Ting ... Ting... Ting
Suara Lonceng sekolah berbunyi, semua siswa langsung berlari ke kantin sekolah, sesampai disana terlihat pemandangan biasa yang terjadi di kantin, terlihat kerumunan siswa/i sudah mengantri membeli jajanan mereka, disitu terlihat ada sesosok Marsya, gadis cantik, ceria dan juga ramah yang sedang ikut mengantri.
Dia dengan kedua orang temanya Fita dan Aisyah sedang fokus memilih menu jajanan mereka di kantin.
meskipun Marsya seorang gadis cantik, ceria dan ramah, dia juga memiliki kepribadian yang kejam, dia punya hati yang ego dan tidak berperasaan. Bawaannya yang ceria dan ramah menutupi semua sifat buruknya yang sangat mudah moodswing apalagi ketika ada dirumah.
Marsya sangat pandai dalam bicara dan dia tau keahlian merayu nya sangat tidak bisa orang remehkan. Sekali dia berbicara dia bisa dengan mudah meluluhkan orang.
Soal kehidupan Marsya dia terlahir dari keluarga yang sederhana, tidak kaya dan juga tidak miskin.
Ayah Marsya adalah seorang pemborong dan ibunya Marsya adalah seorang pedagang kue yang dia buat sendiri dan jual sendiri di toko kue miliknya.
setiap pulang sekolah Marsya selalu berada di les, dan dia tidak terlalu begitu mesra dengan kedua orang tuanya, yang sama-sama sibuk dengan urusan masing-masing. Ayah sibuk di proyek dan ibu sibuk di toko kue.
Marsya anak sulung dari 2 saudara nya yang kembar, kedua adiknya Zahra dan Zahran masih berusia 10 tahun. si kembar adalah anak yang selalu menjadi kebanggaan orang tua nya, mereka sangat aktif dan pintar dalam hal akademik, tak jarang sikembar selalu membawa prestasi yang membanggakan, tak jarang juga karena hal itu menjadi perbandingan yang sangat ketara antara Marsya dan sikembar, ketika Marsya akan melakukan sesuatu tindakan itu akan selalu salah tanpa Marsya tau penjelasan nya, Marsya yang lelah dengan perbandingan memilih keluar dari zona nyaman dan keluar mencari kebahagiaanya sendiri.
" aku tidak ingin belajar". gumamnya kesal dalam hati, mata nya tajam menatap sikembar yang sedang santai dengan buku bacaannya, Marsya melirik tajam sekali lagi kepada kedua saudaranya, setelah itu dia berangsur keluar menghidupkan komputer ayahnya dan memainkan game yang ada disana. matanya masih panas di balik fokusnya, dia tidak percaya kenapa dia selalu dibandingkan padahal dia juga sudah berusaha, tapi kan yang pintar lebih banyak, semenjak sikembar sekolah, Marsya selalu menjadi perbandingan padahal dulu saat disekolah dasar dia juga selalu masuk 3 besar. Marsya terus menatap fokus pada layar komputer ayahnya tangannya gesit memainkan mouse komputer, hati nya terus berteriak berkecamuk menahan sesak kecewa nya.
Akhinya Marsya menjadi sangat cuek dengan sekolahnya dia melakukan nya setengah-setengah hati, dia selalu merasa kesepian dirumahnya membuat dia berfikir belajar bukanlah hal yang penting dan terlebih tidak membuatnya bahagia. Akan tetapi dia mempunyai 2 kelebihan yang patut dibanggakan karya lukisan ya dan kemahirannya dalam bermain game. selain melakukan kedua kegemarannya tersebut, Marsya juga hobi mengejar lelaki populer yang selalu menjadi pusat perhatian wanita-wanita sebayanya, karena hal itu sangat menyenangkan baginya.
kali ini dia sedang mengincar seorang remaja lelaki tampan adik dari guru favoritnya. simpang siur tanpa sengaja Marsya mendengar teman-temannya banyak membicarakan tentang pemuda itu, pemuda itu saat ini bersekolah di sekolah menengah atas, walaupun dia berbeda sekolah dengan nya yang masih SMP, tapi tak menyurutkan Marsya dari rasa penasarannya. Dino pria yang tampan, banyak wanita yang menjadi kekasihnya, Dino terkenal playboy, usia mereka berbeda 3 tahun.
