NovelToon NovelToon

Pernikahan Keduaku

Mentari itu bernama Nia

Pagi hari disaat sang mentari masih malu-malu keluar dari peraduannya, ada seorang gadis cantik berkulit putih nan ayu keluar dari pekarangan rumahnya. Saat melangkahkan kaki, senyumnya yang bercahaya memancar indah, melebihi indahnya sang mentari.

Mentari itu bernama Nia. Wajahnya yang bule dan kulitnya yang putih bersih membuat siapapun yang melihatnya merasa terpesona. Dengan dua buah lesung pipi menambah cantik wajahnya saat tersenyum.

Karunia Dwi Putri atau biasa dipanggil Nia. Anak kedua dari tiga bersaudara. Bisa dibilang Nia paling cantik diantara kakak dan adiknya.

Pagi hari adalah jadwal Nia berangkat kuliah. Jarak kampus yang lumayan jauh mengharuskan Nia berangkat pagi buta, bersamaan dengan terbitnya sang surya. Nia kuliah di salah satu perguruan tinggi negeri dan saat ini sudah semester akhir.

Di kampus Nia terkenal ramah sehingga memiliki banyak teman dan sahabat yang sayang padanya. Sejak semester awal kuliah Nia bersahabat dengan 4 orang sahabatnya, yakni Afri, Resti, Fitri dan Nur. Suka duka di bangku kuliah mereka lewati dengan bersama-sama.

****

Siang hari selepas konsultasi masalah skripsi, kelima sahabat ini berkumpul di warteg langganan mereka. Warteg Bude namanya.

"Aku pesen duluan ya, laper nih. Bude pesen nasi setengah, usus, tempe orek sama es teh manis ya" Fitri langsung duduk setelah memesan makanan.

"Aku sama juga Bude" Resti mengikuti pesenan Fitri.

"Aku sama juga Bude tapi tambah tempe goreng 1" Afri ikut memesan.

"Aku ind*mi* rebus pke telor aja Bude" pesan Nia.

"Ga makan nasi Ni?" tanya Resti sambil memakan makanan yang sudah tersaji didepannya.

"Aku masih kenyang. Pengen yang seger-seger dan pedes biar mata melek" jawab Nia.

Sambil menikmati makanan masing-masing mereka saling membahas tentang rencana setelah kuliah usai. Sidang skripsi hanya tinggal sebulan lagi. Hari ini adalah konsultasi terakhir dengan dosen pembimbing skripsi dan semua sudah di acc hanya tinggal sidang saja.

"Kalian setelah lulis kuliah mau kerja di perusahaan apa?" tanya Nur kepada keempat teman-temannya.

"Aku mau jadi guru saja" jawab Fitri

"Aku mau kerja di bank" jawab Afri

"Wah sama dong, aku juga mau kerja di bank" Nia dan Resti menjawab kompak, mereka pun tertawa melihat kekompakan mereka sendiri.

"Ssttt... berisik ah. Ini masih di warteg tau. Terus kamu mau kerja di mana Nur?" Fitri menegur kebisingan yang dibuat Nia dan Resti agar tidak mengganggu pembeli yang lain.

"Hmm... kalian kan tau aku cita-citanya pengen terjun di dunia hukum. Aku mau kerja jadi pengacara saja." Nur menjawab dengan penuh keyakinan dan percaya diri.

"Wow... keren... jadi nanti kalau kita butuh jasa pengacara bisa pke harga temen nih, ya ga?" Nia langsung mengajukan penawaran dan diamini oleh teman-teman yang lain.

"Boleh... boleh... buat kalian apa sih yang enggak. Tapi jangan sampai kalian pakai jasa aku untuk gugat cerai ya." Ancam Nur yang disambut dengan ucapan "Amit-amit jabang bayi" sambil mengelus-elus perut secara kompak lalu mereka pun tertawa bersama.

Ah indahnya masa kuliah. Masa penuh persahabatan dan masa remaja tanpa perlu memikirkan beban hidup. Masa menikmati uang saku yang diberikan kedua orang tua. Masa belum merasakan beratnya mencari uang. Masa belum merasakan dunia kerja yang kejam. Masih banyak senyum dan tawa tanpa beban.

