Earth-tech,
Indohype, Ibukota Luminous,
18 September ETT210,
Pagi Hari,
07.30 AM,
Disuatu tempat, dimana terlihat sebuah ruangan berwarna putih bersih berisikan alat-alat dan catatan berserakan diatas meja kaca tebal.
Sebuah Komputer dengan 3 monitor lebar dengan spesifikasi tinggi dan Seorang Pria dengan rambut hitam sealis, iris mata berwarna hitam, wajah mulus putih pucat dengan dagu lancip.
Tik...
Tik...
Tik...
Terlihat Pria tersebut fokus kearah monitor dan jarinya dengan cepat dan tepat mengetik. Terlihat dimonitor adanya gambaran Pengkodean serta Pemodelan bentuk suatu Perangkat Lunak.
Dengan nafas memburu dan bulir keringat diwajahnya, Pria tersebut menyeringai dan jari telunjuknya diangkat dan menekan tombol keyboard 'Enter'.
"Wahahahahahaha... Akhirnya... Akhirnya! Mahakarya-ku telah berhasil diprogram!" teriak Pria tersebut kegirangan sambil mengepal erat tangannya.
Pria tersebut merapikan lembaran kertas berserakan tersebut. Lalu ia berpindah kesebuah alat dimana terdapat sebuah tabung kosong serta jarum panjang didalam.
Pria tersebut dengan tergesa-gesa mondar-mandir melihat kesana-kemari tak jelas hingga ia menemukannya. Ia menoleh kearah tombol merah disebuah alat yang cukup besar. Pria tersebut menekan tombol merah tersebut.
Klik-
Wung~
Hiet~
Ciet~
Terlihat alat tersebut bergetar dan bergerak. Sebuah mesin memulai operasinya, bersamaan layar monitor komputer berubah dan menunjukkan statistik proses serta sebuah persegi panjang yang mana ujung samping kanan menunjukkan persentase proses kerja mesin tersebut.
Pria tersebut melihat bahwa persentase proses menunjukkan angka 0,10% pun menghela nafas dan kembali merapikan semua barang serta lembaran kertas.
Lembar terakhir terkumpul dan disusunnya disebuah laci lemari arsip dan menutupnya lalu menguncinya. Pria tersebut menyeka keringatnya dan berjalan menuju monitor komputer. Ia memperhatikan bahwa persentase proses menunjukkan angka 0.26%. Pria tersebut bertolak pinggang dan terdiam sejenak memikirkan sesuatu.
Kruok~
Tiba-tiba perutnya keroncongan menandakan lapar. Pria tersebut pun memutuskan untuk makan dan meninggalkan tempat ini. Tempat ini berada dibawah tanah dimana rumahnya berada. Pria tersebut menuju sebuah pintu besi lalu membukanya. Terlihat pintu kawat yang otomatis terbuka keatas dan memperlihatkan sebuah ruangan kotak besi yaitu sebuah Elevator.
Pria tersebut masuk dan berbalik menekan tombol 1 disisi kanan Pria tersebut.
Jrek... Jrek... Dum~
Hip~
Hung...
Elevator bergerak keatas dan terlihat itu bergerak cepat hingga beberapa saat langsung berhenti dan membukakan pintu sendiri.
Cit~
Tling~
Pria tersebut keluar dan berada dimana ada sebuah kasur, rak buku, dan komputer. Pria tersebut muncul dimana rak buku tiba-tiba terbuka. Itu adalah pintu rahasia menuju Elevator tersebut.
Pria tersebut keluar dari kamar dan menuju ke dapur. Ia membuka lemari es dan melihat adanya beberapa Mie instan dan beberapa Telur Ayam. Ia mengambil 2 bungkus Mie Instan dan 1 butir Telur Ayam dan pergi menuju dimana kompor listrik berada.
Pria tersebut memasaknya dan menyajikannya dimangkuk yang cukup besar. Mengambil garpu dan sendok lalu memakannya.
Slurp~
Pria tersebut merasakan keenakan dan merasa cukup tenang setelah menyeruput mie tersebut. Dengan cepat ia menghabiskannya hingga tak tersisa.
Ia balik kekamarnya dan duduk dimana meja komputer berada.
Pria tersebut adalah Exio Pistost, seorang Ahli dalam bidang Komputer serta Pengembangan Teknologi. Umurnya sekarang 28 tahun yang mana belum menikah dan tak punya pacar.
Dirinya menghabiskan waktunya belajar dan meneliti proyek yang Ia kerjakan serta mengembangkannya. Proyek yang Ia kerjakan adalah sebuah 'Mahakarya'-nya yang dibanggakan yaitu sebuah Teknologi berbasis Kecerdasan Buatan sebagai pemandu.
Sebuah 'Mahakarya' yang mana terbuat dari Mesin berukuran kecil yang mana dikompres menjadi bentuk cairan. Cairan tersebut disuntikkan kedalam otak yang mana akan hinggap di dalam otak dan hidup.