Desas desus tentang Dino tidak hanya tersebar di sekolahnya, tapi juga ke SMP tempat Marsya bersekolah, Dino sangat
memenuhi kriteria pacar Marsya selanjutnya. Marsya dapat memanfaatkan Dino untuk menghilangkan kebosanan nya.
Karakter marsya ada 2 model haya rambut ya teman-teman.
Marsya rambut panjang
versi marsya rambut pendek
Senin sampai Sabtu menjadi hari biasa bagi siswa-siswi melakukan rutinitas mereka dalam bersekolah, setiap kelas bergema suara bising siswa-siswi dalam bercengkrama, ada yang rusuh berjamaah, ketawa berjamaah, adu mulut berjamaah dan ada pula sesekali Suara hentakan meja atau kursi yang terdengar nyaring diluar perkarangan halaman sekolah yang akan menjadi pendengaran biasa bagi warga setempat yang bermukim didekat sekolah, sekolah Marsya tepat berada di dekat jalan utama, dibelakang nya ada beberapa kompleks perumahan sederhana milik warga setempat, Marsya yang duduk bersahaja didalam kelasnya, terdiam jauh termenung dalam khayalan nya, dia sesekali melirik teman sekelasnya menyeringai, wajahnya sumringah tanpa dapat diartikan menatap gadis yang duduk didepannya, gadis yang ditatapnya terlihat tidak menyadari ada sepasang mata sedang menatap nya tajam, sari terlalu fokus berbicara dengan teman sebangkunya. Marsya tersenyum tipis menatap gadis itu, entah apa yang dia pikirkan.
" Marsya, yok keluar". panggil Fita membuyarkan tatapan dan pikiran Marsya, matanya beralih menatap Fita dan Aisyah yang sudah berdiri di pintu kelas menantinya, Marsya bangkit dan langsung menghampiri kedua sahabatnya tersebut.
Hinga beberapa hari kemudian Marsya mulai melancarkan niatnya, dia mulai mendekati sari, teman sekelasnya yang rumahnya satu komplek dengan Dino.
Marsya sengaja mendekati diri dengan sari wanita manis berparas lembut yang sedikit pemalu, selama ini tidak sama sekali dia ingin mengenal sosok seperti sari tak terbesit pun dalam pikirannya akan berbicara dengan wanita kaku seperti sari yang hanya fokus pada nilai, Marsya mencoba membuka percakapan, mereka berbincang lama sampai akhirnya mereka menjadi semakin akrab.
Marsya mengantar sari pulang dengan sepeda motornya, trik utama telah dia mulai, sari yang komplek perumahan nya dekat dengan sekolah selalu kesekolah dengan berjalan kaki, tak urung hari itu dia menerima niat baik Marsya yang mau mengantar nya pulang, tanpa berfikir apapun pada niat Marsya, sari mengiyakan tawaran Marsya, Marsya tersenyum simpul saat sari menyetujui nya.
" sari rumah kak Dino yang mana sih ". tanya Marsya
" Hah siapa Marsya". tanya sari balik menyakinkan dirinya, sambil menutup buku catatannya, Marsya mengerutkan keningnya dia tidak boleh terus terang begitu, nanti sari dapat menebak kenapa dia ingin berteman dengannya. sari menatap Marsya menunggu jawaban, Marsya tersenyum kecut .
" itu loh SAR, pak Dani, guru kita itu loh" (pikirnya keras sambil menemukan ide dan langsung mengutarakannya, jari jempol dan telunjuknya bersatu berbunyi sambil terangkat di udara) katanya dekatkan dengan rumahmu, hehehe ". sambungnya lagi sambil unjuk gigi full ke sari.
" iya Marsya, dekat kali malah, tu didepan rumahku, rumah pak Dani". tunjuk sari polos tanpa curiga.
