NovelToon NovelToon

What'S Wrong With My Brother?

Episode. 1

Malam yang sunyi dan gelap gulita. Terdengar suara gemuruh dan rintik rintik air hujan.

''Uaahh, aku haus sekali" kata seorang anak laki-laki yang berusia 7 tahun itu, dia terbangun dari tidurnya di malam hari yang dingin ini.

Sesekali dia melihat jam dinding kamarnya yang masih menunjukkan pukul 2 dini hari.

Dia mengambil gelas yang ada di atas mejanya dan hendak meminumnya, "Eh, yahh sudah habis".

Diapun bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan menuju dapur dengan sangat malas karena masih mengantuk. Dia mencari sakelar lampu karena keadaan rumah sangatlah gelap, dia menekan sakelar lampu tetapi tidak menyala juga.

"Ma, mati lampu ya?" kata anak itu sambil berjalan menuju kamar orangtuanya yang ada di sebelah kamar.

Sambil membuka pintu kamar orangtuanya, "Ma, temani aku ke dapur aku haus"

Tidak ada sahutan sama sekali.

Gemuruh menggelegar dan cahaya petir menerangi seluruh ruangan.

"Emm, Mama dan Papa tidak di kamar ya? ya sudah aku ke dapur sendiri saja"

Dia pun berjalan ke dapur dengan cahaya petir yang membantunya menerangi jalan. Setelah dia sampai ke dapur dia melihat seorang pria memakai jaket warna hitam sedang berdiri di dekat meja makan.

"Kamu akan mati, setelah itu aku juga akan menghabisi anak dan suamimu" kata orang itu sambil berjalan mendekati seseorang wanita yang tengah bersimpuh di bawah meja dengan tali yang mengikat kedua tangannya.

Wajah kedua orang itu terlihat samar karena tidak ada penerang di ruangan itu selain cahaya kilat yang menembus jendela jendela kaca.

"Bunuh saja aku, tetapi jangan bunuh putraku" tangis wanita itu.

"Ck ck ck" decak lelaki itu sambil merogoh saku celananya dan mengeluarkan pistol di dalamnya.

"Jangan harap aku akan mengampuni keluargamu"

Dor!

Peluru itupun menembus dada kiri wanita tersebut.

Tubuh anak kecil itupun gemetar karena melihat kejadian yang ada di depan matanya.

Tanpa dia sadari air matanya mengalir dan membasahi pipinya.

"Mama!" teriaknya, sambil dia berlari ke arah wanita tersebut.

"Pergi!" seru wanita itu dengan sisa sisa tenaga yang di milikinya.

Anak itu menghentikan langkahnya dan mencerna kata-kata wanita itu.

"Lari dan sembunyilah, jangan sampai kamu tertangkap"

"Lari!"

"Lari!"

"Lari!"

"Hey, bangun"

"Eric, bangun"

Dengan menepuk-nepuk pipi Eric, Farhan mencoba membangunkannya.

"Bangun, woooyy"

"Tidak!" teriak Eric.

"Hey, nih minum" kata Farhan sembari menyodorkan segelas air putih.

Dengan napas memburu dan badan yang gemetar, Eric menerima gelas tersebut dan meminumnya.

"Mimpi buruk lagi boss"

"Em" jawab Eric malas.

"Mangkanya cari istri sana, biar nanti kalau mimpi buruk lagi ada yang bangunin" seru Farhan sambil beranjak dari tempat tidur.

"Mengapa kamu ada di kamar ku?"

"Ck, aku tadi kesini mau memberikan berkas itu buat di tanda tangani" kata Farhan sambil menunjuk berkas yang ada di atas meja di sebelah tempat tidur Eric.

"Beruntung banget kamu, karena tadi aku kesini"

"Ck, beruntung apanya?" kata Eric sambil beranjak dari tempat tidur.

"Harusnya kamu berterima kasih kepada ku, sudah bangunin kamu, kalau tidak kamu akan ma—"

"Iya, terima kasih. Sudah sana pergi!" kata Eric memotong kata-kata Farhan.

"Ish dasar boss sombong" gumamnya sembari pergi dari kamar Eric.

