NovelToon NovelToon

You Are My Wife Not My Enemy ( Kamu Adalah Istriku Bukan Musuhku )

Chapter 1

🌹 Happy Reading 🌹

Freya Stephanie Limabrata, adalah anak kedua dari dua bersaudara, dia memiliki seorang Ayah yang berprofesi sebagai Pengacara terkenal, Ibunya yang sebagai Notaris, serta Kakak laki-lakinya berprofesi sebagai Perwira muda di Kepolisian. Membuat keluarga Limabrata ini di seganni oleh berbagai kalangan.

Freya sendiri adalah wanita yang sangat ramah, baik hati dan juga cerewet. Dia adalah sosok yang memiliki begitu banyak impian di masa depan, Freya mempunyai hobby melukis, sehingga dia bercita-cita sebagai Pelukis terkenal di masa depan nanti.

Aiden Giovano Lesham Manopo, Putra dari pengusaha Terkaya nomor satu dan dua di dunia, Papahnya yang bernama Arnon Giovano Lesham merupakan anak dari keluarga Lesham, pemimpin keluarga terkaya nomor dua, sedangkan Mamahnya yang bernama Auristella Florenshea Manopo, merupakan putri dari kerjaan terbesar dan terkaya nomor satu di Dunia. Membuat kedudukanya semakin kuat.

Aiden adalah seorang CEO pemimpin perusahaan Lesham Papahnya, namun dia juga merupakan Pemimpin dunia gelap, dunia Mafia yang di dalamnya hanya di isi oleh kekejaman dan jeritan manusia memohon ampun, dunia yang dia dapatkan dari Unclenya Lucas. Membuatnya menjadi sosok yang paling di takuti saat ini.

Mengingat dia adalah keturuanan turun temurun dari kakek Andreas dan juga Unclenya.

**********

Di suatu malam, di sebuah rumah yang terlihat dalam suasana yang sangat mencengkram.

"Tuan, tolong lepaskan kami! Apa kesalahan kami," tangis suara perempuan yang merintih kesakitan di saat tubuhnya di kuliti oleh sekelompok Mafia.

"Salah kalian karena suami dan putramu ini terlalu bodoh karna mau mengambil kasus yang bersangkutan denganku, hahaha, kalian memohonpun saat ini tidak akan pernah ada gunanya. Malam ini saatnya dewa kematian menjemput ajal mu," serunya dengan lantang.

Dan detik selanjutnya, hanya ada suara rintihan, dan tangisan dari ketiga korban yang tengah di siksa habis-habisan ini, hingga kematian benar-benar menjemput mereka.

Sekelompok Mafia itu tidak menyadari jika di sudut rumah di bawah meja yang sangat kecil, ada seoarng gadis remaja yang melihat aksi mereka semua menghabisi orang tuanya. Dia menangis tak berani bersuara, dia ingin keluar namun tidak bisa, sehingga dia memilih diam dan merekam segala tindakan keji mereka di dalam ingatanya.

"Mamah,Papah, Kakak," tangisnya memanggil keluarganya yang sudah tak bernyawa tepat di hadapanya.

Keluarganya benar-benar di bantai habis oleh sekelompok Mafia itu. Dan bahkan dia bisa melihat dengan jelas mayat keluarganya di bakar dengan tegasnya.

Membuatnya hanya merintih menahan amarah yang begitu besar melihat wajah para perompak itu.

******

Krrriinggg,,krriiinnggg,,kirrringgg

Alarm pagi berbunyi, membangunkan Freya dari mimpi buruk ingatan di masa lalunya.

Kejadian empat tahun yang lalu, di saat keluarganya di bantai habis itu selalu menghantuinya.

"Aaahhsshhh,,husshhh, Aku mimpi itu lagi," lirihnya dengan nafasa yang memburu membangunkanya dari mimpi buruk semalam.

Dengan cepat dia langsung mematikan jam wekeer yang ada di sebelahnya, dan bergegas menuju galeri pameranya yang berada di pinggir jalan besar di tengah kota.

Setelah selesai bersiap, dengan senyum yang merekah Freya melangkah berjalan kaki sambil menikmati udara pagi yang masih segar, menuju ke tempat pameranya.

