Sebelum masuk keceritanya, alangkah baiknya kita perkenalan dulu yaa.
Nathan Cavero Anggara
Nathan adalah anak pertama dari pasangan Kenzard dan Kinan Anggara. Berumur 17 tahun dengan otak pintar dan wajah tampan serta tinggi badan sekitar 189 cm. Semuanya tampak sempurna kecuali satu, sifatnya. Ia terkenal suka mengganggu anak-anak baru yang berpenampilan culun di sekolahnya, ia juga terkenal karna kelihaiannya dalam bermain basket dan alat musik. Maka dari itu, Nathan diangkat jadi kapten basket walau sifatnya yang tidak mendukung.
Ryan Zaydan Bagaskara
Ryan adalah anak pertama dari pasangan Morgan dan Aira Bagaskara. Berumur 18 tahun dengan wajah dan otak yang sama tampannya. Walau tidak setampan Nathan, Banyak yang menganggap Ryan imut, tapi tingginya yang 186 cm membuat mereka sedikit ragu memanggilnya imut. Ryan terkenal dengan kelihaiannya dalam komputer, sama seperti Ayah dan Kakeknya. Ryan tidak separah Nathan, ia masih punya rasa kasihan jika mengganggu anak-anak culun, berbeda dengan Nathan yang langsung membuat korbannya pindah sekolah.
Erland Louis Bagaskara
Erland adalah anak pertama dari Logan Bagaskara dan Sayla Prince. Walau kedua orang tuanya tidak pernah menikah, Erland tidak mau mengurusinya. Ia akan menerima apa yang ada di hadapannya. Erland juga masuk kedalam geng Nathan, tapi ketika Nathan mengganggu anak-anak itu, Erland hanya diam. Karna dia malas bertengkar dengan Nathan dan sepupunya Ryan. Sifat Erland cenderung lebih dewasa karna tidak mau ikut campur urusan orang lain jika menurutnya tidak penting. Erland juga mahir di bidang komputer. Banyak yang bilang Erland adalah cowo idaman sama seperti ketiga temannya apa lagi dengan tingginya yang 187 cm.
Dikta Edgar Dirgantara
Dikta adalah Anak pertama dari pasangan Verrel dan Maudy Dirgantara. Berumur 17 tahun dengan wajah dan otak yang kurang seiras. Wajahnya tampan tapi otaknya paling tidak bisa diandalkan dari ketiga teman gengnya. Dikta wajar saja, karna isi gengnya adalah anak-anak pintar. Ia bangga menjadi orang bodoh diantara anak-anak pintar. Dikta berbeda dengan ketiga temannya, ia suka gonta-ganti pasangan. Ia selalu bilang "Mumpung punya wajah tampan kenapa gak di manfaatin ya kan?". Mereka berempat teman sekelas dengan tinggi badan 185 cm keatas dan tinggi Dikta pas 185 cm.
Charleta Sherly Dirgantara
Charleta atau yang biasa di panggil Leta adalah anak kedua dari pasangan Verrel dan Maudy Dirgantara serta adik dari Dikta, walau hanya berbeda satu tahun Leta tetap menghormati Dikta sebagai kakaknya. Perempuan berusia 16 tahun ini adalah wakil ketua osis. Banyak yang mengincar Leta menjadi pacar mereka, tapi Dikta selalu menghajar cowo yang ingin mendekati adiknya sehingga Leta tidak akan pernah bisa berpacaran selagi Dikta tidak merestuinya.
Kenzio Pradipta Gerdion.
Kenzio atau yang biasa di panggil Zio adalah anak pertama dari Levin dan Raisa Gerdion. Berumur 16 tahun, punya postur tinggi, wajah tampan dan pangkat sebagai ketua osis terbaik membuat Zio sangat terkenal di dalam maupun luar sekolah. Zio sangat sering membuat Nathan dan teman-temannya masuk ke ruang BK. Walaupun Nathan dan Ryan adalah sepupunya, tapi dalam hal ini Zio harus profesional.
Mika Lavanya Diano.
