Via Tian seorang gadis berusia 18 tahun.dari ayah Sayam Samiaji dan Ibu Rosmaida terbelalak ketika menghadapi kenyataan iya harus menikah muda kawin paksa.
"Kamu harus mau menikah dengan juragan Samin,hutang keluarga kita sudah banyak," bentak Ayah .
"Tapi Yah, Via belum mau menikah,Via masih mau melanjutkan kuliah ," ucap Via gemetar melihat mata Ayah yang memerah.
"Darimana biaya nya Viaaaa," teriak Ayah seperti frustasi.
****
Ibu hanya menunduk saja.
"Via bisa cari beasiswa Ayah,sambil mencari pekerjaan.nah kalau dapat pekerjaan kan bisa biayain kuliah sama untuk makan kita Ayah," Ucap Via panjang lebar berusaha memberi pengertian kepada Ayahnya.
"Pokoknya Ayah bilang kamu harus menikah ya menikah jangan bantah Ayah! menatap tajam Via.
"Coba kamu lihat teman-teman mu cuma tamat SMP, banyak yang sudah menikah dan punya anak...
Anak perempuan mah harus masuk dapur urus suami ! bentak Ayah mengingatkan.
"Iya teman ku banyak yang sudah menikah.tapi baru setahun sudah minta cerai karena menikah muda," batin Via.
Via menangis lari masuk kedalam kamar.
"Bu...bujuk anakmu supaya mau menikah dengan juragan Samin.
Itu tugas mu..jadi ibu tidak becus kamu," sambil melotot ke Ibu dengan tangan dipinggang.
"Tapi yah...kasihan Via,belum pantas untuk menikah," ucap ibu hati-hati, sambil mengelus pundak,meresahkan marah Ayah.
"Ibu mau haaa...
Ayah dipenjara,jangan bantah Ayah.pokoknya Via harus menikah dengan juragan Samin titik ," teriak ayah sambil melengos pergi, membanting apa yang ada didepannya..
Ibu hanya menatap suaminya ngiris
****
Tok...tok...tok
"Boleh Ibu masuk nak ? tanya Ibu dengan memegang kepalanya yang terasa sakit.
"Iya Bu...masuk," jawab Via menghapus airmata yang mengalir dengan kasar.
"Ibu boleh bicara..," dengan melangkah gontai ibu menghampiri anak semata wayangnya.
"Hik...hik...hik kenapa Bu harus seperti ini," Via yang berusaha tegar dihadapan Ibu,akhirnya menangis juga diperlukan Ibunya.
"Nak maafkan Ibu yang tak dapat berbuat apa-apa," batin Ibu sambil menahan tangisnya.
"Sabar ya nak,berdoa, mudah-mudahan ada jalan keluar untuk masalah ini ya," ucap Ibu dengan menelan Saliva nya.
Dua jam kemudian Ayah datang.
melihat Istri dan anaknya berada dikamar.
"Tiga hari lagi Juragan Samin kesini,kamu jangan kemana-mana,kamu harus bersiap-siap,dandan yang cantik ," ucap Ayah melotot.
****
Tiga hari kemudian rombongan juragan Samin datang
"Silahkan juragan...silahkan masuk ," kata Ayah sumringah.
Seorang juragan Samin dengan perut buncit berjalan sambil memegang jengot nya.dengan senyum liciknya.
"Langsung saja Pak, bagaimana apa Via mau ? tanya Juragan Samin memulai pembicaraan ,sambil melihat kekanan kemiri mencari Via.
"Hm...tentu saja mau juragan, Via sedang dikamar,sebentar dipangil juragan," Ayah melirik ke Ibu
"Oh begitu," sahut juragan Samin masih dengan memegang jengot n ya..
"Bu ,Via suruh keluar ," perintah Ayah menatap tajam ke arah Ibu yang dari tadi hanya diam.
Ibu bergegas berjalan ke kamar Via.
Tok...tok..tok
"Nak..dipangil Ayah.sudah selesai? tanya Ibu.
Krieeek
Via membuka pintu kamar ,sudah berdandan cantik.walau sudah berdandan terlihat jelas mata yang memerah dan bengkak habis menangis.
"Iya Bu," jawab Via lemas.
"Maafkan Ibu nak.tidak bisa berbuat apa-apa," batin Ibu menangis.melihat Via berjalan gontai keruamh tamu.
"Via....cepat ," teriak Ayah tajam.
"Iya...Yah..jawab Via menunduk.
"Itu juragan datang untuk melamarmu" menatap tajam ke arah Via.