Freyaa terkenal sebagai pelukis jalanan yang menjual karya-karyanya dengan harga yang terjangkau, namun hasil karyanya tidak pernah satupun yang mengecewakan, dirinya banyak menerima pujian dan sanjungan dari seluruh pelangganya yang selalu memberikan apresiasi untuk karya-karya hasil tanganya itu.

Namun tak banyak tau, jika Freya juga merupakan designer gaun yang banyak menjual hasil karyanya di butik-butik terkenal, dan berharap suatu saat nanti dia akan memiliki sebuah butiknya sendiri.

"Hallo Mbak Freya," sapa gadis remaja yang menghampirinya.

Freya tersenyum ramah membalasnya, "hallo sherly, tumbem nih pagi-pagi kamu sudah di sini?" Tanyanya dengan suara khasnya yang begitu enak di pendengaran siapapun.

"Hehehe ini Mbak, Sherly mau pesan lukisan gambar ini, buat doi yang mau brithday," ucap Sherly membuat Freya tersenyum menatapnya.

"Cieehh yang masih kecil udah punya doi ya, Mbak aja belum pernah pacaran loh," balas Freya yang sontak membuat Sherly tersipu malu.

Sherly menutup wajahnya yang bersemu akibat godaan dari Freya, "ih Mbak, Sherly itu udah cukup umur tau, kan umur Sherly udah 19 tahun. Jadi boleh dong punya doi yakan," tolaknya jika di katai masih kecil.

Freya yang gemas, kini langsung tersenyum dan mencubit pipi chuby Sherlya. "Iya-iya boleh, tapi jaga diri ya, harus bisa kontrol pergaulan oke," nasihatnya yang di berikan pada Sherly. Sosok yang sudah di anggap seperti adiknya sendiri.

"Siap Mbak." Sahut Sherly dengan semangat.

Setelah itu barulah mereka membicarakan setiap detail pesanan lukisanya.

Di sisi lain terlihat seorang pria yang sedang mengendarai mobilnya dengan melaju kencang.

"Aaaaarrrggghhh brengsekkk, sial,,sial,sial," teriaknya frustasi dengan situasi yang ada.

Dia merasa sudah selesai saat ini, Aiden tidak bisa menduga jika saat ini Unclenya ikut campur ke dalam urusan pribadinya.

"Gak berguna, aarrrggghhh, ini gak bisa di biarkan, gak bisa di biarkan, Briell milik ku, hanya milik ku, aarrrggghhh," Aiden benar-benar merasa frustasi, dia sama sekali tidak bisa menerima jika saat ini Briell menjadi milik orang lain.

"Aku gak perduli dia hamil atau tidak, yang jelas dia milik ku, Briell milik ku," yakinya tidak ingin mundur dalam peperangan ini.

Aiden benar-benar lepas kontrol saat ini, ketika dia mendapatkan kabar dari anak buahnya jika Unclenya datang dan membebaskan Alson yang selama ini di tawan olehnya.

Yang membuatnya mati langkah, di saat seluruh pergerakanya sudah di awasi oleh penguasa dunia yang tidak lain adalah pamanya sendiri.

Dan di saat dia tengah mengendarai mobilnya dengan sangat kencang, tiba-tiba terlihat seorang wanita yang menyebrang di depanya.

"Aaarrrggghhhh," bbuuggghh," Aiden menabrak wanita itu dengan keras, meskipun dia sudah mencoba mengeremkan mobilnya, namun kecepetaannya tidak bisa di hentikan secara mendadak seperti itu.

"Shit! Ini cewek buta matanya gak liat jalan," kesalnya dan dengan malas keluar dari mobilnya untuk melihat keadaa wanita itu.

Dia melihat wanita yang tengah terduduk menangis kesakitan sambil memegang kakinya yang ketabrak oleh Aiden, yang tak lain adalah Freya.

Karna tadi dia hendak menyebrang jalan untuk membeli sesuatu di seberang sana. .

"Hissk,,aaarggh,hishhk," tangis Freya yang menahan sakit di kakinya.

"Cikh, merepotkan," ketusnya itu melihat ekspresi menyedihkan dari Freya itu.

