MATHEW ❤️ MIRANDA
...***...
Miranda Arrabella, menyesal pulang ke negaranya. Bermaksud menghadiri pernikahan saudara kembarnya Mirabel Arrabella.
Ternyata Robin sang ayah memintanya menikah dengan tunangan saudara kembarnya tersebut, tepat sesaat sebelum pernikahan Mirabel dan tunangannya dilaksanakan.
Yaa... Mirabel pergi sesaat sebelum pernikahan itu diresmikan.
Untuk menutupi rasa malu, Robin memutuskan pernikahan tetap dilaksanakan dengan mempelai perempuan Miranda Arrabella adik dari Mirabel.
Keputusan Robin tersebut disetujui oleh pihak laki-laki.
"Bagaimana mungkin aku menikah dengan laki-laki yang tidak ku kenal dad ?!"
"Bagaimana dengan karier ku di Paris ?"
Miranda tidak bisa diam, ia melancarkan protes atas keputusan ayahnya yang dilakukan secara sepihak. Menganggap nya seolah barang dagangan yang dapat dengan mudah dipindah tangankan.
"Uhhh,
"Arghh...bahkan wajah laki-laki itu pun aku tidak tau, gumam Miranda.
"Sayang, mommy minta sekali ini saja turuti keinginan mommy ya. Mathew laki-laki baik. Setidaknya bertahanlah sampai saudara mu kita temukan kembali".
Mommy Irene dengan suaranya yang lembut membujuk Miranda.
Tatapan lembut Irene ternyata mampu meluluhkan hati Miranda, ia bersedia menggantikan Mirabel di pelaminan.
Walaupun ia tidak mengenal sama sekali calon suaminya tersebut.
Ditempat terpisah...
"Segera temukan calon istriku, atau kalian akan menerima akibatnya!", hardik seorang laki-laki yang bernama Mathew Benigno sambil berkacak pinggang.
"Lakukan apapun dan seret ja*ang itu kehadapan ku!", perintah Mathew kepada orang-orang nya.
"Kemana kau Mirabel Arrabella, apa maksud dari semua tindakan mu ini?".
"Kau harus cepat kembali kepada ku atau ku hancurkan semua keluarga mu".
"Aku tidak akan tinggal diam.
Keluarga ku bisa menerima pergantian ini, tapi tidak dengan ku. Akan ku buat adikmu menderita...Kau lihat saja Mirabel!".
"Jika kau tidak kembali, akan ku buat adik mu menyesal dilahirkan di dunia ini!"
Mathew berdiri di balkon hotel berbintang, meneguk wine hingga tandas.
Dengan tatapan tajam dan dada bergemuruh karena marah atas perbuatan Mirabel calon istrinya yang meninggalkan nya sendiri dihari pernikahan mereka.
Bahkan ia tidak mengenal adik Mirabel itu, mereka tidak pernah dipertemukan.
Yang ia dengar Mirabel memiliki saudara kembar yang berkarier di bidang desainer. Di negara lain yaitu Prancis.
Dan Mathew tidak pernah bertanya apapun kepada Mirabel tentang adiknya itu, karena baginya tidak ada yang istimewa.
Mathew hanya ingin menikmati hari-hari bahagia dengan tunangannya Mirabel. Ya, walaupun ia juga masih suka bermain-main dengan perempuan bayaran diluar sana di kala menikmati waktu senggang berkumpul dengan teman-temannya.
Toh, ia tidak pernah mengekang Mirabel. Mirabel bebas beraktifitas sebagai artis. Bahkan mereka berbulan-bulan tidak bertemu, bukan masalah bagi laki-laki itu.
Mathew tidak pernah menuntutnya lebih.
Memang di akui mereka jarang sekali menghabiskan waktu bersama, karena Mirabel sering syuting keluar kota bahkan keluar negeri yang memakan waktu lama.
Dan Mathew pun sibuk dengan pekerjaan nya, sebagai pimpinan di berbagai perusahaan, yang membutuhkan perhatian, pikiran dan kecerdasannya. Hingga perusahan yang ia pimpin berkembang pesat bahkan membuka cabang di berbagai negara maju.