Kini Eric sedang duduk di sofa sembari melihat dan menandatangani berkas-berkas yang di berikan Farhan tadi.

"Aku harus menyelesaikan ini semua agar aku bisa cepat-cepat kembali ke rumah"

Eric adalah seorang pengusaha sukses dan tampan, di usianya yang baru menginjak 26 tahun ini, dia tergolong seseorang yang sukses di usianya yang masih muda.

5 tahun yang lalu, ayahnya mengirim Eric ke luar negeri untuk mengurus bisnis ayahnya yang sedang mengalami masalah. Sehingga di sela-sela kesibukannya dia tak sempat pulang ke Indonesia.

Selama 5 tahun itu juga Eric mengatasi masalah dan mengembangkan bisnis ayahnya, sehingga sekarang ini menjadi lebih maju.

Karena sekarang semuanya sudah stabil maka Eric memutuskan untuk pulang sebentar.

Setelah selesai dengan berkas-berkas itu, sejenak dia mengingat-ingat kembali tentang mimpi yang baru saja dialaminya.

"Mengapa semuanya seperti nyata?Siapa anak itu, apa hubungannya denganku?"

Tring, tring, tring, tring

Suara ponsel Eric pun berbunyi seketika itu juga membuyarkan lamunannya, dia mengambil ponsel yang tergeletak di atas meja dekat tempat tidurnya dan melihat siapa yang meneleponnya sepagi ini.

"Kakak!" teriak seseorang yang menelpon tadi yang tak lain dan tak bukan adalah adiknya sendiri.

"Kyra.. jangan teriak-teriak telinga kakakmu ini ngak budek loh" sahut Eric dengan lembut.

"Biarin" jawabnya.

"Ada Apa? pasti ada maunya kamu nelpon kakak"

"Ihh, siapa bilang"

"Terus?" tanya Eric sembari membuka gorden jendela kamarnya.

"Kakak, nanti aku jemput di bandara yah?"

"Tumben kamu mau jemput, biasanya juga gak mau" ketus Eric.

"Emang gak mau, aku mah terpaksa. Karena ibu sama ayah lagi nggak di rumah mangkanya menyuruh aku menjemput kakak"

"Ck, ya udah kalau gak mau, lagian aku bisa pulang sendiri. Kamu nggak usah repot-repot deh" kata Eric jengkel.

"Tidak bisa pokoknya aku jemput titik"

Tutt tutt tutt

Bunyi suara telpon itu di matikan.

"Aish, dasar anak ini" gumam Eric sambil tersenyum.

Kyra adalah satu-satunya adik perempuan Eric, usia mereka berdua terpaut 8 tahun. Meski Kyra sekarang ini berusia 18 tahun dia gadis yang sangat manja dan kekanak-kanakan karena ayah dan ibunya terlalu memanjakan Kyra.

Jadwal keberangkatan pesawat yang akan ditumpangi Eric tinggal beberapa jam lagi, koper dan semua keperluan juga sudah di siapkan jauh-jauh hari.

"Aku mandi dulu saja, perutku juga sudah lapar" gumam Eric sambil berjalan menuju kamar mandi.

-----Beberapa jam kemudian----

Tok tok tok

"Masuk" kata Eric sambil meminum teh dan duduk di sofa.

"Mobilnya sudah siap tuan" kata seorang pelayan.

"Di mana Farhan"

"Tuan Farhan sudah menunggu di bawah" jawab sang pelayan sambil menundukkan kepalanya.

"Apa semuanya sudah siap" kata Eric sambil berlalu melewati si pelayan.

"Iya tuan, koper dan semua perlengkapan sudah ada di mobil" ucap si pelayan sambil berjalan di belakang Eric.

Sesampainya di bawah Eric langsung masuk ke dalam mobil dan di ikuti Farhan yang juga ikut mengantar Eric ke bandara. Sepanjang perjalanan Eric dan Farhan membicarakan tentang pekerjaan, sebab ketika Eric pulang Farhan lah yang akan bertanggung jawab atas perusahaan yang ada di sana.

Mobil Pun sampai di bandara, Eric pun keluar dari mobil dan mengambil kopernya yang sudah di siapkan oleh sopir.