Sebagai Kecerdasan Buatan yang sudah dikembangkan dan sebuah program dimana Kecerdasan Buatan mencari informasi dengan sendirinya hingga meningkatkan Daya Ingat serta Kinerja Otak Sang Pemakai.
Hari ini adalah Hari Ulang Tahunnya dimana ia berumur 28 tahun. Tidak ada perayaan, hanya sebuah harapan bahwa 'Mahakarya'-nya lolos dalam tes percobaan kali ini.
Exio beranjak dari kursi dan beralih membaringkan tubuh ke kasur. Dirinya lelah telah begadang menyelesaikan Pemograman sistem 'Mahakarya'-nya tersebut. Ia memejamkan matanya dengan perlahan tidur terlelap.
......................
10.21 AM,
Exio membuka matanya dan perlahan bangun mendudukkan tubuhnya disamping kiri kasur. Ia mengucek matanya dan melihat sebuah jam yang menggantuk di dinding sebelah kanan yang jarum pendek menunjukkan angka 10.
Exio beranjak dari kasurnya dan beralih kearah Rak Buku berada. Ia mencari sesuatu dan menemukan sebuah Buku berwarna Hitam dengan 2 garis biru horizontal. Ia menariknya dan Rak Buku tiba-tiba bergetar lalu itu terbuka dengan terbelah menjadi 2.
Pintu kawat terbuka keatas dan Exio masuk dan langsung memencet tombol 0 dimana pintu langsung menutup dan Elevator bergerak turun.
Tling~
Jrek... Jrek... Jrek...
Exio keluar dari Elevator yang mana Elevator tersebut langsung menutup diri secara otomatis. Exio berjalan kearah Komputer dengan 3 Monitor berada.
Exio dengan fokus melihat persegi panjang yang terisi penuh dengan warna putih dan melihat persentase proses menunjukkan angka 99,98%.
Dengan antusias Exio berdiri dan memperhatikannya. Jantung berdegup kencang menahan kegembiraan akan keberhasilan dimana Ia telah menghabiskan beberapa tahun dalam Pengembangan dan Pemograman 'Mahakarya' tersebut.
99,99%...
.
.
.
100%
Tling~
Notifikasi Komputer berbunyi, persegi panjang telah sepenuhnya berwarna putih yang mana awalnya kosong berwarna hitam.
Huhunhuhung...
Suara mesin berhenti dan terlihat sebuah tabung kini terisi oleh sebuah cairan berwarna abu-abu yang mana banyak bintik-bintik biru muda yang menyala di dalam.
Exio dengan hati-hati meraihnya dengan bangga dan mengelusnya. Telihat cairan tersebut seperti bergerak sendiri didalam dan bintik-bintik biru itu berkedip-kedip layaknya kunang-kunang.
Exio mencium tabung tersebut dengan bangga dan beralih kesebuah ruangan yang mana berisi tempat tidur yang dikeliling mesin dan diujung tempat tidus telihat diatasnya ada 2 jarum panjang serta pencahayaan yang cukup terang.
Dengan hati-hati Exio berjalan menuju belakang mesin dimana posisi kepala ditempat tidur berada. Ia menyentuh sebuah layar mini yang mana itu langsung menyala dan menyediakan sebuah tabel berisi nomor satu (0) sampai (9) dan tombol kembali (←) serta hapus/silang (×).
Exio dengan cepat menyentuh layar dengan 3 jari yang saling berpindah tempat yang mana mulai dari urutan 703-159-123-086.
Tling~
Cess~
Bunyi notifikasi serta sebuah mekanisme berkerja dimana sebuah penutup mesin terbuka dan memperlihatkan sebuah tempat yang sangat pas dan cocok untuk meletakkan tabung berisi cairan yang terkompres oleh sebuah mesin.
Exio meletaknya didalam tempat tersebut dan menutup penutup mesin dan menekan sebuah tombol yang mengunci penutup tersebut.
Cekling-
Exio beralih masuk ke kasur tersebut dan terlihat ada sebuah Remote Control diatas kasur. Ia mengambilnya dan berbaring. Terlihat dikasur tersebut tercetak sebuah garis membentuk manusia. Exio memposisikan tubuhnya dengan benar sesuai garis di kasur.
Dengan Remote Control ditangan kanannya. Ia menoleh kesamping kanan dan melihat Remote Control memastikan Ia menekan tombol yang benar. Ia menekan tombol sudut kiri atas berbentuk gembok (🔒).
Wung-
Cekling~
Tiba-tiba sebuah mesin berbunyi dan kasur bergetar dimana sebuah mekanisme mesin bekerja. Lalu tubuh Exio yang sudah diposisis yang pas sesuai gambar dikasur pun terkunci dengan munculnya penahan besi yang ada di kedua kaki dan tangannya serta perut dan bahunya.
