Hari itu tepat 12 tahun yang lalu aku terbangun dengan hati gembira karena pada hari itu aku dan kembaran ku berulang tahun yang ke 10 tahun, bunda dan ayah sudah mempersiapkan pesta ulang tahun yang megah untuk kami.
Di hari itu semua teman sekolahku dan kak Loni sudah berkumpul di rumah kami, hampir dari mereka semua membawa begitu banyak hadiah yang cantik.
Di hari itu menjadi hari yang paling berkesan buat aku dan kak Loni. kami semua bahagia di acara pesta ulang tahun itu. Ayah dan bunda juga telah mempersiapkan beberapa orang badut penghibur yang membuat menambah kemeriahan ulang tahun kami.
Para badut dengan atraksi nya dan suara-suara lucu yang menghibur membuat kami semua tak lepas dari tawa yang menggelitik perut dengan tingkah kebanyolan para badut.
Keesokan harinya, di pagi buta..
" Luna..Luna.. sayang kamu di mana nak, .."
Aku mengingat saat bunda bersemangat memanggil- manggil nama ku, aku tahu saat itu ayah dan bunda sudah berjanji membawa aku dan kak Loni untuk berjalan-jalan ke luar kota untuk merayakan hari ulang tahun kami, hari itu adalah hadiah kedua yang orang tua kami siapkan untuk kami.
Tapi tidak pernah aku sangka sebelumnya bahwa di hari itu pula menjadi hari terakhir aku bertemu dengan bunda.
Masih terekam jelas di kepalaku saat kami telah sampai di kota B. Hari kedua kami di sana aku dan keluarga ku berencana untuk mengawali liburan kami pergi mengunjungi sebuah tempat hiburan yang sangat terkenal di kota itu.
Saat itu aku dan bunda saling bergandengan tangan menuju parkiran hotel. Namun tanpa sengaja aku melihat seekor kucing yang sedang bermain di tengah jalan.
Karena sifat ku yang penyayang binatang aku pun mulai mendekati hewan berbulu lembut itu, aku lalu pergi ke tengah jalan yang aku rasa sepi pada saat itu, aku berniat ingin mengambil kucing yang terlihat imut itu.
Namun tiba-tiba dari ujung jalan ada sebuah mobil Jeep mengarah ke arahku dengan kecepatan yang tinggi.
"ciiiiiiiiittrrrrrrrr ....bughhh .."
"Bundaaaaaaaaa....."
Serentak aku mendengar jeritan ayah dan kak Loni menggema di telingaku.
Seketika detak jantungku berirama kencang saat aku melihat bunda bersimbah darah dan tangiskupun pecah seketika, aku berlari mendekati bunda.
Sesampai di rumah sakit dokter menyampaikan bahwa bunda telah tiada, dan seketika hari ku berubah. Sejak pemakaman bunda ayah tak pernah lagi menyapa ku dan kak Loni selalu menyalahkan aku atas kematian bunda.
Sampai saat ini setelah 12 tahun berlalu kehidupanku di lalui dengan kesepian dan rasa bersalah.
Saat ini usia ku telah menginjak 22 tahun, selama ini aku di rawat oleh Art di rumahku bernama bi Marni, beliau menyayangiku seperti anaknya sendiri, ya bi Marni tidak memiliki anak karena rahim nya telah dingkat karena sebuah penyakit. Dan suami bi Marni yaitu mang dirman adalah sopir di rumahku.
dan di sini penderitaan ku pun di mulai karena ulah kakak kembaran ku yang aku sayangi..
Aloni Sanjaya seorang model papan atas yang telah bergelut dengan dunia model sejak berumur 16 tahun. Sedang berjalan menuruni pesawat dan Banyak penggemar yang mengelu-elukan namanya.
Hampir di setiap infotaintment dan berita luar banyak yang memberitakan tentang dirinya. Apalagi kak Loni memiliki kekasih anak dari pemilik subrata corp yaitu induk perusahaan terbesar yang memiliki anak cabang perusahaan hampir di setiap negara di dunia.
Dia adalah Brian V Subrata, seorang pria tampan berumur 29 tahun yang di gilai banyak wanita dimana pun dia berada. namun dengan sikap nya yang dingin tidak semua orang bisa mendekati nya.Dia hanya mau berbicara dengan orang-orang kepercayaannya saja selain keluarganya.
