NovelToon NovelToon

Saat Foodie Reinkarnasi

Hari di mana semua berubah

Sore itu aku pulang ke rumah dari tempatku bekerja di sebuah perusahaan retail di Kota Surabaya. Seperti hari-hari lainnya dia kembali ke rumahnya naik kendaraan umum, bus kota tepatnya. Setibanya di rumah, ia pun mengecek is makanan yang ada di dalam lemari esnya.

"Ah... kayanya gue harus beli makanan deh," pikirnya dalam hati.

Kala itu, cuaca agak dingin di luar karena sudah hampir 3 jam hujan turun tanpa henti. Michael mengambil jas hujan yang biasa dia pakai saat mau berangkat ke tempat kerjanya lalu mengenakannya sebelum dia pergi menuju mini market dekat tempat tinggalnya.

"Untung daerah sini ga sering banjir yah..," katanya sembari berjalan ke mini market tujuannya.

*Tin Tin!!!* Tiba-tiba ada suara klakson mobil yang kencang terdengar dan dia pun kehilangan kesadarannya.

"Duh... AH!!!" dia berteriak ketika dia terbangun di tempat yang benar-benar asing baginya.

"Selamat datang petualang. Perkenalkan nama..," kata seseorang di hadapannya yang menjelaskan tentang dirinya.

"Dih emang ada yang tanya yah?" timpal si Mikael.

"Oi! Off skrip oi! Ya kali lo ga bolehin gue kenalin diri gue... dasar kaga sabaran!!!" keluhnya.

"Iya, iya... sabar napa jadi orang. Masa gitu aja marah-marah," Michael pun memprotes keluhan dari orang di depannya yang tidak ia kenal.

"Si oncom... Nyebelin dah gw kutuk juga lo lama-lama kalo buat gue sebel mulu. Orang mau bantuin dari ikhlas ampe setengah nyesel kan gue jadinya kalo gini," Sang Dewa pun menyesali keputusan yang Dia ambil untuk menolong Mikael.

"Perkenalkan nama saya Dewa Gielyr, Dewa Ruang dan Waktu. Kamu tahu mengapa kamu ada di sini?" tanya Dewa Gielyr.

"Kalau gue jawab gue tau tar lo bilang sok tau lagi... Jadi serba salah kan gue jadinya," ucapnya secara spontan sambil mengisyaratkan seakan ia tidak tahu harus menjawab apa.

"Emang terlalu ini anak orang... mau lo apaan sih?" ujar Gielyr.

"Dih kalo gue tau, gue juga ga bakal bingung gue ada di mana. Masa lo yang jadi dewa aja ga bisa membaca apa yang gue pikirin sih?" kritiknya dengan tajam.

"Oi, oi, oi... lo kira pikiran orang kaya WhatsApp gitu yang bisa lo baca asal lo klik gitu?" jawab Sang Dewa dengan muka yang mulai kesal dengan kelakuan Michael yang tengil.

"Santai napa? Masa iya, ga manusia ga dewa pada baper semua? Udah macam apa aja dunia ini jadinya kalo semuanya pada baper..," protes Michael terhadap kekesalan yang nampak pada muka Gielyr.

"Oi, orang ga ngerti terima kasih. Capek gue ngomong ama lo yang ga bisa diajak ngobrol santai. Lo udah mati di dunia asli lo, Bumi. Sekarang lo cuma punya pilihan buat gue transfer ke dunia gue sendiri, Areta, atau lo terima kondisi lo yang udah mati," jelasnya.

"Hah? Gue kebanyakan baca novel kali yah? Atau jangan-jangan gue kelamaan nonton anime ya akhir-akhir ini yah?" Michael bertanya-tanya dalam pemikirannya.

"Galaunya yang kaga penting. Lo lebih baik pikirin deh gimana tuh menurut lo enaknya masa depan lo," sela Gielyr.

"Che, ada ga VPN buat enkripsi pemikiran gue? Mungkin ada undang-undang yang ngatur privasi pikiran orang gitu?" Michael menyindir Gielyr yang membaca pikirannya tanpa seizin dirinya.