Mika adalah anak pertama dari pasangan Arkan dan Viana Diano. Mika berumur 16 tahun dengan penampilan, hatibdan otak yang seiras. Penampilannya cantik, hatinya cantik, otaknya juga cantik serta imut. Mika berteman baik dengan Leta dan Auri.
Alister Rayze Prince.
Alister anak pertama dari pasangan Raylo dan Zevanya. Rayze merupakan singkatan dari Raylo Zevanya. Berumur 15 tahun dan memiliki postur tubuh serta wajah tampan membuat Alister terkenal. Tingginya yang 180 cm diusia 15 tahun membuat dirinya tergolong cowo tertinggi di angkatannya. Alister sekelas dengan Auri.
Aurissa Zeline Anggara.
Aurissa atau yang sering di panggil Auri adalah Anak kedua dari pasangan fenomenal Kenzard dan Kinan Anggara serta adik dari cowo tertampan di SMA Galaksi, Nathan Anggara. Berumur 2 tahun di bawah Nathan tidak membuatnya menyerah untuk mengawasi kakaknya yang nakal. Auri tak kalah pintar dari kakaknya dan ia tak kalah populer dari kakaknya karna kemanisan dan kecantikannya. Lesung pipi dan gigi ginsul yang ia punya menyempurnakan penampilannya.
Kyra Queensha Bagaskara.
Anak kedua dari pasangan Morgan dan Aira Bagaskara serta adik dari Ryan. Umurnya sama dengan Auri dan mereka berdua bekerja sama untuk mengintai kedua kakak laki-laki mereka. Alister, Mika, Auri dan Kyra sekelas membuat mereka kemana-mana selalu berempat.
Mari simak ceritanyaa...
••• HAPPY READING 🍒•••
Mobil mewah Nathan masuk ke parkiran sekolah. Saat keluar, Nathan langsung di suruh berhenti oleh anak Osis.
"Ikat pinggang sama dasi kakak kemana?" tanya anak osis itu, tapi Nathan berjalan santai. Anak osis itu memberanikan diri untuk memegang tangan Nathan tapi di tepas oleh Nathan.
"Berani menyentuh Nathan Anggara?" tanya Nathan.
"M-maaf." ucap anak osis itu.
"Ada apa ini?" tanya Leta dan Zio baru datang.
"Kak Nathan! Udah keberapa kali ini?" tanya Leta.
"Gak tau." jawab Nathan. "Udah kan? kakak mau masuk kelas." ucap Nathan.
"Eit bentar bang. Dasi lu kemana?" tanya Zio.
"Ada di rumah, di cuci Mama." jawab Nathan santai.
"Terus ikat pinggang?" tanya Zio.
"Gua bakar kemarin." jawab Nathan.
"Rambut lu gak di potong bang?" tanya Zio.
"Tukang pangkas rambut lagi libur kemarin." jawab Nathan.
"Terus kenapa lu datang telat?" tanya Zio.
"Tadi ada panggilan alam. Ya gua ke kamar mandi dulu lah. Banyak tanya lu!" ucap Nathan. "Masuk kelas nih gua, males ke BK bosan." ucap Nathan.
"Nah urusannya sama Bu Lili yaa." ucap Zio.
"Bu Lili? Gampang!" ucap Nathan masuk.
"Misi ibu cantik. Apa kabar hari ini bu?" tanya Nathan.
"Hai Nathan, kamu telat lagi dan gak pakai atribut lengkap ya?" tanya ibu Lili.
"Ibu cantik udah hapal masalah Nathan ya. Bebasin lah bu. Masa ibu gak kasian sama Nathan yang tampan ini. Nanti badan saya makin kebentuk terus ibu mimisan gimana?" tanya Nathan.
"Wah bahaya juga." ucap Ibu Lili. Nathan mengangguk.
"Yaudah kamu foto sama ibu dan ibu minta tanda tangan kamu biar bisa ibu jual." ucap Bu Lili. Nathan pun terpaksa menuruti bu Lili agar ia terbebas dari hukuman.
"Akhirnya!" teriak Nathan di kelasnya.
"Kena lagi lu pasti sama bu Lili." ucap Ryan.
"Gak lah, dengan pesona gua yang diatas rata-rata gua bisa menaklukkan guru itu." ucap Nathan.