" Marsya kamu kok malas banget sih nulis catatan, baru sekarang mau rajin". tanya sari tiba-tiba membuat senyum sumringah Marsya yang menatap binar kearah rumah Doni langsung buyar dan menatap pelan ke arah sari.
" eh .. eh ( memikirkan jawaban) aku gak boleh begitu teruskan, sebentar lagi kan kita akan ujian kenaikan kelas hehehe ". jawabnya nyeleneh sambil menatap pagar rumah Dino.
kring.. kring.. kring ( suara Hp Nok** tinut-tinut)
(INFO : teman-teman ini ceritanya masih tahun 2007 ya dimana Marsya nya masih remaja, dan baru kelas 2 SMP )
wah ayahku telpon ( bisik nya kesal saat Marsya menatap layar hp nya.
" halo ayah ". sapa nya pelan setelah menekan tombol hijau di telepon genggam nya.
" kamu dimana nih, udah jam berapa kok belum pulang sekolah, gak pergi les kamu, bla.. bla.. bla ( ah suara ibu pikirnya malas) pulang sekarang ". suara perempuan yang di panggilnya terdengar keras, dia berteriak berkali-kali. wah kacau aku belum lagi bertemu kak Dino, ibu sudah buru-buru suruh pulang (batinnya kesal)
"iya..iya ". jawabnya buru-buru sambil menekan tombol mengakhiri panggilan dengan kasar.
" sar, aku harus pulang, ibuku akan marah kalau aku telat ketempat les". pamitnya buru-buru sambil merapikan buku-bukunya.
"nanti sore aku kesini lagi ya" sambungnya sambil setengah lari menuju sepeda motornya.
" oke, hati-hati ya ". jawab sari sambil melambaikan tangannya.
" wah.. wah .. wah siapa ini yang sekarang berjumpa".
Marsya yang sedang tertawa bersama lima teman-teman lesnya, langsung terdiam mereka serentak langsung mengalihkan pandangan mata mereka ke sumber suara tersebut, matanya menatap datar pada sosok yang sangat dia kenali.
" arnord, ngapain kamu kesini". tanya nya kesal setelah pandangan mereka bertemu.
Arnord adalah pacar pertamanya Marsya, dia saat ini bersekolah di SMK kelas 2, cukup jauh dengan sekolah Marsya dan Dino, tetapi rumah mereka sangat dekat hanya berbeda komplek saja, tapi masih cukup dekat. Arnold sangat baik pada Marsya, mereka sudah berpacaran selama 8 bulan, selama itu hubungan mereka baik-baik saja, arnord selalu menyempatkan waktu untuk selalu menemui Marsya, memanjakan Marsya dan terlalu baik bersikap padanya. Arnord sebenarnya lelaki yang cukup tampan, dia keturunan indo, kulit nya putih kemerahan, dia sangat jago bermain sepak bola, dia selalu dijadikan jagoan ketika ada perlombaan antar komplek, dan dia juga cukup dewasa dalam menghadapi Marsya. namun semua itu tidak berarti apa- apa bagi Marsya dia tidak merasakan apapun. karena sekolah mereka yang jauh, mereka hanya bertemu ketika pulang sekolah (itu pun bertemu tanpa sengaja dijalan) dan ketika arnord bertanding bola, Marsya selalu menemaninya, karena itu hubungan mereka bisa terjalin begitu lama, tetapi itulah Marsya, dia sudah bosan dengan lelaki ini. ketika bertemu Indra , mahasiswa KKN dikampung nya, marsya memutuskan hubungan nya dengan arnord begitu saja dan langsung menjalin hubungan dengan Indra.
