NovelToon NovelToon

Bahagia Diujung Senja

Tentang Aku

"Ketika kesempatan cinta itu hadir, apa yang akan kau lakukan? menerima dan merawatnya atau membiarkan ia di ambil orang lain?"

~Syeza Anastasya

Pagi yang cerah, matahari mulai beranjak dari ufuk timur. Jarum jam menunjukkan angka pukul 06.00 WIB, meskipun di hari libur, Asrama British School mulai beraktivitas dan terlihat ramai.

Seorang gadis cantik pemilik rambut hitam ikal masih nyaman meringkuk dibawah selimut, ia enggan untuk membuka matanya.

"Syeza bangun!! sudah jam berapa sekarang?!" Seorang gadis pemilik rambut sebahu berteriak dengan suara melengking.

"Berisik!!" Gadis pemilik rambut hitam ikal nan panjang itu mendengus kesal lalu meraih bantal dan menutup telinganya.

"Syeza sudah jam enam lewat!!" Gadis pemilik rambut sebahu itu berceloteh namun, sahabatnya yang masih nyaman dalam selimut tak meresponnya.

"Kakak!! kok masih tidur?! aku sudah cantik loh!! katanya mau jalan-jalan?!" Seorang gadis pemilik rambut panjang dan hitam lebat dengan di kuncir kuda terlihat cocok dengan seragam olahraga berwarna putih melangkah masuk dengan penuh ceria.

"Kakak bangun!!" Ia menarik selimut dan bantal yang menutupi telinga sahabatnya.

"Huufff!!"Gadis pemilik rambut hitam ikal itu menarik nafas kasar lalu menatap kedua sahabatnya dengan tatapan lesu.

"Lihatlah! aku sudah super duper cantik dan kau? kau masih saja santai?!" Gadis pemilik senyum ceria itu terlihat sewot.

"Sebentar, za ada apa?" Gadis pemilik rambut sebahu itu menggenggam tangan sahabatnya dan menatapnya penuh perhatian.

"Kau baik-baik saja?"

"Moodku lagi tidak baik"

"Why? ada apa? ada masalah?"

"Iyh kak ada apa? ceritakan! kami sahabatmu bukan? apa gunanya kami jika kakak saja tidak mau berbagi?"

Mulut bawel gadis pemilik rambut panjang di kuncir kuda itu mulai berkoar sedangkan, gadis pemilik rambut sebahu itu terlihat mengangguk antusias membenarkan ucapan sahabatnya.

Gadis pemilik rambut ikal itu lalu melepaskan genggaman tangan sahabatnya dan memijat keningnya dengan pelan.

Sunyi, keadaan di sekitar terlihat hening.

Mereka masih menunggu dengan antusias, gadis berrambut ikal itu lalu menghentikan pijatannya sembari menghela nafas lalu beralih menatap sahabatnya satu persatu.

"Moodku hancur karena kalian yang menganggu tidurku!!" Gadis berrambut ikal itu berteriak pelan lalu nyengir kearah sahabatnya dan berlari ke toilet.

"Syeza!!"

"Kakak!!"

Kedua sahabatnya berteriak kesal.

"Aku kira dia benar-benar ada masalah! huuff dasar sahabat jail!" Kesal gadis pemilik rambut sebahu.

"Jantungku? akh jantungku masih aman rupanya! aku sedikit syok!" Sambung gadis berrambut panjang mendramatis.

Mereka adalah tiga bersahabat.

Syeza Anastasya Elhameed, gadis cantik berkulit putih, pemilik rambut hitam ikal nan panjang, dengan tinggi semampai dan pemilik netra coklat yang indah, si pemilik kepribadian ganda, ia yang bersikap cuek jika bersama orang lain dan menjadi gadis yang cukup periang jika bersama sahabatnya.

Viera Anarkia, gadis manis berkulit sawo matang dengan rambut pirang sebahu dan tinggi semampai dengan gayanya yang sedikit tomboy, gadis manis yang memiliki sifat yang sedikit unik, ia yang cuek tapi panikan, paling peka dan tentunya perhatian.

Geisha Al-Ahkam, Gadis cantik berkulit putih, pemilik rambut lurus hitam panjang yang memiliki kebiasaan menguncir rambutnya, sang pemilik senyum ceria dan paling periang.

Mereka bertiga sekolah disalah satu SMA Favorit di Jakarta yakni British School dan tinggal bersama diasrama, akh mereka pun memiliki alasan tertentu kenapa memilih tinggal diasmara, menurut geisha tinggal diasrama jauh lebih menyenangkan namun, berbeda dengan viera, awalnya ia hanya mencoba-coba tapi pada akhirnya ia malah merasa nyaman sedangkan syeza, akh tinggal diasrama bukanlah pilihannya melainkan keinginan ayahnya dengan alasan agar ia lebih aman.