"Nat, gua dengar ada anak baru di kelas adik lu." ucap Dikta.
"Nyari mati kalau anaknya di kelas adik gua. Lu tau sendiri Auri gimana. Yang ada Papa puas marahin gua." ucap Nathan.
"Iya, adik gua juga di sana. Yang ada gua diaduin sama Kyra." ucap Ryan
"Ada anak baru di kelas kita, cewe." ucap Erland.
"Nah kalau itu enak." ucap Nathan.
"Cih abang takut adik." ucap Dikta.
"Eh anak Dirgantara, lu juga takut sama Leta kalau dia aduin lu kan?" tanya Ryan.
"Gak usah bongkar kartu gua! Punya adik yang umurnya beda setaun itu risihin Men. Kalau jalan berdua di bilang pacaran." ucap Dikta.
"Gua juga. Jalan ke supermaket bareng Kyra aja di bilang pacaran." ucap Ryan.
"Gua jalan sama adik gua juga di sangka pacaran." ucap Nathan.
"Untung gak punya adik perempuan." ucap Erland.
"Tapi lebih bagus kalau mereka nyangka Dikta sama Leta pacaran kan jadi gak ada cowo yang gangguin Leta." ucap Ryan.
"Iya sih. Tapi gua yang jomblo ini kasian." ucap Dikta.
"Itulah yang dirasakan adik lu!" ucap Erland, Nathan dan Ryan secara bersamaan.
"Pagi anak-anak. Duduk semuanya, kita akan kedatangan murid baru." ucap guru.
Seorang murid perempuan pun masuk dan Nathan langsung tersenyum senang.
Anak baru, mangsa baru. batin Nathan.
•••Bersambung...
Jangan lupa like, comment, vote, berikan author hadiah dan rate 5 yaa. Share jangan lupaa.
Seorang murid perempuan pun masuk dan Nathan langsung tersenyum senang.
Anak baru, mangsa baru. batin Nathan.
"Mangsa baru kita kayaknya." gumam Ryan.
"Silahkan perkenalkan nama kamu." ucap Guru itu.
"Perkenalkan nama saya Anindhita Davira bisa di panggil Vira." ucap murid baru bernama Vira.
"Oke Vira silahkan duduk di samping Nathan karna kursi di samping Nathan kosong." ucap Guru.
"Terisi buk!" ucap Nathan.
"Kamu ini gimana? Itu kosong Nathan. Dan cuman kursi di samping kamu yang kosong." ucap Guru. Nathan pun mau tak mau menerima itu. Vira pun berjalan ke bangku belakang tempat Nathan duduk.
"Karna lu datang, gua jadi duduk berdua dengan lu!" ucap Nathan.
"Tapi cuman kursi ini yang kosong." jawab Vira.
"Duduk di lantai kek, apa di luar!" ucap Nathan kesal.
"Nathan Anggara!" panggil guru yang sedang mengajar di depan.
"Apa buk?" tanya Nathan.
"Jangan ganggu Vira, belajar aja yang benar." ucap Guru itu.
"Mau belajar apa gak bakalan sama aja buk. Palingan rata-rata saya beda angka yang di belakang koma doang. Yang di depan koma kalau gak 99 atau 98 dan gak pernah beranjak dari itu. Eh baru sekali deh buk 98, selainnya 99 koma." ucap Nathan.
"Kamu pintar kan? coba jelasin materinya!" ucap guru itu marah.
"Gampang buk!" ucap Nathan maju dengan percaya diri dan menjelaskan materi itu sementara gurunya tengah duduk di kursinya. Guru Nathan hari ini adalah guru baru, jadi ia belum bisa maklum dengan sifat Nathan.
"Finish!" ucap Nathan bisa menjawab dan menjelaskan soal tentang Ekonomi.
"Ikut ibu ke BK!" ucap guru itu bernama Bu Sisi.
"BK terus buk. Bosan." ucap Nathan. Tapi Nathan di tarik oleh bu Sisi ke ruang Bimbingan Konseling.
"Ada apa buk?" tanya bu Lili selaku guru BK yang sudah bosan juga dengan Nathan.
