Di Bandara udara.
Seorang gadis cantik terlihat baru keluar dari pintu pemberangkatan. Gadis cantik itu adalah Zanna Kirania Dwipangga, putri dari pasangan Rivandy Putra Dwipangga dengan Anggun Ariana Wiguna.
Kiran sudah tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik dan juga pintar. Di usianya yang sudah menginjak 20 tahun. Dia berhasil memimpin perusahaan miliknya sendiri. Bahkan perusahaannya menduduki peringkat ke 2 di Eropa.
Setelah 3 tahun meninggalkan keluarga dan kota kelahirannya. Kini gadis itu terpaksa harus kembali ke kota kelahirannya. Karena Abangnya akan menikah.
" Huh! " Kiran menghela nafasnya.
" Anda baik-baik saja nona?" tanya sang asisten.
" Hhmm"
Untuk saat ini dia memang baik-baik saja, tapi tidak tau esok. Karena dia akan bertemu dengan orang yang dia cintai sekaligus orang yang sudah menyakiti hatinya.
Apakah Kiran masih mencintai lelaki itu?
Jawabannya tentu saja tidak!
Karena rasa sakit yang diberikan lelaki itu sangat membekas di hati Kiran sampai sekarang. Rasa sakit itu sekaligus membuat hati Kiran membeku, dan tidak mudah didekati oleh laki-laki.
Sudah banyak lelaki yang dia tolak. Bahkan ada yang nekad dengan menjebak Kiran dengan memberi jus yang Kiran minum dengan obat perangsang, tapi usaha itu gagal. Karena Kiran bisa mencium aroma dari obat laknat itu.
" Apa nona tidak mau memberi tau kedua orang tua nona, kalau nona sudah sampai di Jakarta?" kata sang asisten.
" Kalau lagi diluar kantor jangan panggil gue dengan nona"
Sang asisten menganggukkan kepalanya tanda mengerti. Walaupun baru tiga tahun bersama Kiran, tapi dia sudah mengetahui banyak hal tentang Kiran. Dia juga bersyukur karena dulu di selamatkan oleh Kiran.
" Baiklah Kiran. Apa tidak sebaiknya kita memberitahu mommy kamu, kalau kamu sudah sampai di Indonesia"
" Tidak, biarkan ini jadi kejutan untuk mereka. Yuk jalan"
Saat Kiran akan menarik kopernya, tiba-tiba ada laki-laki yang baru keluar dari pintu pemberangkatan dengan terburu-buru, sehingga dia menabrak koper milik Kiran.
" Shit!" umpat sang lelaki.
Kiran yang mendengar suara umpatan pun menoleh kearah lelaki itu. " Tolong perhatikan jalan anda tuan"
Lelaki itu menatap Kiran dengan tajam.
" Bisa kau ulangi ucapan mu nona?"
" Apa anda itu tuli, sehingga tidak mendengarkan ucapan ku"
" Kau yang menghalangi jalanku nona"
" Oh, benarkah? "
" Tentu saja, kau mengobrol di depan pintu "
Kiran melepas kacamata hitam yang dia pakai. Dia melirik lelaki yang ada di depannya itu, begitu juga dengan pemuda itu. Manik mata mereka bertemu satu sama lain.
Deg.
Jantung lelaki itu berdetak lebih kencang dari biasanya. Dia terpesona melihat kecantikan dan juga keindahan bola mata milik Kiran. Dia seperti pernah melihat bola mata itu, tapi dimana?.
" Anda tidak lihat tuan, jalan lebar di sebelah sana, lagi pula anda yang jalan dengan terburu-buru"
" Jadi sekarang apa mau mu. Minta ganti rugi?"
" Tidak semua hal bisa di selesaikan dengan uang tuan"
" Saya tau, banyak wanita yang seperti anda ini nona. Berdiri di jalan, setelah itu kena tabrak dan minta ganti rugi"
" Terserah anda mau menilai saya seperti apa. Tapi asal anda tau, saya tidak perlu trik kotor seperti itu untuk mendapatkan uang" kata Kiran.
" Nona taxi nya sudah datang" kata asisten Kiran.
