Di Rumah Keluarga Mahendra, Raihan, Amira, dan kedua anak mereka pun sudah berkumpul di ruang makan untuk sarapan.
"Affandra, Azkadina, umur kalian berdua kan sudah hampir mau 5 tahun sebentar lagi kalian berdua harus masuk ke sekolah,"
"Yah, Papa. Kok cepat sekali sih masuk sekolahnya,"
"Iya, Azkadina kan masih bermain di rumah aja,"
"Affandra, Azkadina, Mama tidak pernah loh mengajarkan kalian berdua untuk membantah perintah dari Papa,"
"Iya, Ma,"
"Ayo minta maaf sama Papa,"
"Papa, maafin Affandra ya,"
"Iya, Pa. Azkadina juga ya,"
"Iya, sayang - sayangan Papa,"
"Yauda sekarang kalian berdua makan ya makanannya,"
"Siap, Papa,"
"Raihan, kamu udah dapat kabar dari Mama dan Papa belum,"
"Belum sih sayang, kayaknya mereka masih lama lagi deh pulangnya dari Amerika,"
"Memangnya kenapa?,"
"Gak apa - apa sih, Raihan. Aku cuma takut aja Mama sama Papa kan di Amerika cuma berdua nanti kalau terjadi apa - apa sama Mama dan Papa, bagaimana cobalah. Siapa coba yang bakalan bantuin Mama sama Papa di sana,"
"Apalagi kan Papa sudah diagnosis punya penyakit serangan jantung,"
"Sayang, kamu jangan khawatir kayak gitu ya nanti aku bakal minta Michael untuk sering - sering lihatin Mama sama Papa di Amerika,"
"Baiklah, Raihan,"
Raihan pun mengelus pipi Amira dan mereka berdua pun saling bertatapan.
"Cieeee... Mama sama Papa,"
Raihan dan Amira pun lupa jika mereka sudah memiliki anak dan tidak boleh menunjukan kemesraan di depan mereka. Affandra dan Azkadina pun terus menggoda Raihan dan Amira hingga membuat Raihan dan Amira menjadi salah tingkah.
"Mama, Papa, romantis sekali,"
"Aduh kenapa sih aku lupa kalau aku itu udah punya anak," Gumam Amira.
Raihan dan Amira pun terlihat malu dengan Affandra dan Azkadina.
"Hmmm...Papa sudah selesai sarapan, Papa mau berangkat ke kantor dulu ya,"
"Iya Papa, hati - hati ya,"
"Papa jangan lupa belikan jajan ya kalau pulang nanti,"
"Iya anak - anak Papa tersayang,"
Raihan pun pergi meninggalkan meja makan.
"Sekarang kalian berdua habiskan makanannya, ayo habiskan jangan di main - mainin seperti itu,"
"Mama, Azkadina sudah kenyang,"
"Iya, Mama. Affandra juga sudah kenyang,"
"Mama tau kalian berdua ini mau main, habiskan sarapannya dulu baru main atau Mama bilangin Papa nanti biar kalian berdua di marahin sama Papa,"
"Jangan dong, Ma. Jangan bilang sama Papa,"
"Makanya kalau gak mau di bilangin sama Papa, sarapannya di habiskan,"
"Iya, Mama,"
Affandra dan Azkadina pun menuruti perkataan Amira. Mereka berdua pun memakan makanan mereka dengan sangat lahap dan menghabiskannya hanya dalam sekejab mata saja.
"Dah habis,"
"Sama Azkadina juga sudah habis,"
"Yeah, udah boleh main,"
"Mama, bolehkan kami main sekarang,"
"Boleh, tapi di halaman belakang. Dan tidak boleh bermain di halaman depan,"
"Baiklah, Mama,"
Affandra dan Azkadina pun turun dari kursi makan mereka dengan sangat tergesa - gesa.
"Pelan - pelan turunnya Affandra, Azkadina,"
"Iya, Mama,"
Setelah turun dari kursi makan mereka, Affandra dan Azkadina pun langsung berlari menuju ke halaman belakang.