"Dia berani-beraninya meremehkn saya buk!" ucap Bu Sisi.
"Ya ampun kamu lagi, kamu lagi!" ucap Bu Lili. "Kamu udah semester 4, tapi gak mau beranjak dari SMA ini!" ucap Bu Lili.
"Apa semester 4? Dia kuliah Buk?" tanya Bu Sisi.
"Seharusnya Buk, umurnya memang 17 tahun. Tapi dia sudah dua kali loncat kelas, Bedanya dia tetap di kelas lamanya tapi soal ujiannya di samakan dengan soal ujian kakak kelasnya. Saya udah bilang sama dia gak usah datang kesekolah lagi karna lebih bagus kuliah, tapi dia ngeras pengen seangkatan sama teman-temannya." ucap Bu Lili.
"Emang bisa bu kuliah sambil sekolah?" tanya bu Sisi.
"Bisa aja bu kalau dia mau. Kampusnya kan punya keluarganya, Anggara University. Dan itu kampus terbaik di negara ini kan?" tanya bu Lili. Bu Sisi mengangguk
"Anggara University itu kampus yang lagi nunggu tuan mudanya datang buk." canda Nathan.
"Terserah kamu. Sekarang kamu kembali ke kelas, jangan ganggu guru kamu menerangkan. Ibu tau kamu udah ngulang pelajaran ini di rumah, jadi jangan ganggu mereka." ucap bu Lili. Bu Sisi dan Nathan pun kembali ke kelas. Saat mereka berdua sampai di kelas, Bel istirahat langsung Berbunyi. Semua siswa yang berada di kelas langsung berhamburan keluar.
"Yah istirahat buk, jam pelajaean ibuk kepotong satu jam. Maaf ya buk." ucap Nathan.
"Karna kamu ini!" ucap Bu sisi kesal lalu pergi.
"Hahaha Nathan Anggara di lawan." ucap Nathan.
"Bro Nathan, kena amuk bu Lili lagi kan lu?" tanya Ryan.
"Ya gak lah. Gua kan anak BK kesayangan bu Lili jadi gak di hukum, emang kalian di hukum mulu." ucap Nathan. "Bay The Way mana anak baru tadi?" tanya Nathan.
"Ngapain lu nyari dia?" tanya Dikta.
"Mau gua Bully lah. Sebelum dia pindah sekolah gua gak akan berhenti dan selama dia masih duduk di samping gua, dia akan merasakan kekuatan seorang Nathan Anggara." ucap Nathan.
"Kak Nathan!" panggil Auri.
"Setan penggangu datang lagi!" ucap Nathan kesal.
"Apa?" jawab Nathan.
"Kita berempat ikut kakak ke kantin ya." ucap Auri.
"Gak ada, di kelas aja sana." ucap Nathan.
"Ih Kita mau ikut kak!" ucap Auri.
"Kak Ryan, Kita ikut!" ucap Kyra.
"Ikut? gak ada. Mending main barbie sana!" ucap Ryan.
"Kita udah besar kak masa main Barbie." ucap Kyra
"Bang gua ikut lah." ucap Alister.
"Alister boleh lah. Yang ciwi-ciwi sana." ucap Dikta. Mereka berlima pun meninggalkan Mika, Auri dan Kyra.
"Alister jangan aduin ke Kyra dan Auri atau lu gak abang traktir." ucap Ryan.
"Santai bang. Lagian gua bosan main sama cewe mulu. Di sangka banci." ucap Alister.
"Oke lu boleh main sama kita, tapi rahasiain perbuatan kita dari Kyra, Leta, dan Auri." ucap Dikta.
"Tanpa gua bilang Zio sama Leta bakalan tau sendiri Bang. Secara mereka kan Ketos sama Waketosnya." ucap Alister.
"Lah iya ya. Salah pilih gua, kenapa gua pilih mereka kemarin." ucap Dikta.
"Oh ya Dik, lu bilang tadi lu jomblo kan? Bisa juga lu jomblo rupanya." ucap Ryan.
"Rekor gua, jomblo satu hari. Ni gua mau cari lagi." ucap Dikta.
"Jangan nyakitin cewe mulu. Nanti kena karma." ucap Erland.
