“Aku hamil anakmu,” ucap seorang perempuan yang tiba-tiba saja datang didepan Daniel yang sedang duduk bersama dengan kedua teman baiknya.
Perkataan itu membuat ketiga orang itu langsung mendongak melihat siapa yang berdiri depan mereka saat ini.
“Siapa kau menuduh aku seperti itu” ucap Agam yang tampak terkejut mendengar ucapan tersebut. Entah hal apa juga yang mendasari Agam berkata begitu, mungkin dia pernah melakukannya dengan seorang wanita.
“Bukan dirimu,.” Pandangan wanita itu menatap ketiganya.
“Wah, maksudmu kau menuduh diriku. Aku saja tidak mengenalmu” pungkas Tirta merasa tidak suka dengan wanita didepannya yang asal menuduh.
“Bukan dirimu, tapi dia” wanita itu menunjuk Daniel yang terlihat cuek saja sedari tadi.
Bola mata Daniel melebar mendengar perkataan itu, dia langsung menatap tajam perempuan didepannya dengan sorot mata tajam dan mengerikan.
Tirta dan Agam, yang merupakan teman dari Daniel Nandra Sharman tampak terkejut mendengar hal itu. Daniel pria dingin yang merupakan sahabat mereka bukanlah orang yang seperti itu, dia saja tidak pernah masuk kedalam klab malam atau apapun itu yang menyimpang dan tidak suka dengan hubungan intim bagaimana bisa menghamili seorang wanita.
“Hei Nona, jangan asal menuduh teman kita. Dia anak baik-baik mengerti” ucap Tirta merasa tidak terima jika wanita itu menuduh Daniel.
“Kau ada bukti apa sehingga menuduhku telah menghamili mu” Daniel berdiri memundurkan kursinya kasar.
“Kau wanita yang ku pecat dari perusahaan milik kakekku kan” ucap Daniel dengan sorot mata mematikan berjalan mendekati perempuan itu.
Sementara itu perempuan tersebut merasa ketakutan, namun dia berhasil menahannya tidak menunjukkan semua itu pada Daniel. Dia hanya sedikit memundurkan dirinya.
“A..aku ada bukti kalau kau menghamili ku sebulan lalu” ucap Khanza berusaha tidak takut.
Daniel tersenyum sinis menatap perempuan tersebut. Sementara Agam dan Tirta hanya saling lihat, sebulan Lalu bagaimana bisa Daniel menghamili anak orang. Waktu itu bukannya ulang tahun Agam dan Daniel ada di situ.
Agam dan Tirta menutup mulut mereka saat mengingat. Kalau di waktu akhir ulang tahun Agam Daniel menghilang. Apa jangan-jangan waktu itu Daniel bermain dengan perempuan didepan mereka saat ini.
“Kau jangan asal menuduhku, kau mau ku buat hidupmu menderita” tukas Daniel semakin mendekat. Khanza sendiri semakin mundur ke belakang hingga tubuhnya tidak bisa mundur lagi karena dibelakangnya ada meja.
“Aku tidak asal, aku ada videonya. Kau melakukannya denganku” tukas Khanza menatap Daniel yang terdiam.
“Hei, wanita gila. Jangan pernah menuduhku mengerti” Daniel mencengkram kuat lengan perempuan itu.
“Bisa saja kau menganggap ku gila, anggaplah ak seperti itu. Aku kesini tidak meminta tanggung jawab mu untuk menikahi ku tapi aku ingin meminta uang padamu” ucap Khanza tanpa rasa takut.
Daniel menghempas kuat wanita itu, kau ternyata perempuan gila harta.
“Kau menginginkan uangku dengan cara bodoh seperti ini. Jangan harap mengerti, kau menfitnah ku dan ingin mendapatkan uang dariku.” Tidak semudah itu”
“Ayo pergi, wanita ini gila uang” ucap daniel pada Agam dan juga Tirta yang melihat mereka.