" kemana pacarmu yang mahasiswa KKN itu". tanya arnord dengan nada menghina sambil memperhatikan kesekelilingnya. Marsya yang tau arah tujuan arnord bersikap acuh dan langsung melanjutkan pembicaraan dengan teman-temannya tanpa mempedulikan arnord yang sendari tadi terus mencari celah membuat Marsya kesal. Arnold yang masih berdiri didekatnya tidak terlalu senang dengan sikap Marsya. Marsya sangat tau Arnold tidak akan hanya berhenti disitu saja, dia pasti akan mencari celah untuk menghinanya, sebab Arnord tau hubungan Marsya dan Indra sudah putus.
flashback on
Indra adalah mahasiswa KKN dikampung nya, alasan kenapa mereka putus adalah ketika Indra mengetahui kebohongan Marsya.
saat itu di pagi hari seperti biasanya setelah libur pra semester selesai, rutinitas biasa kembali lagi ya ya benar "SEKOLAH". setelah tiga Minggu libur semester, Marsya yang bergerak dari tempat tidur seakan enggan beranjak bangun, perasaan malas untuk bersekolah mengguliti di seluruh sel tubuhnya.
"kamu paling lama makan nasi, masih belum bangun juga ya". suara sang ibu terdengar keras menegurnya, matanya membulat saat memperhatikan ibunya yang sudah berdiri berdecak pinggang di pintu kamarnya, Marsya yang malas langsung menglangkah kan kakinya menuju kamar mandi.
10 menit kemudian.
kring.. kring.. kring
my love (bisik nya sumringah)
"hallo sayang, selamat pagi". sapa Indra lembut, Marsya menyeringai senang
"pagi juga my love". balas nya cengengesan
" jangan lupa sarapan ya, rajin sekolahnya, sampai jumpa nanti sayang, mmuaachh 😘".
"eh eh iya my love, kamu juga ya mmuaachh 🙈". balas nya malu-malu
Marsya yang dijemput teman-teman les nya berencana kesekolah dengan naik bus sekolah, mereka sudah janjian ketika pulang sekolah mereka akan langsung ketempat les tapi pada kenyataannya mereka sudah berencana bolos les untuk main ke mall, mereka sengaja tidak membawa kendaraan biar orang tua mereka tidak terlalu menuntut mereka pulang, rencana sudah tersusun rapi, Marsya akan ke mall.
Indra yang sudah dia pacari selama 3 Minggu lamanya, seminggu yang lalu memberi nya kejutan tak terduga, Minggu lalu dia dikejutkan dengan telepon Indra yg menyuruhnya mendengar radio, ternyata disana Indra sedang menelpon salah satu saluran radio terkenal, disana dia terus menyebut nama Marsya dan menyapa serta mengucapakan rasa sayang nya pada Marsya.
" Marsya aku tak puas hanya menyatakan cintaku padamu begitu saja, lewat saluran radio ini aku ingin semua mendengar aku Indra akan menyatakan cinta pada Marsya, i love you Marsya, Marsya kamu mau kan menikahiku setelah kelulusanmu nanti". ucap Indra lancang di radio
"huuuuu". suara penyiar bersorak menggoda Indra, Indra yg terdengar tertawa cengengesan dibalik radio malah Marsya merasakan panas dingin dengan ucapan cinta Indra, sontak esok nya nama Marsya terus jadi pembicaraan se kecamatan yang mengenali Marsya dan keluarga nya, walaupun dapat siraman rohani dari orang tua nya yang marah tidak membuyarkan semangat Marsya,
"aku bahagia". bisiknya dalam hati, dia menggenggam kedua tangan menggumpal lalu menekuk nya kedada, hatinya betul-betul berbunga-bunga.
kaki Marsya terus melangkah keluar dari bus, mata nya menatap Ida yg sudah berdiri menunggunya di pintu masuk mall, awalnya wajahnya sumringah menatap dan melambai Marsya dan the Genk dari kejauhan, Marsya yang melihat Ida dan kedua temanya juga membalas lambaian nya ceria. mata Ida menyimpit ketika Marsya mendekat, Marsya yang melihat perbedaan pada wajah Ida langsung mempercepat kan langkahnya mendekat ida salah satu sahabat les nya yang sekolah di SMK sama dengan arnord,
"Lo kok kek gitu lihat gue, da ". tanya marsya tajam
"Lo kenapa masih pakai seragam sekolah".
Ida menyengit ngeri wajahnya pucat dan seketika terdengar suara yang membuat Marsya seakan merasa dunia tempat dia pijak sedang bergetar hebat, dia menoleh kearah sang empunya suara.