Kak Loni dan Brian sudah berpacaran selama hampir 4 tahun, dan saat ini mereka telah bertunangan dan akan menyelenggarakan pernikahannya 2 bulan kedepan.
Brian memiliki sifat introvert dia lebih suka menyendiri dan kurang suka bergaul dengan banyak orang, dia hanya memiliki beberapa orang sahabat, yang sudah berteman dengannya sejak kecil yaitu Devan, seorang CEO perusahaan properti, Reno seorang dokter muda dan Vino yang merupakan tangan kanan Brian di kantor nya.
Luna terbangun saat adzan mulai berkumandang, dengan cekatan ia mempersiapkan diri menghadap sang khalik , pemilik kehidupan. Setelah menunaikan kewajiban sebagai seorang muslimah Luna mulai membenahi diri dan kembali ke rutinitas hariannya.
Pertama yang Luna lakukan adalah mencari keberadaan bi Marni, sang ART kesayangan, dengan bersenandung ria Luna mulai melangkahkan kakinya menuju dapur, di mana ia akan menemui bi Marni.
"Pagi bibi ku sayang" senyum cerah sang gadis tak pernah hilang dari bibirnya jika ia sudah bertemu dengan bibi kesayangannya itu.
"Pagi non Luna yang paling cantik" senyum penuh keikhlasan terpancar dari wajah tua sang ibu angkat. Luna pun mulai membantu bi Marni menyiapkan sarapan pagi untuk ayah dan kak Loni.
Selama ini Luna merasa beruntung memiliki bi Marni di sampingnya, dengan keberadaan bi Marni Luna merasa tidak pernah kesepian dan sendirian didunia ini.
Karena sejak sepeninggalan bunda tercintanya, maka sejak itu pula ia kehilangan kasih sayang sosok sang ayah. Semua yang terjadi 12 tahun silam sangat membekas di hati sang ayah dan saudari kembarnya sebagai sebuah kesalahan fatal yang Luna perbuat. Dan tahun demi tahun yang berganti tak mampu menghapus rasa sakit hati yang di rasakan oleh kedua orang tersayangnya itu.
Saat ini Luna masih bisa hidup dengan layak dan pendidikan yang baik itu semua tidak lain karena adanya limpahan kasih sayang dari seorang bi Marni dan ikhlas dalam merawat dan membesarkannya sampai saat ini.
Dulu Luna kecil memiliki cita-cita ingin menjadi seorang fashion designer terkenal seperti sang bunda. Tapi seiring berjalannya waktu semua cita-cita luna terkubur, seiring kembalinya sang bunda ke pangkuan sang khalik.
Namun hobi menggambar Luna masih berlanjut sampai sekarang. Hingga jika ada waktu lapang sesekali Luna menyalurkan hobi design nya itu di sebuah buku gambar size sedang dengan cover helo Kitty kartun kesayangannya.
Hari telah menunjukan pukul 10:30 pagi, bi Marni telah merampungkan acara memasak menu makan siang untuk hari itu. Namun sang nona muda yang sedari tadi sibuk membereskan taman belum memperlihatkan batang hidungnya.
"Non Luna.. non ...." bi Marni mulai mencari keberadaan majikan kesayangan nya itu.
"Iya Bi... Luna di taman belakang..!! Luna yang masih asik bercocok tanam tiba-tiba mencium aroma yang sangat lezat. "wah- wah aroma nya enak banget bi.. bibi bawa apa ??" dengan wajah sumringah Luna sudah tidak sabar menyantap makanan yang sedang di bawa bi Marni untuknya.
" Ih si non, bisa aja muji masakan bibi hayuk atuh non makan dulu non, ini sudah hampir siang tapi si non belum sarapan, nanti sakit non "
Jawab bibi sambil mulai membantu Luna mengemasi semua peralatan taman yang ia pakai tadi.
" Makasih ya bi.. bibi selalu merawat aku.. apa bibi udah makan? jangan- jangan nyuruh aku makan tapi bibi belum makan.." Luna Menelisik ke arah bi Marni yang duduk di depannya.
"Sudah non.. bibi sudah makan tadi.. !!non makan yang banyak biar gak gampang sakit"
Luna terbahak mendengar perkataan bi Marni itu.