Namun dia sadar jika ini adalah jalan raya, jika dia membiarkan dan meninggalkan wanita inu begitu saja, maka bisa jadi dia akan mendapatkan masalah yang membosakan nanti.

Dengan wajah yang malas dia menggendong wanita itu masuk ke dalam mobilnya, "kamu mau ngapain," bentak Freya yang tekejut mendapatkan pria menggendong dirinya dengan secara tiba-tiba.

"Diam! Jangan brisik! Atau saya lempar kamu ke kandang buaya," ancamnya dengan penuh nada bariton, membuat wanita itu langsung menutup mulutnya takut.

Aiden dengan cepat memasukan tubuh wanita itu masuk ke dalam mobilnya, dan membawanya ke rumah sakit miliknya untuk mendapatkan perawatan.

"Kamu mau bawa aku kemana?" tanyanya dengan ragu, takut menatap pada wajah Aiden yang terlihat sangat menyeramkan.

Aiden diam tak menjawab, dia memilih lebih baik tidak mendengarkan sama sekali apa yang wanita ini tanyakan. Dia terus melajukan mobilnya mengarah ke rumah sakit.

"Pria ini sepertinya sudah gila, dia yang nabrak tapi dia yang terlihat marah, bahkan minta maaf saja sepertinya susah keluar dari mulutnya itu," gumam Freya menahan rasa kesalnya.

Selang waktu beberapa menit, mereka sudah sampai di halaman rumah sakit Madivron, Aiden menurunkan wanita itu dan menyerahkannya pada perawat yang berjaga.

Bahkan tanpa berbicara saja, seluruh perawat itu sudah mengerti apa yang di inginkan oleh anak pemilik rumah sakit itu.

"Tuan, kamu mau kemana Tuan, jangan tinggalkan saya di sini," Teriak Freya di saat melihat Aiden malah melangkah pergi tanpa berbicara sepatah kata pun denganya.

Melihat Pria yang mengantarnya tidak mengucapkan apa pun dan meninggalkanya seorang diri seperti ini, membuat Freya mendengus kesal dan menyumpah-nyumpahin sifat pria seprti Aiden.

"Dasar pria tidak berguna, mati aja sana kamu di laut, sombongnya minta ampun," lagi-lagi batinya hanya bisa mengumpat kesal ke arah Aiden.

Karna tidak ingin membuang waktu, Freya langsung menoleh ke arah suster di belakangnya. "Ayo mbak, saya bisa bayar sendiri," ketusnya pada perawat yang memegang kursi roda yang dia pakai saat ini.

Dia kesal menganggap jika Aiden takut membayar tagihan rumah sakit, "dia yang tabrak dia yang kabur," keluhnya dengan menahan emosi di jiwanya.

Visiual Aiden dan Freya

To be continue.

Woy sedekah woy!!!! Jempolnya itu di goyangk'an jempolnya😎

Jangan pelit! Mimin, jangan jadi pembaca gelap woy, legal 😭*Like,Komen,Hadiah,Dukungan dan Votenya ya semua para pembaca yang terhormat, jangan lupa biar Mimin lebih rajin lagi Updatenya**😘😘 *

Kalo malas-malasan entar Mimin juga malas-malasan loh 😭😭😭

Terima kasih🙏🏻🙏🏻

Follow IG Author @Andrieta_Rendra

Chapter 2

🌹 Happy Reading 🌹

Setelah kepergian Aiden, kini Freya tengah di bawa masuk oleh suster tadi agar segera menangani luka-luka di kakinya.

"Kakinya hanya sedikit terkilir dan lecet saja ya nona, mungkin betrest beberapa hari, dia akan kembali sempurna seperti sedia kala," ucap dokter yang menangani Freya.

"Baik Dok," jawabnya ramah.

Dan setelah itu dokter langsung menyerahkan resep obat kepada Freya, dan mempersilahkanya untuk pulang, tanpa tau jika Freya datang dengan Tuan muda mereka Aiden.

Tidak menunggu waktu lama, terlihat freya yang menggunakan tongkat kecil untuk membantunya berjalan, kini terlihat sedang mengambil resep obat yang di berikan apoteker itu dan lalu mencari taxi untuk pulang.