"Ric ..." kata Farhan menghentikan langkahnya yang hendak masuk ke bandara.

"Apa? kamu gak tega aku pulang sendirian" kata Eric tersenyum miring.

"Aish, nggak lah"

"Terus apa? aku dah mau telat nih"

"Aku ikut ya" kata Farhan sambil tersenyum manis.

"Ck, mau ngapain? terus yang jaga perusahaan ku siapa?"

"Aku pengen banget ketemu sama adik mu, perusahaan juga kan ada Jacob sama Susan. Ya, aku ikut ya? Gak usah packing dah langsung berangkat" bercandanya si Farhan karena nggak mungkin juga ikut sekarang.

"Aish, ada-ada saja kamu ini, dah sana pergi!" cetus Eric sambil berjalan meninggalkan Farhan.

Tak berselang lama, beberapa menit kemudian pesawat terbang yang di tumpangi Eric pun lepas landas.

Episode. 2

Sesampainya di bandara Eric mengedarkan pandangannya mencari Kyra sang adik perempuannya, hingga matanya tertuju pada seseorang dengan berpakaian rapi menggunakan jas hitam dan rambutnya tergerai indah yang tengah berdiri membelakanginya.

Eric pun dengan cepat memeluk erat perempuan itu dari belakang.

"Hhmm ... kamu pasti sudah lama ya menunggu Kakak" bisik Eric kepada wanita yang tengah di peluknya.

"Kakak, apa yang sedang kamu lakukan?"

DEGGG

Suara yang Eric kenal dan sekaligus tak asing baginya, tetapi mengapa suara itu berasal dari belakang tubuh Eric?

"Kyra? Terus ini siapa?"

Dengan cepat Eric melepaskan pelukannya dan berbalik ke arah belakang.

"Kyra" seru Eric sambil memandang wajah Kyra yang ada di belakangnya setelah itu melihat wanita yang sedang dia peluk tadi.

"Dasar mesum!" kata si wanita tadi sambil memukulkan tas kecilnya ke lengan Eric dan beranjak pergi.

"Maafkan saya Nyonya, maafkan saya," kata Eric sambil membungkukkan badannya.

Eric pun kini memandang wajah adiknya yang kini tengah menahan tawa karena kelakuan kakaknya.

"Puas kamu" gerutu Eric ke Kyra.

"Bwahahahahh" tawa lepas Kyra seolah-olah merasa lega karena sedari tadi menahannya.

"Habisnya Kakak aneh, di mana-mana kalau mau meluk orang ya dilihat-lihat dulu dong jangan asal nyosor aja, hahahaha"

"Ihhh, sini kamu, beraninya kamu ngetawain Kakak" sahut Eric sembari menarik bahu Kyra dan melingkarkan tangannya di leher Kyra.

"Emang enak kena gaplok emak emak" ejek Kyra.

Tak

"Auh sakit" kata Kyra sambil mengelus kepalanya karena habis di pukul Eric.

"Terus saja mengejek Kakak, bakal tambah sakit tuh jidat"

"Aish, dasar" gerutu Kyra

Eric hanya tersenyum melihat Kyra yang kesakitan, mereka berdua terus berjalan ke mobil dan memasukkan semua barang Eric ke bagasi.

"Ini semua salah kamu, gara-gara kamu Kakak jadi malu tadi" kata Eric setelah sampai di dalam mobil.

Sang sopir pun melajukan mobilnya, sedangkan matahari kini hanya tinggal sinarnya saja yang menandakan bahwa hari sudah senja.

"Enak aja, siapa yang salah peluk orang siapa juga yang di salahin" sahut Kyra sambil memanyunkan bibirnya.

"Siapa suruh kamu tidak ada di sana tadi, emang kamu tadi lagi ngapain?"

"Aku habis dari toilet, tau-tau Kakak sudah peluk orang, pffft" Kyra menahan tawanya ketika mengingat kejadian tadi.

"Aish, kamu"

"Oh ya kak" kata Kyra sambil memeluk lengan Eric.

"Tuh kan, kamu jemput Kakak pasti ada maunya" gerutu Eric jengkel.

"Dengerin dalu dong"

"Hheemm," sahut Eric sambil membuka ponselnya.