" Bukannya gak gampang sakit bi.. tapi yang ada aku nanti jadi gendut bi..haha..haha.." sembari menggembungkan mulutnya menyerupai ikan buntal 🐡 Luna menggoda ibu angkat nya itu. Hingga tersembur tawa dari wajah tuanya, setidaknya candaan receh hari itu, bisa meringankan sedikit rasa lelah yang mereka emban.
***
Sesudah menyelesaikan sarapan pagi yang di rangkap dengan makan siangnya, Luna kembali melanjutkan pekerjaannya di dapur bersama bi Marni dengan penuh suka cita.
Hampir 2 jam sudah Luna bergelut dengan pekerjaannya hingga akhirnya ia dapat menyelesaikan semuanya dengan perfecto, dan sebagai penutup Luna segera membuang sampah dan bersiap untuk mendapatkan istirahatnya sebelum waktu ashar tiba.
***
Setelah menunaikan sholat ashar Luna yang di bantu bi Marni sudah sibuk bergelut dengan pekerjaannya di dapur. Sore ini mereka sedang mempersiapkan beberapa hidangan istimewa untuk menyambut kedatangan calon suami Loni dan keluarganya. karena menurut rencana calon besan kakaknya itu akan datang jam 19:30.
Sehingga dengan waktu yang lumayan sempit mereka harus bekerja keras menyelesaikan semuanya tepat waktu.
Mentari mulai redup, dan senja pun tiba. Luna dan Bi Marni mulai mempersiapkan hidangan makan malam yang telah mereka masak. Luna mulai menata satu persatu piring yang berisikan makanan di atas meja makan yang telah di set semenarik mungkin.
" BI kalau nanti calon kak Loni datang, aku penasaran dech bi pingin lihat orangnya" sembari membantu bi Marni menata buah Luna membagi rasa penasarannya kepada sang ART.
" Hehe iya non bibi juga penasaran, karena bibi cuma pernah lihat di tv aja non.. pasti kasep aslinya ya non"
" Mungkin bi, aku bahkan belum pernah lihat sama sekali bi" jawab Luna sambil menggaruk rambutnya yang tak gatal.
" Wah berarti masih untung bibi ya non udah pernah lihat orangnya di tv"
" hahahaha..hahaha.." pecah sudah tawa dua orang yang saling melengkapi itu.
Sebenarnya di rumah itu tidak ada seorang pun yang pernah menyuruh Luna untuk memasak atau pun mengerjakan urusan rumah tangga seperti sekarang ini.
Tapi dengan sifat Luna yang ringan tangan, sedari kecil iya senang untuk membantu bi Marni menyelesaikan pekerjaan rumah, hingga sekarang ia terbiasa melakukan nya sembari meringankan pekerjaan ibu angkatnya itu. Di samping itu Luna juga merasa happy bisa selalu dekat dengan bibi kesayangannya itu.
Bagi Luna semua yang bi Marni lakukan untuknya karena bi Marni sangat sayang kepadanya, hal itu tentu berbanding terbalik dengan ayah nya sendiri, Luna yang selama 12 tahun ini hampir di lupakan oleh sang ayah tidak pernah lagi menerima kasih sayang ataupun materi dari sang ayah kandung.
Namun yang Luna masih syukuri yaitu ia bisa mrnikmati apa pun yang ada di rumah ini tanpa ada larangan, dan untuk biaya sekolahnnya hingga ia tamat ia dapatkan dari bi Marni. Uang itu bi Marni dapat kan dari pemberian ayah sebagai tips di luar gaji yang tiap bulan ayah berikan kepada bi Marni.
Waktu itu Luna sempat berfikir bahwa ayahnya masih menyayangi nya dengan pemberian uang sekolah yang Luna terima tiap bulan melalui bi Marni walau dengan kata tips di belakangnya, Tapi kalau Luna mengingat kembali kejadian 12 tahun silam.. musnah sudah harapan seorang Luna
Flash back on🌼🌼🌼
12 tahun yang lalu
Siang itu ayah menyuruh bi Marni untuk masuk ke ruang kerjanya. Sebenarnya Luna masih takut ketemu ayah lagi, karena terakhir kali aku menemui ayah, ayah marah besar kepadanya ia berkata bunda meninggal karena kecerobohan Luna dan sejak saat itu ia tidak ingin melihat wajah Luna maka ia akan selalu bersembunyi dari ayah tapi karena Luna selalu mengikuti bi Marni kemana pun dia pergi, jadi waktu ayah menyuruh bi Marni untuk menemui nya Luna mengekori bi Marni dan nya menunggu di depan pintu ruang kerja ayah,
"Tok..tok..tok"
"permisi tuan apa boleh saya masuk?"