“Aku tidak menfitnah mu aku mengatakan yang sebenarnya. Aku memang hamil anakmu, gara-gara dirimu yang memecat ku membuatku susah untuk mendapatkan pekerjaan sehingga diriku tidak memiliki uang untuk pengobatan adikku mengerti. Kau harus ganti rugi soal ini, aku bukan meminta tanggung jawab mu untuk menikahi ku. Tapi aku ingin kau memberiku uang atas apa yang kau lakukan ini” ucap Khanza dengan berkaca-kaca menghadang langkah Daniel yang akan keluar.
Agam dan Tirta sungguh tidak percaya dengan perempuan didepan mereka saat ini. Bagaimana bisa seorang perempuan melakukan itu demi mendapatkan uang.
Daniel terdiam mendengar pengakuan perempuan tersebut. Dia menatap tak percaya.
“Kau masih tidak percaya dengan apa yang kukatakan. Akan ku tunjuk kan videonya padamu” Khanza langsung mengambil Hp dari dalam tas kecil yang ia pegang.
“Tidak perlu, kau pasti merekayasa nya. Minggir” Daniel menghempas perempuan tersebut hingga terjatuh. Dia langsung pergi begitu saja meninggalkan kedua temannya dan Khanza yang memegangi perutnya menahan sakit.
“Hei, kau boleh gila melakukan semua ini atas kehendak mu. Tapi kau keterlaluan Nona, kau membuat hidupmu dan pria itu hancur. Entah yang kau katakan benar atau tidak?” ucap Tirta dan langsung pergi.
“Hei, pria Arogan aku tidak akan menyerah meminta tanggung jawab mu. Aku akan bilang pada kakakmu kalau aku hamil anakmu” ucap Khanza berteriak saat Daniel pergi.
Agam yang ada disitu hanya menatap perempuan yang baru ia temui ini, sungguh gila perempuan ini. Bagaimana bisa dia seberani ini untuk melakukan hal itu dan itu semua dia lakukan demi uang.
“Ku harap kau tidak menyesali apa yang kau lakukan” pungkas Agam sebelum pergi meninggalkan Khanza sendirian.
“Aku sudah menyesalinya sebulan ini, tapi mau bagaimana lagi hanya ini yang bisa ku lakukan” ucap Khanza terduduk dilantai menangis.
“Sungguh murahannya dirimu Khanza, melakukan hal kotor dengan menjual tubuhmu sendiri” gumam Khanza mengusap kasar tubuhnya ia seakan jijik dengan dirinya sendiri.
..............
Daniel baru saja pulang ke rumah, dia menginjakkan kakinya diruang tengah saat ini. Langkahnya terhenti saat melihat banyak orang yang berkumpul di ruangan tersebut bahkan ada Kakaknya Dena dan juga kakak iparnya yang menggendong dua bayi disitu.
“Ada apa ini,?” ucapnya melihat Keempat orang tersebut bergantian.
Kempat orang itu langsung melihat kearah Daniel yang baru saja datang. Dena yang tadinya duduk langsung berjalan menghampiri adiknya yang berdiri melihat mereka.
“Dena, kau di..”
PLAKKK
Tamparan keras tiba-tiba saja mendarat di wajah tampan Daniel, Daniel menatap kembarannya tidak percaya. Ada apa ini kenapa Dena tiba-tiba menamparnya.
“Sayang tenanglah dulu biarkan Daniel menjelaskan semuanya” ucap Dirga yang duduk di sofa saat ini.
“Dena kau apa-apaan, kenapa menamparku hah” ucap Daniel tidak terima.
“Kau bilang aku apa-apaan, kau yang lebih apaan Daniel. Bagaimana bisa kau menghamili anak orang dan tidak mau bertanggung jawab”
Mata Daniel terbuka lebar, menatap semua orang yang menatapnya saat ini.
“APA Maksudmu?” ucap Daniel menatap tajam sang kakak.
“Jangan pura-pura bodoh dirimu, Lihat apa yang kau perbuat dengan perempuan itu” Dena menyerahkan hp miliknya ditangan daniel.