"Minggu depan, datang ke acara kelulusan aku ya?" pinta Kyra dengan wajah manja.

"Nggak ah, Kakak ada kerjaan. Lagian ayah dan ibu juga sudah datang"

"Ayolah Kak, teman-teman aku semua tidak percaya kalau aku punya Kakak ganteng dan pengusaha, dan aku mau tunjukin Kakak ke mereka"

"Aish, adik kecil. Kakak kan sudah bilang sedang sibuk, lagian kamu tau sendiri Kakak tidak suka acara-acara seperti itu. Acara kelulusan Kakak sendiri saja tidak datang"

"Please ... sekali aja mau ya Kak" pinta Kyra dengan memasang wajah imut sambil memandang kakaknya.

DEGGG

"Kapan anak kecil ini berubah begitu cantik? Aduh itu apalagi yang nyenggol tangan aku?" Batin Eric karena tidak sengaja gundukan kembar milik Kyra menyentuh lengannya.

"Tidak"

"Ayolah Kak"

"Tidak, tidak, tidak"

"Please"

"Enggak Kyra"

"Kalau gitu imbalannya aku beliin es krim deh, ya?"

"Kamu kira aku anak kecil"

"Laptop?"

"Aku dah punya"

"Emmm martabak, Kakak kan suka martabak"

"No, udah tidak suka"

"Jam tangan, gimana?"

"Nih, udah punya sendiri" kata Eric menunjukkan jam tangannya.

"Kalau gitu aku bayar deh"

"Udah ngk butuh uang," kata Eric cuek sambil terus memainkan ponselnya.

"Aish, sebel aku sama Kakak" gerutu Kyra jengkel sambil memandang keluar jendela.

Eric tersenyum melihat muka Kyra yang sedang kesal tadi, entah mengapa mengganggu dan membuat Kyra kesal menjadi hiburan tersendiri baginya.

"Eh, Kakak lihat itu" kata Kyra sembari menunjuk pasar malam yang ada di seberang jalan.

"Kamu mau kesana?" tanya Eric.

"Iya" sahut Kyra dengan riang.

Tanpa berpikir panjang Eric langsung melepas jas dan dasinya, yang sekarang tinggal memakai kemeja saja. serta mengacak-acak rambutnya.

"Kakak mau ngapain?" tanya Kyra keheranan.

"Katanya kamu mau lihat pasar malam, masa iya ke pasar malam pakai itu. Udah ayo turun" kata Eric sambil membuka pintu mobil dan berjalan keluar.

Kyra pun mengikuti kakaknya itu sembari berlari kegirangan.

"Kakak, aku mau beli permen kapas"

"Iya, ayo"

"Kakak aku ingin naik itu" kata Kyra sambil menunjuk komedi putar.

"Ya udah naik sana" kata Eric

Kyra pun berlari menuju komedi putar dengan tersenyum gembira, entah mengapa hari ini Kyra terlihat sangat manis dan senyum bahagianya membuat hati nyaman ketika melihatnya.

"Cantik, manis, lucu sekali. Andai saja kamu bukan adikku"

deg deg deg deg

"Eh .. Sadar Eric, sadar" gerutu Eric sambil menepuk-nepuk wajahnya.

Beberapa saat kemudian, Eric mengajak Kyra untuk pulang karena sedari tadi dia belum istirahat dari bandara langsung ke pasar malam serasa tubuhnya pegal-pegal dan butuh istirahat.

"Sudah puas" tanya Eric sambil tersenyum.

"Iya" jawab Kyra dengan senangnya.

"Ayo pulang" seru Eric sambil menggandeng tangan Kyra.

Kyra hanya mengangguk dan menurut saja kepada kakaknya.

Ketika mereka hendak pergi menuju mobil entah dari mana seorang pria berbadan tinggi besar memakai topi dan jaket hitam berlari ke arah mereka dan menabrak Eric.

"Maaf tuan" kata lelaki itu sambil membenarkan topinya dan segera beranjak pergi.

Tetapi pandangan Eric tertuju ke tangan dan tengkuk lelaki itu. Di sana terdapat luka bekas sayatan yang di jahit dengan sembarangan.