"Silakan masuk bi" ayah berkata sambil menghentikan pekerjaannya.
" Terima kasih tuan" bibi pun mulai masuk dan duduk sesaat ketika ayah meminta bibi untuk duduk di kursi hadapannya.
Lalu ayah mulai membuka laci di depannya dan menyerahkan amplop berwarna putih, kepada bi Marni.
" Ini bi, ada sedikit uang tambahan untuk bibi.. saya harap bibi bisa mempergunakannya untuk keperluan bibi dan terimakasih selama ini sudah bekerja dengan baik untuk keluarga saya.. saya harap bibi mau menerimanya"
seketika ayah meletakkan uang itu di depan bi marni.
" Tapi tuan gaji saya sudah lebih dari cukup saya terima.. ini terlalu banyak tuan.."
" Tidak bi.. ini tidak seberapa dengan apa yang bibi lakukan untuk keluarga saya selama ini, terima ya bi"
" Terimaksih banyak tuan, sungguh saya tidak bisa membalas kebaikan tuan dan keluarga kepada saya dan mas Dirman, saya janji akan selalu mengabdi kepada keluarga tuan.."
Dan saat itu luna tahu itu, uang bi Marni bukan uang nya.
Sehingga Luna berjanji di dalam hati suatu hari akan mengembalikan uang yang selama ini bi Marni kasih untuknya.
Luna selalu bersyukur memiliki bi Marni, rasanya dia mau melakukan apapun untuk membuat bi Marni Selalu bahagia.
Flash back off🌼🌼🌼
Senja telah hilang dan berganti malam keluarga dari calon suami kak Loni sudah datang.Luna dan bi Marni mulai meninggalkan ruang makan yang sudah mereka tata rapi.
Dengan cepat Luna kembali ke dapur sebelum ada orang yang melihat keberadaannya di sana.
Dengan rasa penasaran nya yang tinggi, Luna mulai mengintai dari celah- celah bunga yang rimbun, di dukung dengan pencahayaan lampu taman yang redup, sehingga menyamarkan keberadaannya di sana,
tak berselang lama ia melihat beberapa orang mulai datang, dan tampak kak Loni serta ayah menyambut kedatangan keluarga calon suami kakaknya itu.
Tak terasa hampir 3 jam makan malam itu berlangsung, terdengar tawa kegembiraan dari kak Loni dan beberapa orang yang hadir di acara makan malam tersebut.
Dan malam itu di putuskan sebuah kesepakatan bahwa pernikahan mereka akan di percepat sebelum keberangkatan kak Loni ke luar negri.
Setelah acara makan malam itu berakhir, Luna mulai merapikan kembali semua peralatan bekas makan malam dan membawanya ke kembali kedapur, bi Marni yang bertugas mencuci piring sudah memulai aksi nya sedari tadi, sedangkan Luna yang bertugas membersihkan meja makan kembali berjalan menuju meja makan dengan membawa sebuah kain lap di tangannya,
tanpa di sangka..
"Dughh"
"Aww.. maaf.. maaf saya tidak sengaja.. " Luna segera mengambil kain lap nya yang terjatuh,
dan berdiri lalu ia mendongak kan kepalanya sedikit ke atas di hadapannya kini Luna melihat seorang pria yang tinggi dan tampan sedang memandang ke arah nya,
Tiba-tiba..
"Loni sayang kamu gak papa, mana yang sakit , aku yang salah gak lihat kedepan sayang,"
Dan laki-laki itu memegang kedua pundak Luna, sembari meniup dahi nya yang tidak terluka sama sekali..
Luna yang merasa gugup seketika menghangat saat pria itu tiba-tiba kembali mendekapnya, "ya Allah dari mana datang nya orang ini, kenapa dia memeluk ku" lirih Luna dalam hati,
seketika Luna pun tersadar dan langsung pergi melepaskan diri dari pria tersebut.