"Selagi punya Wajah tampan kenapa gak di manfaatkan?" tanya Dikta.
"Ya gak gitu juga konsepnya. Lu kerja jadi model atau jadi apa lah. Yang penting itu melibatkan wajah lu, bukan malah jadi Playboy bego." ucap Nathan.
"Woi, Vira tuh." ucap Ryan.
"Sama Kak Leta, bang." ucap Alister.
"Gas aja lah." ucap Nathan.
"Woi-woi, hidup gua gimana? Woi!" teriak Dikta tapi tidak di hiraukan oleh ketiga temannya.
"Selamat, saat pulang nanti anda akan masuk neraka." ucap Alister.
•••
Brak!
"Setan nyemplung ke got!" ucap Leta kaget dengan meja yang berbunyi serta bergetar kuat karna pukulan Nathan.
"Kak Nathan ngagetin!" ucap Leta.
"Sengaja!" jawab Nathan. "Lu anak baru kan? Nama lu siapa? Dwivira? Sivira? Silvara?" tanya Nathan.
"Davira." jawab Vira.
"Nah ya itu. Sebagus-bagusnya nama lu tetap gua panggil culun." ucap Nathan.
"Terserah." jawab Vira. Nathan terkejut dengan jawaban dari Vira.
"Lu ngelawan gua culun?" tanya Nathan.
"Ada pepatah mengatakan, jika ada api jangan di balas dengan api tapi balas lah dengan air. Itu yang sedang aku lakukan." ucap Vira masih tenang dan memakan mie ayamnya.
"Lu ngajarin gua? Lu ngajarin seorang Nathan Anggara?" tanya Nathan.
"Jika kamu pintar, makan bantu teman mu yang kesusahan bukan takabbur." ucap Vira.
"Dasar sok suci." ucap Nathan.
"Bukan sok suci, tapi hanya mengingatkan sebagai sesama manusia bukan hewan." ucap Vira.
Boom!
Emosi Nathan meledak! Ia ingin sekali membunuh perempuan ini. Saat tangan Nathan ingin mengebrak meja lagi, Erland menahannya.
"Dia bener, jangan di lawan." ucap Erland.
"Tapi dia udah buat gua di permalukan. Gua Nathan Cavero Anggara!" ucap Nathan marah.
Ryan menyikut Dikta. Dikta pun menoleh kearah Ryan.
"Ni cewe bakalan di habisin sama Nathan. Berani banget dia ngelawan Nathan." ucap Ryan.
"Ntar lagi para fans Nathan pasti nyerang dia juga." balas Dikta.
"Udah cukup! Kak Nathan, kakak mau aku masukkan BK lagi?" tanya Leta sambil melihat mereka berlima dengan tatapan tajam, terlebih lagi Dikta.
Perasaan gua gak enak ni. batin Dikta.
•••Bersambung...
"Udah cukup! Kak Nathan, kakak mau aku masukkin BK lagi?" tanya Leta sambil melihat mereka berlima dengan tatapan tajam, terlebih lagi Dikta.
Perasaan gua gak enak ni. batin Dikta.
"Ikut Leta ke BK!" ucap Leta menarik lengan kekar Nathan. Nathan menatap Leta dengan tatapan tajamnya. Adik dan sahabatnya saja tidak berani menyentuh dirinya, kenapa Leta berani menyentuhnya.
"I'm Nathan Anggara!" ucap Nathan menekankan kata Anggara. Leta langsung melepaskan lengan kekar Nathan dengan lembut.
"Maaf kak gak sengaja." ucap Leta. Nathan menatap tajam kearah Leta, Leta menundukkan wajahnya karna tatapan tajam Nathan yang mengerikan. Tentu tatapan itu terturun dari Ken.
"Lu ikut gua!" ucap Nathan menarik Vira dan membawanya ke taman belakang sekolah.
"Bahaya ni." ucap Dikta menatap Ryan dan Erland. Ryan dan Erland mengangguk.
"Perlu kita susulin?" tanya Erland.
"Dari pada kena semprot mending gua diam aja. Gak ikutan dah gua." ucap Ryan mengangkat kedua tangannya lalu pergi meninggalkan Erland dan Dikta.