"Yeah, main, main,"
"Affandra, Azkadina, jangan lari - lari nanti jatuh,"
"Hmmmm....Anak - anak itu suka sekali berlari nanti jika sudah terjatuh dan Papanya pasti bakalan marah sama aku,"
"Yaudah deh karena anak - anak lagi pada main di halaman belakang, aku beres - beres rumah sebentar soalnya sebagian pelayan di rumah ini kan pada pulang kampung jadi aku harus ikut beres - beres rumah biar kalau mereka berdua nanti masuk dan bermain di dalam rumah semuanya sudah rapi,"
Amira pun mengambil semua piring kotor yang ada di meja makan dan membawanya ke dapur untuk di bersihkan.
Affandra dan Azkadina sedang bermain di halaman belakang rumah.
"Dina, kita main kejar - kejaran yuk,"
"Enggak ah, gak mau nanti kalau jatuh terus terluka. Papa pasti bakalan marah,"
"Sekali saja, tidak akan jatuh kok kalau kamu lari yang benar,"
"Enggak mau ah, yauda kalau kamu tidak mau aku akan ambil boneka kamu,"
"Andra, jangan ambil boneka aku dong,"
"Andra, balikin boneka aku,"
"Ayo kejar aku, Dina,"
"Ayo kejar aku sampai dapat,"
"Andra nakal, nanti aku bilangin sama Mama loh biar kamu di marahin,"
"Andra balikin,"
"Andra,"
"Ayo kejar aku Dina,"
"Kamu lambat sekali, Dina,"
"Aaahhhh," Azkadina yang terus berlari mengejar Affandra pun akhirnya terjatuh karena tersandung batu yang berada di depannya.
Affandra yang mendengar teriakan dari Azkadina pun langsung membalikkan tubuhnya ke belakang. Affandra sangat terkejut melihat adiknya yang sudah terjatuh dengan lututnya yang berada.
"Dinaaaa," Teriak Affandra yang bergegas berlari menghampiri Azkadina.
"Dina, kamu gak apa - apa kan,"
"Hiks...Hiks...Hiks...sakit Andra,"
"Lutut kamu terluka, Dina. Aku panggilkan Mama ya biar Mama obati lukamu,"
"Jangan Andra kalau Mama tau nanti kamu pasti di marahin sama Mama,"
"Kan memang aku yang salah jadi tidak apa - apa jika aku di marahin oleh Mama,"
"Aku panggilkan Mama ya, kamu tunggu di sini sebentar saja,"
"Aku akan akan segera kembali,"
Affandra pun berlari masuk kembali ke rumah dan berteriak memanggil Amira.
"Mamaaa,"
"Maaa,"
"Mamaaa,"
"Mama kemana ya, apa Mama lagi ada di dapur,"
"Lebih baik aku langsung lihat ke dapur aja deh,"
Affandra pun langsung bergegas berlari menuju ke dapur.
...*****************...
Sesampainya di dapur, Affandra sangat senang karena telah menemukan Amira yang sedang mencuci piring di dapur.
"Mama," Teriak Affandra.
Amira yang mendengar suara teriakan dari Affandra pun langsung mencuci tangannya, mematikan kran air, dan langsung membalikan tubuhnya ke arah belakang.
"Sayang, ada apa?,"
"Mama,"
"Dina, Ma,"
"Adik kamu kenapa sayang,"
"Dina terjatuh dan lututnya terluka,"
"Apa, adik kamu terjatuh,"
"Iya, Ma,"
"Dimana adik kamu sekarang,"
"Ada di halaman belakang, Ma,"
"Yaudah ayo kita kesana sekarang,"
"Iya, Ma,"
Amira dan Affandra pun langsung berlari ke halaman belakang.
...***************...
Sesampainya di halaman belakang, Amira dan Affandra pun langsung berlari ke arah Azkadina.
"Sayang, kamu gak apa - apa kan,"
"Kaki Dina sakit, Ma,"
"Sekarang kita masuk ke dalam dulu ya biar Mama obati lutut kamu di dalam nanti,"
"Iya, Ma,"
Amira pun menggendong Azkadina dan langsung Membawanya masuk ke dalam rumah. Sementara Affandra terus berjalan mengikuti Amira dari belakang.
...****************...