" Baiklah, kita jalan"
Kiran dan sang asisten pun berlalu pergi meninggalkan pria itu. Dia tidak ingin berdebat lagi dengan lelaki aneh itu.
" Dasar modus, padahal dia benar-benar mau menjebak ku dengan sengaja berdiri di depan pintu" gerutu lelaki itu.
" Tuan muda" panggil sang asisten.
" Apa!"
Sang asisten kaget karena mendengar teriakkan sang bos. Dia tidak salah apa-apa, tapi kenapa ikut kena dampaknya juga.
" Mo-mobilnya sudah siap tuan muda"
" Saya tau" kata Darren sambil berjalan menuju parkiran.
Ya lelaki tampan itu adalah Darren Evan Narendra. Dia adalah Presiden Direktur di perusahaan Narendra Group. Dia juga terkenal playboy. Walaupun dia playboy, di hatinya tetap ada satu nama dan tidak akan pernah ada yang bisa menggantikan posisi seseorang itu.
Kiran menatap jalanan ibukota yang tiga tahun lalu ditinggalkannya. Tidak banyak yang berubah masih sama seperti dia tinggalkan tiga tahun yang lalu.
Taxi berhenti tepat di depan pintu gerbang yang sangat tinggi dan megah. Kiran dan asistennya turun dari mobil, tapi sebelum itu sang asisten membayar ongkosnya.
" Makasih Pak"
Kiran berjalan sambil menyeret kopernya menuju pos satpam yang ada di sana. Pak satpam kaget sekaligus bahagia melihat gadis cantik yang berjalan menuju kearahnya.
Pak satpam segera membukakan pintu posnya dan bergegas menghampiri Kiran dan juga asistennya.
" Nona"
Kiran tersenyum pada Pak satpam. " Sehat Pak Asep" ucap Kiran pertama kali.
" Alhamdulillah sehat nona. Akhirnya nona pulang juga, Nyonya pasti sangat senang"
" Ia Pak. Kalau gitu saya permisi kedalam dulu ya Pak"
" Baik nona, tapi biar diantar pake mobil ya nona ke rumah utama"
" Ia Pak"
Jarak pintu gerbang dengan rumah utama memang sangat jauh. Kebetulan Kiran juga lelah karena habis melakukan perjalanan jauh.
" Mari nona"
Kiran dan asistennya masuk kedalam mobil.
Setelah nona muda dan asistennya masuk, barulah Pak Asep melajukan mobilnya menuju rumah utama.
Asisten Kiran sangat takjub melihat pemandangan yang ada di sana. Bunga-bunga bermekaran dengan indahnya. Di tambah lagi suasananya sangat sejuk.
Mobil berhenti di depan pintu utama. Lagi-lagi sang asisten dibuat takjub dengan model rumah utama milik keluarga bosnya itu.
Kedua cewek cantik itu turun dari mobil.
" Makasih Pak Asep"
" Sama-sama nona"
" Yuk Nad, kita masuk"
Nadia menganggukkan kepalanya. Ya nama asisten sekaligus sahabat Kiran adalah Nadia.
Ting nong.
Kiran memencet bel yang ada di sana.
" Sebentar" terdengar suara dari dalam rumah.
Ceklek.
Sang bibik kaget melihat siapa yang ada di depan pintu. Kemudian dia tersenyum dan memeluk nona mudanya itu.
" Akhirnya nona pulang"
" Apa kabar Bik"
" Alhamdulillah seperti yang nona muda liat. Nona terlihat semakin cantik" puji sang bibik.
" Bibik bisa aja mujinya"
" Mari non masuk, nyonya pasti senang melihat nona pulang"
Kiran dan Nadia masuk kedalam rumah.
" Nyonya! Nyah! coba liat siapa yang datang?!" teriak sang bibik.
Anggun dan sang suami yang kebetulan di rumah langsung keluar dari kamar mereka karena mendengar teriakkan sang bibik.
" Ada apa Bik, kok teriak-teriak" kata Anggun setelah sampai di bawah.
" Coba liat siapa yang berdiri di sana?" kata sang bibik.
Anggun dan Vandy terpaku melihat siapa yang berdiri tidak jauh dari mereka. Putri kecilnya sekarang ada di depan matanya. Air matanya pun keluar tanpa permisi dari kedua matanya.