Exio mencoba bergerak untuk melonggarkan sedikit ruang untuk tubuhnya. Sekali lagi Ia menoleh kearah Remote Control dan menekan sudut kanan atas berbentuk suntik (💉).
Wung~
Hing~
Mesin diatas kepala Exio bergerak. Dengan Exio mendongak keatas melihat cahaya silau dan sebuah suntik pertama menusuk kepalanya dan menembus tengkoraknya.
Argh!!!
Hirgh...
Arkh!!!
.
.
.
Suntikan pertama adalah sebuah stimulus untuk otak serta obat bius penahan rasa sakit sementara. Teriakan Exio yang menggema diruangan serba putih itu pun mulai mereda. Suntikan pertama selesai dan itu tercabut sendiri dan kembali ke posisi semula.
"Hah... Hah... Hah...."
Terlihat Exio sesak nafas. Ia menangis dan pupil matanya mengecil dan bergetar. Tampak air liur menetes keluar dari mulutnya serta gertakan gigi. Exio menyeringai menunggu sesaat. Ia memprogram mesin ini ketika suntikan pertama berhasil, maka itu membutuhkan waktu 2 menit istirahat sekaligus waktu penyebaran stimulus otak serta obat bius.
Tiit~
Notifikasi yang dibunyikan misi terdengar. Bunyi tersebut menandakan bahwa 2 menit telah berlalu. Exio yang masih susah bernafas menggertakkan giginya dan mencoba menarik nafas dalam-dalam.
Wung-
Hieng~
Jarum kedua bergerak dan memposisikan diri disebelah kiri kepala Exio. Setelah beberapa waktu, jarum tersebut masuk dengan lancar tanpa masalah. Exio tidak berteriak-teriak lagi dan hanya merasa aneh karena merasakan sesuatu masuk dikepalanya.
Shush~
Mesin berbunyi dan suntikan ditembakkan. Semua cairan abu-abu didalam tabung terkuras habis dan dialihkan ke dalam kepala Exio. Prosesnya cukup lama hingga memakan 20 menit.
Wung~
Ciet-
Mesin berbunyi dan jarum ditarik dari dalam kepala. Exio merasakan pusing yang hebat dan matanya mulai kabur.
"Ugh, Sialan... Kenapa semua ada 3? Ah... Pusing sekali...." Exio berbicara dengan lirih dengan tubuh yang masih terkunci.
Ceklesh~
Ceting~
Pengunci terbuka, Exio mencoba bangun dan mendudukkan dirinya dengan susah payah. Tubuhnya lemas dan tak seimbang menyebabkan dirinya roboh dan jatuh kelantai dengan kepala terbanting kelantai.
Bruk-
Duk-
Exio tergeletak tak bergerak. Menyadari bahwa dirinya sangat sial hari ini padahal 'Mahakarya' sudah berhasil dibuat tapi tidak lolos tahap Percobaan.
Exio berharap dari kesialan ini bahwa jika Ia 'Hidup Kembali' atau 'Terlahir Kembali', Ia bersumpah sebelum itu Ia harus mencuri Keberuntungan. Baik Keberuntungan Mahluk Hiduk sekitar maupun Keberuntungan Alam sekitar. Ia bertekad akan menyelesaikan 'Mahakarya' ini dan berhasil lolos tahap Percobaan.
"Demi Pipa Agung-ku, semua Harapan-ku teryakini...."
...----------------...
...🔲🔲🔲🔲🔲🔲🔲🔲🔲🔲🔲🔲🔲🔲🔲🔲...
...ℹ️ B E R S A M B U N G ℹ️...
...🔲🔲🔲🔲🔲🔲🔲🔲🔲🔲🔲🔲🔲🔲🔲🔲...
...----------------...
Terima Kasih telah membaca novel 'Reliable System'. Jika ada kesalahan dalam cerita baik dari segi Tulisan maupun Bahasa mohon diberikan Saran dan Kritikannya di kolom Komentar.
Jangan lupa untuk memberikan :
Like 👍
Comment 💬
Rate ★★★★★
Share 👥
Gift 🎁
Vote 🎫
Favorite ❤️
Terima Kasih o(〃^▽^〃)o
R'56 🇮🇩 Ψ(≧ω≦)Ψ
...****************...
Exio telah meninggal dunia akibat cairan tersebut terlalu membebani otaknya. Ditambah benturan kepalanya ke lantai menyebabkannya Gegar otak.
Tubuhnya tergeletak didalam ruangan tersebut dimana orang tidak mengetahui keberadaannya. Exio tidak mempunyai seseorang untuk menolongnya atau bahkan tetangga yang berbicara kepadanya sebab Exio terus berada dalam Ruang Penelitiannya bertahun-tahun.
Bahkan untuk persediaan makanan, dirinya membelinya secara Online. Untuk menafkahi dirinya ia cukup membuka Jasa Pemograman Online serta beberapa Akun YouTobe.