****

Sore menjelang maghrib Nia sudah sampai di rumah. Muka kucel dan letih terlihat jelas diwajah cantiknya. Setelah mencuci tangan Nia langsung menuju lemari es dan meminum sebotol air dingin. Diteguknya tanpa sisa dan dahaga pun hilang sudah. Tanpa Nia sadari mama memperhatikan apa yang dilakukannya.

"Pelan-pelan minumnya Nak, nanti keselek. Pakai gelas jangan langsung dari botol jorok ih kamu. Anak gadis kok jorok gitu." tegur mama yang dibales dengan cengar cengir oleh Nia. "Capek banget kayaknya, makan dulu sana mama udah bikinin opor ayam kesukaan kamu tuh."

"Iya ma, Nia mau mandi dulu. Nanti habis mandi baru Nia makan"

"Yaudah terserah kamu saja. Gimana skripsi kamu? Sudah di acc?" tanya mama

"Udah ma. Tinggal sidang saja sebulan lagi. Doain ya ma supaya nilai Nia bagus jadi cepet dapet kerja. Biar Nia bisa ajak mama sama papa jalan-jalan" kata Nia sambil bergelayut manja.

"Tentu saja mama selalu mendoakan kalian anak-anak kesayangan mama. Biar jadi anak yang sukses. Tapi inget ya, kalian anak-anak mama harus saling akur dan menyayangi. Itu saja pesan mama buat kalian bertiga"

"Siap ma...."

Nia kemudian mengambil handuk dan langsung menuju kamar mandi. Tubuh yang lelah dan letih seakan hilang tersapu sejuknya air dingin. Selesai mandi dan berpakaian Nia menuju meja makan untuk makan. Di meja makan sudah ada mama, papa, kak Tia dan Dia yang menunggu Nia untuk makan bersama. Makan malam keluarga yang hangat sambil mengobrol tentang kegiatan hari ini merupakan keharusan sehingga mempererat tali kekeluargaan. Sesekali tawa dan canda pun terdengar membuat iri keluarga lain yang melihatnya.

*****

Malam pun berlalu berganti hari. Hari demi hari berganti menjadi bulan. Tanpa terasa sudah sebulan waktu terlewati. Setiap hari Nia belajar dan makin mendalami materi skripsi untuk dipresentasikan saat sidang nanti dihadapan para penguji. Hingga tibalah hari sidang yang sudah dinanti-nantikan. Perjuangan kuliah selama kurang lebih 4 tahun ditentukan hari ini.

Dengan mengenakan kemeja putih dan celana panjang hitam serta jaket almamater Nia sudah ready untuk menghadapi dosen penguji. Berbeda dengan teman-teman lain yang terlihat tegang, Nia tetap tenang. Sambil membaca skripsinya untuk lebih menguasai materi, Nia menggunakan headset dan menyetel lagu dari boyband kesukaannya yakni westlife. Lagu-lagu westlife yang terdengar merdu juga membantu menenangkan ketegangan yang Nia rasakan.

Semua usaha sudah Nia lakukan, dimulai dari belajar, berdoa, dan tak lupa meminta restu mama.

"Doa mama selalu menyertaimu nak. Tak pernah putus doa mama panjatkan untukmu. Berusahalah sebaik mungkin" pesan mama sebelum Nia berangkat pagi ini. Setelah mengecup kedua pipi mama, Nia berangkat dengan penuh percaya diri.

Jadwal sidang sudah ditentukan. Nia mendapat urutan ke empat. Jam sudah menunjukkan pukul 10 pagi namun masih belum giliran Nia di sidangkan. Keempat sahabat Nia yakni Afri, Resti, Nur dan Fitri juga sidang diwaktu bersamaan namun berbeda ruang, karena dosen pembimbing mereka berbeda.

Nia mematikan musik westlife yang mengalun di Mp3 miliknya. Sekarang masih urutan ketiga yang masuk, setelah ini waktunya Nia masuk. Peserta ketiga kurang lebih sudah setengah jam berada didalam. Saat peserta ketiga keluar raut wajah lega terpancar, berbeda dengan Nia yang tegang dan grogi. Setelah namanya dipanggil Nia pun mengetuk pintu dan masuk kedalam......