Anggun merentangkan tangannya pada putri kecilnya. Kiran langsung menghambur ke dalam pelukan mommy-nya.
" Mommy"
" Putri kesayangan mommy sudah kembali" kata Anggun terisak.
Nadia dan bibik ikut menitikkan air mata melihat ibu dan anak yang saling berpelukan melepaskan rindu itu.
" Jangan pergi lagi " ucap Anggun di sela-sela tangisnya.
Vandy menghapus air matanya yang terus saja jatuh. Dia sangat senang melihat putrinya sudah kembali. Karena semenjak kepergian putrinya istrinya sudah jarang tersenyum. Dia memeluk kedua wanita yang sangat berarti dalam hidupnya itu.
" Daddy " panggil Kiran.
" Welcome kesayangan daddy"
" Daddy nangis" canda Kiran.
" Nggak, mata Daddy cuma kelilipan"
Anggun melihat ada seorang gadis cantik yang berdiri di samping sang bibik.
" Ini siapa?"
" Namanya Nadia Mom, dia sahabat adek" kata Kiran.
Nadia mencium tangan Anggun dan Vandy secara bergantian.
" Adek sama Nadia pasti capek, yuk kita duduk dulu" ajak Anggun.
Mereka duduk di sofa ruang tamu. Kiran selalu menempel pada mommy-nya itu. Bibik pun pergi ke dapur untuk membuatkan minuman untuk nona muda dan sahabatnya.
" Kenapa nggak kasih tau Daddy kalau mau pulang?" tanya Vandy.
" Biar jadi kejutan Dad"
" Kejutan adek berhasil, karena mommy sama daddy sangat terkejut. Karena adek tiba-tiba sudah ada di sini"
Anggun sangat senang melihat putri kesayangannya sudah kembali. Dia tidak akan membiarkan putrinya pergi lagi.Sudah cukup 3 tahun ini dia berada di negeri orang. Sekarang saatnya untuk putrinya itu stay di rumah.
To be continue.
Hai Reader terzayang, jumpa kembali di novel terbaru Feby. Mudah-mudahan kalian suka.
Jangan lupa tinggalkan jejak sayang kalian ya😉😉
Happy Reading 😚😚
Anggun terus memandangi wajah cantik putrinya. Dia membelai lembut rambut panjang putrinya itu. Rasanya seperti mimpi, dia bisa membelai rambut panjang milik putrinya.
Nadia ikut bahagia melihat sahabatnya kembali berkumpul dengan keluarganya. Dia sangat tau bagaimana tersiksanya Kiran menahan rindu sama keluarganya. Untuk mengurangi rasa rindunya, Kiran menyibukkan diri dengan pekerjaan.
Semoga senyum itu tidak akan pernah hilang lagi. Gumam Nadia dalam hati.
Setelah puas melepaskan rindu dengan mommy dan Daddy-nya. Kiran pamit sama mommy dan daddy-nya.
" Mom, Dad. Adek pamit ke kamar dulu ya"
" Ia sayang"
" Yuk Nad" ajak Kiran.
Ya Nadia akan tidur sekamar dengan Kiran selama mereka tinggal di sana. Karena Kiran berniat akan membeli sebuah rumah untuk dia tempati sementara waktu.
Kiran memandang kamarnya yang sudah 3 tahun dia tinggalkan. Kamar itu masih sama dengan yang dulu, tidak ada yang berubah. Mungkin sang mommy meminta bibik untuk selalu membersihkan kamarnya.
Nadia juga memandang kamar milik bos sekaligus sahabatnya itu. Kamar itu jauh berbeda dengan kamar milik Kiran yang ada di luar negeri. Di sini kamarnya lebih terlihat seperti kamar anak gadis pada umumnya. Sedangkan kamarnya yang ada di mansion nya yang ada di luar negeri, seperti kamar anak laki-laki.
" Kamarnya lebih girly ya" kata Nadia.
" Ia begitulah "
Mata Nadia tertuju pada foto Kiran dengan seorang lelaki sedang berpelukan. Dengan masih memakai seragam SMA. Dia mengambil foto itu.
" Apakah dia lelaki yang sudah menyakiti kamu?" tanya Nadia.