"Topi itu, luka itu ... Sepertinya aku pernah lihat"

"Ahhhh," jerit Eric sambil memegangi kepalanya.

"Eh, Kakak. Kakak kenapa?" tanya Kyra yang khawatir melihat kakaknya meringis kesakitan.

"Kakak"

"Kak"

Pandangan Eric pun gelap dan teriakan Kyra juga tidak terdengar, seketika itu juga Eric pingsan.

...****************...

"Lari"

"Lari dan bersembunyilah"

"Tidak"

"Tidak!"

"Uhh, kepalaku" gumam Eric sambil memegang kepalanya.

Perlahan dia membuka matanya, aroma lilin terapi yang memenuhi ruangan, dekorasi ruangan yang tak asing, dan tempat tidur nyaman yang dia rindukan.

"Ah, aku sudah berada di rumah"

"Eh, kamu sudah sadar?" kata seseorang yang baru saja masuk, yang tak lain adalah ibunya, Nyonya Sofia Karendra.

"Ibu ..." sahut Eric manja sambil memeluk ibunya yang berada di sebelahnya.

"Aku kangen sekali sama Ibu"

"Uhh ... dasar anak ibu yang manja, sudah dewasa masih aja kayak anak kecil" kata Bu Sofia sembari mengusap kepala anaknya itu.

"Eric, setau Ibu kamu adalah anak yang kuat tetapi mengapa tadi kamu bisa pingsan di jalan? Adik kamu sampai nangis dari tadi karena merasa bersalah sudah mengajak kamu ke pasar malam" sambil menjauhkan Eric dari pelukannya.

"Ibu"

"Ya"

"Apakah Ibu pernah bertemu seseorang yang menakutkan?" tanya Eric kepada ibunya.

"Apa maksud kamu Eric" Jawab Bu Sofia dengan lembut

"Ibu, akhir-akhir ini aku bermimpi tentang seorang laki-laki yang membunuh wanita dengan pistolnya. Wanita itu menyuruhku berlari bu, apakah itu hanya kebetulan sebuah mimpi?" jelas Eric tentang mimpinya.

DEGGG

"Tidak, mungkin" seru Bu Sofia lirih.

"Ibu bilang apa?" tanya Eric membuyarkan lamunan Bu Sofia.

"Eh, tidak. Ibu tidak bilang apa-apa. Itu hanya mimpi Eric, sudah jangan di pikirkan kamu istirahat dulu saja ya, Ibu mau melihat ayahmu sudah pulang atau belum" kata Bu Sofia sembari menyelimuti tubuh Eric.

"Ibu, tolong panggilkan Kyra ya!" pinta Eric.

"Iya" sahut Bu Sofia sembari melangkah keluar kamar.

Episode. 3

"Kakak" kata Kyra sambil melangkah ke dalam kamar Eric.

"Kyra" kata Eric sambil duduk di atas ranjangnya.

Kyra pun mengikuti dan duduk di sebelah Eric.

"Kak, maafin Kyra ya, kalau Kyra nggak ngajak Kakak ke pasar malam pasti kakak nggak kecapekan"

"Kamu ngomong apa sih? lebay deh" ejek Eric karena dia tau adiknya habis menangis karena memikirkan dia.

"Ish, dasar" gerutu Kyra jengkel.

"Ya udah jangan nangis dong, gitu aja nangis. lagian kamu liat sendiri Kakak nggak kenapa-kenapa" kata Eric sambil tersenyum.

Kyra hanya diam saja sambil memandang kakaknya.

"Ya udah ayo ke bawah, Ibu menyuruh Kakak makan tadi. Sedari tadi Kakak kan belum makan"

"Ayo" kata Eric sembari beranjak dari tempat tidur dan menggandeng tangan Kyra.

Sesampainya di dapur terlihat ayah Eric dan Kyra yaitu Daniel Kerendra sedang duduk di meja makan sambil minum kopi sedangkan Bu Sofia sedang menghangatkan makanan.

Eric pun menarik bangku dan menyuruh Kyra duduk di sebelahnya.

"Kamu sudah baikan Ric?" kata Pak Daniel yang sedari tadi memandangi mereka berdua.