Saat rasa penat dan lelah datang menghampiri tubuhnya, ia habiskan waktu dengan menyewa wanita di salah satu klub mewah milik sahabatnya Ricko. Saat ia ingin menyalurkan hasratnya, sedangkan Mirabel sedang bekerja jauh darinya, Mathew akan menghubungi Ricko agar menyediakan ja*ang bersih yang terjamin kesehatannya.
Sekarang masalahnya bertambah dengan kehadiran calon istri yang tidak dikenalnya sama sekali .
Walaupun orang tua dan keluarga memberikan solusi untuk mengatasi masalah yang mereka hadapi dengan cara menikahi Miranda, tapi hati dan perasaan Mathew benar-benar terhina dengan perbuatan Mirabel.
Tidak ada satu wanita pun menolaknya. Yang ada mereka berdatangan mendekati Mathew, bahkan terang-terangan ingin menghabiskan satu malam saja dengan laki-laki itu. Dengan pemilik jaringan bisnis ternama Mathew Benigno.
...***...
bagaimana kelanjutan nya?
Apakah Miranda bisa bertahan?
Apakah Mathew kekeuh dengan pendirian nya, setelah bertemu dengan miranda ?
...***...
*BACA JUGA KARYA TERBARU EMILY :
Visual tokoh utama
KARYA EMILY LAINNYA :
FIRST LOVE LAST LOVE
MENJADI YANG KEDUA
AIR MATA SCARLETT
SERPIHAN HATI ELLENA
...🌹🌹🌹🌹🌹🌹...
Bagi yang tidak suka banyak konten 21++ baca saja karya Emily yang baru ya 🙏🏻
Miranda dan Mathew resmi menikah.
Setelah acara pernikahan nya selesai, Mathew pamit kepada keluarga untuk membawa Miranda ke mansion miliknya.
Bahkan Miranda tidak diberikan nya waktu berlama-lama pamit dengan keluarganya.
"Cukup sudah aku memberikan kelonggaran kepada perempuan itu, jangan harap dia menikmati rasa bahagia disisa hidupnya"
"Sayang, kenapa terburu-buru. Apakah kau tidak mau menghabiskan waktu bersama istrimu?", mommy Kate membuyarkan lamunan Mathew.
"Tidak mom, sebaiknya aku mengajak istri ku pulang kembali ke mension saja."
"Aku masih butuh waktu untuk mencerna semua peristiwa yang terjadi dengan Mirabel", jawab Mathew kepada Kate mommy nya .
"Baiklah sayang, mommy harap kau memperlakukan Miranda dengan baik, ia gadis yang baik Math".
"Mommy tahu kau masih asing bersama nya, tapi cobalah kau lebih mengenal Miranda mommy yakin dengan berjalannya waktu kau akan mencintainya. Buka hati mu untuk Miranda,Math. Dan berusahalah melupakan Mirabel yang telah meninggalkan mu di hari pernikahan kalian ini", ucap Kate lembut.
*
Selama perjalanan menuju mansion Mathew, tidak ada yang bicara. Miranda duduk di samping Mathew dikursi belakang. Sekilas Miranda menatap Mathew yang sibuk dengan iPad nya, sedangkan Miranda mengalihkan tatapan matanya keluar jendela mobil. Menatap lekat jalanan kota Roma di waktu malam.
"Huhh, sungguh menyebalkan laki-laki ini", batin Miranda kesal. Miranda sebal pada Mathew karena terburu-buru mengajaknya meninggalkan hotel setelah pernikahan mereka, bahkan Miranda tidak diberi kesempatan mengganti gaun nya terlebih dahulu.
Saat memasuki kawasan mansion Mathew, disambut dengan pemandangan yang menakjubkan. Mansion begitu mewah terletak di distrik kota Roma.
Kiri kanan jalan dipenuhi pohon pinus yang sangat indah.
Mobil Mathew yang membawa mereka berhenti di sebuah mansion yang sangat mewah, tampak orang-orang Mathew berjaga didepan gerbang yang menjulang. Melihat mobil tuannya, mereka segera membuka gerbang tersebut dan memberi hormat.