" Hhmm"
" Apa kamu benar-benar sudah move on dari lelaki ini?"
" Tentu saja sudah, kamu kan tau sendiri gimana aku melalui kehidupan di negeri orang"
" Aku tau. Aku yakin kamu akan mendapatkan lelaki yang jauh lebih baik dari dia"
" Ck.. kamu sendiri juga masih jomlo nona" ledek Kiran.
" Ah ia, ternyata nasib kita sama"
Kedua gadis cantik itu tertawa bersama. Kiran beruntung mempunyai sahabat seperti Nadia, begitu juga sebaliknya.
" Kamu mau mandi atau langsung tidur?" tanya Kiran.
" Tidur, udah ngantuk banget soalnya"
" Baiklah, kalau gitu aku mau mandi dulu "
Kiran mengambil handuk, kemudian dia berjalan menuju kamar mandi. Dia akan membersihkan dirinya.
Setelah Kiran masuk kedalam kamar mandi, Nadia langsung menghempaskan tubuhnya di atas kasur empuk itu.
" Ah nyamannya"
Tidak butuh waktu lama Nadia sudah berada di dunia mimpi. Mungkin efek lelah juga, jadi matanya lebih cepat terpejam.
Setelah 15 menit berada di kamar mandi, Kiran akhirnya keluar dari kamar mandi. Dia tersenyum melihat sahabatnya yang sudah terlelap.
Kiran mengambil pakaiannya di dalam koper. Kemudian dia pergi ke walk in closet untuk memakai pakaiannya. Setelah selesai memakai pakaiannya, dia ikut bergabung dengan Nadia.
Beda dengan Nadia, Kiran malah tidak bisa memejamkan matanya. Karena nggak bisa tidur, dia memilih untuk mengerjakan pekerjaannya.
Dia mengambil laptop, kemudian mulai mengecek email yang di kirim oleh sekretarisnya itu. Jari-jari Kiran dengan lihai menari di atas keyboard itu.
🍃🍃🍃
Darren baru sampai di mansion nya. Hari ini dia benar-benar lelah. Di tambah lagi tadi dia harus berdebat dengan wanita yang sangat menyebalkan menurutnya.
" Selamat datang tuan muda" ucap sang bibik.
" Apa Pak Tino sudah membeli boneka Pikachu terbaru?" tanya Darren.
" Sudah tuan, bonekanya juga sudah di letakkan di kamar "
" Bagus. Kalau gitu saya keatas dulu ya Bik, sekalian mau melihat bonekanya"
" Baik tuan"
Darren menaiki anak tangga satu persatu menuju kamar khusus tempat menyimpan boneka berwarna kuning itu. Ya semua boneka yang ada di mansion mamanya dulu, sudah di pindahkan ke mansion miliknya.
Darren memutar handle pintu kamar itu dengan sangat pelan seakan takut membangunkan sang empunya kamar. Padahal kamar itu hanya berisi boneka Pikachu yang lucu-lucu.
Dia memandang boneka-boneka yang tertata rapi di dalam lemari berukuran besar. Boneka itu di rawat dengan sangat baik sama pelayannya. Terlihat jelas tidak ada sedikit pun debu yang menempel di boneka-boneka itu.
Darren menghempaskan tubuhnya di atas kasur king size itu. Dia menatap langit-langit kamarnya.
" Kemana lagi aku harus mencari kamu gadis kecilku" lirih Darren.
Ya tiga tahun lalu Darren mendengar dari salah satu bodyguard nya kalau gadis kecil yang di sukai pergi meninggalkan tanah air. Para bodyguard Darren tidak bisa menemukan dimana gadis kecilnya itu. Sampai sekarang dia masih tetap mencari keberadaan gadis kecilnya itu.
Tok.
Tok.
Tok.
" Tuan"
" Masuk"
Sang asisten pun masuk kedalam kamar tuannya.
" Ponsel tuan berbunyi "
Darren baru teringat kalau ponselnya tertinggal di dalam mobil. " Bawa sini"
Sang asisten menyerahkan ponsel milik tuan mudanya. Setelah itu dia pamit undur diri. Sepeninggal asistennya barulah Darren mengangkat telepon dari kekasihnya. Lebih tepatnya kekasih yang dia bayar untuk menghindari wanita-wanita yang selalu di jodohkan oleh mommy-nya.