Mata Daniel melebar melihat hal tersebut, apa mana mungkin itu dirinya. Dia tidak ingat pernah berhubungan dengan perempuan tersebut.
“Ini bohong, ini bukan diriku mengerti ini palsu” ucap Daniel membanting Hp milik Dena.
“Perempuan itu hanya menfitnah ku Dena, dia hanya ingin uangku mengerti.” Tegas Daniel memegang tangan kakaknya berharap kembarannya itu mempercayai dirinya saat ini.
“Daniel, jangan menjadi pria picik. Aku saja kalau itu dirimu” ucap Marco yang berjalan mendekati kedua anaknya.
“Bukannya aku pria picik Pa, itu memang bukan diriku. Aku tidak ingat dan tidak pernah menyentuhnya, aku saja tidak tahu perempuan itu siapa, yang aku tahu dia hanya mantan sekertaris Om Jason mengerti”
“Dena aku mohon percaya padaku, aku tidak melakukannya” ucap daniel memohon pada kembarannya tersebut untuk percaya.
“Aku tidak mempercayai dirimu Daniel, aku seorang wanita dan aku membelanya. Kau harus menikahi perempuan yang bernama Khanza ini Daniel dia mengandung anakmu” ucap Dena.
Daniel langsung melepaskan tangan Dena menatap Kakaknya tak percaya,
“Kau kembaran ku atau bukan. Kenapa kau tidak mempercayaiku,” bentak daniel pada Dena.
“Daniel jangan membentak kakakmu seperti itu,” tegur Marco pada anaknya.
“Aku kecewa denganmu Dena, kau yang selama ini aku percaya tapi saat ini kau tidak mempercayaiku. Aku kecewa denganmu Dena, kau bukan kakakku lagi sekarang” Daniel begitu kecewa mencengkram lengan kakaknya dan menghempaskan nya begitu saja.
“Daniel,.” Bentak Dirga yang menyerahkan anaknya ke Baby sister. Dia berjalan mendekati dena dan juga Daniel.
“Sini kau,” Daniel mencengkram kuat tangan Daniel.
“Aku tadi hanya diam melihat kalian berbicara, dan sekarang aku tidak bisa diam setelah kau membuat istriku sedih. Yang dikatakan Dena benar kau harus bertanggung jawab, nikahi perempuan itu jika kau bukan pengecut Daniel” ucap Dirga mencengkram kuat lengan Daniel yang menatapnya dingin.
“Cihh, lepaskan tanganku”
“Aku tidak sudi menikahinya atau memberikan uang sepeserpun padanya. Aku tidak merasa telah menghamilinya mengerti, jangan paksa aku menikahi perempuan gila itu” pungkas Daniel menghempaskan tangannya yang tak kunjung dilepas oleh Dirga.
“Kalian semua tidak ada yang percaya denganku baiklah, mulai sekarang jangan anggap aku keluarga kalian lagi mengerti” ucap Daniel lagi dan langsung membalikkan tubuhnya untuk pergi.
“Daniel..” teriak Dena yang akan mengejar Daniel namun dihentikan oleh Dirga.
“Daniel Papa bilang berhenti sekarang,” ucap marco menatap anaknya itu yang kian menjauh.
“Kalian semua jahat terhadap kak Daniel, bagaimana bisa kalian tidak mempercayainya dan lebih percaya dengan Video itu.” Ucap reyhan yang sedari tadi memilih diam, karena ia menyadari dirinya masih muda dan tak pantas untuk ikut campur.
Semua orang langsung menatap reyhan penuh tanya bagaimana bisa pemuda tersebut membela Daniel saat ini.
°°°
T.B.C
“Kalian lebih mempercayai Video itu ketimbang dia, kalian padahal keluarganya mengerti dirinya seperti apa. Kepercayaan kalian, pengetahuan kalian tentangnya seakan hilang karena sebuah Video. Sungguh menggelikan” sinis Reyhan menatap orang-orang didepannya.