Mobil melaju kembali dan berhenti sempurna di depan pintu mansion Mathew. Beberapa pria berseragam membuka pintu mobil di sisi Mathew dan Miranda.
Miranda sempat tertegun menatap orang-orang suaminya, mereka memberikan pelayanan begitu sempurna. Bahkan orang-orang di mansion tersebut menyambut tuannya dengan cara berbaris didepan pintu, tampak para pelayan berbaju seragam berbaris juga.
Sikap yang terlalu kaku dan berlebihan menurut Miranda.
"Ayo cepat turun! Apa kau mau tidur di mobil heh?".
Tiba-tiba suara bariton, menghentikan lamunan Miranda. Sekilas ia menatap wajah Mathew yang tampak kesal.
"Iya, aku turun", jawab Miranda singkat. "Uhh cerewet sekali padahal dia laki-laki", batin Miranda kesal. Namun ia tetap menurut ucapan laki-laki menyebalkan itu.
Beberapa pelayan terlihat menurunkan koper Mathew dan Miranda. Kemudian segera membawanya kedalam mansion.
Mathew berjalan didepan, diikuti Miranda beberapa langkah dibelakang nya. Miranda menatap punggung lebar Mathew didepannya .
"Huh, menyebalkan sekali laki-laki itu, bahkan ia tidak membantuku berjalan. Gaun ini begitu menyulitkan ku untuk berjalan", gerutu Miranda kesal. Berjalan dengan tertatih karena gaun pengantin yang ia kenakan.
Ya, gaun itu seharusnya dipakai oleh Mirabel, gaun yang begitu mewah tetapi tidak disukai Miranda karena terlalu ribet menurutnya.
"Selamat malam tuan Mathew. Selamat malam nona", sapa pelayan yang menyambut kedatangan mereka.
Tampak orang-orang Mathew memberi salam dan hormat.
Miranda membalas dengan senyuman ramah dan hangat untuk para pekerja Mathew.
Sekilas Mathew sempat tertegun melihat tingkah Miranda tersebut. Ia tahu hal seperti itu tidak akan dilakukan saudara kembarnya Mirabel.
Mathew sempat merasakan gelanyar aneh didadanya sesaat melihat senyuman manis Miranda, bahkan kedua pipinya memiliki lesung pipi yang menambah cantik wajahnya. Lagi-lagi tidak dimiliki oleh Mirabel.
"Shitt, kenapa aku jadi membandingkan antara keduanya", batin Mathew.
...***...
LIKE DAN VOTE YA 🙏
*
YUK BACA JUGA :
MARRIAGE AGREEMENT
MENJADI YANG KEDUA
AIR MATA SCARLETT
FIRST LOVE LAST LOVE
SERPIHAN HATI ELLENA
Seorang pelayan diminta Mathew mengantar Miranda ke kamarnya di lantai tiga mansion tersebut.
Mathew membalikkan badannya dan pergi entah kemana, Miranda hanya menatap punggung Mathew menjauh darinya
Mata Miranda menatap sekeliling ruangan tempat ia berdiri. Ia terkagum-kagum dengan isi mansion Mathew yang dihiasi oleh barang-barang mewah dan berkelas.
"Ternyata selera laki-laki itu boleh juga", gumam Miranda. Tanpa sadar ia tersenyum, membayangkan wajah Mathew yang dingin dan kaku.
Mata Miranda berjalan ke depan bingkai berukuran besar diruang tersebut, memperhatikan lukisan wajah Mathew dengan intens. Mata tajam, dengan netra coklat, tampak rahang keras menambah ketampanan Mathew. Miranda sesaat terpanah menatap lukisan laki-laki yang sudah sah menjadi suaminya yang begitu sempurna.
"Laki-laki menyebalkan itu benar-benar sempurna", gumam Miranda tanpa sadar.
"Maaf nona, mari saya antar ke kamar anda".
Seorang pelayan menginterupsi lamunan Miranda. Miranda menganggukkan kepalanya dan mengikuti pelayan tersebut masuk ke lift.
Tidak butuh waktu yang lama untuk sampai kelantai tiga.
Melihat lantai tiga mansion Mathew, Miranda kembali dibuat terkagum-kagum dengan kemewahan yang ada didepan matanya.