Ronald Pradiptha

Setelah mengetuk pintu Nia pun melangkah masuk kedalam ruang sidang. Tiga orang penguji sudah siap menguji Nia, salah satunya adalah dosen pembimbing.

"Selamat pagi bapak dan ibu penguji. Sebelumnya saya akan memperkenalkan diri terlebih dahulu. Nama saya Karunia Dwi Putri dengan nomor induk mahasiswa 131290. Saya akan mempresentasikan skripsi saya yang berjudul.............." Nia pun mempresentasikan skripsinya dengan tenang dan jelas agar para penguji tau bahwa Nia sudah menguasai materi skripsinya.

Setelah sesi presentasi selesai dimulailah sesi tanya jawab. Para penguji masing-masing mengajukan pertanyaan yang harus Nia jawab. Nilai yang akan diperoleh tergantung bagaimana kecakapan dan kemampuan menguasai skripsi yang Nia miliki. Terkadang dosen pembimbing membantu jika pertanyaan yang diajukan dosen penguji dianggap terlalu sulit untuk mahasiswa yang dibimbingnya, namun tak jarang sang dosen pembimbing juga ikut-ikutan menekan mahasiswanya sehingga malah bikin mahasiswa tambah grogi.

Semua pertanyaan para penguji berhasil dijawab oleh Nia. Setelah mengucapkan salam penutup Nia pun keluar dari ruang sidang dengan penuh senyum puas dan menunggu hasil sidangnya setelah makan siang. Apapun hasilnya yang penting sudah usaha.

Karena banyak berpikir yang menguras tenaga dan pikiran membuat Nia merasa sangat lapar. Setelah mengirimkan sms ke Fitri yang mengatakan bahwa Ia menunggu di kantin karena sudah tak tahan menahan lapar.

Di dalam kantin lumayan ramau. Sambil mencari meja kosong Nia memesan mie ayam bakso dan es teh manis kemudian duduk di meja paling pojok. Sambil menunggu pesanan datang Nia membuka hp nya dan kebetulan ada pesan masuk dari Fitri.

Nanti kita berempat nyusul. Masih mau liat yang lain sidang. Tunggu saja di kantin.- Fitri

Oke. Aku makan duluan ya.- Nia

Pesanan pun datang, Nia menuangkan saos cabai yang banyak berharap rasa pedas bisa menghilangkan rasa pusing karena sidang. Nia pun makan dengan nikmatnya sampai ada suara laki-laki di depannya.

"Permisi, boleh numpang ikut makan di meja ini? Soalnya kantin ramai dan meja ini saja yang kosong." Nia mengangkat kepalanya melihat sekitar kantin yang ramai, pantas saja tidak dapat duduk. Karena Fitri cs masih lama datangnya maka Nia mempersilahkan laki-laki didepannya untuk bergabung di meja yang sama.

"Oh silahkan. Kebetulan temen saya masih sidang jadi belum datang sekarang. Duduk saja dan makan disini" kata Nia sambil tersenyum ramah.

Melihat wajah Nia yang cantik dengan senyumnya membuat laki-laki itu pun takjub. Ia pun duduk dan menunggu pesanan makanannya datang. Diamatinya mahasiswa cantik yang sedang kepedesan makan mie ayam, namun tidak mengurangi sedikitpun kecantikannya sama sekali.

"Mbak juga habis sidang?" tanya laki-laki itu memulai percakapan.

"Iya mas. Saya baru saja selesai sidang. Mas nya mahasiswa disini juga? " Nia pun mengamati laki-laki didepannya. Tidak pernah Ia bertemu dengan laki-laki ini selama kuliah disini.

'Sepertinya bukan mahasiswa deh soalnya rapi banget kayak karyawan kantoran' gumam Nia dalam hati. Laki-laki didepannya lumayan juga. Manis dan terlihat mapan.

"Saya bukan mahasiswa disini. Kebetulan saya lagi nganterin adik saya sidang hari ini. Kamu jurusan apa?"

"Saya jurusan ekonomi. Memang adiknya jurusan apa mas?" tanya Nia penasaran.