"Lho, kok protes??? Bukannya lo sendiri yang kasih ide ke gue yah. Dasar aneh!" balas Sang Dewa.

"Iya deh yang serba benar. Gue ngikut aja deh gimana?" cetus Michael dengan pasrah. Dia bukannya tidak mau untuk mengikuti apa yang Gielyr sarankan tetapi masukan Sang Dewa terdengar sangatlah asing bagi orang pada umumnya.

"Nah... gitu dong. Coba lo dari tadi ga repot protes mulu kan enak yang ngobrol. Masa iya sih gue mau perkenalan diri aja susahnya bet. Dah kaya bocah aja lo jadi orang," sindir Si Gielyr atas perbuatan Michael yang sangat menggangu proses transfer arwahnya ke Areta.

"Gitu doang? Lo ga kasih gue kemampuan yang OP gitu? Biasanya kan 'kuberi kamu satu permintaan sebelum kamu aku pindahkan ke dunia lain' gitu," keluh Michael atas ketidakadilan yang dia alami.

"Sayangnya mood gue buat tawarin hal baik buat lo udah hilang gara-gara kelakar lo yang macam gini. Udah gue maafin aja masih untung. Kalo kesel gue jadiin lo semut di dunia gue tau rasa lo!" ancamnya.

"Gue kira lo kaya hacker atau scammer gitu yang akhir-akhir ini tambah ramai kejadian setelah ekonomi menjadi semakin susah. Maklumlah muka lo mendukung banget sih," dalihnya sembari berpura-pura seakan-akan ia tidak bersalah.

Melihat perkataan Michael yang makin lama makin menjadi-jadi, Dia pun tak mampu untuk menahan emosinya. Tanpa banyak basa-basi lagi Dia pun melempar Michael ke dalam lubang teleport yang Dia buka secara spontan.

"UWAH!" teriak Michael yang histeris karena kesadarannya berputar-putar dalam lorong ruang dan waktu ketika ia berpindah dunia.

...----------------...

*Bum!* "Gah," ucapnya secara spontan karena rasa sakit yang ia alami saat jatuh ke tanah.

Michael mengecek situasi sekitarnya sebelum dia mulai menentukan dia mau ke mana. Dia sih yang pastinya juga tidak tahu mau pergi ke mana.

"Eh? Ini pohon apaan yah?" dia kebingungan melihat banyaknya tanaman aneh yang belum pernah dia lihat seumur hidupnya.

"Oi, oi. Itu orang ga bercanda yah? Kalau begini mah, bisa-bisa gw jadi kek ternak nih makan rumput. Paling ga gue ga keracunan tapi yah... Oi Dewa! Mana treatment kelas satu buat gue oi!" teriaknya dalam hati.

Dia benar-benar takut bersuara keras di alam liar yang bisa mengundang binatang liar tanpa ia sadari. Perlahan tapi pasti dia mengecek satu persatu tumbuhan yang ada di sekelilingnya. Dia cermati matang-matang dedaunan di sekitarnya sebelum melangkah lebih jauh lagi untuk mencari makanan.

"Seingat gue, seharusnya gue bisa cek kemampuan gue lewat menu gitu deh. Tar deh... kalau ga salah di novel-novel gitu mereka sebut "Status" bukan yah..," pikirnya sambil mengamati tanaman di dekatnya.

Tiba-tiba muncul sebuah tampilan yang terlihat seperti ini:

Status (1/2)

Nama: Michael

Ras: Manusia

Pekerjaan: -

Kekuatan: 7

Kecepatan: 6

Ketangkasan: 5

Daya tahan: 9

Kepandaian: 6

Mentalitas: 4

"Beneran muncul! Yahoo!! Gue pasti OP nih kaya yang reinkarnasi gitu-gitukan," khayal Michael dalam benaknya.

Dia pun melanjutkan membaca bagian kedua pada beranda statusnya.