"Ya Allah sepertinya pria tadi adalah calon suami kak Loni" Luna bermonolog di dalam hati sambil memegang dadanya yang berdetak kencang,
"aku dapat melihat pria itu sangat menyayangi kakak ku sungguh kak Loni beruntung mendapatkan calon pendamping yang sangat mencintainya, dan aku pun berdoa di dalam hati semoga mulai hari ini dan sampai nanti kak Loni selalu bahagia bersama pasangannya kelak dan aku bisa melihat selalu senyum kebahagiaannya..."
Bersambung...😇😇
Setelah mendapatkan kesepakatan bahwa pernikahanny dan Loni akan di percepat seketika membuat Brian bahagia. Cinta nya yang terlalu besar untuk Loni membuat ia ingin secepat mungkin untuk mengikatnya menjadi bagian dari hidupnya.
Mata dan hatinya telah di butakan oleh cinta kepada seorang Aloni Sanjaya.Bahkan Brian rela melakukan apapun untuk membuat Loni selalu bahagia.
Flashback on...🌼🌼
Brian mengingat pertama kali ia bertemu dengan sang gadis, dia menyelamatkan Brian dari kejahatan pamannya sendiri.Karena perebutan harta, adik kandung ayah Brian sendiri mencoba membunuhnya.
Hal itu di sebabkan harta warisan Subrata yang diserahkan kepadanya oleh kakek Brian bernama Dion Subrata, sebelum kakek meninggal ia meninggalkan sebuah wasiat yang berisi, bahwa kepemimpinan Subrata corp jatuh ke tangan Brian setelah sebelumnya di pimpin oleh ayah kandung Brian.
Kakek menyerahkan kepemimpinan itu karena Brian adalah cucu satu-satunya dari keluarga Subrata. Sedangkan pamannya tidak memiliki anak sehingga dia hanya di tunjuk sebagai direktur pelaksana.
Maka sejak saat itu perang dingin pun di mulai, paman nya mulai merancang banyak cara untuk menyingkirkan Brian.
Banyak hal yang tak pernah terduga terjadi kepadanya, sudah beberapa kali nyawa Brian hampir melayang, namun ia masih bisa survive sampai saat ini.
Hingga hari naas itu tiba, saat Brian lengah dalam perjalanan pulang .. ada beberapa pemotor yang terus mengikuti dirinya dan di tengah perjalanan mereka menodongkan sebuah senjata kearahnya dan terdengar suara tembakan yang mengenai ban mobil milik Brian sehingga membuat mobilnya berhenti melaju di jalan yang sepi.. sesaat terdengar letusan berikutnya dan ternyata dada sebelah kanan Brian yang tertembak.
Saat itu ia terjatuh, dan darah segar mulai mengucur dari dada nya, tiba-tiba tanpa di sangka seorang gadis datang ke arah mobil nya dan berteriak minta tolong kepada warga sekitar dengan keras, yang membuat si penembak lari karena takut aksinya ketahuan.
Setelah penembak itu pergi, gadis itu pun memapah tubuh Brian untuk berdiri dan mencoba meminta pertolongan dari orang sekitar, yang mulai banyak berdatangan.
Brian masih ingat gadis itu membawa nya ke rumah sakit dengan baju nya yang kotor karena terkena darah Brian.
Sejak saat itu Brian mulai jatuh cinta dengan sang gadis penyelamat.
Namun saat ia terbangun dari tidur panjangnya ia hanya melihat kedua orang tuanya di sana, ia tak melihat gadis yang telah menyelamatkan dirinya,
Hingga mulai dari hari itu Brian memilki sebuah misi besar yang harus ia selesaikan yaitu menemukan gadis itu dan mendapatkan cintanya.
3 bulan berlalu setelah kejadian penembakan itu Brian dan kedua orang tuanya berhasil memenjarakan sang otak pelaku percobaan pembunuhan terhadap dirinya, yang tak lain adalah pamannya sendiri.
Dengan mengumpulkan banyak bukti pembunuhan yang ia lakukan selama ini terhadap beberapa orang, dan di dukung oleh beberapa orang saksi maka pengadilan memutuskan sangsi hukuman mati kepada pamannya.
Hampir 1 tahun Brian mencari gadis impiannya itu, namun ia belum juga menemukannya, hingga hari itu tiba.