"Jurusan hukum. Oia kita belum kenalan. Namaku Ronald. Boleh tau nama kamu siapa? Kan ga enak kalau ngobrol tapi ga kenal nama, ya kan?" Ronald pun mengulurkan tangannya.

"Nia" jawab Nia sambil menyalami tangannya.

"Oh iya adikku namanya Rena. Kenal ga?" Ronald bertanya sambil menikmati makanannya.

"Rena Pradiptha?"

"Iya benar"

"Kenal kok. Kebetulan pernah sekelas waktu masih awal kuliah. Karena beda jurusan makanya ga sekelas lagi"

"Hmm.. ada yang marah ga ya, aku makan bareng sama kamu? Takutnya ada pacar kamu disini nanti jadi salah paham" tanya Ronald.

"Tenang aja aku ga punya pacar kok, alias jomblo" jawab Nia sambil terkekeh-kekeh.

"Ah masa sih ga punya pacar? tapi nomor hp punya kan?" gombal Ronald. Nia hanya tersenyum malu mendengar gombalan Ronald. Untunglah mie ayam super pedasnya sudah habis, kalau tidak bisa keselek dia.

"Loh kok diem aja, ga boleh nih minta nomor hp nya?" tanya Ronald dengan gigih.

"Boleh ko, boleh. Tapi mintanya sama Rena aja ya." Nia pun mulai strategi tarik ulur agar Ronald makin penasaran. Saat Ronald ingin meminta lagi nomor hp Nia datanglah keempat sahabat tersayang Nia.

"Wuih.. ternyata lagi ngobrol sama yang ganteng nih. Pantesan aja betah sendirian di kantin" kata Nur menggoda Nia.

"Ih apa sih. Oia Nur kenalin ini Ronald, kakaknya Rena Pradiptha temen sekelas kamu." Nia memperkenalkan Ronald dengan keempat sahabatnya.

"Oh kakaknya Rena toh. Kirain lg pedekate sama Nia" goda Nur

"Ya itu sih sekalian kalau Nia nya mau" perkataan Ronald lantas mengundang sahabat Nia yang lain untuk menggoda Nia. Namun kedatangan Rena menghentikan becanda mereka.

Ronald pun pamit karena harus kembali ke kantor setelah mengantar Rena pulang.

"Lumayan tuh Ni. Kayaknya naksir kamu deh" Afri berusaha menggoda Nia lagi.

"Iya lumayan Ni. Nanti kan kamu bisa jadi saudara ipar dengan Rena" Resti juga tak mau kalah untuk jadi mak comblang.

"Apaan sih. Tadi tuh Ronald ikut duduk disini karena penuh ga ada tempat duduk" jawab Nia sambil tersipu malu.

"Tadi tukeran nomor hp ga?" tanya Fitri

"Ga tukeran kok. Nih periksa aja hp aku klo ga percaya."

"Iya kita percaya kok"

"Yaudah, jadi makan ga? Apa kalian udah kenyang karena sidang?" tanya Nia

"Jadi" jawab mereka kompak. Keempat sahabat Nia pun langsung bergegas memesan makanan yang diinginkan sementara Nia tetap menjaga meja agar tidak ditempati mahasiswa lain.

*****

Sepulang kuliah mama sudah menyambut kedatangan Nia di rumah. Baru saja Nia melangkahkan kaki ke dalam rumah, sudah dihujani bermacam pertanyaan.

"Gimana sidangnya Ni? Bisa? Pertanyaannya susah ga? Terus lulus ga? Dapat nilai berapa?" Nia pun tertawa ngakak mendengar pertanyaan mama yang panjang lebar.

"Sabar atuh Ma. Ini banyak bener pertanyaannya. Satu persatu Nia jawab kok" jawab Nia sambil mencuci tangannya dan mengambil minum sementara mama terus mengekori dari belakang.

"Berkat doa mama, sidang hari ini berjalan lancar, pertanyaannya juga jadi mudah karena Nia kan udah belajar dari kemarin-kemarin jadi sudah menguasai materi. Jadinya Nia dapat nilai A ma. Hebat kan?" mama yang mendengar penjelasan Nia langsung memeluk Nia dan mengucapkan selamat. Senyum bahagia dan bangga pun terpancar dari wajah mama. Ah senangnya hati Nia bisa membahagiakan hati mama. "Sabar ya Ma, nanti Nia akan membahagiakan papa dan mama" tekad Nia dalam hati.