Status (2/2)

Kemampuan:

Hidup kembali (lv.1)

Analisa (lv.1)

"Lho... Hidup kembali? Gue ga bisa mati gitu? Wah keren ini mah... udah pasti gue jadi superhero di Areta ini! HAHAHA!!!" disuarakannya dengan sangat antusias.

Seketika itu juga, ada sebuah monster yang mendekati Michael. *Boing* *Boing* suaranya melompat-lompat dari kejauhan. Tanpa panik Michael langsung menggunakan kemampuannya, "Analisa!" teriaknya dengan lantang.

Slime

Level 1

Kemampuan: ???

"Memang reinkarnasi benar-benar memanjakan orang yang bereinkarnasi. Waktunya Michael bertualang menguasai Areta! Hahaha!" dengan semangat ia mendeklarasikan idenya.

Tanpa menunda-nunda ia langsung berlari kencang ke arah slime tersebut. Jeda 3 langkah sebelum dia pas berada di depan slime, dia menggunakan kecepatan geraknya untuk merotasi tubuhnya sehingga ia mampu meningkatkan daya ledak dari pukulannya.

*Plop!* suara pukulannya mengenai slime yang pas berada di hadapannya.

"Hahahaha! Tamat riwayatmu nak!" kata Michael dengan penuh percaya diri.

"User, kamu telah dihidupkan kembali. Tolong berhati-hati di lain waktu," penjelasan singkat dari sistem dalam kepalanya.

"EHH!?" secara tidak sadar ia menyarakan ketidakpercayaannya atas apa yang terjadi.

Ini betulan Isekai?

"Eh? Gue mati ama slime?" Michael terheran-heran dengan apa yang baru saja terjadi pada dirinya.

"Itu slime yah. Bukan naga yah?" Michael masih terpukul karena dia harus dihidupkan kembali oleh kemampuannya yang unik tetapi dia tidak tahu bagaimana caranya dia bisa dikalahkan seekor slime.

Saat Michael masih berjibaku dengan kejadian memalukan itu, lawannya, si slime yang imut-imut itu sudah melompat menghampiri tempat di mana Michael berdiri.

*Bam!* "Mohon maaf user, tolong waspada dalam berburu monster liar. Sistem telah berhasil mengembalikan nyawa Anda," kata sistem dalam pikiran Michael.

Belum selesai dia harus menyakinkan jika dia mampu mengalahkan monster yang baru saja menghabisinya, dia telah berhasil diruntuhkan kedua kalinya oleh monster yang sama.

"HAH? Ini yang reinkarnasi gue atau slime yang gue lawan sih? Kalo gini mah..," belum selesai ia mengucapkan apa yang mengganjal dalam perasaannya, ia terdiam kala slime yang imut membunuhnya untuk ketiga kalinya.

"Selamat host, Anda telah berhasil dihidupkan kembali. Kemampuan penghidupan kembali meningkat 1%. Daya tahan terhadap racun telah mencapai 1% pembelajaran. Daya tahan tubuh akan serangan fisik meningkat sebesar 1%. Berusahalah dengan rajin untuk meningkatkan kemampuan Anda," demikian pengumuman dari sistem yang ia terima setelah ketiga kalinya ia harus tewas menghadapi seekor slime.

"Ah! Ini udah mustahil ya... Gue lari aja deh," ujarnya dengan wajah pucat melihat iblis bertubuh imut slime yang seakan-akan menghina dia yang lemah.

Karena sebegitu takutnya Michael untuk tumbang kesekian kalinya, dia memfokuskan konsentrasinya untuk kabur dengan sepenuh jiwa. Baru saja dia berhasil mengambil jarak beberapa meter dari lawannya, ia mendengar suara yang tidak asing baginya, "Selamat host telah berhasil meningkatkan..."

"Oi Dewa, damai OI! Masa gue udah mati terus-terusan sama slime sih. Harga diri gue oi!" protes Michael atas perbuatan Gielyr.

