Nama nya Bunga, gadis manis anak seorang dokter. Mama dan papa nya bekerja di rumah sakit Sejahtera di kota Belitung. Kota yang ramai dan di penuhi orang yang kaya raya.
Eit... Jangan pikir di kota Beliting gak ada orang miskin nya. Ada juga orang miskin di kota ini. Bukan hanya di kota ini sih, di setiap kota juga ada kan.
Gak akan ada orang kaya jika gak ada orang miskin nya. Betul tidak apa yang aku kata kan. Jika gak betul, benar kan saja apa yang salah dalam kata-kata ku itu.
Bunga tinggal di sebuah rumah yang terbilang mewah, rumah dengan desain yang cukup unik dan menarik. Orang kaya mah jelas rumah nya bagus kan.
Bunga anak satu-satu nya dalam keluarga itu. Papa nya bernama Rama, orang yang lumayan pendiam dan tidak suka bicara jika tidak perlu. Sedang mama nya bernama Mita, wanita yang sangat ramah dan suka bercanda.
Papa dan mama nya memang jauh berbeda, jika papa pendiam. Maka mama nya adalah orang yang paling ramah. Itu lah yang di kata kan jodoh. Tidak mungkin jika sama-sama pendiam, bisa sepi rumah jika semua nya tidak suka banyak bicara kan.
Bunga lebih mirip dengan papa nya, walau pun tidak sepenuh nya. Tapi lebih banyak gen papa yang masuk kedalam tubuh nya. Sehingga dia tidak terlalu banyak bicara. Hanya jika di butuh kan saja, tapi Bunga juga tak jarang suka bergurau sama teman-teman nya. Hanya dengan teman dekat nya saja sih yang pernah bergurau dengan nya.
Gadis cantik bertubuh putih ini juga terkenal pintar di sekolah nya. Tak jarang, semua pelajaran yang ia ikuti mendapat kan nilai yang sempurna.
Hal ini berbeda jauh dengan teman di sekolah nya. Apa lagi dengan anak yang bernama Kumbang itu. Anak yang suka hura-hura dan berantakan.
Di sekolah nya, Kumbang terkenal dengan nama anak brandalan. Penampilan nya yang acak-acakan dan hanya mengikuti kemauan hati nya saja.
Kumbang akan lari dari kelas nya jika ia merasa tidak mau belajar. Tidak ada yang bisa memperingati Kumbang. Bukan sekali atau dua kali, Kumbang mendapat kan surat panggilan dari sekolah. Hampir puluhan surat panggilan yang datang kerumah nya.
Tapi tetap saja tidak ada pengaruh bagi Kumbang. Ia bersikap layak nya tidak ada kejadian, sehingga kepala sekolah merasa capek sendiri.
Tempat sekolah Bunga dan Kumbang ini letak nya di tengah kota Belitung. Halaman sekolah yang luas dan tertata rapi. Sekolah sma Harapan Bangsa, di sini lah mereka semua bersekolah. Sma yang lumayan terkenal di kota Belitung.
Tapi sayang nya, peraturan yang ketat dari sekolah tidak bisa membuat sekolah itu di takuti oleh Kumbang. Ia akan berlaku seperti layak nya orang yang tidak tahu apa-apa dengan peraturan sekolah.
Walau pun begitu, kumbang juga di sukai oleh para gadis di sekolah. Karna ia terkenal berwajah paling tampan di antara semua siswa laki-laki di sekolah ini.
Para gadis itu seakan tidak masalah dengan kelakuan nya. Peraturan yang ia langgar, dan semua kejahilan nya pada sesama teman nya.
Mereka akan mengagumi ketampanan Kumbang, tapi tidak untuk mendekati nya. Tidak ada yang berani untuk mendekati Kumbang.
Hari ini, Bunga di panggil kekantor sama kepala sekolah. Seorang guru datang kekelas nya, dan mengata kan bahwa kepala sekolah ingin Bunga datang kekantor nya.
Tanpa menanya kan apa masalah yang Bunga laku kan hari ini. Bunga lagsung saja keluar dari kelas nya. Dan berjalan menuju ruangan kepala sekolah.