                         ~~~~

"Maaf"

Viera dan geisha tak menggubrisnya dan memasang wajah datar.

"Kalian kalian benar-benar kesal? aku tadi cuman bercanda"

Syeza terlihat sedih, ia lalu menghela nafas pasrah dan menundukkan kepalanya namun, geisha tiba-tiba memeluknya.

"Eh?"

"Kau tau kak? aku benar-benar syok! aku kira kakak benar-benar lagi ada masalah"

Geisha mendramatis.

Syeza hanya tertawa kecil.

Akh, dia memang gadis yang suka mendramatis dengan suatu hal.

"Begini saja, sebagai gantinya kakak harus ikut kemana pun kami pergi! bagaimana kak vi?" Usul Geisha

"Eemm benar!" Viera mengangguk membenarkan ide Geisha.

"Akh siapa pun tolong aku! ini ide gila! aku pasti akan dibawa ke tempat yang malas aku datangi!" Syeza memelas dalam hati.

"Ah ya aku melupakan sesuatu dikamar! kalian tunggu sebentar disini" Viera lalu berlari kecil menuju kamar.

"Akh canonku juga ketinggalan! kita harus mengabadikannya momen ini jadi, kakak tunggu disini! jangan kemana-mana!" Geisha terlihat antusias lalu berlari kecil mengikuti Viera.

Syeza hanya tersenyum kecil lalu melangkahkan kakinya ke arah taman dan duduk disalah satu bangku, ia lalu sibuk mengotak-ngatik ponselnya.

Saat ponselnya terbuka, ada salah satu notifikasi yang membuatnya menghela nafas.

Sebuah topik yang sedang trending. Tentang Tuan Satrio, CEO terkaya di Indonesia yang dikenal dengan Pria Misterius, dikabarkan memiliki seorang putri yang sedang menempuh pendidikan SMA di Jakarta.

"Masih hidup? aku kira kau sudah tidak  bernafas lagi!" Seorang lelaki dengan gaya rambut Quiff Haircut dengan poni sebatas alis serta penataan yang sedikit acak-acakan sangat cocok dengan wajah tampannya melangkah menghampiri syeza dengan cengiran.

"Yakh! jika aku mati bagaimana denganmu? apa kau akan baik-baik saja? akh aku tebak! kau pasti sangat merasa kehilangan Syeza kan?"

Syeza tertawa mengejeknya.

Lelaki itu memutar bola mata malas.

"Kalau kau mati, aku rasa dunia akan lebih tenang!"

"Hiiss!!"

Syeza mendengus kesal dan membuang muka lalu kembali fokus dengan ponselnya, ia memilih diam dan malas untuk berdebat.

Lelaki itu lalu melangkah ke arah kolam dan mengambil makanan ikan, ia lalu melemparinya ke bawah, beberapa detik kemudian ikan-ikan itu bermunculan dipermukaan dan saling berebutan makanan, ia terus melakukannya berulang kali.

Syeza yang melihat lelaki itu masih betah memberi makan ikan-ikan menarik nafas panjang.

Dia adalah Rayhan Al-farizi, salah satu sahabat Syeza! lelaki tampan yang memiliki senyum menawan, ia yang dikenal sebagai ketua tim basket yang sangat populer disekolahnya dan menjadi pria idaman wanita-wanita disekolahnya.

"Yakh! sebenarnya apa yang kau lakukan disini?"

"Kenapa? ini tempat umum! siapa saja boleh kesini bukan?"

"Aku tau tapi ini kan tempat perempuan!"

"Aku punya urusan yang harus diselesaikan!"

"Oh ya? kau juga punya urusan? aku kira hidupnya seorang Rayhan hanya lurus-lurus saja!"

"Aakhh kau tidak tau? aku ini orang sibuk!"

"Iyh sibuk! sibuk mencari kabar tentang Elmira!"

Rayhan kembali memutar bola mata malas.

"Oh ya by the way bagaimana kabar Elmira? kalian benar-benar tidak saling komunikasi lagi?"

"Huuff!! kenapa kau selalu bertanya tentang Elmira? aku bahkan sudah beberapa kali memberitahu, aku tidak punya hubungan lebih dengannya!"

"Kalau begitu kenapa dulu kau tidak berencana mengikatnya? sekarang, saat dia sudah hilang kabar baru menyesal?"

"Yakh! apa aku terlihat menyesalinya? aku tidak mencintainya jadi untuk apa? lagi pula ada hati yang perlu aku yakinkan!"