Gielyr hanya tertawa ketika Ia menonton apa yang terjadi pada Michael seakan hidup dia tidak lebih dari sebuah komedi.

"Protes aja terus jadi orang. Udah gue baik sama lo malah protes mulu. Noh makan noh slime," pikirnya dalam hati sambil tertawa terbahak-bahak melihat derita Michael yang sudah habis-habisan menjadikan Dirinya sebagai lelucon ketika Ia mau memberinya kemampuan khusus sebelum berangkat ke Areta.

"Oi, Gielyr! Damai oi! Kesempatan hidup baru dari Hongkong! Slime aja dah keras kek world boss aja, gimana boss akhir!!!" bantahnya dengan lantang.

...----------------...

"Noob," sindir Gielyr dari tempatnya di Alam Dewa.

Ketika itu juga, Michael merasakan adanya rasa dingin di tulang belakangnya dan bulu kuduknya pun berdiri tegak seakan hidupnya berada di ujung tanduk. Dia mencoba ide baru demi mengalahkan slime yang sudah mengejarnya sekian lama.

"Firebolt!" dia berusaha menggunakan sihir melawan musuhnya yang dengan setia mendampinginya sejam terakhir.

*Nging* Dia tidak berhasil mengaktifkan sihir yang dia inginkan.

Sesaat kemudian, "Daya tahan anda telah mencapai..."

"...Bukan main! Mau pakai sihir aja udah kaya mustahil banget bisa dipakai!!!" Michael meluapkan kemarahannya sambil melanjutkan perjuangannya melepaskan diri dari sergapan slime yang mengikutinya.

"Lightning bolt!" dia mengucapkan nama kemampuan lain yang tersirat dalam pikirannya sewaktu berlari.

*Krik krik krik* "Anda telah berhasil..," pengumuman lainnya berkumandang dalam otaknya.

"Kampret... ga ada yang bisa gue pakai dong," dia perlahan mulai merasa putus asa dengan usahanya yang tak kunjung memberikan hasil.

"Saya, Michael, meminjam kekuatan tanah *Huff huff* untuk membasmi kejahatan di muka Areta. *Hah... hah...* Wahai Dewa Tanah pinjamkan kekuatanMu, *HAH...* Earth Spike," diucapkannya mantra yang dia karang sendiri. Nafasnya perlahan mulai tertatih-tatih setelah sekian lama berusaha bertahan kabur dari predator yang mengincarnya.

"... telah berhasil untuk mendapatkan tambahan exp sebesar..," susulan suara sistem sudah menjadi seperti sesuatu yang sudah biasa baginya.

Michael langsung melaju dengan cepat sesaat dia pulih dari kematiannya. Dia tidak berani mengendorkan kecepatan larinya karena dia bosan harus mati untuk ke entah sekian kalinya hari ini.

"Ga dunianya ga Dewa penguasanya broken semua. Gue yang polos ini lo PHP pula!" keluhannya untuk kesekian kalinya juga.

Dia pun sudah ada di batas toleransi yang dia punya. Akhirnya setelah lama dia dipaksa bertahan dalam kondisi berlari, dia melihat sebuah perkemahan di kejauhan. Michael sudah tak kuasa lagi menahan rasa depresi berat yang ia alami seusai dia pembullyan habis-habisan yang terjadi padanya.

Apalagi jika yang bully dirinya adalah slime yang populer di antara para monster untuk pengembara noob di dunia pedang dan sihir. "Mental" hanya itu yang terlintas sewaktu dia memutar otak.

"Tolong! Oi sapa aja yang ada di sana! Bantuin gue!!!" panggil Michael pada orang-orang yang ada di perkemahan yang sedang ia tuju sambil melambaikan tangan.

"Daya tahan akan racun telah..." sistem tetap bersikukuh mengumumkan pencapaiannya yang mengagumkan.

"GUAH!" dia terjatuh, mati dan bangkit lagi.

...----------------...

"Lo dengar ga ada suara aneh gitu?" tanya seorang petualang yang sedang memakan ikan bakar yang ia pegang.

