NovelToon NovelToon

Dia Sahabatku, Dia Jodohku

Kehilangan

Kehilangan adalah kalimat yang tak seorang pun ingin mendengarkan, kalimat yang menimbulkan duka dan air mata bagi mereka yang mengalami kehilangan

"Papa, Mama jangan tinggalkan Karin sendiri, Karin takut... Karin masih ingin bersama papa dan mama" ucap Karin yang duduk disebelah pusara kedua orang tuanya merebahkan badannya ke pusara Papa dan Mamanya

"Karin sudahlah, ayo kita pulang, sayang" ucap tante Indy yang tak bisa menahan air matanya yang mengetahui kakak laki-lakinya meninggal dan membuat Karin tinggal sendiri dengan umur yang masih kecil

"NG..nggak ma..u tante, Ka..rin mau disini.. ni sama Papa Mama, Karin ng.. gak mau ditinggal" ucap Karin dengan terisak-isak sambil mengelus papan nisan kedua orang tuanya

"Sayang, sudah mau hujan" ucap tante Indy yang Mencoba memegang tangan Karin namun selalu dilepaskan oleh Karin

"Tapi Karin" ucap tante Indy yang tiba-tiba berhenti memegang lengan Karin karena Seseorang yang berada dibelakang menganggap pundaknya

"Tante, biar Kevin saja" ucap Kevin yang datang seraya memberi isyarat dengan menganggukkan kepalanya yang hanya dibalas dengan anggukan kepala oleh tante Indy

"Tante serahkan padamu, ya Kevin" ucap tante Indy seraya memegang bahu Kevin lalu pergi meninggalkan Karin dan Kevin

"Huuff Karin" ucap Kevin seraya duduk di samping Karin memasangkan jaket ke tubuh Karin karena sudah mendung dan suhu mulai dingin

"Kevin, Kevin apa Karin nakal?? sampai Papa Mama Karin ninggalin Karin sendiri" ucap Karin menoleh kearah Kevin menatap dengan wajah menderitanya

"Nggak Karin, nggak nakal kok, Mama sama Papa Karin kan sakit, emang tega Karin liat Mama dan Papa Karin kesakitan" ucap Kevin mencoba membujuk Karin seraya menghapus air mata yang ada di pipi Karin dengan lembut

"Nggak, Karin nggak mau lihat Mama dan Papa sakit" ucap Karin seraya menggeleng-gelengkan kepala nya

"Baiklah kalau gitu, sekarang Mama dan Papa Karin sudah senang nggak sakit lagi jadi, Karin nggak boleh sedih" ucap Kevin seraya menatap wajah Karin yang sembab karena nangis

"Jadi Karin nggak jahat, jadi Mama dan Papa tinggalin Karin supaya nggak sakit lagi, tapi kenapa kayak gitu hiks.. hiks... hiks uhuuu huuu" Karin yang mulai menangis lagi sambil terisak

"Karin mereka nggak mau ninggalin Karin, tapi mereka kesakitan, Karin harus ngerti ya" ucap Kevin yang kemudian memeluk tubuh mungil sahabatnya yang sudah lelah

"Tapi Ka.. Karin nggak mau sendiri" ucap Karin yang berada dalam pelukan Kevin

"Nggak Karin nggak sendiri, disini ada Kevin, Kevin akan selalu ada buat Karin, akan nemenin Karin kok jadi Karin nggak akan rasakan kesepian lagi oke" ucap Kevin membujuk sahabatnya yang baru di tinggal pergi oleh kedua orang tuanya

"Kevin janji, akan selalu ada buat Karin, nggak akan buat Karin merasa kesepian" ucap Karin yang masing berada dalam pelukan hangat Kevin

"Ya Kevin janji" ucap Kevin memeluk dan mengelus rambut Karin dengan lembut

"Terima kasih Kevin" ucap karin dan setelah itu tak berkata lain ia tertidur karena ia sudah beberapa hari nggak tidur, makan dan selalu saja menangis

"Karin, Kevin janji nggak akan buat Karin merasa sedih dan kesepian" ucap Kevin seraya menggendong karin yang tertidur di punggungnya seraya membawa ke mobil tante Indy yang menunggu dari tadi sampai mereka datang

"Tante indy" ucap Kevin dengan keadaan menggendong Karin yang tertidur pulas di pundak Kevin, Melihat wajah lelah dan pucat Karin tante Indy merasa terpuruk, bagaimana bisa anak sekecil ini sudah merasakan hal yang begitu menyakitkan