Pelayan berhenti didepan pintu dengan pilar menjulang megah, pelayan tersebut membuka pintu itu dan mempersilakan Miranda masuk.
"Ini kamar nona".
Lalu ia berjalan ke dalam dan menuju keruangan lain yang ada dikamar itu.
"Tunggu...
"Iya nona?", pelayan itu menoleh kebelakang menatap hormat Miranda.
"Apakah suamiku tidur dikamar ini juga?", tanya Miranda absurd.
Miranda merasa konyol dengan pertanyaan nya tersebut.
"Maksud ku apakah ini kamar Mathew?".
Pelayan itu mengerti dengan maksud perkataan Miranda, ia tersenyum.
"Bukan nona, kamar tuan Mathew persis disebelah kamar ini".
Miranda lega mendengar nya, artinya ia tidak tidur satu kamar dengan laki-laki dingin dan kaku itu.
"Mari saya tunjukkan ruangan yang ada dikamar ini", Ucap pelayan menghentikan lamunan Miranda, langkah kaki nya diikuti Miranda.
Kamar luas nan mewah itu, terdapat tempat tidur berukuran king size, yang tentunya akan membuat tubuh Miranda betah berlama-lama rebahan disana.
Kemudian pelayan mendorong koper Miranda ke ruangan lain yang ada dikamar tersebut. Miranda tahu itu walk in closet dan ruang wardrobe.
Miranda berdecak kagum, ia membuka pintu lemari-lemari.
Sampai kedua matanya menangkap sesuatu yang janggal.
Pakaian-pakaian bermerk sudah tersusun rapi di dalamnya.
Miranda membuka lagi pintu yang wardrobe yang lain, mata nya terpaku menatap perhiasan-perhiasan mahal tertata rapi disana. Bahkan tas dan sepatu branded tidak ketinggalan sudah tertata dengan sangat rapi.
Miranda menjerit pelan saat melihat barisan lingerie tipis sudah tergantung di wardrobe yang lain.
"Apakah semua ini milik Mirabel?", batin Miranda.
"Maaf nona, apakah nona ingin saya yang menyusun pakaian nona yang ada di koper?", tanya pelayan menghentikan lamunan Miranda.
"Ohh, tidak! terimakasih".
"Kamar mandi nya ada di sebelah sini nona", pelayan menunjukan kamar mandi yang menyatu dengan walk in closet.
"Apa ada yang ingin nona tanyakan?".
"Tidak. Terimakasih kau sudah sudah membantu ku".
"Ehm tunggu, nama mu siapa?", tanya Miranda menatap pelayan yang terlihat masih muda itu.
"Ohh iya, maaf nona saya belum mengenalkan diri, nama saya Lilian, saya yang akan bertugas mengurusi kebutuhan anda. Jangan sungkan jika anda memerlukan sesuatu. Nona bisa langsung menekan tombol yang ada di nakas yang langsung terhubung dengan saya", ujar Lilian tersenyum dan membungkukkan badannya.
"Baik Lilian, untuk saat ini tidak ada yang saya butuhkan, kamu boleh beristirahat", balas Miranda sambil tersenyum ramah.
"Baik nona, kalau begitu saya permisi dan selamat beristirahat nona". Lagi-lagi Lilian membungkuk kan badannya dan berlalu keluar kamar Miranda.
Miranda tersenyum melihatnya.
Ia menarik nafas dalam-dalam. Ia ingin membersihkan diri yang terasa lengket dengan gaun pernikahan yang masih melekat ditubuhnya.
"Huhh, bagaimana aku membuka gaun yang menyulitkan ini?", ujar Miranda kesal karena sudah beberapa kali berusaha membuka resleting gaun pengantin yang melekat di tubuhnya tapi tetap gagal.
"Hidupku benar-benar sial", gerutunya.
...***...
LIKE DAN VOTE 🙏
*
YUK BACA JUGA:
MARRIAGE AGREEMENT
MENJADI YANG KEDUA
AIR MATA SCARLETT
FIRST LOVE LAST LOVE
SERPIHAN HATI ELLENA
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!