“Reyhan, Daniel telah salah ini buktinya” ucap Dirga memegang Hp yang terdapat video Daniel dengan wanita itu.
“Benar kata Dirga Reyhan, kakakmu itu salah dia telah merusak masa depan seorang perempuan ucap Marco membenarkan perkataan Dirga.
Dena sendiri hanya diam, meratapi tangannya yang telah menampar saudara kembarnya sendiri. Kenapa bisa dia tadi melakukan seperti itu pada Daniel.
“Ini anakmu, aku akan menyusul kakakku. Terserah kalian percaya dengannya atau tidak tapi aku percaya dengannya. Ini bukan murni keinginan dirinya” ucap Reyhan menyerahkan anak Gian pada Dena yang terdiam.
Jujur Reyhan berkata begitu pada Dena kakak kesayangannya karena ia kecewa dengan Dena karena tidak mempercayai kakaknya Daniel. Padahal mereka berdua kembar tapi kenapa Dena tidak mempercayai Daniel dia saja yang bukan kembarannya percaya.
“Aku pergi,” ucap reyhan setelah memberikan Gian pada Dena,
“Kau mau kemana?” ucap Dena sambil menggendog Gian menatap adik bungsunya itu yang akan pergi.
“Menyusul kakakku yang lain” sahut Reyhan dan dia langsung pergi begitu saja setelah menatap sinis ketiga orang didepannya.
Marco terdiam saja, dia juga bingung harus mempercayai siapa. Tapi ini ada buktinya, disisi lain dia juga ragu Daniel bukanlah tipe yang seperti itu. Anaknya itu walaupun dingin, kasar, arogan tidak mau menyentuh minuman, rokok atau apalah itu yang merusak tubuh. Marco mengusap wajahnya kasar kalau memikirkan video Daniel dan kepribadian Daniel yang ia tahu.
............................
FLASHBACK ON
Ulang tahun Agam diadakan dengan sangat meriah ala pemuda jaman sekarang yang penuh dengan kemewahan. Ulang tahunnya sendiri diadakan di sebuah hotel bintang lima di kota tersebut.
Daniel yang tidak menyukai pesta begini terpaksa haru datang karena mau bagaimana lagi, Agam sahabat baiknya dari dulu hingga sekarang kalau dia tidak datang sungguh keterlaluan dirinya. Padahal Agam selama ini selalu ada untuk dirinya.
“Wow, akhirnya si es datang juga” ucap Agam saat berdiri dengan Tirta dan teman-temannya yang lain ketika SMP dulu.
“Mana Dena?: ucap Agam dan Tirta bersamaan.
“Dia tidak bisa datang, suaminya melarang dirinya. Lagipula anak-anaknya tidak bisa di tinggal” jawab Daniel dengan ekspresi dinginnya dengan kedua tangan yang masuk kedalam saku celana.
“Yah, kurang lengkap acara ini tanpa kemaran mu” ucap Tirta.
“Woi sadar, dia udah punya suami sama anak. Move On dong” pungkas Agam pada tirta yang tampak kecewa saat Dena tidak hadir.
“aku sudah Move On ya,” elak Tirta tidak terima jika dikatakan belum Moven on.
“Terserah dirimu,” ucap Agam dan disertai yang tawa dari yang lainnya.
“Bro, minum dulu. Kamu baru sampai kan?” ucap Agam menyodorkan minuman untuk Daniel. Minuman itu baru saja dibawakan oleh pelayan yang membawa banyak minuman dinampan saat ini dan Agam mengambil satu untuk Daniel.
“Alkohol atau Non alkohol?” Daniel mengamati minuman itu tidak suka.
“Alkohol,” jawab Agam dan juga Tirta.
“Tidak, kalian tahu diriku tidak menyukainya. Aku minum yang lain saja, aku ke sana dulu” ucap Daniel menunjuk salah satu meja yang kosong. Dia akan duduk saja di sana daripada harus minum dengan yang lain dirinya sungguh tidak menyukai minuman yang berbau alkohol dia tidak bisa meminum-minuman yang seperti itu. Minum sedikit saja langsung membuatnya tak sadar.