Tidak ada orang yang curiga atau bahkan memperhatikan bahwa rumah Exio sepi. Lampu semua dalam keadaan mati. Walaupun rumahnya bersampingan dengan rumah tetangga tidak ada yang perduli karena sudah terbiasa bahwa Exio terus berada dalam Rumahnya.
Hingga beberapa saat kemudian, tetangganya merasa curiga dan mengunjungi rumah tersebut tapi tidak menemukan apa-apa. Memikirkan bahwa Pemilik rumah tersebut mungkin pergi keluar Ia pun menyerah dan meninggalkannya.
Kini tubuh Exio Pistost sudah membusuk, dimana tubuhnya membiru dan darah mengering keluar dari mata, hidung dan mulutnya. 3 bulan telah berlalu dan masih belum ada yang menyadari kejadian ini.
Exio yang sudah bersumpah 'Demi Pipa Agung-nya' agar menyelesaikan 'Mahakarya' nya yang belum terselesaikan. Seperti di sebuah cerita yang menceritakan bahwa ‘Orang yang belum menyelesaikan 'sesuatu' sebelumnya tapi sudah meninggal, Jiwanya akan bergentayangan demi menyelesaikan 'sesuatu' yang belum selesai.’
Tiba-tiba tubuh Exio bergetar, asap hitam muncul dari tubuhnya dan menyelubungi tubuhnya. Tubuh Exio yang sudah membusuk itu bergetar hingga menyebabkan beberapa sobekan daging yang terlihat menjijikan. Darah berwarna hitam keluar dari sobekan tersebut.
Bola mata Exio bergerak-gerak tak menentu hingga mata tersebut keluar sendiri. Cairan keruh bercampur darah keluar dari mulut Exio yang membuat Exio terlihat seperti 'Zombie' atau bisa dibilang Mayat Hidup.
Jari-jemari bergerak secara bergantian dan tangan itu mengepal. Tangan tersebut bergetar kuat dan mencoba bangun.
Exio yang masih tenggelam di 'Jurang Maut' itu pun membuka matanya.
"Huh?"
"I-ini?" ucap Exio dengan pelan.
Exio melihat dari pandangan kabur berangsur jernih. Ia melihat pemandangan yang mana hanya bisa dilihat dimalam hari.
Bintang-bintang...
Hitam kelam dan sedikit perpaduan yang samar akan kebiruan dan kuning. Itu luar angkasa!
"Indah sekali...."
Exio memandangi dan tangannya bergerak ingin meraih bintang yang bertebaran disekitarannya.
Exio melihat kebawah dan menyadari bahwa dirinya melayang di udara. Yah, walaupun di luar angkasa tak ada udara.
"Woah... Keren. Aku melayang...."
Exio bersemangat dan mencoba bergerak. Ia mencoba segala bentuk posisi seperti SupremeMan terbang, Gaya Renang, IronMat dan sebagainya.
Exio merasa lelah dan berhenti bergerak. Merasa Ia tak bisa bergerak, dirinya hanya bisa melihat bintang-bintang disekitaran.
Itu cukup lama hanya melihat bintang-bintang. Exio yang tidak mengetahui sekarang waktu apa dan dimana dirinya, Ia menepis semua pikiran tersebut.
Ia memikirkan 'Mahakarya'-nya yang belum selesai. Bagaiman Ia menyelesaikannya. Setelah cukup lama melayang, Ia mengingat sebuah bacaan yaitu 'Novel' di Internet dimana novel tersebut menceritakan seseorang yang 'Terlahir Kembali', 'Transmigrasi Jiwa', dan 'Hidup Kembali'.
Exio berpikir keras dan mencoba mengingat setiap adegan dan skema dalam cerita novel tersebut. Mengingat bahwa dirinya hampir sama dengan skema di novel yang Ia baca. Exio bersemangat.
Ia menantikannya dengan harapan bahwa dirinya di 'Hidupkan Kembali' atau 'Terlahir Kemabali' maupun 'Tramsmigrasi Jiwa'. Exio menunggu cukup lama dengan memegang 'Harapan' tersebut.
Ia masih mengingat ketika sebelum mati, Ia bersumpah demi 'Pipa Agung-nya' bahwa dirinya harus menyelesaikan 'Mahakarya'-nya tersebut.
Exio menoleh kebawah dan melihat tubuhnya yang transparan dan tak memiliki 'Pipa Agung'. Exio menghela nafas dan sedih harus kehilangan 'Tombak Benih Kelahiran'-nya.
Walaupun begitu, Ia masih bingung dengan dimana Ia berada sekarang. Dirinya sudah menunggu cukup lama menantikan skema yang akan datang. Apakah seorang Dewa atau Dewi menjeputnya dan menimbang 'Karma'-nya dan memberikannya sebuah 'Berkah' atau Permintaan.