"Bagaimana kamu setuju bukan dengan pernikahan ini, kamu jadi istri ku yang ke tiga," mengangkat kedua alisnya.menyeringai.
"Juragan...maaf saya masih ingin sekolah," ucap Via takut.
"Ah buat apa sekolah, toh ujung-ujungnya kamu masuk dapur juga," terlihat juragan Samin mulai marah.
"Ta...tapi juragan," Via terbata-bata.
"Ya sudah kalau kamu tidak mau, Perlu kamu ketahui rumah kamu yang jelek ini.belum lunas untuk membayar hutang Ayah kamu itu," ucap juragan Samin acuh.
"Ingat baik-baik, Ayahmu bisa masuk penjara ," melengos berjalan keluar.
Plaaaaag.
Plaaaaag...
Dengan emosi Ayah menampar Via.
"Ayah.....teriak Ibu,melihat Via terlempar akibat tamparan Ayah.
"Pukul Via saja Yah,kalau itu bisa membuat Ayah puas ," jerit Via berusaha berdiri sambil menangis.
Belum sempat Ayah memukul kembali Via..
Duug..
Ibu terjatuh pingsan.
"Ibuuuu...
Ayah, Ibu tolongin..
Ayah ko diam saja tolong Ibu."teriak Via ketakutan.
Tanpa perduli Ayah berjalan keluar.
Via bengong melihat Ayah seperti itu.
"Tolonnggg....Teriak Via menangis.
Para tetangga berdatangan dan meletakkan Ibu di tempat tidur.
Ada yang memberikan minyak kayu putih. beberapa menit kemudian Ibu tersadar.
****
Malam hari Ayah pulang dalam keadaan mabuk.
Tok...tok..tok..tok.
Mengetuk pintu dengan kasar.
"Iya tunggu sebentar ," jawab ibu tergopoh-gopoh berjalan lemas membuka pintu.
Krieeek..
"Lama amat buka pintu,dasar perempuan tidak tau diri," bentak Ayah,Ibu hanya terdiam.
Kembali tangan Ayah melayang kemuka Ibu .
Plaaag.
Plaaag...
Hingga Ibu terjatuh kembali.
Via yang mendengar ada kegaduhan keluar dan mendapati Ibu tergeletak pingsan.
****
Ayah .....tolong Ibu," teriak Via bingunh melihat Ayahnya seperti itu.
Tolooong..
Tolooong.
Para tetangga mendengar .
"Kaya nya suara Via minta tolong, ada apa lagi ini," para tetangga geleng-geleng kepala.
"Ada apa Via," ucap para tetangga yang berdatangan.
" tidak tau Ibu pingsan,tolong Ibu saya," memegang Ibu Wati 5eman akrab Ibu.
"Tadi jatuh pingsan,ini pingsan lagi," ucap para tetangga.
"Ayo kita tolong Bu Rosmaida bawa ke puskesmas ," teriak Ibu Wati
"Ada apa ini," teriak seorang Mantri yang kebetulan lewat dan dipanggil oleh suami Bu Wati.
"Ini Pak Bu Rosmaida pingsan," jawab Bu Wati dengan berdiri.
"Sebentar kasih ruang dulu,yang lain keluar,biar saya bisa memeriksa Bu Rosmaida," ucap sang Mantri.
Bu Wati berdiri dan membuka pintu kamar yang terlihat terbuka.
tampak Pak Sam Samiaji tertidur pulas.
"Pak...pak..," pangil Bu Wati.hendak memberitahu jika istrinya pingsan .
****
"Tadi Pak Sam mabuk Bu saya lihat," ucap salah seorang tetangga.
"O pantas dibangunin tidak bangun juga," batin Bu Wati geleng-geleng kepala.
"Bagaimana Pak mantri? tanya Bu Wati.
"Maaf saya sudah berusaha,Tuhan yang menentukan.Bu Rosmaida sudah tidak ada,kena serangan jantung ," ucap sang Mantri sambil menghelai nafas panjang.
"Maksud Pak Mantri ...? tanya Bu Wati tak percaya.
"Sudah dipanggil Tuhan," Dengan berat sang Mantri mengatakan itu.
Apaaaaa...
"Tidaaaaak...teriak Via jatuh tak sadarkan diri.
"Via.....teriak Bu Wati.
"Pak Mantri tolong Via pingsan .!
Pak Mantri lalu memeriksa Via.
"Via Shok Bu,tolong Carikaninyak kayu putih ," ucap Pak Mantri tak tega melihatnya.