“Hei Daniel, ayolah” ucap Agam berjalan menyusul Daniel diikuti oleh Tirta.
“Aku sudah bilang aku tidak bisa, kalian saja” tolak Daniel dia mendudukkan dirinya di kursi saat ini.
“Agam sudahlah jangan kau paksa dia untuk meminum-minuman ini. Biar aku saja daripada mubazir” ucap Tirta dan langsung mengambil minuman itu dari tangan Agam dan dia langsung menegak nya hingga tandas. Daniel hanya memperhatikannya saja, teman-temannya itu memang jago-jago minum tidak seperti dirinya.
Dari jauh seorang wanita terus memperhatikan Daniel saat ini, tangannya mengepal menatap tajam Daniel yang sedang berbicara dengan kedua temannya.
“Kau akan menerima balasannya tuan sombong” gumam perempuan itu dan langsung melenggang pergi menuju kearah pelayan yang membawa minuman saat ini.
“maaf boleh minta satu” ucap perempuan itu mengambil minuman yang non alkohol yang dibawa salah satu pelayan tersebut.
“Tolong tunggu sebentar, kau disini saja” ucap perempuan itu lagi dan membawa pergi sedikit jauh saat tidak ada yang memperhatikan dirinya saat ini dia mengambil sesuatu yang dibungkus dengan kertas dari dalam bajunya dan memasukkan kedalam minuman tersebut. Ia mengaduknya pelan.
“Maafkan aku nanti, walaupun aku membencimu sebenarnya tidak ada maksud diriku untuk melakukan hal kotor ini. Tapi mau bagaimana lagi ini demi keluargaku dan adikku. Sekali lagi aku minta maaf padamu tuan” ucapnya didepan gelas berisi minuman berwarna yang telah ia masukkan sesuatu.
“Ini tuan, minuman ini untuk pria berbaju abu-abu itukan?
“Iya Nona,”
“Kalau begitu cepat berikan ke pria itu?” ucap perempuan tersebut.
“Sekali lagi maafkan aku wahai pria sombong. Aku terpaksa melakukan ini agar memperoleh uang maafkan aku” gumamnya sambil melihat pelayan tadi yang mengantarkan minum kearah pria yang telah memecatnya beberapa bulan lalu.
Daniel saat ini duduk sendirian karena Agam dan Tirta pergi sebentar, minuman non Alkohol yang dia minta tadi sudah tiba dibawakan oleh pelayan yang ada di situ.
“Terimakasih,” ucap Daniel
Daniel langsung meneguk minuman itu hingga tandas karena saat ini dia sungguh haus sekali.
Setelah menghabiskan minuman tersebut dan melihat-lihat sekeliling membatin dalam hatinya kira-kira kemana perginya Agam dan Tirta kenapa belum kembali juga.
Dia ingin pulang saja sekarang, karena tempat ini menurutnya membosankan tidak ada yang menarik.
Saat fokusnya mencari kedua temannya tiba-tiba ia merasakan ada yang aneh dengan tubuhnya saat ini. Tubuhnya tiba-tiba merasa panas dan jantungnya berdetak dengan kencang. Rasanya begitu gerah sekali saat ini.
“Kenapa panas begini?” ucapnya berdiri dari duduknya saat ini sambil sedikit melonggarkan bajunya.
“Ah, kenapa aku jadi begini” gumam Daniel, dia lalu berjalan pergi dari situ. Dan saat ini juga kepalanya terasa pusing,
Setelah berjalan keluar dari pesta Daniel berjalan sempoyongan, entah kenapa pandangannya menjadi seperti orang mabuk. Dan sesuatu terasa panas menggelora didalam tubuhnya saat ini. Daniel berjalan di lorong hotel itu mencari jalan menuju keluar.