Di tengah perjalanan Freya menyenderkan kepalanya di kursi, sambil teringat akan sesuatu, "Pah, Mah, aku sudah bertemu dia, bertemu dengan pria laknad yang menghancurkan keluarga kita, lalu apa yang harus aku lakukan Pah, Mah? Apa aku harus membalaskan dendam ini." Gumamnya sambil memejamkan matanya lelah.

Ketika tadi dia menatap Aiden di mobil, dia bisa melihat jelas wajah pria yang empat tahun lalu menghabisi keluarga dengan sangat keji dan tidak berperikemanusiaan. Wajah tampan Aiden begitu jelas ada di ingatan Freya, wajah yang menampilkan kemarahaan pada saat itu.

"Semoga aku tidak bertemu dia lagi," batin Freya yang masih belum bisa memikirkan bagaimana cara untuk membalaskan dendam keluarganya pada pria laknad itu.

Setelah melakukan perjalanan 20 menit dengan menggunakan taxi, akhirnya Freya sampai di aparteman miliknya.

Apartemen yang di belinya dari hasil warisan Papahnya dan menjual beberapa mobil serta perhiasaan aset keluarganya yang di simpan rapi di sefty box Bank. Dulu Mamah Freya dan Papahnya tidak pernah menyimpan perhiasaan, uang serta aset berharganya di rumah. Melainkan menitipkanya di Bank dan di jaga rapi.

Dan dengan di bantu rekan kerja Papahnya sesama pengacara, Freya berhasil mengambilnya sebagain hak waris, lalu dia memulai hidup Melanjutkan studynya menjadi seorang Notaris seperti Mamahnya. Hingga saat ini dia mampu mendapatkan gelar Master di belakang namanya. Yaitu Freya Stephanie Limabrata. S.H.,M.Kn.

Melukis dan menjadi designer hanyalah sebagai hobbynya. Dia ingim menjadi seperti Mamahnya yang bagaikan wanita tangguh mendampingi keluarga.

***

Sedangkan di sisi lain, Aiden yang baru saja menyelesaikan urusanya, kini langsung memasuki kawasan rumah sakit untuk melihat wanita yang tadi dia tabrak.

Namun di saat dia tidak mendapatkanya, Aiden murka seketika.

Brruruuuggghh, "bodoh kalian! Aku suruh kalian mengurusnya bukan berati kalian bisa membiarkanya pulang!" Bentaknya penuh emosi menatap dua suster yang tadi mendampingi Freya.

Plaakkkk,,Plaaakkkk, Aiden menampar kedua suster itu dengan sangat keras. Hingga keduanya tersungkur dengan darah yang menetes dari sudut bibir mereka.

"Aaarrggghh, Tuan Ampun,, maafkan kami karna tidak mengerti maksud Tuan, hisskk,ampun Tuan," tangis salah satu dari mereka.

Dan yang satunya lagi terlihat memeluk kaki Aiden dan bersujud ketakutan, "Ampun Tuan, jangan sakiti kami,hissk,,hisk," tangis mereka dengan memohon mencium kaki Aiden.

Kekuatan Aiden menampar mereka bukanlah kekuatan yang main-main. Bahkan terlihat dari pipi mereka yang sudah bewarna biru melegam karna membengkak.

Namun Aiden yang tersulutkan emosi kini malah mendang wajah dari suster yang tengah mencium kakinya itu, hingga terlempar beberapa meter. hingga suster itu pingsan dan terlihat darah segar yang kelur dari hidungnya.

"Cikhh tidak becus," umpatnya melirik ke arah dua suster itu tanpa sama sekali niat mau membantu mereka.

Dan setelah itu Aiden melangkahkan kakinya keluar dari rumah sakit itu, menuju mobilnya.

Di dalam mobil, Aiden terlihat memainkan ponselnya untuk menghubungi seseorang.

Tutt,,tutt, suara panggilan tersambung.

"Hallo Bos," sahut seseorang di ujung sana.

"Hitto, aku mau kamu mencari tau tentang seorang wanita. Kamu bisa mendapatkan gambarnya dari Cctv rumah sakit 2 jam yang lalu." Perintahnya pada Hitto asistenya.