Didepan pusara Ibu, Via menangis.
Hiks....hiks...
"Ibu. kenapa cepat tinggalkan Via Bu..kenapaaa Bu..
Kenapa jadi seperti ini," tangis Via.
Yang mendengarkan ikut menangis.
"Sudah Nak jangan menangis," ucap Bu Wati sambil mengelus punggung Via.
"Kalau kamu menangis terus, Ibu mu tidak akan tenang,sabar ya nak," ucap Bu Wati.tidak tega melihat keadaan Wati seperti ini sambil melihat suaminya.
"Iya Via sudah jangan menangis, yang sabar berdoa saja," berusaha menenang kan.
"Kasihan masih muda, jadi korban keegoisan Ayahnya," batin Pak Ngadiman.
****
"Viaaaa ," teriak Ayah.
"Ayah darimana aja,Ibu meningal Ayah malah pergi ? tanya Via heran melihat kelakuan Ayahnya.
"Aisss diam ...! jawab Ayah acuh
berjalan masuk ke kamar.
Masih terngiang dalam ingatannya..
Kami keluarga yang bahagia,Ayah seorang yang lembut,sabar dan tidak pernah kasar dengan ibu.
Sampai suatu hari..
Seseorang yang tidak menyukai Ayah membakar kebun cengkeh dan pala kami,beserta pabriknya.
Ayah sangat stres sekali melihat kebun dan pabriknya terbakar.
Dan mengakibatkan Ayah mempunyai hutang di juragan Samin.
****
Sore hari, saat Via akan membersihkan rumah.
Tiba-tiba Ayah datang membawa pisau ditangannya.
Dari belakang Ayah memegang leher Via.
"Kamu menurut perintah Ayah,kalau tidak kamu saya bunuh," ucap Ayah nada mengancam.
"Ayah jangan...
Via mohon Ayah...ngemetar melihat Ayah sudah gelap mata.
"Turuti perintah Ayah..? masih melayangkan pisau dileher Via.
"I..i..iya Via mau...tolong lepasin goloknya yah," ucap Via gemetar.
"Benar....kamu nurut apa kata Ayah? tanya Ayah.
Via hanya menganggukan kepala.
"Begitu baru anak penurut," sambil berjalan keluar acuh.
Via jatuh lemas dan menangis.
****
Terlihat Via duduk sedang melamun.
Sampai Bu Wati datang tidak mengatahui nya.
"Nak sudah jangan sedih, biar Ibu mu disana tidak berat melangkah," ucap Bu Wati menasehati.
"Iya Tan .....dengan mata yang masih sembab.
"Tan...terlihat Via yang ragu-ragu.
"Kamu mau bicara apa? tanya Bu Wati.
"Maauu... minta tolong,itu kalau bisa," ucap Via ragu-ragu.
"Ada apa," lebih mendekat.
"Via mau pergi dari sini,tapi takut.
Terus ijasah Via belum diambil," memandang Bu Wati sedih.
"Kalau soal ijasah nanti ,om yang urus ya...Pi kalau mau pergi..
Pergi kemana Via? tanya Bu Wati bingung .
"Kamu jadi dinikahkan? mengelus kepala Via.
Via hanya mengangguk lemas.
"Kapan? menahan marah.
" Seminggu lagi," ucap Via.
"O Tuhan," memeluk Via yang sudah mulai menangis.
"Sudah,biar Tante bicarakan sama Om dan ada jalan keluar nya," ucap Bu Wati berusaha menguatkan.
Bu Wati pulang kerumah.dengan gemas menceritakan semua ke Suami nya.
****
"Kita urus ijasah dan lain-lainnya Bu," ucap Pak Ngadimam.
"Iya Pak...
Tapi ..Via kalau pergi dari sini,tingal dimana pak? Bu Wati merasa takut memikirkan akan tingal dimana Via.
"Hmmm....
Tampak Pak Ngadiman berfikir.jangan sampai Via terlantar.
"Ah ya..tempat bude ku," mengingat beliau mempunyai bude dijakarta.
"Baik Pak kita siapkan untuk kepergian Via ke Jakarta diam-diam ," ucap Bu Wati .
"Ya...
Jangan sampai Pak Syam tahu.kita membantu nya, bahaya..," mengingatkan istrinya.
Esokkan harinyaPak Ngadiman mengurus Ijasah Via.
Bu Wati memberitahu supaya Via untuk bersiap-siap.
Pada saat yang pesta pernikahannya.
Via menunggu dengan tak tenang.
Deg-degan berharap berjalan sesuai rencana.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!