Saat dia berjalan tiba-tiba ia menabrak seorang perempuan yang langsung memegang tubuhnya agar tidak jatuh. Tapi karena sentuhan itu membuat sesuatu yang aneh pada Daniel, dia berkeringat cukup banyak dan tiba-tiba saja dia memojokkan perempuan tersebut kedinding dan menciumnya beringas.
Perempuan tersebut sedikit terkejut, sedikit menolak dengan ciuman yang terkesan menuntut dari Daniel. Tapi setelah dia ingat tujuannya, terpaksa dia harus menerima ini mengorbankan tubuhnya sendiri demi keluarganya.
“Ayah, Ibu, Fathir, maafin aku. Maaf aku telah menjadi sebuah barang yang murah ini demi kalian” ucap perempuan itu didalam hati, setetes air mata menetes di wajahnya saat Daniel terus menciumi dirinya dan tangan pria itu sudah aktif di buah dadanya.
Daniel melepaskan ciumannya berusaha untuk sadar dengan apa yang dia lakukan.
“Maaf,” ucapnya serak dengan nafsu yang sudah memenuhi dirinya saat ini. Tapi sebisa mungkin ia mengontrolnya.
“Tidak apa teruskan saja, aku akan menerimanya. Kau butuh pelampiaskan” ucap perempuan itu berusaha tegas.
Daniel menatap tak percaya dengan perempuan tersebut, tapi dia benar-benar butuh bantuan sekarang untuk menyadarkan dirinya lagi.
“Tidak, aku tidak bisa merusak anak orang” ucapnya berusaha menolak dan sedikit menjauh.
Tapi tarikan perempuan itu membuat Daniel menghimpit perempuan tersebut. Dengan beraninya ia mencium Daniel, menuntun pria itu masuk kedalam kamar yang ada dibelakang mereka saat ini.
Karena ciuman itu semakin membuat Daniel panas, sesuatu yang ada dibawahnya juga memaksa untuk melakukannya. Saat sudah sampai di depan kasur, dengan cepat Daniel mendorong perempuan tersebut dan langsung naik ke atasnya. Nafsunya saat ini sudah tidak bisa ia lawan lagi.
Daniel membuka kancing baju Khanza satu persatu dan melepas rok pendek yang dikenakan perempuan itu sambil menikmati manisnya ciuman mereka. Daniel membuat kismark di sekujur tubuh Khanza membuat Khanza menahan desahan.
Walaupun yang dilakukan dirinya ini salah tapi tidak ada cara lain demi keluarganya, ini juga untuk membalaskan apa yang pria itu perbuat padanya membuat dia kehilangan pekerjaan yang menjadi harapan keluarganya untuk menyambung hidup.
FLASHBACK OFF
°°°
T.B.C
Kegelapan dalam ruangan tak membuat seorang berkutik dari tempatnya. Daniel pria dingin itu duduk dilantai dalam kegelapan hanya cahaya redup dari sebuah lampu dinding saja yang menerangi sebuah foto keluarga. Sepasang suami istri yang sama-sama menggendong anak kecil dalam pelukan mereka.
Itu foto keluarga Daniel, dian duduk dilantai sambil memandangi foto tersebut menatapnya dalam diam.
“memiliki keluarga tapi seakan tidak memiliki, mama tahu Dena dan Papa tidak mempercayaiku Ma. Apa yang harus ku lakukan, aku juga tidak ingat apa yang ku lakukan sehingga ada Video itu. Aku ingin menyangkal itu diriku tapi videonya begitu nyata Ma.” Ucap Daniel dengan berkaca-kaca. Siapa lagi yang mempercayai dirinya kalau dia tidak melakukan hal merendahkan seperti itu.
Tidak ada yang percaya dengannya, Dena saudara kembarnya sendiri saja tidak percaya. Sungguh hatinya hancur ketika saudara yang selama ini dia sayangi yang ia jadikan tempat bergantung tidak mempercayainya.
