sudah Sah. Aku ingin melakukannya terus" Ucap Syam kemudian memegang dua bukit kembar Kirana kembali.
"Hm mm" Gumam Kirana seiring dengan tangan Syam yang bermain disana. Namun dia langsung tersadar dan menepis tangan Syam.
"Aku tidak mau kalah lagi. Lihat, aku tidak bisa berjalan karena mu sekarang" Kata Kirana.
"Itu mah gampang. Aku siap menggendongmu kemanapun kamu mau" Kata Syam yang membuat Kirana menarik rambutnya frustasi.
"Kalau kau menggendongku, kita akan berakhir seperti ini lagi" Kata kirana.
"Itu yang aku mau" Kata Syam yang membuat Kirana langsung memukul bahunya.
"Aw" rintih Syam sambil memegang bahunya.
"Kau pasti berpura-pura" Kata Kirana berusaha untuk tidak peduli.
"Ini benar-benar sakit. Apa kau lupa, setiap kita bercinta kau selalu menggigit bahuku" Kata Syam yang membuat Kirana mengingat-ingat kembali kejadian sebelumnya.
Tapi yang muncul dipikirannya tidak hanya saat dia menggigit bahu Syam. Tapi semuanya, dia malah reflect menutup wajahnya.
"Hey, kau membayangkan apa?" Tanya Syam menggoda Kirana.
"Tidak ada. Aku ingin mandi dan membuatkan mu makan malam dulu" kata Kirana berusaha bangun dari tempat tidur. Namun ternyata masih susah. Dia tetap memaksakan dirinya hingga berjalan mengangkat dengan selimut membalut badannya.
"Kau lucu juga berjalan seperti itu. haha" Kata Syam yang membuat Kirana menatap dirinya dengan tajam.
"Iya-iya maafkan aku, Apa kau perlu bantuan ku?" Tanya Syam yang hendak berdiri.
"Tidak, diam disana. Jika kau membantuku, yang ada kau malah melakukannya di kamar mandi lagi" Kata Kirana sambil berjalan lagi.
"Tapi aku tidak tega melihat istriku berjalan seperti pinguin seperti itu. Aku bantu ya. Aku berjanji tidak kan melakukannya" Kata Syam.
"Aku tidak mempercayaimu. Kau diam disitu saja ya kak Syam. Aku mau mandi dulu. Jangan ajak aku bicara dulu. Kau lihat kan selimut ini berat sekali" Kata Kirana sambil menatap Syam kesal.
"Lagian kamu ngapain membawa selimut segala ke kamar mandi. Aku juga sudah melihat seluruh tubuhmu" Kata Syam
"Iya juga sih. Tapi, kalau aku membukanya, nanti itu mu berdiri lagi" kata Kirana.
"Itu apa?" Tanya Syam pura-pura tidak mengerti.
"Itu" Tunjuk Kirana pada bagian bawah Syam.
"Itu mana?" Tanya Syam kemudian berdiri melepaskan selimut yang menutupi.
"Kak Syam" Ucap Kirana kemudian menutup matanya dan berlari ke kamar mandi dengan gaya pinguin.
Syam yang melihat Kirana yang sudah hilang dibalik pintu kamar mandi langsung tertawa puas.
"Dia lucu sekali. Bukannya dia sudah melihat semuanya. Masih saja malu. Haha" Kata Syam sambil memegang perutnya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!