"Kalau dilihat sih dia kaya orang... tapi apa yang dia pakai kayanya kita belum pernah dengar," temannya menjelaskan.

Tak lama kemudian cewek pemanah yang merupakan pemantau di tim mereka terlihat pucat. Dia nampak panik melihat tubuh Michael yang berlari dalam kondisi berlumuran darah.

"Ah... @#$& &58$/!," seperti itulah kurang lebih apa yang mereka tangkap dari apa yang Michael katakan. Mereka sama sekali tidak tahu harus menjawab atau tidak.

"Zombie! Eek!" teriak cewek yang biasa bertugas untuk memantau gerak-gerik musuh menyerukan dengan histeris.

"Oi, yang benar aja lo. Mana ada zombie di daerah sekitar sini. Jangan-jangan..," ungkap ketua kelompok perburuan mereka.

"Semuanya berkumpul! Siapkan diri kalian kita telah disergap pasukan zombie!" perintah si ketua pada anak buahnya.

"Ketua serius tuh?" bisik beberapa anggota kelompok yang masih tidak bisa percaya akan perintah ketuanya sambil mempersiapkan senjata mereka menghadapi musuh yang akan menyerbu.

"€¥¢^ ∆¶\=π°!," semakin terdengar jelas suara teriakan asing dari arah orang yang berlumuran darah dan berlari kencang ke arah mereka.

Semakin dekat makhluk itu ke tempat mereka, semakin tinggi juga tingkat kewaspadaan yang mereka ambil demi mencegah kemungkinan yang tidak mereka inginkan. Satu persatu dari kelompok itu menghunuskan senjatanya ke arah makhluk asing yang mereka anggap sebagai siluman semacam zombie itu.

...----------------...

"Syukurlah gue bisa nemu orang-orang yang tinggal di planet ini. Dikit lagi mungkin gue yang punah lawan satu slime sebelum bisa ngapa-ngapain," ujarnya dengan penuh harapan dan kelegaan.

Setelah sejam lebih dia mendengarkan notifikasi yang disampaikan oleh sistem tentang peningkatan kemampuan bertarungnya, Michael sepenuhnya mengabaikan apa yang sistem beritahukan padanya.

Michael dengan penuh kegembiraan berlari sekuat tenaga agar dia bisa cepat mengakhiri penderitaan yang dia alami menjadi korban bully oleh slime yang super OP. Secara mental Michael udah menjadi kaya bubur alias lembek.

"OI! Sini! Bantu!" dia utarakan permohonannya.

Merasa terintimidasi oleh teriakan-teriakan keras yang diserukannya, Valen, si ketua tim tersebut berbalik meneriakkan perintahnya, "Serbu!"

"Uwo!" teriak anak buahnya untuk melepaskan adrenalin mereka sambil mengintimidasi lawannya.

"YES! Gini nih harusnya isekai itu. Coba dari tadi kaya gini kan udah gue approve permintaan jadi superhero si Gielyr," kata Michael menyetujui sambutan yang ditujukan untuknya.

"BANTAI," teriak salah satu garda terdepan dari grup pengembara itu.

"Anda telah berhasil dihidupkan kembali. Selamat host telah berhasil menaikkan level daya tahan tubuh terhadap racun dan serangan fisik. Host sedang dalam proses mempelajari kekebalan akan serangan sihir," info sistem kepadanya.

"APA! DUNIA BROKEN!!!" Dia melampiaskan segala emosi yang dia alami sekaligus.

"Dasar bego..." sindir Gielyr sambil ngakak parah di tempat duduknya.

Gue ini MC bukan sih?

*SRUT* salah seorang pengembara menusuk Michael dan pastinya sesaat setelah itu dia mendapat pesan yang sudah sangat familiar dengan dirinya sejak dia reinkarnasi di dunia ini.

"Kenapa ada slime juga?" info dari pengembara lainnya yang maju memimpin di depan gerombolan setelah salah seorang penjelajah menusuk tubuh Michael.