"Ada hati yang perlu kau yakinkan?"

Rayhan hanya mengangguk.

"Kau sudah mencintai wanita lain?"

Rayhan kembali mengangguk.

"Waakhh!! ini berita yang lebih mengejutkan daripada berita yang sedang tranding sekarang! bahkan Elmira yang secantik itu tidak bisa menaklukkan hatimu? lalu seperti apa gadis yang kau cintai?" Syeza lalu menopang dagunya dengan kedua tangannya.

"Akh aku perlu memberinya upplause karena menjadi wanita yang berhasil menaklukkan hatinya sang ketua basket dari semua wanita-wanita yang mengincarnya"

Syeza tersenyum sambil memberikan gerakan tepukan kecil pada kedua tangannya. Rayhan hanya tersenyum kecil.

"Sejak kapan Ray?"

"Sudah lama! jauh sebelum Elmira datang"

"Sampai sekarang?"

"Eemm" Rayhan mengangguk.

"Dan wanita itu tahu?"

Rayhan hanya menggeleng kecil.

"Kau memendamnya selama ini?! pria sejati itu berani mengungkapkan bukannya diam! dengar Ray, jika kau terlambat sedikit saja dia akan di ambil orang lain!"

Rayhan kembali tersenyum kecil.

"Akh Ray aku benar-benar penasaran dengan wanita itu! apa dia cantik? apa cantiknya seperti aku? atau melebihi aku? akh atau aku yang jauh lebih cantik?" Syeza kembali menopang dagunya sambil memikirkan seperti apa wanita yang sudah berhasil menaklukkan hatinya Rayhan.

"Yakh! buang jauh-jauh pikiran burukmu itu!!" Rayhan memicing ke arah Syeza.

"Eheheh padahal di otakku sudah terfikirkan kalau gadis itu adalah wanita tua yang sudah keriputan dan punya uban dimana-mana!"

Lagi-lagi Rayhan memutar bola mata malas dan kembali memberi makan ikan-ikan itu.

"Ray kau tidak berniat untuk mengenalkannya ke aku?"

"Kau ingin tahu?"

"Eem iyh! aku ingin tahu!"

"Yakin kau ingin tahu?"

"Iyh Ray! aku penasaran dengan wanita itu!"

"Kau bisa meyakinkan kalau kau tidak akan sakit hati saat tahu siapa dia?"

"Ray aku serius!!"

"Baiklah! karena kau yang ingin tahu dan ini cukup memberiku keberanian untuk mengungkapkan rasa yang selama ini terpendam"

Syeza terdiam, gadis itu mengkerutkan alisnya merasa bingung dengan kalimat yang baru saja keluar dari mulut sahabatnya.

Rayhan meletakkan makanan ikan yang ada di tangannya, ia lalu memasukkan kedua tangannya kedalam kantong celananya lalu menarik nafas dan menghembusnya pelan lalu berbalik dan perlahan-lahan berjalan ke arah Syeza.

Syeza hanya duduk terdiam sembari memperhatikan Rayhan yang berjalan mendekatinya.

Rayhan lalu membungkukkan badannya agar menyamai Syeza yang sedang duduk.

"Jika aku mengatakan bahwa wanita yang berhasil menaklukkan hatiku adalah kau! apakah kau akan percaya?" Rayhan membisikkan kalimat itu ditelinga Syeza.

"Eh? aku?" Beo Syeza bingung menunjuk dirinya.

Rayhan lalu duduk dihadapan Syeza, ia lalu mengangguk sambil tersenyum.

Syeza refleks memegang dadanya.

"Jantungku? ada apa dengan jantungku? kenapa tiba-tiba jadi seperti ini? akh apa aku sakit jantung?"

"Ada apa? kenapa wajahmu jadi pucat?"

"Hah?" Syeza meraba wajahnya.

"Benarkah wajahku pucat? his memalukan sekali!" Syeza mendengus dalam hati.

"Eeee itu, eeemmm...," Syeza terlihat linglung.

"Ahaha bercandamu tidak lucu Ray!" Syeza mencoba menetralkan dirinya.

Rayhan memicing ke arah Syeza dan menghela nafas, ia lalu beranjak berdiri.

"Apa aku terlihat bercanda? aku serius Za"

Syeza menghela nafas, ia sendiri bingung harus mengatakan apa?.

"Maaf Ray aku buru-buru! Viera dan Geisha sedang menungguku" Syeza beranjak berdiri lalu hendak melangkah pergi namun, Rayhan menghalanginya.

"Aku minta waktumu sebentar Za! ini sudah di mulai jadi aku harus menyelesaikannya hingga akhir!"