"Ya tuhan, kenapa anak sekecil ini mendapatkan penderitaan seperti ini" batin tante Indy yang bisa melihat kemenakannya menderita seperti itu

"Tante buka pintu mobilnya" ucap Kevin seraya menuju mobil

"Oh baiklah" ucap tante Indy yang cepat membuka pintu mobil dan membantu Kevin dengan memapah badan dan kepala karin agar tak terbentur

"Okay Kevin masuk kita pulang" ucap tante Indy yang segera masuk ke dalam mobil dan mulai menyalakan mesin lalu menggerakkan mobil secara baik

"Kevin bagaimana keadaan karin" ucap tante Indy melihat dari kaca spion mobil

"Karin pingsan , mungkin dia kelelahan" ucap Kevin menjelaskan keadaan karin

"Dia belum makan apa-apa sejak saat itu" ucap tante Indy yang mengkhawatirkan keadaan Karin

"Tenang tante nanti di rumah kita suruh Karin makan" ucap Kevin seraya mengelus lembut pipi bulat Karin yang tertidur nyenyak karena tubuh nya yang lelah

"Tapi tante nggak bisa membujuknya untuk makan Kevin" ucap tante Indy yang fokus dalam membawa mobil

"Nanti biar Kevin coba" ucap Kevin menenangkan tante Indy yang hanya membalasnya dengan anggukan kepala

Di rumah

"Nah kita sudah tiba di rumah Indy, biar tante buka dulu pintunya" ucap tante Indy yang keluar dari mobil, sedangkan Kevin mengambil posisi menggendong karin menuju rumah

"Kevin karin bisa sendiri" ucap Karin yang terbangun dari tidurnya

"Tapi Karin badan mu sangat lemah, biar aku gendong" ucap Kevin seraya membalikkan badannya lalu Karin memutuskan mengikuti perkataan Kevin, karena memang tubuhnya sangat lemah

Didalam rumah

"Karin makan ya" ucap tante Indy yang membawa sarapan untuk karin di meja makan

"Nggak mau tante, Karin nggak lapar" ucap karin yang mendorong makanan menjauh darinya, lantas melihat itu Kevin menghampiri karin

"Karin kamu harus makan" ucap Kevin yang duduk di samping karin mengambil makannya lalu menyuapi ke karin

"Nggak mau kevin" ucap Karin yang menoleh menolak makanan yang diberi kevin

"Karin kamu nggak sayang dirimu, lihatlah dirimu" ucap Kevin sedikit kesel tapi tak bisa karena ia memaklumi sikap Karin karena kondisinya, namun karin tak membalasnya dia hanya termenung

"Kalau gitu karin nggak sayang sama tante Indy, nggak sayang sama kevin" ucap Kevin yang melihat kearah karin

"Karin sayang kok" ucap Karin seraya melihat kearah Kevin yang memasang ekspresi sedih akan keadaan karin

"Kalau gitu kembalilah menjadi Karin yang kami kenal, kalau Karin benar-benar sayang sama Kevin dan tante Indy yang peduli dan membutuhkan Karin, hiduplah karena masih banyak orang yang menyayangi Karin" ucap Kevin menjelaskan perasaan yang ia rasakan saat melihat kondisi karin

"Tapi.." ucap Karin yang belum siap namun di sahut oleh kevin

"Nggak ada tapi an Karin, kalau papa dan mama karin tau dia juga akan sedih, maka kembalilah menjadi Karin yang dulu dan itu akan menjadikan Mama dan Papa bahagia bukan itu saja kami yang ada di sini juga senang" ucap Kevin seraya melihat kearah tante Indy yang mau menangis

"Hmm baik lah, Karin akan berusaha untuk kembali demi Kevin dan tante Indy yang sayang sama Karin" ucap karin yang meneteskan air mata lalu di hampiri dan di peluk oleh tante Indy

"Maafkan Karin buat tante nangis" ucap Karin membalas pelukan tante indy

"Nggak papa sayang, karena tante ngerti" ucap tante seraya melepaskan pelukan

"Nah sekarang makan ya, Kevin suapin" ucap Kevin yang mulai menyendok makan lalu menyuapi karin

"Ya Kevin, makasih" ucap Karin yang mulai ada senyum kembali di wajahnya yang membuat Kevin dan tante Indy sedikit tenang akan Karin yang sudah memulai awal baru