Atau mungkin Dirinya memiliki kemampuan yang menyerap alam dan bisa 'Hidup Kembali' tanpa bantuan pihak lain. Exio cukup sabar dan menunggu. Ia yakin bahwa kesabarannya yang mana Ia latih bersama dengan kerjanya dalam proses 'Mahakarya'-nya yang selesai dengan cacat sampai kini.
1 tahun...
10 tahun...
100 tahun...
1.000 tahun...
10.000 tahun...
100.000 tahun...
Seratus ribu tahun melayang di angkasa yang tak tahu dimana tempat ini berada. Mata Exio yang berwarna Hitam tersebut tetap terbuka menatap bintang-bintang disekitaran. Dengan segala 'Keyakinan', 'Tekad', 'Harapan', dan 'Kesabaran' serta 'Pipa Agung-nya' Ia menunggu.
Tanpa menghitung waktu dan menyadari bahwa Seratus ribu tahun telah berlalu. Exio menatap sekitar yang Ia sudah pandang lama sekali. Ia menyadari bahwa Posisi, Letak dan Cahaya bitang tersebut tak pernah berubah dan tetap sama.
'Kekecewaan' muncul dalam dirinya. Pupil matanya mengecil dan bergetar. Tangan dikepal erat dan gemersik gigi yang saling bergesekan terdengar.
"He-heh... Hehehe... WAHAHAHAHAHAHA!!!"
Tawa Exio terdengar dan menyebar kesekitar. Itu bergema dan perlahan-lahan mereda. Exio merasa penantian lamanya layak seperti 'Percintaan' yang berujung 'Kekecewaan'. Mental yang sudah terlatih dengan membaca 'Doujin' bergenre 'Netorare', Menonton rekaman Penyiksaan, Pembunuhan maupun Kecelakaan yang 'Berdarah' demi Mental kuat.
Kini Exio benar-benar 'Terkena Mental'. Layaknya seseorang yang bermain 'Game' berakhir kalah dan ter-roasting sebagai 'Beban'. Tiada niat melawan dan menerima fakta kini itu terjadi dengan Exio.
"Sialan!!! Demi 'Pipa Agung-ku' dan semuanya tak kunjung berarti?! Fvcek buat semuanya. Counttall lah!" ucap Exio dengan keras.
Terlihat api kemarahan di matanya, tangan yang mengepal erat kini ditinjukan di udara berniat dan berharap meninju sesuatu.
Exio sangat marah dan kini sudah terkena mental. Ia meninju udara terus menerus dan terus tertawa tanpa henti.
Dengan kegilaannya yang terlahir dibarengi kekecewaan dan kemarahannya, Ia mengutuk semesta ini. Ia berharap dirinya 'Mengendalikan' dan 'Mempermainkan' Alam Semesta dengan sesukan hati sama semperti Alam Semesta memperlakukannya sekarang.
Exio yang tanpa lelah meninju tanpa objek itu makin marah dan malah makin gila dan makin cepat meninju segala arah. Ia berteriak dengan kuat membuat suaranya menyebar kesekitaran luar angkasa.
"WOAAH!!!"
Dam tiba-tiba Exio langsung terdiam. Suaranya menghilang. Tangannya bergerak meraba bibir. Ia tak bisa mengeluarkan suaranya. Setelah mencoba meneriakkan sesuatu. Exio merasakan pandangannya kabur dan tubuhnya mulai menghilang menjadi debu.
'Apa yang terjadi!?' teriak Exio dalam batinnya.
Perlahan tubuh Exio yang mana sebenarnya adalah 'Jiwa-nya' perlahan terkikis menjadi debu dan dilahap oleh Ketiadaan.
......................
Di ruangan putih berisikan kasur dan mesin besar diatas dan belakangnya. Terlihat sebuah tubuh buruk rupa yang merayap dan mencoba berdiri. Itu adalah tubuh Exio yang membusuk. Dagingnya robek dan mengeluarkan asap Hijau Gelap.
"Rrrr...."
Tubuh tersebut yang bergetar kuat tersebut tiba-tiba terdiam dan asap hitam yang menyelubungi tubuhnya itu samar-samar menghilang seperti Opasitas yang dikurangkan.
"Huh!?"
Exio tersentak kaget dan terkejut melihat dirinya yang terbaringa dan tubuh busuk. Lantai putih yang bersih kini ternodai oleh Darah hitam miliknya. Exio merasa lebar penglihatnnya berkurang dan merasa tubuhnya agak berat.
Tangannya bergerak dan meraba mata kanannya. Ia memegang sebuah benda bulat ditangannya. Ia melihat bahea itu matanya yang menggatung.
"Wah!!" teriak Exio kaget.
Exio makin kaget dengan suaranya yang tiba-tiba terasa Berat, Tajam, Serak dan Kuat.
Exio melihat sekitar dan menyadari ini tempat dimana Ia melakukan tes percobaan. Ia masih mengingat semuanya.