Syeza hanya terdiam.

"Apa aku perlu mengatakannya lebih jelas lagi?"

Syeza melirik ke arah Rayhan.

"Za kaulah wanita itu! wanita yang katamu dia adalah wanita tua yang sudah keriputan dan punya uban dimana-mana"

"Apa dia mau mati? kenapa dia mengulangi kalimat itu?" Syeza mendengus dalam hati.

"Za aku serius dengan perasaanku! kaulah wanita yang berhasil menaklukkan hatiku"

Syeza memejamkan matanya sejenak, baginya ini hal yang cukup rumit, ia cukup kebingungan dengan keadaan yang ia hadapi sekarang! bagaimana mungkin sahabatnya tiba-tiba mengutarakan isi hatinya secara sepontan!.

"Aku..., Aakhh Ray! aku..., astaga!! aku, aku bingung Ray! ini..., ini cukup mengejutkan untukku! apa kau tau? otakku bahkan buntu untuk berfikir!"

"Makanya otakmu itu jangan terlalu lelet" Rayhan tertawa kecil lalu menyentil kening Syeza dengan jarinya.

"Aiss sakit!!" Syeza menatap tajam ke arah Rayhan lalu mengusap-ngusap keningnya yang dicentil Rayhan.

Rayhan tersenyum kecil.

"Jadi bagaimana Za? aku butuh kepastian"

"Apa kau bisa dipercaya menjaga apa yang akan aku berikan nanti?"

"Apa aku terlihat meragukan?"

"Yakhh!! apa kau terbiasa menjawab pertanyaan dengan pertanyaan juga?"

"Ahahah bukan begitu! cuman pertanyaanmu terdengar seperti meragukanku"

"Sama sepertimu Ray, aku juga butuh kepastian karena yang akan aku berikan nanti adalah sesuatu yang berharga"

Syeza menarik nafas dan menghembusnya pelan.

"Jika kau serius, aku hanya ingin memastikan bahwa kau mampu menjaganya dengan baik!"

"Za aku akan selalu berusaha untuk menjaga apa yang akan kau berikan nanti! kau hanya perlu belajar mempercayaiku"

"Aku..., beri aku waktu Ray! ini terlalu cepat untukku!"

"Baiklah, aku mengerti! kau pasti sangat terkejut! aku akan menunggu sampai kau siap untuk memberikan jawabannya"

Syeza hanya mengangguk dengan lemah.

"Jangan terlalu di fikirkan! aku siap menunggu sampai kau siap!"

Seketika Syeza memicing ke arah Rayhan.

"Ahaha! aku hanya khawatir otak leletmu bertambah lelet karena banyak berfikir"

Syeza memutar bola mata malas.

"Baiklah, kau sudah selesaikan? aku..., aku eemm..., aku permisi dulu! Viera dan Geisha pasti mencariku"

Syeza tersenyum kikuk lalu melangkah pergi.

Rayhan hanya mengangguk.

"Za aku benar-benar berharap kau memberiku kesempatan dan aku bisa menjaga apa yang akan kau berikan nanti!" Batin rayhan.

Matanya terus memandangi gadis yang sudah hampir dua tahun ia cintai sampai gadis itu hilang dari penglihatannya.

Buukkk!!

Syeza dengan ekspresi yang tak bersemangat dengan pelan melemparkan batu ke arah danau.

Disinilah mereka sekarang, duduk selonjoran dibawah pohon ditepi danau, setelah puas berkeliling mereka memutuskan untuk duduk bersantai ditepi danau.

"Za? ada apa? daritadi kau kelihatan tidak bersemangat, ada masalah?" Viera menatap sahabatnya yang terlihat murung.

"Iyh kak dari awal berangkat kakak kelihatan lesu! ada apa?" Sambung Geisha

"Hem? akh aku baik-baik saja! hanya..., aku merasa tiba-tiba moodku tidak stabil"

"Ouh? kenapa? apa kau tadi bertemu dengan sesuatu yang membuat moodmu jadi berubah kak?" Geisha mulai heboh.

"Akh itu hal yang wajar Sha" Ujar Viera santai.

"Apa maksudnya kak Vi?"

"Eemm terkadang kita merasakan sesuatu hal yang kita sendiri tidak tau apa penyebabnya!"

"Huff ada hal seperti itu yang terjadi juga?"

"Iyh! kau belum merasakannya?" Geisha hanya menggeleng kecil.

"Nanti kau juga pasti akan merasakannya!"

"Tidak! tidak! aku tidak ingin merasakan hal seperti itu!" Ujar Geisha

"Kenapa?" Viera terlihat bingung dengan pernyataan Geisha.