"Baik Tuan," jawab Hitto dengan patuh.

Dan tanpa pembicaraan lagi, Aiden langsung mematikan panggilan ponselnya, dan mencengramkan tanganya dengan kuat menahan amarahnya.

Hari ini adalah hari yang paling tersial menurutya, dia ketahuan telah menyekap kekasih dari Mantanya yang dia sembunyikan dan palsukan kematianya. Tujuanya hanya karna ingin mendapatkan Briell kambali.

Namun bukanya mendapatkan mantanya kembali, dia malah kelepasaan dan sialnya Briell malah menikah dengan adik kekasihnya. Membuat Aiden mengamuk sejadi-jadinya.

Hingga saat ini dia masih tidak bisa menerimanya begitu saja.

"Arrrrgghhh sial,,siall, kenapa semuanya pada pergi," jeritnya menuangkan segala kekesalanya.

Aiden kini langsung mengarahkan mobilnya menuju Apartemenya, dia ingin merendamkan tubuhnya untuk menghilangkan segala penat di kepalnya.

Semua yang terjadi saat ini benar-benar membuat kepalanya serasa ingin pecah.

Dan ketika sampai di Apartemen dia mendapatkan sebuah email dari Hitto memberikan identitas dari wanita yang dia inginkan.

"Freya Stephanie," semiriknya menampilkan senyum bagaikan iblis.

"Not Bad, Notaris sekaligus deigner, you are my Mine Baby," lirihnya lagi yang menyatakan jika Freya sekarang adalah miliknya.

Aiden sepertinya akan menjadikan Freya sebagai pelampiasan cintanya saat ini. Wanita yang mempunyai wajah angkuh khas Asia membuatnya tertarik.

Dia kembali melangkahkan kakinya masuk ke dalam Apartemen, dan mulai melucuti seluruh pakaianya, sambil terlihat senyum tipis yang mewarnai wajahnya. "Kamu terlalu berani Freya, hingga pergi tanpa menunggu perintahku," lirihnya lagi yang tidak mengerti mengapa bayangan Freya yang memandangnya tadi berputar-putar di otaknya.

Ada bagian dari Freya yang begitu menarik perhatiaan dan pikiran Aiden. Sehingga membuatnya masuk ke dalam ikatan rantai yang akan Aiden rentangkan panjang untuk menariknya.

Tak ingin berlama-lama, Aiden langsung memasukan tubuhnya ke dalam bathup yang berisikan aromatherpy Melaluca Oil. Membuat pikiranya menjadi tenang saat ini.

"You Are my Mine Freya," lirihnya lagi sambil memejamkan matanya menikmati sensasi rendamanya kali ini.

Visual Freya Stephanie

To be continue.

Woy sedekah woy!!!! Jempolnya itu di goyangk'an jempolnya😎

Jangan pelit! Mimin, jangan jadi pembaca gelap woy, legal 😭*Like,Komen,Hadiah,Dukungan dan Votenya ya semua para pembaca yang terhormat, jangan lupa biar Mimin lebih rajin lagi Updatenya**😘😘 *

Kalo malas-malasan entar Mimin juga malas-malasan loh 😭😭😭

Terima kasih🙏🏻🙏🏻

Follow IG Author @Andrieta_Rendra

Cahpter 3

🌹 Happy Reading 🌹

Sudah beberapa hari berlalu dari semenjak kejadian mereka bertemu, Freya saat ini tengah menata ruko yang baru saja dia sewa sebagai tempay galeri seni lukisnya.

Dia harus mengambil waktu satu minggu untuk cuti dari tugas kantornya, hanya beberapa saja jika Klien ingin berkonsultasi dengannya maka dia akan mengatur jadwalnya lagi.

Namun saat ini dia benar-benar ingin merileksasikan dulu pemikiranya dengan melukis. Beberapa hari ini, dia terus di hantui rasa bersalah dengan mendiang keluarganya, karna tidak bisa membalaskan kematian mereka.

Freya melukis dengan penuh ketenangan, walaupun ruangan itu masih belum rapi sempurna, dengan beberapa barang seperti sofa, dan beberapa barang lainya yang sudah lebuh dulu dia letak di tempat seharusnya.