Sms

Nia terbangun di malam hari.Tenggorokannya terasa sangat kering karena haus. Dilihatnya jam dinding di kamar, waktu menunjukkan pukul 1 malam. Sehabis sidang rasanya sakit lelah. Lelah fisik juga lelah hati. Setelah mandi Nia terlelap di kasurnya tanpa makan malam terlebih dahulu. Mama yang melihat putri cantiknya sedang tertidur tak tega membangunkan karena tau hari ini sangat melelahkan untuk Nia.

Dengan malas Nia pergi ke dapur untuk mengambil segelas air putih. Diteguknya air dan keringnya tenggorokan pun langsung hilang. Nia pun kembali lagi ke kamarnya.

Ternyata rasa kantuknya sudah hilang. Mata Nia segar tak ingin lagi melanjutkan tidurnya. Nia pun mengambil hp yang terletak di atas meja belajar. Ada sms yang masuk. Dari sahabat-sahabatnya yang menanyakan apakah Nia sudah sampai rumah atau belum, langsung Nia membalas bahwa Ia sudah sampai dari tadi dan karena ketiduran baru sempat membalas sekarang.

Dibukanya lagi sms, ternyata ada pesan dari nomor yang tidak dikenalnya.

Malam Nia, sudah sampai rumah?

Nia mengerutkan keningnya, "ini siapa ya? kok tau nomor aku?" gumam Nia.

Sudah. Ini siapa ya?

Nia tidak menunggu balasan sms nya karena berfikir kalo hari sudah malam tidak mungkin akan dibales. Saat Nia hendak meletakkan kembali hp nya di meja belajar ternyata hp nya berbunyi dan ada sms masuk. Dibacanya kembali sms tersebut.

Syukurlah kalau sudah sampai rumah. Ini aku Ronald. Masih inget kan?

"Wah ini kan Ronald kakaknya Rena. Gila ya Dia bener-bener nanya nomor hp aku sama Rena" guman Nia dalam hati. Dibalasnya sms yang dikirimkan Ronald.

Ingetlah, kan tadi baru aja ketemu di kampus. Kamu beneran nanya nomor hp aku ya sama Rena, kirain tadi cuma becanda aja.

Tak lama Ronald pun membalas kembali pesan Nia.

*Ya kan aku niat tadi nanya nomor hp kamu. Kok lama bales smsnya? sibuk ya?

Oh.. tadi aku ketiduran makanya baru bales sekarang. Oia ini kan udah malam, kamu ga tidur? Besok kesiangan loh

Ngusir nih ceritanya? hehehe... yaudah aku bobo dulu ya. Besok aku sms lagi, atau telepon boleh?

Ga ngusir kok, takut kesiangan aja kan kamu besok kerja. Boleh kok sms atau telepon. Met bobo ya

Met bobo juga cantik*...

Nia pun masih tersipu dan tersenyum malu-malu setelah membaca sma dari Ronald. Ah so cute... Nia merasa jantungnya berdegup kencang dan pipinya merona merah. "Jangan kegeeran Nia. Inget kalau patah hati nanti jatuhnya tambah sakit."

*****

Keesokan harinya Nia bangun kesiangan. Mama sudah berteriak-teriak membangunkan Nia untuk sarapan namun Nia masih saja terlelap. Mama hanya menggeleng-geleng kepala melihat ulah anak gadisnya.

Berbeda dengan Nia, pagi hari Ronald sudah terbangun dan bersiap untuk bekerja. Ronald adalah seorang manajer di salah satu perusahaan komunikasi. Di kantor Ronald terkenal baik dan ramah kepada sesama rekan kerja maupun bawahannya.

Walau semalam habis sms-an dengan Nia namun Ronald merasa ingin menghubungi Nia kembali. Namun keinginannya harus dipending karena ada beberapa jadwal meeting hari ini. Selesai meeting Ronald langsung menelpon Nia.

*Hallo cantik..

Iya hallo

Lagi apa?