"Akh itu hal yang menyebalkan kak!"

Syeza hanya tersenyum mendengarkan percakapan kedua sahabatnya.

"Akh biarlah begini dulu! bukan saatnya untuk mereka tahu! nanti saat aku sudah menemukan jawaban yang tepat untuk Rayhan, disaat itu aku akan memberitahu mereka!"Batin syeza.

Ia lalu mendongak menatap langit biru.

"Keputusan apa yang harus aku ambil? menerima dan merawatnya? danbelajar mempercayainya? atau membiarkan ia dimiliki oleh orang lain? huff merumitkan sekali!!" Syeza kembali membatin dan menghela nafas.

"Ah ya! apa kalian tahu berita yang sedang tranding sekarang?" Viera tiba-tiba bertanya dengan antusias membuat kedua sahabatnya menoleh ke arahnya.

"Berita apa kak?" Geisha ikut bersuara.

"Tentang Tuan Satrio! baru-baru ini ada artikel yang menyatakan bahwa Tuan Satrio ternyata memiliki seorang putri yang disembunyikan identitasnya! wakhh bahkan berita ini menjadi perbincangan yang hangat!"

Syeza dan geisha hanya terdiam.

"Kalian tahu? banyak sekali warganet yang penasaran tentang putrinya Tuan Satrio! aku sendiri juga bahkan sangat penasaran! apakah artikelnya benar? dan siapa sebenarnya putrinya Tuan Satrio? dan lebih anehnya lagi aku merasa tidak asing dengan foto perempuan cantik yang muncul di artikel itu! akh apa karena aku penggemar beratnya Tuan Satrio?"

Viera terlihat tertawa kecil dengan teorinya sendiri, sedangkan Syeza dan Geisha hanya menelan ludah dan saling melirik.

"Tapi banyak yang berkomentar juga bahwa pria yang muncul di artikel itu bukanlah Tuan Satrio!" Viera terlihat sedih.

"Padahal menurutku pria yang muncul di artikel itu sangat cocok jadi Tuan Satrio! kalian tahu bukan Tuan Satrio adalah pria yang misterius? wajahnya jarang terekspos camera jadi tidak banyak yang tahu tentang wajah aslinya tapi, entahlah aku merasa bahwa itu adalah Tuan Satrio!" Viera kembali manyun.

"Akh kalian pasti tidak mengerti dengan apa yang aku bicarakan bukan?" Wajah Viera terlihat sedih sedangkan, Syeza dan Geisha hanya nyengir.

Bimbang

"Tinggalkan yang meragukan!

Hati yang bimbang ketika dihadapkan dengan dua hal yang meragukan!"

                               ~Syeza Anastasya

Syeza menarik nafas pelan lalu perlahan menekan tombol hijau pada kontak dengan tulisan "Ayah" ia lalu menghadapkan ponsel itu ke arah telinganya.

"Hallo?" Suara khas itu terdengar jelas dari ponselnya setelah koneksinya tersambung.

"Syeza?" Suara itu kembali terdengar namun Syeza tak bersuara! ia hanya diam tak bergeming! ia bahkan tak tau harus memulainya darimana?.

"Syeza? ada apa? ada sesuatu yang mau disampaikan?" Syeza kembali menarik nafas mencoba mengumpulkan keberaniannya untuk bertanya.

"Ayah..., terkait artikel...,"

"Akh artikel yang keluar dua minggu yang lalu?" Syeza hanya mengangguk, ia tak peduli bahwa ayahnya tak melihat ia yang sedang menganggukkan kepalanya.

"Jangan khawatir! ayah sudah tutup artikel itu dengan artikel baru! ayah tahu kau pasti merasa risih" Syeza hanya terdiam, matanya bahkan sudah berkaca-kaca.

"Baiklah ada lagi yang ingin kau sampaikan?"

Syeza hanya menggelengkan kepalanya.

"Ayah harus kembali bekerja"

Ia kembali mengangguk pelan, sambungan itu lalu terputus! Syeza lalu menyimpan kembali ponselnya di atas meja dan memejamkan matanya sejenak, perlahan airmata itu mengalir membasahi pipi mulusnya!.

Bukan itu yang ingin ia sampaikan pada ayahnya! bukan perihal ia yang merasa risih dengan artikel itu!.

Syeza kembali mengambil ponselnya dan mencari tahu berita yang sedang tranding sekarang! sebuah artikel baru yang membahas tentang pria yang ada di artikel dua minggu yang lalu bukanlah wajah asli Tuan Satrio.

Syeza lalu menyembunyikan wajahnya di balik kedua telapak tangannya dan menahan tangis.