"Gua kayaknya gak ikut juga dah." ucap Dikta lari menyusul Ryan.
"Kayaknya emang harus ninggalin mereka berdua." ucap Erland ikut pergi menyusul Ryan dan Dikta.
•••
"Lepasin!" ucap Vira menarik tangannya kasar.
"Culun! Lu harus keluar dari sekolah ini!" ucap Nathan.
"Kenapa? Emang ini sekolah punya kamu?" tanya Vira
"Emang punya gua." jawab Nathan.
"Aku gak percaya!" ucap Vira.
"Nathan Anggara punya semuanya!" ucap Nathan.
"Gini deh tuan muda. Saya gak ada buat masalah dengan tuan muda, kenapa tuan muda menargetkan saya untuk jadi bahan bullying tuan muda?" tanya Vira.
"Karna rambut kepang dan kacamata mu itu merusak pemandangan ku nona Davira terhormat!" jawab Nathan menekankan kata 'pemandangan' dan 'Terhormat'
"Kalau gitu kamu aja yang pindah." ucap Vira.
"Cewe culun! Sekolah ini punya keluarga gua, lu yang pindah lah!" ucap Nathan.
"Punya keluarga kamu? SMA ini SMA negri dan punya pemerintah, bukan SMA swasta yang punya perorangan. Jangan pikir saya bodoh deh tuan muda." ucap Vira pergi. Nathan segera menghadangnya dengan tubuh tinggi miliknya yang membuat kepala Vira terbentur di dada bidang Nathan.
"Siapa yang bilang kalau lu boleh pergi?" tanya Nathan.
"Hidup saya punya saya, jadi suka-suka saya, saya mau ke kelas, saya mau lompat atau saya mu jungkir balik itu hak saya." ucap Vira, lalu pergi dari hadapan Nathan.
"Dasar cewe Songong! Liat aja lu nanti, gua abisin. Kalau lu gak keluar dari sekolah ini, nama gua bukan Nathan Cavero Anggara!" ucap Nathan sambil mengepal kedua tangannya.
•••
"Sepertinya aku juga gak akan lama di sini. Satu karna tekanan tuan muda itu dan kedua karna Ayah." gumam Vira. Ia berjalan di lorong sekolah menuju kelasnya. Tiba-tiba ada yang memegang bahunya.
"Ya?" tanya Vira.
"Anindhita Davira?" tanya perempuan itu.
"Ya ada apa?" tanya Vira.
"Plis jauhin kak Nathan. Kalau kamu mau sekolah di sini jauhin kak Nathan. Soalnya para fans dia udah mulai ngebully kamu. Kalau aku laporkan ke mama sama papa juga gak ada gunanya." ucap perempuan itu yang ternyata adalah Auri.
"Adiknya Nathan?" tanya Vira. Auri mengangguk.
"Kenalin, Aurissa Zeline Anggara, biasa di panggil Auri." ucap Auri.
"Oh, panggil aja aku Vira." jawab Vira. Auri mengangguk.
"Jauhi juga ketiga orang yang berada di dalam gengnya kak Nathan. Jangan lawan kalau mau sekolah di sini." ucap Auri.
"Emang kenapa? Aku cuman mau membela diri, karna memang aku gak salah." jawab Vira.
"Kak Vira dengerin dulu deh. Kak Nathan gak bakalan berhenti sampai kakak frustasi dan pindah sekolah, semua bakalan dia lakuin." ucap Auri.
"Lagian kenapa sih sama penampilan aku? Suka-suka aku lah mau rambut di kepang atau pakai kacamata." ucap Vira. Auri menepuk jidatnya.
"Kakak liat sekeliling, ada gak orang berpenampilan kayak kakak? SMA Galaksi terkenal dengan penampilan yang modis kak. Makanya semua orang culun di depak sama kak Nathan." ucap Auri.
"Emang dia ketua osis?" tanya Vira.
"Ya enggak sih, tapi kak Zio aja bolehin kok, dengn syarat gak ada kekerasan. Nah tau sendiri kak Nathan kalau udah niat banget, segala cara di halalin. Kalau kakak masih mau sekolah di sini, ubah aja penampilannya nanti Auri bantu." ucap Auri.
