(Sekilas cerita kehidupan Flow)
Namanya Red Flower. Nama yang unik bukan? Sampai sekarang wanita itu bahkan tidak tahu filosofi dibalik nama tersebut. Mengapa orang tuanya memberi nama itu padanya. Mungkin saja mereka menyukai bunga berwarna merah. Mungkin ...
Dia biasa dipanggil Flo. Orang tuanya bercerai sejak dia masih bayi. Sampai akhirnya ibunya menikah lagi dengan seorang laki laki yang licik. Ketika itu dia berusia 13 tahun.
Dari awal bertemu, Flo tidak menyukai ayah tirinya. Pria itu menjerat ibunya karena ibu Flo mempunyai warisan perusahaan dari kakek Flo.
Dan benar, pria itu akhirnya menguasai perusahaan kakek Flo hanya dalam waktu yang singkat. Reaksi ibunya? jangan ditanya, dia sangat percaya dan mencintai ayah tirinya.
Sampai sekarang dia tidak tahu bagaimana rupa ayah kandungnya. Ibu Flo tidak pernah memberitahunya.
Ibu meninggal setelah Flo lulus senior high school. Semua harta diberikan atas nama Flo. Ayah tiri Flo akhirnya berang. Pria itu tidak terima dengan keputusan pengadilan. Hingga berbagai cara dia lakukan untuk mengambil semua harta warisan termasuk menikahkan Flo dengan anak dari sahabatnya.
Reaksi Flo? Tentu saja Flo menolaknya mentah mentah. Flo bisa saja mengusirnya dari rumah warisannya. Hanya saja Flo masih menghormati ibunya. Sang ibu menyuruhnya untuk tetap merawat ayah tirinya.
Sampai akhirnya Ayah tiri Flo benar benar nekat memakai kekerasan agar Flo menikah dengan laki laki pilihannya. Sehingga bisa leluasa menguasai seluruh harta milik Flo
Dia mengerahkan semua pengawalnya untuk menjaga Flo menjelang hari pernikahan.
Hari itu Flo melarikan diri dari rumah. Flo menemukan jalan keluar untuk bisa lari dari cengkeraman ayah tirinya. Flo hanya membawa uang yang tak terlalu banyak dan beberapa barang pentingnya. Semua Flo masukkan ke dalam ransel dan dia pun pergi meninggalkan negaranga.
Dan di sinilah Flo sekarang.. Flo tinggal di negara N sekarang. Flo memulai hidupnya yang baru.
Flo tidak memikirkan hartanya lagi. Uang yang dia bawa dan tabungannya sudah cukup untuk menghidupinya beberapa tahun ke depan . Flo tidak punya siapapun lagi jadi dia hanya ingin bebas menikmati hidup.
💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚
"Sayang ... apakah pekerjaanmu menyenangkan?" tanya bibi Cathy di sela sela sarapan pagi.
"Hmm ... lumayan bibi. Sudah 6 bulan aku bekerja disana, dan aku bersyukur punya teman seperti Sherly. Gaji kami pun lumayan besar," jawab Flo.
"Syukurlah, Sayang. Bibi harap kau bertemu jodohmu disana. Bukankah kau bekerja di club orang kaya?" tanya bibi Cathy dengan wajah sumringah.
"OMG bibi ... aku tidak berpikir sampai kearah sana," jawab Flo dengan wajah menahan tawa.
"Jangan menutup dirimu dari laki laki, Sayang. Kau sangat cantik meskipun penampilanmu seperti seorang rapper," sindir bibi Cathy dengan wajah lucu dan meledek.
"Hahahaha ... Bibi ada ada saja ... Aku suka dengan pakaian seperti ini, Bi. Ini membuatku terlindung dari laki laki jahat," ucap Flo dengan wajah serius sekaligus lucu.
"Ck ... Kau benar benar aneh, Sayang. Kau dianugerahi wajah cantik dan body aduhai, tapi kau malah menutupinya," jawab bibi Cathy sembari membereskan piring bekas sarapan mereka.
Flo tertawa pelan. "I love you, Aunty. Aku harus kerja dulu, oke? Nanti aku akan membawakan bibi kue yang sangat enak ... cup ..." pamit Flow pada bibi Cathy sambil mengecup pipinya.
"Hati hati, Sayang ... Seharusnya kau membeli mobil saja. Jangan menggunakan angkutan umum terus. Bibi sangat khawatir padamu," jawab Bibi Cathy dengan suara agak berteriak karena Flo sudah keluar dari pintu rumahnya.