Andaikan mereka tahu bahwa pria yang muncul di artikel itu adalah ayahnya alias, Tuan Satrio! akh bukan tapi Tuan Elhameed!.

Saat ini ia hanya ingin dua jawaban dari ayahnya! mengapa ayahnya menyembunyikan identitas asli dan wajahnya dari media? dan juga kenapa ia tak ingin putrinya diketahui? tapi jangankan untuk menerima jawaban bertanya saja ia tidak punya keberanian lebih.

                           

                            ~~~~

Hari mulai beranjak sore, seorang gadis cantik dengan rambut hitam ikal nan panjang duduk termenung di bawah langit jingga, pikirannya kalut! ia bahkan hanya duduk terdiam memandangi matahari yang  perlahan kembali ke peraduannya.

"Masih belum menemukan jawaban yang tepat juga?"

Gadis itu menoleh saat terdengar suara yang mengajaknya berbicara.

Fairuz Ahkam, di kenal sebagai Ketua Osis yang tampan, pria pemilik senyum penuh kehangatan! ia dengan sikap jail dan bijak sangat cocok dengan senyumannya.

Fairuz lalu melangkah menghampiri Syeza dan ikut duduk disampingnya.

"Apa kau sadar? sudah hampir dua minggu lebih kau menggantung perasaan Rayhan"

"Ouh? Kau tahu Ruz?" Tanya Syeza kaget.

"Tentu saja aku tahu Za! Akh bukan hanya aku tapi semua orang pun tau Za"

"Hah? Semua orang juga tau?"

"Iyh! Ouh?! Apa kau tidak tahu kalau semua orang juga tau?"

Syeza hanya menggeleng.

"Apakah kau terlalu fokus memikirkan jawaban yang tepat sehingga melewatkan berita yang penting ini?"

Syeza sejenak melirik ke arah Fairuz.

"Semua orang juga tau Za bahwa kaulah wanita tua yang sudah keriputan dan punya uban dimana-mana yang berhasil menaklukkan hatinya Rayhan!"

"Yakh! apa maksudmu?!"

"Ahahah!!" Fairuz tertawa girang berhasil membuat Syeza kesal.

"Bukankah kata seperti itu yang kau ucapkan ke Rayhan? bagaimana? aku berhasil menirunya bukan?"

"Yayaya!! kau memang sahabat yang paling hebat!" Syeza memutar bola mata malas.

Fairuz kembali tertawa kecil.

"Za?"

"Heem?"

"Apa yang membuatmu bimbang?"

"Aku bimbang antara percaya dengannya atau tidak" Syeza lalu mendongak menatap senja yang memamerkan kemegahannya dilangit jingga.

"Aku..., aku takut hanya dijadikan pelampiasan!"

"Takut dijadikan pelampiasan?"

Syeza mengangguk.

"Akh apa kau takut Rayhan hanya menjadikanmu pelampiasan dengan Elmira?"

Syeza kembali mengangguk.

"Rayhan belum memberitahumu tentang bagaimana posisi Elmira dalam hidupnya?"

"Sudah Ruz! Rayhan sudah menceritakan semuanya"

"Lalu apa yang membuatmu ragu?"

Syeza menundukkan kepalanya.

"Entahlah, aku hanya merasa takut"

"Za aku tau bagaimana Rayhan, dia tidak seperti yang kau takutkan Za! dia bukan tipe pria yang mencari tempat pelampiasan apalagi masalah hati Za"

Syeza mendongak menatap ke arah Fairuz.

"Aku tidak memaksamu untuk menjawab "iyh" atau "tidak" sebab semua keputusan ada di tanganmu"

Syeza hanya mengangguk kecil.

"Saranku, ikuti kata hatimu! jangan dipaksa jika memang kau merasa tidak sanggup!"

"Eemm iyh"

"Baiklah, aku harus segera kembali! kau juga jangan terlalu lama disini! harinya sudah mulai sore"

"Eemm iyh" Fairuz tersenyum kecil lalu mengusap rambut Syeza pelan, ia lalu melangkah pergi.

"Fairuz terima kasih!!"

Syeza berteriak ke arahnya ketika Fairuz sudah berjalan semakin menjauh.

Fairuz hanya tersenyum kecil lalu melambaikan tangannya sambil melangkah tanpa menoleh ke arah Syeza.

          

                              ~~~~

"Kak kau tahu? berita ini bahkan hampir gempar diseluruh sekolah, teman sekelasku bahkan terus membicarakan hal ini! sejak kapan kak Rayhan menembak kakak? tunggu, kak Rayhan benar-benar menembak kakak?" Suara bawel Geisha mengintorgasi.