Sesampainya di dalam Rumah, Amira langsung membawa Azkadina ke ruang tamu dan menurunkannya ke sebuah kursi Sofa yang ada di ruang tamu.
"Coba sini Mama lihat lutut kamu ya sayang,"
Azkadina pun meluruskan kakinya dan Amira langsung melihat luka kecil yang ada di lutut Azkadina.
"Untung lukanya tidak parah, Mama ambilkan obat untuk kamu sebentar ya sayang,"
"Iya, Ma,"
"Affandra, kamu jaga adik kamu sebentar ya,"
"Iya, Ma,"
Amira pun langsung pergi meninggalkan Affandra dan Azkadina di ruang tamu.
"Hmmmm...Dina, aku minta maaf ya karena udah buat lutut kamu terluka,"
"Gak apa - apa kok, Andra. Aku udah maafin kamu kok kan kata Papa kita itu gak boleh gak maafin orang yang udah minta maaf sama kita,"
"Jadi kamu maafin aku,"
"Iya, lagipula ini hanya luka kecil saja. Kata Mama juga tadi tidak parah,"
"Owh ya, ini boneka kamu," Affandra mengembalikan boneka yang ia rebut tadi dari Azkadina.
"Wah, boneka aku. Makasih Andra,"
"Iya sama - sama adikku,"
Amira kembali dengan membawa kotak P3K dan semangkuk air yang sudah diberikan obat untuk membersihkan luka di lutut Azkadina. Amira langsung duduk di sebelah Azkadina. Lalu, meletakkan kotak P3K dan semangkuk air tersebut di atas meja.
"Sekarang luruskan kakinya ya sayang biar Mama obati dulu luka di lutut kamu,"
"Iya, Ma,"
Amira pun mulai membersihkan luka di lutut Azkadina agar tidak infeksi.
"Mama,"
"Iya, Affandranya Mama sayang,"
"Affandra minta maaf ya, Ma,"
"Kok kamu minta maaf sih kan kamu gak ada salah sayang,"
"Dina terluka karena Andra, Ma,"
"Pasti kalian berdua main lari - larian lagi ya,"
"Iya, Ma,"
Amira pun menghela nafasnya dan tersenyum kepada Affandra.
"Gak apa - apa sayang, kamu gak usah merasa bersalah kayak gitu. Yang terpenting sekarang Mama mau kamu harus lebih baik lagi jagain adik kamu ya. Jangan sampai terluka kayak gini lagi,"
"Iya, Mama. Affandra janji bakalan lebih baik lagi jagain Azkadina,"
"Gitu baru namanya jagoan kecilnya Mama,"
Setelah memberikan pengertian kepada Affandra, Amira pun melanjutkan mengobati luka Azkadina hingga selesai.
Malam hari pun tiba, Waktu sudah menunjukan pukul 8 malam. Amira terlihat sedang sibuk membantu Affandra dan Azkadina untuk mengambil makanan.
"Mama, udah jam 8. Tapi kenapa Papa belum pulang juga ya,"
"Iya, Ma. Memangnya Papa sibuk banget ya di kantor,"
"Kalian berdua makan dulu ya, palingan sebentar lagi Papa juga sudah sampai rumah,"
"Gak mau ah, Ma. Andra kan pengennya makan bareng sama Mama sama Papa juga,"
"Iya, Ma. Dina juga pengennya makan malam bareng Papa,"
"Hayoo...Siapa yang bilang tadi gak mau makan kalau gak ada Papa," Ucap Raihan dengan sangat keras dari arah kejauhan.
"Papaaa," Ucap Affandra dan Azkadina dengan senang karena melihat Raihan telah pulang.
Affandra dan Azkadina pun berlari menghampiri Raihan dan langsung memeluk Raihan.
"Papa, Why did it take you so long to come home from work?," ( Papa, kenapa lama sekali baru pulang kerja )
"Papa didn't take long to get home from work, Papa just stopped by the supermarket for a while to buy this," ( Papa tidak lama pulang kerjanya, Papa hanya mampir sebentar ke Supermarket untuk beli ini ). Raihan memperlihatkan beberapa kantung plastik yang berisi banyak sekali cemilan kesukaan Affandra dan Azkadina.