Namun baru saja dia ingin melukis tiba-tiba saja ada tamu yang datang.

Krinnggg suara lonceng pintu masuknya terbuka, dengan senyum Freya menolehkan kepalanya melihat siapa datang sebagai pelanggan pertamanya.

Deeegggg jantung Freya berdetak lebih kencang ketika melihat sosok yang ada di hadapanya saat ini.

"Pria ini," batinya dalam hati dengan perasaan yang menahan amarahnya.

Sosok itu adalah Aiden yang tengah menatap Freya dengan lekat, dan melihat Freya yang mengalihkan pandanganya ke arah lain seperti enggan melihatnya.

"Mengapa kamu keluar rumah sakit tanpa izin dari ku?" bentaknya memecah keheningan saat ini. Aiden paling tidak suka dengan cara Freya , yang pergi dari rumah sakit tanpa menunggunya terlebih dahulu.

Namun bukanya menjawab Freya malah mengalihkan pandanganya, dan kembali melanjutkan tulisnya, tanpa ada rasa sedikitpun ingin menyahuti pertanyaan Aiden. Dia memilih sibuk dengan lukisan-lukisan yang di buat.

Aiden yang merasa di abaikan kini merasa sangat geram, dia menatap ke arah Freya yang begitu berani mengabaikanya.

Bragghhhh Aiden menghancurkan dan menendang canva yang saat ini sedang ada di warnai oleh Freya.

Bahkan Aiden langsung merampas alat pewarna yang ada di tangan Freya itu dan membuangnya ke sembarangan arah.

Freya merasa sangat geram dengan tindakan Aiden kali ini, dia tidak pernah mengusik pria ini lalu mengapa dia menghancurkan hari indah Freya hari ini.

Dengan geram Freya mengepalkan tanganya menahan emosi, Plaaaakkkkkkkn satu tamparan berhasil mendarat di pipi mulus Aiden.

"Shitt! Berani-beraninya kamu ya, aku bertanya baik-baik denganmu, begini kah caranya orang tuamu mendidik ha," bentak Aiden dengan keras yang nyaris mendapatkan satu tamparan lagi dari Freya, namun dengan cepat Aiden menangkisnya.

"Apakah kamu bisu? Bukankah di awal kita ketemu kamu menangis dengan kencang menggunakan mulut mu ini ha?" teriaknya lagi ketika tidak mendapatkan jawaban sama sekali dari Freya.

Memang Freya memilih bungkam untuk menahan rasa bencinya pada Aiden. Dia takut akan kelepasan di saat emosinya meledak.

"Baiklah aku akan membuatmu berteriak dan bersuara senyaring mungkin," ucapnya lalu mendorong tubuh Freya ke sofa yang berada di dalam ruangan itu.

Freya membulatkan matanya mendapatkan perlakuan tiba-tiba seperti ini, "Mau apa kamu ha? Cepat pergi dari sini," bentak Freya yang akhirnya mengeluarkan suara indahnya.

Namun bukanya keluar Aiden malah tersenyum iblis sambil menanggalkan pakaianya. "Ternyata kamu tidak bisu, namun sudah terlambat jika kamu mengeluarkan suarmu itu sekarang," balanya lalu dengan cepat menindih tubuh Freya yang membuat Aiden merasa menang.

Plaaaaaakkkk sekali lagi Freya berhasil menampar wajah Aiden dengan cukup keras , membuat Aiden benar-benar murka dan merobek seluruh pakaianya tanpa tersisa satupun.

"Kamu mau apa, hisskkk,,hisskk lepas, kita sudah tidak ada urusan lagi," mohonya untuk di lepaskan.

Namun bukannya melepaskan Aiden malah membuka seluruh pakaianya.

Aiden benar-benar gila saat ini, dia membutuhkan pelampiasan dari rasa sakit hatinya kehilangan wanita yang sangat di cintainya.

Melihat Aiden yang tengah sibuk melepaskan celanaya, Freya mendapatkan celah, dan lansung mengambil kesempatan untuk kabur dari jeratan Aiden.

Dia bangkit diam-diam dan ingin berlari, namun pergerakanya sudah di baca oleh Aiden. Sehingga belum sempat dia melangkah Aiden sudah lebih dulu menangkapnya dan menindih kembali tubuhnya di sofa.