" ada yang salah ini". tanya Indra sambil memperhatikan Marsya dari atas kebawah, wajah indra datar tanpa ekspresi.
" kak Indra". sapa Marsya kaku sambil menoleh ke arah Indra, wajahnya langsung sumringah, dia tidak menyangka berjumpa dengan Indra sekarang dalam keadaannya begini. "sial, bodoh, bodoh,bodoh". umpat ida dalam hati
" apa ". tanya Marsya balik wajah nya masih tersenyum menggoda Indra tanpa menyadari tatapan tajam Indra, pokoknya dia sedang merasa bahagia berjumpa dengan indra.
" bukannya kamu SMA ? ". tanya Indra balik tanpa mengubah ekspresi nya.
Marsya terdiam kaku "what, mati gue, bodoh". umpat nya kembali dalam hati, Indra terlihat kecewa saat melihat kebohongan Marsya, mulut kaku Marsya tak mampu bergerak, dia hilang kata-kata saat itu, seketika mulutnya hendak melancarkan ucapan maut kepada Indra, dia ingin merayu padanya, dan seketika itu pula mata nya menatap sosok arnord yang berdiri gagah menatap tajam sosok Marsya dan Indra yang tak jauh berdiri didepannya, mata mereka bertemu, Indra yang menatap Marsya seketika mengikuti arah mata Marsya, dia menangkap basah pandangan mereka, seketika wajahnya memerah padam menahan gejolak cemburu dan malu sekaligus ketika menatap Arnold, Indra seketika mengangguk dia tersenyum bodoh seperti orang gila, mata Meraka semua tertuju pada Indra. Indra menatap nanar wajah Marsya ada tersirat rasa cinta dan benci disana, Indra dia tidak ingin berpacaran dengan anak yang belum 16th, Indra menatap jauh dalam pikirannya, dia merasa bodoh telah dibohongi seperti ini.
"kamu mempermainkan aku". ucapnya datar sekilas.
Marsya tak berkutik dia terlalu ego mengiba apalagi disitu ada arnord. Indra yang melihat Marsya bersikap dingin dan acuh kembali dibuat geram. Marsya mengundurkan tatapannya.
"kita putus" ucap Indra yang melihat Marsya tak berniat menjelaskan ataupun meminta maaf.
lalu dia mendekati Ida
"Ida, terima kasih ya" ucapnya lembut dengan wajah kecewa yang tidak ditutupi.
Ida tersenyum kecut, wajahnya pucat, dia meraih saku nya dan menyerahkan kotak kecil ke tangan Indra. Indra meraih kotak itu, mata nya nanar,
" aku hampir salah". ucap nya terkekeh matanya tak lepas dari kotak di tangannya.
dia berlalu dengan wajah kecewa nya, entah apa yang dipikirkannya, Marsya yang berdiri kaku, langsung masuk ke arah mall, dia langsung membenamkan pikirannya ke arah permainan yang tersedia di mall,
" apa aku bermain di percintaan orang dewasa ya". tanya nya tiba-tiba seketika teman-temannya menjintak kepala Marsya berbarengan,
"kasihan kak Indra harus nya aku gak ikut-ikutan tipu dia,kak indra benaran serius mau nikahi kamu, keluarga kak Indra pun sudah tau, padahal dia ingin memenuhi harapan orang tua nya yg sakit parah, dia sempat bilang tadi aku beruntung akan menikahi orang yang aku cinta". jelas Ida kepada semuanya.
"hmmm terus gimana dong". ucap Marsya polos tanpa ada rasa bersalah
"aduh sya, Lo tu bukan kecewain dia aja, tapi juga ibu nya yang sakit parah, maka nya jangan suka berbohong, minta maaf pun gak, parah kali Lo". ucap Rahmi kesal
Ida yang melihat teman-temannya sedang asyik beradu mulut, seketika memisahkan diri dari teman-temannya.
flashback off.
"apa urusannya dengan kamu". ketus Marsya kepada Arnord
Arnold ketawa sinis sambil meninggalkan Marsya dan the Genk.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!