Kesepian

Gelap, kelam, terasa sesak itulah arti sepi tanpa adanya cahaya hangat yang biasa dirasakan dan diterima seseorang dari orang yang mempedulikannya

8 tahun kemudian

"Karin, nak bangun ayo sarapan dulu" ucap tante Indy mengetuk pintu kamar Karin, dia sedang berada di rumah keluarga tante Indy

"Ya tante Karin keluar" ucap Karin seraya keluar dari kamar dengan keadaan yang sudah mandi dan berkemas lalu menuju ruang makan

"Tante apa yang bisa Karin bantu" ucap Karin seraya menuju dapur membantu tante Indy

"Nih sayang tolong kamu masukin bahan ini ke dalam sup, kalau sudah matang kamu taruh dalam mangkok ya" ucap tante Indy seraya masih sibuk menyiapkan yang lainnya

"Baiklah tante" ucap Karin seraya melakukan hal-hal yang dikatakan tantenya dan setelah matang Karin memindahkan ke dalam mangkok

"Tante ini sudah siap" ucap Karin seraya meletakkannya di atas meja makan

"Bagus baiklah ayo kamu duduk kita makan, Rafael, Wirda ayo sarapan cepat nanti telat ke sekolahnya" ucap tante Indy seraya melihat ke pintu kamar anaknya apakah sudah bangun atau belum

"Baik ma, Wirda sudah siap dan kak Rafael juga sudah mau ke meja makan" ucap Wirda yang sudah memakai baju sekolahnya, dia berumur sepantaran dengan Karin

"Bagus, Papa mu mana" ucap tante Indy yang belum melihat suaminya om Surya

"Sayang aku disini, tolong benarkan dasi ku" ucap om Surya yang kesulitan dalam memakai dasinya

"Aduh kamu ini bisa apa sih tanpaku" ucap tante Indy seraya menghampiri om Surya untuk memperbaiki dasi om Surya

"Sudah ayo kita makan, Rafael cepat nanti telat" ucap tante Indy yang kemudian mengambilkan sarapan untuk anak-anak dan suaminya

"Iya ma" ucap Rafael yang kemudian duduk dimeja makan memulai memakan sarapan paginya

"Karin kamu belum mau sekolah, kan ini sudah 3 hari setelah peringatan meninggalnya orang tua mu" ucap Wirda yang seraya menyantap makanannya

"Tenang Wirda nanti aku akan balik sekolah kok" ucap Karin yang mulai melahap sarapannya, sedangkan tante Indy, om Surya dan Rafael hanya melihat Wirda dan Karin bicara

"Bagus lah, nanti akan ku katakan ke guru" ucap Wirda yang asyik menyantap makanan nya, Karin dan Wirda bersekolah di tempat yang sama dan sama-sama kelas 1 SMA namun kelas yang berbeda, Karin berada di kelas B sedangkan Wirda di kelas C sedangkan Kevin dan Rafael adalah kakak kelas Karin dan Wirda, Kevin berada di kelas A begitupun dengan Rafael mereka berdua adalah siswa pintar

"Ma Rafael pergi dulu" ucap Rafael seraya mengambil tasnya berjalan menyalami papa dan mamanya seraya mengusap lembut kepala Karin

"Kakak pergi dulu ya Karin" ucap Rafael tersenyum lalu hilang di baik pintu

"Ya kak" ucap Karin tersenyum ke arah Rafael

"Kakak tunggu aku" ucap Wirda seraya bergegas mengambil tas lalu menyalami kedua orang tua nya

"Karin gw pergi dulu, kakak tunggu" ucap Wirda yang berlari kecil seraya melambaikan tangan

"Cepetan, kalau lambat gw tinggal" ucap Rafael yang berada di luar rumah

"Hati-hati ya sayang" ucap tante Indy melihat anak-anak nya

"Baiklah kalau gitu Papa juga pergi kerja dulu ya Ma" ucap om Surya mengambil jas dan tasnya mencium kening tante Indy dan mengusap lembut kepala Karin

"Karin om berangkat kerja dulu" ucap om Surya seraya tersenyum

"Ya om hati-hati" ucap Karin melihat om Surya pergi

"Sayang tante juga pergi ya, mau buka toko" ucap tante Indy yang membereskan piring-piring kotor sesudah sarapan

"Tante nggak usah biar Karin saja, tante pergi kerja saja" ucap Karin yang menghentikan tangan tantenya