"Gak deh." ucap Vira berjalan menjauhi Auri.
Ihh Gak mau di bilangin banget sih. Udah jelas-jelas satu sekolah fansnya kak Nathan semua. Udah di ingatin dia lagi masuk kandang singa, tapi gak mau keluar! batin Auri.
•••
"Pasukan Nathan tuh." ucap Ryan.
"Emang ada yang ulang tahun? Segala bawa tepung, telur sama Air lagi. Langsung di oven enak mungkin." ucap Dikta.
"Garing!" ucap Ryan dan Erland bersamaan.
Plak!
Satu bungkus tepung dan semua telur yang mereka bawa di lempar ke satu orang.
"Wah Vira dalam bahaya ni." ucap Dikta. Erland ingin membantu Vira tapi di tahan oleh Dikta dan Ryan.
"Kalau gak mau cari masalah sama Nathan mending diam aja." ucap Ryan.
"Lu tau kan kalau Nathan udah marah, berarti dunia sedang tidak baik." ucap Dikta.
"Kalian siapa?" tanya Vira. "Gak sopan banget ngelempar tepung sama telur ke orang yang lewat!" ucap Vira.
"Kita? Natra Line!" ucap mereka semua yang berisi para siswi di SMA Galaksi.
"Kenapa kalian ngelempar ini?" tanya Vira.
"Karna lo udah berani ngelawan Nathan Anggara!" jawab ketua mereka.
"Emang dia siapa? dia bukan orang tua kalian yang harus kalian hormati." ucap Vira.
"Iya bukan, tapi dia pangeran kami." jawab ketua mereka yang bernama Dasha.
"Pangeran? Dia itu hanya rakyat biasa!" ucap Vira.
Byurr.
"Mandi biar segar!" ucap Dasha menyiramkan satu botol air yang ia bawa.
"Keterlaluan!" ucap Vira.
"Keterlaluan? Lo yang keterlaluan! Dasar jalang!" ucap Dasha melipat kedua tangannya. "Lo gak akan lama di sini. Jika Nathan udah ngeganggu lo, artinya lo harus keluar!" ucap Dasha.
"SMA ini untuk belajar bukan untuk membully! Kenapa kalian tidak mau menghargai satu sama lain?" tanya Vira.
"Karna Lo berbeda dari kita!" ucap Dasha mendorong Vira kuat, sehingga membuatnya terjatuh. Natra Line pun tertawa dan meninggalkan Vira sendiri.
"Ciee dapat notice dari Natra Line. Artinya lu gak di terima di sini." ucap Ryan keluar dari persembunyiannya bersama Erland dan Dikta.
Vira hanya diam, malas menanggapi mereka.
"Udahlah, dari pada mereka ganggu lu terus, mending turutin aja kemauan Nathan. Atau kalau lu gak mau keluar dari sekolah, lu jadi babunya Nathan deh, mayan kan bisa dekat sama tuan muda Anggara." ucap Dikta. Vira berdiri dari duduknya
"Sampai kapan pun aku gak bakal mau keluar dari sekolah ini mau pun jadi babu dari Tuan muda Anggara itu! Ingat karma masih berlaku!" ucap Vira meninggalkan mereka bertiga.
"Kayaknya Nathan harus lawan dia pakai emosi. Udah kita komporin, tapi dia malah ngelawan. Gak mempan sama sekali Men kalau kita panas-panasin." ucap Ryan.
"Kayaknya Nathan perlu bantuan." ucap Dikta.
"Gua suka otak encer lu. Paan tuh?" tanya Ryan. Dikta menarik bahu Ryan agar mendekat kearahnya. Erland hanya diam.
"Yaelah Land, bantuin napa. Nanti kalau dia udah aman sama Nathan, terserah dah mau lu apain. Mau lu kawinin, mau lu nikahin, mau lu pacarin, terserah dah. Yang penting kita bantuin Nathan." ucap Ryan. Erland pun akhirnya mendengarkan rencana Dikta dan akan menolong Dikta dan Ryan.
•••Bersambung...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!