"Sudah yah" jawab Eric singkat.

"Eric ayo makan, tadi karena kamu pingsan kamu belum makan sama sekali" kata Bu Sofia sembari meletakkan piring di atas meja.

"Kalian tidak makan juga?"

"Kami sudah makan malam tadi" kata Bu Sofia sambil meletakkan nasi dan lauk di atas piring Eric.

"Selesai makan kamu ke ruang baca ya Ric" kata pak Daniel.

"Di sini saja yah, aku tau Ayah dari tadi mau mengatakan sesuatu" kata Eric sambil melahap makanannya.

"Aku ke kamar dulu ya Bu" kata Kyra sambil beranjak dari tempat duduknya.

Karena dia tau pasti kakak dan ayahnya ingin membahas pekerjaan.

"Kamu nggak makan?" kata Eric.

"Udah tadi sama Ayah dan Ibu" jawab Kyra sambil berlalu.

"Ayah mau ngomong apa?" tanya Eric sambil terus melahap makanannya.

"Karena kamu sudah pulang, Ayah ingin kamu mengambil alih perusahaan Ayah" kata pak Daniel serius.

Sedangkan Bu Sofia sedari tadi sudah meninggalkan mereka berdua.

"Ayah,.. apakah Ayah tidak keterlaluan, aku baru saja pulang dari menyelamatkan bisnis Ayah yang ada di luar negeri, sekarang sudah di suruh berperang lagi" jawab Eric tanpa memandang ayahnya.

"Ya sudah kalau kamu tidak mau, tapi kalau kamu mengajukan syarat Ayah pasti bisa memenuhinya" tegas Pak Daniel.

"Apa alasan Ayah memberikan perusahaan kepadaku?" tanya Eric penasaran.

"Tidak ada alasan, karena Ayah sudah tua. Ayah hanya mau pensiun" jawab Pak Daniel sambil menyandarkan punggungnya di kursi.

"Tidak, tim terbaikku ada di sana. Ayah tau sendiri aku tidak suka dan tidak percaya kepada orang-orang baru" kata Eric setelah menyelesaikan makanannya.

"Ah, maksudmu Susan, Jacob, dan Farhan?" tanya Pak Daniel dengan santai.

"Aish, ternyata Ayah memata-matai ku" ujar Eric kesal.

Singkat cerita 5 tahun lalu saat Eric baru saja datang ke negeri orang ada seorang lelaki paruh baya yang menemukan Eric tergeletak pingsan di pinggir jalan karena habis berkelahi dengan preman. Karena lelaki itu (yang kini di panggil Eric sebagai Master) tidak tahu identitas Eric maka ia membawa ke tempatnya, dan di sanalah mereka berempat bertemu dan berteman. Kebetulan juga mereka semua adalah orang Indonesia yang sedang berguru kepada Master.

Bisa di bilang Susan, Jacob, dan Farhan adalah teman seperjuangan Eric. Karena bantuan merekalah akhirnya Eric mampu mengatasi masalah perusahaan milik ayahnya.

"Siapa yang tidak kenal dengan mereka, mereka telah memberikan kontribusi besar terhadap perusahaan kita" kata Pak Daniel.

Eric diam saja sembari menengguk air putih yang ada di atas meja.

"Kalau kamu mau, perusahaan yang ada di luar negeri di pindahkan saja ke sini. Dan mereka bisa bekerja di sini dengan jabatan yang mereka inginkan" tegas Pak Daniel.

Eric hanya diam dan mencerna semua kata-kata ayahnya.

"Lalu kenapa ayah tidak melakukannya sedari dulu? Kenapa harus menyuruhku ke sana?" tanya Eric heran.

"Kalau kamu bisa mengingat sesuatu, Ayah akan menjelaskan semuanya kepadamu" kata Pak Daniel sembari beranjak pergi.

"Beri ayah jawaban selama 24 jam maka Ayah bisa menyiapkan semuanya" lanjut Pak Daniel.

"Ayah kenapa terburu-buru!" teriak Eric karena Pak Daniel sudah menjauhinya.

"Dasar Ayah, masih saja tukang maksa" gerutu Eric.