"Tapi sayang" ucap tante Indy melihat ke arah Karin yang memegang tangannya

"Tak pa tante" ucap Karin mengangguk kan kepalanya

"Baiklah tante pergi dulu" ucap tante seraya mengambil tas dan mengambil kunci mobil nya seraya mencium dahi Karin

"Hati-hati ya tante" ucap Karin yang dibalas dengan lambaian tangan oleh tante

"Huff" ucap Karin yang mulai membersihkan piring-piring sarapan tadi, setelah bersih kemudian menaruh nya dengan rapi di tempat rak piring

Di kamar Karin

Karin duduk di balkon yang ada di kamarnya memperhatikan orang-orang yang sibuk berlalu lalang ke sekolah dan kerja yang mengingatkan Karin pada keluarga nya yang utuh dulu

"Karin kenapa kamu sudah bangun, kenapa langsung masak, kamu kan seharusnya siap-siap sekolah sayang" ucap Mama Karin yang nyerotos melihat anak nya yang bangun pagi menolong mamanya masak

"Mama jangan gitu, ini sudah siap kok Karin cuman tinggal mandi dan siap tak akan lama, baiklah Karin ke kamar dulu Mama lanjutkan" ucap Karin yang berjalan ke kamar sambil mencium pipi Mamanya agar tak marah lagi

"Mama jangan dimarahin Karin nya, itukan biasa dia anak cewek" ucap Papa Karin yang duduk di meja makan

"Kamu selalu membela anak mu" ucap Mama yang masih asyik menyiapkan sarapan yang hampir diselesaikan karin

"Mama sudah siap kan" ucap Karin yang kemudian berjalan menuju meja makan

"Sudah kamu duduk saja, kita makan" ucap mama Karin yang kemudian duduk mulai mengambilkan makanan anak dan suaminya

"Baiklah" ucap Karin yang mulai menyantap makanannya begitu juga mama dan papa karin

Selesai makan

"Baiklah Papa pergi dulu, yuk Karin kita berangkat" ucap Papa mencium kening Istri nya lalu mengambil jas dan kunci mobil

"Baiklah Papa" ucap karin yang juga mengambil tasnya lalu memeluk dan mencium Mamanya

"Hati-hati ya sayang" ucap Mama Karin sambil mengikuti suami dan anaknya keluar sampai mobil berjalan lalu melambaikan tangannya

"Hiks... hiks Karin kangen kalian, ini sudah 8 tahun kalian pergi, Karin kesepian" ucap Karin menangis didalam kamar sendiri

"Ting.. ting" bunyi suara dering hp

"Karin kamu kenapa nggak masuk sekolah, Karin kamu sudah besar harus melanjutkan hidup, jangan seperti ini kalau orang tua mu lihat mereka akan sedih jadi Karin kembalilah ceria dan bahagia lah aku ada disini kamu tak sendiri ya bahagia lah" pesan Kevin saat melihat itu Karin terharu sedih karena hanya Kevin yang selalu ada buatnya sesuai janjinya 8 tahun yang lalu

"Huuuff benar kata Kevin aku harus bangkit" ucap Karin meyakinkan diri nya agar tak terlalu lama jatuh dalam kesedihan 8 tahun ini, dia sudah besar bukan anak kecil lagi, dia masih punya hidup yang panjang dan dia harus memulainya dari awal kehidupan baru yang lebih baik

"Hhmm sudah jam segini, lebih baik aku masak tante dan yang lain akan pulang" ucap Karin segera turun ke bawah menuju dapur untuk membuat sarapan siang

Cahaya hangat

Kehangatan yang diberikan matahari pagi yang menyambut mereka dengan senyum kehangatan bagi mereka penikmatnya, kehangatan yang menenangkan hati dan suasana dalam menjalani aktifitas pagi

Malam hari

Setelah sarapan Karin berniat mengatakan hal yang ada dihatinya

"Tante om, Karin mau bicara sesuatu" ucap Karin yang duduk melihat ke arah om dan tantenya setelah makan

"Ya sayang mau bicara apa" ucap tante Indy yang sudah siap makan lalu duduk dengan baik mendengar kan Karin seketika suasananya menjadi aneh

"Tante sebelumnya Karin berterima kasih karena sudah mengurus Karin sampai Karin besar" ucap Karin Mengepal-ngepalkan tangannya karena gugup untuk menyampaikan maksudnya

"Ya sayang tak masalah, karena kita keluarga" ucap tante memegang bahu Karin dengan lembut lalu tersenyum di balas dengan senyum oleh Karin