*SYUT* pedang salah seorang pendekar membelah slime yang mengejar Michael beberapa saat terakhir. Tetapi Michael benar-benar tidak bisa percaya bahwa dia harus dibunuh sesamanya manusia.

"Gielyr, lo pasti senang banget yah liat gue dibully habis ama slime, ama orang lokal planet lo juga. Kampret bener dah... Oi mana game balance oi," protesnya dalam hati.

Sesaat setelah dia hidup lagi, orang lain dalam grup yang sama sudah bersiaga menyergapnya waktu ia pulih. Michael merintih kesakitan karena dia berkali-kali ditusuk hingga meninggal.

"ARGH! Gue juga manusia kaya lo semua," Michael menyuarakan ketidakpuasannya.

Dikarenakan rasa frustasi yang sangat membebani mentalnya, Michael memutuskan bahwa dia akan memberikan perlawanan terhadap orang yang menyerangnya.

"ARGH! Dunia ga jelas! Mau manusia kek siluman kek Bodo Amat!" dia berteriak kencang sambil berlari menyerang kelompok yang menghalanginya.

...----------------...

"ROAR rawroar," suara Michael terdengar di pihak Valen dan kawan-kawan.

"Hati-hati! Zombie itu mulai masuk ke modus mengamuk!!" Valen memberikan instruksi buat kru berburunya.

"Ksatria tahan serangan zombie itu. Para pendekar hati-hatilah waktu menyerang. Pemanah dan tukang sihir serang dia sambil menjaga jarak kalian," tambah seseorang yang tampaknya merupakan orang kepercayaan Valen di kumpulan mereka.

*Pang!* Michael memukul salah satu ksatria yang menahan serangannya. Dia hanya bisa memukul apa yang dekat dengannya karena dia tidak punya senjata apapun sejak dia datang ke dunia ini.

"Awas! Penyihir udah luncurkan bola api. Jangan masuk ke jalur serangnya!" Valen mengarahkan pasukannya.

"Siap, komandan!" jawab mereka. Mereka menjalankan perintah tanpa berpikir panjang dan mempercayakan hidup mereka kepada pemimpinnya.

*BOOM!* "Kapten penyihir kita berhasil mengenai zombie itu dengan bola apinya!" dengan gembira salah satu ksatria melaporkan pada Valen.

"Pertahankan posisi kalian. Jangan biarkan siluman itu menyerang desa dekat tempat kita sekarang," perintah wakil ketua grup pengembara mereka, Dusseldorf.

"UWA!" seorang kesatria bersorak untuk meningkatkan semangat temannya yang berjuang bersamanya menahan Michael.

"Huwa!" Michael yang dikira siluman berteriak.

"Zombie ini kuat banget! Dari tadi masih tahan aja," kata pendekar pedang yang terus menyerangnya tanpa henti.

"Penyihir coba kalian gunakan sihir cahaya. Mungkin itu bisa menghambat regenerasi nyawanya," cetus Valen.

"Holy light!" para pastor bergantian memakai serangan cahaya kepada Michael.

Kelompok itupun terus mempertahankan ritme serangan mereka demi memusnahkan Michael yang mereka anggap zombie itu.

...----------------...

"Pertahanan akan sihir api naik 1%..."

"Pertahanan akan sihir cahaya meningkat 1%..."

"Pertahanan melawan serangan fisik naik 0.1%..."

"Pertahanan anda..."

"Pertahanan..."

Sistem yang ada dalam tubuhnya seolah-olah mengirimkan spam berkaitan dengan pencapaian Michael dalam ketahanan tubuhnya. Bahkan sekarang ia mampu bertahan hidup dari satu tusukan tombak dari musuhnya.

"Oi... udahan dong. Gue capek mau mati hidup mulu. Mana nih sistem dah kaya spam bot aja lagi," Michael mengeluhkan sistem yang terus-menerus mengirimkan pesan yang sama kepadanya.