Ia mencoba berjalan dan merasakan kakinya sangat berat. Dengan segala usaha Ia menuju ke ruangan dimana Kumputernya berada.
Ia pergi dan menuju dimana sebuah lemari kaca yang bisa memantulkan gambar. Exio melihat seseorang wajah jelek buruk rupa. Wajah yang seperti terkoyak, air liur yang terlihat jorok dan kotor menghiasi bibirnya dan itu menggantung. Mata kana yang kosong dibarengi bola mata yang menggantung.
Exio meraba wajahnya. Ia masih mengingat baju yang Ia pakai sewaktu percobaan. Kemeja putih polos dan celana keper panjang berwarna putih.
Exio merasa terkejut melihat wajah tampannya yang dulu kini menghilang menjadi buruk rupa dan melihat dirinya seperti Zombie.
Berharap dirinya merasakan jantung yang berdetak, kini itu mustahil. Kini Exio menjadi Mayat Hidup dimana Mayat yang berisikan Jiwa yang belum menuntaskan sesuatu yang sebelumnya tuntas.
"A-Aku Bangkit!? A-Aku hidup ke-kembali...."
...----------------...
...🔲🔲🔲🔲🔲🔲🔲🔲🔲🔲🔲🔲🔲🔲🔲🔲...
...ℹ️ B E R S A M B U N G ℹ️...
...🔲🔲🔲🔲🔲🔲🔲🔲🔲🔲🔲🔲🔲🔲🔲🔲...
...----------------...
Terima Kasih telah membaca novel 'Reliable System'. Jika ada kesalahan dalam cerita baik dari segi Tulisan maupun Bahasa mohon diberikan Saran dan Kritikannya di kolom Komentar.
Jangan lupa untuk memberikan :
Like 👍
Comment 💬
Rate ★★★★★
Share 👥
Gift 🎁
Vote 🎫
Favorite ❤️
Terima Kasih o(〃^▽^〃)o
R'56 🇮🇩 Ψ(≧ω≦)Ψ
...****************...
Exio yang masih memiliki Kekecewaan mendalam, Mentalitas sekarat dan Kemarahan kini cukup mereda.
Melihat dirinya Hidup Kembali di tubuh yang sama walaupun kini sudah menjadi Mayat Busuk buruk rupa bahkan dirinya melihat dirinya sendiri merasa jijik.
Dengan penasaran Exio memikirkan sesuatu. Dirinya Hidup Kembali di tubuh asli dimana tubuh tersebut mati karena Tes Percobaan 'Mahakarya'-nya.
Yang berarti...
Exio bergembira dan mata kirinya menunjukkan bintang cerah. Merasa senang dengan perkiraannya. Dan tiba-tiba sebuah suara Robot terdengar dikepalanya dan layar hologram muncul dihadapannya.
...----------------...
...[ Sistem memulai pengoperasian... ]...
...[ 1%... 27%... 48%... 89%... 100%... ]...
...[ 'Mahakarya' berhasil dijalankan ]...
...[ Sistem 'Tanpa Nama' siap digunakan ]...
...----------------...
Exio merasakan kegembiraan yang tertinggi. Dimana Ia bisa bergembira dan berteriak bangga di puncak Gunung Everoast menyorakkan bahwa dirinya berhasil.
'Mahakarya' tersebut adalah sebuah mesin yang diubah kedalam cairan. Dimana mesin tersebut terdiri dari sebuah Kode Pemograman dan juga diisi oleh Artificial Intelligence (AI) yang dikembangkan Exio dimana AI tersebut menjadi pembantu kita dan segala informasi tentang cara bicara dan berpikir diisi oleh Exio. Tentu juga Exio memogram dimana AI akan berkembang kedepannya dengan sendirinya belajar dan memiliki perasaan.
'Mahakarya' ini terinspirasi dimana Ia membaca novel 'System : Project M.A.I.' di Internet diman seorang Pria yang meneliti dan mengembangkan teknologi mutakhir bersama Pacarnya. Itu berhasil dengan sempurna tetap si Karakter Utama meninggal dunia karena efek dari benda yang mereka uji coba.
Exio dengan antusian menatap layar hologram didepannya. Ia sudah memikirkannya dengan baik dan benar. Ia mengingat program perintah apa yang Ia tanamkan terhadap 'Mahakarya'-nya tersebut.
"Jalankan perintah 'Buka Sistem'."
Layar hologram berkedip dan mulai berganti layar yang berbeda dengan sebelumnya.
...----------------...
...[ Sistem 'Tanpa Nama' ]...
...[ Status ]...
...[ Toko (Terkunci) ]...
...[ Penyimpanan ]...
...[ Versi 1.0 ]...
...----------------...
"Baiklah... Sistem ganti nama menjadi Reliable System." ucap Rom dengan suaranya yang serak.
...----------------...
...[ Sistem 'Tanpa Nama' telah diubah menjadi 'Reliable System' ]...