Flow bekerja di klub rumah milik pengusaha muda miliarder, Shane Lee, seorang pengusaha keturunan Eropa-Korea yang baik hati dan tampan. Shane sudah memiliki tunangan cantik dan baik bernama Lisa, yang juga menjadi teman baik Flow.
Flow ditempatkan di Cafe Corner dekat lapangan golf, menjadi seorang barista di sana. Terkadang, dia juga membantu pekerjaan pegawai lain.
"FLOWWWWW..." teriak Sherly dari dalam cafe.
"Bisakah kau tidak berteriak, Sher?" balas Flow.
"Ck... kau ini. Aku terbiasa begini. Jadi aku tidak bisa menurunkan oktaf suaraku," jawab Sherly cengengesan.
Flow baru saja tiba di cafe dan disambut oleh cerita-cerita Sherly yang cukup menghibur.
Sherly adalah gadis ceria dan manis, tak pernah sehari pun tanpa bercerita. Ceritanya selalu menarik perhatian Flow, meskipun sepele.
"Flow..." seseorang masuk ke dalam cafe dan memanggil Flow.
Flow dan Sherly otomatis mencari asal suara itu.
"Nona Lisa, kau sudah datang?" jawab Sherly.
"Bukankah kau bilang akan datang nanti sore?" tanya Flow.
"Aku bosan di rumah, jadi aku memutuskan untuk datang pagi saja kesini. Shane masih sibuk rapat di kantor," jawab Lisa.
"Apakah nanti teman-teman Bos akan datang ke sini, Nona?" tanya Sherly.
Lisa hanya mengangguk.
"Pasti mereka tampan-tampan seperti Bos. Huhuhu... aku tidak sabar menanti mereka datang," kata Sherly dengan riang.
"Hanya Shane yang paling tampan, Sher...," jawab Lisa tegas.
"Uluh uluh... co cweeett," goda Sherly.
Flow hanya tersenyum melihat tingkah kedua teman dekatnya.
Flow cenderung pendiam, tapi sangat menakutkan jika marah. Karena Flow tipe orang yang to the point dan tidak takut pada siapapun selama dia benar.
💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜
Tak terasa hari sudah mulai sore. Hari ini cafe cukup ramai karena weekend. Sherly dan Flow bekerja dengan giat, bahkan Lisa ikut turun tangan membantu para pegawai.
Lisa adalah gadis kaya yang tidak sombong. Sifatnya yang ceria membuatnya cepat disukai oleh semua orang, termasuk para pegawai cafe.
"Sayang... kau di sini?" kata Shane yang tiba-tiba datang dan menghampiri Lisa.
"Shane. Kau sudah datang? Aku merindukanmu," jawab Lisa dengan senyum lebarnya dan langsung memeluk Shane.
Para pegawai yang sudah sering melihat pemandangan ini bersikap biasa saja dan hanya tersenyum.
"Dimana mereka? Apakah mereka datang?" tanya Lisa pada Shane.
"Ya, mereka sedang dalam perjalanan menuju kemari... sebentar lagi datang. Ayo kita duduk di sana," ajak Shane.
Shane menggandeng Lisa dan membawanya duduk di sofa VVIP yang sudah disiapkan untuk Shane dan teman-temannya. View yang sangat nyaman di depan sofa dengan pemandangan lapangan golf yang luas.
Flow dan pegawai cafe sedang menyiapkan jamuan untuk teman-teman miliarder bosnya. Cafe sudah ditutup untuk umum.
"Flow, aku merasa perutku tidak enak. Aduh... bagaimana ini?" ucap Sherly sambil meringis menahan sakit perut.
"Seharian kau makan ramen dan coklat, tentu saja perutmu akan sakit," jawab Flow.
"Tolong ijinkan aku pada Bos. Aku pulang duluan. Ya ya ya???" rengek Sherly.
"Hmmm... Pulanglah... Nanti aku akan bilang pada Bos," jawab datar Flow tanpa mengalihkan pandangannya pada masakan yang sedang dihidangkan di piring.
"Terima kasih sayang... cup," ucap Sherly dan mengecup pipi Flow.
Flow hanya menggelengkan kepalanya.
"Hati-hati di jalan dan semoga cepat sembuh," jawab Flow akhirnya.