"Tapi ... apa yang Ayah maksud tentang mengingat sesuatu? memangnya aku melupakan sesuatu?" gumam Eric.

"Ah sudahlah, di pikir sambil tidur saja" kata eric sambil beranjak pergi ke kamar tidurnya.

......................

Tiga hari sudah berlalu saat pertama kali Eric datang ke Indonesia, akhirnya ia memutuskan untuk mengambil alih perusahaan ayahnya karena beberapa hari pak Daniel terus mendesak nya.

Di pagi hari yang cerah ini semua keluarga sedang sarapan pagi di meja makan tak terkecuali Eric dan ayahnya yang akan berangkat ke kantor.

"Selamat pagi semuanya" sapa Eric yang baru saja datang.

"Hemm" jawab Pak Daniel sembari menengguk kopi.

"Selamat pagi, sayang" jawab Bu Sofia.

"Mana Kyra, dia tidak ikut sarapan?" tanya Eric kepada ibunya

"Aku di sini" teriak Kyra menghampiri mereka sambil berlari terburu-buru.

"Hey, jangan lari-lari" kata Bu Sofia khawatir.

"Kamu tidak sarapan?" kata Eric.

"Kalian sarapan saja, Kyra sedang buru-buru. Kak Farel sudah di depan rumah soalnya" kata Kyra sambil meraih tangan kedua orang tuanya dan menciumnya tak terkecuali Eric.

"Hey, bawa bekalmu!" teriak Bu Sofia karena Kyra sudah menjauhinya.

"Tidak perlu Bu, nanti siang aku makan sama Kak Farel" jawab Kyra sambil terus berjalan.

"Assalamualaikum" lanjut Kyra.

"Wa'allaikum sallam" jawab ketiga orang yang ada di meja makan.

"Bu, siapa Farel?" tanya Eric sambil terus melahap sarapannya.

"Pacar Kyra" jawab Bu Sofia santai.

"Uhuk uhuk" Eric yang tersedak karena terkejut dengan penuturan ibunya.

"Kamu nggak apa-apa Ric?" tanya bu Sofia sembari menyodorkan segelas air putih dan langsung di minum oleh Eric.

"Apa? Pacar? Sejak kapan?" tanya Eric tak percaya.

"Iya, sudah setahun mereka pacaran" jelas Bu Sofia.

"Kenapa Ibu dan Ayah memperbolehkan Kyra pacaran?"

"Hais, awalnya ayah mu tak setuju karena Kyra harus kuliah dulu, harus belajar dulu. Tetapi ternyata si Farel itu anak dari temannya ayah. Jadinya Ayah tidak bisa berbuat banyak, Ayah mu hanya bisa memberikan batasan-batasan saja kepada mereka" tutur Bu Sofia.

"Kenapa? Hanya anak dari seorang teman saja? Apa spesialnya?" tanya Eric sedikit kesal.

"Karena papanya pemegang saham 35 persen di perusahaan kita," jawab pak Daniel yang sedari tadi hanya mendengarkan mereka.

"Ck, terus kalau dia pemilik saham tertinggi di perusahaan kita, apa ayah juga akan menjual Kyra demi perusahaan?" tanya Eric dengan kesal.

"Haish, sudahlah jangan membuat pagi yang indah ini jadi suram karena pembahasan yang tak perlu ini, lagian ini juga keputusan Kyra dan Farel. Ayah mau berangkat ke kantor dulu" kata pak Daniel sambil beranjak dari tempat duduknya dan di ikuti Bu Sofia untuk mengantarnya ke depan rumah.

"Cih, memang keputusan yang tepat kemarin aku menyetujui permintaan Ayah. Dengan begitu aku bisa mengawasi Kyra" kata Eric sambil meletakkan gelas ke atas meja dengan keras dan pergi beranjak dari meja makan.

"Hei, kamu sudah selesai?" tanya Bu Sofia yang kembali dari depan rumah.

"Heem, Eric berangkat dulu Bu" kata Eric sambil berjalan menuju mobilnya.

"Iya, hati-hati" sahut Bu Sofia.

Eric pun melajukan mobilnya melewati gerbang ke jalan aspal dan pergi menuju kantor.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!