" Hallo sayang" terdengar suara di seberang sana.
" Aku sudah pernah bilang, jangan pernah menghubungiku kalau aku lagi nggak butuh"
" Aku tau, tapi sekarang aku lagi butuh uang"
" Bukannya kemarin baru aku transfer"
" Sudah habis aku belikan sama tas keluaran terbaru"
" Ya udah, nanti aku transfer lagi"
" Makasih sayang"
Tut.
Darren membanting ponselnya ke lantai. Alhasil ponsel mahal itu hancur tak berbentuk lagi.
" Dasar wanita jal*ng! tunggu waktunya nanti. Setelah gue menemukan gadis kecilku, maka saat itulah kau akan ku tendang dari kehidupanku"
Darren berjalan menuju kamar mandi. Dia harus mendinginkan otaknya dengan air dingin. Karena kalau tidak, semua orang yang berada di mansion itu akan kena imbasnya.
Ditempat lain.
Seorang pemuda tampan masih berkutat dengan pekerjaannya. Hari ini pekerjaannya sangat menumpuk, karena kemarin dia libur untuk menemani sang kekasih jalan-jalan.
Tok.
Tok.
Tok.
" Masuk!"
Ceklek.
" Masih sibuk ya" ucap seorang wanita.
Mendengar suara yang sangat familiar di telinganya. Cowok tampan itu langsung menoleh ke arah si pemilik suara. Kemudian dia tersenyum pada si pemilik suara itu.
" Kamu sudah datang sayang?"
" Seperti yang kamu lihat" jawab sang kekasih sambil berjalan menghampiri kekasihnya.
Wanita itu duduk di pangkuan sang kekasih.
" Apa kamu sudah selesai belanjanya?" tanya Daffin. Ya lelaki tampan itu adalah Daffin Putra Hermansyah.
" Sudah. Aku capek" kata sang kekasih sambil mengecup bibir kekasihnya.
" Kalau capek, bawa istirahat sayang"
" Aku mau nunggu kamu selesai bekerja"
" Kalau kamu duduk di pangkuan aku terus, kapan kerjaan aku mau selesai"
" Hehe.. maaf sayang" kata sang kekasih sambil berdiri dari pangkuan kekasihnya.
" Kamu duduk manis di sofa itu. Aku mau melanjutkan pekerjaan aku dulu"
" Hhmm"
Cewek itu duduk di sofa yang ada di ruangan itu. Daffin melanjutkan kembali pekerjaannya yang sempat tertunda tadi.
" Yank, denger-denger pebisnis yang terkenal di daratan Eropa itu datang ke Indonesia lho?" kata cewek itu.
" Benarkah?"
" Ia, kamu harus bertemu dengan pebisnis itu. Supaya perusahaan kamu tambah maju"
" Ia sayang, ntar aku minta sekretaris aku untuk menyiapkan proposal kerjasamanya"
" Lebih cepat lebih bagus sayang"
" Ia, lagipula tidak mudah menjalin kerjasama dengan perusahaan itu"
" Coba aja dulu, siapa tau berhasil"
Daffin memikirkan ucapan kekasihnya itu. Benar apa yang di bilang kekasihnya, jarang-jarang ada kesempatan seperti ini. Dia pun menghubungi sekretarisnya untuk menyiapkan proposal kerjasama dengan pebisnis muda itu.
To be continue.
Zanna Kirania Dwipangga.
Darren Evan Narendra.
Daffin Putra Hermansyah
Happy Reading 😚😚
Kenzo langsung meluncur ke rumah mommy-nya, karena tadi dia dapat kabar dari sang daddy kalau adek kesayangannya sudah kembali. Sekarang dia dan sang istri sudah sampai di depan pintu rumah utama.
" Assalamualaikum"
" Wa'alaikum salam"
" Dimana adek Mom?" tanya Kenzo to the point.
" Di kamarnya, dia lagi istirahat"
" Abang liat bentar ya"
" Jangan!"
" Kenapa?"
" Adek kamu nggak sendirian di kamar"
Kenzo mengeyitkan alisnya. " Maksud mommy?"