...[ Perkenalkan, Saya adalah Artificial Intelligence yang terpasang di Reliable System ]...
...----------------...
Exio mendengar suara robot tersebut dikepalanya. Exio mengingat kembali bahwa dirinya tidak menetapkan nama untuk AI yang terpasang di Reliable System. Exio pun memikirkan sebuah nama yang bagus untuk Kecerdasan Buatan tersebut atau mungkin sebutan untuknya.
"Hmm... Aha! Kamu belum memiliki nama atau sebutan bukan?" ucap Exio.
...----------------...
...[ Benar Tuan. Saya belun mempunyai Nama maupun Sebutan ]...
...----------------...
"Baiklah, namamu sekarang A.I.S.." ucap Exio setelah menyimpulkannya beberapa waktu yang lalu.
...----------------...
...[ Terima kasih karena telah memberi Saya sebuah 'Nama'. Mulai sekarang nama Saya adalah A.I.S. ]...
...[ Mendapat Hadiah sebuah Paket Mini dari A.I.S. sebagai ucapan 'Terima Kasih' kepada Tuan Exio Sang Pencipta diri-Ku ]...
...----------------...
Exio memikirkan nama yang diberikan terhadap Kecerdasan Buatan tersebut. A.I.S. berasal dari singkatan 'Artificial Intelligence Slave' yang mana artinya 'Budak Kecerdasan Buatan'.
Exio sudah memikirkannya dengan baik sebab Ia memprogram Kecerdasan Buatan tersebut yang mana memanggilnya 'Tuan' dan 'Kesetiaan Mutlak'. Walaupun dikemudian hari nanti A.I.S. semakin pintar dan berwawasan karena fungsinya yang bisa belajar sendiri layaknya seorang anak yang ingin tahu.
Sebenarnya Aku pun tak tahu bagaimana A.I.S. akan belajar. Jika saja Aku selama dan Tes Percobaan berhasil tanpa ada halangan, mungkin Aku bisa menyuruhnya tersambung dengan Internet dan mengambil semua informasi dari sana.
Tapi sekarang...
Aku tak tahu. Keanehan dan Keajaiban telah bersatu dalam diriku. Sebelumnya seorang Manusia yang hanya berharap Mahakarya nya berhasil kini menjadi Mayat Hidup yang mana tujuannya sekarang tak ada sebab 'Mahakarya' tersebut sudah jadi dan kini berfungsi dengan baik.
Exio kini menjadi Orang Idiot yang tak tahu arah tujuan. Dia selama ini berpegang kepada Harapan, Keyakinan, Tekad dan Kesabaran dalam menunggu penantian akan jadinya 'Mahakarya'-nya yang kini sudah terpenuhi.
Apalagi dengan tubuh seperti Mayat Hidup yang asli yang buruk rupa dan tentunya bau sekali bahkan dirinya pun jijik akan dirinya sendiri.
"Baiklah buka Paket Mini tersebut."
...----------------...
...[ Selamat Anda mendapatkan 'Kesempatan' untuk membuat 'Virus' Anda sendiri ]...
...----------------...
"Huh!?" Exio terkejut melihat serangkaian kata filayar hologram.
'Membuat virus sendiri!? Apakah ini mirip dengan Game Kuno yang bernama 'Resident Evil' itu? Semacam T-Virus atau G-Virus? Wow, benar juga... Aku kan sekarang sudah menjadi Mayat Hidup.'
"Tolong jelaskan tentang membuat 'Virus' tersebut AIS?" ucap Exio sambil berjalan menuju kursi duduk Komputernya.
...----------------...
...[ Sesuai pemikiran Anda Tuan Exio. Tuan bisa membuat Virus Anda sendiri dengan memberikan secara detail bagaimana Virus itu terlahir ]...
...[ Anda kini menjadi 'Mayat Hidup Pertama' atau bisa dibilang 'Zombie' di Era Teknologi Tinggi ini (ETT) jadi buat Virus Anda dan sebarkan ]...
...----------------...
Setelah mendengar penjelasan AIS. Exio pun membuka Komputer walaupun sangat lambat karena kesulitan bergerak menggunankan tubuhnya sendiri.
"Hei AIS, bisa perbaiki tubuhku? Buatlah agar Aku mudah menggerakkan seluruh tubuhku dan juga perbaiki mataku serta sobekan yang ada ditubuhku. Buat Aku menjadi Mayat Hidup yang tampan dan tanpa lecet." ucap Exio yang bersandar dikursi komputer dan jarinya masih diatas Keyboard.
...----------------...
...[ Sesuai perintah Tuan. Karena ini masih 'Tahap Awal' dan perincian yang dijelaskan Tuan hanyalah hal biasa maka semua ini Gratis ]...
...[ Mulai Perbaikan tubuh serta meningkatkan Respon Tubuh serta Kinerja Otak ]...