Sampai di depan ruang kepala sekolah, Bunga pun mengetuk pintu yang membatasi ruang kepala sekolah dengan guru yang lain.
"Masuk..." terdengar suara seorang laki-laki dari dalam ruangan itu.
Bunga masuk dengan perasaan yang di penuhi tanda tanya. Apa kah sebab nya kepala sekolah memanggil diri nya. Padahal kan Bunga tidak ada berbuat salah sepanjang sekolah.
"Bapak memanggil saya pak?" kata Bunga saat sudah masuk kedalam.
"Iya Bunga, silakan duduk dulu." kata kepala sekolah.
Bunga duduk di kursi depan kepala sekolah dengan di liputi rasa penasaran yang tinggi.
"Bapak memanggil kamu kesini karna ada hal yang bapak ingin kamu laku kan Bunga." kata kepala sekolah.
"Hal apa yang bisa saya laku kan untuk bapak?" tanya Bunga.
"Bapak ingin kamu jadi pembimbing untuk teman mu yang bernama Kumbang." kata kepala sekolah.
"Pembimbing??" kata Bunga tidak mengerti.
"Pembimbing untuk apa pak?" kata Bunga lagi.
"Bunga, kamu adalah siswi yang paling berprestasi bagi sekolah kita. Bapak berharap sekali kamu bisa menjadi pembimbing untuk teman mu Kumbang. Anak itu butuh bimbingan seseorang agar ia lebih baik." kata kepala sekolah.
Bunga masih tidak mengerti, bagai mana bisa ia membimbing Kumbang yang kacau balau seperti itu.
"Tapi kenapa saya pak? Bagai mana jika Kumbang menindas saya?" kata Bunga cemas.
"Tidak akan Bunga, bapak yakin jika Kumbang tidak akan menyakiti mu. Karna selama ini, Kumbang tidak pernah menyakiti perempuan kan." kata kepala sekolah.
Benar juga, Kumbang memang tidak pernah bikin ulah pada perempuan. Hanya saja, perempuan yang takut pada nya. Termasuk Bunga.
"Bagai mana Bunga, apa kah kamu setuju untuk membimbing Kumbang untuk belajar. Dan mengubah sikap nya agar lebih baik." kata kepala sekolah.
"Tapi pak, kenapa bukan guru saja. Kenapa harus saya yang membimbing Kumbang. Saya tidak yakin saya bisa pak." kata Bunga.
"Tidak bisa Bunga, kamu dan Kumbang kan sama-sama pelajar. Mungkin Kumbang akan lebih bisa memahami jika kamu yang membimbing nya. Lagian hanya kamu yang bisa bapak percaya dalam hal ini. Karna bapak yakin kamu bisa di andal kan Bunga." kata kepala sekolah.
"Baik lah pak, akan saya coba untuk membimbing Kumbamg. Tapi saya tidak yakin bisa merubah nya pak." kata Bunga.
Pada akhir nya, dalam keterpaksaan di hati nya. Bunga menerima juga keinginan kepala sekolah untuk membimbing Kumbang.
Ini sebenar nya adalah masalah besar untuk Bunga. Karna yang mau di bimbing itu orang yang tidak bisa di bimbing. Tapi tidak tahu apa hasil nya jika tidak mencoba dulu kan. Maka nya, Bunga memutus kan untuk mencoba menjadi pembimbing bagi Kumpang yang paling nakal di sekolah.
Dalam hati Bunga berkata, masih banyak waktu untuk membuat Kumbang bisa belajar. Karna ini baru kelas sepuluh semester dua kan.
Setelah menerima permintaan kepala sekolah. Dan kepala sekolah pun berterima kasih pada Bunga. Maka Bunga pun minta izin keluar dari ruang kepala sekolah untuk kembali kekelas nya.
Bunga kembali kekelas, Mia teman sebangku nya sudah dari tadi menunggu Bunga dengan perasaan penasaran nya.
"Ada apa Bunga, kamu gak di marah sama kepala sekolah kan ya?" kata Mia penuh dengan penasaran.