"Jadi karena Karin sudah besar, Karin mau balik ke rumah Karin tante om" ucap Karin seketika suasana jadi sunyi dan canggung

"Tapi sayang kamu akan sendiri di sana, lebih baik kamu sama tante dan om disini" ucap tante indy melihat ke arah om surya

"Ya Karin tau kok tante dan om keluarga Karin tapi tante juga ada anak-anak tante yang harus tante urus keluarga dan bisnis tante" ucap Karin menundukkan kepalanya yang masih mengepal-ngepal tangannya

"Karin senang tante ngurus Karin, tapi Karin nggak bisa nyusahin tante dan yang lain terus" ucap Karin yang sama sekali tak di jawab oleh tante dan yang lain

"Jadi tak apa-apa kok tante" ucap Karin melihat ke arah tante dengan senyuman untuk meyakinkan Tantenya

"Tapi sayang" belum siap tante Indy bicara om Surya memegang bahu tante Indy seraya mengisyaratkan

"Indy nggak perlu, itu keputusan nya jadi kita harus hargai" ucap om surya

"Tapi mas" ucap tante melihat ke arah Karin

"Tak apa tante kita masih keluarga kok, Karin akan sering-sering ke sini, jenguk tante" ucap Karin dengan ekspresi dan tekat kuat meyakinkan tante indy

"Baiklah tante nggak bisa ngelarang Karin karena ini pilihan dan keinginan Karin" ucap tante Indy memegang tangan Karin

"Ya tante terima kasih" ucap Karin yang tersenyum dan di balas senyum oleh tante Indy

"Tapi sayang kalau kamu ada masalah, kamu jangan sungkan hubungi kami" ucap tante indy

"Ya Karin karena kita keluarga seperti yang kamu katakan" ucap om Surya

"Baik om Karin janji kalau ada masalah akan minta bantuan om dan tante" ucap Karin tersenyum kearah om Surya dan tante indy

"Ya tante" ucap Karin yang mulai berdiri dan membereskan piring-piring kotor ke cucian

Dapur

"Karin kalau lo pergi jadinya nggak ada yang bisa bantu gw buat tugas" ucap Wirda yang membantu membersihkan piring-piring kotor tadi

"Hahah nggak kok kan ada kak Rafael" ucap Karin yang masih membersihkan piring lalu tertawa

"Aiss mana mau tuh orang satu itu menolong gw, kalau dia menolong gw akan di ceramahin 3 jam" ucap Wirda seraya mengejek-ejek

"Jadi lo ngomongin kejelekan kakak lo sendiri, okay gw nggak akan bantu in lo" ucap Rafael yang tiba-tiba berada di dapur

"Hehehe bercanda kok kak" ucap Wirda yang kabur dari kakaknya sebelum mendapatkan ceramah panjang

"Ya dasar adek kurang ajar" ucap Rafael yang ingin memukul Wirda yang hendak lari

"Hahaha, jangan kak, Wirda sudah ketakutan" ucap Karin

"Karin jaga diri lo ya, kalau ada masalah ngomong sama gw" ucap Rafael mengelus lembut kepala Karin

"Baik kak" ucap Karin tersenyum ke arah Rafael

"Nah gw bantu biar lo cepat siap, kan besok harus beres-beres" ucap Rafael yang tak bisa ditolak oleh Karin

Di kamar

"Huuff Papa Mama semoga ini menjadi keputusan Karin yang terbaik" ucap Karin mulai tidur dan menutupi tubuhnya dengan selimut, lalu tertidur pulas tak lama setelahnya tante Indy masuk ke dalam kamar Karin melihat Karin lalu memperbaiki selimut lalu mencium kening Karin yang tertidur pulas

"Karin kami akan slalu ada untuk mu" ucap tante Indy seraya keluar dari kamar Karin

Paginya

"Karin kamu sudah bangun" ucap tante Indy melihat Karin yang sedang sibuk di dapur menyiapkan sarapan pagi

"Oh makasih sayang, tante juga lelah" ucap tante Indy seraya duduk di meja makan

"Tak apa tante, nah mari makan tapi yang lain mana" ucap Karin bingung dengan mereka yang belum datang

"Ohh tuh mereka" ucap tante Indy mulai mengambil makanan untuk sarapan

"Sayang kamu sudah beres-beres, kalau belum biar tante tolong" ucap tante Indy yang mencicipi makanan yang dibuat Karin