*BOOM!* "Anda telah hidup kembali," pemberitahuan lain diutarakan sistem yang ia miliki.

"Sistem apa kamu punya-" di tengah-tengah pembicaraan Michael *DOR!*

"Anda berhasil bangkit kembali," sudah kesekian ratus atau mungkin seribu kalinya peringatan itu seakan-akan membuatnya menjadi gila.

"Bacot! Buka pengaturan sistem," ujar Michael yang benar-benar sudah tak mampu membendung amarahnya lagi.

"Apakah host yakin ingin-" *Ngiiing DUAR!*

"Nyawa Anda penuh kembali."

"Ah! Nyebelin!!!" teriak Michael.

"- mengubah pengaturan sistem?" *****!*

"Selamat kemampuan Anda untuk hidup kembali-" *KABOOOM BOOM BOOM!* Semakin lama semakin menggila serangan sihir yang musuhnya luncurkan. Karena sedikitnya jeda waktu antara satu sihir dan yang lain, daerah di mana Michael berdiri penuh dengan debu berterbangan, termasuk kubangan darah Michael yang bercucuran deras.

"YA!!! MATIKAN NOTIFIKASI!!!" dia mengatakan hal itu dengan suara yang kencang. Grup yang mengepungnya merasa terintimidasi dengan kemampuan Michael yang bisa bertahan selama itu dalam serangan yang bertubi-tubi.

"Mengeksekusi perintah host,"

"Penyalaan ulang sistem dilakukan,"

"Notifikasi dimatikan," hal itu disampaikan oleh sistem dalam pikiran Michael.

"Fire Pillar!" *BLAAR!*

"Holy Light!" *TZING!*

"Chain Lightning Bolt!" *BZZT BZZZT BZZZZT!!*

"AHAHAHAHA, KELAR JUGA NIH BACOTAN SISTEM GUE!" dia pun tertawa puas setelah berhasil mematikan pengumuman sistem yang selalu mengganggu konsentrasinya.

"Waktunya balas dendam! HAHAHA!!!" dia sangat menantikan hal ini.

"Isekai ya MC harus bisa menang melawan musuhnya. Kalau ga gitu mah, bukan isekai namanya. Entah penuh derita atau kaga pasti ada jalan," motivasi Michael dalam hatinya.

*BUK!* Pukulan Michael ditangkis kesatria yang ia serang dengan tamengnya. *KRAK!* "ARGH!! SAKIT BEGO!!!" secara spontan ia berteriak kencang.

Dia menengok tangan kanannya yang dia baru pakai buat memukul musuhnya. "Aduh... Lemas dah tangan gue," keluhnya.

*ZUUNG!* Dia melihat ke arah suara yang mendekati dirinya. "Ah! Mohon maaf perlindungan hak konsumen telah dilanggar," katanya dalam benaknya. *BLAR!* "Aha! Badan gue balik lagi.. Bantai!" soraknya untuk menutupi kelelahan tubuh dan mentalnya yang telah berkali-kali hidup dan mati.

Sejak dia membuang pemikiran untuk tidak menyerang sesamanya, dia sudah dipaksa untuk bertahan dalam kondisi memilukan lebih dari 3 jam sekarang. Para ksatria yang memegang tameng mereka juga mengalami kesukaran untuk tetap memegang perisai mereka yang menjadi panas.

Melihat kondisi ksatria itu, Michael mendapat motivasi baru untuk mengeksploitasi kelemahan yang baru terjadi di depannya. Dia tanpa henti memukul dan menendang ksatria-ksatria itu.

"Serangan Anda berhasil melukai musuh sebesar 1 kerusakan," ia melihat sebuah pemberitahuan singkat sistem untuk mengetahui apakah pukulan dia efektif atau tidak.

"EH? 1 damage aja? OI! Dewa Kampret, sialan, masa gue dibuat lebih lemah dari slime..." gerutunya.