Saat itu Brian berjalan menuju butik milik mamanya, karena di sana sedang di selenggarakan peragaan baju-baju rancangan hasil design mamanya, tanpa sengaja ia melihat gadis itu berjalan di atas panggung dengan memakai dress panjang berwarna maroon hasil rancangan mamanya sendiri.
Ding dong
Akhirnya misi nya berhasil ia menemukannya saat itu juga Brian mulai mencari informasi tentang gadis pujaannya. Dan kalau sudah jodoh pasti di permudah karena ternyata dia putri dari salah satu kolega Bisnis Brian, pemilik perusahaan Sanjaya grup.
Dan langkah nya untuk mengenal sang gadis berjalan sangat mulus, bahkan untuk mendapatkan hatinya Brian menjadikan gadis cantik itu seorang top model manca negara sesuai keinginannya.
Semua yang dia inginkan langsung Brian wujudkan menjadi nyata. Sekalipun dia meminta bulan Brian akan berusaha untuk meberikan nya.
karena saat itu Brian sangat memuja dan mencintai gadisnya, itu semua karena pengorbanannya kepada Brian kalau tidak ada gadis itu mungkin Brian sudah tidak ada sampai sekarang.
Flashback off 🌻🌻
Pagi ini Loni sedang bersiap untuk konferensi pers mengenai debutnya sebagai top model yang go internasional.
Luna hanya bisa melihatnya dan sesekali membantunya membawa perlengkapan nya ke mobil di bantu asisten nya yang bernama Sandra.
Namun Kejadian yang tak pernah Luna bayangkan sebelumnya datang kepadanya saat dia di minta membawa beberapa baju yang akan Loni pakai untuk jumpa pers dan keperluan shooting.
Saat kaki mungil Luna melangkah dengan membawa beberapa baju mahal itu tiba-tiba tanpa sengaja ia tersandung batu dan tubuh mungil itu hilang keseimbangan sehingga membuat salah satu baju yang ia bawa menjadi sedikit robek, Dari bagian belakang Luna dapat mendengar dengan jelas teriakan sang kakak.
"****....Lunaaaaaaa... loe tu gila ya!!! "
"Phak...Phak..."
Dua tamparan keras mendarat di kedua belah pipi Luna. Dengan amarah yang besar Loni kembali mendorong Luna hingga tersungkur ke lantai membuat kaki gadis malang itu terluka lumayan besar.
"Ma-af kan Luna gak seng-aja kak....Luna kesandung batu.. hingga membuat baju kakak robek".. jawab Luna terbata, dengan air mata yang mulai berlinang.
" Loe kalau iri bilang.. loe gak senang kan kalau gue sukses.. dari dulu sampai sekarang lu selalu nyusahin keluarga ini..mending lu yang mati bukan bunda.. "
Loni menunjuk-nunjuk ke kepala Luna dengan kasar sembari mengeluarkan kata-kata pedas kepada sang adik. Luna yang di perlakukan sedemikian rupa tak bisa lagi membendung air matanya yang menganak sungai. sedangkan Loni tanpa ada belas kasih kembali menyakiti Luna dengan berjalan ke arah mobil sambil menginjak jari tangan Luna dengan heels yang ia pakai sehingga meninggalkan luka di sana.
Loni lalu masuk ke dalam mobil dan meninggalkan sang adik yang masih tersungkur di lantai beralaskan koral sikat. Sungguh miris hidup gadis itu, sakit pada kaki dan tangan yang ia rasakan tidak seberapa di banding sakit hati yang ia miliki untuk sang kakak.
Dengan tergopoh-gopoh bi Marni datang membantu Luna untuk berdiri kembali.
" Non, non Luna gak papa, ayo non bibi bantu obati lukanya...!! non jangan nangis lagi ya ... nanti bibi ikut sedih kalau no nangis terus.."
Luna hanya menganggukan kepalanya dan mencoba untuk berdiri, ia dapat melihat raut kesedihan di wajah tua bi Marni,
Dari kejauhan luna bisa melihat sang ayah yang sama sekali tidak memberikan respon apapun tentang kejadian barusan yang telah menimpanya. Ayah kandungnya itu tampak berjalan masuk ke dalam mobil dan berlalu pergi menuju kantornya.
*Ini lah kisah seorang Luna sang gadis malang
Bersambung🤓🤓*
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!