"Sudah tante tinggal angkat keluar saja" ucap Karin yang duduk di meja makan

"Nanti tante tolong bawa keluar waktu mobil barangnya datang" ucap tante yang mengambilkan makanan untuk suaminya

"Nggak usah tante Karin ada yang bantu kok" ucap Karin melihat ke arah pintu masuk

"Siapa" ucap tante Indy penasaran siapa yang membantu Karin

"Tuh tante, dia baru datang" ucap Karin menunjuk ke seseorang yang baru datang lalu memasuki dapur

"Pagi tante, om, Wirda, Rafael" ucap Kevin menyalami om dan tante karin

"Oo Kevin, bagus kalau gitu, eh ayo makan" ucap tante Indy mempersilahkan Kevin duduk di sebelah Karin

"Eh lo nggak sekolah vin" ucap Rafael bingung

"Nggak gw izin sehari ini, gw bantu Karin pindahan" ucap Kevin yang mulai memakan makanan yang ambil kan oleh Karin

"Karin jaga diri lo kalau butuh apa-apa hubungi gw" ucap Rafael berjalan ke arah Karin, Karin pun berdiri lalu memeluk kakak sepupunya

"Ya kak jaga diri kakak" ucap Karin menahan air matanya

"Eh lo nggak ingin meluk gw juga" ucap Wirda yang merentangkan kedua tangannya

"Tentu" ucap Karin yang berjalan menuju dan melepaskan pelukan Rafael lalu memeluk Wirda

"Jaga diri lo, kalau gitu gw sama kak Rafael berangkat sekolah dulu" ucap Wirda melepaskan pelukan lalu pergi dan Karin pun duduk di kursi makan lagi

Setelah makan

"Karin ini barang yang mau lo bawak" ucap Kevin mengangkat barang dan membawanya keluar rumah

"Sudah semua barang nya sayang" ucap tante Indy melihat sekeliling membawa sesuatu

"Ya tante" ucap Karin membawa kardus yang berisi foto-foto keluarganya

"Baguslah ini makanan malam buat kamu di sana, sebelum pergi makan siang dulu, pasti capek nanti nyusun barang pindahan" ucap tante Indy membawakannya makanan untuk Karin

"Baiklah tante, makasih banyak tante" ucap Karin meletakkan nya di luar

"Nah Kevin Karin makan dulu biar bapak nya yang memindahkannya ke atas mobil" ucap tante menuju meja makan

"Pak hati-hati ya" ucap Karin ke bapak sopir barang

"Ya non" ucap bapak itu meletakkan dengan perlahan barang-barang Karin ke mobil

Meja makan

"Tante maaf karena Karin tante nggak kerja" ucap karin sedih

"Eehh Karin masa iya kamu pindahan tante pergi kerja tak apa jangan dipikir kan makan yang banyak" ucap tante Karin menyantap makan siangnya

"Nanti kalau sudah tiba di sana kabari tante" ucap tante Indy melihat Karin yang sedang makan

"Tante jangan sedih, jarak rumah Karin dan tante dekat kok" ucap Karin yang berdiri dan memeluk tante Indy dan tante Indy pun membalas pelukan indy

"Ya tante tau, tante hanya khawatir, sudah makan lagi ya sayang" ucap tante Indy melepaskan Pelukkan nya

Setelah makan

"Nah kan nggak ada yang tertinggal barang yang penting" ucap tante Indy segera keluar memeriksa barang-barang indy

"Nggak tante, sudah naik semua" ucap Karin yang berdiri didepan tante indy

"Tante Karin berangkat dulu, jaga kesehatan ya tan, Karin janji akan sering kesini dan nginap disini" ucap Karin memeluk tante nya yang air matanya sudah pecah

"Jaga dirimu ya sayang" ucap tante Indy menciumi pipi Karin

"Baik tante, Karin berangkat dulu" ucap Karin melepaskan tangan tante Indy, lalu masuk ke dalam mobil yang sudah berdiri di pintu mobil, lalu masuk dan mobil pun jalan Karin melambaikan tangannya ke arah tante Indy yang membalas lambaiannya

"Hiks... hiks huuhhuu" suara tangis Karin pecah tak tahan, saat itu Kevin hanya bisa memberi sandaran untuk Karin yang menangis sambil mengelus-elus rambut Karin yang sedang menangis, pak sopir pun hanya diam dan kasihan melihat kejadian itu

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!