"Dua minggu yang lalu! akh bahkan hampir tiga minggu"

"Ouh? apa jangan-jangan disaat kita jalan-jalan waktu itu?" Syeza hanya mengangguk.

"Dan sampai sekarang kau menggantung perasaannya?" Viera menimpali.

"Ehehe iyh"

"Wakhh kakak kau kira kak Rayhan itu pakaian jadi di gantung?" Geisha terlihat sewot.

"Za hati juga kadang bosan menunggu apalagi menunggu tanpa kepastian! kau tidak takut jika Rayhan tiba-tiba berpaling karena terlalu lama menunggu?" Ujar Viera.

"Aakh tapi jika memang kak Rayhan serius, mau menunggu sampai kapan pun dia pasti akan tetap menunggu tapi, kalau memang kak Rayhan menyerah itu artinya dia hanya main-main" Sambung Geisha.

"Ouh? tumben bijak?" Viera berciletuk.

"Wakhh kalian kira aku tidak bisa bijak?"

"Yaahh kau kan gadis bawel yang manja" Syeza ikut bersuara.

"Yakh!! aku bukan gadis seperti itu!"

"Aakh jadi kau adalah gadis yang sudah dewasa?"

"Eem!! aku sudah kelas dua SMA! tentu saja sudah dewasa!!"

"Uuhh adikku ternyata sudah dewasa" Viera mengejeknya sambil mengusap-ngusap rambut Geisha.

Geisha memutar bola mata malas membuat Syeza dan Viera tertawa kecil.

"Ketika kau dihadapkan dengan dua pilihan yang meragukan, antara memilih percaya atau tidak? akh merumitkan sekali bukan? tapi aku sudah memiliki jawaban yang tepat untukmu! aku akan mencobanya!!". Batin syeza.

Senja

"Jadilah seperti senja yang selalu menepati janjinya bahwa dia pergi untuk kembali"

                                     ~Syeza Anastasya

"Kau sedang mencarinya?"

"Akh ya! kau melihatnya?"

"Kau ingin menemuinya?"

"Untuk apa aku mencarinya kalau bukan untuk menemuinya?" Rayhan terlihat kesal sedangkan Fairuz hanya tertawa lebar.

"Kau memang tidak sabaran bro!"

"Memangnya kau sendiri betah jika di gantung lama-lama?"

"Oups sorry! aku bukan tipe pria yang suka di gantung tanpa kepastian!" Sahut Fairuz dengan bangga.

"Yakh!! kau menyindirku?"

"Ahaha kau merasa tersindir? baguslah!"

Rayhan memutar bola mata malas.

"Katakan, dimana dia sekarang? kau membuang waktuku!"

"Ahaha iyh-iyh!! eemm dia biasanya suka menikmati senja" Rayhan memicingkan matanya.

"Tunggu, kau bahkan tau kebiasaan dia sekarang?"

"Iyh! aakhh apa kau cemburu?"

"Cemburu hanya untuk mereka yang tidak percaya diri!" Rayhan memasang wajah datarnya lalu melangkah pergi.

Fairuz kembali tertawa girang.

Akh dia memang suka sekali menggoda sahabatnya.

"Yakh!! kau belum berterima kasih kepadaku Ray!!"

Rayhan tak menggubris, ia terus melangkah sambil melambaikan tangannya tanpa menoleh ke arah Fairuz.

"Aiss!! dasar sahabat tak ada adab!!"

                              """"""""

"Aku mencarimu daritadi rupanya kau ada di sini?"

Seorang gadis cantik dengan rambut ikal hitam nan panjang mendongak mencari sang pemilik suara.

Seorang lelaki berdiri tegak tepat disampingnya dengan matanya yang tetap fokus menatap senja.

"Kau tidak sadar kalau sudah tiga minggu menggantung perasaanku?" Sambung lelaki itu sambil tertawa kecil.

Gadis itu hanya menunduk.

"Aku sadar! sangat menyadarinya hanya saja, mulutku terasa kaku untuk mengatakan jawabannya" Batin gadis itu.

Sejenak suasana disekitar mereka terasa hening, mereka sibuk dengan pikirannya

masing-masing.

"Aakh aku tidak suka suasana seperti ini! mencekamkan sekali!" Gadis itu kembali membantin.

Ia lalu mendongak menatap senja yang memamerkan keindahannya.

"Bantu aku! bantu aku untuk mengatakannya! aakh kenapa aku malah memelas pada senja? memangnya dia bisa meneriaki jawabanku ke Rayhan?!" Ia lalu menghela nafas dan kembali menunduk.