" Adek kamu bawa teman, jadi jangan coba-coba masuk kedalam kamarnya"
" Baiklah, Abang tunggu adek bangun"
" Sayang ayo duduk di sini?" ajak Anggun pada sang menantu.
Melodi mengikuti mertuanya. Mereka duduk di sofa ruang keluarga.
" Kamu masih mual-mual nggak sayang?" tanya Anggun sama Melodi.
" Sekarang nggak si Mom"
" Muntah si nggak, tapi pengin deket ketek terus" kata Kenzo.
Wajah Melodi memerah karena menahan malu. Bisa-bisanya sang suami bicara seperti itu di depan mertuanya.
" Nggak apa-apa, berarti si dedek pengin deket-deket Daddy-nya" kata Anggun.
" Ayah, Mom. Dedek bayinya panggil ayah sama Bunda" kata Melodi.
" Ayah bunda"
" Hu'um" kata Melodi sambil menganggukkan kepalanya.
Baru kali ini gue denger, anak sultan manggilnya ayah ma bunda. Gumam Kenzo dalam hati.
" Apa adek baik-baik saja Mom?" tanya Melodi.
" Dia baik-baik saja. Kamu tenang saja"
" Apa adek akan pergi lagi?" tanya Kenzo.
" Mommy juga tidak tau, tapi mommy berharap dia akan menetap di sini. Bersama kita" kata Anggun yang matanya sudah mulai berkaca-kaca.
Melodi memeluk mertuanya. Dia sangat tau bagaimana keadaan sang mommy setelah di tinggal Kiran.
" Mommy tidak ingin dia pergi lagi. Sudah cukup tiga tahun dia meninggalkan rumah ini" kata Anggun sambil terisak.
Kenzo merasa sakit melihat mommy-nya menangis. Dia merasa gagal menjadi seorang anak dan juga kakak untuk mommy dan adiknya.
" Maafkan Abang, Mom"
" Ini bukan salah Abang, lagian adik kamu yang ingin meninggalkan rumah. Sekarang kita hanya perlu mensupport nya" kata Anggun.
" Apa kita jodohkan adek saja, Mom?" usul Kenzo.
" Jangan sembarang ngomong, yank. Kiran tidak akan setuju" kata Melodi.
" Ia juga"
Hening.
Mereka larut dalam pikiran masing-masing. Hingga terdengar suara lembut membuyarkan lamunan mereka.
" Mommy" panggil Kiran.
" Ia sayang, mommy di ruang keluarga"
Kiran segera menghampiri sang mommy. Sampai di ruang keluarga, Kiran kaget sekaligus bahagia melihat siapa yang ada di sana.
" Apa princess nggak mau meluk abang?"
Kiran langsung menghambur ke dalam pelukan abangnya.
" Abang"
" Princess-nya Abang" kata Kenzo sambil memeluk dan mengecup pucuk kepala sang adik.
" Ehem! apa nggak ada yang mau memeluk Kak Mel" kata Melodi.
Kiran tersenyum, kemudian dia memeluk kakak iparnya itu. " Adek kangen kakak"
" Kakak pun kangen sama kamu, Dek"
" Apa keponakan adek baik-baik saja?"
" Alhamdulillah dia baik-baik saja. Seperti aunty-nya yang akan selalu baik-baik juga" kata Melodi.
" Tentu saja aunty-nya akan selalu baik" kata Kiran.
" Syukurlah, itulah yang kami semua harapkan Dek" kata Melodi.
Mereka menghabiskan waktu dengan mengobrol bersama. Sesekali juga terdengar tawa di ruang keluarga itu. Sehingga siapa saja yang melihat juga ikut merasakan bahagia.
" Adek nggak akan balik ke luar negeri lagi kan?" tanya Kenzo.
" Balik bang"
Anggun kaget sekaligus sedih mendengar jawaban putri kesayangannya itu. Padahal dia berharap sang putri tidak balik lagi ke luar negeri. Tapi ternyata putrinya memilih untuk pergi lagi.
" Kenapa?"
" Perusahaan adek siapa yang urus"
" Serahkan sama orang kepercayaan adek aja" kata Kenzo.