Mia dan Bunga berteman baik dari smp sampai sekarang. Mia memang agak berbeda di banding kan Bunga. Tidak terlalu cantik sih, tapi suka bercanda dan agar rada-rada lebai.
"Gak papa Mia, hanya ada yang kepala sekolah minta aku bantu kan saja." kata Bunga.
"Oh... Syukur deh. Aku kira kamu bikin masalah tadi. Sampai kepala sekolah harus bertemu kamu." kata Mia.
"Mana ada aku bikin masalah Mia, asal aja kalau bicara." kata Bunga.
"Iya... Aku kan cuma bercanda Bunga. Gak perlu dong marah gitu." kata Mia.
"Mia, di mana Kumbang kok gak ada di kelas." kata Bunga.
"Eh... Tumben banget kamu nanya si Kumbang. Naksir juga kamu sama anak nakal itu ya." kata Mia.
"Mia, gak perlu mubazir kata-kata deh, aku hanya tanya di mana anak itu kan. Malah kamu bicara yang gak penting." kata Bunga.
"Dasar Bunga, gak bisa di ajak bercanda dikit. Kumbang keluar dari tadi, jangan tanya aku kemana dia. Yang aku tau Kumbang keluar, udah itu aja." kata Mia.
"Yah... Aku juga gak akan nanya lagi kemana dia. Hanya tanya kemana Kumbang kan itu aja." kata Bunga.
Pas saat itu, Kumbamg masuk kedalam kelas. Ia mendengar kan nama nya di bicara kan. Bukan nya pertama kali sih, tapi untuk kali ini agak aneh bagi nya. Karna yang bicara nama nya itu Bunga.
Gadis yang tak pernah mengagap nya ada dalam kelas itu hanya Bunga. Bagai mana pun tingkah nya dalam kelas, hanya Bunga yang tidak ingin ikut campur.
Maka nya, itu rasa nya agak aneh saat Bunga menyebut nama nya. Ia pun langsung menghampiri saja Bunga dan Mia.
"Ada apa sebut nama ku, tumben banget kamu sebut-sebut nama ku." kata Kumbang.
"Jangan percaya diri dulu, aku gak niat juga nyebut nama kamu." kata Bunga.
"Oh... Gitu, gak percaya diri sih. Hanya tak percaya aja, kamu bisa sebut nama ku hari ini." kata Kumbang.
Bunga diam, bukah kah ia harus bicara pada Kumbang masalah yang kepala sekolah beri kan pada nya. Dia harus membuang ego nya untuk sementara waktu ini.
Saat Kumbang ingin pergi dari sana, Bunga masih berpikir. Harus kah ia mengajari Kumbang dalam belajar. Jika ia mengajari Kumbang belajar, itu sama juga dengan Bunga bersama dengan Kumbang.
Tapi mau gimana lagi, ini tangung jawab dari kepala sekolah. Tangung jawab yang harus ia jalan kan.
"Kumbang, bisa kah aku bicara pada mu sebentar." kata Bunga.
Mia menatap Bunga, Mia tak percaya apa yang Bunga kata kan. Kumbang menghenti kan langkah nya. Mendengar apa yang Bunga kata kan.
"Kamu yakin mau bicara sama aku, mimpi apa kamu semalam gadis sombong." kata Kumbang.
"Hey... Enak aja, aku bukan gadis sombong. Jika kamu tidak mau bicara ya sudah. Tidak perlu mengata kan aku gadis sombong segala." kata Bunga marah.
"Ha... Ha... Ha... Baru satu kata sombong saja sudah membuat mu seperti orang kebakaran jenggot. Dasar gadis aneh, gak ngerti aku sama kamu." kata Kumbang.
"Eh... Harus nya aku yang bilang gitu tahu gak, bukan kamu." kata Bunga.
"Terserah kamu deh, tapi aku akui. Tadi malam aku ngak tahu mimpi apa sampai kamu menyebut nama ku di sekolah. Bukan hanya menyebut nama ku, tapi juga bicara dengan ku. Itu sangat aneh sekali rasa nya." kata Kumbang.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!