Freya merasa ketakutan, dia tidak pernah berada di situasi seperti ini sebelumnya. "Jangan please tolong aaaarrrrrrggghhh," teriaknya ketika Aiden sudah berhasil memasukan kukubirdnya itu dan merobek kehormatan miliknya, membuat Freya menatap Aiden dengan air mata uang menetes dan menambahkan rasa kebencianya pada pria ini.

"Brengsek kamu bajingan, kamu gak pantas di bilang manusia," teriak Freya tepat di depan wajah Aiden yang sudah berhasil menghancurkan masa depanya.

Bukanya merasa bersalah Aiden malah tertawa dengan sangat puas. "Kan sudah aku bilang, kamu pasti akan berteriak dan mengeluarkan suaramu itu senyaring mungkin," ucapnya merasa menang yang membuatnya bisa melihat jika Freya sedang memandang benci ke arahnya.

Dan detik kemudian, Aiden menggoyangkan pinggulnya dengan sangat kasar, dia bahkan tidak perduli dengan Freya yang sedang kesakitan berada di bawahnya ini sampai menangis menanhan perih akibat dari penyatuaan mereka yang sangat kasar.

Aiden melakukanya tanpa ada kelembutan sama sekali, membuat apom milik Freya mungkin sudah robek tidak karuan.

Terbukti Freya yang merasakan perih dalam penyatuan mereka, namun Aiden sama sekali tidak mempedulikanya, baginya dia harus melampiaskan kemarahanya saat ini.

"Aku sudah bilang kamu adalah milikku, milik ku," desahnya sambil memacu dengan penuh penekanan.

Plaaaakkkk Ini sudah tamparan ke tiga kali yang Freya berikan kepada Aiden. Namun Aiden hanya diam saja merima tamparan setiap tamparanya itu.

"Kamu biadab!! Aku bukan milikmu lepaskan aku sekarang juga,,aarrgghhh ini sakitt," teriak Freya mendorong tubuh Aiden dengam sangat keras. Namun tenaganya sudah terkuras habis hari ini, membuatnya tidak mampu mendorong tubuh Aiden walau hanya sekedar menjauh.

Plaakkk,,plaaakkkk Aiden murka mendengar kalimat itu, dan langsung menampar Freya dengan keras, "arrrrgghhh," jerit Freya menahan sakit di pipinya.

"Aaahhhssshhh engghhh, dengarkan ini baik-baik Freya Stephanie Lesham, kamu adalah milik ku, tidak ada penolakaan,! Aaaasshhhhh," tegasnya dan mendesah menyemprotkan cairan kentalnya di dalam rahim Freya.

"Husshh,,aahhh," nafasnya yang tidak beraturan, sambil melepaskan kukubird miliknya dari apom Freya.

Dengan cepat dia memakai pakaianya kembali, dan membalut tubuh polos Freya dengan jas miliknya tanpa menggunakan dalaman sama sekali. Dan langsung menggendongnya wanitanya pergi.

Freya terlihat tengah pingsan saat ini, hingga dia tidak tau jika Aiden membawanya pergi dari galerinya.

Setelah sampai di luar galeri, Aiden menatap Hitto yang menunggu di luar ruko dan beberapa anak buah lainya.

"Segera tutup ruko ini! Jangan biarkan Freya kembali memilikinya! Bakar seluruh barang-barangnya!" Perinyahnya pada Hitto.

"Baik Bos ," jawab Hitto patuh.

Lalu Aiden segera melangkahkan kakinya masuk ke dalam mobil, untuk segera membawa Freya ke apartemanya, karna dia tidak ingin jika ada yang bisa melihat tubuh polos mainan barunya itu.

Visual Aiden Giovano Lesham

To be continue.

*Jangan lupa sedakah Like,Komen,Hadiah,Dukungan dan Votenya ya semua para pembaca yang terhormat, biar Mimin lebih rajin lagi Updatenya**😘😘 *

Kalo malas-malasan entar Mimin juga malas-malasan loh 😭😭😭

Terima kasih🙏🏻🙏🏻

Follow IG Author @Andrieta_Rendra

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!