“Hatiku sakit Ma, kenapa dia sebagai kembaran ku, kakakku, dan yang ku anggap ibu serta ayahku tidak mempercayai diriku” ucap Daniel setetes air mata jatuh dari pelupuk matanya saat ini.
“Ma, apa yang harus kulakukan” ucap Daniel seakan frustasi. Dia berdiri dari duduknya saat ini mengambil foto itu dan langsung membantingnya ke lantai.
“Keluar, keluarga mana yang tidak mempercayai keluarganya sendiri. Mereka bukan keluargaku lagi” ucap Daniel melihat foto besar yang telah dia banting ke lantai sehingga pecahan kaca terlihat berceceran dilantai saat ini.
“Arggh..” teriaknya menendang meja didepannya.
Disaat Daniel tengah kalut dengan emosinya, ia terus terusan meninju kan tangannya ke tembok terdengar langkah kaki yang mendekati dirinya saat ini.
“Kak,.” Panggil Reyhan yang datang melihat kakaknya yang terus memukul tembok serta menendang kuat meja didepan.
Daniel langsung menghentikan apa yang dia lakukan sekarang dan melihat siapa itu.
“Kenapa kau kesini? Kau akan memukulku seperti Dena dan Papa?” ucapnya ketus saat melihat Reyhan.
“Tidak, aku kesini karena ingin menemani kakakku yang sedih” ucap Reyhan berjalan mendekat pada Daniel yang terdiam. Sebelum itu dia berjalan kearah saklar lampu untuk menghidupkan lampu diruang tengah tersebut.
“Kenapa kau menghidupkannya?” ucap Daniel tidak suka.
“Kenapa harus gelap-gelapan sih, banyak nyamuk kak” pungkas reyhan.
Reyhan merupakan adik dari Daniel dan juga Dena. Tetapi pria muda itu berbeda ibu dengan kakak-kakaknya.
“Aku tanya kenapa kau kesini, jangan mentang\=mentang aku telah memberimu akses bebas di rumah ini kau bisa seenaknya masuk ke rumah Mamaku” ucap Daniel dengan ketus.
“Aku ada di pihak mu, kau kakakku jadi aku mempercayaimu. Kenapa kau malah terlihat tidak suka padaku” pungkas Reyhan menatap sang kakak kesal.
Daniel terdiam mendengar ucapan Reyhan. Benarkah Reyhan mempercayai dirinya meskipun telah melihat Video itu.
“Serius kau mempercayaiku? Bukannya kau sudah melihat videonya seperti apa?” ucapnya
“Aku percaya kakakku tidak akan melakukan hal itu, aku mengenal dirimu kak. Meskipun aku belum lama bersamamu” ucap reyhan berdiri didepan sang kakak saat ini yang menunduk.
“Video itu memang dirimu kak, tapi aku tidak terlalu mempercayainya kalau itu keinginanmu untuk melakukan hal seperti itu” ucap Reyhan lagi.
“Andai Dena bilang begitu seperti dirimu, aku tidak akan seperti ini” lirih Daniel.
“Ayo pulang ke rumah papa, jelaskan pada mereka kalau kau tidak melakukan hal tersebut atas kemauan mu” ucap Reyhan melihat Daniel.
Daniel malah kembali duduk di lantai memperhatikan foto yang bingkainya telah pecah tak beraturan karena perbuatannya.
“Kenapa aku harus pulang, itu bukan rumahku. Mereka bukan keluargaku sekarang” ucap Daniel tampak sedih.
“Kata siapa mereka bukan keluargamu. Kita keluarga”
“Kau pergilah dari sini, aku butuh sendiri”
“Aku tidak akan pergi sebelum kak Daniel juga ikut ulang denganku” ucap Reyhan yang juga ikut duduk dilantai menatap kakaknya yang tampak hancur menatap foto keluarga pria itu sebelum Mamanya masuk dulu.
“Kenapa kau menghancurkan foto sebagus ini. Bahkan Mama Monica terlihat cantik disini tapi kau malah menghancurkannya kak” ucap reyhan memperhatikan foto itu.