" Orang kepercayaan adek sudah mengurus perusahaan adek yang ada di Korea"
" Terus berapa lama adek akan tinggal di indo"
" Mungkin satu bulan, soalnya adek mau ada kerja sama sama perusahaan Narendra Group"
" Bukankah itu perusahaan nomor satu di Eropa"
" Hhhmm"
" Adek Abang hebat, perusahaan kamu sekarang menduduki peringkat ke 2 di Eropa"
" Abang juga hebat, kemarin aja bisa menang tender besar"
Kenzo kaget, darimana adiknya tau kalau dia habis menang tender besar.
" Nggak usah kaget gitu Bang. Walaupun adek jauh dari kalian, bukan berarti adek menutup mata untuk melihat keadaan kalian semua di sini"
Kenzo tertawa, dia hampir lupa siapa adiknya itu. Ya Kiran memang terkenal dengan julukan Dewi kematian bagi musuhnya.
" Abang sudah lama tidak melihat sisi iblis adek" goda Kenzo.
" Sekarang adek lagi dalam mode calm "
" Ck.. bisa juga adek mode calm "
" Tentu saja bisa"
Suasana seperti inilah yang selalu di rindukan oleh Anggun dan juga suaminya. Suara tawa gadis kecilnya. Dia berdoa semoga tawa itu akan selalu hadir dalam hidup putri kecilnya.
🍃🍃🍃
Daffin baru sampai di kediaman orang tuanya. Dia langsung pulang setelah mengantarkan sang kekasih ke apartemennya.
" Assalamualaikum"
" Wa'alaikum salam"
" Udah pulang Nak?" tanya Sinta.
" Hhhmm"
" Mandi dulu gih, setelah itu kita makan malam"
" Baik Ma"
Daffin menaiki anak tangga rumahnya menuju kamarnya. Sampai di lantai dua dia berpapasan dengan abangnya.
" Bang"
Gian menghentikan langkahnya. " Jangan pernah panggil gue Abang"
" Kenapa? bukankah kau Abang ku"
" Itu dulu, tapi setelah kau menyakiti hati princess. Sejak itulah aku bukan Abang mu lagi" kata Gian sambil berlalu pergi meninggalkan adiknya itu.
Ya semenjak kejadian tiga tahun lalu hubungan dia dan sang kakak mulai merenggang. Daffin menatap punggung sang kakak yang perlahan sudah mulai hilang. Dia tidak menyangka sudah tiga tahun berlalu, abangnya belum bisa juga memaafkannya.
" Kapan Abang bisa memaafkan ku" kata Daffin sambil masuk ke dalam kamarnya.
Daffin menghempaskan tubuhnya di atas kasur empuk miliknya. Dia menatap langit-langit kamarnya. Dia tidak tau lagi gimana caranya supaya abangnya mau memaafkannya.
Daffin bangkit dari tidurnya, dia mengambil handuk. Kemudian masuk ke dalam kamar mandi. Dia butuh air dingin untuk menyegarkan pikirannya.
Butuh waktu dua puluh menit untuk Daffin menyegarkan pikirannya. Setelah itu dia keluar dari kamar mandi. Dia berjalan menuju walk in closet untuk mengambil pakaiannya.
Setelah selesai memakai pakaiannya, Daffin turun kebawah untuk makan malam bersama kedua orang tuanya.
Di meja makan sudah ada papa, mama dan abangnya. Daffin menarik kursi yang ada di sebelah Abang.
" Jangan duduk di sebelah gue" kata Gian.
" Gian, nggak boleh gitu sama adik kamu" tegur Sinta.
" Aku makannya di dalam kamar aja Pa. Udah nggak selera makan di sini" kata Gian sambil berlalu pergi.
" Gian!" panggil sang mama.
" Sudah biarkan saja. Ayo kita makan" kata Aldi.
" Tapi Gian sampai kapan dia kek gitu sama adiknya" kata Sinta.
" Ma!"
Sinta pun memilih untuk diam. Karena dia tidak ingin suaminya marah. Mereka pun memulai acara makan malamnya, walaupun tanpa Gian di sana.
To be continue.
Jangan lupa like, komen dan vote-nya ya Reader terzayang 😉😉
Happy Reading 😚😚
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!