Satu hal yang pasti menjadi keunggulan Michael, tubuh dia tidak perlu menunggu staminanya penuh lagi. Dia langsung kembali dalam kondisi sekian persen kondisi tubuh ketika dia dalam kondisi 100%.

Di tengah kegaduhan hujan sihir yang dilontarkan musuhnya, dia mengecek status badannya secara singkat.

Status (1/2)

Nama: Michael

Ras: Manusia

Pekerjaan: -

Kekuatan: 8

Kecepatan: 6

Ketangkasan: 5

Daya tahan: 50

Kepandaian: 6

Mentalitas: 4

Keberuntungan: 0

Status (2/2)

Kemampuan:

Hidup kembali LV.3

Kekebalan racun LV.2

Kekebalan fisik LV.3

Kekebalan sihir api LV.2

Kekebalan sihir petir LV.1

Kekebalan sihir cahaya LV.1

*BOOM* Bola api lagi-lagi meledakkan kepalanya. *Plop!* "Itu beneran dah horor kali... gila la," dia sebenarnya juga tidak suka akan apa yang dia alami. Apalagi dia mengalami hal itu dalam 3D.

Dia melihat setting Bahasa yang ada di sistemnya. Siapa tahu itu bisa berguna baginya suatu saat. ****** Dia juga mulai terbiasa mengabaikan serangan musuhnya. Karena ujung-ujungnya dia juga akan bangkit dari kematian, dia jadi immune dengan cara berpikir harus bertahan hidup.

Beberapa detik kemudian dia pulih lagi dengan nyawa 30% dari maksimum nyawanya.

"Okay, sistem cek bahasa penggunaan dan pemindah bahasa," Michael memberikan instruksi sambil berharap dia bisa cepat mengakhiri perang ga jelas ini.

"Host, bahasa yang digunakan adalah Bahasa Indonesia. Apakah host ingin mengganti penyetelan bahasa?" tanya sistem.

"Cek apakah ada bahasa native planet Areta," perintah Michael.

"Berdasarkan koordinasi user saat ini, sistem menyarakan user mengubah bahasa menjadi Bahasa Evradhon," saran sistem.

"Ganti bahasa menjadi Bahasa Evradhon," ujarnya singkat.

Dia dengan kepercayaan diri yang baru berteriak, "SAPA YANG NYURUH LO SERANG GUE!?"

Sekumpulan penjelajah pun terhenti sejenak karena mereka mendengar perkataan yang familiar di telinga mereka.

"Hah? Dia bicara bahasa kita? Gimana caranya?" tanya Valen dalam hatinya.

*Kletak Kletak!* Dia membunyikan jari jemari tangannya yang kaku sambil berjalan dengan muka penuh kegeraman terhadap kelakuan mereka yang menyergapnya tanpa alasan.

"Waktunya balas dendam!" Michael berlari kencang lalu menendang salah seorang ksatria dan ia berhasil memaksanya menjatuhkan perisainya.

"Eh!?" Kepanikan melanda seluruh anggota grup itu.

"Hentikan serangan kalian," hal itu disuarakan Valen dengan tegas.

"Eh? Hah???" Michael dengan terkejut menyuarakan isi pikirannya.

Menyadari kecil kemungkinan mereka mampu membasmi Michael, musuhnya, Valen melempar senjatanya ke tanah kemudian dia berlutut dan mengangkat kedua tangan.

"Tuan Zombie, maafkan perbuatan kami," katanya.

Melihat hal itu, orang dalam grupnya mengikuti apa yang dia lakukan. Melihat musuhnya kehilangan keinginan mereka untuk melanjutkan pertikaian mereka, Michael memutuskan untuk menghentikan serangannya.

"HAHAHA! LO LIAT ITU GIELYR SIALAN!!! HAHAHA," disuarakannya provokasi itu dengan keras.

Petualang yang ada di depannya bersujud seakan memuja Michael yang mencaci maki Dewa yang dipercaya di Evradhon. Melihat keunikan apa yang terjadi, Gielyr secara spontan mengatakan, "Dih... kapan lo pensi jadi bego?"

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!