"Papa tidak lupa dengan apa yang kami pesankan sebelum Papa pergi bekerja,"
"Tentu saja tidak, Mana mungkin Papa bisa lupa sesuatu yang diinginkan oleh anak - anak kesayangan Papa ini,"
"Raihan, kamu ini jangan terlalu banyak membelikan mereka makanan ringan gak bagus tau untuk kesehatan mereka berdua,"
"Sayang, Aku hanya membelikan mereka makanan ringan sekali - sekali saja kok,"
"Hmmm...Terserah kamu saja deh, Raihan,"
"Yaudah sekarang makan dulu ya anak - anak Mama, ayo sini,"
"Iya, Ma,"
Affandra dan Azkadina pun kembali berlari ke meja makan dan langsung kembali duduk di kursi mereka masing - masing.
"Papanya gak di ajak makan nih,"
"Raihan, jangan manja deh,"
"Kan aku juga pengen di perhatiin kayak dulu sayang,"
"Yaudah, sini suamiku sayang. Ayo makan,"
"Iya istriku tersayang,"
"Dina, sepertinya lain kali kita harus makan di kamar saja deh,"
"Iya, Andra. Aku merasa kita mengganggu Mama dan Papa,"
Amira pun berjalan mendekati Raihan.
"Raihaaaannn..," Amira pun mencubit pinggang Raihan.
"Awh, sakit sayang,"
"Ih, Raihan. Ini gara - gara kamu tau kan jadinya anak - anak pada kelihatan gak nyaman kayak gitu,"
"Iya ya maaf sayang,"
"Papa sama Mama kenapa?,"
"Ah, gak apa - apa kok sayang, Mama sama Papa cuma lagi ngobrol aja,"
"Ya kan, Pa,"
"Iya, Ma,"
"Yaudah Papa duduk ya,"
"Papa mau makan apa?,"
"Awh, masih sakit tau sayang karena kamu cubit tadi,"
"Biarin aja, habisnya kamu kalau mau mesra - mesraan itu suka gak tau waktu sih,"
"Ya kan namanya aku itu masih muda dan ganteng lagi jadi suka lupa gitu kalau aku udah jadi bapak dari dua anak,"
"Ya kan anak - anak, Papa kalian ini masih ganteng kan,"
"Iya, Pa. Papa masih sangat ganteng sekali,"
"Tuh kamu dengarkan sayang,"
"Terus aja kamu ajarin anak aku kayak gitu, Raihan,"
"Ih anak kamu, mereka anak - anak aku lah,"
"Owh kayak gitu ya, yaudah oke - oke gak apa - apa,"
"Lihat aja nanti malam,"
"Ah, sayang mah ngancemnya kayak gitu,"
"Yauda kita makan aja ya sayang,"
"Sayang kamu jangan terlalu masukan ke dalam hati kali ya kata - kata aku tadi. Jangan suruh aku tidur di luar juga ya sayang soalnya cuacanya agak dingin nih sayang akhir - akhir ini,"
"Tau ah, aku gak mau tau,"
"Hayooo.... Papa, Mama jadi marah,"
"Iya anak - anak, hati - hati ya Mama kalian ini kalau lagi marah itu bisa jadi serigala gitu,"
"Benarkah Mama bisa jadi serigala, Papa,"
"Iya anak - anak makanya Papa aja suka takut gitu kalau Mama kalian sudah marah,"
"Ingat nanti malam, awas kamu ya Raihan,"
"Yaudah, aku tidur sama anak - anak aja,"
"Gak bisa tidur sama ratuku, aku tidur sama putriku dan pangeran kecilku aja,"
"Sabar Amira, sabar, Masih ada anak - anak di sini,"
"Ayo anak - anak Mama tersayang, di habisin ya makanannya,"
"Iya, Ma,"
"Tapi Mama gak jadi serigalanya, Pa,"
"Sebentar lagi pasti berubah,"
Amira pun mencubit paha Raihan.
"Awh, sakit tau sayang kok di cubit lagi sih,"
"Biarin aja,"
"Tapi kamu cantik loh kalau lagi marah kayak gini," Bisik Raihan di telinga Amira.
Amira pun mulai tersenyum mendengar perkataan manis dari Raihan.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!