Kak daniel butuh tempat sembunyi,” ucap reyhan tiba-tiba. Dia sungguh tidak tega melihat kakaknya yang tampak hancur serta frustasi.
Dia paham dengan Daniel, walaupun dia orang yang kasar, dingin, arogan tapi hatinya lembut dan kelemahannya terletak pada Kakaknya Dena. Kenapa begitu? Karena selama ini yang dia handal kan yang dia sayang hanya Dena kembaran dari daniel.
Daniel langsung mendongak melihat reyhan yang duduk didepannya
“Apa maksudmu?” tanyanya tidak mengerti.
“Kau bersembunyi lah kak, jika memang butuh tempat untuk menenangkan diri. Aku tidak tega membuat kakakku yang disalahkan begini tanpa mendengar penjelasan” ucap reyhan.
Daniel sungguh tersentuh dengan adiknya tersebut padahal selama ini dia selalu ketus dengan reyhan tapi pemuda itu menyayanginya dengan tulus.
Daniel langsung berdiri dari duduknya saat ini, menatap Reyhan yang masih duduk melihatnya bingung.
“Kemari,.” Ucap daniel menyuruh Reyhan untuk mendekat padanya.
“Ada apa?” Reyhan bangkit dari duduknya melihat sang kakak.
“Sudah kemari,” ucap Daniel.
Reyhan perlahan berjalan mendekati Daniel saat ini, dia menatap bingung sebenarnya kenapa Daniel menyuruhnya untuk mendekat.
Daniel memeluk adiknya itu erat, ini kali pertama dirinya memeluk Reyhan. Selama ini dia terlalu kejam dengan Reyhan karena merupakan anak dari istri kedua Papanya dan merupakan pembunuh dari Mamanya.
“Kau memang adikku, padahal aku selalu jahat denganmu” ucap Daniel sambil memeluk Reyhan.
“Jelas dong, berati selama ini kak Reyhan masih tidak mengakui diriku kalau adikku. Wajah kita saja sama miripnya” ucap Reyhan melepas pelukan sang kakak.
“Jangan mulai untuk lebay” tukas Daniel datar.
“Siapa juga yang mau lebay, huh.” Kesal Reyhan.
“Kak, tenangkan dirimu di Jerman saja. Jika kamu butuh ketenangan” ucap reyhan pada Daniel.
“Kenapa aku harus ke sana, aku akan ke Australia ketempat Oma dan Opa ku” pungkas Daniel.
“Kalau kau ke sana, mereka pasti akan menyuruhmu untuk tanggung jawab pada perempuan tersebut. Mending kau ke Jerman tidak ada orang yang bisa tahu kamu di sana”
“Jerman tempatmu dulu? bukannya Papa tahu tempat itu”
“Papa memang tahu, tapi tidak dengan Vila Ku di sana. Papa tidak tahu kalau aku punya Vila di sana. Itu tempat aman tidak ada yang akan tahu dirimu di sana kak” ucap reyhan.
Daniel terdiam haruskah dia bersembunyi untuk menenangkan dirinya di Jerman, benar juga kata Reyhan kalau dia ke Australia pasti yang lainnya menebak dirinya ada disitu dan pasti Papanya tidak akan tinggal diam. Dia pasti dipaksa untuk pulang dan bertanggung jawab atas perbuatan dirinya yang melecehkan perempuan itu. Bukan melecehkan sih, dia saja tidak merasa pernah melakukannya.
“Oke, aku akan ke Jerman. Jangan pernah bilang siapapun kalau aku di sana” ucap Daniel.
“Siap tidak akan, aku bilang pada siapapun” pungkas Reyhan.
Dia sedikit lega karena kakaknya itu meu menerima usul darinya. Dia khawatir kalau Daniel disini maka kakaknya akan terus mendapat tekanan.
Dia juga tahu kakaknya Daniel itu seperti apa,.
°°°
T.B.C
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!