Lelaki itu lalu melirik ke arahnya.

"Kau sepertinya menyukai senja?"

Gadis itu hanya mengangguk dalam keadaan menunduk.

Lelaki itu tersenyum.

"Indah bukan?"

"Apanya?" Gadis itu mendongak menatap ke arah lelaki itu yang sudah kembali fokus menatap senja.

"Senja" Ujarnya tanpa menoleh ke arah gadis itu.

Gadis itu lalu ikut menatap senja.

"Iyh indah! sangat indah! bahkan aku pun tidak sadar sejak kapan aku mulai mengaguminya! tapi..., ia hanya sesaat bukan?"

Lelaki itu sejenak tersenyum ke arah gadis itu lalu kembali fokus menatap senja.

"Tapi ia tak pernah ingkar janji bukan? ia pergi namun ia selalu kembali! selalu menepati janjinya!"

Gadis itu tersenyum lalu beranjak berdiri.

Ia lalu memejamkan matanya.

"Dan aku berharap kau juga begitu!" Ujarnya hampir setengah berbisik membuat lelaki itu menoleh ke arahnya.

"Maksudnya? bisa di perjelas?"

Gadis itu membuka matanya.

"Aiss menyebalkan! dia tidak peka dengan ucapanku? dia benar-benar tidak paham? dasar pria tidak pekaan!" Gadis itu menggerutu dalam hati.

"Za?"

"Ahaha bukan! bukan apa-apa!"

Gadis itu, Syeza Anastasya tersenyum kikuk.

Suasananya pun kembali hening.

Syeza terlihat kaku dan memainkan jari jemarinya.

"Terima kasih!"

"Untuk?"

"Jawabannya!"

Syeza menoleh.

Lelaki itu tersenyum sambil tetap fokus menatap senja.

Syeza ikut tersenyum lalu kembali menatap senja.

"Eh?"

Lelaki itu tiba-tiba menggenggam tangan Syeza membuat gadis itu menoleh ke arahnya.

Lelaki itu terlihat memejamkan matanya.

"Aku kira, aku tidak akan punya kesempatan!"

Syeza tersenyum.

Ia lalu memandang wajah tampan lelaki yang berdiri disampingnya dengan saksama.

"Akh sampai hari ini aku masih belum percaya bahwa akulah wanita yang berhasil menaklukkan hatimu Ray! dia lelaki yang di idolakan oleh banyak wanita di sekolah dan tentu saja banyak yang ingin menjadi kekasihnya! saat aku menggantung perasaannya saja sudah banyak yang heboh apalagi kalau mereka tahu aku sudah menjadi wanita terpenting dalam hidupnya? ah bagaimana reaksi mereka?"

Ia masih asik memandang wajah tampan lelaki itu, wajah tampan dengan senyum menawan.

"Sudah puas?" Rayhan membuka matanya.

"Eh?"

"Aku tahu aku tampan!" Rayhan tersenyum kecil membuat Syeza memutar bola mata malas.

"Astaga aku tidak menyangka ternyata kau memiliki tingkat PD yang parah!"

Mereka lalu tertawa bersama lalu kembali menatap matahari yang hampir sempurna tenggelam diufuk barat.

Ia pergi meninggalkan kegelapan dan ketakutan tapi, ia akan kembali lagi esok hari memberikan semangat baru, memberikan keceriaan, kebahagiaan, dan kehangatan untuk orang-orang.

Syeza lalu memejamkan matanya merasakan semilir angin yang berhembus pelan, udara dingin mulai masuk menusuk tulangnya, tangannya pun sedikit bergetar lalu perlahan genggaman ditangannya semakin erat, ia lalu menatap tangannya yang digenggam erat lalu menoleh sejenak ke arah Rayhan yang juga ikut memejamkan matanya.

Syeza tersenyum lalu kembali memejamkan matanya.

"Semoga tidak mengecewakan! aku berharap setelah ini aku tidak perlu lagi berkelana kemana-mana untuk mencari! semoga kau menjadi awal dan akhir dalam perjalanan ini! semoga kau adalah satu-satunya pelabuhan yang menjadi tujuan akhir! aku percaya padamu maka, jadilah seperti senja yang selalu menepati janjinya!"

Gadis itu menarik nafas panjang dan membuangnya pelan.

Hari ini, tepat dibawah langit jingga! tepat didalam dekapan sang senja, dirinya mengharapkan sebuah asa yang dapat membuat semesta yang fana menjadi semesta yang penuh warna!.

Tangannya yang digenggam erat dibawah langit senja meyakinkan keputusan yang dibambilnya dan berjanji akan selalu menjaganya dengan baik.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!