Oh baru bangun tidur nih*. Nia pun menguap, dilihatnya jam dikamar. Oh my God sudah jam 1 siang.

Ronald pun tertawa di seberang telepon sana.

Ya ampun anak gadis jam segini baru bangun. Nanti rejekinya dipato ayam loh hehehehe...

*Ngantuk tau. Ada apa ya mas sampai telepon aku?

Kan aku semalem janji mau telepon kamu. Ya aku juga kangen sama kamu*.

Deg. Nia yang sedang tidur-tiduran langsung terduduk tegak mendengar perkataan Ronald. Jantungnya pun berdegup keras.

Ih gombal banget

*Siapa yang gombal? aku jujur kok. Aku memang kangen kok sama kamu.

Masa sih? kan baru kenal sama aku sehari udah kangen. Gombal banget. Mas sering ya kangen sama orang yang baru ditemui sehari*? Nia bertanya dengan penuh penasaran. Kok bisa-bisanya nih cowok langsung bilang kangen. Kenal aja baru sehari. Walau agak ragu dan menganggap Ronald playboy tetap saja Nia berbunga-bunga mendengarnya.

*Baru sama kamu doang kok aku kangen banget padahal baru kenal kemarin. Habisnya, kecantikan kamu bikin aku terbayang-bayang wajah kamu terus sih.

ih gombal

Kamu mau gak jalan bareng aku? kita nonton yuks.

Nonton? kapan?

Sabtu besok gimana? Kebetulan ada film box office yang lg rame nih. Mau ya*....

Nia menimbang-nimbang untuk menerima atau menolak ajakan nonton dari Ronald. Jujur saja Nia juga mau ikut nonton. "Ah daripada bete ga ada kegiatan lebih baik ikut nonton saja deh"

*Oke sabtu besok. Jam berapa? Ketemuan dimana?

Aku jemput saja ya. Rumah kamu dimana*?

"Wah Ronald mau jemput, aku ga mau mama sama papa banyak tanya, ini siapa, ini pacar aku atau bukan, belum lagi dua saudaraku yang rese pasti ngeledekkin terus. Aku belum siap, toh memang aku belum pacaran sama Ronald, ga perlulah untuk kukenalkan ke kedua orang tuaku" gumam Nia dalam hati.

*Ketemuan langsung saja ya di mall, gimana?

Kenapa memangnya tidak mau dijemput? Takut ketahuan sama pacar kamu ya?

Bukan gitu, aku takut ditanya-tanya sama kedua orang tuaku. Mau apa tidak? kalau tidak mau ya sudah kita batalin saja.

Weits sabar atuh cantik, jangan langsung ngambek. Yaudah kita ketemuan di mall A jam 3 sore aja ya. Kita ketemuan di bioskop aja ya biar ga cari-carian. Gimana?

Ih siapa yang ngambek? Jam 3 di bioskop, oke.

Asyikkk... bisa jalan sama kamu. Yaudah see u ya. Bye*...

Nia pun menutup sambungan teleponnya. Wajahnya masih sumringah. Tak sabar menunggu hari sabtu tiba.

Tiba-tiba pintu kamar Nia terbuka. Mama masuk dan langsung mengomeli Nia.

"Ya ampun anak gadis baru bangun jam segini. Ini tuh udah siang. Lihat, sudah jam 2. Belum mandi, makan saja lupa. Loh kenapa kamu senyum-senyum sendiri?" Nia langsung kabur ke kamar mandi sebelum ceramah mama makin panjang lebar.

Selesai mandi, Nia membantu mama di dapur. Rencananya nanti malam keluarga dari pacar kakak Nia akan datang melamar Nay. Nayla adalah kakak Nia. Usianya berbeda 5 tahun. Nay sudah bekerja di perusahaan swasta nasional. Mama dan papa sudah merestui hubungan Nay dan pacarnya karena mereka sudah 3 tahun berpacaran dan sudah dikenalkan dengan keluarga di rumah.

Mama menyuruh Nia membuat kulit risoles yang akan menjadi cemilan. Sementara adik Nia disuruh beres-beres rumah. Nesia, adik Nia adalah anak manja mama. Keluarga Nia saling menyayangi satu sama lain. Sebelum segalanya berubah.....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!