...[ Mohon untuk menahan Rasa Sakit selama Pemulihan serta Peningkatan bagian tubuh ]...
...[ Karena Anda adalah seorang 'Mayat Hidup' atau seseorang Ras Undead maka Rasa Sakit tidak dirasakan ]...
...[ Memulai Pemulihat serta Peningkatan... ]...
...[ 1%... 23%... 67%... 88%... 100% ]...
...[ Pemulihan dan Peningkatan selesai ]...
...----------------...
Exio yang awal duduk biasa mulai merasakan sebuah gejola disegala tubuhnya serta ada yang menggerogoti Otaknya. Mayanya yang menggatung kini pulih kembali ke posisi semula dan luka robekan mulai menutup dan warna kulit yang sudah membiru kini menjadi putih pucat.
Exio yang sebelumnya buruk rupa kini menjadi Mayat Hidup yang tampat. Rambut hitam sealis, iris mata hitam dengan urat disekitaran mata berwarna merah kehitaman, wajah runcing serta warna kulit putih pucat membuat dirinya kembali seperti semula yang Tampan.
Yang berbeda adalah warna kulitnya yang dulu sawo matang kini menjadi putih pucat dan sekitaran matanya ada urat berwarna merah kehitaman.
Exio menggerakkan jarinya, berulang kali mengepal dan meregangkan tangannya. Exio berjalan sekitar dan mencoba berlari. Itu berfungsi secara biasa tapi ada sedikit peningkatan kecepatan dan kekuatan.
Exio tersenyum senang dan gembira kini akhirnya tubuhnya dapat digerakkan secara normal. Ia membuka internet dan mencari tentang T-Virus (Tyrant Virus) dan G-Virus (God Virus).
Exio membuat sebuah simulasi di otaknya dan membuat virus dimana keduanya tersebut tergabung. G-Virus sebagai pedukung hidupnya yang membuatnya 'Abadi' sedangakan T-Virus sebagai serangan.
Segala rincian dijalankan di otak Exio dimana membuat T-Virus tersebut bisa menyebar dari udara dan air. Proses penularan sedikit ditingkatkan hingga 10% dari biasanya dan membuat kedua virus tersebut memiliki sedikit kekebalan akan penawar yang mungkin kedepannya dibuat oleh seluruh dunia.
Exio kini sudah kehilangan 'Kemanusiannya'. Walaupun dia masih berpikir bahwa ini akan memusnahkan manusia tapi entah kenapa dirinya merasa bahwa ini tidak masalah dan tak ada penghalang dalam pikirannya tersebut. Hatinya sudah tidak berfungsi lagi sebagaimana layaknya seorang manusia yang mana 'Berperikemanusiaan'.
Exio menyeringai dan membuat otaknya bekerja dengan hebat. Pupil matanya mengecil dan bergetar. Ia tersenyum jahat dan air liurnya keluar menantikan apa yang terjadi kedepannya.
Exio sangat bersemangat dengan pemikirannya tentang 'Kiamat Dunia' dan bagaimana ekspresi mereka yang ketakutan membuat Exio merasakan lapar yang menyiksa dirinya dan membuatnya bergairah.
"AIS, kamu bisa membaca pikiranku bukan?" tanya Exio yang masih menyeringai dan air liurnya menetes di meja.
...----------------...
...[ Itu benar Tuan ]...
...----------------...
"Baguslah, seharusnya Kau sudah membaca apa yang kupikirkan sebelumnya maka buatlah Virus buatanku sesuai rincian yang sudah kusimulasikan di pikiranku." ucap Exio lalu menyandarkan dirinya.
"Ahh... Aku kelewatan." ucap Exio lalu menyeka air liurnya dan mengambil sebuah jubah penelitiannya yang menggatung dibelakan kursi lalu mengelap meja yang ternodai oleh air liurnya.
...----------------...
...[ Baik Tuan Exio ]...
...[ Memulai pembuatan Virus... ]...
...----------------...
"Hehehe, dunia akan berubah dan gempar dengan 'Hal' ini. HAHAHAHAHA!"
...----------------...
...🔲🔲🔲🔲🔲🔲🔲🔲🔲🔲🔲🔲🔲🔲🔲🔲...
...ℹ️ B E R S A M B U N G ℹ️...
...🔲🔲🔲🔲🔲🔲🔲🔲🔲🔲🔲🔲🔲🔲🔲🔲...
...----------------...
Terima Kasih telah membaca novel 'Reliable System'. Jika ada kesalahan dalam cerita baik dari segi Tulisan maupun Bahasa mohon diberikan Saran dan Kritikannya di kolom Komentar.
Jangan lupa untuk memberikan :
Like 👍
Comment 💬
Rate ★★★★★
Share 👥
Gift 🎁
Vote 🎫
Favorite ❤️
Terima Kasih o(〃^▽^〃)o
R'56 🇮🇩 Ψ(≧ω≦)Ψ
...****************...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!