Satu persatu teman-teman Shane datang. Menurut cerita Lisa, sahabat Shane ada tiga orang: Jev, Zian, dan Jack. Mereka bersahabat sejak SMP dan berasal dari latar belakang keluarga yang sama, yaitu keluarga konglomerat.
Flow adalah orang yang tidak terlalu peduli dengan lingkungan sekitar, tapi bukan berarti dia sombong. Hanya saja Flow tidak ingin terlalu mengurusi urusan yang tidak ada hubungannya dengannya.
Zian dan Jack sudah datang dan duduk di sofa bersama Shane dan Lisa. Zian dan Jack adalah lelaki tampan yang pastinya banyak mencuri perhatian para wanita.
Para pegawai cafe, terutama para wanita, terpesona memandang kedua pria itu, kecuali Flow.
"Omg... mereka tampan sekali," ucap salah seorang pegawai cafe.
"Dan kaya raya pastinya," timpal teman di sebelahnya.
Flow yang mendengarnya hanya bereskpresi datar seperti biasanya. Dia membuka media sosial di ponselnya sembari menunggu perintah dari bosnya.
💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙
"Apa aku terlambat?" ucap seorang lelaki tampan yang baru menampakkan batang hidungnya.
"Jev... kukira kau tidak jadi kesini," jawab Shane.
"Sorry... tadi ponselku tertinggal di kantor... jadi aku tidak bisa memberitahumu kalau aku agak terlambat," kata Jev.
Lalu Jev bersalaman dengan semua yang ada disana, termasuk Lisa.
"Kau semakin tampan saja, Jev... tapi maaf, Shane ku masih yang tertampan diantara kalian," kata Lisa dengan mimik sombong yang dibuat-buat. Dan itu membuat para pria tampan disitu tertawa.
Jev, pria tampan yang terlihat agak berbeda sifat dengan sahabat-sahabatnya. Wajah Jev terlihat tegas dan dingin, dan dia sangat pelit senyum. Tapi disanalah letak daya tariknya. Banyak wanita patah hati karena Jev menolaknya.
"Jack, kapan kau kembali ke Amerika?" tanya Shane.
"Aku masih belum tahu... Mommy menyuruhku disini dulu untuk beberapa waktu yang lama," jawab Jack.
"Bibi dan Paman akan mencarikan jodoh untuknya," ucap Zian menahan tawanya.
"Serius??? Dan kau menerimanya, Jack?" tanya Shane dengan wajah kepo.
"Aku hanya mengikuti alur... mereka tidak akan memaksaku jika kami nanti tidak cocok. Aku hanya tidak ingin mommy terus menerus meneleponku hanya untuk menyuruhku menikah," jawab Jack dengan wajah pasrahnya.
Dan semua para sahabatnya tertawa mendengar kepasrahan Jack.
Flow dan pelayan cafe mulai menyuguhkan makanan di tempat bos dan sahabatnya berkumpul.
"Flow... dimana Sherly? Mengapa kau yang membawa makanan ini?" tanya Shane.
"Sherly sedang tidak enak badan, bos... jadi aku yang sementara menggantikannya," jawab Flow sambil menunduk hormat.
"Duduklah disini, Flow... temani aku," pinta Lisa.
Flow tahu jika dia duduk disana bersama mereka itu terkesan tidak sopan.
"Maaf Lisa... masih banyak pekerjaan yang harus kukerjakan," jawab Flow dengan menunduk hormat.
"Sayang... perintahkan Flow untuk disini bersamaku... ya ya..." rengek Lisa pada Shane.
"Duduklah disini, Flow... temani Lisa," perintah Shane.
Flow yang merasa canggung masih tetap berdiri.
Lalu Lisa menarik tangan Flow dan membuat Flow terduduk disebelahnya.
"Buka maskermu, Flow... kita tidak sedang di dapur atau bekerja," ucap Lisa.
Lalu Flow membuka maskernya.
Semua mata mengarah pada Flow dan dia merasa risih karena menjadi pusat perhatian mereka.
"Lanjutkan obrolan kalian... jangan melihatku," ucap Flow akhirnya.
"Kau cantik, nona... maukah kau jadi istriku? Kebetulan aku sedang mencari istri," ucap Jack random dengan nada menggoda.
"Aku tidak akan membiarkanmu menggodanya, Jack... dia sahabatku... don't touch her," ucap Lisa dengan nada peringatan dan tangan menyilang di dadanya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!